Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

MORFOLOGI DAN LAPISAN BATUAN

Disusun Oleh
Nama : Raden Syafiq Tysoni Natadisastra
NPM : 140710220048
Kelompok :5
Nama Asisten : Andhika Nugraha

LABORATORIUM GEOFISIKA
DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
MODUL IV
MORFOLOGI DAN LAPISAN BATUAN
RABU, 28 SEPTEMBER 2022

I. Tujuan Praktikum
1.1. Praktikan mampu memahami morfologi dan lapisan batuan.
1.2. Praktikan mampu menggambarkan penampang geologi.

II. Alat dan Fungsi


2.1 Alat Tulis
Berfungsi sebagai alat bantu pengukuran saat praktikum
2.2 Penggaris
Berfungsi sebagai alat bantu pengukuran saat praktikum
2.3 Kertas HVS
Sebagai media pencatatan data dalam melakukan praktikum.
2.4 Pensil Warna
Sebagai media dalam membedakan bebatuan

III. Teori Dasar


3.1 Pengertian Morfologi Batuan
Geomorfologi (Geomorphology), berasal dari bahasa Yunani, yang
terdiri dari tiga kata yaitu: Geos yang berarti earth/bumi, morphos yang berarti
shape/bentuk, logos yang berarti knowledge atau ilmu pengetahuan. Berdasarkan
dari kata-kata tersebut, maka pengertian geomorfologi merupakan pengetahuan
tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Dan pada umumnya hanya sebatas
pengetahuan mengenai Bentang Alam, di atau di atas permukaan air laut.
Lobeck (1939) menafsirkan bahwa Geomorfologi merupakan studi
bentuk lahan. Strahler (2011), mendefiniskan bahwasanya Geomorfologi
merupakan ilmu tentang bentuk lahan dan proses yang terjadi di permukaan bumi.
Dan Huggett (2007), mendefinisikan Geomorfologi sebagai ilmu yang
mempelajari tentang bentuk alam dan prose yang membentuknya.

3.2 Kontur
Kontur disebut juga garis ketinggian, merupakan garis yang menyerupai
sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam suatu peta.
3.2.1 Ciri-ciri garis kontur
3.2.1.1 Lokasi yang lebih rendah mengitari lokasi lebih tinggi.
Atau garis sebelah dalam adalah daerah yang lebih tinggi dari
garis sebelah luar
3.2.1.2 Garis kontur tidak akan berpotongan tetapi hanya
bersinggungang saja
3.2.1.3 Suatu kecuraman dapat diperlihatkan dengan rapatnya
garis Kontur
3.2.1.4 Semakin regang garis kontur maka kecuraman pun
makin berkurang.
3.2.1.5 Garis kontur yang membentuk menyerupai huruf “U”
menunjukkan bahwa daerah itu merupakan punggungan
gunung
3.2.1.6 Garis kontur yang membentuk menyerupai huruf “V”
menunjukkan bahwa daerah itu merupakan sebuah lembah,
sungai ataupun jurang.
3.2.1.7 Garis Kontur yang membentuk menyerupai huruf “O”
menunjukkan bahwa daerah itu merupakan sebuah puncak
ataupun kawan.

Gambar 1. Peta Topografi yang menunjukkan


Garis Kontur
(Sumber: Djauhari Noor, 2012)
Gambar 2. Peta Topografi yang menunjukkan
Garis Kontur dengan penambahan warna
(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.3 Singkapan
Singkapan atau dalam Bahasa inggris Outcrop dapat didefinisikan
sebagai bagian yang terlihat dari bukaan suatu batuan dasar atau deposit
superfisial purba pada permukaan bumi. Pada umumnya singkapan ini dapat
dilihat secara makro dikarenakan gaya yang menyebabkan batuan tersebut
memiliki pembukaan. Oleh karena itu singkapan ini sering tertutup oleh lapisan
tanah; hutan; lumut, dikarenakan bukaan yang tereskpos terhadap alam.
Gambar 3. Singkapan Filit Klorit – Muskovit
(Sumber: Web Discover Bayat)

3.4 Penampang Geologi


Penampang Geologi merupakan suatu gambaran tentang keadaan di
bawah permukaan bumi yang berguna untuk menginterpretasikan bentuk sebuah
lahan/bentang pada peta topografi.

