Anda di halaman 1dari 3

Keterampilan yang dibutuhkan peserta didik

untuk abad ke-21

Sebuah organisasi yang dikenal luas dapat menganalisis keterampilan yang


dibutuhkan untuk keberhasilan peserta didik abad ke-21 dalam ekonomi global adalah
Partnership for 21st Century Skills (P21). Keanggotaan P21 mencakup sebagian
perusahaan teknologi informasi multinasional, bersama dengan pendidikan utama,
perusahaan, penerbitan, industri dan organisasi media. P21 memiliki misi menjadi
katalis untuk posisi keterampilan abad ke-21 di pusat pendidikan K-12. Meskipun
basisnya di Amerika Serikat, P21 mengembangkan banyak materi dan hanya
membutuhkan sedikit adaptasi untuk bisa diterapkan di kawasan Asia-Pasifik
(Anderson, 2010).
P21 mengidentifikasi beberapa keterampilan luas yang dibutuhkan oleh peserta
didik di abad ke-21. Keterampilan tersebut mencakup: (1) mata pelajaran inti dan tema
abad ke-21, (2) keterampilan belajar dan inovasi, (3) keterampilan informasi, media,
dan teknologi, serta (4) keterampilan hidup dan karir. Untuk mendukung keterampilan
tersebut diperlukan sistem pendukung seperti standar penilaian, kurikulum,
pengembangan profesional, dan lingkungan belajar (Anderson, 2010).

Mata pelajaran inti tema abad ke-21


Penguasaan mata pelajaran inti termasuk penting di abad ke-21. Adapun
pelajaran inti yang dimaksud mencakup bahasa inggris, membaca atau seni bahasa,
bahasa dunia, seni, matematika, ekonomi, sains, geografi, sejarah, pemerintahan, dan
kewarganegaraan. Untuk mempromosikan pemahaman konten akademik di tingkat
yang lebih tinggi, sekolah perlu bergerak di luar fokus mata pelajaran inti dengan
menambahkan tema interdisipliner abad ke-21 ke dalam mata pelajaran inti tersebut.
Tema interdisipliner tersebut antara lain termasuk kesadaran global, literasi keuangan,
bisnis, ekonomi dan perusahaan, literasi kewarganegaraan, serta literatur kesehatan.

Keterampilan belajar dan inovasi


Hal yang membedakan antara peserta didik yang dipersiapkan untuk kehidupan
dan lingkungan kerja di abad ke-21 dengan peserta didik yang tidak dipersiapkan
secara matang adalah keterampilan belajar dan inovasi. Keterampilan tersebut antara
lain mencakup kreativitas dan inovasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta
kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi. Sehingga, membuat
pembelajaran yang semula membosankan menjadi menyenangkan (Chu et al., 2017).

Keterampilan informasi, media, dan teknologi


Masyarakat abad ke-21 hidup di dalam teknologi dan lingkungan yang
digerakkan oleh media. Hal ini ditandai oleh mudahnya akses terhadap berbagai
informasi, perubahan peralatan dan teknologi yang berlangsung cepat, serta
kemampuan untuk berkolaborasi dan memberi kontribusi individu dalam skala besar
yang sebelumnya belum pernah terjadi. Akan tetapi teknologi itu sendiri belum dapat
dimanfaatkan secara optimal di abad ini. Agar dapat lebih efektif, masyarakat dan
tenaga kerja harus mampu menunjukkan berbagai keterampilan berpikir yang kritis
dan fungsional seperti literasi informasi, literasi media, serta literasi Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK).

Keterampilan hidup dan karir


Kehidupan dan lingkungan kerja di abad ke-21 membutuhkan lebih dari sekadar
keterampilan berpikir dan pengetahuan konten. Sebab, kini setiap individu
membutuhkan kemampuan untuk menavigasi kehidupan yang semakin kompleks
dengan lingkungan kerja saat ini yang kompetitif secara global. Oleh karena itu,
peserta didik harus mengembangkan keterampilan hidup dan karir yang memadai
dengan kemampuan fleksibilitas dan adaptasi, inisiatif dan arahan diri, keterampilan
sosial dan lintas budaya, produktivitas dan akuntabilitas, serta kepemimpinan dan
tanggung jawab. Sistem Pendukung Abad ke-2.

Sistem inovatif pendukung abad ke-21


Sistem inovatif pendukung abad ke-21 dibuat untuk membantu peserta didik
menguasai kemampuan multidimensi yang dibutuhkan sesuai eranya. Untuk
mengembangkan kerangka kerja yang komprehensif di abad 21 tidak cukup hanya
dengan mengidentifikasi keterampilan khusus, pengetahuan konten, keahlian, dan
literasi. Lima sistem pendukung yang memastikan penguasaan keterampilan abad ke-
21 bagi peserta didik mencakup: (1) standar abad 21, (2) penilaian keterampilan abad
21, (3) kurikulum dan instruksi abad 21, (4) pengembangan profesional abad 21, dan
(5) lingkungan pembelajaran abad 21 (Anderson, 2010).

Literasi Digital
Literasi informasi, literasi media, dan literasi TIK merupakan salah satu dari
empat keterampilan luas yang diidentifikasi oleh P21 karena perlu diperoleh peserta
didik untuk menjadi masyarakat dan tenaga kerja yang efektif di abad 21. Akibat
adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), konsep literasi telah melampaui
gagasan tradisional literasi berbasis cetak, sehingga literasi digital juga dikenal dengan
istilah e-literacy, literasi multimedia, literasi informasi, atau literasi TIK.
Inti dari literasi digital adalah keterampilan membaca dan menulis. Tidak hanya
membaca atau menulis di kertas, tetapi juga di media elektronik. Pada satu sisi, literasi
digital berisi membaca layar dan menjelajah internet, namun disisi lain juga mengetik
pesan atau surat di media elektronik. Beberapa kemampuan yang termasuk bagian
dari literasi digital antara lain adalah: (1) memanfaatkan TIK untuk membuat dan
berbagi informasi, (2) mencari, menyaring, memindai dan memilah informasi, (3)
menavigasi melalui layar informasi, (4) mencari dan mengevaluasi informasi, (5)
menggunakan TIK untuk meneliti dan memecahkan masalah, (6) membuat presentasi
multimedia, (7) mengambil, mengatur, mengelola dan menciptakan informasi; serta (8)
mengirim dan menerima gambar (Anderson, 2010).
Pada dunia pendidikan, jenis teks yang berinteraksi dengan peserta didik saat
ini merupakan teks multimodal yang terdiri dari berbagai kode seperti ikon, simbol,
visual, grafik, animasi, audio dan video. Penggunaan teks multimodal dengan literasi
digital memungkinkan pendidik untuk menyosialisasikan langsung berbagai
keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Kedua keterampilan tersebut, yaitu
penggunaan teks multimodal dan literasi digital, dibutuhkan oleh peserta didik sebagai
masyarakat dan tenaga kerja untuk dapat disebut sebagai melek huruf di era digital.

Anda mungkin juga menyukai