Anda di halaman 1dari 2

erlarangnya berlebih-lebihan dalam mengagungkan orang shalih

1. Di antara dalil yang melarang perbuatan ini adalah firman Allah yang artinya, “Dan
mereka (Kaum Nabi Nuh) berkata, “Jangan kamu sekali-kali meninggalkan
sesembahan-sesembahan kamu dan (terutama) janganlah sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya’quq, maupun Nasr” (QS.
Nuh: 23). Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Ini adalah nama-nama
orang shalih dari kaum Nuh. Ketika mereka meninggal, syetan membisikkan kepada
kaumnya, ‘Buatlah patung-patung di bekas majelis-majelis pertemuan mereka
(sebagai simbol dan untuk mengenang keshalihan mereka), kemudian namailah
patung-patung tersebut dengan nama-nama mereka’. Maka kaumnya
melaksanakannya dan belum menyembah patung-patung tersebut. Ketika mereka
meninggal, dan telah hilang ilmu, maka patung-patung tersebut disembah oleh
generasi setelahnya” (Diriwayatkan oleh Bukhari, hadist no.4920).

Sikap ghuluw (berlebihan) terhadap orang shalih adalah sebab paling awal yang
menjerumuskan anak adam pada perbuatan syirik akbar. Sehingga, tidak selayaknya, kaum
muslimin bermudah-mudahan dan tidak merasa khawatir terhadap perbuatan ini.

Kemudian dalil yang lain adalah hadist dari Umar Bin Khattab radhiyallahu ‘anhu,
bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian memujiku
sebagaimana orang nashrani memuji Isa bin Maryam, aku hanyalah seorang hamba, maka
katakanlah ‘ Hamba Allah dan RasulNya”(HR. Bukhari no 3445).

Hadist di atas menunjukkan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba Allah
yang tidak boleh dipuji secara berlebihan, dengan pujian yang hanya layak ditujukan kepada
Allah, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah rasul Allah yang tidak boleh
didustakan. Nabi saja melarang umatnya untuk bersikap ghuluw kepadanya, sedangkan beliau
adalah manusia yang paling mulia kedudukannya di sisi Allah. Sehingga bersikap ghuluw
kepada orang shalih yang kedudukannya di bawah beliau, tentu lebih layak untuk dilarang.
2. ibn Abbas rodhiallahu 'anhu pernah mengatakan:
‫كنت خلف رسول هللا صلىاهلل عليه وسلم يوما فقال ياغالم إني أعلمك كلم احفظ هللا‬
‫يحفظك احفظ هللا تجده تجاهك إذاسإلت فابأل هللا وإذا استعنت فاستعن باهلل واعلم‬
‫ان األمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إال بشيء قد كتبه هللا لك‬
‫فت‬-‫ولو اجنمعوا على أن يضروك إال بشيء قد كتبه هللا عليك رفعت األقالم وج‬
‫الصحف‬
"Aku pernah di belakang Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, 'Wahai anak
muda, aku akan megnajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan
menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapatiNya di hadapanmu. Jika engkau
meminta, maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah
pertolongan kepada Allah. ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk
memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu,
kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka
berkumpul untuk menimpakan suatu madarat (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan
dapat menimpakan madarat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan
atasmu. pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.'"

Baca Selengkapnya : http://karyafikri.blogspot.com/2016/02/wasiat-rasulullah-kepada-ibnu-


abbas.html#ixzz5wMKUgYVM

Anda mungkin juga menyukai