Anda di halaman 1dari 14

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG MATERI KELAS

XII IPS

Unknown 23.34

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN


Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan • Jurnal khusus
dagang dan penutupan siklus akuntansi perusahaan • Posting dari jurnal khusus ke
dagang. buku besar utama dan pembantu
• Siklus akuntansi perusahaan
dagang
• Harga pokok penjualan
• Laporan keuangan perusahaan
dagang
• Jurnal Penutup
• Jurnal Pembalik

A. PENGERTIAN PERUSAHAAN DAGANG


Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dibidang membeli barang
dagangan dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan (laba).
Sedangkan barang dagangan (merchandise inventory) adalah barang yang dibeli
perusahaan untuk dijual kembali. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dagangan tanpa
merubah barang.
B. PERBEDAAN ANTARA PERUSAHAAN DAGANG DAN
PERUSAHAAN JASA.

No Ditinjau dari segi Perusahaan dagang Perusahaan Jasa


1 Kegiatannya Membeli dan menjual barang Memberikan pelayanan
dagangan jasa
2 Pendapatannya Hasil penjualan barang dagang Hasil penjualan jasa
3 Bahan operasionalnya Beban penjualan dan beban Beban usaha dan beban
administrasi umum luar usaha

C. AKUN – AKUN KHUSUS YANG DIJUMPAI DALAM PERUSAHAAN


DAGANG
Dalam perusahaan dagang, akun-akun yang biasanya dijumpai antara lain :

Akun Pembelian adalah akun yang digunakan untuk membeli barang dagangan baik
1
secara tunai maupun secara kredit.

Akun Penjualan adalah akun yang digunakan untuk menjual barang dagangan baik
2
secara tunai maupun secara kredit.

Akun Retur pembelian dan pengurangan harga adalah akun untuk mengembalikan
3 sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai
dengan pesanan.

Akun Retur penjualan dan pengurangan harga adalah akun untuk menerima kembali
4 sebagian barang yang telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan
pesanan.

Akun Utang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya utang dagang dan
5
pelunasan kewajiban atas pembelian secara kredit.

Akun Piutang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya piutang dagang dan
6
penerimaan pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.

Akun Potongan pembelian adalah akun untuk mencatat potongan yang diterima
7
pembeli karena melunasi utang dalam masa potongan.

Akun Potongan penjualan adalah akun untuk mencatat potongan yang diberikan oleh
8
penjual karena menerima pelunasan piutang dalam masa potongan

Akun Beban angkut pembelian adalah akun untuk mencatat timbulnya beban angkut
9
yang ditanggung pembeli.

Akun Beban angkut penjualan adalah akun untuk mencatat beban angkut untuk
10
mengirim barang yang ditanggung oleh penjual.

D. SYARAT PENYERAHAN BARANG DAN SYARAT PEMBAYARAN


BARANG
Barang dagangan yang diserahkan kepada pembeli atau konsumen dapat dilakukan
dengan syarat-syarat sebagai berikut :

FOB Shipping Point (franco gudang penjual) artinya beban angkut barang sejak dari
1
gudang penjualan sampai dengan gudang pembelian menjadi tanggungjawab pembeli.

FOB Distinationt Point (franco gudang pembeli) artinya beban angkutan barang sejak
2
dari gudang sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggungjawab penjual.

Sedangkan syarat pembayaran barang dapat dilakukan sebagai berikut :

1 Tunai atau kontan artinya pembayaran dilakukan saat terjadi transaksi.

2 n/30 artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah terjadinya transaksi.

3 n/EOM (End of Month) artinya pembayaran dilakukan paling lambat akhir bulan.

4 n/10 EOM artinya pembayaran dilakukan paling lambat 10 hari setelah akhir bulan.

2/10,n/30 artinya bila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari atau kurang setelah
5
tanggal transaksi, terdapat potongan 2%, jangka waktu kredit 30 hari.

E. PENCATATAN TRANSAKSI DALAM PERUSAHAAN DAGANG.


Ada 2 metode pencatatan traksaksi yang berhubungan dengan perusahaan dagang, yaitu
:

Metode phisik atau periodik, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang
1 dagangan tidak dilakukan secara kontinve, sehingga persediaan barang dagangan
akhirnya dihitung secara fisik yang ada digudang.

