Anda di halaman 1dari 21

66

BAB VI

ANALISIS SESAR

6.1 Pendahuluan

Banyak skema klasifikasi untuk sesar yang dikembangkan atas dasar

bidang sesar dan arah pergeserannya (bidang sesar utama) antara lain klasifikasi

Rickard. Seperti kita ketahui, dalam banyak kasus, suatu sesar jarang berupa

rekahan tunggal (Fault Plane), tetapi lebih sering berupa jalur sesar (Fault Zone).

Karena itu, jarang sekali kita dapat menentukan pergeseran secara pasti. Apalagi

jika kita akan menentukan arah pergeseran suatu bidang sesar yang tidak

tersingkap.

Dalam bab ini kita akan membahas analisis dinamik dari suatu patahan,

yaitu suatu pengertian tentang mengapa patahan dapat dikategorikan menjadi 3

(tiga) jenis sesar, yaitu sesar mendatar, sesar naik dan sesar normal.

Pada dasarnya analisis dinamik mempelajari 2 hal, yaitu :

1. Kondisi tegasan dimana batuan dapat pecah.

2. Pola-pola struktur yang berkembang akibat suatu sistem tegasan (Praktikum

lebih ditekankan pada poin 2).

Serangkaian percobaan telah dilakukan oleh para ahli dalam analisis

dinamik ini. Percobaan-percobaan tersebut menghasilkan suatu pemodelan yang

melukiskan karakteristik hubungan geometri antara sistem tegasan, struktur

utama, serta unsur-unsur penyertanya (struktur minor). Pemodelan ini sangat

membantu kita dalam menganalisa suatu patahan atau zona patahan, sehingga

semua data-data unsur geologi (tidak hanya bidang patahan utama saja) dapat

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
67

digunakan dengan mengolahnya dengan metoda statistik dan memplotnya dalam

stereonet sehingga dapat kita ketahui hubungan sudut antara bidang.

Dasar dari suatu pemodelan struktur geologi adalah percobaan Anderson

yang melukiskan karakteristik hubungan geometri antara sistem tegasan dan pola

pecahan. Analisa Anderson ini dikembangkan oleh Moody & Hill dan Harding

yang membuat suatu pemodelan dengan melibatkan unsur-unsur struktur minor.

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
68

Gambar 6.1 Peta struktur regional, menunjukan distribusi dan orientasi sesar-sesar pada zona sesar
baratlaut Amerika

Gambar 6.2 Peta yang menunjukan suatu daerah yang dirobek robek oleh sesar

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
69

Gambar 6.3 Blok diagram yang menggambarkan hubungan antara lipatan, sesar
naik dan sesar mendatar

Pemodelan-pemodelan lain juga dibuat antara lain oleh Madin dan Hager (1957),

Domath (1961), Mc Kinstry (1953), Tjia H.D (1971), Mason L. Hill (1976)

6.2 Teori Anderson Tentang Patahan

Anderson mengenali sifat dari arah tegasan utama, dalam hubungannya

dengan hukum Coulomb mengenai batas kekuatan suatu massa yang menyiratkan

bahwa sesar naik, mendatar dan normal terbentuk pada atau dekat permukaan

bumi, dimana terdapat 3 arah tegasan dengan 2 arah tegasan horizontal dan 1 arah

tegasan vertikal. Anderson berteori bahwa dalam bidang ketidakselarasan antara

tanah dan udara di setiap titik di permukaan bumi adalah nol.

Gambar 6.4, Anderson berteori bahwa dalam bidang ketidakselarasan

antara tanah dan udara di setiap titik pada permukaan bumi adalah nol. Sebagai

contoh :“ Angin tornado mampu mengobrak abrik rumah pepohonan, gedung-

gedung, mobil, dll. Tapi.......tidak dapat menggerakan tanah!!!!! “

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
70

Gambar 6.4. arah–arah tegasan, 2


arah horisontal dan 1 arah vertikal

Percobaan-percobaan yang menjelaskan hubungan antara sistem tegasan

dengan bidang patahan adalah percobaan pada kotak pasir. Pada gambar 6.5,

sebuah kotak diisi berselingan antara lempung (hitam) dan pasir (putih). Ditengah

kotak ini diletakkan papan penyekat yang dapat digerakkan maju mundur dengan

menggunakan ulir.

