Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AUDITING 2

“PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA DAN PIUTANG LAINNYA”

Dosen Pengampu : Dra. Hendy Widiastoeti, MM

Disusun oleh :

Ajeng Murti Alfia Rini ( 1221700122 )


Dharma Widi Rahayu ( 1221700132 )
Sherly Oktaviani ( 1221700133 )
Ninda Dwi Rosida Wati ( 1221700134 )
Natalia Christy Rahaded ( 1221700187 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

TAHUN AJARAN 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasasecara
kredit. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatanusaha
normal perusahaan. Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaanafiliasi harus
dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan dengan perkiraan piutang)karena sifatnya yang
berbeda. Piutang dinyatakan sejumlah tagihan dikurangi dengantaksiran jumlah yang
tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan padaneraca diikuti dengan
penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih. Disamping
itu piutang juga mempunyai tujuan dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan secaratersendir
i.Oleh karena itu, penulis menulis makalah yang berjudul “Pemeriksaan Piutang“. Semoga
makalah ini berguna bagi para pembaca dan terutama bagi penulis.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari piutang ?
b. Apa tujuan dari pemeriksaan piutang ?
c. Beri contoh kasus mengenai piutang!

1.3. Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing 2
b. Sebagai bahan pembelajaran tentang Materi Pemeriksaan Piutang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Piutang Usaha


Menurut Donald E. Keiso (2004:386), piutang adalah klaim uang, barang, jasa
kepada pelanggan atau pihak – pihak lainnya. Sedangkan menurut Sukrisno Agoes,
(2004:173), piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan at
au jasa secarakredit.Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, di mana yang paling
umum
ialahdari penjualan barang atau jasa secara kredit. Kredit dapat diberikan dalam bentuk
perkiraan terbuka atau berdasarkan instrumen kredit yang sahih, yang disebut surat
promes (wesel).Surat promes (promissory note), yang sering disebut wesel (nota), adalah
janji tertulis untukmembayar sejumlah uang tertentu atas permintaan atau pada suatu
tanggal yang telahditetapkan.

2.2 Tujuan Audit Piutang


Menurut Sukrisno Agoes (2004:173), tujuan audit atas piutang antara lain :1.
 Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang
baikatas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.2.
 Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari
pada piutang.3.
 Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan
cukuptidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak
tertagih)4.
 Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang
timbulkarena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)5.
 Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansiyang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
2.3 Contoh Kasus Mengenai Piutang

1. Metode Penghapusan Piutang


 Metode Penghapusan Piutang Langsung (Direct Write-off Method)
a) Contoh Kasus Pencatatan cadangan kerugian piutang
Tanggal 10 februari 2017, PD Mustika menghapuskan piutang pada debitur
Haryanto sebesar Rp1.150.000. Jurnal mencatat transaksi tersebut dalam
jurnal sebagai berikut :

Kerugian Piutang Dagang (D) Rp 1.150.000


Piutang Dagang (K) Rp 1.150.000

Pada akhir periode, saldo akun Kerugian Piutang Dagang dipindahkan ke


dalam akun Ikhtisar Laba Rugi (Catatan ada beberapa istilah yang digunakan
untuk mencatat beban piutang ini, di antaranya akun Kerugian Piutang
Dagang, atau Beban Kerugian Tak Tertagih, atau Beban Piutang Ragu-ragu
Semuanya mengandung arti yang sama, yaitu Kerugian Piutang Dagang)

b) Contoh Kasus Pencatatan penerimaan piutang yang telah dihapuskan


Pada tanggal 10 Februari 2017, PD Mustika menghapuskan piutang pada
debitur Haryanto sebesar Rp 1.150.000 Pada tanggal 15 Maret 2017, PD
Mustika menerima uang tunai dari Haryanto untuk melunasi utangnya sebesar
Rp1.150 000,00. Transaksi tanggal 15 Maret 2017 di atas, di Bagian Jurnal
dicatat dalam buku jurnal, sebagai berikut :

Kas (D) Rp 1.150.000


Kerugian Piutang Dagang (K) Rp 1.150.000

Transaksi penerimaan piutang dari Harsono, tidak perlu dicatat dalam kartu
piutang, karena saat piutang yang bersangkutan sudah dicatat sebagai mutasi
kredit dalam kartu piutang Harsono dihapuskan tanggal 10 Februari 2017.
c) Pencatatan kesanggupan debitur bersedia membayar utangnya
Pada tanggal 5 Februari 2017, PD Mustika menerima uang tunai dari Haryanto
sebesar Rp 650 000, Sebagai pelunasan utangnya. Piutang pada debitur
tersebut telah dihapuskan pada tanggal 10 Desember 2017. Beban
penghapusan piutang yang terjadi pada 10 Desember 2017, telah diakui sebaga
beban untuk periode akuntansi tahun 2017. Bukti penerimaan kas yang
bersangkutan dicatat dalam jurnal penerimaan kas dengan mendebit akun Kas,
dan kredit akun Penerimaan Piutang yang telah dihapuskan masing-masing
sebesar Rp650 000. Saldo akun Penerimaan Piutang yang telah dihapuskan
dipindah ke dalam akun Ikhtisar Laba Rugi. Dalam laporan laba rugi,
diperlakukan sebagai pengurang beban penghapusan piutang.

Jurnalnya :
Kas (D) Rp 650.000
Piutang Dagang (K) Rp 650.000

 Penerapan Metode Penghapusan Piutang Tidak Langsung


Berbeda dengan metode penghapusan piutang langsung, dalam metode tidak
langsung, perusahaan telah mengalokasikan untuk digunakan sebagai cadangan
jika sewaktu-waktu ada pelanggan kita yang pailit atau tidak sanggup membayar
utang.
Metode penghapusan piutang tidak langsung juga dinamakan dengan metode
penyisihan (Allowance method). Besarnya kerugian piutang ditetapkan
berdasarkan taksiran besarnya piutang yang tidak dapat tertagih. Taksiran
kerugian piutang diakui (dicatat) pada tiap akhir periode. Artinya, bukan pada
saat terjadi penghapusan piutang. Metode penyisihan biasa digunakan dalam
perusahaan yang pada umumnya melakukan penjualan dengan pembayaran
kredit.

Tanggal 10 Februari 2017


PD Mustika menerima laporan bahwa debitur atas nama Haryanto jatuh pailit PD
Mustika memutuskan menghapuskan piutang pada debitur Haryanto sebesar Rp
1.150 000. Bagian Jurnal mencatat transaksi tersebut dalam jurnal umum sebagai
berikut :
Jurnal :
Kerugian Piutang Dagang (D) Rp 1.150.000
Cadangan Kerugian Piutang (K) Rp 1.150.000

Tanggal 15 Maret 2017


PD Mustika menerima kedatangan Haryanto, yang menyatakan bahwa Haryanto
sanggup membayar utang pada tanggal 5 April 2017. Peristiwa tersebut dicatat
dalam kartu piutang atas nama Debitur Haryanto sebagai mutasi Debit. Bagian
jurnal umum mencatat sebagai berikut :
Jurnal :
Piutang Dagang (D) Rp 1.150.000
Kerugian Piutang Dagang (K) Rp 1.150.000

Tanggal 18 Maret 2017


PD Mustika menerima pembayaran utang dari PD Haryanto. Berikut ini
jurnalnya:
Kas (D) Rp 1.150.000
Piutang Dagang (K) Rp 1.150.000

2. Apabila Piutang Tersebut Benar-benar Tidak Bisa Ditagih

Apabila piutang benar-benar tidak bisa ditagih maka diadakan hapus buku.
Hapus buku kredit macet (write off) sekarang ini terus meningkat. Semua itu tak lain
agar posisi non performing loan (NPL) tetap terjaga di bawah 5 persen dan sekaligus
neraca tetap bersih. Hapus buku dan tentunya bukan hapus tagih ini dilakukan bank-
bank terhadap kredit kolektibilitas 5 alias macet.

Hapus buku merupakan strategi perbankan guna mempercantik kinerja keuangan.


Kredit macet yang selama ini mengotori neraca dibersihkan dari neraca on balance
sheet dan tercatat ke rekening administrasi (off balance sheet).

Jadi, jika bank tak mampu membuat cadangan, tapi kredit macet terus mendera, bank
tersebut tentu dalam kondisi yang sangat terpanggang. Jika tak mampu membuat
cadangan, akan memakan keuntungan. Pilihannya ada dua: mau NPL tetap tinggi atau
laba yang merosot. Banyak bank yang memilih mengurangi keuntungan dibandingkan
dengan NPL terlihat tinggi.

Kredit macet yang di-write off tentu tidak hilang atau hapus tagih. Debitur yang di-
write off tetap dikejar untuk melunasi kewajibannya. Biasanya hasilnya tidak seratus
persen. Dan, inilah yang biasanya menjadi tambang emas bagi perolehan laba bank
pada masa mendatang kalau recovery-nya besar.

3. Konfirmasi Piutang

Pengertian Konfirmasi Saldo Piutang

Konfirmasi saldo piutang adalah langkah untuk memastikan bahwa catatan tagihan
piutang yang dimiliki organisasi sudah tepat sama dengan kewajiban utang yang
dimiliki pelanggan. Langkah ini akan ditempuh ketika organisasi mendapatkan
konfirmasi negatif dari pelanggan setelah organisasi melayangkan surat pernyataan
piutang.

