Pendahuluan
suatu tempat dapat secara langsung diketahui dan dilihat di tempat lain yang berjarak
komunikasi melalui internet memberi kemudahan pengiriman uang pada waktu yang
Kang, Kim, Kim & You ( 2012) mencatat bahwa perubahan standar kinerja
komunikasi memudahkan komunikasi antar anggota masyarakat dan dunia kerja yang
tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Pertumbuhan ekonomi global menuntut
persaingan yang semakin ketat dalam setiap aspek kehidupan, pasar tidak lagi
dibatasi oleh sekat-sekat geografis, namun dusah menjadi pasar global. Siswa abad 21
perlu dibekali dengan kemampuan TIK dan mencermati perkembangan ekonomi
tergantung pada kecakapan abad 21, sehingga siswa harus belajar untuk
kritis berarti siswa mampu mensikapi ilmu dan pengetahuan dengan kritis, mampu
berarti mampu menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan sinergi.
Mensikapi fenomena perubahan kebutuhan tenaga kerja dan kemajuan, sekolah perlu
dipersiapkan dan menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan abad 21. Pemahaman
hal pokok berkaitan dengan kecakapan abad 21 yaitu cara berpikir, cara bekerja, alat
informasi, c) mengevaluasi kualitas, relevansi, dan
21 yaitu mendorong pembelajaran: 1) menekankan pelajaran
inti, 2) menekankan keterampilan belajar, 3) menggunakan alat abad ke-21 untuk
Kang, Kim, Kim & You (2012) memberikan kerangka kecakapan abad 21
dalam domain kognitif, afektif, dan budaya sosial. Domain kognitif terbagi dalam sub
memahami konsep diri, percaya diri, dan gambaran pribadi; mampu menetapkan
Domain budaya sosial ditunjukan dengan terlibat aktif dalam keanggotaan organisasi
lingkungan.
Subjek dan Tema Abad 21
memberikan rumusan subjek mata pelajaran abad 21 meliputi : bahasa inggris (bahasa
mempengaruhi posisi yang dapat dicapai oleh seseorang. Melalui penguasaan bahasa
lisan. Penguasaan seni dapat mewarnai pengelolaan diri dalam menghadapi pergaulan
di dunia kerja dan masyarakat, sehingga lebih dapat menempatkan diri dalam
dalam berinteraksi.
pada siswa kalau tidak dibarengi dengan penguasaan tema-tema abad 21.
global. Isu-isu global dalam setiap aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial,
menerima dan memahami akar budaya, agama, dan gaya hidup orang lain dalam
orang yang berinteraksi akan meningkatkan pemahaman diri dan orang lain,
namun memaknai sumber ekonomi sebagai jalan dalam berkontribusi bagi perekonian
berbangsa dan bernegara terkait dengan peran dan fungsinya dalam tugas dan
sebagai warga negara dan masyarakat, menjadi titik tolak dalam hidup
bermasyarakat. Mengembangkan supremasi sipil, menempatkan hak-hak sipil dalam
persoalan kesehatan, termasuk sebab, akibat, dan proses pencegahan dan pengobatan.
Kesehatan dalam konteks ini adalah kesehatan menyeluruh fisik dan mental.
ekploitasi alam.
dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dari sisi
1956 yang telah direvisi pada tahun 2001. Bloom membagi tujuan pendidikan
menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan pendidikan
proses kognitif.
atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu, yang mencakup
unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi sama-sama,
yang mencakup skema, model pemikiran dan teori. Pengetahuan prosedural, yaitu
Dimensi poses pengetahuan terbagi dalam tiga yaitu kognitif, afektif dan
mengingat (remember) : mengambil, mengakui, dan mengingat pengetahuan yang
dari lisan, pesan tertulis, dan grafis
melalui menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasi, meringkas,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan;
3) menerapkan (apply): melaksanakan atau
menggunakan prosedur melalui pelaksana, atau menerapkan;
mengorganisasikan, dan menghubungkan;
6) menciptakan (create): menempatkan elemen bersama-sama untuk
siswa tidak dapat dilakukan dengan proses pembelajaran satu arah. Pembelajaran satu
arah, atau berpusat pada guru, akan membelenggu kekritisan siswa dalam mensikapi
suatu materi ajar. Siswa menerima materi dari satu sumber, dengan kecenderungan
menerima dan tidak dapat mengkritisi. Kemampuan berpikir kritis dibangun dengan
mengajak siswa melihat kehidupan dalam dunia nyata. Memaknai setiap materi ajar
siswa. Secara khusus pada dunia pendidikan dasar yang relatif masih berpikir konkrit,
kemampuan guru menghubungkan setiap materi ajar dengan kehidupan nyata akan
dilakukan oleh semua guru pada semua mata pelajaran. Penguasaan TIK yang terjadi
pembelajaran yang dapat mengakomodir hal ini terkait dengan pemanfaatan sumber
belajar yang variatif. Mulai dari sumber belajar konvensional sampai pemanfaatan
audiovisual.
berbagi dengan orang lain, dan bersama-sama dengan orang lain mencapai tujuan
siswa dalam mencapai kecakapan abad 21 harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Kesempatan dan aktivitas belajar yang variatif tidak monoton. Metode pembelajaran
ditempuh dengan berbagai macam metode yang dapat mengakomodir gaya belajar
siswa auditori, visual, dan kenestetik secara seimbang. Dengan demikian masing-
macam sumber dan media pembelajaran. Sumber belajar yang semakin variatif
masalah yang dihadapai dan yang dijumpai dalam kehidupam sehari-hari. Bertitik
tolak dari masalah yang diinventarisis, dan diakhiri dengan strategi pemecahan
masalah dituangkan dalam produk nyata yang dihasilkan sebagai sebuah karya
pemahaman siswa.
materi ajar dengan berbagai sumber belajar yang dipersiapkan. Guru bertugas
Perkembangan perekonomian global dan tuntutan dalam dunia kerja mesti disikapi
taksonomi Bloom yang membagi pengetahuan dalam dua kategori yaitu dimensi
Daftar Pustaka
Kang, M., Kim, M., Kim, B., & You, H. (n.d.). Developing an Instrumen to Measure
NCREL & Metiri Group. (2003). enGauge 21st century skills: literacy in the digital
age. http://www.ncrel.org/engauge/skills/skills.htm
Rotherham, A. J., & Willingham, D. (2009). 21st Century Skills: the challenges
Skills, P. f. Learning for the 21st century skills. Tucson,: Partnership for 21st Century
Skills.