Anda di halaman 1dari 21

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN HIDUP BERMASYARAKAT PADA

PEMBELAJARAN ABAD 21

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Biologi Abad 21
Yang diampu oleh IbuProf. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D
dan Bapak Deny Setiawan, M.Pd.

Disusun oleh
Kelompok 4 Offering A-AAA:
Dara Norisha (160341606096)
Khazinatul Ilmiyah (160341606024)
Rian Istiana (160341606032)
Robiatul A’dawiyah (160341606036)
Lailatul Maghfiroh (160341606105)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Oktober 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah gaya hidup manusia
dalam segala aspek kehidupan, baik dalam bidang pekerjaan, bermasyarakat, maupun
dalam bidang pendidikan dalam bidang bermasyarakat keterampilan kepemimpinan
menjadi hal yang sangat penting untuk dikembangkan pada abad 21 yang di dasarkan
pada pandangan bahwa pemimpin publik harus mengenali secara tepat dan utuh
mengenai dirinya mau pun mengenai kondisi dan aspirasi masyarakat atau masyarakat
yang dipimpin, perkembangan dan permasalahan lingkungan strategis yang dihadapi
dalam berbagai bidang kehidupan, serta paradigma dan sistem organisasi dan manajemen
di mana ia berperan. Tanggung jawab pemimpin adalah memberikan jawaban secara arif,
efektif, dan produktif atas berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi
zamannya, yang dilakukan bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Untuk itu
setiap pemimpin perlu memenuhi kompetensi dan kualifikasi tertentu (Slamet, 2002).
Apabila kepemimpinan terbangun dari tiga unsur, yaitu pemimpin, kondisi
masyarakat termasuk orang-orang yang dipimpin, dan perkembangan lingkungan
nasional dan internasional senantiasa mengalami perubahan, maka perlu dipertanyakan
mengenai persyaratan yang diperlukan bagi pemimpin yang efektif dalam menghadapi
kompleksitas perkembangan dan dinamika perubahan abad 21 (Slamet, 2002).
Manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi peserta didik adalah
sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan permalahan kehidupan, baik secara
pribadi, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara. Jika hal itu dapat dicapai
maka ketergantungan pada lapangan pekerjaan akan dapat dikurangi (Megawangi, 2004).
Dalam usaha meningkatkan keterampilan hidup bermasyarakat guru harus
menerapkan pembelajaran yang sesuai. Kemampuan pengaturan diri adalah hal
terpentingdalam pembelajaran abad ke-21. Dimana siswa secara mandiri bertanggung
jawab terhadap proses belajarnya sendiri dan bersedia meningkatkan kemampuan
sepanjang kariernya. Siswa yang mandiri mendapatkan motivasi dari dalam dirinya
sendiri. Siswa mandiri paham bahwa semangat belajar adalah kemampuan dasar yang
akan membuat mereka berhasil di tempat kerja (Herring, 2012). Berdasarkan pemaparan
di atas, makalah ini membahas cara mengembangkan dan mengukur keterampilan
bermasyarakat pada pembelajaran abad 21..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskanlah beberapa masalah dalam akalah ini
sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi, cara mengembangkan, serta cara mengukur keterampilan
bermasyarakat (warga negara), pada pembelajaran abad 21?
2. Bagaimana definisi, cara mengembangkan, serta cara mengukur keterampilan
bermasyarakat (multi budaya) pada pembelajaran abad 21?
3. Bagaimana definisi, cara mengembangkan, serta cara mengukur keterampilan
bermasyarakat (kepemimpinan) pada pembelajaran abad 21?
4. Bagaimana definisi, cara mengembangkan, serta cara mengukur keterampilan
bermasyarakat (melanjutkan studi/kerja) pada pembelajaran abad 21?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, penulisan
makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memaparkan cara mengembangankan
serta cara mengukur keterampilan bermasyarakat (warga negara,multibudaya,
kepemimpinan, melanjutkan studi/kerja) pada pembelajaran abad 21.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan Warga Negara


