Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI

GAWAT DARURAT RSIA KEMANG


MEDICAL CARE

RSIA KEMANG MEDICAL CARE

JL. AMPERA RAYA NO 34 JAKARTA SELATAN 12550

Telp (021) 27545454, 27545400 Fax (021) 78843548

Email : info@kemangmedicalcare.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang cepat dan
tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah
terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan pelayanan gawat darurat ditujukan untuk
menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam
keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan peningkatan
pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama perjalanan ke rumah
sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu dibuat standar pelayanan yang
merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke
pasien pada umumnya dan pasien IGD RSIA Kemang Medical care khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat di IGD RSIA
Kemang Medical Care harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat RSIA Kemang Medical
care.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Sebagai dasar dalam pembuatankebijakan bagi unit kerja Unit Gawat Darurat dalam memberi
pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Ibu Anak Kemang Medical Care
2. Tujuan Khusus
a. Memudahkan bagi pemberi jasa Instalasi Gawat Darurat dalam memberikan pelayanan
kegawatdaruratan yang profesional
b. Setiap memberikan pelayanan Instalasi Gawat Darurat dapat bekerja berdasarkan
Visi,Misi,Falsafah dan tujuan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Ibu Anak Kemang
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
a. Kepemimpinan & Organisasi
b. Administrasi
c. Biaya Pelayanan
d. Pelayanan Pasien Gawat Darurat
e. Triage IGD
f. Observasi Pasien
g. Rujukan Pasien
h. Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan untuk Life Saving
i. Batasan Tindakan Medis Dokter Jaga
j. Dokter Konsulen

Pedoman Pelayanan IGD Hal 1


k. Keselamatan Pasien
l. Kesiap-siagaan IGD dalam menanggulangi musibah masal
m. Penanggulangan Bencana
n. Pengelolaan Fasilitas
o. Rekam Medis
p. Antisepsis dan Pengendalian Infeksi Nasokomial
q. Perlindungan Diri dari HIV
r. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
s. Biaya Pelayanan
t. Penanganan Limbah
u. Pengelolaan Ambulan
v. Pendidikan dan Pelatihan BLS

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Kepemimpinan & Organisasi
a. Direktur bertanggung jawab menetapkan kebijakan pelayanan di IGD RSIA Kemang Medical
Care;
b. IGD RSIA Kemang Medical care dikepalai oleh seorang Dokter Umum yang bertanggung jawab
kepada Manajer Medik;
c. Kepala IGD bertanggung jawab pelaksanaan serta mengevaluasi kegiatan pelayanan di IGD;
d. Organisasi pelayanan IGD mengacu kepada SK Direktur mengenai Struktur Organisasi.
2. Administrasi
a. Registrasi pasien (registrasi pasien baru, registrasi pasien lama)
b. Input transaksi tindakan medis dan keperawatan
c. Surat keterangan sakit
d. Pengisian formulir diagnosa
e. Pengisian formulir asuransi
3. Biaya Pelayanan
Biaya pelayanan sesuai dengan tarif yang berlaku di RSIA Kemang Medical Care.
4. Pelayanan Pasien Instalasi Gawat Darurat
a. Pasien gawat darurat (true emergency) adalah pasien yang datang ke IGD RSIA Kemang
Medical Care dalam keadaan gawat darurat, gawat, atau darurat;
b. Pasien tidak gawat darurat (false emergency) adalah pasien yang masuk ke IGD dengan
keluhan gawat darurat, dan setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak masuk ke dalam
kondisi gawat darurat;
c. Pasien Instalasi gawat darurat harus mendapatkan prioritas pelayanan yang cepat dan tepat
berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya;
d. Pelayanan pasien yang tergolong tidak gawat darurat dilayani seperti biasa;
e. Kriteria pasien gawat darurat:
1) Pasien yang dalam mengancam nyawa/kegagalan fungsi organ,
2) Pasien dalam kondisi darurat yang perlu evaluasi secara menyeluruh dan ditangani oleh
dokter untuk stabilisasi, diagnosis dan terapi definitif, yang berpotensi kehilangan
nyawa/kegagalan fungsi organ bila tidak segera ditangani.
3) Untuk pasien yang tidak gawat darurat tetap ditangani di IGD setelah memprioritaskan
penanganan pasien gawat darurat.
5. Triage IGD
a. Triage adalah suatu sistem untuk menyeleksi problem pasien yang datang ke Unit Gawat
Darurat sesuai dengan skala prioritas kegawatdaruratanya.

Pedoman Pelayanan IGD Hal 2


b. Semua pasien yang datang ke IGD harus melalui Petugas Triage;
c. Triage officer adalah petugas yang bertanggung jawab melakukan triage pasien yang datan ke
IGD.
d. Triage dilakukan oleh perawat IGD yang telah dilatih untuk menyeleksi pasien sesuai dengan
prioritas kegawatdaruratannya;
e. Klasifikasi pasien berdasarkan kasus kegawatdaruratan nya sebagai berikut :
1) Gawat darurat (merah) : penilaian dan terapi segera secara simultan
2) Gawat tidak darurat (kuning) : penilaian dan terapi dalam waktu ≤ 10 menit
3) Tidak gawat tidak darurat (hijau) : penilaian dan terapi dalam waktu ≤ 30 menit
4) Meninggal (Hitam) : Pasien di bawa ke kamar jenazah.
E. Pelayanan IGD
1. Observasi pasien IGD
Salah satu pelayanan yang dilakukan kepada pasien IGD adalah pelayanan observasi pasien, yang
dilakukan di ruang IGD sesuai dengan kondisi pasien,setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter
jaga IGD.
Observasi dilakukan oleh perawat IGD setelah dokter selesai melakukan pemeriksaan kepada
pasien, dan hasil pemeriksaan mengindikasikan pasien untuk dilakukan observasi.Adapun minimal
observasi adalah 3jam dan Maximal adalah 6 Jam.
Kriteria pasien yang harus dilakukan observasi adalah :
a. Pasien dehidrasi
Tujuan dilakukan observasi untuk mengembalikan cairan yang hilang, sehingga dengan
rehidrasi (pemberian cairan) kondisi pasien akan membaik dan tanda-tanda dehidrasi
berkurang atau hilang
b. Pasien Nyeri
Tujuan dilakukan observasi untuk memberikan obat-obatan nyeri sehingga keluhan yang
dialami pasien dengan pemberian obat selama observasi akan berkurang atau hilang.
c. Pasien sesak
Tujuan dilakukan observasi adalah untuk memberikan therapi dan mengembalikan kondisi
oksigenasi yang baik dan mengurangi keluhan yang dialami pasien.
2. Rawat Inap
Salah satu tindak lanjut pasien IGD setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga adalah rawat
inap. Tindakan rawat inap dilakukan apabila setelah pasien dilakukan pemeriksaan ditemukan hasil
yang mengindikasikan pasien tersebut harus dilakukan rawat inap.
Kriteria pasien dilakukan rawat inap adalah :
a. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi,
EKG) hasilnya menunjukkan harus dilakukan tindakan atau pemberian terapi lanjutan.
b. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pemberian terapi awal masih
menunjukkan belum ada tanda perbaikan.
c. Setelah dilakukan pemberian terapi dan observasi selama tiga jam
tanda- tanda yang menjadi keluhan pasien saat datang tidak ada perubahan sehingga harus
dilakukan tindakan dan pemberian terapi lanjutan.
3. Rujukan Pasien
a. Indikasi rujukan ke unit lain dalam RSIA Kemang medical care :
 Kasus tak mampu ditangani di IGD
 Atas saran dokter spesialis/dokter konsultan
 Untuk pengamatan lebih lanjut
b. Indikasi rujukan ke RS lain
 Tidak ada tempat kosong untuk rawat inap

