Anda di halaman 1dari 57

Basic Safety

Soehatman Ramli

Soehatman Ramli
Topik Bahasan

1. Introduksi K3
2. Perundangan K3-UU No 1 Tahun 1970
3. Penyebab Kecelakaan
4. Pencegahan Kecelakaan

2
Module 1 Modul 1

Introduksi K3

Soehatman Ramli
Latar Belakang K3LL
 Era Globalisasi membawa pengaruh terhadap sistem perdagangan dunia.
 Persaingan semakin ketat, arus barang antar kawasan meningkat.
 Konsumen semakin kritis.
 Kesadarann mengenai K3LL meningkat
 Standar dan norma-norma global menjadi persyaratan utama bisnis antar
negara.
 Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing, menciptakan nilai -
nilai unggul, meningkatkan efesiensi dan menekan biaya produksi.

4
Latar Belakang Keselamatan Modul 1

Why We Need Safety

5
Kasus Kecelakaan dan Disaster

 Flixborough(1974) - Ledakan pabrik kimia karena bocoran gas, 28 meninggal,


kerusakan bangunan dan kerugian $232 juta
 Seveso (1976) - Bocoran bahan kimia,kontaminasi.
 Mexico City (1984) - Ledakan pada instalasi LPG, 300 meninggal,$20 juta
kerugian.
 Bhopal,India (1984) - Bocoran gas beracun, 2500 meninggal Kerugian $599
juta
 Chernobyl (1986) - kebocoran reaktor nuklir, 31 meninggal, ribuan terkena
radiasi.
 Piper Alpha (1988)- bocoran gas dan ledakan anjungan lepas pantai, 167
meninggal.

6
Kasus Kecelakaan dan Disaster
KASUS-KASUS KECELAKAAN DI INDONESIA
 Kebakaran Tanki Cilacap (1995)
 Kecelakaan/kebakaran kapal Tampomas
 Kebakaran Pertokoan Ramayana
 Kebakaran Gedung Sarinah
 Kebakaran Gedung Bank Indonesia
 Kecelakaan Jembatan Layang Grogol
 Kecelakaan Kereta Api di Bintaro
 Kecelakaan kabel PLN Selat Madura
 Ledakan reaktor di LNG Bontang
 Kecelakaan KA Cirebon
 Ledakan Pabrik Kimia PT Petrowida-Gresik

7
Tuntutan Masyarakat Global

 Masyarakat global semakin kritis terhadap keselamatan di semua aspek


kehidupan
 Larangan terbang maskapai penerbangan Indonesia (Aviation Safety)
 Larangan terhadap produk berbahaya dari Indonesia dan China (Product Safety
dan Food Safety)
 Dampak kebakaran hutan di Indonesia (Safe Air -Pollution)
 Keamanan dan keselamatan gedung/hotel di Indonesia (Public Safety)

8
Pendekatan K3

ASPEK
HUKUM

ASPEK
EKONOMI

ASPEK
KEMANUSIAAN

ASPEK
SOSIAL

9
Module 1 Modul 1

Perundang-undangan K3

Soehatman Ramli
Aspek Hukum

 K3 merupakan ketentuan perundangan yang wajib


dilaksanakan oleh setiap perusahaan
 K3 merupakan bagian dari perlindungan tenaga kerja

11
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
PASAL 27 (2) UUD 1945
Setiap Warga Negara Berhak Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak
Bagi Kemanusian.

UU KETENAGAKERJAAN
NO. 13 / 2003

UU KESELAMATAN KERJA
NO. 1 / 1970

PERATURAN PELAKSANAAN

-P.P
PERATURAN - PERMEN/KEPMEN
KHUSUS - SE
Aspek Hukum

Undang-undang No.13 tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan
 Pasal 86
 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja
 Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produ ktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
 Pasal 87
 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.

14
UU NO. 1 TAHUN 1970
Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas
UU No.1 Tahun 1970
tentang
Keselamatan Kerja
Mewajibkan kepada pengurus untuk :
 Melaksanakan ketentuan dan syarat syarat K3 sesuai
ketentuan yang berlaku.
 Memastikan semua potensi bahaya telah dikendalikan secara
aman
 Menjelaskan kepada para pekerja tentang potensi bahaya
yang ada dan cara menghidari terjadinya kecelakaan
 Membentuk Lembaga K3, menempatkan Personel K3 (Ahli
K3, Dokter/Petugas Medis/Operator, dll)
 Menerapkan SMK3
Aspek Ekonomi

