Anda di halaman 1dari 45

Bab 3

Struktur Dan Fungsi Jaringan Hewan

Dilihat dari segi jumlah sel, hewan dapat dibagi menjadi Protozoa (hewan bersel satu)
dan Metazoa (hewan bersel banyak). Pada hewan bersel banyak (termasuk manusia),
kumpulan sel-sel yag memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan,
jaringan jaringan yang berbeda akan bergabung membentuk organ tubuh, organ-organ
tubuh akan bergabung membentuk sistem organ tubuh, sistem organ tubuh akhirnya
akan bergabung membentuk organisme (hewan).

1. Jaringan Embrional

Jaringan embrional, merupakan jaringan dari hasil pembelahan sel zigot. Jaringan
embrional mengalami spesialisasi menjadi 3 lapisan jaringan (triploblastik), lapisan luar,
ektoderm, lapisan tengah, mesoderm dan lapisan dalam entoderm.
Contoh hewan triploblastik : Annelida, Mollusca, Arthropoda, Chordata.
Atau menjadi 2 lapisan jaringan (diploblastik), lapisan ektoderm dan endoderm.
Contoh hewan diploblastik : Coelenterata.
Lapisan-lapisan jaringan tersebut di atas kemudian akan berkembang menjadi organ-
organ tubuh dari suatu hewan.
2. Jaringan Epitelium
Jaringan epithelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh sebelah luar
maupun sebelah dalam. Contoh permukaan sebelah luar yang memiliki jaringan
epitelium adalah kulit, sedangkan permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung
epitelium adalah permukaan dalam usus, paru-paru, pembuluh darah, dan rongga
tubuh. Jaringan epitelium dapat berasal dari perkembangan lapisan ektoderma,
mesoderma, atau endoderma.
Jaringan epitelium dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah lapisan sel dan
bentuknya, dan
berdasarkan struktur dan fungsinya.

1. a. Epitelium Berdasarkan Jumlah Lapisan Sel dan Bentuk

Epitelium sederhana adalah epitelium yang sel-selnya hanya selapis. Epitellium


berlapis adalah epitalium yang terdiri atas beberapa lapis sel. Berdasarkan bentuknya,
sel epitelium dibedakan menjadi bentuk pipih, kuboid, dan batang. Selain ketiga jenis
epitelium itu,
dikenal juga epitelium berlapis semu.

1. 1. Epitelium sederhana
1. Epitelium selapis pipih (squanos) bentuk sel-selnya pipih.

Epithelium pipih sederhana pada dinding alveolus paru-paru

1. Epitelium selapis kuboid (cuboidal) berbentuk seperti kubus.

Epithelium kubus sederhana pada tubulus ginjal

1. Epitelium selapis batang (silindris) berbentuk seperti batang.

Epithelium batang sederhana pada lambung dan usus


1. 2. Epitelium berlapis semu

Epitel ii sebenarnya terusun atas satu lapis sel tetapi memiliki ketinggian yang tidak
sama, sehingga terlihat berlapis
Epithelium batang berlapis semu pada dinding trakea

1. 3. Epitelium berlapis
1. Epitelium berlapis pipih, misalnya terdapat pada permukaan kulit, vagina
dan esophagus, permukaan epitelnya selalu basah.

Epithelium berlapis pipih pada esofagus

1. Epitelium berlapis kubus terdapat pada saluran kelenjar keringat, folikel ovarium
yang sedang berkembang, dan kelenjar ludah.

Epithelium berlapis kubus pada saluran kelenjar ludah

1. Epitelium berlapis batang (silindris) terdapat pada permukaan uretra pria.

Epithelium berlapis batang pada uretra

1. Epitelium transisional; terdapat pada kandung kemih. Bentuk sel epitelium

transisional bergantung pada derajat peregangan kandung kemih.

Epithelium transisional pada dinding kandung kemih dan ureter

1. b. Epitelium berdasarkan struktur and fungsi.

1) Jaringan epitelium penutup


Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya.
2) Jaringan epitelium kelenjar
Kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.
a) Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk
menyalurkan hasil sekresinya.Zat secret dapat berupa enim, keringat, dan air ludah.

Berdasarkan banyak sel penyusunya kelenjar eksokrin dibedaka menjadi dua:

1. 1. Uniseluler

Tersusun atas satu buah sel


Ex: goblet ( sel epithelium pehasil mukulus/ lender yang terdapat pada lapisan usus
halus dan saluran pernapasan

1. 2. Multiseluler
Tersusun atas banyak sel
Macam dan contoh kelenjar eksokrin
1. 1. Tubuler 1. 2. Tubuler
sederhana bergulung
sederhana

1. 3. Tubuler 1. 4. Alveolar
bercabang sederhana
sederhana

1. 5. Alveolar 1. 6. Tubuler
bercabang majemuk

1. 7. Alveolar 1. 8. tubulo-
majemuk alveolar
majemuk

b) Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran.

1. 3. Jaringan ikat

Jaringan ikat atau jaringan penyambung merupakan jaringan yang selalu berhubungan
dengan jaringan lainnya atau organ-organ. Jaringan ilat memiliki fungsi antara lain:

1. Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain


2. Membungkus organ-organ
3. Mengisi rongga di antara organ-organ
4. Menghasilkan imunitas.

1. a. Komponen Jaringan Ikat

1) Sel
Macam sel penyusun jaringan ikat terdiri antara lain fibroblast, makrofag, sel mast, sel
lemak, sel plasma, dan leukosit.
a) FIbroblas adalah sel yang mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.
b) Makrofag adalah sel yang bentuknya tidak beraturan, umumnya terletak dekat
pembuluh darah dan bergerak jika ada luka.
c) Sel mast adalah sel yang mem[roduksi heparin yang berfungsi mencegah
pembekuan sel darah dan histamin yang dapat mengatur permeabilitas kapiler darah.
d) Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak.
e) Leukosit adalah sel darah putih.
2) Serabut
Serabut atau serat penyusun jaringan ikat tediri atas tiga macam, yaitu serabut kolagen,
serabut elastin, dan serabut reticulum
a) Serabut kolagen ( serabut putih )
Liat, ulet, paling banyak ditemukan,tidak berwarna tetapi dalm jumlah banyak berwarna
putih
b) Serabut elastin ( serabut kuning )
Kenyal,tidak berwarna tetapi dalam jumlah banyak berwarna kuning
c) Serabut reticulum
Berbentuk seperti jala, halus dan becabang, berfungsi meghubungkan jaringan ikat
dengan jaringan lain
3) Zat dasar
Zat dasarnya bersifat amorf ( tidak berbentuk), tidak berwarna, dan homogeny, yang
tersusun atas molekul karbohidrat, protein, dan air. Zat dasar berperan mengisi ruang
antar sel dan serabut jaringa ikat.