Pedoman Pelayanan IGD Hal 3


 Kasus tak mampu ditangani di RSIA Kemang Medical care karena keterbatasan alat medis
dan tenaga ahli
 Atas permintaan pasien/keluarga/pihak ketiga.
c. Jika pasien mempunyai risiko perburukan selama rujukan ke RS lain maka wajib merujuk
menggunakan kendaraan ambulan dan didampingi oleh perawat;
d. Untuk rujuk pasien yang menggunakan kendaraan rumah sakit harus didampingi oleh perawat;
e. Untuk pasien yang menggunakan kendaraan sendiri dan tidak disertai alat medis tidak harus
didampingi perawat.
4. Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan untuk Life Saving
a. Sesuai dengan fungsinya, Unit Gawat Darurat harus menyediakan obat dan alat untuk life
saving;
b. Tempat obat dan alat untuk life saving harus mudah dijangkau dan diketahui oleh semua
petugas jaga IGD;
c. Untuk menjaga kelancaran tersedianya obat dan alat life saving, maka penggunaan obat dan
alat tersebut harus benar-benar sesuai dengan indikasi penyakit;
d. Pengadaan obat dan alat untuk life saving mengikuti prosedur pengadaan obat dan alat yang
berlaku;
e. Dalam situasi dan kondisi yang darurat, pengadaan alat dan obat dapat menggunakan
prosedur darurat yang ada.
5. Batasan Tindakan Medis Dokter Jaga
a. Dokter jaga IGD boleh melakukan tindakan medis untuk :
1) Resusitasi Jantung Paru (RJP)
2) Cross incisi
3) Ekstraksi kuku
4) Explore corpal mata, THT
5) Pasang DK
6) Irigasi mata
7) Elastic Bandage
8) Lavement
9) Heating ringan s/d sedang
10) Sirkumsisi
11) Reposisi dislokasi sendi
12) Vena seksi
13) Minor Surgery ringan
14) Pasang Gips
15) Pasang ransel verband
16) Debridemant pro operasi
17) Debridemant combustio
18) Bilas lambung
19) Explorasi peluru (ringan)
20) Spalk
21) Pasang infuse
b. Semua tindakan medis selain yang tersebut diatas harus dengan persetujuan dokter spesialis
terkait;
c. Tindakan medis yang seharusnya dilaksanakan oleh dokter jaga IGD dapat dilimpahkan kepada
perawat IGD yang diatur dengan Surat Keputusan Direktur;
d. Dokter jaga IGD tidak boleh melakukan tindakan operasi elektif.
6. Dokter Konsulen
a. Dokter konsulen adalah dokter yang memiliki SIP di RSIA Kemang Medical Care;
b. Dokter konsulen wajib memberikan jawaban atas konsultasi dokter jaga UGD berkenaan
dengan penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan, secara on site (datang ke IGD) maupun
melalui telepon;

Pedoman Pelayanan IGD Hal 4


c. Dalam hal dokter konsulen yang dimintai konsultasi oleh dokter jaga IGD karena suatu sebab
tidak bisa memberikan jawaban penatalaksanaan kasus kegawat daruratan, maka memberikan
saran untuk konsultasi ke dokter konsulen lainnya;

7. Keselamatan Pasien
a. Seluruh petugas yang terlibat dalam pelayanan IGD, wajib memperhatikan keamanan dan
keselamatan pasien dengan memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur dan standar yang
berlaku serta memperhatikan etika-etika profesi;
b. Setiap staf wajib menjalankan Sasaran Keselamatan Pasien yang terdiri dari :
1) Sasaran I. Ketepatan Identifikasi Pasien
2) Sasaran II. Peningkatan Komunikasi Efektif
3) Sasaran III. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai
4) Sasaran IV. Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien Operasi
5) Sasaran V. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
6) Sasaran VI. Penurunan Risiko Cedera akibat Pasien Jatuh
c. Seluruh tranformasi informasi berkaitan dengan layanan gawat darurat kepada pasien, wajib
dijalankan secara jelas dengan cara:
1) Untuk transformasi informasi secara tertulis senantiasa memeriksa kesesuaian identitas
pasien (identifikasi pasien dengan nama lengkap dan tanggal lahir) dengan berkas rekam
medis yang akan diisi dan mengisi berkas rekam medik dengan lengkap.
2) Untuk transformasi informasi secara lisan (melalui telephone), dijalankan dengan sistim
SBAR dan TBAK.
d. Semua staf IGD menjalankan kebersihan tangan (Hand Hygiene).
e. Dokter jaga IGD melaksanakan sendiri konsultasi dengan dokter konsulen secara langsung
berkenaan dengan penatalaksanaan kegawatdaruratan pasien IGD;
f. Setiap tranportasi pasien gawat darurat dari IGD ke unit kerja lain harus dipastikan:
1) Stabilitas pasien yang ditransport;
2) Keamanan fasilitas transportasi yang dipakai;
3) Kesesuaian berkas rekam medis dengan pasien yang ditransport,
4) Kepastian tempat tujuan transport;
5) Check and recheck dengan petugas unit kerja penerima.
6) Setiap perubahan shift kerja, harus dilakukan serah terima pasien antara shift kerja lama
dengan shift kerja baru secara jelas dan rinci dengan langsung mengadakan ronde
bersama pasien yang ada di IGD;
g. Setiap kejadian/kecelakaan/gangguan/ancaman keselamatan pasien selama menjalani layanan
kegawatdaruratan harus dicatat dalam laporan insiden report dan dilaporkan ke Direktur.
8. Kesiap-siagaan IGD dalam menanggulangi musibah masal
a. Musibah dengan korban masal adalah musibah yang terjadi karena satu sebab, menyebabkan
timbulnya korban yang cukup banyak yang tidak dapat diatasi oleh tenaga, sarana yang
tersedia saat itu, semua dalam kondisi gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera
karena bila tidak ditolong segera dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang
sebenarnya dapat dihindari.
b. Bencana adalah musibah yang timbul karena kejadian alam atau karena ulah manusia yang
berakibat jatuhnya korban atau kerusakan harta benda yang cukup besar dengan atau tanpa
rusaknya infra struktur yang penanggulangannya memerlukan suatu upaya khusus.
c. IGD RSIA Kemang Medical care harus menyiapkan diri terhadap kemungkinan adanya bencana
yang mungkin terjadi di dalam atau di luar rumah sakit dengan prosedur penanggulangan
bencana (internal hospital disaster plan).
d. IGD RSIA Kemang Medical Care berkoordinasi dengan Tim K3 untuk penanggulanan bencana
yang mungkin terjadi, termasuk dalam penyelenggaraan pelatihan disaster plan.