1. Pengertian Keterampilan Warga Negara

Kompetensi kewarganegaraan adalah seperangkat pengetahuan, nilai, dan


sikap serta keterampilan yang mendukung menjadi warga negara yang partisipatif dan
bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Margaret
Stimman Branson (1999:8) menyatakan bahwa terdapat tiga kompetensi
kewarganegaraan yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),
keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan sikap kewarganegaraan (civic
dispotisition). Civic knowledgeee berkaitan dengan isi atau apa yang harus warga
negara ketahui. Civic disposition berkaitan dengan karakter privat dan public dari
warga negara yang perlu dipelihara dan tingkatan dalam demokrasi konstitusional.
Civic skills merupakan keterampilan apa yang seharusnya dimiliki oleh warga negara
yang mencakup; keterampilan intelektual dan keterampilan partisipasi.
Jika warga negara mempraktikkan hak-haknya dan menunaikan tanggung
jawabnya sebagai anggota masyarakat yang berdaulat, mereka tidak hanya perlu
menguasai pengetahuan, namun mereka pun perlu memiliki kecakapan-kecakapan
intelektual dan partisipatoris yang relevan.
Kecakapan kewarganegaraan (civic skills) yaitu keterampilan untuk memasuki
masyarakat selaku warga negara yang baik yang meliputi kecakapan intelektual dan
kecakapan berpartisipasi. Kecakapan-kecakapan intelektual yang penting untuk
seorang warga negara yang berpengetahuan, efektif, dan bertanggung jawab, disebut
sebagai kemampuan berpikir kritis. Kecakapan intelektual itu meliputi kemampuan
mengidentifikasi, menggambarkan, menjelaskan, menganalisis, menilai, mengambil,
dan mempertahankan posisi atas suatu isuWinarno (2012).
Tabel. 1.1 Kecakapan-kecakapan kewarganegaraan (civic skill)
Kecakapan intelektual - Mengidentifikasi (identifying)
(intellectual skill) - Menggambarkan (describing)
- Menganalisis (analyzing)
- Menilai (evaluating)
- Mengambil dan mempertahankan posisi atas
suatu isu (taking and defending positions on
public issue)
Kecakapan - Berinteraksi (interacting)
partisipatoris - Memantau (monitoring)
(participatory skills) - Memengaruhi (influencing)
Keterampilan kewarganegaraan disebutkan meliputi keterampilan
berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan serta aktif
mewujudkan masyarakat madani (civil society), keterampilan memengaruhi dan
memonitoring jalannya pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik,
keterampilan memecahkan masalah sosial, keterampilan mengadakan kerjasama, dan
mengelola konflik.

2. Cara Mengembangkan Kecakapan Warga Negara


Beberapa hasil penelitian telah mencoba menghubungkan antara model
pembelajaran dengan kecakapan atau ketrampilan kewarganegaraan ini. Penelitian
Vini Agustiani Hadian (2009) berjudul “Penerapan Metode Pemecahan Masalah
untuk Meningkatkan Ketrampilan Kewarganegaraan Siswa” menyatakan bahwa
metode pemecahan masalah merupakan strategi pembelajaran yang dapat
meningkatka nketrampilan kewarganegaraan siswa karena di dalamnya berlandaskan
pada masalah yang memerlukan solusi melalui proses berfikir terstruktur yang dapat
dipertanggung jawabkan. Masalah yang disajikan tersebut juga melatih keterampilan
berfikir kritis, kemampuan menganalisis dan mencari solusi, partisipasi aktif dalam
pembelajaran, dan kerja sama dalam menyelesaikan masalah.

B. Keterampilan Multibudaya/Pemahaman Global


1. Pengertian Keterampilan Pendidikan Multibudaya
Fernando Reimers (2009) mendefinisikan pemahaman global sebagai
pengetahuan dan keterampilan untuk membantu orang memahami dunia yang datar
dimana mereka tinggal, mengintegrasikan lintas domain disiplin untuk memahami
urusan dan peristiwa global, dan menciptakan kemungkinan untuk mengatasinya.
Definisi yang lain adalah pemahaman global merupakan sikap dan prinsip yang
memungkinkan orang untuk berinteraksi dengan orang lain dari seluruh dunia dengan
cara yang sengaja, damai, penuh hormat, dan produktif. Ketika siswa
mengembangkan pemahaman global, mereka akan menyadari bahwa isu-isu
menjangkau batas-batas nasional dan dapat melihat bahwa dunia sangat saling
berhubungan dalam berbagai cara: secara ekonomi, politik, ekologi, teknologi, dan
banyak lagi. Hasil penting dari pemahaman global adalah bahwa meskipun budaya
memandang kehidupan secara berbeda, ada kebutuhan dan keinginan yang sama, dan
ketika kita memandang dunia melalui mata orang lain, kita bisa lebih baik melihat
pandangan mereka dan mereka milik kita.
John Dewey mengakui ini setelah ia melakukan perjalanan ke Asis pada tahun
1920-an. Dia mengharapkan bahwa guru dan siswa dapat menggunakan perspektif
global yang umum untuk menjadi lebih toleran terhadap persamaan dan perbedaan.
Masyarakat pluralistik dapat dipertahankan melalui interaksi dengan perspektif yang
berbeda yang menghasilkan pemahaman global. Komunikasi dan kolaborasi adalah
dasar untuk pemahaman global. Dari perspektif yang lebih dalam, dapat juga
diusulkan bahwa pemahaman global siswa harus mencakup beberapa hal berikut ini:
 Belajar dengan orang-orang dari beragam budaya dalam pengaturan pribadi,
pekerjaan, dan komunitas.
 Menghargai perbedaan budaya, gaya hidup, dan agama.
 Memberi informasi tentang koneksi global dalam politik, ekonomi,
masyarakat, sejarah, teknologi, bahasa, dan lingkungan.
 Mengenali, menganalisis, dan mengevaluasi tren, isu, dan tantangan global
yang sedang berlangsung dan sedang muncul.
 Berpartisipasi dalam dan memberikan kontribusi kepada masyarakat global.
 Memahami sejarah, fondasi, dan tradisi budaya sendiri dan budaya lain.
 Menghargai perbedaan dan persamaan antara budaya dan mengakui
bagaimana masing-masing dapat berkontribusi untuk kemajuan.
 Menunjukkan kesadaran dan kepekaan terhadap cara keyakinan, perilaku,
nilai, dan kepekaan budaya mempengaruhi cara orang berpikir dan bertindak.
 Nilai-nilai hak asasi manusia dan kesetaraan dan peka terhadap masalah bias,
rasisme, prasangka, dan stereotip.
 Mengadopsi perspektif orang-orang dari budaya lain.
 Fasih dalam bahasa selain bahasa Inggris.

