Anda di halaman 1dari 43

PANDUAN TRIASE

RUMAH SAKIT SUMBER KASIH


Jl. Siliwangi No. 135
CIREBON

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh

suatu

organisasi

untuk

memelihara

dan

meningkatkan

kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan


individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan

tingkat

kepuasan

rata-rata

penduduk,

serta

yang

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan


profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan

gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat

memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok
orang

agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah

terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat


ditujukan

untuk

menunjang

pelayanan

dasar,

sehingga

dapat

menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari


maupun dalam keadaaan bencana.
Rumah Sakit merupakan salah satu rumah sakit umum, dimana IGD
adalah gerbang utama masuknya pasien khususnya pasien gawat
darurat , maka diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik
yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama perjalanan ke rumah
sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat
perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua
pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien
pada umumnya dan pasien IGD khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka, dalam melakukan
pelayanan gawat darurat di IGD harus berdasarkan standar pelayanan
Gawat Darurat .
1.2

Definisi Triase

Adalah pengelompokan/pemilahan korban yang berdasarkan atas berat


ringannya

trauma

penyakit

serta

kecepatan

penanganan

pemindahannya.

BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan Unit Gawat Darurat meliputi :
1.

Pasien dengan kasus True Emergency


Yaitu pasien yang tiba tiba berada dalam keadaan gawat
darurat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau
anggota badannya ( akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya

2.

Pasien dengan kasus False Emergency


Yaitu pasien dengan :
a.

Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat

b.

Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota


badannya

c.

Keadaan tidak gawat dan tidak darurat yang datang di luar


jam dinas.

2.1

Tujuan Umum

Melakukan prioritas pengelolaan pasien di UGD dalam menentukan


kebutuhan medis pasien..
2.2 Tujuan Khusus
Memilah pasien sesuai dengan klasifikasi kegawatdaruratan pasien
menurut level dan penanganan triase

BAB III
Tata Laksana Triase
3.1 Level Triase
Yaitu
memilah
kegawatdaruratannya.

kondisi

pasien

berdasarkan

tingkat

1. Pasien Gawat darurat (label merah)


Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Pasien Gawat Tidak Darurat(label kuning)
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut
3. Pasien Darurat Tidak Gawat (label hijau)
Pasien akibat musibah yang datang tiba tiba tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka lecet.
4. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan batuk pilek biasa , penyakit

kulit ,

dan sebagainya
5. Pasien datang dalam keadaan meninggal ( label hitam)
3.2 Prioritas
1. Merah

: Priortas 1 ( prioritas tertinggi) emergency .

Kriteria : Pasien gawat darurat;mengancam nyawa/fungsi vital


Keadaan Umum : penilaian GCS apabila GCS<8,Perbedaan tekanan
nadi sistolik dan diastolik > 20 mmHg,Capilarry refill < 3 detik,Nadi teraba
lemah dan cepat >100x/menit,akral teraba dingin. Pada pasien ini
dilakukan tindakan resusitasi segera,observasi tanda vital setiap 15 menit
sekali dan rencana dirujuk untuk perawatan ruang intensif.
4

2. Kuning : Prioritas 2 (Medium) urgent .


Keadaan umum : penilaian GCS apabila GCS>8,gelisah ,Capilarry
refill

<

detik,akral

teraba

hangat,TD

>100/60

mmHg,Nadi

>100x/menit,masih teraba kuat. Pada pasien ini diawasi tanda-tanda


shock dan diobservasi di ruang IGD .
.
3. Hijau

: Prioritas 3 (Rendah) Non emergency.

Keadaan pasien : compos Mentis, Tanda tanda vital

dalam batas

normal
Pasien

gawat

darurat

semu

(false

emergency)

yang

tidak

memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera.


4. Hitam

: Prioritas 0 (Death).

Tanda Vital : TD tidak terukur,Nadi tidak teraba.


Pasien datang dalam keadaan sudah meninggal.

3.3 Alur Triase


Pasien yang datang ke UGD di terima oleh petugas ugd kemudian
dilakukan

penilaian

dan

pemilahan

penanganan.

untuk

selanjutnya

dilakukan

BAB IV
Dokumentasi
Semua jenis informasi dan jenis tindakan dicatat dalam berkas
rekam medis .

BAB V
SUMBER DAYA MANUSIA
A.