Pedoman Pelayanan IGD Hal 5


9. Pengelolaan Fasilitas
Tersedia fasilitas yang cukup dan memadai untuk penyelenggaraan layanan kegawatdaruratan
yang aman dan teruji kelayakannya oleh instansi yang berwenang, meliputi :
a. Fasilitas pengamanan pasien.
b. Alat resusitasi jalan napas yang sesuai dengan yang direkomendasikan oleh standar profesi.
c. Alat dan obat untuk resusitasi dan kegawatdaruratan.
d. Alat fiksasi sementara patah tulang.
e. Alat pengaman vertebra servikal.
f. Standar elektro medik: suction pump, patient monitor, defibrilator, EKG, pulse oximeter.
g. Standar instrumen pembedahan minor dan perawatan luka.
h. Selalu tersedia linen steril yang siap pakai untuk pembedahan gawat darurat.
i. Alat pelindung diri.
j. Cadangan gas medic.
k. Lampu tindakan medis gawat darurat.
l. Fasilitas air bersih yang teruji aman tingkat bakteriologisnya.
m. Setiap alat di IGD harus terpelihara dan dalam keadaan baik serta ada program teratur untuk
perbaikan alat.
n. Semua peralatan yang ada di IGD harus dipelihara baik dari segi jumlah mutu serta
diusahakan dapat bertahan lama untuk mendukung kegiatan pembedahan.
10. Rekam Medis
a. Semua staf IGD wajib mengisi rekam medik secara lengkap;
b. Sistim pecatatan dan pelaporan rekam medis pasien yang baik dan sesuai ketentuan dan
prosedur standar untuk keperluan medikolegal, klinik dan evaluasi pelayanan.
c. Dokter Jaga IGD wajib melaksanakan informed consent secara tertulis dengan pasien atau
penanggungjawab pasien sebelum dilakukan tindakan medis gawat darurat.
d. Berkas rekam medis pasien IGD disimpan di Bagian Rekam Medik, dengan ketentuan satu
berkas untuk satu pasien dan selamanya untuk seumur hidup.
11. Antisepsis dan Pengendalian Infeksi Nasokomial
a. Setiap petugas wajib melaksanakan hand hygien sesuai dengan prosedur.
b. Pasien-pasien dengan penyakit yang beresiko tinggi penularan, yang memerlukan ruang
isolasi, dirawat di Ruang Observasi IGD. Apabila Ruang Observasi IGD digunakan untuk isolasi,
maka tidak boleh digunakan oleh pasien lain sebelum ruang tersebut didekontaminasi.
c. Instrumen tindakan medis gawat darurat harus dijamin sterilitasnya, dilakukan sterilisasi
dengan metode-metode standar yang telah ditetapkan.
d. Ruang IGD harus dijamin kebersihannya, pembersihan dilakukan setiap hari dan bongkaran
dilakukan sebulan sekali.
e. Pengendalian Infeksi Nosokomial di ruang perawatan diatur dalam Panitia Pengendalian Infeksi
Nosokomial RSIA Kemang.
12. Perlindungan Diri dari HIV
Pasien IGD yang dicurigai menderita infeksi virus HIV, maka ditujuk ke Rumah Sakit rujukan
infeksi.
13. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Evaluasi dan pengendalian mutu dilakukan setiap bulan dalam laporan indicator mutu unit IGD.
14. Penanganan Limbah
Penanganan limbah IGD dilakukan oleh pihak ke tiga,limbah dikumpulkan sesuai dengan
ketentuan dan diambil oleh pihak ke tiga untuk dilakukan pengelolaan.
15. Pengelolaan Ambulan
Pengelolaan ambulan dilakukan oleh 2 unit yaitu :
a. Unit IGD : IGD mengelola operasional ambulan, apabila ada permintaan ambulan dan
pemakaian ambulan untuk keperluan keluar Rumah Sakit, kelengkapan peralatan dan fasilitas
ambulan

Pedoman Pelayanan IGD Hal 6


b. Unit Rumah Tangga : Rumah tangga mengelola perawatan ambulan yang terdiri dari
maintenance ambulan setiap bulan,pengecekan kesiapan ambulan,Kebersihan Ambulan,Service
Ambulan.
16. Pendidikan dan Pelatihan BLS
Pendidikan dan pelatihan BLS dilakukan internal Rumah Sakit untuk review kepada perawat IGD

F. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2011 tentang Kesehatan;

3. Keputusan Yayasan/PT. No.002/SK/DIRUT/SMK/VI/2014 tentang Perubahan Struktur Organisasi


Rumah Sakit Kemang Medical care.

Pedoman Pelayanan IGD Hal 7


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


No. Jenis Tenaga Pendidikan Formal Sertifikasi Jumlah
Kepala Dokter Umum ATLS, ACLS
1 Instalasi Gawat 1
Darurat
2 Dokter Jaga Dokter Umum ATLS, ACLS 9
Kepala Unit
3 Instalasi Gawat D3 Keperawatan BTCLS 1
Darurat
Penanggung
4 D3 Keperawatan BTCLS 3
Jawab Shift
Perawat
5 D3 Keperawatan BTCLS 6
Pelaksana
Driver
6 SMA / Setingkat FAB 2
Ambulance

Catatan :
Jenis tenaga sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Bab. II Pasal 2
Distribusi Ketenagaan
Jadwal Dinas Jenis Tenaga Jumlah
Dinas Pagi
08.00 – 16.00 Dokter Jaga 1 Orang
07.00 – 14.00 Kepala ruang 1 Orang
PJ Shift 1 Orang
Perawat Pelaksana 1 Orang
Driver Ambulans 1 Orang

Dinas Sore
16.00 – 21.00 Dokter Jaga 1 Orang
14.00 – 21.00 PJ Shift 1 Orang
Perawat Pelaksana 1 Orang
Driver Ambulans 1 Orang
Dinas Malam
21.00 – 08.00 Dokter Jaga 1 Orang
21.00 – 07.00 PJ Shift 1 Orang
Perawat Pelaksana 1 Orang
Driver Ambulans On Call

Sistem On Call Driver Ambulans :


1. Setiap hari pukul 21.00 – 07.00 WIB
2. Apabila ada tenaga driver ambulans yang mengambil cuti atau libur, maka
berlaku On Call sesuai jadwal.
B. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan Jaga Perawat IGD
a. Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala Ruang
IGD dan disetujui oleh Kepala Bidang Keperawatan dan diketahui oleh Kepala Bagian SDM.
Pedoman Pelayanan IGD Hal 8
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat pelaksana
IGD setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta
tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada perawat penanggung jawab shift (PJ Shift) dengan syarat
pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 2 tahun, serta memiliki
sertifikat tentang kegawat daruratan.
e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.
f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu
Karu IGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum
memberitahu Karu IGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat
pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka
Karu IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu libur atau
perawat IGD yang tinggal di asrama.
g. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
( tidak terencana ), maka Karu IGD akan mencari perawat pengganti yang hari itu libur atau
perawat IGD yang tinggal di asrama. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka
perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Prosedur pengaturan
jadwal dinas perawat IGD sesuai SOP terlampir).
2. Pengaturan Jaga Dokter IGD
a. Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
dan disetujui oleh Manajer Medik.
b. Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan ke unit
terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di mulai.
c. Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal
yang telah di tetapkan maka :
1) Pertukaran atau penggantian jaga antar dokter hanya boleh dilakukan dengan sesama
dokter RSIA Kemang Medical Care.
2) Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Kepala IGD
paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter
jaga pengganti. Apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka dokter jaga yang
bersangkutan tetap harus masuk kecuali ada anggota keluarga yang sakit kritis atau
meninggal dunia. Pada kondisi ada anggota keluarga yang sakit kritis atau meninggal dunia
dan dokter yang bersangkutan tidak mendapatkan dokter pengganti, maka Kepala IGD
wajib mencari dokter pengganti.
3) Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Kepala
IGD dan dokter tersebut wajib menunjuk dokter pengganti. Apabila dokter jaga pengganti
tidak didapatkan, maka dokter jaga yang bersangkutan tetap harus masuk kecuali ada
anggota keluarga yang sakit kritis atau meninggal dunia. Pada kondisi ada anggota
keluarga yang sakit kritis atau meninggal dunia dan dokter yang bersangkutan tidak
mendapatkan dokter pengganti, maka Kepala IGD wajib mencari dokter pengganti.

3. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen On Call


a. Pengaturan jadwal Dokter Konsulen On Call menjadi tanggung jawab Kepala Bidang Medik.
b. Jadwal Dokter Konsulen On Call dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan ke
unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di mulai.
c. Apabila dalam waktu 15 menit Dokter Konsulen On Call tidak bisa dihubungi, maka Dokter
Konsulen dialihkan ke Dokter siaga, dan apabila dokter siaga juga tidak bisa dihubungi maka
akan dialihkan ke dokter On Call berikutnya.
Pedoman Pelayanan IGD Hal 9
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Pedoman Pelayanan IGD Hal 10


Meja file
Bed observasi
pasien
RUANG
OBSERVASI
RUANG k
o
ADMIN ISTRASI m
p Bed observasi
u pasien
t
e
r

Bed
tindakan
Meja
dokter
Troly
emerg
ency

Bed
resusitasi

Kamar istirahat dokter

Meja
spoelhok
triase

Pintu
masuk &
keluar
Pintu
masuk
&
keluar

B. STANDAR FASILITAS
1. Kondisi Bangunan Dan Prasarana fisik
No. JENIS KELENGKAPAN KETERANGAN
1 Gedung Luas Bangunan

Pedoman Pelayanan IGD Hal 11


2 Ventilasi Secukupnya
3 Penerangan (Lampu) Secukupnya
4 Air Mengalir Bersih Secukupnya
5 Daya Listrik Secukupnya
6 Tata Ruang : Ruang Triage
Ruang Resusitasi
Ruang Tindakan
Ruang Observasi
Ruang Administrasi
Ruang Istirahat Dokter Jaga
Spool Hooks
7 Tempat
Penampungan/ Limbah medis dikelola oleh pihak ke
Pengolahan Limbah 3
Cair
8 Tempat
Penampungan/ Limbah medis dikelola oleh pihak ke
pengolahan limbah 3
padat

2. Jenis Peralatan
a. Daftar Obat dan Alkes Disposible

No Nama ALKES/BHP No Nama ALKES/BHP

1 Acran 61 Needle no.25 (neulos)terumo

2 Alcohol swab 62 Needle 26 G (neolus)terumo


Pedoman Pelayanan IGD Hal 12
3 Aminopillin injeksi 63 Needle 27 G (neolus)terumo

4 Apron plastic 64 Neoflon no. 26

5 Asering 65 NGT (stomach tube) no. 18 terumo

5 Aspilet tablet 66 NGT (stomach tube) no. 12 terumo


6 Atropin Sulfat injeksi 67 NGT (stomach tube) no. 16 terumo
6 Benang catgut plain 2-0 843 T 68 Nifedipin 10 mg tablet

7 Benang catgut plain 3-0 H818 T 69 Nitrokaf retard 2,5 mg kapsul


Benang mersilk no. 3-0 W 502
8 70 Ondansentron 4 mg injeksi
H
Benang premilen 5/0 DS 16
9 71 Pehacain 20/0,0125 mg injeksi 2 ml
blue 45 cm
Benang silkam 2-0 HR 30
10 72 Perfusor syringe white
(black 75 cm)
11 Bioplacenton 15 gr jelly 73 Pisau bisturi no. 10
12 Blood set terumo 74 Pisau bisturi no. 11
13 Buscopan 20 mg/ml injeksi 75 Pisau bisturi no. 15
14 Cedocard 5 mg tablet 76 Profenid 100 mg suppositoria
15 Chlor etil spray 100 ml 77 Propyretic suppositoria 240 mg

16 Clopidogrel 75 mg tablet 78 Propyretic suppositoria 80 mg


17 Combiven nebulizer 79 Proris 125 mg suppositoria
Cortidex 80 Pulmicort 0,5 mg/2 ml respules 2 ml

18 Daryant tulle steril sach 81 Ranitidine 25 mg/ml injeksi 2 ml

19 Dexamethasone injeksi 82 Ringer lactate 500 ml infus


Dextrose 5%+1/2 NaCl 500 ml
20 83 Sarung tangan steril no.6
infus (N2)
Dextrose 5%+1/4 NaCl 500 ml
21 84 Sarung tangan steril no.6,5
infus (N4)
22 Dextrose 5% 500 ml infus 85 Sarung tangan steril no.7
Diphenhydramine 10 mg/ml
23 86 Sarung tangan steril no.7,5
injeksi 1 ml
Dobutamin 250 mg/20 ml
24 87 Sarung tangan steril no.8
injeksi (Hameln)
25 Dopamine 88 Selang oksigen neonates
Dumin 125 mg/2.5 ml rektal
26 89 Spalk bayi 4x10 cm + perekat
tube

Pedoman Pelayanan IGD Hal 13


Dumin 250 mg/2.5 ml rektal
27 90 Spalk bayi 5x10 cm + perekat
tube
28 Ecosol glucose 5 % 500 ml 91 Spalk bayi 5x15 cm + perekat

29 Ecosol NaCl 0,9 % 100 ml 92 Spalk bayi 5x20 cm


Epinephrine 1 mg/ml injeksi 1
31 93 Spuit 1 cc tuberculi 80 IU terumo
ml
32 Fargoxin 0,25 mg tablet 94 Spuit 10 cc terumo
Folley catheter 2 way no.16
33 95 Spuit 20 cc terumo
rusch gold
34 Gentamycin 1 % ointment 5 gr 96 Spuit 3 cc terumo
35 Gillete razor 97 Spuit 5 cc terumo
36 Infus set makro B Braunt 98 Spuit 50 cc terumo
Infusan D5+ ½ NS 500 ml SP
37 99 Steri strip ½ inx4 in (R1547)
(sanbe)
38 Infusan RL Sp 500 ml (sanbe) 100 Suction catheter no. 10 portex

39 Infusan tridex 27 A 101 Suction catheter no. 12 portex

40 Kaen 1 B 500 ml infus 102 Suction catheter no. 8 hospitech

41 Kaen 3 A 500 ml infus 103 Surflow flash no. 24


42 Kaen 3 B 500 ml infus 104 Tegaderm 1610 5x5,7 cm
43 Kasa hidrofil steril 16x16 cm 105 Tegaderm 1626 10x12 cm
44 Kasa roll 5 cm (binda) 106 Tegaderm 1633 7x8,7 cm
45 Kasa umum isi 5 107 Tradosik 100 mg/2 ml injeksi
Lasix injeksi 108 Transofix

46 Leucocrepe 4.5 m x 10 cm 109 Tridex 27 B

47 Leucocrepe 4.5 m x 15 cm 110 Underpad sensi

48 Leucocrepe 4.5 m x 7.5 cm 111 Urine bag unomedical


Lidocain 2% (20 mg/ml)injeksi
49 112 Urine collector pediatric JMS
2 ml
Masker nebulizer (micromize)
50 113 Vasofix safety no. 20
anak 1173
Masker nebulizer (micromize)
51 114 Vasofix safety no. 22
dewasa 1172
52 NaCl 0,9% 100 ml infus 115 Vasofix safety no. 24

53 NaCl 0,9% 25 ml infus 116 Veca-C

Pedoman Pelayanan IGD Hal 14


54 NaCl 0,9% 500 ml infus 117 Ventolin 2,5 mg/2,5 ml nebules 2,5 ml

55 Narfoz 4mg/ 2 ml injeksi 2 ml 118 Vometron injeksi 4 mg/2 ml

56 Nasal canula anak-oxyflow 119 Water for injection 25 ml infus

Nasal canula oxygen adult


57 120 Wing needle no. 25 terumo
salter lab 1600 (SO 1169)
Nasal canula oxygen pediatrik
58 121 Wing needle no. 27 terumo
salter lab 1602
59 Neck collar hard size M 122 Xylocain Jelly 2% (20 mg/G)syringe 10 gr

60 Neck collar hard size S

b. Daftar Peralatan Medis


Jumlah Kondisi
No Nama Alat Awal Akhir TOTAL
Awal Bulan Akhir Bulan
Bulan Bulan
1 Tensimeter meja adult (airaksa) 0 0 Bagus Bagus 1
2 Tensimeter meja pediatric 0 0 Bagus Bagus 1
(airaksa)
3 Tensimeter mobile (airaksa) 0 0 Bagus Bagus 2