1. b. Macam jaringan ikat


2. Jaringan ikat biasa
1. Jaringan ikat padat
1. Jaringan ikat teratur

Berkas kolagen tersusun teratur satu arah, mis: tendon

1. Jaringan ikat tidak teratur

Berkas kolage menyebar membentuk anyaman kuat mis: dilapisan bawah ( dermis) kulit

1. Jaringan ikat longgar

Contoh lain jaringan ikat longgar adalah jaringan lemak/jaringan adipose

1. Jaringan ikat khusus


2. Jaringan tulang rawan ( kartilago )

Kuat, lentur, berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan
lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang sendi.
Berdasarka matriksnya tulang rawan dibedakan menjadi tiga:

1. Tulang rawan hialin

Mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna ening kebiruan

1. Tulang rawan elastic

Mengandung serabut elastic yang disebut kolagen

1. Tulag rawan fibrosa

Mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar


1. Jaringa tulang sejati ( osteon )

Tulang sejati adalah mineralisai dari tulang dewasa, mineralisasi merupakan proses
perubahan penyusun materi organic menjadi materi anorganik.Jaringan Tulang sejati
disusun oleh sel-sel tulang(osteosit). Osteosit berasal dari sel induk tulang(osteoblas),
osteosit terletak di lakuna dan saling berhubungan melalui kanalikuli. Osteosit tersusun
dalam lapisan konsentris yang disebut lamella. Jaringan tulang mengandung osteoklas
yaitu sel berukuran besar dengan jumlah inti 6-50. Osteoklas menghasilkan enzim
kolagenase dan proteolik lain yang berfungsi merombak tulang serta mengatur bentuk
tulang

1. Penampang tulang lengan


2. System havers
3. Penampang melintang jaringan tulang (osteon)

Berdasarkan ada tidaknya rongga didalamnya tulang dibedakan menjadi dua:

1. Tulang kompak

Terdapat system havers yang tersusun konsentris, system havers merupakan unit
penyusun tulang yang mengandung pembuluh darah dan saraf sebagai penyuplai
nutrient untuk menghidupi tulang. Didalam system havers terdapat saluran Volkman
yaitu saluran yang menghubungkan dua saluran havers

1. Tulang spons

Tidak terdapat system havers, terdiri dari trabekula tulang yang saling berhubungan
satu sama lain. Trabekula adalah struktur penyusun tulang spons yang berbentuk
seperti jarum atau lempengan

1. Darah dan limfa

Darah terdiri atas tiga;

1. Sel darah merah ( eritrosit )

Befungsi mengangkut oksigen dan karbondioksida dalam sel darah


Tidak memiliki iti sel dan Terdapat hemoglobin yang berfunsi sebagai pengikat oksigen
di dalam darah

2. Sel darah putih ( leukosit )


Berfungsisebagai pelindung terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh
Memiliki nucleus dan tidak mengandung hemoglobin dan bergerak amuboid
Berdasarkan granulanya dalam sitoplasma dibagi menjadi:

1. Granulosit : neutofil,eosinofil, dan basofil


2. Agranulosit : limfosit dan monosit

Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi sebagai penghasil
atibodi

3. Keping darah ( trombosit )


Berfungsi dalam proses pembekuan darah
Terdapat banyak granula tetapi tidak terdapat nucleus

4. Plasma
Bagian darah yang cair dan mengandung larutan elektrolit dan protein(
albumin,globulin,fibrinogen)
Limfa adalah cairan yang dikumpulkan dari jaringan-jaringan dan kembali ke aliran
darah
MACAM-MACAM JARINGAN PADA HEWAN

A. Jaringan Epitel/epithelium

Adalah jaringan yang melapisi atau menutup permukaan tubuh, organ tubuh, rongga
tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Berfungsi untuk melindungi permukaan
luar dan dalam organ. Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :

 Epithelium pipih (squamous)


 Epithelium batang (columnar/silindris)
 Epithelium kubus (cuboidal)
Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan menjadi :
a. Epitel pipih berlapis tunggal,

Antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam
telinga, kapsula glomerulus pada ginjal, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus
jantung, dan selaput perut.
Fungsinya terkait dengan proses difusi, osmosis,sekresi dan filtrasi atau penyaringan.

b. Epitel pipih berlapis banyak,

Berfungsi sebagai pelindung, terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung,
esophagus, epidermis, dan vagina.
Fungsinya terkait dengan proteksi atau perlindungan.

c. Epitel kubus berlapis tunggal,

berfungsi untuk sekresi dan pelindung, terdapat pada lensa, permukaan ovary atau
indung telur, dan saluran nefron ginjal.

d. Epitel Kubus Berlapis banyak

Berfungsi sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan, sekresi dan


absorbsi. Terdapat pada epitel yang membentuk saluran kelenjar minyak dan kelenjar
keringat pada kulit.

e. Epitel Silindris Berlapis Tunggal

Berfungsi ntuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus jejunum (Ileum),
adsorbsi, proteksi dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar. Terdapat pada epitel dalam
lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan bagian atas.

f. Epitel Silindris Berlapis Banyak

Berfungsi sebagai pelindung dan sekresi, terdapat pada saluran ekskresi kelenjar ludah
dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.

g. Epitel Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia)

Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan.
Fungsi berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekresi dan gerakan zat yang
melewati permukaan.

h. Epitel Transisional

Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan


bentuknya. Bila jaringan menggelembung, bentuknya berubah. Biasanya membran
dasarnya tidak jelas. Epital transisional merupakan jaringan epithelium yang tidak dapat
dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuknya berubah seiring dengan
berjalannya fungsinya. Biasanya terdapat pada ureter, urethra, dan kantong kemih.

B. Jaringan Ikat

Berfungsi untuk melindungi jaringan dan organ dan mengikat sel-sel untuk membentuk
jaringan dan mengikat jaringan dan jaringan untuk membentuk organ. Jaringan ikat
tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat.

Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat. Sel-sel jaringan ikat meliputi:
1.Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk
membentuk matriks
2.Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
3.Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
4.Sel plasma : berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
5.Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Jaringan ikat berdasarkan struktur dan fungsinya:
• Jaringan ikat longgar
Bersifat elastis karena matriksnya mengandung serat kolagen, retikuler dan elastin.
Berfungsi sebagai pembungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan bagian-bagian
dari jaringan lainnya.
• Jaringan ikat padat
Bersifat tidak elastis karena matriksnya tersusun atas serat kolagen yang berwarna
putih dan padat sehingga cairannya berkurang.
Berfungsi untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti pada katub jantung,
kapsul persendian, fasia, tendon dan ligamen.

C.Jaringan Otot

Tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas. Jaringan
otot berfungsi sebagai penggerak. Jaringan otot rangka terdiri atas sel-sel otot yang
apabila diamati dengan mikroskop memiliki garis gelap dan terang berselang-seling.

Jaringan otot berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:


1. Otot Polos

Otot polos bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak. Sel otot polos terdapat pad
organ dalam,
misalnya di usus dan pembuluh darah. Serabut kontraktil otot polos tidak memiliki garis
gelap dan terang. Sel otot polos berbentuk gelondong dan berinti satu.

2. Otot Jantung

Otot jantung terdiri dari sel-sel yang memiliki garis gelap dan terang seperti otot lurik,
tapi bekerja di luar kehendak kita. Merupkan otot khusus penyusun organ jantung.
Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat
berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.

3.Otot lurik

Sel otot rangka dikenal pula sebagai sel otot lurik atau sel otot bergaris melintang. Sel
otot rangka mempunyai banyak inti. Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja
dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada
rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.

D.Jaringan Saraf

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron dan sreabut saraf. Tiap
neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson,
cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk
jaringan saraf. Jaringan saraf berfungsi sebagai penghantar rangsang, yakni membawa
rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot.
Jaringan saraf hanya dimiliki hewan dan manusia.

Terdapat 3 macam sel saraf, yaitu :


1. Sel Saraf Sensorik
Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum
tulang belakang.

2.Sel Saraf Motorik


Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.