POLA KETENAGAAN DAN


KUALIFIKASI
Nama Jabatan

Kualifikasi Pendidikan
Pendidika
Pelatihan
n
S1

Kepala IGD

Kedokteran
Staf Medis IGD

S1

Koordinator IGD

Kedokteran
D3

BLS,

Obat

IGD
Koordinator

BLS,

Alat

ACLS
Manajemen

9
1

Bangsal,

PPGD,

BLS,

D III

BTLS
BCLS,

BTLS,

BTLS,

BTLS,

n
D III

BCLS,

Keperawata PPGD
n
D III

Koordinator

BCLS,

& Keperawata PPGD

Pelaporan IGD
Perawat Pelaksana
IGD

PPGD,

Keperawata PPGD

IGD

Pencatatan

ACLS /ATLS

Keperawata Kep.

Koordinator

PPGD,

Jumlah

n
D III

BCLS,

Keperawata PPGD
n

BTLS,

Dasar

B.

Perhitungan

Ketenagaan IGD adalah sebagai berikut :


1. Dokter jaga konsulen On Call
a. Dokter spesialis jaga On Call terdiri dari :
ii.

Dokter spesialis Kebidanan.

iii.

Dokter spesialis Penyakit Dalam.

iv.

Dokter spesialis Anak.

v.

Doter spesialis Bedah.

vi.

Dokter spesialis syaraf

vii.

Dokter spesialis Anestesi

b. Dokter jaga konsulen On Call berlaku di luar jam praktek dokter


spesialis tetap ( hari kerja pk 08.00 15.00)
Pada hari libur, Dokter jaga konsulen On call berlaku mulai

c.

jam 07.00 WIB 07.00 WIB keesokan harinya.


d.

Dokter jaga konsulen tidak harus hadir di rumah sakit,


kecuali dalam keadaan darurat.

e.

Dokter jaga konsulen harus mengaktifkan alat komunikasi.

2. Dokter jaga IGD


Cara perhitungan ketenagaan dokter jaga di UGD adalah berdasarkan
rasio jumlah kasus di IGD dalam 24 jam yaitu : 1 : 20 kasus dibagi
dalam 3 shift (1-1).
Peraturan kerja dokter jaga UGD dibagi dalam 2 Shift yaitu :
a. Senin Jumat

Shift pagi

: Jam 07.00 16.00

Shift Sore

: jam 16.00 20.00

Shift malam

: jam 20.00 07.00

b.Sabtu /Minggu / Hari Besar / Hari Libur :

Shift pagi

: jam 07.00 14.00

Shift sore

: jam 14.00 21.00

Shift malam

: jam 21.00 07.00

3. Perawat IGD
Cara perhitungan ketenagaan perawat di IGD adalah berdasarkan
jam perawatan untuk setiap pasien dalam waktu 24 jam dan
berdasarkan jumlah kunjungan pasien IGD, rumus perhitungan tenaga
perawat IGD berdasarkan gabungan rumus dari

Philipine dan

lokakarya PPNI :
Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x jumlah kunjungan

10 %
41 mg x 40 jam
Jumlah jam perawatan = 1 jam
Jumlah kunjungan = 3 pasien per hari
=

1 jam x 52 mg x 7 hr x 3 psn + 10 %
1640

12740 + 10 %

= + 8 orang + 1 orang Karu

1640
=

9 Orang

Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan 9 orang, yang dibagi


dalam 3 Shift yaitu :
Dinas pagi

: 2 orang

Dinas sore

: 2 orang

Dinas malam

: 2 orang

Lepas malam

: 2 orang
9

Libur / cuti

: 1 orang

DISTRIBUSI KETENAGAAN
A. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
a.

Untuk Dinas Pagi :


yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang

dengan standar minimal

bersertifikat BLS
Kategori :
1 orang Koordinator IGD dan 1 orang Pelaksana
b.

Untuk Dinas Sore :


yang bertugas sejumlah 1 ( satu ) orang dengan standar minimal

bersertifikat BLS
Kategori :
1 orang penanggungjawab shift dan 1 orang Pelaksana
c.

Untuk Dinas Sore :


yang bertugas sejumlah 1 ( satu ) orang dengan standar minimal

bersertifikat BLS
Kategori :
1 orang penanggungjawab shift dan 1 orang Pelaksana
B. Pengaturan Jaga
I. Pengaturan Jaga Dokter IGD

Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab


Kepala Instalasi Gawat Darurat dan disetujui oleh Kepala Bidang
Pelayanan Medis.