Pedoman Pelayanan IGD Hal 15


4 Stetoskop adult 2 2 Bagus Bagus 2
5 Stetoskop pediatric 2 2 Bagus Bagus 1
6 Stetoskop neonates 1 1 Bagus Bagus 1
7 DC Shok/Defibrilator 1 1 Bagus Bagus 1
8 EKG 1 1 Bagus Bagus 1
9 Film viewer 1 1 Bagus Bagus 1
10 Lampu sorot 1 1 Bagus Bagus 1
11 Oksigen portable 2 2 Bagus Bagus 1
12 Monitor 1 1 Bagus Bagus 1
13 Infus pump 1 1 Bagus Bagus 1
14 Syringe pump 1 1 Bagus Bagus 1
15 Timbangan dewasa 1 1 Pengukur tinggi Pengukur tinggi 1
badan patah badan patah
16 Timbangan bayi 1 1 Bagus Bagus 1
17 Suction portable 1 1 Bagus Bagus 1
18 Otoskop 1 1 Bagus Bagus 1
19 Reflek hammer 1 1 Bagus Bagus 1
20 Trolly emergency 1 1 Bagus Bagus 1
21 Laringoskop dewasa 1 1 Bagus Bagus 1
22 Laringoskop anak/bayi 1 1 Bagus Bagus 1
23 Trolly tindakan 1 1 Bagus Bagus 1
24 Trolly obat/alat 1 1 Bagus Bagus 1
25 Kursi roda 2 2 Bagus Bagus 2
26 Thermometer Telinga 1 1 Bagus Bagus 3
Jidat 1 1
Ketiak 1 1
27 Ambubag (BVM) adult 1 1 Bagus Bagus 1
28 Ambubag (BVM) pediatric 1 1 Bagus Bagus 1
29 Ambubag (BVM) neonates 1 1 Bagus Bagus 1
30 Oksigen sentral (regulator) 3 3 Bagus Bagus 3
31 Brankar 2 2 Bagus Bagus 2
32 Tempat tidur periksa 1 1 bagus Bagus 1
33 Tempat tidur observasi 2 2 Bagus Bagus 2
34 Meja mayo 3 3 Bagus Bagus 3
35 Standar infus 4 4 Bagus Bagus 4
36 Emergency kit 1 1 Bagus Bagus 1
37 Rak alat spoolhok 1 1 Bagus Bagus 1
38 Zink spoolhok 1 1 Bagus Bagus 1
39 Gunting Aff jahitan 1 1 Bagus Bagus 1
40 Pinset Hidung 1 1 Bagus Bagus 1
41 Set gv 4 4 Bagus Bagus 4
42 Set heachting 2 2 Bagus Bagus 2
43 Sekulo M 3 3 Bagus Bagus 3
44 Spekulo S 1 1 Bagus Bagus 1

c. Daftar Peralatan Non Medis


Jumlah Kondisi
No Nama Alat Awal Akhir TOTAL
Awal Bulan Akhir Bulan
Bulan Bulan
1 Unit computer 1 1 Bagus Bagus 1
2 Kursi kerja dokter 1 1 Bagus Bagus 1
3 Kursi kerja perawat 2 2 Bagus Bagus 2
4 Kursi pasien 2 2 Bagus Bagus 2
5 Kursi bulat (untuk 1 1 Bagus Bagus 1
tindakan)
6 Meja kerja dokter 1 1 Bagus Bagus 1
7 Meja kerja perawat 1 1 Bagus Bagus 1
8 Meja filr 1 1 Bagus Bagus 1
9 Data tray 2 2 Bagus Bagus 2
Pedoman Pelayanan IGD Hal 16
10 Meja Triase 1 1 Bagus Bagus 1
11 Lemari obat 2 2 Bagus Bagus 2
12 Lemari file besi 1 1 Satu tray nya Satu tray nya 1
pecah dan pecah dan
diganti triplek diganti triplek
13 Lemari file kayu 1 1 Pintu tidak ada Pintu tidak 1
satu ada satu
14 Dispenser 1 1 Sanken 1
15 Kulkas obat 1 1 Bagus Bagus 1
16 TV Led 1 1 Remote rusak Remote rusak 1
17 Meja TV 1 1 Bagus Bagus 1
18 AC split 5 5 Bagus Bagus 5
19 Lemari double lock 1 1 Bagus Bagus 1
20 Lemari linen 1 1 Bagus Bagus 1
21 Pesawat telfon linksis 1 1 Bagus Bagus 1
22 Pesawat telfon Panasonic 1 1 Bagus Bagus 1
23 Jam dinding 2 2 Bagus Bagus 2
24 Lemari drawer 1 1 Bagus Bagus 1

Pedoman Pelayanan IGD Hal 17


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Kepemimpinan & Organisasi


1. Direktur bertanggung jawab menetapkan kebijakan pelayanan di IGD RSIA Kemang Medical Care;
2. IGD RSIA Kemang Medical Care dikepalai oleh seorang Dokter Umum yang bertanggung jawab
kepada Manajer Medik;
3. Kepala IGD bertanggung jawab pelaksanaan serta mengevaluasi kegiatan pelayanan di IGD;
4. Organisasi pelayanan IGD mengacu kepada SK Direktur mengenai Struktur Organisasi.
B. Administrasi
1. Registrasi pasien (registrasi pasien baru, registrasi pasien lama)
2. Input transaksi tindakan medis dan keperawatan
3. Surat keterangan sakit
4. Pengisian formulir diagnosa
5. Pengisian formulir asuransi
C. Biaya Pelayanan
Biaya sesuai dengan tarif yang berlaku di RSIA Kemang Medical Care.
Pelayanan Pasien Gawat Darurat
1. Pasien gawat darurat (true emergency) adalah pasien yang datang ke IGD RSIA Kemang Medical
Care dalam keadaan gawat darurat, gawat, atau darurat;
2. Pasien tidak gawat darurat (false emergency) adalah pasien yang masuk ke IGD dengan keluhan
gawat darurat, dan setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak masuk ke dalam kondisi gawat
darurat;
3. Pasien gawat darurat harus mendapatkan prioritas pelayanan yang cepat dan tepat berdasarkan
tingkat kegawatdaruratannya;
4. Pelayanan pasien yang tergolong tidak gawat darurat dilayani seperti biasa;
5. Kriteria pasien gawat darurat:
a. Pasien yang dalam mengancam nyawa/kegagalan fungsi organ,
b. Pasien dalam kondisi darurat yang perlu evaluasi secara menyeluruh dan ditangani oleh dokter
untuk stabilisasi, diagnosis dan terapi definitif, yang berpotensi nyawa/kegagalan fungsi organ
bila tidak segera ditangani,
6. Untuk pasien yang tidak gawat darurat tetap ditangani di IGD setelah memprioritaskan
penanganan pasien gawat darurat.
D. Triage IGD
1. Triage adalah suatu sistem untuk menyeleksi problem pasien yang datang ke Instalasi Gawat
Darurat sesuai dengan skala prioritas kegawatdaruratanya.
2. Semua pasien yang datang ke IGD harus melalui Petugas Triage;
3. Triage officer adalah petugas yang bertanggung jawab melakukan triage pasien yang datan ke
IGD.
4. Triage dilakukan oleh perawat IGD yang telah dilatih untuk menyeleksi pasien sesuai dengan
prioritas kegawatdaruratannya;
5. Klasifikasi pasien berdasarkan kasus kegawatdaruratan nya sebagai berikut:
a. Gawat darurat (merah) : penilaian dan terapi segera secara simultan
b. Gawat tidak darurat (kuning) : penilaian dan terapi dalam waktu ≤ 10 menit

