Anda di halaman 1dari 49

IDENTIFIKASI BAKTERI COLIFORM FECAL PADA AIR SUMUR

WARGA DISEKITAR PETERNAKAN SAPI DESA DADIREDJO


KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Kesehatan
Bidang Analis Kesehatan

Diajukan oleh :

MUHAMMAD IBRAHIM SUTEJO


NPM A1516093

AKADEMI ANALIS KESEHATAN PEKALONGAN


2018

i
HALAMAN PERSETUJUAN

IDENTIFIKASI BAKTERI COLIFORM FECAL PADA AIR SUMUR


WARGA DISEKITAR PETERNAKAN SAPI DESA DADIREDJO
KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN
Telah disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

DMulia Susanti, S. Far , M.Pd, Apt DSuparyati, M.Kes


NIDN. 0623068101 NIDN. 0617107601

Mengetahui,
Direktur
Akademi Analis Kesehatan
Pekalongan

Ddr. Tuti Suparyati, M. Kes


NIDN.0612096701

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini diajukan pada Sidang Ujian Jenjang Pendidikan Diploma III
Kesehatan, Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan Pekalongan
Tanggal : 28 Juni 2018

Susunan Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

D DMulia Susanti, S. Far , M.Pd, Apt Suparyati, M.Kes


NIDN. 0623068101 NIDN. 0617107601

NIDN.

Penguji III

Ffffff
Fitrianingsih,M.Si.Med
NIDN.0615068603

iii
MUHAMMAD IBRAHIM SUTEJO, A1516093. “ IDENTIFIKASI
BAKTERI COLIFORM FECAL PADA AIR SUMUR WARGA DISEKITAR
PETERNAKAN SAPI DESA DADIREDJO KECAMATAN TIRTO
KABUPATEN PEKALONGAN”

Dibawah bimbingan : Mulia Susanti, S.Far,M.Pd, Apt ,Suparyati, M.Kes.

ABSTRAK

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,
pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi. Sumber air tanah, yaitu sumur atau
mata air menyediakan sebagian besar air untuk keperluan masyarakat. Sumber air
tanah tidak dapat langsung dikonsumsi kecuali jika diolah terlebih dahulu untuk
menghilangkan polutan. Air minum yang sehat adalah yang memenuhi Standar
Nasional kualitas air minum yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010, dimana air minum harus memenuhi
persyaratan tingkat kontaminasi nol/100 ml sampel untuk keberadaan bakteri
E.coli.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri Coliform fecal
pada air sumur warga disekitar peternakan sapi Desa Dadiredjo Kecamatan Tirto
Kabupaten Pekalongan.Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Sampel yang diperiksa adalah 12 sampel air sumur warga disekitar peternakan
sapi Desa Dadiredjo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan.Hasil dari uji MPN
menunjukkan bahwa semua sampel memiliki indeks MPN > 2400 per 100ml.
Dengan 9 sampel dinyatakan positif teridentifikasi bakteri Escherichia coli pada
air sumur warga disekitar peternakan sapi Desa Dadiredjo Kecamatan Tirto
Kabupaten Pekalongan.

Kata Kunci : Air sumur,Coliform.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “IDENTIFIKASI BAKTERI COLIFORM FECAL

PADA AIR SUMUR WARGA DISEKITAR PETERNAKAN SAPI DESA

DADIREDJO KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN” yang

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan

Diploma III Kesehatan Bidang Analis Kesehatan di Akademi Analis Kesehatan

Pekalongan.

Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini berkat saran, bimbingan dan dukungan

dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan trimakasih kepada:

1. dr. Tuti Suparyati M. Kes selaku direktur Akademi Analis Kesehatan

Pekalongan

2. Mulia Susanti, S. Si, M.pd, Apt selaku pembimbing I yang telah

memberikan dorongan, bimbingan, pengarahan serta saran dalam

pembuatan karya tulis ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.

3. Suparyati, M.Kes selaku pembimbing II yang banyak membantu dan

memberikan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

4. Fitrianingsih, M,Si.Med selaku penguji III yang telah memberikan kritik

dan saran terhadap penyusunan karya tulis ilmiah.

5. Dosen-dosen yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan selama

menjalani perkuliahan di Akademi Analis Pekalongan.

v
6. Argo ganda S.Tr.Ak gumilar selaku pendamping penelitian

7. Bapak, Ibu, adik dan seluruh keluarga atas cinta dukungan dan doa yang

selalu diberikan sehingga karya tulis ilmiah ini selesai pada waktunya.

8. Sahabat-sahabat saya FNSD, VESPA SUWUNG, Margi,Willi, Neneng,

Tifani, Novi, Tri, Nalar, Teguh, Muiz, Iqbal, Ulil, Fariz, Singgih, Mario

dan semua temen-temanku Mahasiswa D-III Analis Kesehatan yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat diselesaikan.

Pekalongan, Juni 2018

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................3

C. Tujuan ............................................................................................................3

D. Manfaat ...........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

A. Air ...................................................................................................................5

B. Persyaratan Kualitas Air Minum ....................................................................7

C. Bakteri Coliform.............................................................................................9

1. Jenis Bakteri Coliform .............................................................................9

2. Patogenitas Bakteri Coliform ................................................................14

D. Most Probable Number (MPN) ....................................................................15

vii
E. Kerangka Teori ............................................................................................22

F. Kerangka Konsep .........................................................................................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................

A. Jenis Penelitian .............................................................................................23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................23

C. Objek Penelitian ...........................................................................................23

D. Populasi dan Sampel.....................................................................................24

E. Definisi Operasional .....................................................................................25

F. Sumber Data .................................................................................................26

G. Prosedur Penelitian.......................................................................................26

H. Cara Kerja.....................................................................................................32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................34

A. Hasil ..............................................................................................................34

B. Pembahasan ..................................................................................................38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................39

A. Kesimpulan ...................................................................................................39

B. Saran ............................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tabel Jumlah Bakteri Coliform

Tabel 4.2. Tabel Hasil Pemeriksaan Makroskopis

Tabel 4.3. Tabel Uji Biokimia

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 2. Foto penelitian

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam

kegiatan seperti minum, pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi. Air

meliputi 70% dari permukaan bumi, tetapi banyak negara yang persediaan

air terdapat dalam jumlah yang sangat terbatas. Bukan hanya jumlahnya

yang penting, tetapi juga mutu air diperlukan untuk penggunaan tertentu,

seperti industri atau konsumsi.