Gambar 4. Penampang Geologi


(Sumber: Djauhari Noor, 2009)
3.5 Litologi Batuan
Litologi merupakan ilmu yang mendeskripsikan batuan batuan yang
terdapat pada singkapan bebatuan, pendeskripsian batuan dilihat dari karakteristik
batuan.
Karakteristik batuan :
3.5.1 Butir Ukuran
3.5.2 Tekstur
3.5.3 Warna
3.5.4 Komposisi

3.6 Struktur Geologi


Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan
sebagai produk dari gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu:
3.6.1 Kekar (Fractures)
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan
akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum
mengalami pergeseran.
3.6.1.1 Ciri-ciri dari Kekar yaitu:
3.6.1.1.1 Pemotongan bidang perlapisan batuan.
3.6.1.1.2 Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi)
seperti kalsit, kuarsa dsb.
3.6.1.1.3 Kenampakan Breksiasi.

3.6.1.2 Struktur Kekaran


3.6.1.2.1 Shear Joint (Kekar Gerus), adalah retakan /
rekahan retakan/rekahan yang berpola mengelincir
satu sama lain akibat adanya gaya kompresi atau
tekanan. Kekar jenis shear joint umumnya bersifat
tertutup.
Gambar 5. Shear Joint
(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.1.2.2 Tension Joint, adalah retakan/rekahan yang


berpola sejajar dengana gaya kompresi atau tekanan,
Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.

Gambar 6. Tension Joint


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.1.2.3 Extension Joint (Release Joint) adalah


retakan/rekahan yang berpola tegak lurus dengan arah
gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
3.6.2 Lipatan (Folds)
Lipatan merupakan struktur batuan yang melengkung,
dikarenakan gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan
semula.
3.6.2.1 Bentuk Lipatan ada 2 yaitu:
3.6.2.1.1 Lipatan Siklin, sebuah bentuk lipatan
cekung ke arah atas
3.6.2.1.2 Lipatan Antiklin, sebuah bentuk lipatan
cembung kea rah atas

3.6.2.2 Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya,


lipatan dapat dikelompokkan menjadi 7 yaitu :
3.6.2.2.1 Lipatan Paralel adalah lipatan dengan
ketebalan lapisan yang tetap

Gambar 7. Lipatan Paralel


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.2.2.2 Lipatan Similar adalah lipatan dengan


jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.
Gambar 8. Lipatan Similar
(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.2.2.3 Lipatan harmonik atau disharmonik


adalah lipatan berdasarkan menerus atau tidaknya
sumbu utama.

Gambar 8. Lipatan Disharmonik


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.2.2.4 Lipatan Ptigmatik, adalah lipatan terbalik


terhadap sumbunya
Gambar 9. Lipatan Ptigmatik
(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.2.2.5 Lipatan chevron, adalah lipatan bersudut


dengan bidang planar

Gambar 10. Lipatan Chevron


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.2.2.6 Lipatan isoklin, adalah lipatan dengan


sayap sejajar
Gambar 11. Lipatan Isoklin
(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.2.2.7 Lipatan Klin Bands, adalah lipatan


bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar.

Gambar 12. Lipatan Klin Band


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.3 Patahan/Sesar (Faults)


Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami
pergeseran. Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan,
rekahan dsb.
3.6.3.1 Indikasi suatu sesar / patahan
3.6.3.1.1 Gawir sesar atau bidang sesar
3.6.3.1.2 Breksiasi, gouge, milonit
3.6.3.1.3 Deretan mata air
3.6.3.1.4 Sumber air panas
3.6.3.1.5 Penyimpangan / pergeseran kedudukan
lapisan
3.6.3.1.6 Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin
sesar, gores garis, lipatan dsb.

3.6.3.2 Jenis-jenis Patahan


3.6.3.2.1 Dip Slip Faults, Jenis patahan dimana
patahan berbentuk inklin, dan hampir semuanya telah
bergerak secara vertikal.

3.6.3.2.2 Normal Faults, Jenis yang terjadi karena


pergeseran blok batuan akibat pengaruh gaya gravitasi.