3.Sel Saraf Penghubung


Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.
Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls.
SISTEM ORGAN PADA HEWAN
Usus memiliki empat lapisan utama, yaitu lapisan serosa, otot, lapisan submukosa dan
lapisan mukosa. Lapisan serosa terdiri atas jaringan ikat longgar dan jaringan epitel
pipih.

Lapisan otot tersusun atas jaringan otot polos yang di dalamnya terdapat pembuluh
darah limfa dan saraf. Lapisan submukosa tersusun oleh pembuluh darah limfa, saraf,
dan jaringan ikat longgar. Sedangkan, lapisan mukosa tersusun atas jaringan epitel,
jaringan ikat longgar, dan jaringan otot polos. Berbagai jaringan penyusun organ
pencernaan (usus) menjalankan fungsi yang sama, yaitu mencerna dan menyerap
makanan.

Organ-organ bergabung menjalankan fungsi fisiologis tertentu untuk tujuan yang sama
dalam suatu sistem organ. Masing-masing organ merupakan suatu komponen yang
tidak terpisahkan dalam sistem tersebut. Dalam tubuh hewan vertebrata terdapat 9
sistem organ, yaitu:

1. Sistem Pernapasan

Sistem pernafasan terdiri atas hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru. Fungsi sistem
pernafasan adalah mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2 untuk memperoleh energi
dengan menyederhanakan senyawa organik.

2. Sistem Peredaran Darah


Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, darah, pembuluh darah arteri, vena,
pembuluh limfa, dan kelenjar limfa serta cairan limfa. Sistem peredaran darah berfungsi
mengangkut sari-sari makanan dari usus halus ke seluruh tubuh.

3. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut (di dalamnya terdapat gigi, lidah, dan
kelenjar ludah), saluran pencernaan (dimulai dari kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum, dan anus), kelenjar pencernaan, hati, dan pankreas. Sistem
pencernaan berfungsi untuk mencerna makanan agar bisa diserap tubuh.

4. Sistem Rangka

Sistem rangka pada hewan vertebrata dapat dibedakan menjadi skeleton aksial dan
skeleton apendikular. Skeleton aksial terdiri atas tulang tengkorak, tulang belakang,
tulang dada, tulang iga, dan tulang selangka.

Rangka apendikular terdiri atas tungkai atas yang tersusun oleh tulang belikat, tulang
lengan atas, tulang lengan bawah, tulang pengupil, tulang hasta, tulang pergelangan
tangan, tulang telapak tangan, dan tulang jari.

Sedangkan, tungkai bawah terdiri atas tulang paha, tulang tempurung, tulang
pergelangan kaki, tulang telapak kaki, jari kaki dan tulang tumit. Sistem rangka
berfungsi memberikan bentuk tubuh, melekatkan otot-otot, melindungi bagian-bagian
lunak, dan menyimpan berbagai mineral.

5. Sistem Otot

Sistem otot tersusun atas otot rangka (sebagai alat gerak aktif karena menggerakkan
tulang), otot polos (terdapat pada organ-organ tertentu seperti lambung), dan otot
jantung. Sistem otot berfungsi menentukan postur tubuh, sebagai alat gerak, dan
menyimpan glikogen.

6. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat, yaitu otak besar, batang otak, otak kecil,
dan sumsum tulang belakang. Sedangkan, saraf tepi terdiri atas 12 pasang saraf otak
dan 31 pasang saraf punggung. Saraf tepi ini berhubungan dengan alat-alat indera.
Sistem saraf berfungsi menerima dan merespon rangsang dari luar.

7. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi pada jantan terdiri atas testis, vas deferens, duktus epididimis,
kelenjar prostat, dan uretra. Sedangkan, sistem reproduksi pada betina terdiri atas
indung telur, rahim, oviduk, dan vagina. Sistem reproduksi berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan.

8. Sistem Ekskresi

Organ sistem ekskresi, meliputi kulit (kelenjar keringat mengeluarkan keringat), paru-
paru (mengeluarkan CO2 dan uap air), ginjal (terdiri atas berjuta-juta nefron, ureter,
kantung kemih, dan uretra), dan hati.

9. Sistem Hormon

Beberapa organ dalam tubuh menghasilkan hormon, seperti ovarium, testis, pankreas,
kelenjar anak ginjal, hipofisis, dan kelenjar gondok. Dinding usus halus dan lambung
juga mengeluarkan hormon untuk merangsang pengeluaran enzin.
Bab 4
SISTEM GERAK MANUSIA

Gerak

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh
makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat
mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara
nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam
sistem gerak.

Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata
karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat
disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga
melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau
rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak
pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan datang.

Alat gerak

Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak
pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja
sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut
sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya
sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang
pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang
sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai
peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.

Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan
myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah
otot dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak
dengan otomatis tulang juga akan bergerak.

Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan
mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi)
dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)

Rangka/Skeleton

Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton.
Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :

1. Eksoskeleton

Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat
hampir di semua jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat
tinggi kecuali Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.

1. Endoskeleton

Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat
pada seluruh Vertebrata, Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia
(PARAM) kecuali Reptilia jenis Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada
hewan Invertebrata Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-
cumi.

Fungsi rangka :

1. Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.

2. Melindungi organ-organ tubuh yang vital.

3. Menahan dan menegakkan tubuh.

4. Tempat pembentukan sel darah.

5. Tempat perlekatan otot.


6. Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.

7. Sebagai alat gerak pasif.

Alat gerak pasif/tulang

Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :

1) Tulang rawan/tulang muda/cartilago

 Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama


dalam proses osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada
masa bayi terutama pada saat proses perkembangan embrio menjadi fetus.
Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring dengan
perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta
dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak
semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago.
Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung,
ruas-ruas persendian tulang.

Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak
mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat
kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada
cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang
rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.

Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit.
Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium.
Pericondrium berfungsi untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena
banyak mengandung pembuluh darah. Dalam pericondrium banyak mengandung
condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.

 Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan menjadi :

1. a. Cartilago Hialin

Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen,
transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat
dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi
terutama dinding trachea yang berbentuk cincin.

1. b. Cartilago Fibrosa/serabut

Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen.


Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang
belakang, pada tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang
panggul.

1. c. Cartilago Elastin/elastic

Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang
bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati
bila manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran
eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.

2) Tulang keras/tulang sejati/osteon

 Osteon berfungsi :

1. Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.

2. Sebagai pelindung organ-organ yang vital.

 Terbentuk melalui proses :

1. Osifikasi

Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang
keras.

Pada peristiwa ini tulang rawan akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat
perekat kolagen sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan
membuat tulang mudah retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan
terisi oleh Calcium dan fosfor (phosphate), hal inilah yang membuat osteon
menjadi keras.

1. Kalsifikasi

Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa osifikasi.

 Pembentuk sel tulang sejati disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan


dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang muda yang nantinya akan membentuk
osteosit/perombak sel-sel tulang. Selaput pelindung tulang sejati disebut
periosteum. Kandungan yang terdapat dalam matriks osteon adalah Calcium
Carbonat atau CaCO3 dan Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.

Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak
gambaran suatu sistem yang disebut sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii
yaitu suatu kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh
darah dan saraf yang membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau lingkaran-lingkaran yang
merupakan kesatuanpembuluh darah dan sel saraf. Selain itu dalam lamella konsentris
terdapat rongga/cawan tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang
telah mati hanya akan nampak rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan
dengan saluran kecil beruapa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi
untuk menyalurkan kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini
tersusun dari pembuluh darah dan sel saraf.

 Pembagian tulang :

1. a. Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi : (PIPIPEN)

© Tulang pipa/panjang

Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua
bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan
dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.

Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang
yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut
diafise. Daerah antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih
mengarah pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah
pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang.

Tulang pipa dapat dijumpai pada Os. Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os.
Fibula, ruas-ruas Os. Digiti Phalanges Manus, dll.

© Tulang pipih

Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah
lempengan tulang kompak dan tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang
tersebut terisi sumsum merah.

Tulang pipih dapat dijumpai pada Os. Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium,
dll.

© Tulang pendek

Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga
tulang pendek berisi sumsum merah.

Tulang pendek dapat dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal,
ruas-ruas Os. Carpal, dll.

1. b. Berdasarkan matriksnya dibedakan menjadi :


© Tulang kompak/padat

Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks padat dan rapat. Tidak dijumpai adanya
celah tanpa matriks dalam rongga tulang ini.

Dapat dijumpai pada tulang pipa/tulang panjang.

© Tulang spons/bunga karang

Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks yang tidak padat/berongga. Dapat
dijumpai pada tulang pipih dan tulang pendek.

1. c. Berdasarkan letaknya tulang dibedakan menjadi :

© Tulang Axial terdiri dari :

1. A. Tulang Tengkorak :

1) Tulang dahi = 1 buah

2) Tulang ubun-ubun = 2 buah

3) Tulang kepala bagianbelakang = 1 buah

4) Tulang pelipis = 2 buah

5) Tulang baji = 2 buah

6) Tulang tapis = 2 buah

7) Tulang mata = 2 buah

8) Tulang air mata = 2 buah

9) Tulang rongga mata = 2 buah

10) Tulang pipi = 2 buah

11) Tulang hidung = 2 buah

12) Tulang rahang atas = 2 buah

13) Tulang rahang bawah = 2 buah

14) Tulang langit-langit = 2 buah

15) Tulang pangkal lidah = 1 buah

1. B. Tulang Pendengaran :
1) Tulang martil = 2 buah

2) Tulang landasan = 2 buah

3) Tulang sanggurdi = 2 buah

1. C. Tulang badan :

1) Tulang leher = 7 ruas

2) Tulang punggung = 12 ruas

3) Tulang pinggang = 5 ruas

4) Tulang kelangkang = 5 buah

5) Tulang ekor =4 ruas (menyatu)

1. D. Tulang dada :

1) Tulang dada bagian hulu = 1 buah

2) Tulang dada bagian badan = 1 buah

3) Tulang dada bagian taju pedang = 1buah

1. E. Tulang rusuk :

1) Tulang rusuk sejati = 7 pasang

2) Tulang rusuk palsu = 3 pasang

3) Tulang rusuk melayang = 2 pasang

1. F. Tulang gelang bahu :

1) Tulang selangka = 2 buah

2) Tulang belikat = 2 buah

1. G. Tulang gelang panggul :

1) Tulang usus = 2 buah

2) Tulang duduk = 2 buah

3) Tulang kemaluan = 2 buah

© Tulang Apendikuler/Extremitas
A. Tulang pergerakan atas :

1) Tulang lengan atas = 2 buah

2) Tulang pengumpil = 2 buah

3) Tulang hasta = 2 buah

4) Tulang pergelangan tangan = 2 x 8 buah

5) Tulang telapak tangan = 2 x 5 buah

6) Tulang ruas jari tangan = 2 x 14 ruas

B. Tulang pergerakan bawah :

1) Tulang paha = 2 buah

2) Tulang tempurung lutut = 2 buah

3) Tulang betis = 2 buah

4) Tulang kering = 2 buah

5) Tulang pergelangan kaki = 2 x 7 ruas

6) Tulang telapak kaki = 2 x 5 buah

7) Tulang ruas jari kaki = 2 x 14 ruas

CATATAN :

UNTUK PENAMAAN TULANG DALAM BAHASA LATIN LIHAT RINGKASAN SISTEM


GERAK MATERI 3.2 (PROGRAM EXCEL).

Persendian/artikulasi

Merupakan hubungan antara 2 buah tulang. Struktur khusus yang terdapat pada
artikulasi yang dapat memungkinkanuntuk pergerakan disebut dengan sendi.

Artikulasi dapat dibedakkan menjadi :

1) SINARTHROSIS

Disebut juga dengan sendi mati.

Yaitu hubungan antara 2 tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini
tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada
hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.
2) AMFIARTHROSIS

Disebut juga dengan sendi kaku.

Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini
dihubungkan dengan cartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang,
tulang rusuk dengan tulang belakang.

3) DIARTHROSIS

Disebut juga dengan sendi hidup.

Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak
terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian
terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai
pelumas sendi.

Dapat dibedakan menjadi :

a) Sendi engsel

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu arah saja.
Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi
pada siku, hubungan antar Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada
lutut.

b) Sendi pelana/sendi sellaris

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan kedua arah. Dijumpai pada
hubungan antara Os. Carpal dengan Os. Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.

c) Sendi putar

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap
tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus
dengan Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.

d) Sendi peluru/endartrosis

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan


bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara
Os. Femur dengan Os. Pelvis virilis.

e) Sendi geser
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan pada satu bidang saja atau
gerakan bergeser. Dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Metatarsal
dan ruas-ruas Os. Metacarpal.

f) Sendi luncur

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan badan melengkung ke


depan (membungkuk) dan ke belakang serta gerakan memutar (menggeliat).

g) Sendi gulung

Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya seolah-olah mengitari tulang yang
lain. Dijumpai pada hubungan Os. Metacarpal dengan Os. Radius.

h) Sendi ovoid

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak
ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan
belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk yang
berbentuk elips. Dijumpai pada hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.

Alat Gerak Aktif/Otot

Berdasarkan struktur selnya dibedakan menjadi :

1. Otot Polos/Licin

 Memiliki bentuk sel otot seperti silibdris/gelendong dengan kedua ujung


meruncing.

 Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot.

 Mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.

 Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa disadari dengan sifat pergerakan
lambat dan teratur. Sehingga dengan demikian tidak memungkinkan cepat lelah
pada sel otot.

 Sel otot ini banyak dijumpai di seluruh organ dalam tubuh keculai jantung dan
rangka.

1. Otot Lurik/Seran Lintang/Rangka

1) Memiliki bentuk sel yang panjang seperti serabut/benang/filament.

2) Memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi.


3) Memiliki permukaan yang tampak bergaris-garis gelap dan terang yanag
melintang pada struktur selnya. Hal ini dikarenakan adanya myofibril yang tidak
seragam/tidak sama tebalnya pad permukaan sel otot.

4) Pergerakan sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga
sifat pergerakannya cepat dan tidak teratur serta mudah lelah.

5) Sel otot ini hanya dijumpai di rangka, karena melekat di tulang untuk pergerakan.

1. Otot Jantung/myocardium

 Memiliki bentuksel yang memanjang seperti serabut/filament yang bercabang.


Percabangan sel otot jantung disebut dengan Sinsitium.

 Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah.

 Pergerakan sel otot ini tanpa disadari/diluar kehendak.s ehingga sifat


pergerakannya adalah lamat, teratur dan tidak mudah lelah.