Jenis Konfirmasi Piutang

a. Konfirmasi positif, yaitu surat konfirmasi yang dikirim oleh akuntan publik yang
berisi permintaan agar debitur mengirim surat balasan kepada akuntan publik, baik
jika setuju maupun jika tidak setuju tentang saldo dalam surat konfirmasi .

b. Konfirmasi negatif, yaitu surat konfirmasi yang dikirim oleh akuntan publik kepada
debitur di mana pihak debitur meminta mengirim balasannya langsung kepada
akuntan publik jka tidak setuju atas saldo dalam surat konfirmasi.

Contoh Surat Konfirmasi Piutang :

1. Surat konfirmasi piutang negatif (tidak setuju) PT BINA CITRA PESONA kepada PT
INDAH JAYA
2. Surat konfirmasi piutang positif (setuju) PT BINA CITRA PESONA kepada TOKO
CAHAYA OMEGA

PT BINA CITRA PESONA


Jln. Gagak Rimang No. 3
Telp. 513413 & 563516
Yogyakarta
PERMINTAAN KONFIRMASI SALDO PIUTANG

Kepada Yth.
PT Indah Jaya
Jl. Ronggowarsito No. 666
Yogyakarta

Sehubungan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan kami per 31 Desember 2005, oleh
akuntan publik kami Drs. Susilo&co, Sudilah anda memeriksa Kebenaran data dibawah ini.
Setelah itu mohon dikirim kembali bagian bawah surat ini dan jika anda tidak setuju dengan
saldo yang tertulis, harap dijelaskan alasannya pada ruang yang telah disediakan. Bersama ini
kami lampirkan juga amplop untuk jawaban.
Atas kerjasama anda, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,

Lely Luntungan
Direktur Utama
Catatan: surat ini bukan permintaan pembayaran
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kepada Yth.
Drs. Susilo & Co
Jln. Papandayan No. 1
Yogyakarta

Kami setuju / tidak setuju atas saldo utang kami sebesar Rp 18.120.000,00 pada tanggal 31
Desember 2005.

Keterangan/alasan : Faktur No. 1503 yang kami terima tanggal 27-12-2005 salah. Kami
memesan 20 box Lemon dengan harga Rp 56.600,00 per box, dalam faktur tersebut
ditulis Rp 164.600,00 per box.

Nama Perusahaan : PT Indah Jaya

Tanda Tangan
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jawaban Konfirmasi piutang dari PT Indah Jaya adalah benar, perusahaan telah melakukan
kesalahan pencatatan nominal yang tertera dalam faktur No. 1503

Jumlah Nominal piutang tercatat : Rp 164.600 x 20 = Rp 3.292.000


Jumlah Nominal piutang seharusnya : Rp 56.600 x 20 = Rp 1.132.000
Piutang yang dicatat terlalu tinggi = Rp 2.160.000

Auditor telah mengusulkan jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan Piutang yang dicatat
terlalu tinggi sebesar Rp 2.160.000
PT BINA CITRA PESONA
Jln. Gagak Rimang No. 3
Telp. 513413 & 563516
Yogyakarta
PERMINTAAN KONFIRMASI SALDO PIUTANG

Kepada Yth.
Toko Cahaya Omega
Jl. Banteng Raya No. 117
Semarang

Sehubungan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan kami per 31 Desember 2005, oleh
akuntan publik kami Drs. Susilo&co, Sudilah anda memeriksa Kebenaran data dibawah ini.
Setelah itu mohon dikirim kembali bagian bawah surat ini dan jika anda tidak setuju dengan
saldo yang tertulis, harap dijelaskan alasannya pada ruang yang telah disediakan. Bersama ini
kami lampirkan juga amplop untuk jawaban.
Atas kerjasama anda, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,

Lely Luntungan
Direktur Utama
Catatan: surat ini bukan permintaan pembayaran
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kepada Yth.
Drs. Susilo & Co
Jln. Papandayan No. 1
Yogyakarta

Kami setuju / tidak setuju atas saldo utang kami sebesar Rp 14.800.000,00 pada tanggal 31
Desember 2005.

Keterangan/alasan : --Tidak ada --

Nama Perusahaan : Toko Cahaya Omega

Tanda Tangan
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Toko Cahaya Omega tidak memberikan jawaban atas permintaan konfirmasi piutang
sehingga perusahaan menganggap bahwa saldo piutang Toko Cahaya Omega adalah benar
sebesar Rp 14.800.000.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tujuan AUDIT PIUTANG untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern
(internalcontrol) yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan
kas . Untukmemeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada
piutang. Untukmemeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraanallowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih). Untuk
mengetahui apakah adakewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena
pendiskontoan wesel tagih(notes receivable). Untuk memeriksa apakah penyajian
piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.

3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
pertisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat
dan bersifatmembangun demi kemajuan penulisan makalah ini. oleh karena itu, dengan
adanya kritik dansaran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan
makalah ke depan menjadimakalah yang lebih baik lagi dan dapt memberikan manfaat
yang baik bagi kita semua

Anda mungkin juga menyukai