Gambar 13. Normal Faults


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.3.2.3 Horsts & Grabens, Jenis Patahan dimana


bidang patahannya berselang-seling naik turun.
Gambar 14. Horsts & Grabens
(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.3.2.4 Half-Grabens, Jenis Patahan dimana bidang


patahannya membentuk lengkungan. Semakin ke
bawaha kemiringannya semakin berkurang sehingga
dapat menyebabkan blok yang turun mengalami rotasi.

Gambar 15. Half-Graben


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.3.2.5 Reverse Faults, Jenis patahan hasil dari gaya


tegasan kompresional horisontal pada batuan yang
bersifat retas, dimana “hangingwall block” berpindah
relatif kearah atas terhadap “footwall block”. Sehingga
batuan tua dapat berada di kedalaman yang sama
dengan batuan muda.
Gambar 16. Reverse Fault
(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.3.2.6 A Thrust Fault, Jenis patahan “reverse


fault” yang kemiringan bidang patahannya lebih kecil
dari 15 Derajat.

Gambar 17. Thrust Fault


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.6.3.2.7 Strike Slip Faults, Jenis patahan yang


pergerakan relatifnya horisontal mengikuti arah
patahan.

Gambar 18. Strike Slip Fault


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)
3.6.3.2.8 Transform-Faults, Jenis Patahan ini terjadi
dimana dua lempeng saling berpapasan satu dan
lainnya secara horisontal. Pada umumnya terjadi di
pematang samudra yang mengalami pergeseran
(offset).

Gambar 19. Transform Fault


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.7 Strike dan Dip


3.7.1 Strike
Garis yang terbentuk dari perpotongan antara garis planar
dengan garis horizontal dan peninjauannya dari arah utara.

3.7.2 Dip
Derajat yang terbentuk dari bidang planar dengan bidang
horizontal, umumnya tegak lurus dengan Strike. Pada umumnya
mengarah pada titik tengah suatu bentang alam
Gambar 20. Strike dan Dipe
(Sumber: Djauhari Noor, 2012)

3.8 Azimuth
Azimuth atau disebut juga sudut kompas merupakan besar sudut antara
titik sasaran kita dengan Magnetis Utara (Nol derajat), dan perhitungan besar
sudut secara arah jarum jam.
Azimuth dibagi menjadi 3 macam :
3.8.1 Azimuth Sebenarnya, besar sudut yang terbentuk dari Utara
sebenarnya dengan titik sasaran
3.8.2 Azimuth Magnetis, besar sudut yang terbentuk dari Utara pada
Kompas dengan titik sasaran
3.8.3 Azimuth Peta, besar sudut yang terbentuk dari Utara pada peta
dengan titik sasaran.

Gambar 21. Penggambaran Azimut


(Sumber: Djauhari Noor, 2012)
IV. Tugas Pendahuluan
1. Gambar dan jelaskan contoh dari perlapisan batuan (gambar sendiri)!
2. Penggunaan Strike, Dip, dan Azimuth dalam bidang Geofisika!
Jawaban :
1.

Gambar (No). Perlapisan Batuan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dengan bantuan penggaris dan Pensil warna, dapat kita ketahui bentuk bentang
alam dari peta topografi tersebut. Dari warna yang telah diberikan dapat
disimpulkan bahwa :
Warna Kuning = Batu Pasir
Warna Hijau Tua = Serpih

2. Sebagai ilmu dalam melakukan pengukuran bentang alam, dimana strike


digunakan sebagai garis perpotongan antara bidang kemiringan dengan garis
horizontal.
Dip berguna sebagai pengukur seberapa miring suatu bidang tersebut, sudut
terbentuk dari perhitungan antara Bidang miring dengan garis horizontal.
Dan Azimut digunakan sebagai pengukur sudut kemiringan dari suatu bidang
dengan Utara.
Daftar Pustaka
Chorley, R. J., Schumm, S. A., & Sugden, D. E. (1984). Geomorphology. Metheun & Co.

Islami, N. (2017). Fisika Bumi. Riau: Universitas Riau Press.

Noor, D. (2009). Pengantar Geologi. Bogor: Pakuan University Press.

Noor, D. (2012). Pengantar Geologi, Edisi dua. Bogor: Universita Pakuan Press.

Noor, D. (2014). Geomorfologi. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai