Pertemuan 1 K3 UNJA TK - Modul Basic Safety
Pertemuan 1 K3 UNJA TK - Modul Basic Safety
Soehatman Ramli
Soehatman Ramli
Topik Bahasan
1. Introduksi K3
2. Perundangan K3-UU No 1 Tahun 1970
3. Penyebab Kecelakaan
4. Pencegahan Kecelakaan
2
Module 1 Modul 1
Introduksi K3
Soehatman Ramli
Latar Belakang K3LL
Era Globalisasi membawa pengaruh terhadap sistem perdagangan dunia.
Persaingan semakin ketat, arus barang antar kawasan meningkat.
Konsumen semakin kritis.
Kesadarann mengenai K3LL meningkat
Standar dan norma-norma global menjadi persyaratan utama bisnis antar
negara.
Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing, menciptakan nilai -
nilai unggul, meningkatkan efesiensi dan menekan biaya produksi.
4
Latar Belakang Keselamatan Modul 1
5
Kasus Kecelakaan dan Disaster
6
Kasus Kecelakaan dan Disaster
KASUS-KASUS KECELAKAAN DI INDONESIA
Kebakaran Tanki Cilacap (1995)
Kecelakaan/kebakaran kapal Tampomas
Kebakaran Pertokoan Ramayana
Kebakaran Gedung Sarinah
Kebakaran Gedung Bank Indonesia
Kecelakaan Jembatan Layang Grogol
Kecelakaan Kereta Api di Bintaro
Kecelakaan kabel PLN Selat Madura
Ledakan reaktor di LNG Bontang
Kecelakaan KA Cirebon
Ledakan Pabrik Kimia PT Petrowida-Gresik
7
Tuntutan Masyarakat Global
8
Pendekatan K3
ASPEK
HUKUM
ASPEK
EKONOMI
ASPEK
KEMANUSIAAN
ASPEK
SOSIAL
9
Module 1 Modul 1
Perundang-undangan K3
Soehatman Ramli
Aspek Hukum
11
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
PASAL 27 (2) UUD 1945
Setiap Warga Negara Berhak Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak
Bagi Kemanusian.
UU KETENAGAKERJAAN
NO. 13 / 2003
UU KESELAMATAN KERJA
NO. 1 / 1970
PERATURAN PELAKSANAAN
-P.P
PERATURAN - PERMEN/KEPMEN
KHUSUS - SE
Aspek Hukum
14
UU NO. 1 TAHUN 1970
Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas
UU No.1 Tahun 1970
tentang
Keselamatan Kerja
Mewajibkan kepada pengurus untuk :
Melaksanakan ketentuan dan syarat syarat K3 sesuai
ketentuan yang berlaku.
Memastikan semua potensi bahaya telah dikendalikan secara
aman
Menjelaskan kepada para pekerja tentang potensi bahaya
yang ada dan cara menghidari terjadinya kecelakaan
Membentuk Lembaga K3, menempatkan Personel K3 (Ahli
K3, Dokter/Petugas Medis/Operator, dll)
Menerapkan SMK3
Aspek Ekonomi
Peter Drucker :
“The first duty of business is to survive, and the guiding principle
of the business economics is not maximization of profit – it is
avoidance of loss:”
Kecelakaan mengakibatkan K3
kerugian
Kecelakaan dapat mengurangi
produktivitas, meningkatkan
biaya produksi Produktivitas
Keselamatan dan Kesehatan Kuantitas Kualitas
Kerja mencegah kerugian (loss
control) Segitiga produktivitas
19
Aspek Kemanusiaan
20
Aspek Sosial
21
Module 1
Konsep Safety
Soehatman Ramli
(ICAO Doc. 9859) Safety Management Manual - International Civil Aviation Organization
23
Pengertian
24
Aspect Safety
25
Risk (Resiko)
26
Risk and Safety
27
Module 1 Modul 3
Penyebab Kecelakaan
Soehatman Ramli
What
All Injuries
is an Accident?
can be Prevented
Kecelakaan/Accident
Adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, terjadi
secara tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, cedera atau
kerusakan
Insiden /Incident
Kejadian yang tidak diinginkan, yang dalam kondisi
tertentu dapat menyebabkan cedera atau kerusakan
29
Basic
THE Type of Accident
ACCIDENT
Kecelakaan Ringan:
Kecelakaan yang tidak mengakibatkan cedera serius atau dirawat
dirumah sakit.
