Anda di halaman 1dari 11

Kapal matikan mesin AIS bikin kabel laut

putus
11:44:04 | 16 Okt 2019
FacebookTwitterWhatsAppLagi...

CEO/Presiden Direktur Triasmitra Group, Titus Dondi

BATAM (IndoTelko) - Tidak disiplinnya nakhoda kapal laut dalam mengoperasikan alat
sistem identifikasi otomatis atau lebih dikenal dengan Automatic Identification System
(AIS) berdampak buruk bagi keberadaan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). "Kami itu
punya sistem yang terintegrasi dengan data AIS, jika mesin AIS ini dimatikan oleh
nakhoda kapal, kita tak bisa keberadaannya sehingga tak bisa menginformasikan kalau
kapalnya sedang ada di atas SKKL. Ujungnya SKKL putus atau kena jangkar kapal," keluh
CEO/Presiden Direktur Triasmitra Group, Titus Dondi dalam acara Sosialisasi
Pengamanan SKKL Wilayah Kepulauan Riau dan Batam di Batam, kemarin. Titus
menambahkan, faktor lain yang memicu kabel laut putus di perairan karena banyak kapal
laut parkir tak pada tempat ditentukan. "Parkir kapal laut itu sudah ada lokasinya, tak bisa
sembarangan. Tata letak laut itu ada aturan mainnya. Kalau tak dipatuhi, korban lagi kabel
laut," keluhnya Dijelaskannya, kerusakan SKKL menimbulkan biaya yang besar untuk
pemulihan, dan bisa mengganggu koneksi jaringan internet di wilayah Kepulauan Riau
maupun jaringan internet secara nasional karena Kepulauan Riau khususnya Batam saat
ini masih menjadi gerbang koneksi internet Indonesia dengan jaringan luar
negeri.Diingatkannya, pengrusakan SKKL oleh aktivitas kapal juga dapat diproses secara
hukum. Undang Undang yang berlaku secara umum yaitu KUHP dan KUHAP diperkuat
dengan Undang Undang Telekomunikasi menyebutkan tentang konsekuensi hukum bagi
pihak yang menyebabkan gangguan atau kerusakan perangkat telekomunika si termasuk
SKKL yang merupakan tulang punggung bagi telekomunikasi. Triasmitra selama ini
mengoperasikan SKKL Jakarta-Surabaya atau Jayabaya Cable System, Jakarta – Bangka
– Batam – Singapura (B2JS) Cable System, Surabaya – Denpasar Cable System (SDCS),
Ultimate Java Backbone (UJB), dan DAMAI Cable System. Kemenhub Secara terpisah,
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Balai Teknologi Keselamatan
Pelayaran (BTKP) melakukan pengujian AIS dalam rangka memastikan dan membuktikan
alat sudah sesuai spesifikasi teknis dan sesuai standar sebelum dipasarkan. "Hari ini kami
melaksanakan uji fungsi secara keseluruhan dan memastikan kesesuaian hasil uji
laboratorium sesuai dengan kondisi real di lapangan yang dilaksanakan di atas kapal KN.
Mitra Utama milik BTKP dengan wilayah pelayaran dari Dermaga BTKP sampai buoy
terluar," ujar Pelaksana Tugas Kantor Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran (BTKP)
Erika Marpaung dalam keterangan kemarin. Erika mengatakan bahwa uji fungsi tersebut
merupakan rangkaian pengujian lanjutan yang sebelumnya telah dilaksanakan pengujian

