Anda di halaman 1dari 4

1.

Pantangan Makanan Bagi Penderita Kanker


• Makanan yang menimbulkan alergi (merangsang produksi lendir yang merupakan
“makanan” kanker).
• Sayur: tauge (meningkatkan daya tumbuh kanker), sawi putih, kangkung (mengurangi daya
serap obat), cabai (meningkatkan aktivitas bawah sadar sehingga menghabiskan persediaan
oksigen).
• Buah: lengkeng, nangka (meningkatkan daya tumbuh kanker), nanas, anggur, durian, duku
(mengandung alkohol).
• Minuman: es (menghambat sirkulasi darah), alkohol (meningkatkan aktivitas bawah sadar),
softdrink (karsinogen), kopi, coklat, susu (merangsang lendir dan membuat tubuh bersifat
asam).
• Seafood: udang, kerang, cumi-cumi, kepiting (tinggi lemak).
• Daging: kambing, sapi, kerbau, babi (berlemak dan membuat tubuh asam), ayam negeri,
bebek, kalkun, burung (disuntik hormon pertumbuhan, berlemak), terutama kulit dan jerohan
(tempat berkumpulnya racun-racun).
• Makanan yang dipanggang, dibakar, dan digoreng dengan minyak jelantah atau sampai
gosong. Makanan serta minuman yang mengandung pengawet, pewarna, perasa, dan zat-zat
kimia buatan. Kesemuanya memicu kanker.

2. Makanan Yang Dianjurkan


Selain menghindari berbagai makanan dan minuman yang menjadi pantangan, yang tidak
kalah pentingnya adalah mengkonsumsi makanan dan minuman yang menjadi anjuran. Jenis
makanan ini dianjurkan karena mengandung zat-zat yang secara langsung maupun tidak
langsung membantu menghancurkan kanker, mencegah kanker menyebar, mencegah
terbentuknya sel kanker, mencegah sel sehat berubah menjadi sel kanker, atau
mengembalikan sel kanker menjadi sel sehat kembali. Jenis makanan dan minuman yang
dianjurkan untuk dikonsumsi tersebut di antaranya:
• Sayuran berwarna hijau tua: bayam, brokoli, sawi hijau, kailan, katuk, kenikir, pegagan,
daun dewa, sambungnyawa, dll. Sayuran berwarna hijau muda: selada, selada air, daun
bawang. Sayuran berwarna terang: kubis, bunga kol, lobak, wortel, kentang, rebung, ubi, dll.
Sayuran buah: tomat, terong, gambas, mentimun, pepaya, labu siam, kacang-kacangan,
jagung, dll.
• Buah-buahan: apel Malang/hijau, pepaya, tomat, jeruk, jambu biji, mangga, dll.
• Aneka jamur. Beras, sayuran, dan buah sebisa mungkin yang organik.
• Lauk-pauk: kacang-kacangan, tempe, tahu, ikan, telur ayam kampung, ayam kampung.
• Air: gunakan air suling atau air yang dijernihkan dengan penjernih air berkualitas untuk
segala keperluan masak-memasak.

Untuk memudahkan mengingat-ingat diet ini, secara garis besar ada rumus singkatnya:
• Daripada makan makanan “berkaki” lima (beli di warung/restoran, terlebih di warung kaki
lima) lebih baik makan makanan berkaki empat (daging sapi, kerbau, kambing, babi).
• Daripada makan makanan berkaki empat lebih baik makan makanan berkaki dua (ayam,
bebek, burung).
• Tetapi, daripada makan makanan berkaki dua, lebih baik makan makanan berkaki satu (
jamur, sayuran, buah-buahan), atau tidak berkaki (telur ayam kampung, ikan).
Intinya, semakin banyak kakinya harus semakin dihindari, sebaliknya semakin
sedikit kakinya semakin dianjurkan.

3. Cara Penyajian
Cara memasak dan menyajikan makanan juga memegang peranan penting. Sejauh
memungkinkan sebaiknya bahan makanan kita dalam kondisi segar/baru, 80% di antaranya
dikonsumsi dalam kondisi segar dan mentah, terutama sayuran dan buah-buahan. Pejuang
kanker dianjurkan setiap hari meminum jus buah dan sayur dari 1 kg bahan (wortel, apel,
tomat, bayam, brokoli, dsb - dijus tanpa air ). Ini meningkatkan kadar antioksidan dan enzim-
enzim tubuh untuk membunuh sel kanker. Jus harus diminum segera setelah dibuat
(maksimum 10 menit), tidak boleh dimasukkan kulkas. Makanan yang tidak memungkinkan
dikonsumsi mentah sebaiknya dikukus, ditim, dipepes, ditumis, atau disayur. Penggunaan
minyak dibolehkan tapi dibatasi, dan harus minyak baru.
Untuk memasak dan menyajikan hidangan gunakan alat dari stainless steel, keramik, atau
kaca, jangan menggunakan alumunium, teflon, atau plastik

