Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN : PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT


TUMBUH TERHADAP AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK RIMPANG
LENGKUAS (Alpinia galanga L)
BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT
TUMBUH DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DPPH (2,2-DIPHENIL-1-
PIKRILHIDRAZIL)
NAMA MAHASISWA : ADE CHRISTIE LEWERISSA
NOMOR MAHASISWA : N111 15 313
PEMBIMBING UTAMA : SUBEHAN, S.Si., M.Pharm.SC., Ph.D.,Apt.
PEMBIMBING PERTAMA : Dra. ROSANY TAYEB, M.Si., Apt.

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menunda atau mencegah

terjadinya reaksi oksidasi dari radikal bebas dalam oksidasi lipid (Yuslianti,

2018). Radikal bebas yang dihasilkan melalui polutan lingkungan, asap

rokok, asap knalpot mobil, radiasi, polutan udara, dan pestisida telah menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan tampaknya

tidak ada jalan keluar dari menghirup dan menelan sumber-sumber radikal

bebas ini (AshokKumar, 2004).

Radikal bebas yang terdapat didalam tubuh bersifat sangat reaktif dan

akan berinteraksi secara destruktif melalui reaksi oksidasi dengan bagian

tubuh maupun sel-sel yang terbentuk dari protein, lipid, DNA, karbohidrat dan

1
membran dan menimbulkan yang disebut dengan stres oksidatif sehingga

memicu berbagai penyakit seperti jantung koroner, penuaan dini dan kanker.

Oleh sebab itu dibutuhkan antioksidan untuk mengatasi radikal bebas

(Reynertson, 2015). Didalam tubuh manusia telah terdapat senyawa

antioksidan untuk melawan radikal bebas yang berlebih namun pola hidup

dan pola makan yang tidak benar serta bertambahnya usia menyebabkan

produksi antioksidan dalam tubuh semakin berkurang sehingga diperlukan

antioksidan dari luar tubuh (Kumalaningsih, 2006).

Lengkuas (Alpinia galanga L) yang merupakan tanaman dari suku

Zingiberaceae adalah salah satu jenis rempah-rempah Indonesia. Rimpang

lengkuas (Alpinia galanga L) telah digunakan sebagai salah satu bumbu

masak selama bertahun-tahun dan tidak pernah menimbulkan masalah.

Secara tradisional, lengkuas (Alpinia galanga L) sering digunakan sebagai

obat sakit perut, karminatif, antijamur, antiinflamasi, antialergi, dan

antihipoglikemik (Darmawan, 2013)

Dari hasil penelitiaan yang dilakukan oleh Herni dan Shofia (2015)

menunjukan bahwa lengkuas (Alpinia galanga L) memiliki kandungan

senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid diduga sangat bermanfaat dalam

makanan karena berupa senyawa fenolik, senyawa ini yang bersifat

antioksidan. Lengkuas (Alpinia galanga L) mengandung flavonoid jenis

galangin, kamferol dan kuersetin, ketiga senyawa flavonoid ini memiliki efek

antioksidan yang sangat baik (Wathoni, 2009).

2
Menurut Laily (2012) ketinggian tempat merupakan salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu tanaman. Kandungan

fitokimia dari hasil metabolit sekunder seperti flavanoid dari suatu tanaman

akan berbeda pada setiap wilayah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor

lingkungan diantaranya yaitu cahaya, suhu, pH, temperatur dan ketinggian

tempat tumbuh yang akan berpengaruh terhadap kandungan fitokimia suatu

tanaman (Sholekah, 2017).

Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang timbul adalah

apakah ketinggian tempat tumbuh berpengaruh terhadap aktivitas

antioksidan dari rimpang lengkuas (Alpinia galanga L) . Untuk itu, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh terhadap

aktivitas antioksidan ekstrak lengkuas (Alpinia galanga L ).

I.2 Rumusan Masalah

Apakah ketinggian tempat tumbuh dapat mempengaruhi aktivitas

antioksidan ekstrak rimpang lengkuas ( Alpinia galanga L ) yang diidentifikasi

dengan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenil-1-pikrilhidrazil).

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari

ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L) berdasarkan ketinggian tempat

tumbuh yang dibagi menjadi 3 lokasi yaitu dataran rendah (<250 mdpl),

dataran sedang (250-750 mdpl) dan dataran tinggi (>750 mdpl) yang

3
diidentifikasi dengan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-

pikrilhidrazil).

4
BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan yaitu alat-alat gelas, ayakan mesh 50,

blender, cawan porselen, desikator, oven simplisia, pipet mikro, rotary

evaporator, spektrofotometer UV-Vis, timbangan analitik (Ohaus®), kertas

saring, vial coklat.