Sumber air tanah, yaitu sumur atau mata air menyediakan sebagian

besar air untuk keperluan masyarakat. Sumber air tanah tidak dapat

langsung dikonsumsi kecuali jika diolah terlebih dahulu untuk

menghilangkan polutan. Air dari sumber air tanah telah mengalami

penyaringan selama perjalanannya menembus lapisan-lapisan tanah

sehingga partikel-partikel yang tersuspensi didalamnya termasuk

mikroorganisme bisa tersaring. Karakteristik yang membedakan air tanah

dan air permukaan adalah pergerakannya yang sangat lambat dan waktu

tinggal yang sangat lama dapat mencapai ratusan tahun. Karena

pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air

tanah bisa saja mengalami kontaminasi atau pencemaran dan akan sulit

sekali untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran.(1)

1
Air minum yang sehat adalah yang memenuhi Standar Nasional

kualitas air minum yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010, dimana air minum harus memenuhi

persyaratan tingkat kontaminasi nol/100 ml sampel untuk keberadaan

bakteri E.coli. Secara garis besar air minum selain harus memenuhi

persyaratan fisik dan kimia, juga harus memenuhi persyaratan

mikrobologis. Air minum harus bebas dari bakteri patogen.(2)

Kecamatan Tirto dan sekitarnya merupakan daerah yang mayoritas

warganya mempunyai berbagai macam bidang pekerjaan seperti Home

Industri, pabrik dan peternakan. Bidang usaha di bidang peternakan,

seperti ayam, sapi, dan sebagainya merupakan yang paling menonjol di

daerah tersebut. Umumnya masyarakat memiliki kandang ternak yang

tidak berjauhan dengan sumber air tanah yang mereka gunakan.

Berdasarkan hasil observasi di sekitar Desa Dadiredjo Kecamatan

Tirto terdapat perternakan sapi sebanyak 11 peternakan dengan jumlah

kurang lebih 150 ekor sapi yang lokasinya berada di dekat pemukiman

penduduk. Tidak jauh dari lokasi peternakan terdapat banyak sumur yang

digunakan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari seperti,

mandi, mencuci, masak, minum dan kebutuhan lainnya.

Dampak yang langsung terasa oleh penduduk di sekitar peternakan

tersebut adalah pencemaran udara yang mana dari peternakan tersebut

menyebarkan aroma yang sangat tidak sedap. Selain itu dimungkinkan

limbah dari peternakan tersebut mencemari air dan juga tanah. Fakta

2
tersebut menjadi landasan pemikiran bagi penulis untuk meneliti

bagaimana kualitas mikrobiologi air tanah yang berada di dekat

peternakan sapi tersebut, dimana mayoritas masyarakat menggunakan air

tanah sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersih, sementara kualitas

dan kelayakan konsumsi air tanah sebagai sumber air bersih di daerah

tersebut masih belum diketahui, sehingga permasalahan tersebut menjadi

penting untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat rumusan masalah

“Apakah terdapat bakteri Coliform fecal pada air sumur rumah warga

disekitar peternakan sapi Desa Dadiredjo Kecamatan Tirto Kabupaten

Pekalongan

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui adanya bakteri Coliform fecal pada air sumur rumah

warga disekitar peternakan sapi Desa Dadiredjo Kecamatan Tirto

Kabupaten Pekalongan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

a. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama belajar di

kampus Akademi Analis Kesehatan Pekalongan.

b. Dapat memperluas pengetahuan tentang identifikasi bakteri

Coliform

3
2. Bagi akademik

a. Sebagai referensi serta menambah wawasan bagi mahasiswa

khususnya pada mata kuliah bakteriologi.

b. Sebagai referensi bagi para peneliti berikutnya.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah setempat

khususnya Desa Dadiredjo dalam rangka meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Air

Air merupakan bahan alam yang dibutuhkan manusia, pengangkut


zat-zat makanan dan kebutuhan lainnya. Menurut peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menyebutkan
bahwa kebutuhan air rata- rata secara wajar adalah 60 l/orang/hari
untuk segala keperluannya.(3)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010, dimana air minum harus memenuhi
persyaratan tingkat kontaminasi nol/100 ml sampel untuk keberadaan
bakteri E.coli. Secara garis besar air minum selain harus memenuhi
persyaratan fisik dan kimia, juga harus memenuhi persyaratan
mikrobologis. Air minum harus bebas dari bakteri patogen.(4)
1. Sumber Air Bersih

Air yang diperuntukan untuk konsumsi harus berasal dari


sumber yang aman dan bersih. Di muka bumi sumber air bersih ada
berbagai macam. Berdasarkan sumbernya air dapat dibedakan
menjadi:
a. Air Hujan

Air hujan adalah air yang terjadinya karena proses


evaporasi dari air permukaan dan evotranspirasi dari tumbuh-
tumbuhan oleh bantuan sinar matahari dan melalui proses
kondensasi kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju
ataupun embun. Air angkasa bersifat agresif terhadap pipa-pipa
penyalur maupun bak-bak reservoir sehingga mempercepat
terjadinya korosi.(5)

5
b. Air Sungai dan Danau

Air sungai dan air danau merupakan jenis perairan darat


yang berasal dari air hujan atau air tanah yang berasal dari mata
air. Kedua sumber ini biasannya dinamakan air permukaan.
Sumber air ini biasanya telah tercemar atau terkontaminasi
sehingga perlu pengolahn lebih lanjut agar dapat dijadikan air
minum.(6)
c. Mata Air

Mata air merupakan air yang berasal dari dalam tanah dan
keluar secara alamiah ke permukaan tanah. Mata air yang
berasal dari dalam tanah hampir tidak terpengaruh oleh musim
dan memilki kualitas sama dengan air dalam tanah.(6)
d. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam air tanah yang berada di bawah permukaan


lapisan air tanah dangkal dan di antara dua lapisan kedap air.
Air tanah dalam dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber air
minum penduduk kota, kebutuhan air perhotelan, perkantoran,
dan industri.(6)
B. Persyaratan Kualitas Air Minum

Dalam penggunaannya sehari-hari, air minum yang layak konsumsi


memiliki persyaratan kualitas antara lain :
1. Persyaratan Fisik

Persyaratan fisik antara lain, air minum yang di konsumsi tidak


berwarna, tidak berasa, tidak berbau, harus jernih dan suhu air
hendaknya di bawah sela udara (sejuk ± 25 0C).(7)