2. Cara Mengembangkan Keterampilan Pendidikan Mutibudaya


Terdapat kebutuhan untuk bergeser dari kurikulum yang berfokus pada lokal ke
kurikulum yang berorientasi global sehingga siswa memiliki kesempatan untuk
belajar dan berinteraksi dengan orang lain dari seluruh dunia. Kerjasama dan
pertukaran memberikan kesempatan untuk sama-sama belajar budaya. Mengacu pada
buku Greenstein (2012), cara mengembangkan ketrampilan pendidikan
multibudaya/pemahaman global dapat dikembangkan melalui model pembelajaran
jigsaw.

3. Cara Mengukur Keterampilan Pendidikan Multibudaya


Berdasarkan Greenstein (2012), keterampilan pendidikan multibudaya/
pemahaman global dapat diukur dengan menggunakan rubrik penilaian untuk
ketrampilan pengetahuan dan ketrampilan pemahaman global dan penilaian diri.
Tabel 2.2 Rubrik untuk pengetahuan dan ketrampilan global
Ketrampila Teladan Ahli Dasar Pemula Skor
n/
Pengetahua
n
Isu global Saya dapat Saya punya Saya dapat Saya tidak
dengan ide bagus menyebutkan memperhatik
mudah tentang satu atau dua an apa yang
menjelask masalah masalah terjadi di
an yang terjadi global yang dunia.
berbagai di seluruh menjadi
masalah dunia dan perhatian saya
historis dapat dan orang
dan terkini menjelaska lain.
dan n beberapa
bagaimana detail.
mereka
memengar
uhi orang-
orang di
seluruh
dunia.
Pemahaman Saya Saya Saya sadar Saya
budaya sangat memiliki bahwa budaya benarbenar
berpengeta pengetahua adalah bagian tidak tertarik
huan n tentang dari untuk belajar
tentang kepercayaa kehidupan tentang
berbagai n, nilai, dan seseorang, budaya lain
kepercaya adat istiadat tetapi secara dan lebih
an budaya, budaya umum memilih
nilainilai, tertentu pemahaman untuk tetap
dan adat yang dan kesadaran pada budaya
istiadat berhubunga saya tipis saya sendiri.
yang n dengan
biasanya dan
memengar berkontribu
uhi cara si pada
orang tindakan
bertindak dan
dan perilaku
berperilak orang lain.
u terhadap
orang lain.
Berkontribus Saya telah Saya dapat Ketika Saya
i dalam dan bekerja berkomunik didesak, saya mengalami
untuk secara asi dengan akan bekerja kesulitan
masyarakat konstruktif orang-orang dengan orang- bekerja
global dengan dari budaya orang yang dengan
orangoran lain. berbeda dari orangorang
g dari Terkadang saya tetapi dari budaya
budaya saya tidak dan
lain dan menjangkau memiliki kelompok
bekerja orang lain banyak minat lain dan lebih
keras di luar untuk suka untuk
untuk dunia saya berkontribusi tidak
belajar dan sendiri dalam hal ini. berpartisipasi
memahami dalam
pengalama inisiatif yang
n dan lebih besar.
pandangan
mereka.
Saya telah
berpartisip
asi dalam
kegiatan
yang
membuat
dunia
menjadi
tempat
yang lebih
baik.
Pengambilan Memaham Dalam Perlu Tidak dapat
perspektif i konteks beberapa memahami
kompleksit sejarah, dukungan bahwa grup
as budaya pahami untuk melihat lain memiliki
dan bahwa bahwa ada pandangan
memiliki kelompok berbagai berbeda
pengetahu lain perspektif dan tentang
an yang mungkin cara peristiwa
memadai memiliki memandang yang sama
untuk perspektif sesuatu.
secara berbeda
efektif tentang
melihat peristiwa.
sudut
pandang
budaya
lain
Refleksi Siswa:
Umpan Balik Guru:
(Sumber: Greenstein, 2012)

Tabel 2.2Daftar periksa dengan penilaian sendiri/refleksi


HASIL BELAJAR: nilai diri Anda pada skala 1-4 pada masing-masing
BACA: Saya membaca setidaknya tiga Sumber apa yang Anda gunakan ?
sumber dan menggunakannya dalam
presentasi saya. Jelaskan bagaimana Anda menerapkan
Peringkat: apa yang Anda pelajari dari mereka.

SOCRATING SEMINAR: Saya siap, Jelaskan peringkat Anda dengan


disajikan dengan berpengetahuan, dan dukungan spesifik untuk setiap elemen.
berpartisipasi dengan penuh hormat.
Peringkat:
PEMBELAJARAN Menurut Anda apa dua masalah global
KEWARGANEGARAAN: Saya dapat paling penting dan mengapa? Apa yang
menunjukkan bahwa saya memahami Anda pelajari tentang budaya lain?
masalah global dan budaya lain, Bagaimana Anda akan terus
mencoba menjadikan dunia tempat yang berkontribusi untuk membuat dunia
lebih baik, dan menunjukkan rasa hormat menjadi tempat yang lebih baik?
terhadap sudut pandang lain. Jelaskan pandangan atau kepercayaan
Peringkat: yang dimiliki budaya Anda dan jelaskan
bagaimana perbedaannya dari yang lain