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :

No Transaksi Jurnal Umum Debet/Kredit


1. Pembelian barang dagangan Pembelian Rp. xxx
Kas / Utang dagang
Rp.
xxx
2. Pengiriman kembali barang Kas / Utang dagang Rp. xxx
dagangan yang telah dibeli (retur Retur pembelian dan PH
pembelian) Rp.
xxx
3. Penjualan barang dagangan Kas / Piutang dagang Rp. xxx
Penjualan
Rp.
xxx
4. Penerimaan kembali barang yang Retur penjualan dan PH Rp. xxx
telah dijual (retur penjualan) Kas / Piutang dagang
Rp.
xxx
5. Pembayaran biaya angkut barang Beban angkut pembelian Rp. xxx
yang dibeli Kas
Rp.
xxx
6. Pembayaran beban angkut Beban angkut penjualan Rp. xxx
barang yang dijual Kas
Rp.
xxx
7. Pembayaran utang dagang tanpa Utang dagang Rp. xxx
adanya potongan Kas
Rp.
xxx
8. Pembayaran utang dagang dengan Utang dagang Rp. xxx
adanya potongan Kas Potongan
Rp.
xxx
9. Penerimaan pelunasan piutang Kas Rp. xxx
tanpa potongan
Piutang dagang Rp.
xxx
10. Penerimaan pelunasan piutang Kas Rp. xxx
dengan potongan Potongan penjualan
Piutang dagang
Rp.
xxx

Rp.
xxx
Metode perpetual atau permanen terus-menerus, artinya pencatatan yang berkaitan
dengan barang dagangan dilakukan secara kontinve, sehingga bila terjadi pembelian
1
akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan
mengurangi persediaan barang dagangan.

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :

No Transaksi Jurnal Umum


1. Pembelian barang dagangan Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Kas / Utang dagang Rp. xxx
2. Pengiriman kembali barang Kas / Utang dagang Rp. xxx
dagangan yang telah dibeli (retur Persediaan barang dagangan Rp. xxx
pembelian)
3. Penjualan barang dagangan Kas / Piutang dagang Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
4. Penerimaan kembali barang yang Retur penjualan dan PH Rp. xxx
telah dijual (retur penjualan) Kas / Piutang dagang Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx
5. Pembayaran biaya angkut barang Persediaan barang dagangan Rp. xxx
yang dibeli Kas Rp. xxx
6. Pembayaran beban angkut barang Beban angkut penjualan Rp. xxx
yang dijual Kas Rp. xxx
7. Pembayaran hutang dagang tanpa Utang dagang Rp. xxx
adanya potongan Kas Rp. xxx
8. Pembayaran utang dagang dengan Utang dagang Rp. xxx
adanya potongan Kas Rp. xxx
Persediaan brg dagangan Rp. xxx
9. Penerimaan pelunasan piutang tanpa Kas Rp. xxx
potongan Piutang dagang Rp. xxx
10. Penerimaan pelunasan piutang Kas Rp. xxx
dengan potongan Potongan penjualan Rp. xxx
Piutang dagang Rp. xxx
F. JURNAL KHUSUS
Jurnal khususadalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi
yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan tujuan agara dapat
bekerja secara efektif dan efisien.
Jurnal khusus (Special Journal) yang biasa digunakan dalam akutansi perusahaan dagang
ada 4 macam:

Jurnal Penerimaan Kas (JKM),


1
untuk mencatat transaksi penerimaan kas.

Jurnal Pengeluaran Kas (JKK),


2
untuk mencatat transaksi pengeluaran kas.

Jurnal Pembelian (JB),


3
untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan dan aktiva lain secara kredit.

Jurnal penjualan (JP),


4
untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan secara kredit.