Current Issue Subdis Intelmar


terhadap AIS _Transceiver_ Kelas B dari beberapa merk sebagai proses pengujian
dengan kesesuaian terhadap IEC 00287-1 ITU-R. "Hari ini produk yang diuji antara lain
produk dalam negeri 1 unit dan produk impor 6 unit," ungkap Erika. Sesuai KM 67 Tahun
2002 kantor BTKP memiliki tugas utama untuk memastikan alat -alat keselamatan
pelayaran melalui pengujian lapangan serta melalui laboratorium guna mendapatkan
sertifikat sebelum dipasarkan dan ada beberapa produk AIS yang didatangkan dari luar
negeri wajib mendapatkan approval atau persetujuan dari BTKP. Adapun kewajiban
penerapan AIS dilakukan setelah terbitnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 7
Tahun 2019 tentang Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis yang bertujuan
meningkatkan fungsi layanan telekomunikasi pelayaran terkait aspek keselamatan
berlayar. Dalam PM 7 Tahun 2019 tersebut mengatur tentang pemasangan dan
pengaktifan AIS bagi kapal berbendera Indonesia, termasuk pengawasan pengaktifan AIS
yang rencananya berlaku secara efektif pada tanggal 20 Agustus 2019. Selain itu,
pengujian AIS Kelas B ini didasarkan juga pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Laut Nomor HTI. 205/8/5/DJPL-2019 tentang Pemberlakuan SOP Pengujian AIS class B
yang ditetapkan di Jakarta tanggal 27 Agustus 2019. "Dengan diadakannya kegiatan ini,
maka kami himbau agar seluruh alat keselamatan pelayaran (LSA dan FFA) seperti life
boat, liferaft, co2 fixed system, portable fire extinguisher dan seluruh peralatan
keselamatan pelayaran lainnya yang ada di atas dapat diuji melalui type approval oleh
Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Ditjen Perhubungan Laut," tutup Erika.

Current Issue Subdis Intelmar


Gunakankan Alat Tangkap Ilegal, Kapal Asal
Sibolga Ditangakap Panglima Laut
17/10/2019

Ilustrasi.

SINGKIL – Realitasonline | Panglima laut Gosong Telaga selatan dibantu personil Polsek Singkil
Utara menangkap dua unit kapal saat melakukan aksinya mengunakan koperesor asal Sibolga
Sumatera Utara diperairan antara Pulau Birahan dan Mangki Kecaman Singkil Utara Kabupaten
Aceh Singkil, kemarin. Sayangnya, meski sempat mengamankan surat- surat, satu unit kapal Km
Berkat Tello no lambung 09/GT.8. No.8/SSI berhasil kabur saat petugas mencoba
mengamankan 1 unit kapal lainnya. Selain menggunakan alat tangkap ilegal kapal itu juga hanya
memiliki izin dari Gubernur Sumut, namun mereka beroperasi di perairan Aceh. Panglima laut
Gosong Telaka Selatan, Maswarddin Daeli mengtakan sekain kapal penyelam koperesor yang
biasa berburu teripang di perairan Aceh Singkil juga sering diganggu kapal pukat harimau,
katanya. Sementara itu Chazali, Kabid Pengelolaan Sumber Daya Perikanan menjelaskan
karena yang menangkap panglima laut maka prosesnya akan mengedepankan hukum adat.
Saat ini 1 unit kapal KM Berkat Tello 15 GT.8.NO.8 SSi/Koperesor, selang, dan sejumlah alat
tangkap ilegal. Aminuddin tekong bersama 4 anak buah kapal diamankan di Dinas Kelautan
Perikanan Aceh Singkil, menunggu jalannya hukum adat setempat