6
Tabel 2.1. Parameter Fisik Air Minum(8,9)
Kadar (bilangan)
Kadar (bilangan) yang
No Jenis Parameter yang tidak boleh
disyaratkan
dilampaui
Keasaman sebagai PK 7,0 – 8,5 Di bawah 6,5 dan di
1.
atas 9,5
Bahan-bahan padat Tidak melebihi 50 mg/l Tidak melebihi 1.500
2.
mg/l
Warna (skala Pt CO) Tidak melebihi kesatuan Tidak melebihi 50
3.
kesatuan
4. Rasa Tidak mengganggu -
5. Bau Tidak mengganggu -
2. Persyaratan Kimiawi

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral,


atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang
telah di tentukan.(10)
Tabel 2.2. Parameter Kimiawi Air (8,9)
Kadar maksimal yang
No. Jenis Parameter Satuan
diperbolehkan
1. Aluminium Mg/l 0,2
2. Besi Mg/l 0,3
3. Kesadahan Mg/l 500
4. Khlorida Mg/l 250
5. Mangan Mg/l 0,4
6. Ph Mg/l 6,5 – 8,5
7. Seng Mg/l 3
8. Sulfat Mg/l 250
9. Tembaga Mg/l 2
10. Amonia Mg/l 1,5

3. Persyaratan Bakteriologis

Persyaratan bakteriologis air minum adalah dengan tidak


ditemukannya bakteri coliform (0/100ml) pada air minum sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
4. Pengolahan Air Minum Rumah

Suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air


minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan air
yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral

7
lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan/minuman
bayi. Pengelolaan air minum rumah tangga meliputi: mengolah air
yang akan diminum, menjaga kebersihan wadah penyimpanan air
minum, mencuci tangan pakai sabun sebelum mengolah dan
menyajikan air minum.(10)
a. Filtrasi

Filtrasi adalah proses penyaringan air menembus media


berpori-pori. Penyaringan yang dimaksudkan disini adalah
penyaringan dengan melewatkan air melalui bahan berbentuk
butiran yang diatur sedemikian rupa sehingga zat padatnya
tertinggal pada butiran tersebut dan dapat digunakan kembali
untuk kebutuhan masyarakat.(11)
b. Klorinasi

Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin


kedalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan
langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini
banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam
renang, dan air minum di negara-negara sedang berkembang
karena sebagai desinfektan, biayanya relative murah, mudah,
dan efektif. Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan
dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa
hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate
dan kloramin.(12)
c. Flokulasi & Desinfeksi

Flokulasi adalah proses berkumpulnya partikel-partikel flok


mikro membentuk aglomerasi besar melalui pengadukan fisis
atau melalui aksi pengikatan oleh flokulan. Flokulan adalah
bahan kimiawi, biasanya organik, yang ditambahkan untuk
meningkatkan proses flokulasi.(13)

8
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan
membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dapat
menggunakan berbagai macam proses dan bahan kimia,
diantaranya: kaporit, klorin, ozon, UV light, membran.(14,15)
5. Sumber Pencemaran Air

Pencemaran air adalah turunnya mutu air baik mutu air


daratan, air sungai rawa, air tanah maupun air laut. Pencemaran air
disebabkan karena perkembangan aktivitas manusia yang semakin
dewasa ini dan tidak diimbangi dengan kesadaran untuk menjaga
kebersihan dan kalayakan lingkungan sekitar.(16)
Sumber pencemaran air di lingkungan disebabkan oleh
banyak hal diantaranya:
a. Pencemaran air oleh peternakan dan perikanan

Penanganan yang tidak tepat terhadap kotoran dan sisa-sisa


makanan ternak dapat berpotensi sebagai sumber pencemaran.
Karakteristik terhadap pencemaran air yang disebabkan oleh
kegiatan pertanian antara lain : komposisi dan jumlah kotoran
ternak bervariasi pada tipe jumlah dan metode pemberian makan
dan penyiramannya, lokasi lahan yang digunakan untuk
peternakan, sistem dan skala operasi serta teknik
pengembangbiakannya.(16)
b. Pencemaran air oleh limbah industri

Air limbah industri mengandung zat berbahaya, oleh karena


itu harus dicegah agar tidak dibuang ke saluran umum.
karakteristik pencemaran limbah industri antara lain : limbah
cair, industri makanan, industri tekstil, industri kimia, industri
kulit.(16)
c. Pencemaran air oleh aktvitas perkotaan

9
Aktivitas manusia di perkotaan memberikan andil dalam
menimbulkan pencemaran lingkungan yang tinggi. Ledakan
jumlah penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan laju
pencemaran lingkungan melampaui laju kemampuan alam.
Pencemaran air karena aktiivitas perkotaan dapat disebakan oleh
: kotoran manusia yang berkaitan dengan buang air besar
sembarangan (BABS), limbah rumah tangga, limbah gas, dan
limbah panas.(16)
C. Bakteri Coliform.

Bakteri coliform merupakan golongan bakteri intestinal, yakni


hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform sendiri
ialah bakteri indikator keberadaan dari bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya, bakteri coliform fekal merupakan bakteri indikator adanya
pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya yang pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.(17)
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting
bagi kualitas dari air minum. Kelompok dari bakteri coliform, antara
lain, yaitu Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes, serta Citrobacter
fruendii. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan
tingkat sanitasi yang rendah. Keberadaan dari bakteri ini juga
menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya, Shigella, yang
mengakibatkan diare hingga muntaber.(16)
1. Jenis Bakteri Coliform

Bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:


a. Coliform Fecal

Bakteri yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah


panas, jenis coliform fekal yaitu Escherichia coli. Escherichia
coli merupakan bakteri berbentuk batang, Gram negatif,
berukuran 2,4 μ x 0,4 sampai 0,7 μ, tidak memiliki kapsul dan

10
tidak berspora,bersifat fakultatif anaerob artinya dapat hidup
tanpa adanya oksigen. Escherichia coli masuk ke dalam famili
Enterobacteriaceae, jenis bakteri flora normal yang hidup
disaluran pencernaan manusia dan mamalia
b. Coliform non-fecal

Bakteri yang di temukan pada hewan atau tanaman yang


telah mati, jenis bakteri Coliform non-fecal yaitu Citrobacter
sp., Serratia sp., dan Enterobacter sp.. Morfologi coliform yaitu
bakteri bentuk batang, Gram negatif, tidak berspora, bersifat
aerob atau fakultatif anaerob, dapat tumbuh pada media yang
mengandung garam empedu, memfermentasi laktosa sebagai
sumber karbon dan menghasikan asam dan gas pada suhu
37°C.(17)
2. Patogenitas Bakteri Coliform

a. Escherichia coli

1. Enteropathogenic E.coli yang menyebabkan diare pada bayi

dan anak di negara berkembang dan mekanisme penyakit

belum jelas.