C. Keterampilan Kepemimpinan
1. Pengertian Keterampilan Kepemimpinan
Menurut Greenstein (2012) pengertisn kepemimpinan meliputi pandangan,
membangun hubungan, pengetahuan yang luas, kolaborasi dan taktis. Karakteristik
tersebut digunanakan untuk mengakomodir tujuan dari kelompok sebagai ketua
struktur, delegasi dan pendukung dari kelompok tersebut. Seorang pemimpin
terkadang juga terlihat mampu memberikan bantuan terhadap anggotanya yang lain
yang mau membantu siswa lain dalam menguasai materi yang sulit. Ketua atau
peimpin dalam kelas pada dasarnya merupakan teladan yang baik yang bekeja keas,
peduli dengan rekan mereka dan memungkinkan orang lain untuk berhasil.
Keterampilan kepemimpinan menurut Greenstein (2012) memiliki keterkaitan dengan
keterampian lain seperti komunikasi, kolaborasi dan pemecahan masalah, sebagai
tambahan ada bebeapa karakteristik dari seorang pemimpin antara lain:
1. Dapat mengakui dan menghargai peran individu dalam berkontribusi untuk
kebaikan yang lebih besar.
2. Menetapkan prioritas dan tujuan dan mampu mengambil langkah-langkah untuk
mencapainya secara aktif
3. Mampu menggunakan keteramilan interpersonal untuk bekeja dengan
membimbing dan membantu orang lain menuju tujuan bersama.
4. Dapat mempengaruhi orang lain dengan integritas dan etika.
5. Mampu membuat keputusan yang dapat meingkatkan hasil untuk grup.
6. Mampu mengambil tanggung jawab pribadi dari kesuksesan dan kegagalan
7. Mampu merencanakan secara strategis dan terarah
8. Mampu mengelola waktu, sumber daya dan keterampilan pribadi unntuk
memaksmalkan produktivitas
9. Serta mampu benegosiasi untuk mencari hasil yang dapat diterima oleh semua
anggota
2. Cara Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan
Menurut Redmond dan Dolan (2014) Ketrerampilan kepemimpinan dapat pula
ikut meningkatkan keterampilan bekerjasama dan mampu engubah diri mereka
menjadi lebih peka terhadap sosialnya. Mengembangkan keterampilan
kepemimpinan dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran PJBL
atau Project Based Learning (Greenstein, 2012). Greenstein (2012) juga
mengatakan bahwa dengan menggunakan Leadership log seperti pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3Leadership and Responsibility Log
KeterampilanKepemimpinan Contoh
Saya menentukan tujuan
Saya mengembangkan dan mengikuti jadwal
perencanaan kegiatan
Saya mengambil tanggung jawab atas
pekerjaan saya
Saya mampu menggunakan sumber daya,
pengetahuan dan keterampilan
Saya bekerja bersama dengan orang lain
untuk mengambil sebuah keputusan,
menentukan tujuan bersama, mampu
memberikan kontribusi positif serta mampu
mendengarkan pendapat orang lain.
Menuliskan tiga hal penting yang telah saya
pelajari tentang kepemimpinan
1.
2.
3.
Sumber: Greenstein (2012)
3. Cara Mengukur Keterampilan Kepemimpinan
Meurut Greenstein (2012) dalam mengukur keterampilan kepeimpinan dapat
dilakukan menggunakan sebuah rubrik, rubrik kepemimpinan tersebut dijabarkan
pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Rubrik Kepemimpinan dan Tanggung jawab
Keterampilan / 4. Teladan 3. Ahli 2. Dasar 1. Pemula Skor
Pengetahuan
Keterampilan Mampu Sering Sesekali Jarang
Interpersonal secara mendengar mendengarkan menunjukkan
konsisten kan sudut pandang rasa hormat
mendengar pendapat atau pendapat dan sering
pendapat atau ide dari orang lain, menunjukkan
orang lain, orang lain namun juga penghinaan
dapat serta tekadang terhadap ide
memberikan mampu mampu dan tindakan
pendapat bekerja menjukkan orang lain.
dengan sama ketidak
hormat, dan dengan setujuan atas
mampu beragam pemikiran dan
memberikan orang lain. tindakan orang
dorongan lain.
pada orang
lain untuk
pencapaian
yang lebih
baik lagi.
Penetapan dan Secara rutin Biasanya Terkadang Membutuhkan
pencapaian mampu mampu menemukan dukungan saat
tujuan bersama menunjukka memberikan tantangan bekerjasama
n tanggung kontribusi untuk dengan orang
jawab dan positif atau bekejasama lain yang
mampu baik dengan orang bertujuan
berkolabora terhadap lain dalam hal untuk
si dalam hal tujuan yang menetapkan menyelesaikan
menentukan telah dan mencapai suatu tujuan
prioritas disepakati tujuan
serta
mencapai
tujuan
bersama
Tanggung Menunjukk Mengakui Menyadari Kesulitan
jawab an satu makna dengan
pemahaman tanggung tanggung tanggung
mendalam jawab atas jawab pribadi jawab pribadi
tentang tindakan dan dengan dan memiliki
tanggung dan menggunakan kesulitan
jawab berupaya pengingat dalam
pribadi atas betindak mampu memonitoring
tindakan dengan cara menerimanya tindakan yang
dan yang etis serta dilakukan.
pengaruhny dalam menyadari
a terhadap hubunganny dampak dari
orang lain. a dengan pilihan yang
Serta diri sendiri dibuat
mampu dan orang terhadap orang
bertindak lain lain.
dengan baik
atau dengan
cara yang
etis.
Pengelolaan Secara Menggunak Ketika Bingung
konstruktif an waktu diarahkan dengan
mampu dan sumber mampu pengelolaan
mengelola daya secara menggunakan waktu serta
waktu dan efektif waktu dengan penggunaan
sumber sukses dan suber daya
daya untuk dapat secara efektif
meingkatka menggunakan
n bahan terpilih
produktivita
s dari
kelompok

D. Keterampilan Melanjutkan Studi/Kerja


1. Pengertian Keterampilan Melanjutkan Studi/kerja
Masa remaja adalah masa ketika permasalahan kehidupan seseorang sudah mulai
kompleks, tidak sederhana seperti pada masa anak-anak. Menurut Santrock (1996:
140) masa remaja adalah saat meningkatnya pengambilan keputusan mengenai masa
depan, teman yang akan dipilih, apakah akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi,
orang mana yang akan dikencani, apakah akan melakukan hubungan seks, akan
membeli mobil, dan seterusnya. Mahasiswa S1 yang secara umum berusia 18-24
tahun, telah berada pada periode peralihan dari masa remaja ke masa dewas. Masa
dewasa merupakan periode yang penting atau disebut periode yang menentukan masa
depan.
Kesiapan kuliah dan karier (College and Career Readiness) telah menjadi bagian
dari dialog nasional, pembuat kebijakan, pemimpin sekolah, pengembang standar, dan
pembuat ujian semua menyerukan agar siswa siap kuliah dan siap berkarir. Tentu saja
hal tersebut harus dimulai dengan fondasi yang baik. Collegeand Career Readines
dimulai dengan keterampilan berpikir ke tingkat taksonomibloom yang lebih tinggi
yaitu memecahkan masalah, menarik kreativitas mereka dan memiliki wawasan
tentang bagaimana mereka berpikir dan belajar yang menghilangkan keterampilan
kognitif yang diperlukan. kegiatan seperti komunikasi, kolaborasi, dan keahlian
teknologi membangun keterampilan tempat kerja yang dihargai oleh pengusaha.
Jadi mengapa tidak semua orang kuliah? beberapa mengatakan sulitnya keuangan
yang menyebabkan angka putus sekolah tinggi, tetapi sebagian besar literatur
menggambarkan kurangnya kesiapan dan ketidaksesuaian antara keterampilan yang
dipelajari di sekolah menengah dan kebutuhan keterampilan di perguruan tinggi.
Percaya bahwa harus ada banyak jalur untuk berhasil, tentunya ada cara lain bagi
kaum muda untuk mengembangkan karir dan keterampilan yang relevan dengan
pekerjaan. Intinya adalah bahwa perguruan tinggi dan karier sama-sama penting.