Pedoman Pelayanan IGD Hal 18


c. Tidak gawat tidak darurat (hijau) : penilaian dan terapi dalam waktu ≤ 30 menit
d. Meninggal (Hitam) : Pasien di bawa ke kamar jenazah.
E. Rawat Inap
Salah satu tindak lanjut pasien IGD setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga adalah rawat inap.
Tindakan rawat inap dilakukan apabila setelah pasien dilakukan pemeriksaan ditemukan hasil yang
mengindikasikan pasien tersebut harus dilakukan rawat inap.
Kriteria pasien dilakukan rawat inap adalah :
1. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, EKG) hasilnya menunjukkan
harus dilakukan tindakan atau pemberian terapi lanjutan.
2. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pemberian terapi awal masih menunjukkan belum ada tanda
perbaikan.
3. Setelah dilakukan pemberian terapi dan observasi selama tiga jam tanda- tanda yang menjadi
keluhan pasien saat datang tidak ada perubahan sehingga harus dilakukan tindakan dan
pemberian terapi lanjutan.
F. Rujukan Pasien
1. Indikasi rujukan ke unit lain dalam RSIA Kemang Medical Care :
a. Kasus tak mampu ditangani di IGD
b. Atas saran dokter spesialis/dokter konsultan
c. Untuk pengamatan lebih lanjut
2. Indikasi rujukan ke RS lain
a. Tidak ada tempat kosong untuk rawat inap
b. Kasus tak mampu ditangani di RSIA Kemang Medical Care karena keterbatasan alat medis dan
tenaga ahli
c. Atas permintaan pasien/keluarga/pihak ketiga.
3. Jika pasien mempunyai risiko perburukan selama rujukan ke RS lain maka wajib merujuk
menggunakan kendaraan ambulan dan didampingi oleh perawat;
4. Untuk rujuk pasien yang menggunakan kendaraan rumah sakit harus didampingi oleh perawat;
5. Untuk pasien yang menggunakan kendaraan sendiri dan tidak disertai alat medis tidak harus
didampingi perawat.
G. Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan untuk Life Saving
1. Sesuai dengan fungsinya, Unit Gawat Darurat harus menyediakan obat dan alat untuk life saving;
2. Tempat obat dan alat untuk life saving harus mudah dijangkau dan diketahui oleh semua petugas
jaga IGD;
3. Untuk menjaga kelancaran tersedianya obat dan alat life saving, maka penggunaan obat dan alat
tersebut harus benar-benar sesuai dengan indikasi penyakit;
4. Pengadaan obat dan alat untuk life saving mengikuti prosedur pengadaan obat dan alat yang
berlaku;
5. Dalam situasi dan kondisi yang darurat, pengadaan alat dan obat dapat menggunakan prosedur
darurat yang ada.
H. Batasan Tindakan Medis Dokter Jaga
1. Dokter jaga UGD boleh melakukan tindakan medis untuk :
a. Resusitasi Jantung Paru (RJP)
b. Cross incisi
c. Ekstraksi kuku
d. Explore corpal mata, THT
e. Pasang DK
f. Irigasi mata
g. Elastic Bandage
h. Lavement
i. Heating ringan s/d sedang
j. Sirkumsisi

Pedoman Pelayanan IGD Hal 19


k. Reposisi dislokasi sendi
l. Vena seksi
m. Minor Surgery ringan
n. Pasang Gips
o. Pasang ransel verband
p. Debridemant pro operasi
q. Debridemant combustio
r. Bilas lambung
s. Explorasi peluru (ringan)
t. Spalk
u. Pasang infuse
2. Semua tindakan medis selain yang tersebut diatas harus dengan persetujuan dokter spesialis
terkait;
3. Tindakan medis yang seharusnya dilaksanakan oleh dokter jaga IGD dapat dilimpahkan kepada
perawat IGD yang diatur dengan Surat Keputusan Direktur;
4. Dokter jaga IGD tidak boleh melakukan tindakan operasi elektif.
I. Dokter Konsulen
1. Dokter konsulen adalah dokter yang memiliki SIP di RSIA Kemang Medical Care;
2. Dokter konsulen wajib memberikan jawaban atas konsultasi dokter jaga IGD berkenaan dengan
penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan, secara on site (datang ke IGD) maupun melalui
telepon;
3. Dalam hal dokter konsulen yang dimintai konsultasi oleh dokter jaga IGD karena suatu sebab tidak
bisa memberikan jawaban penatalaksanaan kasus kegawat daruratan, maka memberikan saran
untuk konsultasi ke dokter konsulen lainnya.
J. Keselamatan Pasien
1. Seluruh petugas yang terlibat dalam pelayanan IGD, wajib memperhatikan keamanan dan
keselamatan pasien dengan memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur dan standar yang
berlaku serta memperhatikan etika-etika profesi;
2. Setiap staf wajib menjalankan Sasaran Keselamatan Pasien yang terdiri dari:
a. Sasaran I. Ketepatan Identifikasi Pasien
b. Sasaran II. Peningkatan Komunikasi Efektif
c. Sasaran III. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai
d. Sasaran IV. Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien Operasi
e. Sasaran V. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
f. Sasaran VI. Penurunan Risiko Cedera akibat Pasien Jatuh
3. Seluruh tranformasi informasi berkaitan dengan layanan gawat darurat kepada pasien, wajib
dijalankan secara jelas dengan cara:
a. Untuk transformasi informasi secara tertulis senantiasa memeriksa kesesuaian identitas pasien
(identifikasi pasien dengan nama lengkap dan tanggal lahir) dengan berkas rekam medis yang
akan diisi dan mengisi berkas rekam medik dengan lengkap.
b. Untuk transformasi informasi secara lisan (melalui telephone), dijalankan dengan sistim SBAR
dan TBAK.
4. Semua staf IGD menjalankan kebersihan tangan (Hand Hygiene).
5. Dokter jaga IGD melaksanakan sendiri konsultasi dengan dokter konsulen secara langsung
berkenaan dengan penatalaksanaan kegawatdaruratan pasien IGD;
6. Setiap tranportasi pasien gawat darurat dari IGD ke unit kerja lain harus dipastikan:
a. Stabilitas pasien yang ditransport;
b. Keamanan fasilitas transportasi yang dipakai;
c. Kesesuaian berkas rekam medis dengan pasien yang ditransport,
d. Kepastian tempat tujuan transport;

Pedoman Pelayanan IGD Hal 20


e. Check and recheck dengan petugas unit kerja penerima.
f. Setiap perubahan shift kerja, harus dilakukan serah terima pasien antara shift kerja lama
dengan shift kerja baru secara jelas dan rinci dengan langsung mengadakan ronde bersama
pasien yang ada di IGD;
g. Setiap kejadian/kecelakaan/gangguan/ancaman keselamatan pasien selama menjalani layanan
kegawatdaruratan harus dicatat dalam laporan insiden report dan dilaporkan ke Direktur.
K. Kesiap-siagaan IGD dalam menanggulangi musibah masal
1. Musibah dengan korban masal adalah musibah yang terjadi karena satu sebab, menyebabkan
timbulnya korban yang cukup banyak yang tidak dapat diatasi oleh tenaga, sarana yang tersedia
saat itu, semua dalam kondisi gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera karena bila
tidak ditolong segera dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang sebenarnya dapat
dihindari;
2. Bencana adalah musibah yang timbul karena kejadian alam atau karena ulah manusia yang
berakibat jatuhnya korban atau kerusakan harta benda yang cukup besar dengan atau tanpa
rusaknya infra struktur yang penanggulangannya memerlukan suatu upaya khusus;
3. IGD RSIA Kemang Medical Care harus menyiapkan diri terhadap kemungkinan adanya bencana
yang mungkin terjadi di dalam atau di luar rumah sakit dengan prosedur penanggulangan bencana
(internal hospital disaster plan);
4. IGD RSIA Kemang Medical Care berkoordinasi dengan Tim K3 untuk penanggulanan bencana yang
mungkin terjadi, termasuk dalam penyelenggaraan pelatihan disaster plan.
L. Pengelolaan Fasilitas
Tersedia fasilitas yang cukup dan memadai untuk penyelenggaraan layanan kegawatdaruratan yang
aman dan teruji kelayakannya oleh instansi yang berwenang, meliputi :
1. Fasilitas pengamanan pasien;
2. Alat resusitasi jalan napas yang sesuai dengan yang direkomendasikan oleh standar profesi;
3. Alat dan obat untuk resusitasi dan kegawatdaruratan;
4. Alat fiksasi sementara patah tulang;
5. Alat pengaman vertebra servikal;
6. Standar elektro medik: suction pump, patient monitor, defibrilator, EKG, pulse oximeter;
7. Standar instrumen pembedahan minor dan perawatan luka;
8. Selalu tersedia linen steril yang siap pakai untuk pembedahan gawat darurat;
9. Alat pelindung diri;
10. Cadangan gas medik;
11. Lampu tindakan medis gawat darurat;
12. Fasilitas air bersih yang teruji aman tingkat bakteriologisnya;
13. Setiap alat di IGD harus terpelihara dan dalam keadaan baik serta ada program teratur untuk
perbaikan alat;
14. Semua peralatan yang ada di IGD harus dipelihara baik dari segi jumlah mutu serta diusahakan
dapat bertahan lama untuk mendukung kegiatan pembedahan
M. Rekam Medis
1. Semua staf IGD wajib mengisi rekam medik secara lengkap;
2. Sistim pecatatan dan pelaporan rekam medis pasien yang baik dan sesuai ketentuan dan prosedur
standar untuk keperluan medikolegal, klinik dan evaluasi pelayanan;
3. Dokter Jaga IGD wajib melaksanakan informed consent secara tertulis dengan pasien atau
penanggungjawab pasien sebelum dilakukan tindakan medis gawat darurat;
4. Berkas rekam medis pasien IGD disimpan di Bagian Rekam Medik, dengan ketentuan satu berkas
untuk satu pasien dan selamanya untuk seumur hidup.
N. Antisepsis dan Pengendalian Infeksi Nasokomial
1. Setiap petugas wajib melaksanakan hand hygien sesuai dengan prosedur.
2. Pasien-pasien dengan penyakit yang beresiko tinggi penularan, yang memerlukan ruang isolasi,
dirawat di Ruang Observasi IGD. Apabila Ruang Observasi IGD digunakan untuk isolasi, maka
tidak boleh digunakan oleh pasien lain sebelum ruang tersebut didekontaminasi.
Pedoman Pelayanan IGD Hal 21
3. Instrumen tindakan medis gawat darurat harus dijamin sterilitasnya, dilakukan sterilisasi dengan
metode-metode standar yang telah ditetapkan;
4. Ruang IGD harus dijamin kebersihannya, pembersihan dilakukan setiap hari dan bongkaran
dilakukan sebulan sekali;
a. Pengendalian Infeksi Nosokomial di ruang perawatan diatur dalam Panitia Pengendalian
Infeksi Nosokomial RSIA Kemang Medical Care;