10

Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta
sudah

diedarkan

ke

unit

terkait

dan

dokter

jaga

yang

bersangkutan setiap tanggal 25.

Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak


dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Kepala Instalasi Gawat Darurat paling
lambat 3 hari sebelum tanggal jaga serta dokter tersebut
wajib menunjuk dokter jaga pengganti.
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan
harus menginformasikan ke Kepala Instalasi Gawat Darurat
dan diharapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga
pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan,
dirangkap oleh dokter jaga ruangan.

II. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen

Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung


jawab Kepala Bidang Pelayanan Medis.

Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 1 bulan


serta sudah diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang
bersangkutan 1 minggu sebelum jaga dimulai.

Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak


dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus
mengisi formulir cuti dan menginformasikan ke Direktur
serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen
pengganti.
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan
harus menginformasikan ke Kepala Bidang Pelayanan Medis .
Diharapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga
konsulen pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak

11

didapatkan, maka Kepala Bidang Pelayanan wajib untuk


mencarikan dokter jaga konsulen pengganti.
III.Pengaturan Jaga Perawat IGD
Pengaturan
jadwal
dinas

perawat

IGD

dipertanggungjawabkan oleh Koordinator

dibuat

dan

IGD dan disetujui

oleh Kepala bidang Keperawatan.

Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan


direalisasikan ke perawat pelaksana UGD setiap satu bulan..

Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada


hari tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan
pertukaran dinas pada formulir

permintaan. Permintaan akan

disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apabila


tenaga

cukup

dan

berimbang

serta

tidak

mengganggu

pelayanan, maka permintaan disetujui).

Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam,
lepas malam, libur dan cuti.

Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga


tidak
(

dapat

terencana

jaga
),

sesuai

maka

jadwal

perawat

yang

yang

memberitahu koordinator IGD minimal

telah

ditetapkan

bersangkutan

harus

1 hari sebelumnya.

Sebelum memberitahu koordinator IGD, diharapkan perawat


yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti. Apabila
perawat

yang

bersangkutan

tidak

mendapatkan

perawat

pengganti sesama perawat IGD, maka koordinator IGD akan


berkoordinasi dengan Kepala Seksi Keperawatan untuk mencari
tenaga perawat pengganti yaitu perawat siaga.

Apabila ada tenaga perawat tiba tiba tidak dapat jaga sesuai
jadwal

yang

telah

ditetapkan

(tidak

terencana),

maka

koordinator IGD akan mencari perawat pengganti yang hari itu


libur . Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka akan
dipanggil perawat siaga.

12

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas

13

I. Fasilitas & Sarana


IGD RS Sumber Kasih berlokasi di lantai I terdiri dari enam
ruangan. Tempat Triase, Kamar resusitasi , kamar tindakan bedah dan
kamar tindakan non bedah dalam 1 ruangan yang dipisahkan dengan
tirai, ruangan observasi, ruang jaga dokter, ruang klinik umum.
Kamar resusitasi terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur , kamar
tindakan bedah terdiri dari satu (1 ) tempat tidur, kamar tindakan non
bedah terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur, kamar observasi terdiri dari
1 ( satu ) tempat tidur. Ruang klinik umum terdiri dari 1 (satu) tempat
tidur.
II.

Peralatan
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman
pelayanan Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang
kegiatan pelayanan terhadap pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus
kegawatan jantung seperti monitor dan defribrilator.

a.

Alat alat untuk ruang resusitasi :

1. Mesin suction ( 1 set )


2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
3. Laringoskope anak & dewasa ( 1 set )
4. Spuit semua ukuran ( masing masing 3 buah )
5. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )
6. Infus set / transfusi set ( 3 buah )
7. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan
infus & penghalang ( 1 buah )
8. Gunting besar (1 buah )
9. Defibrilator ( 1 buah )
10.

Bed side monitor ( 1 buah)


14

11.

Trolly Emergency yang berisi alat alat untuk melakukan

resusitasi ( 1 buah )
12.

Papan resusitasi ( 1 buah )

13.

Ambu bag ( 1 buah )

14.

Stetoskop ( 1 buah )

15.

Tensi meter ( 1 buah )

16.

Thermometer ( 1 buah )

17.

Tiang Infus ( 1 buah )

18.

Lampu sorot (1 buah)

b.
1.

Alat alat untuk ruang tindakan bedah


Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang
punggung (1 set )

2.

Verban segala ukuran :


- 4 x 5 em ( 5 buah )
- 4 x10 em ( 5 buah )

3.