 Sel otot ini hanya dijumpai pada organ jantung.

Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi :

1) Otot sinergis

Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerja


sama/menimbulkan gerakan yang searah.

Ex :

© Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak tangan untuk


menelungkup.

© Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan m enengadah.

2) Otot antagonis

Yaitu hubungan antar otot sayng cara kerjanya saling berlawanan/bertolak


belakang/tidak searah.

Macamynya :

 Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).

 Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor (mendekatisumbu


badan).
 Otot supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).

 Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).

Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi :

1 Origo

Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil
pada saat kontraksi.

2 Insersio

Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah
posisi pada saat kontraksi.

Bagan/skema mekanisme cara kerja otot.

1 Kontraksi

Impuls sel otot ujung saraf asetilkolin sel otot membebaskan ion Ca 2+ protein aktin +
myosin aktomiosin serabut otot memendek kontraksi.

2 Relaksasi

Impuls plasma sel otot menyerap Ca 2+ aktomiosin aktin + myosin serabut otot
memanjang relaksasi.

Kelainan pada tulang dan otot

Penyebab kelaian oleh :

 Genetis

 Kuman penyakit.

 Kelainan susunan tulang dan sendi.

 Kebiasaan sikap duduk yang salah.

 Kebiasaan aktivitas kerja yang berlebihan.

 Kurang gizi.

 Kecelakaan.

Macam kelainan pada sistem gerak

-> Fraktura /patah tulang


Yaitu kelainan pada tulang akibat kecelakaan, baik kendaraan bermotor atau jatuh.
Dibedakan menjadi 2 yaitu fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai
merobek kulit/otot) dan fraktura yang terbuka (patah tulang yang merobek/menembus
kulit/otot).

-> Osteoporosis

Yaitu kelainan pada tulang yang disebakan karena adanya pengeropososan tulang.
Hal ini karena tubuh sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan
Calcium secara normal.

-> Fisura/retak tulang

Yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.

-> Lordosis

Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung pada
daerah lumbalis. Ha ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.

-> Skolisosis

Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung ke araah
lateral. Hal ini akan menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf S.

-> Kifosis

Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang yanag terlalu
membengkok ke belakang.

-> Hipertrofi

Yaitu kelainan otot yang membesar dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan
kegiatan/aktivitas yang terus menerus secara berlebihan.

-> Atrofi

Yaitu kelainan otot yang mengecil, lemah, fungsi otot yang menurun. Hal ini disebabkan
adanya penyakit polimielitis yang dapat merusakkan sel saraf pada otot.

-> Stiff/kaku leher

Yaitu kelainan otot karena adanya peradangan otot trapesius leher akibat gerakan yang
menghentak secara tiba-tiba/salah gerak.

-> Tetanus
Yaitu kelainan otot yang disebabkan adanya infeksi bakteri Clostridium tetani. Sehingga
menyebabkan otot menjadi kejang-kejang.

SISTEM GERAK MANUSIA


Rangka manusia adalah rangkaian tulang yang saling bersambungan secara teratur
dan membentuk tubuh manusia. Ada empat fungsi utama sistem rangka bagi tubuh kita,
yaitu :memberikan bentuk dan mendukung tubuh kita; melindungi organ internal atau
organ dalam, misal tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru, tulang tengkorak
melindungi otak; tempat menempelnya otot yang merupakan alat gerak aktif yang dapat
menggerakkan tulang; dan tempat dibentuknya sel darah, yaitu pada bagian sumsum
tulang (jaringan lunak yang terdapat di bagian tengah tulang).

1. Struktur Tulang

Pada tulang pipa bagian yang membesar tersebut dinamakan epifisis. Bagian tulang
yang berada di antara epifisis dinamakan diafisis. Pada bagian epifisis berbentuk bulat
serta terdapat titik-titik kasar pada bagian ujung, terdapat lekukan, tonjolan, dan
lubang. Masing-masing bagian ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Lekukan dan
tonjolan berfungsi sebagai tempat menempelnya otot. Lubang berfungsi sebagai tempat
keluar masuknya pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Antara diafisis dan epifisis
terdapat cakra epifisis, yang terdiri atas tulang rawan dan mengandung osteoblas
(calon osteosit). Cakra epifisis inilah yang berperan dalam proses bertambah
panjangnya tulang pipa.

Permukaan tulang yang panjang ditutup membran yang menempel dengan kuat, yang
disebut periosteum. Pembuluh-pembuluh darah kecil pada periosteum membawa zat-
zat makanan ke dalam tulang. Membran ini penting dalam pertumbuhan dan perbaikan
tulang. Pada bagian bawah periosteum terdapat tulang kompak atau disebut juga tulang
keras, yaitu suatu lapisan tulang yang keras dan kuat. Tulang kompak mengandung sel-
sel tulang, pembuluh-pembuluh darah, zat kapur dan fosfor, serta serabut elastis.
Kerasnya tulang disebabkan karena tulang mengandung zat kapur dan fosfor.
Sedangkan serabut-serabut elastis mempertahankan tulang agar tetap kuat, tidak
mudah rapuh atau patah.
Tulang spons dalam tulang pipa terdapat di daerah ujung tulang. Tulang spons kurang
kompak dan mempunyai banyak ruang-ruang kecil terbuka yang membuat tulang
menjadi ringan. Tulang panjang mempunyai lubang atau saluran yang besar. Saluran-
saluran itu terdapat di tengah tulang panjang dan diisi oleh jaringan berlemak yang
disebut sumsum.

Sumsum merah berada di daerah tulang panjang bagian ujung di antara tulang spons,
sedangkan sumsum kuning berada di tulang panjang bagian tengah yang sebagian
besar berisi lemak. Pada orang sehat, sumsum tulang merah menghasilkan sel-sel
darah merah dengan kecepatan sampai tiga juta sel per detik. Sumsum merah juga
menghasilkan sel-sel darah putih dengan jumlah yang lebih sedikit.

Ujung tulang panjang ditutup dengan suatu lapisan jaringan tebal, lunak dan lentur,
yang disebut dengan tulang rawan (kartilago). Tulang rawan tersusun atas sel-sel yang
dikelilingi oleh matriks protein yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Selain di ujung-
ujung tulang panjang, tulang rawan juga dapat ditemukan di ujung-ujung tulang rusuk,
dinding saluran pernapasan, hidung, dan telinga.

2. Macam-macam Tulang pada Sistem Rangka Manusia


Tulang penyusun sistem rangka manusia terdiri atas 206 tulang dengan ukuran dan
bentuk yang berbeda-beda. Masing-masing tulang tersebut dapat dikelompokkan baik
itu berdasarkan bentuk, jaringan penyusun, dan berdasarkan letaknya. Berdasarkan
bentuknya, ada empat macam kelompok tulang, yaitu tulang pendek, tulang pipih,
tulang tak beraturan dan tulang panjang.
 Tulang pendek berbentuk bulat pendek dan berisi sumsum merah Contohnya
ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki, dan
ruas-ruas tulang jari.

 Tulang pipih berbentuk pipih. Bagian dalamnya berongga-rongga seperti spons


dan berisi sumsum merah. Sumsum merah berfungsi membentuk sel-sel darah
dan sel-sel darah putih. Contohnya tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat, dan
tulang pelipis.