K3 untuk melindungi kelangsungan usaha


K3 merupakan bagian integral dari strategi
bisnis untuk meningkatkan daya saing

Peter Drucker :
“The first duty of business is to survive, and the guiding principle
of the business economics is not maximization of profit – it is
avoidance of loss:”

Safety and Business Strategy17


Aspek Ekonomi
Kerugian akibat kecelakaan
 Kerugian terhadap Manusia
 cedera atau cacad
 Meninggal
 Kerugian terhadap Bisnis
 Kerusakan sarana produksi
 Gangguan terhadap bisnis
(bussiness interuption)
 Liability
 Company Immage (citra)
 Inefesiensi biaya operasi
 Tuntutan Hukum
 Kerugian Sosial
 Biaya sosial
 Gangguan terhadap fasilitas umum

Safety is accident and loss prevention


18
Segitiga Produktivitas

 Kecelakaan mengakibatkan K3
kerugian
 Kecelakaan dapat mengurangi
produktivitas, meningkatkan
biaya produksi Produktivitas
 Keselamatan dan Kesehatan Kuantitas Kualitas
Kerja mencegah kerugian (loss
control) Segitiga produktivitas

19
Aspek Kemanusiaan

 Kecelakaan mengakibatkan cedera dan kematian menimpa


pekerja dan pihak lainnya
 Kecelakaan dapat mengakibatkan tidak mampu bekerja,
menurunnya penghasilan serta mengakibatkan penderitaan
bagi keluarga

20
Aspek Sosial

 Kecelakaan mengakibatkan penurunan kesejahteraan


masyarakat
 Kecelakaan dapat mengakibatkan kerugian sosial yang besar

21
Module 1

Konsep Safety

Soehatman Ramli
(ICAO Doc. 9859) Safety Management Manual - International Civil Aviation Organization

Safety is the state in which the risk of


harm to persons or property damage is
reduced to, and maintained at or
below, an acceptable level through a
continuing process of hazard
identification and risk management.

23
Pengertian

 Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam


upaya mencegah kerugian (kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerja,
kerusakan aset, terhentinya proses produksi) melalui
penggunaan teknologi yang tepat untuk
mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya dll

Konsep lama : pencegahaan kecelakaan melalui


penggunaan peralatan pelindung diri seperti topi,
sepatu dll serta peraturan dll “

24
Aspect Safety

 Mining safety  Chemical safety


 Workplace safety  Play safety
 Product Safety  Home safety
 Food safety  School safety
 Traffic safety  Electrical safety
 Road safety  Environmental safety
 Public safety  Health safety
 Marine safety  Office Safety
 Aviation safety
 Toy safety
 Process safety
 dsb.

Aspek keselamatan ada dalam segenap aspek kehidupan

25
Risk (Resiko)

kombinasi antara tingkat kemungkinan


dan tingkat keparahan suatu kejadian
dari bahaya-bahaya yang spesfik

(Risk = Frequency X Consequence)

26
Risk and Safety

Hazards Risk Safety

Sumber Bahaya mengandung Risiko yang harus dikelola dengan


program Safety
Safety bertujuan untuk mengendalikan risiko yang timbul dari sumber
bahaya

27
Module 1 Modul 3

Penyebab Kecelakaan

Soehatman Ramli
What
All Injuries
is an Accident?
can be Prevented

 Kecelakaan/Accident
 Adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, terjadi
secara tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, cedera atau
kerusakan
 Insiden /Incident
 Kejadian yang tidak diinginkan, yang dalam kondisi
tertentu dapat menyebabkan cedera atau kerusakan

29
Basic
THE Type of Accident
ACCIDENT
 Kecelakaan Ringan:
Kecelakaan yang tidak mengakibatkan cedera serius atau dirawat
dirumah sakit.
 Kecelakaan Serius
Kecelakaan yang mengakibat cedera serius sehingga tidak
mampu melakukan pekerjaan sementara atau dirawat dirumah
sakit lebih dari 2 x 24 jam
 Kecelakaan Fatal – mengakibatkan korban jiwa meninggal

30
Worker-equipment-environment system
PEOPLE

EQUIPMENT
P
E
PERFORMANCE ACCIDENT TASK

M
MATERIAL E
ENVIRONMENT

31
Sebab Kecelakaan
• Kecelakaan terjadi karena adanya faktor penyebab kecelakaan (accident
causes)

• Penyebab kecelakaan diklasifikasikan atas 2 golongan yaitu Faktor Manusia


(Unsafe Act) dan Faktor Teknis (Unsafe Condition)

• Faktor penyebab kecelakaan merupakan sumber bahaya (hazards)

• Kecelakaan dapat dicegah dengan menghilangkan hadirnya sumber bahaya


dilingkungan kerja.