Vena seksi set ( 1 set )

4.

Extraksi kuku set ( 1 set )

5.

Hecting set ( 2 set )

6.

Benang benang / jarum segala jenis dan ukuran:


- Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah )
- Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah )
- Jarum ( 1 set )

7.

Lampu sorot ( 1 buah )

8.

Kassa ( 1 tromel )

9.

Ganti verban set ( 2 set )

10. Stomach tube / NGT


- Nomer 12 ( 2 buah )
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
11. Spekulum hidung ( 3 buah )
12. Spuit sesuai kebutuhan
- 5 cc ( 5 buah )

15

- 2.5 cc ( 5 buah )
13. Infus set ( 3 buah )
14. Dower Catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
15. Emergency lamp ( 1 buah )
16. Stetoskop ( 1 buah )
17. Tensimeter ( 1 buah )
18. Thermometer ( 1 buah )
19. Elastis verban sesuai kebutuhan
- 6 inchi ( 1 buah )
- 4 inchi ( 2 buah )
- 3 inchi ( 1 buah )
20. Tiang infus ( 2 buah )
c.

Alat alat untuk ruang tindakan non bedah :


1. Stomach tube / NGT
- Nomer 16 ( 1 buah )
- Nomer 18 ( 1 buah )
- Nomer 12 ( 1 buah )
2. Urine bag ( 3 buah )
3. Otoscope ( 1 buah )
4. Nebulizer ( 1 buah )
5. Mesin EKG ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV catheter semua nomer ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc

( 5 buah )

- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc

( 5 buah )

- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )

16

9. Tensimeter ( 1 buah )
10. Stetoskop ( 1 buah )
11. Thermometer ( 1 buah )
12. Tiang infus ( 1 buah )
d.

Alat alat untuk kamar observasi


1. Tensi meter ( 1 buah )
2. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
3. Termometer ( 1 buah )
4. Stetoskop ( 1 buah )
5. Standar infus ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 set )
7. IV catheter segala ukuran ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan
- 1 cc

( 5 buah )

- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )

a. Alat alat dalam trolly emergency


I.

Obat Life saving ( terlampir pada standar obat IGD RS

Sumber Kasih )
II.

Obat penunjang ( terlampir pada standar obat IGD RS

Sumber Kasih )
III. Alat alat kesehatan
1. Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah
)
2. Oropharingeal airway
- Nomer 3 ( 2 buah )
- Nomer 4 ( 2 buah )

17

3. Laringoscope dewasa & anak ( 1 set )


4. Magyl forcep
5. Face mask ( 1 buah )
6. Urine bag non steril ( 5 buah )
7. Spuit semua ukuran
8. Infus set ( 1 set)
9. Endotracheal tube ( dewasa & anak )
- Nomer 2.5 ( 1 buah )
- Nomer 3 ( 1 buah )
- Nomer 4 ( 1 buah )
- Nomer 7 ( 1 buah )
- Nomer 7.5 ( 1 buah )
- Nomer 8 ( 1 buah )
10.

Slang oksigen sesuai kebutuhan

11.

Stomach tube / NGT


- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
- Nomer 12 ( 3 buah )

12.

IV catheter sesuai kebutuhan

- Nomer 18 Cath / Terumo ( 2 buah )


- Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 buah )
- Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 buah )
13.

Suction catheter segala ukuran


- Nomer 10 ( 3 buah )

- Nomer 12 ( 2 buah )
14.

Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )

e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RS Sumber
Kasih saat ini memiliki 1

( satu ) unit ambulance yang kegiatannya

berada dalam koordinasi IGD dan bagian umum.


Fasilitas & Sarana untuk Ambulance

18

A. Perlengkapan Ambulance
1. Ac
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Wastafel
B. Alat & Obat
1. Tabung Oksigen ( 1 buah )
2. Mesin suction ( 1 buah )
3. Brankart ambulance ( 1 buah)
4. Tas Emergency yang berisi :
Obat obat untuk life saving
Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 kolf )
Senter ( 1 buah )
Stetoskop ( 1 buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 1 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Reflex hummer ( 1 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )

19

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN
a. Petugas

Penanggung

Jawab

Perawat IGD

Petugas Pendaftaran
a. Perangkat Kerja

Komputer

20

Formulir rawat jalan


Berkas Medis
Tata

a.

Laksana

Pendaftaran Pasien IGD


2.

Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh


pasien / keluarga di bagian pendaftaran ( SPO No ..... )

3.

Bila keluarga tidak ada, petugas IGD bekerja sama


dengan securiti untuk mencari identitas pasien.

4.

Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian


pendaftaran akan memberikan nomor register (reg.id) dan status
rekam medis untuk diisi oleh perawat dan dokter IGD yang
bertugas.

5.

Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan


langsung

diberikan

pertolongan

di

IGD,

sementara

keluarga/penanggung jawab melakukan pendaftaran di bagian


pendaftaran.
B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD
I.

Petugas Penanggung Jawab


Petugas customer service
Dokter / perawat IGD
ii.

Pesawat telpon

Hand phone

III. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD


21

Perangkat Kerja

1. Antara IGD dengan unit lain dalam RS Sumber Kasih adalah


dengan nomor extension masing-masing unit ( SPO No .... )
2. Antara IGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang
terkait

dengan

pelayanan

di

luar

rumah

sakit

adalah

menggunakan pesawat telephone langsung dari IGD dengan


menggunakan kode speed dial tiap dokter atau melalui bagian
operator ( SPO no .....)
3. Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan
menggunakan pesawat telephone dan handphone
4. Dari luar RS Sumber Kasih dapat langsung melalui operator.

C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE


I. Petugas Penanggung Jawab
-

Dokter jaga IGD

Perawat IGD

II. Perangkat Kerja


-

Stetoscope

Tensimeter

Status medis

22

III. Tata Laksana Pelayanan Triase IGD


1. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian pendaftaran ( SPO
No ..... )
2. Dokter

jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara

lengkap dan menentukan prioritas penanganan.


3. Prioritas pertama ( I, warna merah, tertinggi, emergency ) yaitu
mengancam jiwa / mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan
diruang resusitasi
4.

Prioritas kedua ( II, medium, warna kuning, urgent ) yaitu

potensial mengancam jiwa / fungsi vital, bila tidak segera


ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di ruang tindakan bedah /
non bedah
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, warna hijau, non emergency ) yaitu
memerlukan pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan
dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di
non bedah

D.
I.

TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT


Petugas Penanggung Jawab
-

Dokter jaga IGD

Perawat jaga IGD

II. Perangkat Kerja


-

Formulir Persetujuan Tindakan

23

ruang

III.

Tata Laksana Informed Consent


1.

Dokter IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari


pengisian informed consent pada

pasien / keluarga pasien

disaksikan oleh perawat.


2.

Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap


disaksikan oleh perawat.

3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.


E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN
I.

II.

Petugas Penanggung Jawab


-

Perawat IGD

Supir Ambulan

Perangkat Kerja
-

Ambulan

III.

Alat Tulis

Tata Laksana Transportasi Pasien IGD


1. Bagi pasien

IGD maupun unit lain

yang memerlukan

penggunaan ambulan RS Sumber Kasih sebagai transportasi,


maka perawat unit terkait menghubungi perawat IGD.
2.

Perawat IGD menuliskan data-data penggunaan ambulan:


nama pasien, ruang rawat inap, waktu penggunaan & tujuan
penggunaan.

3. Perawat IGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk


menyiapkan kendaraan.

24

4. Perawat IGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi


pasien.
5. Sebelum berangkat mengantarkan pasien, supir ambulan
melaporkan ke

bagian administrasi dengan cara mengisi

formulir penggunaan ambulan.

F.

TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY


I.

II.

III.

Petugas Penanggung Jawab


-

Perawat jaga IGD

Dokter jaga IGD

Perangkat Kerja

Stetoscope

Tensi meter

Alat Tulis
Tata Laksana Pelayanan False Emergency
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar di bagian pendaftaran
( SPO ....... )
2. Dilakukan triase untuk penempatan

pasien di ruang klinik

umum
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD
4. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga /
penanggung jawab
5. Bila perlu dirawat

/ observasi pasien dianjurkan ke bagian

pendaftaran.

25

6. Bila

tidak

perlu

dirawat

pasien

diberikan

resep

dan

diperbolehkan pulang
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran
dokter
G.

TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM


I. Petugas Penanggung Jawab
Petugas Rekam Medis

Dokter jaga IGD

Petugas administrasi

III. Perangkat Kerja

IV.

Formulir Visum Et Repertum IGD


Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum

1.

Petugas administrasi menerima surat permintaan visum et


repertum dari pihak kepolisian .

2.