O. Perlindungan Diri dari HIV


Pasien IGD yang dicurigai menderita infeksi virus HIV, maka ditujuk ke Rumah Sakit Umum Cipto
Mangunkusumo;
P. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Evaluasi dan pengendalian mutu dilakukan setiap bulan dalam laporan indicator mutu unit IGD.
Q. Penanganan Limbah
Penanganan limbah IGD dilakukan oleh pihak ke tiga,limbah dikumpulkan sesuai dengan ketentuan
dan diambil oleh pihak ke tiga untuk dilakukan pengelolaan
R. Pengelolaan Ambulan
Pengelolaan ambulan dilakukan oleh 2 unit yaitu :
1. Unit IGD : IGD mengelola operasional ambulan,apabila ada permintaan ambulan dan penakaian
ambulan untuk keperluan keluar Rumah Sakit,kelengkapan peralatan dan fasilitas ambulan
2. Unit Rumah Tangga : Rumah tangga mengelola perawatan ambulan yang terdiri dari maintenance
ambulan setiap bulan,pengecekan kesiapan ambulan

S. Pendidikan dan Pelatihan BLS


Pendidikan dan pelatihan BLS dilakukan internal Rumah Sakit untuk review kepada perawat IGD

Pedoman Pelayanan IGD Hal 22


BAB V
LOGISTIK

Instalasi Gawat Darurat mencukupi kebutuhan alat-alat nya baik alat medis maupun non medis melalui
kerjasama dengan unit logistik,barang-barang yang bersifat non medis dilakukan permintaan melalui
logistik umum dan barang-barang medis dilakukan permintaan melalui logistik medis (logistik farmasi).
Adapun langkah-langkah yang di tempuh untuk pengadaan barang-barang di Instalasi Gawat Darurat
adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan
1. Barang Rutin Medis :
Perencanaan dilakukan berdasarkan metode kanban,yaitu dengan cara menyediakan barang
dengan jumlah stok yang sudah di tentukan jumlahnya (jumlah stok),kemudian berapa banyak
barang yang harus di minta (Quantity Order),dan kapan akan dilakukan permintaan (Re Order
Poin).
2. Perlengkapan Rutin Non Medis :
Perencanaan dilakukan berdasarkan kebutuhan di Instalasi Gawat Darurat,sebelumnya barang-
barang di cek ketersediaannya kemudian di data untuk dilakukan permintaan.
3. Perlengkapan Non Rutin :
Perencanaan dilakukan dengan cara mengecek ketersediaan beberapa hari sebelum permintaan.
B. Permintaan & pengadaan
Permintaan barang dilakukan dengan cara :
1. Barang-barang rutin medis
Permintaan barang rutin medis di lakukan dengan sistem yang ada yang ditujukan kepada logistik
medis (logistik farmasi) disesuaikan dengan jumlah stok yang berkurang dan disesuaikan dengan
standar unit.
Pengadaan barang di lakukan satu hari setelah permintaan dikirimkan kebagian logistik medis
(logistik farmasi).
2. Barang-barang non rutin medis
Permintaan barang-barang non rutin dilakukan sebelum barang yang diminta habis,karena barang
tersebut tidak tersedia di gudang logistik medis (gudang farmasi) dan prosesnya akan lebih lama.
Pengadaan barang akan di lakukan setelah barang yang diminta sudah ada dan waktunya agak
lebih lama dari barang rutin di karenakan harus di lakukan pembelian terlebih dahulu di luar stok.
C. Penggunaan
Penggunaan barang-barang di IGD disesuaikan dengan kebutuhan pasien
D. Monitoring & evaluasi
Monitoring barang-barang di lakukan dengan cara stok opname yang dilakukan setiap satu bulan
sekali untuk mengetahui berapa banyak barang di IGD yang masuk dan keluar.

Pedoman Pelayanan IGD Hal 23


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


a. Mengidentifikasi pasien pada setiap situasi dan kondisi
b. Identifikasi pasien minimal menggunakan 2 identitas ( Nama, alamat,rekam medis )
c. Memastikan identitas pasien tiap akan melakukan pemberian obat atau tindakan
d. Memastikan identitas pasien yang akan diambil spesimen darah atau spesimen lainnya
e. Memakaikan gelang identifikasi pasien yang akan dirawat, berisikan nama, tanggal lahir dan
nomor rekam medis
2. Meningkatan Komunikasi Efektif
a. Verifikasi komunikasi baik lisan maupun via telepon dengan cara menulis, membacakan dan
mengulang
b. Tersedianya bukti tertulis yang lengkap atas instruksi ataupun hasil pemeriksaan
c. Adanya daftar singkatan yang tidak boleh digunakan
d. Adanya Prosedur komunikasi pada saat serah terima antar jaga shift
e. Adanya bukti pelaksanaan serah terima jaga shift sesuai prosedur
f. Adanya prosedur cara menyampaikan hasil pemeriksaan penunjang
g. Adanya bukti bahwa komunikasi penyampaian hasil pemeriksaan penunjang, sudah sesuai
prosedur
3. Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai
a. Obat-obatan dengan resiko bahaya tinggi, tidak ditempatkan di bagian pelayanan
b. Adanya bukti bahwa obat-obatan resiko bahaya tinggi tidak ditempatkan di bagian pelayanan
c. Adanya bukti atau label bilamana ada obat-obatan resiko bahaya tinggi ditempatkan di bagian
pelayanan khusus ( IGD, NICU )
d. Adanya prosedur pemberian obat dengan benar ( dosis, jangka waktu, cara pemakaian dsb)
e. Adanya bukti bahwa prosedur pemberian obat dilakukan dengan benar
f. Adanya daftar obat-obatan yang perlu diwaspadai
4. Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi Tindakan
a. Adanya prosedur melakukan tindakan sesuai indikasi, dan identifikasi
b. Adanya bukti bahwa tindakan dilakukan sesuai prosedur
c. Adanya Surat persetujuan tindakan yang ditandatangani pasien/wakil, dokter dan perawat
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
a. RSIA Kemang mengadopsi pedoman hand hygiene terbaru sesuai WHO patient safety
b. Tersedia kebijakan atau prosedur yang bertujuan untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait
dalam pelayanan kesehatan
c. Tersedia bukti pemahaman dan pelaksanaan hand hygiene
d. Tersedia data survei kepatuhan melaksanakan hand hygiene setiap 6 bulan sekali
6. Mengurangi resiko pasien cedera akibat jatuh
a. Tersedianya kebijakan atau prosedur untuk mengurangi resiko pasien cedera akibat jatuh
b. Rumah sakit menerapkan proses asesmen resiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang bila
adanya perubahan kondisi
c. Terdapat bukti bahwa langkah-langkah telah diterapkan untuk mengurangi resiko pasien jatuh
bagi pasien yang pada hasil asesmennya dianggap beresiko jatuh