Gambar 2.1
Greeinstein (2012) menjabarkan definisi College and Career Readiness(Gambar
2.1)sebagai berikut:
1. College Readines :memiliki keterampilan akademik, kemampuan, dan
sumbanganyang harus disiapkan untuk pendidikan pasca-sekolah menengah
2. Career Readiness:memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kualitas
untukberhasil dalam karier.
3. College Readiness akan mempengaruhi kesiapan siswa memasuki
perguruantinggi. Siswa yang lebih siap untuk memasuki pendidikan tinggi
memiliki kemampuan penyesuaian diri yang lebih baik daripada mahasiswa
yang belum siap memasuki pendidikan tinggi. Kesiapan tersebut dapat
berupa informasi yang dimilikinya mengenai bagaimana sistem
perkuliahan, informasi mengenai perguruan tinggi dan jurusan yang akan
dimasukinya serta kesiapan mental mahasiswa tersebut untuk menghadapi
berbagai perbedaan antara sekolah dan kuliah.
Keterampilan di tempat kerja pada abad ke-21 sedang berubah, namun pola
pikir dan kepekaan tertentu diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam hidup.
Orang selalu dan akan terus diharapkan untuk bekerja dengan orang lain,
berkomunikasi dengan sukses, dan menyelesaikan tugas yang ditugaskan. Tentu
saja globalisasi dan teknologi memiliki efek mendalam pada keterampilan yang
dibutuhkan di tempat kerja. Profesi yang muncul, khususnya dalam pekerjaan
berbasis informasi membutuhkan keterampilan yang berbeda dan melakukan
pekerjaan yang lebih tradisional. Pengusaha akan mencari pekerja yang
menunjukkan penguasaan keterampilan abad ke-21: mereka yang dapat
menggunakan teknologi untuk suatu tujuan, memecahkan masalah, berinovasi,
berpikir kritis dan termotivasi untuk mencapai. komunikasi dan kolaborasi sangat
penting. Orang yang dapat berkontribusi ke tempat kerja melalui manajemen
waktu tanggung jawab dan orientasi tujuan akan menjadi yang paling sukses.
Keterampilan kerja adalah aspek penting dalam memastikan lulusan yang
berkualitas dipekerjakan. Lulusan teknis semata-mata bergantung pada kredensial
akademik mereka untuk mendapatkan pekerjaan namun kekurangan non-
tekniskompetensi keterampilan atau lebih dikenal sebagai keterampilan kerja.
Situasi ini menciptakan ketidakpuasan danmenjadi masalah utama bagi pengusaha
untuk memilih kandidat yang tepat untuk jabatan tertentu. Namun,pilihan karier
oleh siswa harus tepat dan cocok karena karier adalah pengalaman kerjayang
mempengaruhi gaya hidup dan kesejahteraan (Jaafar, Zakaria, & Rasheid, 2018).
Siswa dengan keterampilan kerja akan dapat beradaptasi dengan semua jenis
pekerjaan dan keserbagunaan.Lulusan siswa dari lembaga pendidikan tidak
memiliki pasar tenaga kerja karena siswa tidakmemiliki keterampilan lunak dan
keterampilan kerja.
2. Cara Mengembangkan Keterampilan Melanjutkan Studi/Kerja
Pada umumnya siswa masih bingung dalam menentukan studi lanjut yang sesuai
dengan keadaan diri mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hanim
Mujidatul (2013: 184) ada dua faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan
dalam mengambil keputusan yang efektif. Pertama, pemahaman diri seperti bakat,
minat, serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga dalam menentukan
studi lanjut siswa yang bersangkutan cenderung ikut-ikutan teman atau mengikuti
keinginan orang tua. Kedua, pengetahuan yang relevan tentang perguruan tinggi dan
program studi yang ada.
Tantangannya terletak saat membangun keterampilan ini pada siswa dan menilai
seberapa baik mereka telah memperolehnya. Keterampilan produktivitas, perencanaan,
dan pengaturan diri di tempat kerja dapat digunakan sebagai pembungkus intructional
di semua tingkat sekolah. Dari nilai awal, menetapkan rutinitas membangun
kemandirian, proyek memerlukan perencanaan, dan bekerja membantu siswa belajar
bergaul dengan orang lain. Keterampilan ini dapat dinilai dengan rubrik, umpan balik,
jurnal, catatan anekdotal, dan kontrak siswa. Dalam penilaian berdasarkan kontrak
kelas empat (Gambar 7.9), siswa dan guru keduanya meninjau kemajuan menuju
keterampilan abad ke-21. Rencana sukses siswa mendapatkan popularitas. Beberapa
model hanyalah sebuah pengulangan skor tes dan nilai, tetapi mereka dapat Aldo lebih
pribadi dan luas. Sekolah Windsor telah memutuskan untuk mulai menggunakan
mereka pada tingkat kelas enam dan terus menerus menambahkannya melalui sekolah
menengah dan tinggi. Rencananya tersebut diintegrasikan ke dalam program penasihat
mingguan dan dimaksudkan untuk mendukung pencapaian tujuan individual,
eksplorasi jalur karier, dan pertumbuhan pribadi. Berikut ini cara mengembangkan
keterampilan melanjutkan studi/kerja:
• Catatan akademik
• Contoh karya terbaik
• Refleksi siswa pada kekuatan dan bidang untuk perbaikan
• Seleksi kursus yang selaras dengan tujuan, keterampilan, dan minat
• Persediaan minat dan penilaian diri
• Penetapan tujuan
• Rencana tindakan untuk kesuksesan akademik
• Eksplorasi karir
• Perencanaan postsecondary