Surat permintaan visum et repertum diserahkan ke bagian


rekam medik

3.

Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien


kepada dokter jaga yang menangani pasien terkait.

4.

Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik


maka lembar yang asli diberikan pada pihak kepolisian,
lembar kedua disimpan dalam berkas rekam medis pasien.

26

H. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )


I.

Petugas Penanggung Jawab


- Dokter jaga UGD
- Petugas Satpam

II.

III.

Perangkat Kerja

Senter

Stetoscope

EKG

Surat Kematian

Tata Laksana Death On Arrival UGD ( DOA )


1.Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD
( SPO .... )
2.Bila

dokter

sudah

menyatakan

meninggal,

maka

dilakukan

perawatan jenazah
3.Dokter jaga UGD membuat surat keterangan meninggal
4.Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah
dengan bagian
umum /

keamanan

27

I.
TATA LAKSANA SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH
SAKIT
I.Petugas Penanggung Jawab
II.

III.

Perawat UGD

Perangkat Kerja
a.

Ambulan

b.

Telepon

Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit


1. Perawat

yang

mendampingi

pasien

memberikan

informasi

mengenai kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat IGD RS


Sumber Kasih.
2. Isi informasi mencakup :

Keadaan umum ( kesadaran dan tanda tanda vital )

Peralatan

yang

diperlukan

di

IGD

suction,

monitor,

defibrillator )

Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care ( SPO ...... )

Perawat

IGD

melaporkan

pada

dokter

jaga

IGD

serta

menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan


yang diterima dari perawat luar.
28

J. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN


i. Petugas Penanggung Jawab
II.

Dokter IGD
Perawat IGD

Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Formulir persetujuan tindakan
c. Formulir rujukan

III.

Tata Laksana Sistim Rujukan IGD


1.

Alih Rawat
Dokter IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah
sakit rujukan mengenai keadaan umum pasein ( SPO ...... )
Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD
menghubungi Sopir ambulance RS Sumber Kasih

2.

Pemeriksaan Diagnostik

29

Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai


tujuan pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga
pasien harus mengisi informed consent

Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan untuk konfirmasi


tindakan

dan biaya.

Perawat menghubungi kasir untuk mengurus masalah keuangan.


Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RS Sumber Kasih
Perawat mendampingi pasien.

3.

Spesimen
Pasien

keluarga

pasien

dijelaskan

mengenai

tujuan

pemeriksaan specimen
Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan ke
petugas laboratorium.
Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium
yang dituju

30

H. TATA HUBUNGAN KERJA IGD


RS Sumber Kasih

IRNA

ICU

GIZI

IRJ

KASIR

Hemodialisa
Logistik Farmasi

Logistik
Umum

Instalasi
Gawat
Darurat

Pendaftaran

Operator / Customer
service

Umum/Tehnisi
Kamar
Operasi

Umum/Supir
Rekam
Medik

Radiologi

31

Laboratotium

Umum/Keamanan

II. Keterkaitan Hubungan Kerja IGD RS


unit lain.

Sumber Kasih dengan

1. Logistik Farmasi
Kebutuhan obat dan bahan medis di IGD, diperoleh dari
bagian logistik farmasi dengan prosedur permintaan sesuai SPO
terlampir.
2. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor

di

IGD, diperoleh dari logistik umum dengan prosedur permintaan


sesuai dengan SPO.
3.

Kamar Operasi (OK)


Pasien IGD yang memerlukan tindakan operasi, akan dibuatkan
surat pengantar operasi oleh dokter, kemudian penanggung
jawab/keluarga pasien dianjurkan ke bagian administrasi untuk
dijelaskan biaya operasi serta perawat IGD memberitahu bagian OK
tentang rencana operasi (bila keluarga/penanggung jawab sudah
setuju).
(sesuai SPO ......).

4.

Laboratorium
Pasien IGD yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan
dibuatkan formulir permintaan
laboratorium oleh dokter dan
formulir diserahkan kepada petugas laboratorium oleh perawat IGD(
prosedur pemeriksaan laboratorium pasien UGD sesuai SPO .......).

5. Umum/Tehnisi
Kerusakan alat medis dan non medis di IGD akan dilaporkan dan
diajukan perbaikan ke bagian umum dengan prosedur permintaan
perbaikan sesuai dengan SPO yang berlaku.
6.