Disamping keempat jurnal khusus tersebut, perusahaan dagang harus tetap


mempuyaiJurnal Umum untuk mencatat transaksi yang tidak dapat ditampung dalam
jurnal khusus yang tersedia.
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus dapat dilakukan sebagai berikut :

Jurnal Khusus
Pencatatan
Akun didebit Akun dikredit
Jurnal penerimaan kas Kas dan Potongan Penjualan Penjualan, Piutang dagang,
Serba-serbi / rekening lain
(Pendapatan, Retur pembelian,
utang bank dan sebagainya)
Jurnal pengeluaran Pembelian, Utang dagang, Kas dan Potongan Pembelian
kas Serba-serbi / rekening lain
(Beban, Perlengkapan,
Peralatan, retur penjualan dsb)
Jurnal pembelian Pembelian, Serba-serbi / Utang dagang
rekening lain (Perlengkapan,
Peralatan dan aktiva lainnya)
Jurnal penjualan Piutang dagang Penjualan
Jurnal umum / memorial Utang dagang, Retur penjualan, Piutang dagang, Retur
dan Akun lain yang perlu pembelian dan Akun lain yang
didebit perlu dikredit

G. BUKU BESAR PEMBANTU


Buku besar pembantu merupakan pencatatan secara rinci nama–nama pelanggan beserta
jumlahnya. Selanjutnya buku besar utama merupakan perkiraan kontrol atau perkiraan
pengendali dan buku besar pembantu merupakan rincian dari perkiraan kontrol. Bentuk
buku pembantu sama dengan bentuk buku besar utama.
Terdapat tiga macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang, antara lain :

Buku besar pembantu piutang, adalah buku tempat mencatat rincian piutang
perusahaan menurut nama pelanggan atau debitur. Sumber pencatatan buku pembantu
1
piutang berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan piutang dan dapat berasal
dari Jurnal Penjualan, Jurnal Umum dan Jurnal Penerimaan Kas

Buku besar pembantu utang, adalah buku tempat mencatat rincian utang perusahaan
menurut nama kreditur. Sumber pencatatan buku pembantu utang berasal dari bukti
2
transaksi yang berkaitan dengan utang dan dapat berasal dari Jurnal Penmbelian,
Jurnal Umum dan Jurnal Pengeluaran Kas

Buku besar pembantu persediaan, adalah buku tempat mencatat secara rinci
persediaan barang dagangan, baik jenis, jumlah, harga per unit, maupun harga pokok
secara keseluruhan. Sumber pencatatan buku pembantu persediaan berasal dari bukti
3
transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dan dapat berasal dari Jurnal
Penjualan, Jurnal pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal Pengeluaran Kas dan
Jurnal Umum

H. JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG


Untuk menyusun jurnal penyesuaian perusahaan dagang sama dengan penyusunan
jurnal penyesuaian perusahaan jasa, hanya dalam perusahaan dagang masih terdapat
jurnal penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan, yang dapat disusun sebagai
berikut :
No Macam Penyesuaian Jurnal Penyesuaian
Pemakaian perlengkapan (Jumlah Beban perlengkapan Rp. xxx
a. yang disesuai -
kan adalah jumlah yang terpakai) Perlengkapan Rp. xxx
b. Piutang pendapatan/pendapatan yang Piutang …… Rp. xxx
masih harus diterima Pendapatan ….. Rp. xxx
c. Utang beban/beban yang masih harus Beban .… .. Rp. xxx
dibayar
Utang .…… Rp. xxx
d. Utang pendapatan/pendapatan
diterima di muka
1) Saat penerimaan dicatat sebagai …. diterima di muka Rp. xxx
utang (jumlah Yang disesuaikan Pendapatan . Rp. xxx
adalah jumlah yang sudah terlampaui) …
2) Saat penerimaan dicatat sebagai Pendapatan .… Rp. xxx
pendapatan (jumlah yang disesuaikan …. diterima di Rp. xxx
adalah jumlah yang belum muka
terlampaui)
e. Beban dibayar di muka
1) Saat pembayaran dicatat sebagai Beban .… Rp. xxx
harta (jumlah Yang disesuaikan …. dibayar di muka Rp. xxx
adalah jumlah yang sudah
terlampaui)
2) Saat pembayaran dicatat sebagai …. dibayar di muka Rp. xxx
beban (jumlah Yang disesuaikan Beban .… Rp. xxx
adalah jumlah yang belum
f. Kerugian piutang/piutangterlampaui)
yang tidak Beban kerugian piutang Rp. xxx
tertagih
Cadangan kerugian Rp. xxx
piutang
g. Penyusutan aktiva tetap Beban penyusutan AT Rp. xxx
Akumulasi penyusutan Rp. xxx
AT
h. Persediaan Barang Dagangan
1) Metode/Pendekatan Ikhtisar L/R Ikhtisar L/R Rp. xxx
Persed.barang dagangan (awal) Rp. xxx
Rp. xxx
Persed.barang
dagangan (akhir)
Ikhtisar L/R Rp. xxx
2) Metode/Pendekatan Harga pokok Harga pokok penjualan Rp. xxx
penjualan
Persed.barang dagangan Rp. xxx
(awal)
Pembelian Rp. xxx
Beban angkut Rp.
pembelian xxx
Persed.barang Rp. xxx
dagangan (akhir)
Retur pembelian dan Rp. xxx
PH
Potongan Rp. xxx
pembelian
Harga pokok penjualan Rp. xxx

I. KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG UNTUK AKUN IKHTISAR R/L


DAN AKUN HARGA POKOK PENJUALAN

Salah satu dari jurnal penyesuaian adalah jurnal penyesuaian untuk persediaan barang
dagangan. Untuk membuat jurnal penyesuaian dapat menggunakan dua metode, yaitu
metode ikhtisar laba/rugi dan metode harga pokok penjualan, maka dalam pencatatannya
dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Untuk Akun Ikhtisar Laba/Rugi


1

Jumlah akun ikhtisar laba/rugi pada kolom ayat penyesuaian harus dipindahkan ke
kolom neraca saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit (tersendiri) dan
sebelah kredit (tersendiri) sesuai dengan jumlahnya masing–masing.
Nama NS AP NSD L/R Neraca
Perkiraan D K D K D K D K D K
Ikhtisar – – Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx – –
laba/rugi

b. Untuk Akun Harga Pokok Penjualan


Jumlah akun harga pokok penjualan sebelah debit dan kredir pada kolom ayat
penyesuaian, dicari selisihnya. Selisih (saldo) tersebut dipindahkan ke kolom neraca
saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit.

Nama Perkiraan NS AP NSD L/R Neraca


D K D K D K D K D K
Harga pokok – – Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx – Rp.xxx – – –
penj.

J. LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG


Laporan keungan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang
merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan
maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal yang terjadi
dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan
keputusan. Pada umumnya laporan keuangan meliputi laporan laba/rugi, laporan
perubahan modal, dan neraca.
Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir
periode akuntansi.
Penyajian laporan laba/rugi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tahap langsung
(single step) dan bentuk bertahap (multiple step).
Penyajian laporan laba/rugi secara singkat sebagai berikut :

PD ________________________
Laporan laba/Rugi
untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 200___
—————————————————————————————————–
Penjualan Rp…………….
Retur penjualan dan Potongan penjualan Rp …………… -
Penjualan bersih Rp ……………
Harga Pokok Penjualan Rp …………. -
Laba kotor Rp ……………
Beban Usaha (Beban penjualan & Beban admi. dan umum) Rp …………… -
Laba usaha Rp ……………
Pendapatan di luar usaha Rp …………… +
Rp ……………
Beban di luar usaha Rp …………… -
Laba bersih sebelum pajak Rp ……………
Pajak penghasilan Rp …………… -
Laba bersih setelah pajak Rp ……………
===========
Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal.
Hal-hal yang diperhitungkan dalam penyusunan laporan perubahan modal adalah
sebagai berikut

1 Besar modal awal periode

2 Besar laba atau rugi usaha

3 Besar pengambilan pribadi pemilik atau prive

4 Besar investasi tambahan dari pemilik

5 Besar modal akhir periode

Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan,
persekutuan, atau firma, sedangkan untuk perusahaan berbentuk perseorangan terbatas
(PT) istilahnya adalah laporan laba ditahan atau Return Earning Statement.
Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir
periode, yaitu laporan tentang besarnya harta, utang, dan modal perusahaan.
Penyusunan laporan necara pada perusahaan dagang caranya sama seperti menyusun
laporan neraca dalam perusahaan jasa dan disusun sesuai dengan tingkat likuiditasnya
Ada dua cara menghitung Laba / Rugi dalam Akuntansi :

Pendapatan terdiri dari :