SUMBER :
Makanan Sehat
Sept 2011 - From: www.itokindo.org (pdf: Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Upaya mengatasi masalah makan pada pasien kanker
Pasien dengan anoreksia dianjurkan:
- Makan makanan yang disukai dan dapat diterima walau tidak merasa lapar
- Makan lebih banyak bila ada rasa lapar
- Hindari minum dekat dengan waktu makan
- Memotivasi diri bahwa makan adalah bagian penting dalam program pengobatan
- Porsi makanan kecil dan diberikan sering (lebih dari 3x sehari)
- Oralraga sesuai kemampuan
- Makan dalam situasi nyaman

5. Pengaturan Makanan Bagi Penderita Kanker


Pengaturan makan pada pasien kanker bertujuan untuk mengurangi efek samping
terapi sehingga pasien dapat memenuhi kebutuhan zat gizi melalui menu yang seimbang.
Secara sederhana perhitungan kebutuhan energi pada pasien kanker bergantung pada kondisi
pasien, dengan nilai berkisar 29-42 kcal/kgBB/hari. Pada kasus gizi kurang, kebutuhan energi
dihitung berdasarkan berat badan aktual dan pada kasus obese berdasarkan berat badan ideal.
Komposisi zat gizi makro adalah protein 1-2 g/kgBB/hari, lemak 20-3-% dari kalori
total dan karbohidrat 50-60% kalori total. Kebutuhan vitamin meningkat sampai 10 kali diatas
kebutuhan normal pada kasus-kasus KEP, stress metabolik, kelaparan dan alkoholik.
Sedangkan kebutuhan mineral terutama besi, cobalt, mangan, zink dan khromium dapat
meningkat 2-5 kali dari kebutuhan normal. Kebutuhan cairan dihitung dengan dasar 35
ml/kgBB hari atau 1500 ml/m2 luas permukaan tubuh perhari dengan penambahan 10% pada
setiap derajat kenaikan suhu tubuh
Pengaturan makan pasien kanker di rumah sakit dimulai dengan melakukan Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang terdiri dari tahapan Assessment Gizi, Diagnosis Gizi,
Intervensi Gizi serta Monitoring dan Evaluasi Gizi.

Proses Asuhan Gizi Terstandar


(American Dietetic Association 2009)

A. Tahap I : Assessmen Gizi


Assesmen gizi merupakan tahapan pengumpulan data yang meliputi:

1. Data antropometri (Tinggi Badan, Berat Badan, Indek Masa Tubuh, perubahan Berat
Badan)
2. Data laboratorium (kadar Albumin, Transferin, CRP, Gula Darah, Hemoglobin,
Elektrolit, profil lipid, Tes Kliren Kreatinin, dll)
3. Data klinis/fisik (Masa otot, lemak subkutan, gigi geligi, penampilan fisik, dll)
4. Data riwayat makan (Pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang
makanan, pantang, ketersediaan makanan)
5. Data riwayat personal (riwayat penyakit, konsumsi suplement, riwayat keluarga)

B. Tahap II : Diagnosis Gizi


Diagnosis gizi dibuat berdasarkan hasil pengkajian data (Assesmen Gizi). Kalimat diagnosis
gizi berisi keterangan tentang Problem, Etiologi dan Sign/symptom.
Contoh Diagnosis Gizi pada Pasien Kanker post kemoterapi dengan asupan makan kurang:
“Tidak adekuatnya asupan makanan per oral sehubungan dengan tidak napsu makan,
mual, ditandai dengan asupan energi kurang 1000 Kkal“.

C. Tahap III : Intervensi Gizi


Intervensi gizi pasien kanker post kemoterapi diberikan berdasarkan prinsip diet sebagai
berikut:
1. Energi sesuai dengan usia, TB, BB, berkisar 32-36 Kkal/kgBB
2. Protein 1-1.5 g/kgBB
3. Lemak 20% dari total kalori
4. Vitamin dan mineral cukup
5. Bila imunitas menurun, pasien diberikan makanan dan alat makan bebas kuman
6. Porsi kecil tapi sering
7. Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi, dapat berupa
kombinasi oral dan enteral
8. Bahan makanana yang dianjurkan
D. Tahap IV : Monitoring dan Evaluasi Gizi
Beberapa hal yang perlu dimonitoring dan dievaluasi dalam penatalaksanaan diet pada
pasien kanker meliputi :
1. Asupan makanan /zat gizi dan dampaknya
2. Tanda dan gejala : Antopometri, biokimia, fisik
3. Kepuasan pasien, kualitas hidup.
4. Perilaku dan lingkungan (perubahan penget, perilaku mengenai makanan)

SUMBER :
1. Wahyuningrum, SR. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Kanker. Materi Pelatihan
Manajemen Gizi Penyakit Degeneratif Bagi Pengelola Gizi RS
Propinsi/Kabupaten/Kota. Bapelkes Makasar 20-23 September 2005
2. Instalasi Gizi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Gangguan Saluran
Cerna pada Pasien dengan Radiasi ( laporan belum dipublikasi), 2006
3. Eldrige, B. Medical Nutrition Therapy for Cancer Prevention, Treatment and
Recovery, dalam Krause’s Food, Nutrition & Diet Therapy 11 th, Saunders
Philadelphia, 2005

Anda mungkin juga menyukai