• Magang dan bimbingan

Tabel 2.7 Kerangka Kerja Produktivitas Siswa


Produktivitas Pribadi
Selama minggu ini, tujuan kami adalah ....
Selama minggu ini, produktivitas pribadi saya telah (menilai dari 1 -4) ....
Jelaskan
mengapa: ....
Sesuatu yang saya lakukan dengan baik adalah ....
Sesuatu yang membuat frustasi adalah ....
Sesuatu yang bisa saya tingkatkan adalah ....
Produktivitas Komunitas
Selama minggu ini, produktivitas komunitas saya (termasuk berkomunikasi,
berkolaborasi,
dan berkontribusi), telah (menilai dari 1-4) ....jelaskan mengapa ....
Pengalaman baik yang dimiliki adalah ....
Pengalaman frustasi adalah ....
Sesuatu yang ingin saya tingkatkan adalah ....

Daftar Periksa Siswa dan Guru


Nilai dari 1-4
Peringkat Bukti dan Komentar Siswa Bukti dan Komentar Guru
Rencana yang diikuti
Digunakan waktu secara
produktif
Menyelesaikan masalah
Menunjukkan rasa hormat
kepada orang lain
Bekerja dengan orang lain
untuk meningkatkan
produktivitas
Tabel 2.8 Daftar Periksa Rencana Sukses

Nilai saya Bagaimana saya melakukan periode ini?


Apa yang saya banggakan?
Apa yang akan saya ubah periode berikutnya?
Contoh kerja Setiap sampel disertai dengan refleksi yang
menggambarkan pekerjaan, merangkum tugas,
menerangi
hasil, berbagi keberhasilan, dan membuat rekomendasi
untuk perbaikan.
Seleksi akhir kursus mencakup masukan dari guru,
Halaman kerja orang
pemilihan kursus tua, mentor, dan konselor berdasarkan tujuan siswa.
Persediaan bunga Inventaris pribadi dan karier ditinjau dan dianalisis.
Siswa mempresentasikan bagaimana rencana mereka
berhubungan dengan minat dan ski mereka.
Tujuan Ikhtisar perencanaan sasaran selesai.
Catatan dipelihara pada pencapaian dan pertumbuhan
menuju tujuan.
Langkah Apa langkah saya selanjutnya?
Apa yang akan saya lakukan selanjutnya untuk
selanjutnya mencapai
tujuan saya?