Current Issue Subdis Intelmar


5 Pria Gorontalo Kedapatan Bom Ikan di
Perairan Parigi Moutong
Rabu, 16 Oktober 2019 21:38

TRIBUNPALU.COM/Muhakir Tamrin

TRIBUNPALU.COM, PALU -- Sebanyak 5 pria asal Desa Torsiaji Laut, Kecamatan Popayato,
Kabupaten Puhoato, Provinsi Gorontalo, kedapatan mengebom ikan di Perairan
Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Sebagaimana Laporan Polisi
No.LP/305/X/2019/Ditpolair tanggal 12 Oktober 2019, yang disampaikan Direktur Polisi Perairan
Polda Sulteng, Kombes Pol Indra Rathana, Rabu (16/10/2019) siang. Ke-5 orang terduga pelaku
tersebut ditangkap diperairan Maloang, yakni sekitar 7 mil laut dari Desa Sibatang, Kecamatan
Taopa, Kabupaten Parimo. Ke-5 orang itu bernama IT alias papa Moni, S alias Lidam Borman, IN
alias papa Assila, DN, dan YT. Sebelumnya kata Indra, pihaknya mendapat informasi bahwa ada
kegiatan pengeboman ikan di wilayah Desa Sibatang. Pada 11 Oktober 2019, tim Dit Polair
Polda Sulteng menuju desa tersebut. Setibanya di Desa Sibatang petugas melakukan
wawancara bersama nelayan setempat. Tim mendapat informasi bahwa ada pelaku destruktif
fishing (bom ikan) yang melakukan kegiatannya pada waktu sore sampai malam hari dan di pagi
hari. Mendengar informasi modus para pelaku destruktif fishing tersebut, pada Sabtu tanggal 12
Oktober 2019 sekitar pukul 05.30 Wita, petugas turun melaut menggunakan perahu batang
bermesin untuk melakukan penyelidikan. Di perairan Maloang, petugas melihat ada perahu
datang yang diduga sedang melakukan destruktif fishing. Hal tersebut ditandai dengan bunyi
gemuruh disertai dengan percikan air ke udara dan disusul lagi bunyi bom kedua kali.
Selanjutnya petugas melihat 2 orang turun menyelam ke laut. "Setelah mendekat ke perahu
pelaku, petugas memberikan tembakan peringatan ke udara dan memerintahkan kepada para
pelaku untuk segera turun dari perahunya ke laut," jelas Indra.
Polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa, 1 unit perahu batang 13 meter, 1 unit Mesin
Yamaha 40 Pk, 1 unit kompresor, 2 Selang untuk menyelam masing panjang 60 meter.
Serta 3 buah dakor, 3 buah sepatu katak dan 3 buah kacamata selam, 2 buah sibu-sibu
pengumpul ikan, 4 kotak Gabus Ikan, 1 buah aki motor 12 fuul, kabel kembar hitam merah
panjang 50 meter, dan patahan anti nyamuk, 3 kotak korek api dan 1 gulung benang. Selain itu
juga diamankan 12 botol bir bom ikan yang sudah diracik, 9 botol jenis Coca C Bom ikan sudah
diracik. Ada 1 botol plastik merek LR berisikan serbuk pupuk cap M yang belum diracik, 1 botol
minuman merek PS berisi serbuk pupuk dan 1 botol plastik berisikan serbuk Korek api. Serta
ikan jenis Lolosi hasil bom ikan sebanyak 4 kg dan ikan terpal atau ikan pogo sebanyak 1 Kg.
Kelima orang tersebut disangkakan Pasal 84 ayat 1 dan Pasal 100 B Jo Pasal 8 ayat 1 Undang-
Undang RI nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang RI nomor 31 tahun
2004 tentang perikanan.

Current Issue Subdis Intelmar


Bakamla RI Libatkan Kementerian/Lembaga
Bahas Blueprint Kebijakan Pengamanan
Laut Indonesia

Bakamla RI menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) kedua guna membahas blue print kebijakan pengamanan laut
Indonesia yang melibatkan kementerian/lembaga

