Diet Kanker
Diet Kanker
Untuk memudahkan mengingat-ingat diet ini, secara garis besar ada rumus singkatnya:
• Daripada makan makanan “berkaki” lima (beli di warung/restoran, terlebih di warung kaki
lima) lebih baik makan makanan berkaki empat (daging sapi, kerbau, kambing, babi).
• Daripada makan makanan berkaki empat lebih baik makan makanan berkaki dua (ayam,
bebek, burung).
• Tetapi, daripada makan makanan berkaki dua, lebih baik makan makanan berkaki satu (
jamur, sayuran, buah-buahan), atau tidak berkaki (telur ayam kampung, ikan).
Intinya, semakin banyak kakinya harus semakin dihindari, sebaliknya semakin
sedikit kakinya semakin dianjurkan.
3. Cara Penyajian
Cara memasak dan menyajikan makanan juga memegang peranan penting. Sejauh
memungkinkan sebaiknya bahan makanan kita dalam kondisi segar/baru, 80% di antaranya
dikonsumsi dalam kondisi segar dan mentah, terutama sayuran dan buah-buahan. Pejuang
kanker dianjurkan setiap hari meminum jus buah dan sayur dari 1 kg bahan (wortel, apel,
tomat, bayam, brokoli, dsb - dijus tanpa air ). Ini meningkatkan kadar antioksidan dan enzim-
enzim tubuh untuk membunuh sel kanker. Jus harus diminum segera setelah dibuat
(maksimum 10 menit), tidak boleh dimasukkan kulkas. Makanan yang tidak memungkinkan
dikonsumsi mentah sebaiknya dikukus, ditim, dipepes, ditumis, atau disayur. Penggunaan
minyak dibolehkan tapi dibatasi, dan harus minyak baru.
Untuk memasak dan menyajikan hidangan gunakan alat dari stainless steel, keramik, atau
kaca, jangan menggunakan alumunium, teflon, atau plastik
SUMBER :
Makanan Sehat
Sept 2011 - From: www.itokindo.org (pdf: Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Upaya mengatasi masalah makan pada pasien kanker
Pasien dengan anoreksia dianjurkan:
- Makan makanan yang disukai dan dapat diterima walau tidak merasa lapar
- Makan lebih banyak bila ada rasa lapar
- Hindari minum dekat dengan waktu makan
- Memotivasi diri bahwa makan adalah bagian penting dalam program pengobatan
- Porsi makanan kecil dan diberikan sering (lebih dari 3x sehari)
- Oralraga sesuai kemampuan
- Makan dalam situasi nyaman
1. Data antropometri (Tinggi Badan, Berat Badan, Indek Masa Tubuh, perubahan Berat
Badan)
2. Data laboratorium (kadar Albumin, Transferin, CRP, Gula Darah, Hemoglobin,
Elektrolit, profil lipid, Tes Kliren Kreatinin, dll)
3. Data klinis/fisik (Masa otot, lemak subkutan, gigi geligi, penampilan fisik, dll)
4. Data riwayat makan (Pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang
makanan, pantang, ketersediaan makanan)
5. Data riwayat personal (riwayat penyakit, konsumsi suplement, riwayat keluarga)
SUMBER :
1. Wahyuningrum, SR. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Kanker. Materi Pelatihan
Manajemen Gizi Penyakit Degeneratif Bagi Pengelola Gizi RS
Propinsi/Kabupaten/Kota. Bapelkes Makasar 20-23 September 2005
2. Instalasi Gizi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Gangguan Saluran
Cerna pada Pasien dengan Radiasi ( laporan belum dipublikasi), 2006
3. Eldrige, B. Medical Nutrition Therapy for Cancer Prevention, Treatment and
Recovery, dalam Krause’s Food, Nutrition & Diet Therapy 11 th, Saunders
Philadelphia, 2005