Kecelakaan Serius
Kecelakaan yang mengakibat cedera serius sehingga tidak
mampu melakukan pekerjaan sementara atau dirawat dirumah
sakit lebih dari 2 x 24 jam
Kecelakaan Fatal – mengakibatkan korban jiwa meninggal
30
Worker-equipment-environment system
PEOPLE
EQUIPMENT
P
E
PERFORMANCE ACCIDENT TASK
M
MATERIAL E
ENVIRONMENT
31
Sebab Kecelakaan
• Kecelakaan terjadi karena adanya faktor penyebab kecelakaan (accident
causes)
32
Tiga Dasar Penyebab Kecelakaan
Kelemahan Manajemen
(Kebijakan & Keputusan K3) Sebab Dasar
Faktor Personal
Faktor Lingkungan
Tindakan Kondisi
Penyebab Langsung
Tak aman tak aman
30
Cedera berat
300
Cedera Ringan
3.000 30.000
First Aid Unsafe Act
30.000
Unsafe
-Unsafe Act Condition
-Unsafe Condition
34
Sources : Dupont
Sebab Kecelakaan
Immediate Cause
• Dikategorikan atas :
35
Sebab Kecelakaan
Sebab Langsung : Tindakan Tidak Aman
• Menjalankan peralatan tanpa • Gagal menggunakan alat
wewenang keselamatndengan dengan
benar
• Gagal memperingatkan
• Memuat tidak aman
• Gagal mengamankan
• Menempatkan tidak aman
• Bekerja dengan kecepatan tidak
aman • Mengangkat tidak aman
• Alat pengaman tidak • Posisi kerja tidak aman
dioperasikan
• Memperbaiki alat yang masih
• Melepas alat pengaman berjalan
• Menggunakan alat yang rusak • Senda gurau
• Menggunakan alat tidak benar • Pengaruh obat atau alkohol.
36
Sebab Kecelakaan
Sebab Langsung – Kondisi Tidak Aman
• Pengaman atau penghalang tidak memadai
• Alat keselamatan tidak cukup atau tidak memadai
• Peralatan , material, aalat rusak
• Halangan atau ruang gerak tidak aman
• Alat pengaman tidak memadai
• Bahay kebakaran dan peledakan
• Hosekeeping tidak baik atau berantakan
• Kondisi lingkungan berbahaya : gas, debu , asap , uap,.
• Kebisingan
• Radiasi
• Paparan temperatur tinggi atau rendah
• Penerangan kurang atau berlebihan
• Ventilasi tidak memadai
37
Sebab Kecelakaan
Sebab Dasar
38
Module 1 Modul 3
Pencegahan Kecelakaan
Soehatman Ramli
All Injuries can be Prevented
41
Pencegahan Kecelakaan
42
Module 1 Modul 4
Soehatman Ramli
Pengertian
• Identifikasi Bahaya adalah suatu proses kajian kualitatif untuk
mengetahui adanya potensi bahaya dari suatu peralatan, proses,
lingkungan kerja, material, atau kegiatan kerja.
• Identifikasi Bahaya merupakan landasan dari langkah
pencegahan kecelakaan yang disebabkan adanya tindakan tidak
aman (unsaf act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition)
• Merupakan bagian dari Risk Assessment atau Risk Management
Process.
· Menentukan prioritas dalam penanganan LK3.
44
Jenis Bahaya
Bahaya Kimiawi (Chemical Hazards)
Bahaya Physis (Physical Hazards)
Bahaya Mekanis (Mechanical Hazards)
Bahaya Listrik (Electrical Hazards)
Bahaya Biologi (Biological Hazards)
Bahaya Statis (Statical Hazards)
45
Jenis Bahaya
ALAT BEJANA
MESIN
ANGKUT TEKAN
MEKANIS
SHORT
CIRCUIT FIRE
FIRE TOXIC
LISTRIK KIMIAWI
ELECTRIC POLUSI
SHOCK
BAHAYA
HAZARDS
IRITASI
BISING
PSYCHOLOGY
FISIS STRESS
SUHU BEBAN
KERJA
RADIASI BIOLOGIS
TEKANAN
ERGONOMI
46
Bahaya Kimia
• Bahaya Kimia adalah jenis bahaya yang bersumber dari senyawa
atau unsur kimia. Di alam terdapat ribuan jenis bahan kimia, baik
berupa unsur murni maupun dalam bentuk ikatan dengan bahan
lainnya.
• Menurut standar NFPA setiap bahan kimia diklasifikasikan atas 3
aspek yaitu
• Bahaya terhadap Kesehatan (Health Hazards),
• sifat mudah menyala (flamability)
• sifat reaktifnya (reactivity)
• NFPA memberikan indeks dari angka 0-4 untuk setiap klasifikasi
suatu sifat bahaya diatas. Untuk bahan dengan indeks Health
Hazards = 0 berarti tidak berbahaya dan aman bagi manusia,
sedangkan bahan dengan indeks 4 sangat berbahaya.