1 Penjualan

2 Pendapatan lain-lain
Beban terdiri dari :

1 Retur penjualan dan Potongan penjualan

2 Harga pokok penjualan

3 Beban penjualan

4 Beban administrasi

5 Beban lain-lain

6 Pajak penghasilan

1 Laba / Rugi = Pendapatan – Beban

2 Dari laporan perubahan modal :

Modal awal Rp ……………


Laba bersih Rp …………… +
Rp ……………
Prive pemilik Rp …………… –
Modal akhir Rp ……………
==========

K. PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN (Cost of Goods Sold)


Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) adalah harga pokok dari barang-barang
yang telah laku dijual selama periode tertentu.
Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan unsur-unsurnya :

1 Persediaan Barang Dagangan awal (+)

2 Pembelian (+)

3 Beban angkut pembelian (+)


4 Retur pembelian dan Pengurangan harga (–)

5 Potongan pembelian (–)

6 Persediaan Barang Dagangan akhir (–)

Contoh :
Diketahui data akuntansi per 31 Desember 2007 sebagai berikut :
Persediaan barang dagangan (awal)Rp 15.000.000,00
Pembelian Rp 75.000.000,00
Retur pembelian dan PH Rp 1.500.000,00
Potongan pembelian Rp 2.500.000,00
Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00
Persediaan barang dagangan (akhir)Rp 12.500.000,00
Diminta : Hitunglah besarnya HPP !

Jawab :
Persediaan barang dagangan (awal)Rp 15.000.000,00 (+)
Pembelian Rp 75.000.000,00 (+)
Retur pembelian dan PH Rp 1.500.000,00 (–)
Potongan pembelian Rp 2.500.000,00 (–)
Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00 (+)
Persediaan barang dag. (akhir) Rp 12.500.000,00 (–)
Harga Pokok Penjualan Rp 74.500.000,00
===============

L. JURNAL PENUTUP (CLOSING ENTRY)


Jurnal Penutup adalah ayat jurnal untuk mengenolkan saldo perkiraan sementara, jika perusahaan
ingin mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode. Sumber penyusunan ayat jurnal penutup
berasal dari kertas kerja kolom rugi–laba.
Prosedur penyusunan jurnal penutup dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

Menutup akun Jurnal Penutup


1. Pendapatan Pendapatan Rp xxx
Ikhtisar L/R Rp xxx
2. Beban Ikhtisar L/R Rp xxx
Beban-beban Rp xxx
3. Ikhtisar Laba Rugi jika diperoleh Ikhtisar L/R Rp
Laba Modal pemilik xxx Rp xxx
Laba diperoleh apabila Ikhtisar L/R
K>D
4. Ikhtisar Laba Rugi jika diderita rugi Modal pemilik Rp xxx
Laba diperoleh apabila Ikhtisar L/R Ikhtisar L/R Rp xxx
D>K
5. Pengambilan prive Modal pemilik Rp xxx
Prive pemilik Rp xxx

M. JURNAL PEMBALIK
Jurnal Pembalik (Reversing Entry) adalah jurnal kebalikan dari jurnal penyesuaian yang dilakukan
pada awal periode berikutnya. Akan tetap tidak berarti semua jurnal penyesuaian dilakukan
penyusunan jurnal pembalik. Bentuk Jurnal penyesuaian yang dibuat jurnal pembalik sebagai berikut
:

Jurnal penyesuaian tentang Bentuk Jurnal penyesuaian Jurnal pembalik yang dibuat
1. Utang beban Beban …….. Rp xxx Utang ………. Rp xxx
Utang ……… Rp xxx Beban ………. Rp xxx
2. Piutang pendapatan Piutang ……. Rp xxx Pendapatan….. …. Rp xxx
Pendapatan …… Rp xxx Piutang ……… Rp xxx
3. Beban dibayar di muka dibayar di muka............ Rp xxx Beban….. ….. Rp xxx
saat membayar dicatat Beban ……… Rp xxx dibayar di muka......... Rp xxx
sebagai beban
4. Pendapatan diterima Pendapatan ……… Rp xxx diterima di muka......... Rp xxx
di muka saat Menerima diterima di muka..... Rp xxx Pendapatan …… Rp xxx
dicatat sebagai
pendapatan

Anda mungkin juga menyukai