 Tulang pipa berbentuk panjang dan bulat seperti pipa. Contohnya tulang lengan
atas, tulang paha, dan tulang hasta.

 Tulang tak beraturan mempunyai bentuk yang tidak beraturan. Tulang ini
terdapat di wajah dan tulang belakang

No. Nama Tulang Jenis Tulang

Panjang Pipih Pendek Tak Beraturan

1. Tulang lengan atas √ - - -

2. Tulang belikat - √ - -

3. Ruas tulang belakang - - √ -

4. Tulang pipi - - - √

5. Tulang dada - √ - -

6. Tulang pergelangan tangan - - √ -

7. Tulang paha √ - - -

8. Tulang pergelangan kaki - - √ -

9. Tulang rusuk - √ - -

10. Tulang hasta √ - - -

11. Tulang rahang - - - √


12. Tulang hidung - - - √

Berdasarkan letaknya, tulang penyusun kerangka tubuh manusia dapat dikelompokkan


menjadi tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang gerak.

 Tulang Tengkorak terdiri atas tulang yang saling bersambungan. Tulang


tengkorak berfungsi sebagai pelindung organ tubuh yang lunak dan penting,
misalnya untuk melindungi mata dan otak. Selain itu, tulang tengkorak juga
menentukan bentuk wajah.

 Tulang Badan menentukan bentuk badan dan berfungsi melindungi alat-alat


tubuh yang penting, misalnya jantung dan paru-paru. Rangka badan terdiri atas
tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada, gelang bahu dan gelang panggul.

 Tulang Anggota Gerak terdiri atas dua lengan dua tungkai. Lengan disebut
anggota gerak atas dan tungkai (kaki) disebut anggota gerak bawah, Tulang
lengan atas (humerus) berhubungan dengan gelang bahu pada ujung atasnya
dan berhubungan dengan lengan bawah pada ujung lainnya. Tulang rawan
bawah terdiri atas tulang pengumpil (radius) dan tulang hasta (ulna). Kedua
macam tulang tersebut (radius dan ulna) berhubungan dengan tulang-tulang
pergelangan tangan. Tungkai (kaki) bagian atas berupa tulang paha (femur)
yang berhubungan dengan gelang panggul. Ujung bawah tulang paha
berhubungan dengan tungkai bawah yang tersusun atas tulang kering (tibia) dan
tulang betis (fibula). Di antara kedua tulang tersebut dan tulang paha terdapat
tulang tempurung lutut (patela).

Hubungan Antartulang
Hubungan antartulang dikelompokkan dalam 3 bagian besar, yaitu
Diartosis, Amfiartrosis dan Sinartrosis.

 Hubungan antartulang yang tidak memungkinkan adanya gerakan yang disebut


sinartrosis. Contohnya, hubungan antartulang pada tengkorak yang dihubungkan
oleh jaringan ikat atau sutura. Ketika baru lahir terdapat jarak atau ruang antara
tulang-tulang tengkorak, fungsinya memungkinkan otak kita bertambah
ukurannya. Satu-satunya tulang pada tengkorak yang dapat digerakkan adalah
rahang bawah.

 Hubungan antartulang yang menimbulkan sedikit gerakan. yang disebut


amfiartrosis. Contohnya, hubungan antartulang pada tulang belakang (vertebra)
oleh tulang rawan.
 Hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan yang disebut diartrosis atau
persendian. Persendian inilah yang memungkinkan dapat menggerakkan
pangkal lengan atas, lutut, bahkan ibu jari tanganmu.

Tipe Persendian
Pada sistem gerak kita terdapat beberapa tipe persendian. Berbagai macam sistem
persendian antara lain sebagai berikut.

 Sendi peluru/sendi lesung. Sendi ini menghubungkan antara satu tulang yang
mempunyai satu ujung bulat yang masuk ke ujung tulang lain yang berongga
seperti mangkok. Sendi ini dapat membentuk gerakan paling bebas di antara
sendi-sendi lain. Contoh sendi peluru adalah sendi antara tulang pinggul dengan
tulang paha, antara tulang lengan atas dengan tulang belikat.

 Sendi engsel. Tipe sendi ini mempunyai gerakan satu arah, ada yang ke depan
dan ada yang ke belakang seperti engsel pintu. Contoh sendi engsel yaitu
sendisendi pada siku, lutut, dan jari.

 Sendi putar. Tipe persendian ini memiliki prinsip kerja ujung tulang satu yang
berfungsi sebagai poros dan ujung tulang yang lain berbentuk cincin yang dapat
berputar pada poros tersebut. Contohnya adalah persendian yang terdapat di
antara tulang tengkorak dengan tulang leher.

 Sendi pelana Sendi ini merupakan pertemuan antara dua tulang yang berbentuk
seperti pelana. Sendi ini dapat menggerakkan tulang ke dua arah, yaitu
mukabelakang dan ke samping. Contoh sendi ini adalah pada pangkal ibu jari.

 Sendi geser. Sendi ini menghubungkan antara dua tulang yang memiliki
permukaan yang datar. Prinsip kerja sendi ini adalah satu bagian tulang bergerak
menggeser di atas tulang lain. Sendi geser juga memungkinkan tulang bergerak
ke depan dan ke belakang. Contoh sendi geser berada pada tulang-tulang
pergelangan tangan dan pergelangan kaki dan di antara tulang belakang.

STUKTUR DAN FUNGSI OTOT

Tiga Jenis Otot

Ketiga jenis otot rangka, jantung, dan otot polos. Otot rangka melekat pada kerangka
dan menggerakkan tubuh dan komponen-komponennya. Ini muncul lurik (bergaris) di
bawah mikroskop dan berada di bawah kontrol sukarela.

Bisep lengan adalah contoh dari otot rangka. Otot jantung hanya terletak di jantung.
Otot jantung juga lurik, tapi biasanya tidak di bawah kontrol sukarela. Otot polos
mengelilingi pembuluh darah dan jalan lain dan mengubah ukuran bukaan atau lorong-
lorong dan mendorong materi melalui tabung tubuh.

Otot polos didistribusikan ke seluruh tubuh. Ini tidak memiliki striations dan tidak
disengaja. Saluran pernapasan dan pencernaan memiliki lapisan otot polos di dinding
mereka.

Ultrastruktur otot

Sebuah serat otot rangka terbentuk dari fusi banyak sel embrio selama perkembangan
untuk membentuk sel-sel ramping yang membentang dari satu ujung otot yang lain.
Setiap serat otot biasanya memiliki satu serat saraf yang meluas ke membran sel,
membentuk sambungan neuromuskuler. Ada ruang 100-nanometer, celah sinaptik,
antara serat saraf dan serat otot.
Bentuk membran sel otot ke dalam proyeksi, tubulus transversal, terkait dengan
retikulum endoplasma halus sel (di sini disebut retikulum sarkoplasma). Retikulum
sarkoplasma menyimpan kalsium dan mengelilingi bundel protein kontraktil.

Protein kontraktil, yang melakukan pekerjaan kontraksi, sejajar dan diatur dalam pola
tumpang tindih yang menimbulkan striations otot. Pola striations diulang berkali-kali di
sepanjang serat otot pada segmen yang disebut sarkomer.

Protein dari sarkomer yang dikelompokkan dalam filamen tebal dan filamen tipis.
Kontraksi terjadi ketika filamen tebal dan tipis meluncur melewati satu sama lain,
menarik otot berakhir lebih dekat bersama-sama. Sebuah filamen tebal adalah bundel
dari sekitar dua ratus protein myosin. Sebagian dari masing-masing proyek myosin
protein luar untuk membentuk kepala myosin.