47
Bahaya Mekanik
• Bahaya Mekanik yaitu potensi bahaya yang berasal dari
pergerakan peralatan atau mesin seperti gerakan berputar,
berayun, gesekan, menumbuk dan lain-lain.
• Bahaya mekanik dapat diakibatkan penggunaan mesin dan
peralatan mekanik yang menggunakan berbagai jenis tenaga
penggerak seperti penggerak uap, angin (pneumatik), listrik
atau air.
• Diakibatkan energi kinetik yang terdapat dalam suatu sistem
atau alat misalnya tabung bertekanan yang dapat
mengakibatkan terjadinya overpressure dan peledakan.
48
Bahaya Listrik
• Listrik merupakan sumber energi yang sangat diperlukan bagi
kegiatan manusia pada saat ini, namun dilain pihak listrik juga
merupakan sumber potensi bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan.
• Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh energi listrik antara lain:
- Bahaya sengatan/kejutan listrik (electric shock)
- Bahaya hubungan singkat (Short circuit)
- Bahaya petir
- Listrik Statis
49
Bahaya Listrik
Hubungan singkat (short circuit)
Kebakaran (fire & explosion)
Sengatan Listrik (Electric Shock)
Electric Static
Petir (lightning)
50
Bahaya Statik
• Bahaya Statik yaitu bahaya yang disebabkan oleh benda atau
peralatan kerja yang tidak bergerak atau bersifat statik seperti
bangunan, lantai, jalan, tangga, konstruksi pipa, bords dan
lain-lain.
• Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi lingkungan kerja
yang tidak baik, seperti terjatuh dari lantai yang tinggi karena
tidak adanya pagar pengaman, kondisi jalan yang berlubang
atau tidak ada penutup, tenggelam di sungai atau jalan
berlumpur dan faktor lainnya.
51
Bahaya Fisik
Temperatur
Suara/Bising
Tekanan Udara
Getaran
Radiasi
52
Bahaya Biologi
53
Hirarki Pengendalian
ELIMINASI
SUBSTITUSI
ISOLASI
KONTROL JARAK
KONTROL WAKTU
APD PILIHAN
TERAKHIR
54
PENGELOLAAN K3
1. KOMITMEN
Program K3 ditempat kerja akan berhasil jika di tempat kerja tersebut dipelihara secara
aman dan sehat. Untuk mencapai sasaran tersebut, ada komitmen yang menyatakan
kesangggupan untuk mengelola K3 sama penting dengan mengelola kegiatan bisnis
lainnya. Oleh karena itu apa yang tertulis hendaknya juga dapat diimplementasikan.
Expresi dari komitmen adalah tersedianya waktu, dana dan kepedulian oleh Pimpinan,
dan bekerjasama dengan pekerja untuk membuat K3 menjadi suatu prioritas bukan
menjadi slogan
2. PERTANGGUNGJAWABAN
Pertangung-jawaban berkaitan dengan tanggung-jawab kepada konsekuensi. Top Manjemen
sebagai pemilik bisnis atau manajer adalah bertanggungjawab untuk membuat bisnis menjadi
sukses. ”Menghindari kewajiban” bukan satu pilihan. Oleh karena itu, keberhasilan program
K3 menjadi tanggung jawab seluruh karyawan dan konsekwensinya pertanggungjawabannya
harus jelas.
55
PENGELOLAAN K3
3. KETERLIBATAN KARYAWAN
Program K3 akan efektif jika seluruh karyawan terlibat dalam pelaksanaan program k3. Salah
satu dari cara terbaik untuk melibatkan karyawan melalui satu komite K3 yang terdiri dari
perwakilan pekerja dan manajemen. Dengan demikian, karyawan didorong untuk aktif untuk
mempromosikan K3
56
PENGELOLAAN K3
5. PENYELIDIKAN KECELAKAAN
Walaupun telah diupayakan identifikasi dan pengendalian bahaya terbaik, namun potensi
bahaya tidak dapat dieliminasi sama sekali. Banyak kejadian nearmiss (hampir celaka)
atau kecelakaan yang telah diusahakan dicegah namun kecelakaan atau nearmiss tetap
terjadi, hal disebabkan karena berbagai faktor seperti kebijakan-kebijakan yang tidak
tegas, kekurangan supervisi, dan pelatihan tidak cukup. Dengan cara menyelidiki semua
kecelakaan dan hampir celaka hampir kena, maka kejadian serupa tidak akan terulang
lagi.
57
PENGELOLAAN K3
7. EVALUASI
58