2. Enterotoxigenic E.coli penyebab sekretori diare seperti pada

kolera dan mekanisme diare: perletakan kuman pada sel

mukosa usus, (epitel usus) serta kuman yang mengeluarkan

bahan toxsin yang mengakibatkan penyakit diare.

3. Enterinvasive E.coli yang menyebabkan diare seperti disentri

oleh Shigella (tinja mengandung darah, mukus) dan

mekanisme diare: kuman menginvasi sel mukosa usus

11
mengakibatkan kerusakan sel mukosa, lapisan mukosa

terlepas.

4. Enterochemo E.coli dengan mekanisme kolistik hemmoragik,

tinja tercampur darah banyak, toksinnya bersifat sitotoksik,

diare terjadi karena toksin merusak sel endotel pembuluh

darah, terjadi pendarahan kemudian darah masuk ke usus.

5. Enteroagregative E.coli yang menyebabkan diare akut dan

kronik dalam waktu lebih dari 14 hari, kuman melekat pada

mukosa menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin sehingga

mukosa rusak, mukus keluar, dan terjadi diare.(18,19)

b. Salmonella sp

Menghasilkan toksin LT (thermolabil), invasi ke sel


mukosa usus halus, tanpa berproliferasi dan tidak
menghancurkan sel epitel, Bakteri ini langsung masuk ke lamina
propria yang kemudian menyebabkan infiltrasi sel-sel radang.(20)
c. Shigella sp

Bakteri tertelan, masuk dan berada di usus halus, menuju


ileum terminal dan kolon kemudian melekat pada permukaannya
sehingga berkembang biak menghasilkan reaksi peradangan
hebat, sel-sel terlepas dan timbul ulkus, terjadi disentri basiler
(tinja lembek, bercampur darah, mukus dan pus, nyeri abdomen,
mules, tenesmus ani).(21)
Masa inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama
sampai 1 minggu. Oleh seseorang yang sehat diperlukan dosis
1000 bakteri Shigella untuk menyebabkan sakit. Penyembuhan
spontan dapat terjadi dalam waktu 2-7 hari terutama pada
penderita dewasa yang sehat sebelumnya, sedangkan pada

12
penderita yang sangat muda atau tua dan juga pada penderita
dengan gizi buruk penyakit ini akan berlangsung lama. Pernah
ditemukan terjadinya septicemia pada penderita dengan gizi
buruk dan berkhir dengan kematian.(21)
Secara garis besar patogenitas Shigella sp sebagai berikut:
1. Shigella mempenetrasi intraseluler epitel usus besar.

2. Terjadi perbanyakan bakteri.

3. Menghasilkan edotoksin yang mempunyai kegiatan

biologis.

4. S.Dysenteriae menghasilkan eksotoksin yang mempunyai

sifat neorotoksik dan enterotoksik.(21)

5. Vibrio Cholerea

V.Cholera adalah bakteri gram negatif berbentuk


basil yang karakteristiknya sama dengan family
enterobakteriaceae. Patologi kolera dihasilkan dari entero
toksin (toksin kolera) yang diproduksi oleh bakteri.
Kondisi ini mengurangi keasaman lambung seperti
penggunaan antacid ,pemblok reseptor histamine atau
penghambat pompa proton atau infeksi Helicobacter
pylory, meningkatkan resiko terkena penyakit ini. Toksin
cholera merangsang adenilat siklae yang akan
meningkatkan Camp intrasel dan menghasilkan
penghambatan absorpsi natrium dan klorida oleh mikrovili
dan menyebabkan pengeluaran klorida dan air oleh sel
crypt. Aksi toksin seperti terjadi di sepanjang saluran
pencernaan, tetapi kehilangan cairan banyak terjadi di
duodenum.(22)
Efek dari toksin cholera adalah pengeluaran cairan
isotonis (terutama di usus ) yang melebihi batas kapasitas

13
saluran intestinal (terutama di kolon). Akan menyebabkan
diare yang berair dengan konsentrasi elektrolit sama
dengan plasma. Periode inkubasi rata – rata untuk infeksi
V. Cholerae adalah 1 – 3 hari.(22)
D. Most Probable Number (MPN)

Metode MPN merupakan suatu metode enumerasi mikroorganisme


yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada
media cair spesifik dalam seri tabung yang ditanami sampel berbentuk
padat atau cair yang penanamannya didasarkan pada jumlah sampel
atau diencerkan berdasarkan tingkat seri tabung, sehingga dihasilkan
kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nila MPN per satuan
volume atau massa sampel. Metode MPN pada dasarnya sama dengan
metode perhitungan cawan, tetapi menggunakan medium cair dalam
tabung reaksi.(23)
MPN terdiri dari dua macam media, yaitu Lactose Broth dan
Briliiant Green Lactose Broth. Komposisi dari media Lactose Broth
antara lain:
a. 0,3% ekstrak beef

b. 0,5% pepton

c. 0,5% laktosa

Komposisi dari media Brilliant Green Lactose Broth antara


lain:
a. Pepton 10 gram

b. Laktosa 10 gram

c. Ox bile dried 20 gram

d. Brilliant green 0,0133 gram

1. Prinsip

14
Prosedur tabung fermentasi dapat digunakan untuk
menghitung bakteri Escherichia coli secara tidak langsung.
Perhitungan MPN didasarkan pada tabung reaksi yang positif,
yaitu tabung yang ditumbuhi mikroba. Pengamatan tabung yang
positif dapat dilihat dari timbulnya kekeruhan atau timbulnya gas
pada tabung durham yang diletakkan pada posisi terbalik.
Asumsi yang diterapkan dalam metode MPN adalah:
a. Bakteri terdistribusi sempurna dalam sampel.

b. Sel bakteri terpisah-pisah secara individual, tidak dalam bentuk

rantai atau kumpulan (bakteri coliform termasuk E.coli terpisah

sempurna tiap selnya dan tidak membentuk rantai).

c. Media yang dipilih telah sesuai untuk pertumbuhan bakteri

target dalam suhu dan waktu inkubasi tertentu sehingga

minimal satu sel hidup mampu menghasilkan tabung positif

selama masa inkubasi tersebut.

d. Jumlah yang didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup

(viable) saja. Sel yang terluka dan tidak mampu menghasilkan

tabung positif tidak akan terdeteksi.(24)

2. Macam-macam seri tabung MPN

a. Ragam 511 digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada

air yang sudah mengalami pengolahan dan diperkirakan

jumlah bakteri rendah.