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
71

Gambar 6.5 Sandbox Experiment

Gambar 6.6 Hubungan antara gaya geser dan gaya normal

Dari hasil percobaan Anderson menyimpulkan jika :

1 vertikal  terjadi sesar normal

2 vertikal  terjadi sesar mendatar

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
72

3 vertikal  terjadi sesar naik

Gambar 6.7

 1 vertikal

 2 vertikal

 3 vertikal

Gambar 6.8 Percobaan uji

tekan dengan gaya yang

sama pada tiga batuan yang

berbeda :

A. Patahan pada batu sabak


B. Patahan conjugate pada
Batupasir
C. Sifat ductile pada batu
gamping

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
73

Gambar 6.9 Klasifikasi Dinamik Anderson’s

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
74

Gambar 6.10 Sandbox Experiment

6.3 Sesar dan Struktur Penyertanya

Gejala sesar sering kali disertai dengan gejala struktur yang lain, misalnya

kekar, lipatan, lipatan seret (drag fold), breksiasi, milonitisasi, dan lain-lain.

Struktur-struktur ini sangat membantu dalam penentuan jenis pergeseran dari

suatu sesar.

6.3.1 Kekar (Joint)

Kekar adalah gejala yang umum terdapat pada batuan. Kekar dapat

terbentuk karena tektonik (deformasi) dan dapat terbentuk juga secara non

tektonik (Gambar 6.11 dan 6.12). Dalam hal ini kita membatasi pada jenis kekar

yang terbentuk secara tektonik.

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
75

Gambar 6.11 kekar melembar (foliation/sheeting jointing)

Gambar 6.12 Kekar meniang (columnar joint)

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
76

Klasifikasi Kekar

1. Bentuk : a. Sistematik : Joint set, Joint system

b. Tak Sistematik

a. Kekar Sistematik

 Dijumpai berpasangan

 Arahnya sejajarnya atau hampir sejajar

 Mempunyai bidang-bidang kekar yang rata atau sedikit melengkung.

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
77

Gambar 6.13 Kekar Sistematik dengan bidang-bidangnya yang sejajar

2. Kerapatan

Kerapatan kekar dinyatakan dengan Jumlah persatuan jarak lintasan pengamatan

yang dibuat tegak lurus

3. Kejadiannya (secara tektonik)

Secara kejadiannya kekar dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

 Shear Joint (Kekar Gerus)

 Tensional Joint (Kekar Tarikan)

a. Kekar Gerus

Ciri-ciri di lapangan :

 Biasanya bidangnya licin

 Memotong seluruh batuan

 Memotong komponen batuan

 Biasanya ada gores garis

 Adanya joint set berpola Belah Ketupat

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
78

Gambar 6.14 Kekar gerus dalam Batupasir berumur kapur di pegunungan Tuscon, Arizona

Gambar 6.15 Slicken line atau gores garis di atas kekar gerus

b. Kekar Tarikan

Ciri-ciri di lapangan :

 Bidang kekar tidak rata

 Selalu terbuka

 Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-

kotak

 Karena terbuka, maka dapat terisi mineral atau dengan kata lain, Kekar

Tension yang terisi mineral disebut vein (gambar 6.16).

Kekar tarikan dapat dibedakan sebagai :

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
79

 Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan

tegasan, lihat gambar 6.17a

 Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau

pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur

ini biasa disebut dengan STYLOLITE, lihat gambar. 6.17b

Gambar 6.16 vein

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
80

Gambar 6.17 Ketika sedang mengunjungi musium di Washington DC, keluarga


Davis memusatkan perhatian pada pembentukan Struktur Stylolite
dalam batugamping penyusun gedung

Gambar 6.18 STYLOLITE

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
81

Gambar 6.19 Hubungan antara pola tegasan, tension fracture dan release
fracture (stylolite)

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
82

Gambar 6.20 Pola kekar, rekahan, sesar minor dan stylolite pada sistem lipatan silindris

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
83

Gambar 6.21 Hubungan jenis jenis kekar dengan pola tegasan

Kekar merupakan salah satu struktur yang sulit untuk diamati, sebab kekar

dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian geologi, misalnya sebelum terjadinya

suatu lipatan. Kesulitan lainnya adalah tidak adanya atau relatif kecil pergeseran

dari kekar, sehingga tidak dapat ditentukan kelompok mana yang terbentuk

sebelum atau sesudahnya.

Walaupun demikian, didalam analisa, kekar dapat dipakai untuk

membantu dalam menentukan pola tegasan, dengan anggapan bahwa kekar-kekar

tersebut pada keseluruhan daerah terbentuk sebelum atau pada saat pembentukan

sesar. Dalam penentuan jenis sesar, cara ini sangat lemah dan data yang dipakai

tidak hanya kekar, tetapi juga jalur sesar yang dapat diamati dari peta topografi,

foto udara dan citra landsat.

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
84

Gambar 6.22 Pola kekar yang dapat dipakai untuk menentukan gerak sesar
A. pola kekar “pinnate” (struktur bulu ayam)
B. pola kekar Enchelon

Analisis Kekar

Seperti dikemukakan oleh beberapa penulis, dan secara tegas oleh Bott

bahwa pergerakan sesar akan mengikuti arah rekahan gunting (Conjugate Shear).

Dengan analisa kekar dalam penentuan jenis sesar hal ini dapat diterapkan dengan

menggunakan pemodelan Anderson (Gbr. 6. 6), dengan patokan sebagai berikut :

 1 berada pada titik tengah perpotongan 2 bidang Conjugate Shear yang

mempunyai sudut sempit

 2 berada pata titik perpotongan antara 2 bidang Conjugate Shear

 3 berada pada titik tengah perpotongan 2 bidang Conjugate Shear yang

mempunyai sudut tumpul.

 1  2  3

 Orientasi tensional joint searah dengan orientasi 1

 Orientasi stylolites  dengan orientasi 1 atau searah dengan orientasi 3

 Bidang shear dan tensional  membentuk susut sempit

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
85

 Bidang shear dengan release  membentuk susut tumpul

Contoh kasus:

1. Diketahui hasil pengkonturan proyeksi kutub (pole) dari bidang-bidang kekar

tensional menunjukan titik maxima dengan kedudukan 180, N 2680 E. Hasil

pengkonturan proyeksi kutub dari data-data stylolites menunjukan titik

maxima dengan kedudukan 60, N 3590 E. Dari hasil analisis tofografi terlihat

adanya kelurusan punggungan tunggal yang diduga adalah sesar dengan trend

N 0290 E. Bila sesar tersebut mengikuti arah punggungan tersebut, tentukan:

a. Bidang sesarnya

b. Pitch

c. Jenis sesarnya

Penyelesaian :

A. menentukan bidang maxima

maka titik perpotongan antara dua bidang tersebut diasumsikan sebagai 2

B. Menentukan bidang sesar

- Plot kelurusan N 0290 E

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur
86

- Karena pada pemodelan Anderson semua bidang-bidang struktur

akan berpotongan dititik 2, maka tentukan bidang sesar dengan

strike N 0290 E dan kemiringan yang memotong 2

C. Menentukan pitch

Pitch adalah perpotongan antara bidang normal dengan bidang sesar,

maka tentukan bidang normal yang pole-nya adalah 2.

Bidang normal dengan N 2000 E, maka pitch nya 150 NW.

D. Menentukan jenis sesar

INGAT !!!dengan pemodelan :

- shear yang mempunyai sudut sempit dengan tensional joint

- dari bidang sesar yang ada dan setelah melihat pemodelan, maka

sesar memiliki unsur strike slip dextral dengan pitch 150 NW, dan dip

slip nya naik.

Sesar yang diperkirakan : N 3290 E/780, Pitch 150 NW, Jenisnya naik dextral

Lab. Geodinamik
Diktat Praktikum Geologi Struktur

Anda mungkin juga menyukai