Rekam Medis
Pasien yang berobat ke IGD RS Sumber Kasih akan diberikan
nomor rekam medis dan status medis pasien. Bila sudah selesai
berobat disimpan di bagian rekam medis. Bila pasien berobat
kembali, status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam
medis oleh petugas pendaftaran (prosedur permintaan dan
penyerahan status ke bagian rekam medis sesuai dengan SPO RM
.....).

7.

Pendaftaran
Setiap pasien yang berobat ke IGD selalu didaftarkan ke
bagian pendaftaran, dari bagian pendaftaran disiapkan status dan
form pasien, kemudian status dan form diantarkan oleh petugas

32

pendaftaran ke IGD. (pendaftaran pasien ke bagian pendaftaran


sesuai dengan SPO .....).
8. Radiologi
Pasien IGD yang membutuhkan pemeriksaan radiologi, akan
dibuatkan formulir permintaan pemeriksaan radiologi oleh dokter,
dan formulir diserahkan ke petugas radiologi oleh perawat IGD
(prosedur pemeriksaan radiologi pasien IGD sesuai SPO ........).
9. Customer Service
Apabila IGD membutuhkan sambungan telphone keluar RS Sumber
Kasih (tanpa menggunakan speed dial) maka bagian IGD akan
meminta bantuan ke bagian customer service.
10.

Kasir

Pasien yang telah selesai berobat ke IGD akan diantar


ke bagian kasir oleh
perawat IGD untuk
menyelesaikan
administrasi.
11.

Instalasi rawat inap (IRNA)


Pasien IGD yang akan dirawat, dibuatkan surat pengantar rawat
oleh dokter, penanggung jawab/keluarga pasien dianjurkan ke
bagian pendaftaran untuk memilih kamar perawatan, setelah
penanggung jawab/keluarga pasien menandatangani surat
persetujuan rawat inap, maka pasien diantar oleh perawat IGD ke
bagian IRNA.(Prosedur pasien IGD yang akan rawat inap sesuai
dengan SPO ..............).

12. Gizi
Pasien IGD yang memerlukan kebutuhan nutrisi segera, akan
dimintakan langsung ke bagian gizi melalui telephone dengan
memberitahukan nama pasien dan makanan/minuman yang
diperlukan.
Apabila ada pasien IGD yang rawat inap dan masih dilakukan
observasi / menunggu ruangan siap, perawat IGD melaporkan
ke bagian gizi tentang nama pasien dan diet yang dibutuhkan.
Dokter IGD yang praktek akan mendapat snack / makanan
dari bagian gizi sesuai dengan jadwal jaga dokter IGD yang
diserahkan ke bagian gizi.
13.

Intensive Care Unit (ICU)

33

Apabila ada pasien dari IGD yang memerlukan perawatan


intensif, maka pasien akan dibuatkan surat pengantar rawat ICU
dari dokter, penanggung jawab/keluarga pasien dianjurkan ke
bagian pendaftaran untuk mendaftar masuk ICU, setelah
penanggung jawab/keluaraga pasien menandatangani surat
persetujuan rawat khusus, maka pasien diantar oleh perawat IGD
ke ruang ICU.
14. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
Pasien UGD yang memerlukan tindakan lanjut/konsul ke
dokter spesialis pada jam kerja, perawat akan menghubungai
dokter konsulen dan bila kondisi pasien memungkinkan untuk
tindak lanjut di poliklinik, maka pasien diantar oleh perawat IGD
ke bagian IRJ.
( Prosedur konsul pasien UGD ke dokter spesialis yang sedang
praktek sesuai SPO .......).
15. Umum/Supir
Pasien IGD yang memerlukan rujukan ke RS
lain dapat
menggunakan ambulance RS
Sumber Kasih, bila keadaan
memungkinkan ( prosedur merujuk pasien sesuai dengan SPO
...... )
16. Umum /Keamanan
Bila ada pasien IGD yang meninggal, maka setelah jenazah
dirapikan akan diantar ke kamar jenazah atau menunggu
ambulan jenazah dengan terlebih dahulu menginformasikan
kebagian Umum/Keamanan ( prosedur pasien meninggal sesuai
SPO .....)
17. Hemodialisa
Bila ada pasien IGD yang memerlukan hemodialisa, maka
dokter IGD wajib menginformasikan kepada pasien dan keluarga,
kemudian

perawat

administrasi

untuk

IGD

mengantarkan

mendapatkan

keluarga

penjelasan

ke

tentang

bagian
biaya.

Apabila keluarga setuju maka perawat IGD berkoordinasi dengan


unit hemodialisa untuk pelaksanannya.