Detiknews.id, – Bakamla RI menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) kedua guna membahas
blue print kebijakan pengamanan laut Indonesia yang melibatkan kementerian/lembaga di Aula
Mabes Bakamla RI, Jl. Proklamasi No. 56, Menteng, Jakarta Pusat (16/10/19). Kepala Bakamla
RI Laksdya Bakamla A. Taufiq R, membuka langsung acara Rakernis kedua dalam Penyusunan
Blueprint Kebijakan Pengamanan Laut Indonesia. Kepala Bakamla mengatakan bahwa dalam
upaya penegakan hukum di wilayah Indonesia secara efektif ada beberapa tantangan yang kita
hadapi. Pertama adalah posisi dan konstelasi geografis Indonesia. Kedua adalah posisi
Indonesia yang terletak di dua benua, dua samudera, dan kurang lebih 70.000 kapal yang
melintasi setiap tahun di perairan Indonesia kemudian terdapat empat choke point dari sembilan
didunia. “Tantangan ketiga adalah tentang kewajiban UNCLOS yaitu terkait dengan ALKI, kita
harus menjamin tiga jalur ALKI aman untuk digunakan,” terang Laksdya Taufiq. Dikatakannya
pula, tugas yang diamanatkan Presiden pada dasarnya Bakamla melaksanakan Patroli
keamanan dan keselamatan laut di seluruh perairan Indonesia dan Yuridiksi Indonesia. Jadi tidak
hanya di wilayah kedaulatan tapi diseluruh Yuridiksi sehingga Bakamla adalah institusi
operasional. Didalam tugas dan fungsi berikutnya adalah menyusun kebijakan nasional tentang
keamanan dan keselamatan laut di wilayah perairan Indonesia dan wilayah perairan yuridiksi
Indonesia,” Jelas Laksdya Taufiq. Didalam rapat kabinet ditegaskan bahwa Bakamla
melaksanakan fungsi Coast Guard di Indonesia. Kalau berbicara Coast Guard maka secara
universal mempunyai tiga fungsi yaitu Maritime Security, Maritime Safety dan Defense inward
time dibawah Navy. Oleh karena itu Coast Guard merupakan suatu keniscayaan dengan tatanan
dunia sekarang ini sehingga penegakan hukum disinergikan oleh Bakamla. Tetapi kita tahu
bahwa UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan tidak menegasikan undang-undang yang lain
sehingga undang-undang lain masih berlaku. Hal tersebut bukan menjadi masalah, yang penting
adalah bagaimana kita melaksanakan dilapangan bisa bersinergi tanpa harus berkutat atau
berdiskusi tentang undang-undang itu karena hal tersebut bukan tataran kita, tataran kita adalah
operasional. Ditegaskan pula, pelaksanaan operasional di lapangan gunakanlah asas OMSP
yaitu Unity of Effort (kesatuan usaha) dan legitimacy (dasar hukum kewenangan). Inilah
sebetulnya yang menjadikan dasar bagaimana kita bisa bersinergi. Acara Rakernis ini
menghadirkan sembilan narasumber dari kementerian/lembaga negara, yakni Kolonel Laut (P)
Sawa, S.E., M.M., (Paban II Operasi Sopsal TNI AL), Dewo Broto (Direktur Pertahanan
Keamanan, BPPN), Narendra Jatma, S.H., LLM (Plh. Direktur Keamanan Negara Ketertiban
Umum dan Tindak Pidana Umum Lainnya, Kejaksaan Agung), Untung Purwoko, S.E., (Kasubdit
Current Issue Subdis Intelmar
Patroli Laut, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai), Mukti W (Direktur 74, BIN), Drs. Ersiwo
Zaimaru, S.H.,M.H., (Direktur Hukum, BNN), A Harry Lesmana (Kasi TPI Laut, Direktorat
Jenderal Imigrasi), Drs. Ahmed Wijaya, (Asdep 3/V Kamtibmas, Kemenkopolhukam), Kombes
Bambang Irianto (Korps Kepolisian Perairan dan Udara, Baharkam Polri). Bertindak sebagai
moderator pada acara yang diikuti puluhan peserta yaitu Kasubdit kerjasama Dalam Negeri
Kolonel Bakamla Elli Susiyanti,S.H.,M.H,.M.M. Peserta Rakernis terdiri dari TNI AL, Polair, Bea
Cukai, Basarnas, KKP, Hubla, Kejaksaan, Hubla, PSDKP dan Kemenkopolhukam.

Current Issue Subdis Intelmar


Trio AS-Saudi-Israel Dituding Dalang
Serangan Tanker Iran
Rabu, 16 Oktober 2019 - 21:10 WIB
loading...