Filamen tipis tumpang tindih filamen tebal dan terdiri dari tiga jenis molekul protein.
Protein utama adalah aktin. Tiga 100-400 molekul aktin globular (G aktin) link seperti
manik-manik dalam kalung untuk membentuk untai yang disebut aktin berserat (F
aktin). Dua seperti “kalung” kemudian terjalin ke dalam double helix longgar. Dalam alur
antara dua actins F, seperti string, adalah tropomysin protein.

Setiap aktin G berisi situs aktif untuk mengikat kepala myosin. Ketika otot sedang
beristirahat, tropomysin mencakup situs aktif aktin. Terlampir untuk tropomysin adalah
troponin, sebuah kompleks kecil dari tiga polipeptida. Susunan struktur ini
memungkinkan otot untuk kontrak.

Kontraksi otot

Kontraksi otot dimulai ketika serat saraf melepaskan neurotransmitter asetilkolin ke


dalam celah sinaptik. Asetilkolin bergerak di celah sinaps dan berikatan dengan
reseptor pada serat otot. Ini secara tidak langsung memulai potensial aksi, perubahan
muatan listrik pada membran yang mirip dengan peristiwa di neuron. Potensial aksi
menyebar di seluruh dan ke dalam serat otot melalui tubulus transversal dan memicu
pelepasan kalsium dari retikulum sarkoplasma. Selanjutnya, kalsium mengikat troponin,
menyebabkan troponin untuk berubah bentuk. Karena troponin melekat tropomysin,
perubahan troponin membentuk tropomysin ditarik jauh dari situs aktif aktin, yang
menjadi terkena. Kepala myosin, yang sebelumnya diblokir oleh tropomysin, sekarang
mengikat ke situs aktif aktin, membentuk cross-jembatan antara filamen tebal dan tipis.

Dalam gerakan ratchetlike, myosin menarik filamen tipis melewati myosin sebagai
kepala myosin berulang kali flexes, melepaskan aktin, meluas dan menempel ke situs
aktif baru, dan flexes lagi. Sebagai banyak kepala myosin terus mengulangi proses ini,
filamen tipis meluncur melewati filamen tebal dan sarkomer yang dipersingkat.
Memperpendek semua sarkomer dalam hasil serat otot kontraksi seluruh serat.[
Struktur Dan Fungsi Otot dalam Tubuh

Otot rileks dan kembali ke bentuk aslinya ketika tropomysin menutupi situs aktif aktin,
mencegah pembentukan lintas-jembatan. Relaksasi juga melibatkan penghancuran
asetilkolin oleh acetylcholinesterase di celah sinaptik, berakhir stimulasi otot, dan re-
uptake kalsium ke dalam retikulum sarkoplasma. Tanpa kalsium, troponin kembali ke
bentuk aslinya, menarik tropomysin kembali atas situs aktif aktin. Myosin tidak lagi
membentuk cross-jembatan, sehingga otot rileks.
Myosin kepala dalam myosin tebal filamen cluster untuk luar, dengan ekor berbaris
dalam. Kepala di kedua titik akhir dalam arah yang berlawanan. Selama kontraksi otot,
kepala menarik filamen aktin bersama-sama menuju zona telanjang tengah, kontraktor
serat otot.
Perhatikan bahwa otot secara aktif dapat berkontraksi tetapi tidak bisa aktif
memperpanjang sendiri. Untuk melepaskan, otot biasanya hadir berpasangan, masing-
masing bekerja terhadap satu sama lain.

Depolarisasi membran T-tubulus menyebabkan pelepasan ion kalsium dari retikulum


sarkoplasma, memicu kontraksi otot.

Energi (ATP) Persyaratan


Kontraksi serat otot memerlukan sejumlah besar energi dalam bentuk adenosin trifosfat
(ATP). ATP dibuat tersedia melalui berbagai mekanisme. Jumlah terbatas dari ATP
disimpan dalam sel otot. ATP juga diproduksi oleh transfer fosfat dari kreatin fosfat ke
ADP; otot yang menyimpan sejumlah besar kreatin fosfat. ATP yang disimpan dan ATP
dibuat dari creatine phosphate yang tersedia untuk segera digunakan dan memberikan
cukup sekitar ATP selama sekitar enam detik dari latihan.

ATP tambahan dapat dihasilkan melalui anaerobik dan metabolisme aerobik. Respirasi
aerobik memberikan produksi yang lebih besar dari ATP, tetapi tergantung pada
pengiriman oksigen yang cukup. Mioglobin, suatu protein dalam sel-sel otot yang
mengikat oksigen, kontribusi beberapa oksigen untuk respirasi aerobik. Produksi ATP
aerobik juga memerlukan mitokondria. Otot dikemas dengan mitokondria memberikan
daging warna yang lebih gelap (“daging gelap”) dibandingkan dengan otot mitokondria
lebih sedikit (“daging putih”). Fermentasi anaerob memberikan sedikit energi, tetapi
dapat menghasilkan ATP tanpa adanya oksigen. Sebuah kelemahan serius fermentasi
anaerob adalah produksi asam laktat, sebuah produk yang dapat mengubah pH sel.
Kedua proses dapat menggunakan glukosa dilepaskan dari glikogen, yang disimpan
dalam otot sebagai bahan bakar cadangan.

Kelelahan otot

Penurunan kemampuan otot untuk kontrak kelelahan otot. Kelelahan otot dapat hasil
dari ledakan pendek upaya yang maksimal, seperti berenang 50 meter, atau
berkelanjutan kegiatan jangka panjang seperti lari marathon. Penyebab kelelahan
tergantung pada aktivitas. Kelelahan dari pendek, meledak luas aktivitas dapat hasil
dari penipisan ATP atau penumpukan asam laktat. Kelelahan otot dari kegiatan yang
berkelanjutan dapat hasil dari penipisan molekul bahan bakar atau penipisan asetilkolin
pada sambungan neuromuskuler.

Hipertrofi dan penyejuk

Melalui pelatihan, otot dapat menjadi lebih besar (hipertrofi) dan memiliki daya tahan
yang lebih besar. Sebuah otot tumbuh terutama dengan meningkatkan jumlah filamen
tipis dan tebal di dalam serat. Hasil pertumbuhan dari kontraksi berulang otot, seperti
dalam latihan angkat berat. Pendingin otot adalah peningkatan kemampuan otot untuk
melakukan tugas, baik karena kekuatan yang lebih besar atau lebih baik kelelahan
resistensi. Banyak perubahan dalam kinerja otot, bagaimanapun, hasil dari perubahan
dalam sistem kardiovaskular dan pernapasan, memungkinkan mereka untuk
memberikan bahan bakar dan oksigen ke serat otot lebih efisien. Banyak perubahan
khusus untuk serat otot melibatkan meningkatkan produksi energi, termasuk
peningkatan jumlah mitokondria dan mioglobin dan penyimpanan yang lebih besar dari
glikogen.
Penyakit otot

Penyakit yang mempengaruhi otot dapat hasil dari hilangnya neuron yang merangsang
otot, seperti polio; perubahan sambungan neuromuskuler yang mengakibatkan
hilangnya kemampuan untuk merangsang otot, seperti myasthenia gravis (penyakit
autoimun); atau hilangnya integritas struktural dari serat otot, seperti distrofi otot.
Semua hasil di menurunnya kemampuan otot untuk berkontraksi dan terkadang
hilangnya lengkap fungsi otot itu.