Bahan-bahan yang digunakan yaitu rimpang lengkuas (Alpinia

galanga L) yang diambil dari 3 lokasi dengan ketinggian yang beberbeda

yaitu dataran rendah (<250 mdpl), dataran sedang (250-750 mdpl) dan

dataran tinggi (>750 mdpl), DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picryhydrazyl ), etil asetat.

II.2 Cara Kerja

II.2.1 Penyiapan Sampel Penelitian

Sampel lengkuas (Alpinia galanga L) diambil dari 3 lokasi dengan

ketinggian berbeda yaitu dataran rendah (<250 mdpl) yang diperoleh dari

desa Kambo, kecamatan Bara, kota Palopo dengan ketinggian 10 mdpl.

kemudian dataran sedang (250-750 mdpl) diperoleh lari desa Balandai,

kecamatan Bungkajang, kota Palopo dengan ketinggian 404 mdpl dan

dataran tinggi (>750 mdpl) diperoleh dari desa Sikuku, Kecamatan Sesean,

Kota rantepao dengan ketinggian 1093 mdpl.

5
Sampel lengkuas (Alpinia galanga L) yang telah diperoleh disortasi

basah kemudian dicuci dengan menggunakan air mengalir kemudian

dirajang kecil-kecil dan dikeringkan didalam oven simplisia dengan suhu

40ºC selama 3 hari. Simplisia yang telah diperoleh kemudian diserbukan

dengan menggunakan blender dan diayak dengan ayakan mesh 50.

II.2.2 Penyiapan Ekstrak

serbuk lengkuas (Alpinia galanga L) masing-masing sebanyak 400 g

dimaserasi menggunakan etil asetat dengan perbandingan 1:10 selama 3x24

jam. Setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring untuk

memisahkan ampas dan filtratnya. Selanjutnya filtratnya dievaporasi untuk

menguapkan pelarutnya, sehingga didapat ekstrak kental dari rimpang

lengkuas ( Alpinia galanga L)

II.2.3. Uji Kualitatif Senyawa Fenol

Dimasukan 2 mL masing-masing ekstrak tanaman lengkuas kedalam

tabung reaksi kemudian ditambahkan 2-3 tetes FeCl3. Hasil positif adanya

senyawa fenolik ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan

menjadi hijau, merah, ungu, biru atau hitam yang kuat menunjukan adanya

senyawa fenolik dalam sampel.

6
II.2.4 Uji Kuantitatif Senyawa Fenol Total

II.2.4.1 Pembuatan Larutan Stok

a. Larutan stok pembanding

Larutan stok pembanding asam galat dibuat dengan cara asam

galat sebanyak 10 mg, kemudian dilarutkan dengan metanol pro

analisis dalam labu tentukur 10 mL dan dicukupkan volumenya hingga

garis tanda sehingga diperoleh larutan stok dengan konsentrasi (1000

bpj)

b. Larutan Stok sampel

Larutan stok sampel dibuat dengan cara ditimbang masing-

masing ekstrak sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan dengan

menggunakan etil asetat dalam labu tentukur 10 mL dan dicukupkan

volumenya hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan stok sampel

dengan konsentrasi (1000 bpj)

II.2.4.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Baku asam galat ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan

dengan metanol p.a dalam labu tentukur 10 mL dan dicukupkan volumenya

hingga batas tanda. Serapan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis yang

telah diatur panjang gelombangnya dari 400–800 nm hingga diperoleh

panjang gelombang maksimal 765 nm.

7
II.2.4.3 Pembuatan Kurva Baku

Baku asam galat ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan

dengan metanol p.a dalam labu tentukur 10 mL dan dicukupkan volumenya

hingga batas tanda. Selanjutnya, dibuat pengenceran secara kuantitatif 2; 4;

6; 8; dan 10 bpj dalam labu tentukur 10 mL. Kemudian masing-masing

ditambahkan dengan 2,5 mL Folin Ciocalteu LP (7,5% dalam air), diamkan

selama 8 menit, 2 mL NaOH 1%, dan dicukupkan dengan aquades sampai

batas tanda. Setelah itu dihomogenkan dan diinkubasi selama 60 menit pada

suhu ruang kemudian dikukur absorbansinya dengan spektrofotometer

UV-Vis.

II.2.4.4 Penentuan Kadar Fenolik Total Sampel

Pengukuran sampel dilakukan dengan cara dibuat larutan stok

dengan konsentrasi 1000 bpj. Kemudian diambil 0,5 mL larutan stok dan

dimasukkan ke dalam labu tentukur berukuran 5 mL, lalu ditambahkan 2,5

reagen Folin-Ciocalteu dan 2 mL NaOH 1%. Replikasi dilakukan sebanyak 3

kali. Larutan uji diinkubasi selama 30 menit lalu diukur absorbansinya

dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 765 nm.