Terlihat kerusakan pada kapal tanker minyak Sabiti milik Iran yang berlayar di Laut Merah. Foto/Istimewa

TEHERAN - Seorang anggota parlemen Iran mengatakan bahwa rekaman membuktikan


serangan terhadap kapal tanker Iran di Laut Merah dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), Israel
dan Arab Saudi. Anggota Komisi Keamanan Luar Negeri dan Kebijakan Luar Negeri parlemen
Iran, Abolfazl Hassanbeigi mengatakan, bukti itu akan dibawa ke PBB dan Dewan Keamanan
sehingga negara-negara di balik serangan teroris ini akan membayar tindakan mereka. “Arab
Saudi dan AS berusaha menyalahkan ISIS (Negara Islam) atau Taliban atas serangan itu, tetapi
dokumen tersebut menepis anggapan tersebut karena tidak ada teroris ISIL atau Taliban yang
hadir di Laut Merah," ujarnya. "Namun, ISIS dan Taliban diciptakan dan disponsori oleh Arab
Saudi dan rezim Israel," imbuhnya seperti dikutip dari Haaretz, Rabu (16/10/2019). Sebelumnya
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan bahwa serangan terhadap Iran adalah tindakan
canggih yang disponsori negara Pada hari Jumat pekan lalu, televisi pemerintah Iran
mengatakan sebuah tanker minyak milik Iran terkena dua rudal di pelabuhan Saudi, Jeddah.
Kapal tanker itu terbakar, menghancurkan dua gudang yang menyebabkan kebocoran minyak ke
Laut Merah, sekitar 60 mil (96 km) dari Jeddah. Ketegangan sudah tinggi di daerah pengiriman
Laut Merah, yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Mediterania melalui Terusan Suez.
Kondisi ini mengikuti serangan pada instalasi minyak utama Saudi pada bulan September dan
serangan terhadap tanker di wilayah Teluk pada bulan Mei dan Juni. Amerika Serikat
menyalahkan Iran, yang menyangkal peran apa pun dalam serangan itu.

Current Issue Subdis Intelmar


Trump: Konflik Suriah-Turki Bukan Masalah
AS, Kurdi Bukan Malaikat
Kamis, 17 Oktober 2019 - 01:09 WIB
loading...

Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto/REUTERS/Carlos Barria

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump tak ingin ambil pusing
dengan konflik di Suriah yang kini mulai melibatkan pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad
dengan pasukan Turki. Dia juga menegaskan bahwa Kurdi Suriah bukan malaikat meski berjasa
dalam memerangi kelompok Islamic State atau ISIS. Turki telah menginvasi pasukan Kurdi di
Suriah timur laut sejak pekan lalu setelah Trump memutuskan untuk menarikan pasukan AS dari
wilayah tersebut. Dalam perkembangannya rezim Suriah membuat kesepakatan dengan
pasukan Kurdi, di mana pasukan Assad dikerahkan ke wilayah Suriah timur laut untuk
menghentikan invasi Ankara. Situasi itu membuat pasukan Damaskus dan Ankara berpotensi
konflik militer setiap saat. "Jika Turki masuk ke Suriah, itu antara Turki dan Suriah. Itu bukan
masalah kita (AS)," kata Trump pada hari Rabu waktu Washington.
"Jika Suriah ingin berjuang untuk merebut kembali tanah mereka, itu terserah mereka dan Turki,"
ujarnya. Suriah mungkin memiliki bantuan Rusia dan itu bagus," imbuh Trump, seperti
dikutip Sputniknews, Kamis (17/10/2019). Komentar Trump itu muncul saat menjawab
pertanyaan wartawan di Gedung Putih saat sesi foto bersama dengan Presiden Italia Sergio
Mattarella. "Suriah dan Turki bisa bertarung...Mereka punya banyak pasir di sana. Ada banyak
pasir yang bisa mereka mainkan," kata Trump. Ditanya tentang milisi Kurdi yang telah bersekutu
dengan AS dalam melawan ISIS, Trump mengatakan mereka akan baik-baik saja karena Kurdi
tahu cara berperang. "Ngomong-ngomong, mereka bukan malaikat," ujarnya. Trump
menambahkan, Wakil Presiden Mike Pence dan Menteri Luar Negeri Michael Pompeo yang
berada di Oval Office bersiap berkunjung ke Turki. Pence dan Pompeo diperkirakan akan
menekan Presiden Recep Tayyip Erdogan agar menghentikan invasi yang diberi nama
"Operation Peace Spring" tersebut.