MEKANISME KERJA OTOT


Sistem Mekanisme Gerak Otot (Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung)
UNISBA
SIFAT KERJA OTOT DAN HUBUNGANNYA

Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek
jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang
beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin.
Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril.
Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.

1. Jenis – Jenis Otot


Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan
menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
a. Otot lurik (Otot Rangka)

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap
(anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk
silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan
mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut
yang dibungkus oleh fasia super fasialis.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon)
tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.
Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya
jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi
kisut atau mengalami atrofi.
Kebanyakan otot rangka (jumlah dalam manusia Å 600) menyambungkan tulang ke
tulang; ada yang menggerakkan bahagian tertentu tanpa melibatkan tulang, misalnya
kelopak mata, otot sfinkter, lidah. Otot rangka hanya mampu menarik, tidak menolak.
Oleh itu, untuk menggerakkan anggota (pergerakan tulang) otot lazimnya berpasangan,
disebut pasangan antagonis. Contoh: untuk membengkokkan tangan, otot biseps
mengecut dan pasangan antagonisnya, otot triseps mengendur (m.s.1039 Campbell;
m.s. 846 Audesirk & Audesirk). Bagaimanakah pasangan otot antagonis dikawal?
Maklumat eferen somatik merangsang otot pertama (melalui neurotransmiter
perangsang) dan merencat otot kedua (melalui neurotransmiter perencat). Otot rangka
kelihatan berjalur dan tersusun dalam keadaan selari.
b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos
tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing – masing sel memiliki
satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi
dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya
pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin
c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-
serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf
otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat berjalur seperti
otot rangka. Otot jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi. Setiap sel bersambung-
sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang berupaya mengalirkan arus
elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan jantung terselaras untuk
mengepam darah. Otot jantung mengecut secara spontan walaupun tiada rangsangan
diterima dari sistem saraf pusat.
Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang
bekerja tidak menurut kehendak.

2. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan
karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.
Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga
memeprkuat rangsangan kedua . Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus
yang maksimum . Tonus yang maksimum terus – menerus disebut tetanus.
Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya akan
suplai darah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan senyawa
seperti hemoglobin yang mampu mengikat O2 dean menyimpannya di dalam otot. Otot
merah juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi. Sebaliknya, otot
putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih
terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk menghasilkan energi
tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun cepat lelah.

3. Sifat Kerja Otot


Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot
pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik
atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi
akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot
bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang
melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot
yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas
bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot
trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot
bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot
bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan
sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak
tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak
tngan menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan
yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik
napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah
atau menelungkup.
Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila
otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang
tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras,
dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot
tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk
menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula,
otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup.
Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon
traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan
tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula,
diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan
kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.

4. Mekanisme Gerak Otot


Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,
Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding
filaments.
Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel
otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang
diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini
memerlukan energi.
Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H
adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi
memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita
terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa
energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah
bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang.
Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat
dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut
perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan
aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian
siklus tadi berulang Iagi.
6. Sumber Energi untuk Gerak Otot
ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot.
ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi
antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
ATP ---- ADP + P
Aktin + Miosin ------------------------- Aktomiosin
ATPase

Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam


konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber
energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.
kreatin
Fosfokreatin + ADP ----------------- keratin + ATP
Fosfokinase

Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan
fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab
itu , fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
7. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa otot sinergis dan otot antagonis
merupakan aplikasi dari gerakan alamiah yang dapat dititmbulkan oleh mekanisme
gerak tubuh kita, sehingga kehadirannya sangat dibutuhkan untuk menunjang gerakan
yang ditimbulkan oleh tubuh kita terutama pada saat kita sedang beraktivitas.

GANGGUAN SISTEM GERAK


gambar 1

Gangguan pada sistem gerak manusia merupakan keadaan yang mengganggu


sistem gerak pada manusia dan hanya berlangsung sementara.

Gangguan pada sistem gerak manusia dibedakan menjadi :


a. Gangguan pada tulang
Fisura atau yang biasa disebut retak tulang dan patah tulang
b. Gangguan pada sendi
Gangguan pada sendi meliputi memar sendi yaitu robeknya selaput sendi dan urai
sendi jika memar sendi yang disertai dengan lepasnya ujung tulang dari persendian.
c. Gangguan pada otot
Jenis-jenis gangguan pada otot meliputi kaku leher, kram,nyeri otot, keseleo, kejang
otot.

Kelainan pada sistem gerak manusia dapat berupa bawaan sejak lahir maupun
kelainan yang disebabkan karena kecelakaan.

Kelainan sistem gerak pada manusia meliputi :


1. Kelainan pada tulang
a. Kelainan sejak lahir
Kelainan sejak lahir disebabkan oleh faktor keturunan. Selain itu juga disebabkan pada
saat mengndung ibu kurang mengkonsumsi kalsium dan vitamin D. contoh kelainan
sejak lahir ialah polio, bentuk kaki O dan X
b. Mikrosefalus
Merupakan kelainan pada pertumbuhan tengkorak, sehingga bentuk kepala kecil
c. Hidrosefalus
Merupakan kelainan yang disebabkan pengumpulan cairan spinal dan pelebaran
rongga otak, sehingga kepala membesar.
d. Kelainan pada tulang belakang
Kelainan pada tulang belakang dibedakan menjadi lordosis, kifosis dan skoliosis,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.
2. Kelainan pada otot
a.

Kedutan
Kedutan diakibatkan serabut saraf di dalam otak mengalami kontraksi sesaat sehingga
pembuluh darah mendapat rangsang dan membangkitkan aliran listrik yang
menyebabkan kejang sesaat.
b. Hipertropi otot
Merupakan keadaan otot yang lebih kuat dan besar dari otot normal. Biasanya
dimilikioleh para binaragawan dan olahragawan.
c. Distrofi otot
Merupakan kelainan otot yang dibawa sejak lahir.

Penyakit pada sistem gerak manusia umumnya disebabkan oleh kuman dan bakteri.

Penyakit pada sistem gerak, meliputi :


a. Penyakit pada tulang
1. Osteoporosis
Merupakan pengeroposan tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh.
Osteoporosis umumnya dialami oleh manula karena semakin bertambah usia
seseorang kadar kalsium dalam tulang juga berkurang.
2. Rakhitis
Penderita rakhitis memilik itulang yang lunak. Rakhitis disebabkan kurangnya
mengkonsumsi vitamin D.

b. Penyakit pada otot


1. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk kedalam tubuh melalui
luka. Penderita tetanus mengalami kejang-kejang otot.
2. Fibriosis
Melemahnya fungsi otot yang akan digantikan oleh jaringan ikat fibrosa
3. Astrofi otot
Keadaan otot yang kecil dan lemah yang disebabkan oleh infeksi virus polio.
4. Hernia abdonimal
Usus yang melorot kebawah, disebabkan oleh robeknya dinding pada otot perut.

c. Penyakit pada sendi


Arthitis merupakan radang pada persendian yang disebabkan oleh penumpukan zat
kapur pada tulang maupun oleh terganggunya metabolisme asam urat.

Anda mungkin juga menyukai