Pedoman Pelayanan IGD Hal 24


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Penanganan Kecelakaan Kerja


Apabila terjadi kecelakaan kerja di RSIA Kemang Medical Care korban langsung di bawa ke IGD untuk
dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD untuk dilakukan pertolongan kegawat
daruratannya,apabila tindakan selanjutnya bisa di lakukan di IGD segera di lakukan tin dakan dan
apabila tidak bisa di lakukan di IGD segera di rujuk ke Rumah Sakit rujukan yang ada fasilitasnya
dengan diberi pengantar oleh dokter jaga yang ditujukan di Rumah Sakit tujuan untuk segera di
lakukan tindakan lebih lanjut.
B. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
1. Handscoon tidak steril : digunakan saat melakukan tindakan yang prinsipnya bersih dan tidak
steril yang tujuannya untuk melindungi perawat dan juga pasien dari resiko tertularnya penyakit.
2. Handscoon steril : digunakan saat akan melakukan tindakan yang prinsipnya steril untuk
menghindari terjadinya infeksi nosokomial akibat dari tindakan yang di lakukan.
3. Masker : digunakan saat melakukan tindakan pada pasien/pemeriksaan ada pasien untuk
menghindari tertularnya penyakit yang sifatnya air born (menular lewat udara).
4. Apron : digunakan saat melakukan tindakan yang beresiko terpaparnya cairan tubuh dari
pasien,sehingga petugar terhindar dari cairan tubuh yang keluar dari pasien (darah,urine dll).
5. Kaca mata : digunakan saat melakukan tindakan bedah sehingga apabila ada darah / cairan
tubuh yang keluar tidak langsung terkena mata petugas.
C. Program Pemeriksaan Kesehatan
1. Pemeriksaan Kesehatan Prakerja
Pemeriksaan kesehatan pra kerja diberlakukan untuk semua pegawai yang akan masuk kerja di
RSIA Kemang Medical Care.
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Saat ini pemeriksaan kesehatan berkala diberlakukan untuk pegawai yang sudah berumur 40
tahun ke atas.
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Saat ini pemeriksaan kesehatan khusus belum di berlakukan di RSIA Kemang Medical Care.
4. Pemeriksaan Kesehatan di Akhir Masa Kerja
Saat ini pemeriksaan kesehatan diakhir masa kerja belum diberlakukan di RSIA Kemang Medical
Care.

Pedoman Pelayanan IGD Hal 25


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1. Mutu Layanan
Pengendalian mutu dilakukan untuk mencapai pelayanan di unit kerja yang berkualitas sesuai dengan
standar yang ditentukan. Program evaluasi dan pengendalian mutu untuk unit kerja IGD melalui
standar Pelayanan Minimal. Adapun pencapaian dan indikator mutu unit IGD sebagai berikut :
No Jenis Pelayanan Standar Hasil
1 Kemampuan menangani life 100 % 100 %
saving anak dan dewasa.
2 Jam buka pelayanan Gawat 100 % 100 %
Darurat
3 Pemberian Pelayanan gawat 100 % 95 %
darurat yang berserifikat yang
masih berlaku
BLS/PPGD/GELS/ALS
4 Waktu tanggap pelayanan Dokter ≤ lima menit 100 %
di Gawat Darurat. terlayani. Setelah
pasien datang
5 Kepuasan Pelanggan ≥ 70 % 90 %
6 Kematian pasien < 24 jam ≤ dua per seribu 0
(pindah ke
pelayanan rawat
inap setelah 8 jam)
7 Tidak adanya pasien yang 100 %
diharuskan membayar uang
muka

B. Kalibrasi Alat
Kalibrasi alat dilakukan setiap satu tahun sekali,alat-alat yang perlu di kalibrasi di IGD adalah sebagai
berikut :
1. DEFIBRILATOR
2. MONITOR PASIEN
3. INFUS PUMP
4. SYRINGE PUMP
5. EKG
6. TIMBANGAN ANAK DAN DEWASA
7. SATURASI OKSIGEN
8. TENSIMETER
Kalibrasi dilakukan oleh pihak eksternal rumah sakit yang sudah melakukan kerjasama dengan pihak
rumah sakit.
Pendokumentasian kalibrasi dilakukan setelah kalibrasi selesai dengan cara mencantumkan bukti
kalibrasi dan mencantumkan hasil dari kalibrasi yang telah dilakukan.

Pedoman Pelayanan IGD Hal 26


C. Preventive Maintenance Alat
Preventive maintenance dilakukan oleh bagian pemeliharaan sarana
Buat daftar alatnya yang dicek oleh Bagian Pemeliharaan Sarana dan IT
1. Alat yang diperiksa oleh pemeliharaan sarana :
No Nama Alat Keterangan
1 Kursi dan meja kerja dokter dan perawat
2 Lampu ruangan
3 AC ruangan
4 Pintu ruangan IGD
5 TV
6 Alat-alat non medis lain

Inspeksi peralatan dilakukan oleh petugas pemeliharaan sarana setelah petugas di unit melakukan
pelaporan melalui sistem yang ada,kemudian petugas unit menelfon petugas pemeliharaan sarana
tentang kerusakan,dan petugas pemeliharaan sarana akan melakukan perbaikan sesuai dengan
kerusakannya
2. Alat yang diperiksa IT
No Nama Alat Keterangan
1 Komputer kerja IGD
2 Saluran telfon IGD
3 Trouble sistem internet

Inspeksi peralatan dilakukan oleh petugas IT setelah ada laporan melalui sistem dengan menceritakan
jenis kerusakan,kemudian petugas IT akan datang mengecek jenis kerusakan dan akan dilakukan
perbaikan sesuai dengan kerusakannya.
D. Corrective Maintenance Alat
Jika terdapat kerusakan alat, Instalasi Gawat Darurat segera menghubungi bagian pemeliharaan
sarana dengan menginformasikan ada alat yang rusak yang harus segera di perbaiki kemudian
mengisi formulir kerusakan alat dengan mencantumkan nama alat yang rusak,jenis kerusakan yang
selanjutnya formulir tersebut diserahkan kepada petugas pemeliharaan sarana setelah alat selesai di
perbaiki dan di tandatangani oleh petugas pemeliharaan sarana dan juga petuga syang melaporkan
kerusakan tersebut.
E. Pendidikan dan Pelatihan staf
Bentuk Diklat :
1. Mandatory training
Contoh : pelatihan K3, hand hygiene, keselamatan pasien
2. Training Kompetensi
Disebutkan training kompetensi (internal/eksternal)

Pedoman Pelayanan IGD Hal 27


BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman IGD yang kami buat, untuk dilaksanakan dalam melakukan pelayanan di IGD.
Kami berharap pedoman ini dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi unit IGD dan kondisi Rumah
Sakit,dan dengan pedoman yang ada pelayanan bisa berjalan sesuai dengan harapan bagi semua.

Pedoman Pelayanan IGD Hal 28

Anda mungkin juga menyukai