Current Issue Subdis Intelmar


China: AS Kembali ke Mentalitas Perang
Dingin, Berisiko Perang Nuklir
Kamis, 17 Oktober 2019 - 03:28 WIB
views: 1.682

Amerika Serikat menguji coba rudal jelajah berbasis darat di California. Foto/REUTERS/Lucy Nicholson

SHENZHEN - Pemerintah China menyalahkan serentetan perilaku Amerika Serikat (AS) yang
dianggap kembali ke mentalitas Perang Dingin. Menurut Beijing, perilaku Washington mengikis
stabilitas global yang mengarah pada perlombaan senjata dan berisiko menjadi perang nuklir.
Kritik keras Beijing terhadap Washington disampaikan oleh Direktur Jenderal Departemen
Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri China Fu Cong dalam pidato pembukaan
Seminar PIIC Beijing ke-16 tentang Keamanan Internasional yang diselenggarakan di Shenzhen,
Rabu (16/10/2019). Seminar diselenggarakan oleh Asosiasi dan Perlucutan Senjata China
(CACDA), Program Ilmu Pengetahuan dan Studi Keamanan Nasional (PSNSS), dan Prakarsa
Ancaman Nuklir (NTI). Para ahli dan pakar dari China, AS, Rusia, AS, Jerman, Italia, Belgia,
Jepang, Korea Selatan, Mongolia, dan negara lain berpartisipasi dalam seminar ini. Beijing, kata
Fu Cong, menyerukan semua pihak untuk menjaga stabilitas strategis global dan mengurangi
risiko konflik nuklir. Menurutnya, situasi keamanan strategis global telah memburuk secara
dramatis selama beberapa tahun terakhir. Unilateralisme dan hegemonisme meningkat dalam
hubungan internasional, yang menimbulkan ancaman besar terhadap tatanan internasional
berdasarkan hukum internasional. "Kembali ke mentalitas Perang Dingin, AS telah menarik diri
dari atau mengundurkan diri dari sejumlah perjanjian pengendalian senjata multilateral, dengan
tujuan mencari superioritas militer yang unilateral dan luar biasa," kata Fu Cong, yang
dikutip SINDOnews.com, dari situs resmi Kementerian Luar Negeri China, Kamis (17/10/2019).
Menurutnya, rasa saling percaya dan kerja sama antara kekuatan-kekuatan besar telah sangat
terkikis. "Stabilitas strategis global sedang dirusak secara serius, norma-norma internasional dan
rezim multilateral berada di bawah tekanan yang parah, dan defisit tata kelola keamanan global
menjadi lebih menonjol," paparnya. Fu Cong menekankan bahwa berlanjutnya erosi stabilitas
strategis global yang tak terelakkan akan mengarah pada kambuhnya perlombaan senjata nuklir.
"Dan risiko konflik nuklir akan meningkat," katanya. "Semua negara yang memiliki senjata nuklir
harus mengambil tindakan untuk mengurangi peran senjata nuklir dalam doktrin keamanan
nasional mereka. Negara-negara yang memiliki senjata nuklir harus memberikan jaminan
keamanan tanpa syarat dan tidak ambigu kepada negara-negara yang tidak memiliki senjata
nuklir," paparnya. Dia mendesak setiap negara untuk menahan diri dalam membangun dan
menggunakan kemampuan strategis. "Perlucutan nuklir harus dilakukan dengan cara yang
masuk akal dan pragmatis. Negara-negara yang memiliki senjata nuklir harus meningkatkan
dialog tentang doktrin dan strategi nuklir," imbuh dia.Masalah non-proliferasi nuklir, sambung dia,
harus diselesaikan melalui cara politik dan diplomatik. Tantangan yang diciptakan oleh teknologi
yang muncul harus ditangani dengan benar. Lebih lanjut, Fu Cong menyampaikan penyesalan
China yang mendalam atas penarikan diri AS dari Perjanjian INF. Menurut pandangan China,