3. Cara Mengukur Keterampilan Melanjutkan Studi/Kerja


Mengukur keterampilanmelanjutkanstudi/kerjadapatmenggunakanrubrik (Tabel
2.9)
Tabel 2.9 Rubrik KeterampilanMelanjutkanStudi/Kerja
Keterampilan/
4.Teladan 3. Ahli 2. Dasar 1. Pemula Skor
Pengetahuan
Akuntabilitas •Tepat waktu, • Biasanya tepat •Menganggap •Terlambat dan
siap dan waktu dan siap tanggung jawab tidak siap
terorganisir belajar pribadi minimal •Kesulitan
•Pekerja yang • Bekerja secara •Membutuhkan bekerja
teliti dan konsisten pengawasan dengan orang
mandiri yang tanpa untuk lain dan
menyelesaika
melampaui pengawasan menyelesaikan n
rekrutmen untuk tugas tugas
mencapai
Tujuan
Sikap •Antusias dan •Sikap positif •Agak •Sikap negatif
kooperatif terhadap bertunangan terhadap
•Menerima dan orang, proses, tetapi tidak pekerjaan dan
bertindak dan produk berkomitmen orang lain
berdasarkan •Menerima •Dengarkan •Abaikan
umpan balik umpan balik umpan balik umpan balik
Produk dan hasil  Secara efektif  Berhasil  Produk akhir  Tidak
kerja mengoordinasi menggunak tidak lengkap menunjukk
kan upaya, an sumber aan
dan sumber daya pemahama
daya untuk  Produk n atau
memastikan akhir minat pada
penyelesaian memenuhi produk
dan kualitas persyaratan akhir
pekerjaan
 Produk akhir
melebihi
persyaratan
Santrock, J.W. (1996)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kecakapan kewarganegaraan (civic skills) yaitu keterampilan untuk
memasuki masyarakat selaku warga negara yang baik yang meliputi
kecakapan intelektual dan kecakapan berpartisipasi.
2. Ketrampilan pemahaman global merupakan sikap dan prinsip yang
memungkinkan orang untuk berinteraksi dengan orang lain dari seluruh
dunia dengan cara yang sengaja, damai, penuh hormat, dan produktif. Cara
mengembangkan ketrampilan pemahaman global adalah dengan melalui
model pembelajaran jigsaw. Cara mengukur ketrampilan pemahaman
global melalui rubrik yang dikembangkan oleh Greenstein (2012) dan
dapat melalui penilaian diri sendiri.
3. Keterampilan kepemimpinan merupakan ketrampilan yang dimiliki
personal dalam usaha untuk dapat memberikan pengaruh positif terhadap
anggotanya, sehubungan untuk mencapai tujuan bersama. Keterampilan ini
dapat dikembangkan melalui leadership logs, dan melalui model
pembelajaran PJBLserta dapat diukur menggunakan rubrik kepemimpinan
yang ada pada buku Greenstein (2012).
4. Ketrampilan melanjutkan studi/kerja adalah keterampilan produktivitas,
perencanaan, dan pengaturan diri di tempat kerja dapat digunakan sebagai
pembungkus intructional di semua tingkat sekolah. Keterampilan ini dapat
dinilai dengan rubrik, umpan balik, jurnal, catatan anekdotal, dan kontrak
siswa.
DAFTAR RUJUKAN

Agustiani, vini. 2009. Penerapan Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan


Keterampilan Kewarganegaraan Siswa. Laporan Penelitian: UPI
Branson, S. 1999. BelajarCivic Educationdari Amerika. Yogyakarta: Lkis.
Greenstein, L,. 2012. Assessing 21st Century Skills: A guide to Evaluating Mastery and
Authenthic Learning. California: Corwin A Sage Company.
Herring, S. 2012. Transforming the workplace: critical skills and learning methods for the
successful 21st century worker. Big Think (online).
http://bigthink.com/expertscorner/transforming-the-workplace-critical-skills-
andlearning-methods-for-the-successful-21st-century-worker
Hanim Mujidatul Iffah. (2013). Layanan Informasi Karir Melalui Media Permainan
Monopoli Untuk Meningkatkan Kemantapan Pengambilan Keputusan Studi
Lanjut Siswa Kelas XI IPA-2 SMAN 1 Menganti. Jurnal. Unesa.
Jaafar, S. N., Zakaria, N., & Rasheid, N. A. (2018). Career Choice and Employability Skills
for Vocational College Students Career Choice and Employability Skills for
Vocational College Students.
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter: Solusi Yang Tepat Untuk Membangun
Bangsa.Tanpa Tempat: Indonesia Heritage Foundation.
Redmons, S. & Dolan, P. 2014. Towards a conceptual model of youth leadership
development.Child & Family Social Work, 21(3), 261-271.
Reimers, Fernando. 2009. Educating for global competence. In J. E. Cohen & M. B. Malin,
International perspectives on the goals of universal and basic secondary education (pp.
183-202). New York: Routledge.
Slamet, P.H 2002. Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep Dasar. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No .037, Juli 2002., Jakarta : Balitbang Depdiknas.
Santrock, J.W. (1996). Adolescence. Madison: Brown&Benchmark Publishers.
Winarno. 2013. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi dan Pembelajaran.
Jakarta: BumiAksara

Anda mungkin juga menyukai