15
b. Ragam 555 digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada

air yang belum mengalami pengolahan dan diperkirakan

jumlah bakteri tinggi.

c. Ragam 333 digunakan sebagai alternatif ragam 555

dikarenakan jumlah tabung terbatas.(24)

3. Perhitungan bakteri Coliform

Hasil analisis metode MPN (Most Probable Number)


dilakukan dengan cara mencocokan dengan tabel MPN, yaitu tabel
yang memberikan Most Probable Number atau jumlah perkiraan
terdekat. Apabila kombinasi tabung positif terdapat dalam MPN,
maka jumlah Coliform dihitung menggunakan tabel MPN. Apabila
tabung positif tidak terdapat pada tabel MPN, maka jumlah
Coliform dihitung dengan rumus.
A × 100
Jumlah Bakteri (JPT/100ml) =
√B × C
Keterangan:
A = Jumlah tabung positif
C = Volume (ml) sampel dalam semua tabung
B = Volume (ml) sampel dalam tabung negatif
JPT = Jumlah Pendugaan Terdekat. (25)

4. Tahapan Uji MPN

a. Uji Penduga (Persumtive Test)

Uji ini berguna untuk menduga bakteri coliform yang

memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas. Bakteri yang

16
diduga semuanya gram negatif tidak memiliki spora, selnya

membentuk sel pendek, bersifat fakultatif anaerob, membentuk

gas dalam waktu 24 jam pada suhu 37 0C. Apabila terbentuk

gas dalam waktu 24 jam kedua (48 jam) maka uji dianggap

meragukan. Sedangkan apabila tidak terbentuk gas pada waktu

48 jam maka uji di nyatakan negatif dan tidak perlu

melanjutkan ke uji selanjutnya.

b. Uji Penetapan (Confirmed Test)

Uji ini berguna untuk menegaskan hasil positif dari uji


perkiraan. Media umum yang di gunakan adalah BGLB
(Brilliant Green Lactosa Bile Bronth) 2 % atau bisa
menggunakan media selektif dan diferensial untuk bakteri
coliform seperti EA (Endo Agar). Pembacaan dilakukan
setelah 24-48 jam dengan melihat tabung yang positif. Dari uji
ini terdapat pula tumbuh bakteri selain coliform yang dapat
memfermentasi laktosa. Oleh sebab itu perlu ada uji penguat
menggunakan media EMB. Dengan menggunakan ose, ambil
suspensi bakteri dari tabung (uji penduga positif) inokulasikan
pada media EMB dengan cara goresan kuadran. Inkubasi
selam 24 jam pada suhu 35 0C.(26)
c. Uji Lengkap (Completed Test)

Ambil koloni dari media biakan EA atau EMB yang diduga


colifom, dari masing-masing koloni dibuat pewarnaan gram,
kemudian sebagian koloni diencerkan ke dalam media
pengencer steril guna ditanam pada media gula-gula dan
biokimia untuk melihat dan memastikan bahwa sampel uji
mengandung bakteri coliform dan diketahui spesiesnya.(26)

17
E. Kerangka Teori

Pencemaran lingkungan
penyebab kontaminasi: Bakteri coliform
1. Konstruksi sumur
2. Jarak sumur
3. Limbah peternakan.
4. Limbah industri.

Bagan 2.1 Kerangka Teori

F. Kerangka Konsep

Air sumur rumah


warga dekat peternakan Bakteri Coliform fecal
sapi
Variabel bebas
Variabel bebas Variabel tergantung

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu identifikasi bakteri Coliform fecal pada air sumur rumah

warga disekitar peternakan sapi Desa Dadiredjo Kecamatan Tirto

Kabupaten Pekalongan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi pengambilan sampel dilakukan di sumur rumah

warga sekitar peternakan sapi di Desa Dadirejo Kecamatan Tirto

Kabupaten Pekalongan dan pemeriksaan dilakukan di

Laboratorium Bakteriologi Akademi Analis Kesehatan

Pekalongan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2018.

C. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah air

sumur rumah warga disekitar peternakan sapi Desa Dadiredjo Kecamatan

Tirto Kabupaten Pekalongan

19
D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh air sumur rumah

warga di sekitar peternakan sapi Desa Dadiredjo Kecamatan Tirto

Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 120 sumur.

2. Sampel

Sampel berjumlah 12 air sumur. Jadi dari 120 sampel diambil 10%.

Besaran sampel ini didapat menurut pendapat dari Gay dan Deihl

(1992) bahwa semakin besar jumlah sampel yang diambil maka akan

semakin representatif dan hasilnya dapat digeneralisir. Namun ukuran

sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya:

a. Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel minimumnya

adalah 10% dari populasi.

b. Jika penelitianya korelasional, sampel minimumnya adalah 30

subjek.

c. Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30

subjek per group.

d. Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15

subjek per group.(27)

Teknik pengambilan sampel meggunakan sistematik

random sampling dimana populasi di bagi menjadi 9 kelompok

dengan interval 10 kemudian diambil 1 nomor sampel secara acak

dari kelompok pertama dan selanjutnya diikuti pengambilan 1

20
nomor sampel dari kelompok kedua yang segaris dengan nomor

sampel pertama. Begitu seterusnya sampai tiap kelompok sampel

sudah terambil 1 nomor sampel.

E. Definisi Operasional

1. Air Sumur di sekitar peternakan sapi

Air sumur adalah air baku yang diambil dari air tanah dalam

dengan konstruksi pengeboran deep well, kemudian diolah dalam

rumah tangga sebagai keperluan sehari-hari kegiatan lainnya.

2. Bakteri Coliform

Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai

indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap

air, makanan, susu dan produk-produk susu.

3. MPN

Metode MPN adalah uji deretan tabung yang menyuburkan

pertumbuhan bakteri coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga

jumlah coliform dalam sampel yang di dapat. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan MPN dengan ragam 333 dengan parameter

pengujian dilakukan uji perkiraan (persumtive test) dan apabila hasil

positif di lanjutkan dengan uji penegasan, dan uji biokimia untuk

menentukan spesies bakteri Coliform.

21
F. Sumber Data

1. Data Primer

a. Observasi

Teknik ini di lakukan untuk meninjau langsung ke lokasi penelitian

untuk pengamatan dan pengambilan sampel.

b. Wawancara

Teknik ini di lakukan kepada warga pengguna air sumur untuk

memperoleh informasi yang di butuhkan.

c. Data hasil pemeriksaan bakteri Coliform pada air sumur di daerah

sekitar peternakan sapi yang dilakukan di Laboratorium Akademi

Analis Kesehatan Pekalongan.

2. Data Sekunder

Data sekunder diambil dari berbagai literatur yang relevan dengan

Karya Tulis Ilmiah.

G. Prosedure Penelitian

1. Sterilisasi Alat

a. Sterilisasi basah dengan autoclave :

1) Isi boiler dengan aquadest 1-2 cm di bawah sarangan.

2) Masukkan media yang akan disterilkan kedalam basket, dengan

sebelumnya alat di bungkus menggunakan kertas.

3) Tutup autoclave jangan sampai rapat, dan buka katub uap air.

4) Panaskan autoclave sampai keluar uap air dari katub kemudian

kencangkan penutup autoclave berserta katubnya.

22
5) Proses sterilisasi berlangsung selama 15 menit pada suhu 121
0
C tekanan 2 atm.

6) Setelah proses sterilisasi selesai, matikan arus listrik autoclave

dan tunggu sampai suhu turun.

7) Buka katub uap biarkan uap keluar sampai habis kemudian baru

buka tutup autclave.

8) Keluarkan alat yang sudah disterilisasi dari autoclave secara

hati-hati.

b. Sterilisasi kering dengan oven :

1) Membungkus alat yang akan di sterilisasi dengan kertas

pembungkus.

2) Masukan ke dalam oven, proses sterilisasi berlangsung selama

2-3 jam pada suhu 160 0C.

3) Simpan alat yang sudah di sterilkan pada tempat kering dan

bersih.

2. Alat dan Bahan

a. Alat :

1) Tabung reaksi

2) Beaker gelas

3) Neraca analitik

4) Lampu spiritus

5) Korek api

6) Kapas

23
7) Batang pengaduk

8) Autoclave

9) Rak tabung

10) Tabung durham

11) Botol kaca bertutup ulir

b. Bahan

1) Laktosa

2) Phenol red

3) Aquadest

4) TSIA

5) UREA

6) BGLB

7) Citrat

8) Endo Agar

9) Mac Conkey

10) Methyil red

11) Voges Paskouer

3. Pembuatan Media

a. LB (Lactose Broth)

1) 1Timbang bahan (Laktosa dan Phenol red) dengan neraca

analitik sesuai kebutuhan.

2) Masukan bahan ke beaker gelas dan tambahkan dengan

aquadest.

24
3) Homogenkan, larutkan dengan cara di panaskan /

waterbath sambil di aduk-aduk.

4) Kemudian masukan ke tabung reaksi sebagian ke tabung

durham dengan posisi tabung terbalik, jangan sampai ada

gelembung tutup dengan kapas.

5) Sterilisasi dengan autoclave selama 15 menit suhu 121 0C

tekanan 2 atm.

6) Simpan di lemari pendingin

b. BGLB (Brillian Green Lactose Bile Broth)

1) Timbang bahan (BGLB) dengan neraca analitik sesuai

kebutuhan.

2) Masukan bahan ke beaker glass dan tambahkan dengan

aquadest.

3) Homogenkan, larutkan dengan cara dipanaskan / waterbath

sambil diaduk-aduk.

4) Masukan ke tabung reaksi sebagian ke tabung durham

dengan posisi tabung terbalik, jangan sampai ada

gelembung tutup dengan kapas.

5) Sterilisasi dengan autoclave selama 15 menit suhu 121 0C

tekanan 2 atm.

6) Simpan di lemari pendingin.

c. EA (Endo Agar) dan MC (Mac Conkey)

25
1) Timbang bahan EA dan MC sesuai kebutuhan dengan

menggunakan neraca analitik.

2) Masukkan ke dalam beaker gelas dan tambahkan dengan

aquadest.

3) Homogenkan, larutkan dengan cara dipanaskan / waterbath

sambi diaduk-aduk.

4) Sterilisasi dengan autoclave selama 15 menit suhu 121 0C

tekanan 2 atm.

5) Tuangkan ke cawan petri steril secara aseptis.

6) Simpan di lemari pendingin.

d. TSIA (Triple Sugar Iron Agar), Citrat, dan UREA.

1) Timbang bahan TSIA, Citrat, UREA dengan neraca analitik

sesuai kebutuhan.

2) Masukan ke dalam beaker gelas masing-masing, tambahkan

dengan aquadest lalu homogenkan.

3) Tuangkan dalam tabung reaksi, tutup dengan kapas.

4) Sterilisasi dengan autoclave selama 15 menit suhu 121 0C

tekanan 2 atm.

5) Tabung miringkan satu per satu agar terbentuk slant dan

bunt.

6) Simpan ke dalam lemari pendingin.

e. IMVI (Indol, MR, VP)

26
1) Timbang bahan media dengan neraca analitik sesuai

kebutuhan.

2) Masukan ke dalam beaker gelas masing-masing, add

dengan aquadest.

3) Tuangkan ke dalam tabung reaksi, tutup dengan kapas.

4) Sterilisasi dengan autoclave selama 15 menit suhu 121 0C

tekanan 2 atm.

5) Simpan ke dalam lemari pendingin.

27
H. Cara Kerja

Sampel

Inokulasi

@10ml untuk 3 tabung @1ml untuk 3 tabung @0,1ml untuk 3 tabung


reaksi reaksi reaksi

LB (Lactosa Broth) Inkubasi suhu 370C selama 24 jam

Media kuning dan terdapat gas

BGLB Inkubasi suhu 37oC selama 24 jam

Hijau keruh dan ada gas

Inokulasi ke media EA Inkubasi suhu 37oC selama 24


jam
Merah metalik (Escherichia coli)

Indol MR VP CITRAT UREA


Indol Indol

Inkubasi 370C selama 24 jam

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengujian Kualitas Air Tanah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah air sumur terpilih

adalah sebanyak 12 air sumur, yaitu :

Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Jarak Air Sumur dengan Kandang Ternak
Warga Sekitar Peternakan Sapi
KONSTRUKSI
NO SAMPEL JARAK DENGAN KANDANG TERNAK SUMUR
1 AIR SUMUR 1 10M TANAH
2 AIR SUMUR 2 15,3M TANAH
3 AIR SUMUR 3 21M TANAH
4 AIR SUMUR 4 12M SEMEN
5 AIR SUMUR 5 30M SEMEN
6 AIR SUMUR 6 45,5M SEMEN
7 AIR SUMUR 7 55M SEMEN
8 AIR SUMUR 8 65M TANAH
9 AIR SUMUR 9 73,5M SEMEN
10 AIR SUMUR 10 80M TANAH
11 AIR SUMUR 11 89,5M SEMEN
12 AIR SUMUR 12 95,5M SEMEN
Berdasarkan hasil penelitian pada sampel air sumur diatas didapatkan hasil

berikut :

Tabel 4.2. jumlah bakteri Coliform Fecal pada air sumur rumahwarga
disekitar peternakan sapi Desa Dadiredjo Kecamatan Tirto Kabupaten
Pekalongan
No Hasil positif pada pengenceran Indek MPNper 100
Sampel 3x10 ml 3x1 ml 3x0,1 ml ml
1 3 3 3 >2400
2 3 3 3 >2400
3 3 3 3 >2400
4 3 3 3 >2400
5 3 3 3 >2400
6 3 3 3 >2400
7 3 3 3 >2400

29
8 3 3 3 >2400
9 3 3 3 >2400
10 3 3 3 >2400
11 3 3 3 >2400
12 3 3 3 >2400
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil positif pada pengenceran

LBDS (Lactose Borth Dauble Strength) 3 x 10 ml, LBSS (Lactose Broth

Single Strenght) 3 x 1 ml, LBSS (Lactose Broth Single Strenght) 3 x 0,1

ml, pada sampel 1 - 12 terdapat tabung MPN LBDS pengenceran 3 x 10

ml, sebanyak 3 tabung positif , pada pengenceran LBSS 3 x 1 ml, 3

tabung positif ,pada masing-masing sampel dan pada pengenceran LBSS

3 x 0,1 terdapat 3 tabung positif

Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Makroskopis pada air sumur


rumah warga disekitar peternakan sapi Desa Dadiredjo Kecamatan
Tirto Kabupaten Pekalongan pada Media Mac Conkey dan Endo
Agar
No Media MC Media EA
Sampel Ukuran Warna Bentuk Ukuran Warna Bentuk
1 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah metalik Bulat
2 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah metalik Bulat
3 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah metalik Bulat
4 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah metalik Bulat
5 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah metalik Bulat
6 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah metalik Bulat
7 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah metalik Bulat
8 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah metalik Bulat
9 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah metalik Bulat
10 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah muda Bulat
11 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah muda Bulat
12 2mm Merah muda Bulat 2mm Merah muda Bulat
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil penanaman pada media MC

ditemukan koloni bakteri yang dicurigai sebagai bakteri Escherichia coli

dengan ciri – ciri koloni berukuran 2 mm, berwarna merah muda, dan

30
berbentuk bulat kering, serta pada media EA ditemukan koloni bakteri

berwarna merah metalik berukuran 2 mm.

Tabel 4.4. Hasil Uji Biokimia Pada Sampel Air Sumur

Media
No Sampel Kesimpulan
TSIA UREA LIA IMVIC
1 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (++--) E.coli
2 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (++--) E.coli
3 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (++--) E.coli
4 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (++--) E.coli
5 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (++--) E.coli
6 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (++--) E.coli
7 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (++--) E.coli
8 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (++--) E.coli
9 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (++--) E.coli
10 A/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (-+++) Klebsiela
11 K/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (-+-+) Salmonella parathypi A
12 K/A GAS (+) H2S (-) (-) V/V H2S (-) (--++) Seratia marcens
Dari keseluruhan sampel yang diidentifikasi didapatkan hasil

dengan prosentase sampel 75% positif Escherichia coli.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan dari tabel 4.2 dari 12 sampel air sumur yang uji

semuanya tidak memenuhi syarat bakteri Coliform. Pada pemeriksaan air

sampel jumlah bakteri Coliform , dari uji penegasan (comfirmed test)

dengan pengenceran 3 x 10 ml menunjukkan bahwa pengenceran 10 ml

dengan hasil 3 tabung positif dari semua sampel, pengenceran 3 x 1 ml

didapatkan hasil 3 tabung positif dari semua sempel, sedangkan

pengenceran 3 x 0,1 ml didapatkan hasil 3 tabung positif dari 12 sampel

dinyatakan positif semua. Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil uji

penegasan semua sampel air tidak memenuhi syarat. Batas maksimal

31
bakteri Coliform yang ditetapkan dalam PERMENKES Nomor

492/MENKES/PER/IX/2010 yaitu < 0 per 100 ml air.

Pada tabel 4.3 dan 4.4 menunjukkan bahwa didapatkan hasil dari

seluruh sampel terdapat bakteri Coliform fecal dan Coliform non fecal

disebabkan karena suhu inkubasi 37 0C, pada suhu 37 0C semua bakteri

Coliform fecal dan bakteri Coliform non fecal dapat tumbuh, pada

Coliform fecal ditentukan dengan inkubasi 44 0C selama 24 jam sehingga

bakteri dari golongan Coliform non fecal dapat dihambat pertumbuhannya

seperti bakteri Klebsiella,Seratia marcens,Salmonella parathyphi A.

Penelitian yang telah dilakukan tentang identifikasi bakteri

Coliform pada Air Sumur Rumah Warga Disekitar Peternakan Sapi Desa

Dadiredjo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan ditemukan bakteri

Coliform fecal dan Coliform non fecal yang terdiri dari Escherichia coli,

Klebsiella, Seratia marcens,Salmonella parathyphi A.bakteri tersebut

terdapat pada air yang telah terkontaminasi kotoran manusia, hewan atau

tanaman-tanaman yang telah mati.

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pengamatan tentang Identifikasi Bakteri

Coliform Fecal pada Air Sumur Rumah Warga disekitar Peternakan Sapi

Desa Dadiredjo Kecamatan Tirto Kabuaten Pekalongan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Semua sampel air sumur tercemar bakteri Coliform Fecal.

2. Berdasarkan hasil analisa 12 sampel air sumur rumah warga yang

diambil di Desa Dadiredjo tercemar bakteri Coliform dengan indeks

MPN >2400/100ml

B. SARAN

1. Bagi Masyarakat

Untuk berhati – hati dalam mengelola air sumur

2. Bagi peneliti selanjutmya

Untuk peneliti lain disarankan untuk meneliti dengan sampel dan

perlakuan yang berbeda

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Unus Suriawiria, 2008, Mikrobiologi Air, Bandung: PT Alumni, h.24


2. Slamet Ryadi, 1984, Pencemaran Air, Surabaya: Karya Anda, h.23
3. Hefni Effendi, Telaah Kualitas Air, Yogyakarta: Kanisius, 2003, h.44
4. Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010. Persyaratan Kualitas Air Minum.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
5. Unus Suriawiria. 2008. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan
Buangan Secara Biologis. Bandung: Alumni. h.79
6. Endar Budi S, Endang W, Rawuh Edi P. 2014. “Kajian Kualitas Air
dan Penggunaan Sumur Gali Oleh Masyarakat di Sekitar Sungai
Kaliyasa Kabupaten Cilacap”. Jurnal Ilmu Kesehatan. Volume 2.
7. Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010. Persyaratan Kualitas Air Minum.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
8. Suriawiria, U. 1993, Mikrobiologi Air . Bandung : Alumni.
9. Anonim.2014,MetodePerhitunganBakteri.http://www.biologiedukasi.
com/2014/11/metode-penghitunganbakteri.html.di Akses 15 Maret
2018
10. Haryanto, Tri. Winarti. 2009. PR Geografi. Klaten. PT. Macanan Jaya
Cemerlang. Halaman 84 – 89.
11. Pelctar Jr, Michael J, dan Chan, E.C.S. 1998. Dasar - Dasar
Mikrobiologi. Terjemahan oleh Ratna Siri Hadioetomo, dkk. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 462.
12. Sutrisno Totok,dkk. 2010. Teknologi penyediaan air bersih. Jakarta.
Rineka Cipta. Halaman 51.
13. Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010. Persyaratan Kualitas Air Minum.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
14. Putra Ayok. 2013. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga : Pilar
STBM.(artikelonline).https://image.slidesharecdn.com/3-
131205214428-phpapp01/95/pilar-3-stbm-pengelolaan-makanan-
minuman-rumah-tangga-4-638.jpg?cb=1386279919. di Akses 15
Maret 2018.
15. Anonim. 2016. Metode Pengolahan Air Bersih. PT. Aquarion
Technologies.(website).https://aquariontechnologies.weebly.com/meto
de-pengolahan-air-bersih.html. di Akses 16 Maret 2018.
16. ObyChan.2013.Klorinasi.(e-book).
https://www.scribd.com/doc/133615682/Klorinasi di Akses 15 Maret
2018
17. Agustini Nurul. 2014. Dasar Teori Flokulasi. (e-
book).https://www.scribd.com/doc/229820314/Dasar-Teori-Flokulasi.
di Akses 15 Maret 2018.

34
18. Nurbana Anggi. 2015. Desinfeksi Air. Olah-olah Air.com. (e-book).
http://www.olah-air.com/2015/12/beberapa-teknik-desinfikasi pada
.html. di Akses 15 Maret 2018.
19. Yunanto Rismawan. 2015. Desinfeksi dan Asepsi.
https://prezi.com/1qtjjy69amjx/desinfeksi-dan-asepsis/. di Akses 15
Maret 2018.
20. Sunu, P. 2001. MelindungI Lingkungan Dengan Menerapkan ISO
14001. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
21. Anonim. 2017. Pengertian Bakteri Coliform dan Contoh Bakteri
Coliform.MasterPendidikan(Online).masterpendidikan.com/2017/01/
pen gertian-bakteri-coliform-dan-contoh-bakteri-coliform.html. di Aks
es 14 Maret 2018.
22. Anonim. 2017. Jurnal Bab 2 Unimus Tentang Jenis Bakteri
Coliform.DigitalLibrary(online).http://digilib.unimus.ac.id/download.p
hp?id=19209. di Akses 14 Maret 2018.
23. Risma N. 2010. Patogenesis Bakteri E Coli. (artikel
online).https://rismanismail2.wordpress.com/2010/12/13/patogenesis-
infeksi-bakteri-e-coli/. di Akses 14 Maret 2018.
24. Bronze, Michael (ed). 2017. Escherichia coli (E.coli) infection.
America: Christus-Shoreline Hospital.
25. Kesmas. 2017. Ciri-ciri, Habitat, Infeksi, Patogenitas,dan cara
PenularanSalmonella.(artikelonline).http://www.indonesian-
publichealth.com/epidemiologi-salmonella/.di Akses 14 Maret 2018.
26. Kesmas. 2017. Epidemiologi Shigella sp.: Ciri-ciri, Habitat, Infeksi,
Patogenitas,dan cara Penularan Shigella sp. (artikel online).
http://www.indonesian-publichealth.com/seri-penyakit-berbasis-
lingkungan-shigella-sp/. di Akses 14 Maret 2018.
27. Guli Musjaya. 2016. “Penyakit Kolera pada Manusia”. (jurnal
biocelebs).Vol. 10 No. 2. Halaman 18-24
28. Suriawiria,U. 1993. Mikrobiologi Air . BandungAlumni
29. Anonim.2014.MetodePerhitunganBakteri.http://www.biologiedukai.co
m/2014/11/metode-penghitungan bakteri.html. di Akses 15 Maret
2018.

35
LAMPIRAN

Gambar 1. Hasil pengamatan pada media LB ditemukan hasil positif,


warna kuning keruh dan terdapat gas.

Gambar 2. Hasi pengamatan pada media BGLB ditemukan hasil positif,


warna hijau keruh dan terdapat gas.

36
Gambar 3. Hasil pengamatan pada meida MC (mac counkey), ditemukan
koloni berwarna merah berbentuk kecil dan kering.

Gambar 4. Hasi pengamatan pada media BIOKIMIA.

37
Gambar 5. Pengamatan pada media EA (Endo Agar), ditemukan koloni
berwarna hijau metalik.

38

Anda mungkin juga menyukai