II.2.5 Uji Kualitatif Senyawa Flavanoid

Sebanyak 2 mL dari masing-masing ekstrak tanaman rimpang

lengkuas dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan serbuk

Mg dan 3 tetes HCl pekat kemudian dihomogenkan dan diamati perubahan

8
warnanya. Hasil positif flavanoid di tandai dengan larutan berwarna merah,

kuning dan jingga.

II.2.6 Uji Kuantitatif Senyawa Flavanoid

II.2.6.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Kuersetin ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan dengan

etanol p.a dalam labu tentukur 10 mL dan dicukupkan volumenya hingg

batas tanda. Kemudian diukur panjang gelombang maksimum berkisar

200-800 nm, diperoleh panjang gelombang maksimumnya 428 nm.

II.2.6.2 Pembuatan Kurva Baku

Kuersetin ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan dengan

etanol p.a dalam labu tentukur 10 mL dan dicukupkan volumenya hingga

batas tanda. kemudian dibuat pengenceran secara kuantitatif dan jika perlu

bertahap dengan etanol p.a hingga kadar 1; 2; 4; 8; dan 16 bpj dalam labu

tentukur 10 mL. Kemudian masing-masing ditambahkan dengan 1,5 mL

etanol p.a; 0,1 mL aluminium klorida 10%; 0,1 mL natrium asetat 1 M dan

dicukupkan dengan aquades sampai batas tanda. Setelah itu dihomogenkan

dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang.

II.2.6.3 Pembuatan Larutan Uji

Masing-masing ekstrak tanaman rimpang lengkuas ditimbang

sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan dengan etanol p.a dalam labu tentukur

10 mL dan dicukupkan volumenya hingga batas tanda. Dipipet 1 mL larutan

9
uji kedalam labu tentukur 5 mL, kemudian ditambahkan 1,5 mL etanol p.a;

0,1 mL aluminium klorida 10%; 0,1 mL natrium asetat 1 M dan dicukupkan

dengan aquades sampai batas tanda. Setelah itu dihomogenkan dan

diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang.

II.2.6.4 Pengukuran Dengan Spektrofotometer UV-Vis

Masing-masing ekstrak rimpang lengkuas diukur menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang serapan maksimum

kuersetin yaitu 428 nm. Dilakukan pengukuran blangko terlebih dahulu,

kemudian masing-masing larutan uji di ukur panjang gelombang serapan

maksimumnya. Hitung kadar flavonoid dengan membandingkan konsentrasi

antara larutan uji dengan larutan pembanding dalam % b/b

II.2.7 Uji Aktifitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

II.2.7.1 Pembuatan Larutan DPPH 0,4 mM

Larutan DPPH 0,4 mM dibuat dengan cara ditimbang 15.8 mg DPPH

kemudian dilarutkan dengan metanol pro analisis hingga volume 100 mL

dalam labu tentukur.

II.2.7.2 Pengujian Ativitas Antioksidan Dengan Metode DPPH

Larutan stok masing-masing ekstrak dipipet sebanyak 10, 20, 30, 40,

dan 50 µL dari larutan stok lalu dimasukkan kedalam vial coklat yang telah

ditara 5 mL untuk mendapat konsentrasi sampel 2, 4, 6, 8, dan 10 µg⁄mL .

Ditambahkan 1 mL larutan DPPH 0,4 mM dan ditambahkan dengan metanol

pro analisis hingga total volume menjadi 5 mL dan larutan uji dihomogenkan.

10
Larutan ini selanjutnya diukur absorbansinya pada panjang gelombang

517 nm. Data hasi pengukuran absorbansi dianalisis persentase aktivitas

antioksidannya menggunakan persamaan berikut: %inhibisi =


𝐴.𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑎.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
x 100%
𝐴.𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜

II.3 Pengumpulan dan Analisis Data

Data dari hasil penelitian dikumpulkan dan dilakukan analisis data.

II.4 Pembahasan Hasil

Pembahasan hasil dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan

analisis data yang diperoleh.

III.5 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pembahasan.

11
DAFTAR PUSTAKA

AshokKumar, T. (2004). Antioxidants: new-generation therapeutic base for


treatment of polygenic disorders. Current Science, 86(8), 1092–1102.