Current Issue Subdis Intelmar


penarikan diri AS akan memiliki dampak negatif langsung pada stabilitas strategis global, pada
perdamaian dan keamanan di kawasan Eropa dan Asia-Pasifik, serta rezim kendali senjata
internasional. "Fakta bahwa AS telah melakukan uji coba rudal jelajah jarak menengah berbasis
darat kurang dari tiga minggu setelah penarikannya dari perjanjian itu menunjukkan bahwa
penarikannya dimaksudkan untuk membebaskan tangannya dalam mengembangkan
persenjataan canggih guna mencari keuntungan militer sepihak. China dengan tegas menentang
penyebaran misil jarak menengah berbasis darat AS di kawasan Asia-Pasifik," katanya. "Rudal
AS, jika dikerahkan di wilayah itu akan hampir di ambang pintu China. Jika itu terjadi, China tidak
akan punya pilihan selain mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
mempertahankan keamanan nasionalnya."

Current Issue Subdis Intelmar


Rusia Tahan 3 Diplomat AS di Dekat Situs
Militer Rahasia
Kamis, 17 Oktober 2019 - 03:53 WIB
views: 2.178

Peta kawasan situs militer rahasia Rusia di Severodvinsk, tempat tiga diplomat Amerika Serikat ditahan.
Foto/Bing/Fox News

MOSKOW - Pihak berwenang Rusia menahan tiga diplomat Amerika Serikat (AS) di dekat
sebuah situs militer rahasia, tempat insiden nuklir terjadi Agustus lalu. Ketiga diplomat itu sedang
dalam perjalanan resmi dan tiba-tiba dikeluarkan dari kereta api sebelum akhirnya ditahan.
Kantor berita Interfax melaporkan ketiga diplomat AS dikeluarkan dari kereta api pada hari Senin
ketika tiba di Severodvinsk, sebuah kota dengan 183.000 penduduk. Departemen Luar Negeri
AS mengonfirmasi kepada Fox News, Kamis (17/10/2019), bahwa para diplomat yang ditahan
sejatinya perjalanan resmi setelah mengajukan izin kunjungan ke Kementerian Pertahanan
Rusia. "Para diplomat Amerika melakukan perjalanan resmi dan telah memberi tahu pihak
berwenang Rusia tentang perjalanan mereka," kata Departemen Luar Negeri melalui seorang
juru bicara kepada Fox News. Laporan versi media Rusia, REN-TV, ketiga orang Amerika itu
tidak menunjukkan dokumen untuk tinggal di Severodvinsk. Mereka ditahan setelah pihak
berwenang Rusia melakukan pemeriksaan penumpang kereta ketika tiba di kota tersebut.
Laporan lain dari Interfax menyebutkan para diplomat AS telah dilepaskan, tetapi dianggap telah
melanggar hukum Rusia. Pejabat Moskow belum merilis informasi tambahan apa pun tentang
penahanan dan pembebasan ketiga diplomat Washington. Kota pelabuhan Severodvinsk terletak
di dekat jarak tembak militer di Nyonoksa, di wilayah Arkhangelsk, Rusia utara. Pada 8 Agustus
lalu, lima ahli nuklir Rusia tewas selama uji mesin roket di dekat Laut Putih. Kementerian
Pertahanan Rusia awalnya mengatakan ledakan itu menewaskan dua orang dan melukai enam
orang, tetapi badan nuklir Rusia, Rosatom, mengungkapkan bahwa ledakan itu menewaskan
lima pekerjanya dan melukai tiga lainnya. Rosatom mengatakan ledakan itu terjadi ketika para
insinyur menguji sumber daya isotop nuklir untuk sebuah roket. Ledakan itu menyebabkan para
korban terlempar ke laut.

Current Issue Subdis Intelmar

Anda mungkin juga menyukai