Konstruksi Baja 3 - Sambungan Baut PDF
Konstruksi Baja 3 - Sambungan Baut PDF
Latar Belakang
• Elemen-elemen yang menyusun struktur baja harus digabungkan satu
dengan yang lain dengan suatu sistem sambungan.
• Sambungan berfungsi menyatukan elemen-elemen dan menyalurkan
beban dari satu bagian ke bagian yang lain
Sistem Sambungan
• Elemen yang disambung
• Jenis penyambung : las, baut, paku keling
• Pelat penyambung (dan pelat pengisi)
Contoh Sambungan
• Bidang kerja :
1. Sejajar (dalam bidang / sebidang)
2. Tegak lurus (lurus bidang / tak sebidang)
3. Kombinasi sejajar – tegak lurus
3 db ≤ S ≤ 15 tp atau 200 mm
1,5 db ≤ S1 ≤ (4 tp + 100) atau
200 mm
S2 ≤ 12 tp atau 150 mm
(Tb)
• Pada sambungan ini, beban bekerja pada bidang sambungan, tetapi tidak
melalui titik berat sambungan. Akibat eksentris tersebut akan
menimbulkan beban momen puntir pada sambungan, sehingga disamping
sambungan menerima geser sentris, juga ditambah menerima beban
geser puntir
• Ada 3 cara pendekatan analisis untuk sambugan baut geser puntir yang
telah dikenal yaitu :
Cara elastis
Reduced Eccentricity Method
Ultimated Strength Method
dan (2)
(4)
Kalau diperhatikan, maka baut yang menerima beban terberat adalah baut terjauh
dari cg (Rmax)
Sin ai = Cos ai =
Khi = Ki sin ai =
Kvi = Ki cos ai =
Dimana :
Kva =
≤ Ø Rn
Jika pada baut yang terjauh belum mulai terjadi slip atau leleh, sambungan
belum gagal. Bila momen bertambah, baut yang lebih dekat akan menahan
beban bertambah besar, dan kegagalan tidak terjadi sebelum semua baut slip
atau leleh.
Pada beban eksentris ini cenderung terjadi baik rotasi maupun translasi pada
bahan sambungan, dan pengaruhnya sama dengan perputaran sambungan
terhadap suatu titik yang disebut pusat sesaat perputaran (titik O).
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo 39
• Pusat sesaat perputaran ini berjarak e’ dari titik berat sambungan.
• Deformasi dari baut-baut ini dianggap bervariasi tergantung pada jarak baut
dari pusat sesaat putaran.
• Beban geser ultimate yang dapat diterima oleh baut tidak sama dengan Ru
baut, tapi tergantung pada deformasi baut.
• Crafod dan Kulak mendapatkan hubungan sbb:
n = jumlah baut
• Untuk sambungan geser eksentris jumlah baut harus direncanakan dulu
baru dikontrol kekuatannya. Sebagai perkiraan awal jumlah baut dapat
digunakan rumus pendekatan sbb :
n = jumlah baut
Mu = Momen terfaktor
μ = jarak vertikal antar baut
Ru = kekuatan rencana baut
• Rumus tsb berlaku untuk beban Mu saja dan baut hanya 1 baris
• Untuk beban Mu dan Pu, nilai Ru direduksi
• Untuk baut lebih dari 1 baris, nilai Ru dinaikkan
atau
(2)
Tarik yang diterima luasan baut dapat ditransformasi ke luasan pelat dengan
lebar be
dimana : be = (A . n) / μ
A = luasa penampang baut
μ = jarak baut vertikal
n = jumlah baut 1 deret
Pada baut yang terjauh dari garis netral (g.n) menerima tegangan :
• dimana :
• Anggap beban tarik baut = Td (diambil dari Td tarik murni dan kombinasi
geser tarik, mana yang terkecil)
• Garis netral :
Dimana Vn = 1,13 m m Tb
• Pada potongan I akan terjadi gaya lintang sebesar DI dan momen lentur MI
Sayap menerima :
h = tinggi profil