Darmawan dyka arie. (2013). Efektivitas Ekstrak Etanol Lengkuas Putih


(Alpinia Galanga L.Willd.) dalam Menghambat Pertumbuhan Candida
Albicans Secara In Vitro. Tugas AKhir. Program Studi {Pendidikan
DOkter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Kumalaningsih, S. (2006). Antioksidan alami, penangkal radikal bebas,


sumber manfaat, cara penyediaan dan pengolahan. Surabaya: Trubus
agrisarana.

Laily AN, Suranto, S. (2012). Characteristics of Carica pubescens of Dieng


Plateau, Central Java according to its morphology, antioxidant, and
protein pattern. Nusantara Bioscience 4 No.1, 4 no 1, 16–21.

Reynertson, K. A. (2015). PHYTOCHEMICAL ANALYSIS OF BIOACTIVE


CONSTITUENTS FROM EDIBLE MYRTACEAE FRUITS by KURT
ALLERSLEV REYNERTSON A dissertation submitted to the Graduate
Faculty in Biology in partial fulfillment of the requirements for the degree
of Doctor of Philosophy , The . (February).

Sholekah, F. F. (2017). Perbedaan Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan


Flavonoid dan Beta Karoten Buah Karika (Carica pubescens) Daerah
Dieng Wonosobo. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan
Biologi Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta, 75–82.

Wathoni, N., & Taofik., dan R. Y. H. (2009). Formulasi Gel Antioksidan


Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.Willd) dengan
Menggunakan Basis Aqupec 505 HV (Vol. 7). Fakultas Farmasi,
Universitas Padjajaran.

Yuslianti, E. L. (2018). Pengantar Radikal Bebas dan Antioksidan (1st ed.).


Yogyakarta.

12
Lampiran 1

Skema kerja

A. Penyiapan Sampel dan Ekstrak

Rimpang lengkuas Rimpang lengkuas Rimpang lengkuas


(Alpinia galanga L) (Alpinia galanga L) (Alpinia galanga L)
dataran rendah dataran sedang dataran tinggi

- Dilakukan sortasi basah


- Dikeringkan di tempat terlindung cahaya
matahari
- Dibelender dan diayak dengan ayakan
mesh 50

Serbuk

- Diekstraksi dengan cara maserasi


menggunakan etil aseta selama 3x24 jam.
- Disaring untuk memisahkan ampas dan
filtrat.
- Filtrat dievaporasi

Ekstrak Etil Asetat Ampas

B. Uji Kualitatif Senyawa Flavanoid dan Fenol

Ekstrak Kental Rimpang Ekstrak Kental Rimpang Eksrak Kental Rimpang


lengkuas (Alpinia galanga lengkuas (Alpinia galanga lengkuas (Alpinia galanga
L.) dataran rendah L.) dataran sedang L.) dataran tinggi

Flavanoid Fenol

2 mL ekstrak dimasukan
2 mL ekstrak dimasukan
kedalam tabung reaksi + Serbuk
kedalam tabung reaksi + 2-3
Magnesium (Mg) + 3 tetes HCl
tetes FeCl3 1%
Pekat -> homogenkan
Hasil Postitif : warna hijau, biru
Hasil Postitif : warna merah,
atau hitam.
kuning atau jingga.

13
C. Uji Kuantitatif Senyawa Flavanoid dan Fenol Total

Ekstrak Kental Rimpang Ekstrak Kental Rimpang Eksrak Kental Rimpang


lengkuas (Alpinia galanga lengkuas (Alpinia galanga lengkuas (Alpinia galanga
L.) dataran rendah L.) dataran sedang L.) dataran tinggi

Penetapan Kadar Flavanoid Penetapan Kadar Fenol

- Penentuan Panjang Gelombang - Penentuan Panjang Gelombang


Maksimum Maksimum
- Pembuatan Kurva Baku - Pembuatan Kurva Baku
- Pembuatan Larutan Uji - Pembuatan Larutan Uji
- Pengukuran Dengan - Pengukuran Dengan
Spektrofotometer UV-Vis Spektrofotometer UV-Vis

Persen Kadar Flavanoid Persen Kadar Fenol

D. Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH


Pembuatan larutan DPPH 0,4
mM
- Timbang 15.8 mg DPPH kemudian
dilarutkan dengan metanol p.a
didalam labu tentukur 200 mL.

Pengujian Aktivitas Antioksidan

- Dibuat larutan stok masing-


masing konsentrasi sampel 2,
4, 6, 8 dan 10 µL/mL.
- Tambahkan 1 mL larutan DPPH
0,4 mM.
- Cukupkan dengan metanol p.a
hingga 5 mL homogenkan.
- Dilakukan pengukuran
absorbansinya pada panjang
gelombang 517 nm.

Persen inhibisi

14

Anda mungkin juga menyukai