34

BAB V
LOGISTIK
Standar Obat IGD RS Sumber Kasih
I.

OBAT LIFE SAVING

a. Injeksi
Nama Obat

Satuan

Jumla

Jenis Obat

o
b. Tablet
N

Nama Obat

Satu

Jumla Jenis Obat

an

c.

Cairan Infus

Nama Obat

Satu

Jumla Jenis Obat


h

Asering
Dextrose 5 % 500 ml
Dextrose 10 % 500ml
Kaen 1B
Kaen 3 B
Kaen 3 A
Larutan 2 A

an
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf

o
1.
3.
4
5.
6
7.
9.

35

10

Nacl 0,9 % 500 ml

Kolh

.
11

Ringer Dextrose

Kolf

.
12
13

Ringer Lactat
Ringer Solution

Kolf
Kolf

.
14

Dex 40 % 25 ml

Flalon

d. Suppositoria
N

Nama Obat

Satu

Jumla Jenis Obat

o
1.
2.

Stesolid 5 mg rect
Stesolid 10 mg rect

an
Tube
Tube

h
2
2

Jumla Jenis Obat

Sedatif
Sedatif

2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
N

Nama Obat

Satu

o
1.

Calsium gluconas

an
h
Ampul 3

Vitamin (elektrolit)

b. Obat tablet
N
o
1.

Nama Obat

Satu

Jumla Jenis Obat

Aspilet

an
Tablet

h
7

Anti

coagulans,

anti trombotics

36

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A.

Pengertian

Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem di mana rumah


sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :

Asesmen resiko

Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko


pasien

Pelaporan dan analisis insiden

Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B.

Tujuan

Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan


masyarakat

Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit

Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi


pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

37

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan
cedera

pasien

akibat

melaksanakan

suatu

tindakan

atau

tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena


penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan mutakhir
KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )
Near Miss :

38

Adalah

suatu

kesalahan

akibat

melaksanakan

suatu

tindakan

( commission ) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya


diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera
serius tidak terjadi :

Karena keberuntungan

Karena pencegahan

Karena peringanan

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima,

seperti : operasi pada bagian tubuh yang

salah.
Pemilihan kata

sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang

terjadi ( seperti, amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian


fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang
serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
C. TATA LAKSANA
a.

Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang


terjadi pada pasien

b. Melaporkan pada dokter jaga IGD


c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien

39

e.

Mendokumentasikan

kejadian

tersebut

pada

formulir

Pelaporan Insiden Keselamatan

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I.

Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran
HIV menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan
gejala. Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan
14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari
keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang
yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS
terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat
melalui

penduduk

migran,

sementara

potensi

penularan

dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas


tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena
belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan
bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk
menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai
ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan
hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
40

1998 dan angka kesakitan

hepatitis C dimasyarakat menurut

perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat
dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan

munculnya

penyebaran

penyakit

tersebut

diatas

memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan


prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi.
Upaya

pencegahan

penyebaran

infeksi

dikenal

melalui

Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak


dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi
Petugas Kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani

dan

melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam


secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi,
oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
II.

Tujuan
a.

Petugas

kesehatan

didalam

menjalankan

kewajibannya dapat melindungi

tugas

dan

diri sendiri, pasien dan

masyarakat dari penyebaran infeksi.


b.

Petugas

kesehatan

didalam

menjalankan

tugas

dan

kewajibannya mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit


menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan
paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
Universal Precaution.
III. Tindakan yang beresiko terpajan
a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.

41

f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.


IV. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip

utama

prosedur

Universal

Precaution

dalam

kaitan

keselamatan kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene


sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut
dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung
tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan
infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di RS Sumber Kasih dalam
memberikan pelayanan IGD adalah angka keterlambatan penanganan
kegawat daruratan dengan varibel jumlah penderita yang dilayani < 5
menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama
dan jumlah kematian pasien di IGD.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian
dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada
panitia mutu dan direktur pelayanan.

42

BAB IX
PENUTUP

Dalam penyusunan buku pedoman pelayanan IGD ini jauh dari


sempura, untuk itu masukan dan saran sangat diharapkan untuk mengisi
kekurangan-kekurangan yang ada, dan perbaikan-perbaikan isi buku
pedoman ini.
Semoga buku ini dapat menjadi pedoman bagi setiap orang yang
terlibat dalam pelayanan gawat darurat .

43

Anda mungkin juga menyukai