• Sumber bahaya dapat dihilangkan melalui identifikasi Bahaya.

32
Tiga Dasar Penyebab Kecelakaan

Kelemahan Manajemen
(Kebijakan & Keputusan K3) Sebab Dasar
Faktor Personal
Faktor Lingkungan

Tindakan Kondisi
Penyebab Langsung
Tak aman tak aman

Pelepasan Energi yang


tidak terencana KECELAKAAN
Dan/atau Personal Injury
Material Berbahaya Kerusakan Aset
Accident Ratio Dupont
Fatalities
1 Lost Time Injuries
Fatal Medical Treatment
First-Aid Cases

30
Cedera berat

300
Cedera Ringan

3.000 30.000
First Aid Unsafe Act
30.000
Unsafe
-Unsafe Act Condition
-Unsafe Condition

34

Sources : Dupont
Sebab Kecelakaan

Immediate Cause

• Merupakan sebab langsung dari kecelakaan

• Merupakan gejala (sympton) dari adanya ketimpangan pada unsur


manusia,lingkungan kerja, alat dan manajemen.

• Dikategorikan atas :

• Action (Tindakan tidak aman dari manusia)

• Condition (kondisi tidak aman atau membahayakan)

35
Sebab Kecelakaan
Sebab Langsung : Tindakan Tidak Aman
• Menjalankan peralatan tanpa • Gagal menggunakan alat
wewenang keselamatndengan dengan
benar
• Gagal memperingatkan
• Memuat tidak aman
• Gagal mengamankan
• Menempatkan tidak aman
• Bekerja dengan kecepatan tidak
aman • Mengangkat tidak aman
• Alat pengaman tidak • Posisi kerja tidak aman
dioperasikan
• Memperbaiki alat yang masih
• Melepas alat pengaman berjalan
• Menggunakan alat yang rusak • Senda gurau
• Menggunakan alat tidak benar • Pengaruh obat atau alkohol.

36
Sebab Kecelakaan
Sebab Langsung – Kondisi Tidak Aman
• Pengaman atau penghalang tidak memadai
• Alat keselamatan tidak cukup atau tidak memadai
• Peralatan , material, aalat rusak
• Halangan atau ruang gerak tidak aman
• Alat pengaman tidak memadai
• Bahay kebakaran dan peledakan
• Hosekeeping tidak baik atau berantakan
• Kondisi lingkungan berbahaya : gas, debu , asap , uap,.
• Kebisingan
• Radiasi
• Paparan temperatur tinggi atau rendah
• Penerangan kurang atau berlebihan
• Ventilasi tidak memadai

37
Sebab Kecelakaan
Sebab Dasar

A. Personal Factors B. Job Factor :


• Kemampuan kurang • Kepemimpinan dan pengawasan
kiurang
• Kurang pengetahuan , • Enjinering kurang memadai
• Kurang keahlian • Pengadaan kurang memadai
• Stress • Kurang perawatan
• Kurang motivasi • Alat/peralatan kurang memadai
• Standar kerja kurang memadai
• Keausan, salah penggunaan dll

38
Module 1 Modul 3

Pencegahan Kecelakaan

Soehatman Ramli
All Injuries can be Prevented

 Setiap kecelakaan pasti


ada sebabnya
 Kecelakaan bukan
hanya sekadar takdir
 Jika sebab kecelakaan
dihilangkan, kecelakaan
dapat dicegah

Landasan perkembangan Ilmu K3


40
Srategi Pencegahan Kecelakaan

Pendekatan Pencegahan Kecelakaaan :


• Pendekatan secara manusia (Human Approach)
• Pendekatan Teknis ( Engineering approach)
• Pendekatan Manajemen (Management systems)

41
Pencegahan Kecelakaan

Apakah Kecelakaan dapat di cegah ??


Aksioma Heindrich
Setiap Kecelakaaan selalu ada sebabnya
Bila penyebab kecelakaan dihilangkan, maka kecelakaan
dapat dihindarkan

Setiap kecelakaan pada dasarnya dapat dicegah !!!!

42
Module 1 Modul 4

Identifikasi dan Penilaian Risiko

Soehatman Ramli
Pengertian
• Identifikasi Bahaya adalah suatu proses kajian kualitatif untuk
mengetahui adanya potensi bahaya dari suatu peralatan, proses,
lingkungan kerja, material, atau kegiatan kerja.
• Identifikasi Bahaya merupakan landasan dari langkah
pencegahan kecelakaan yang disebabkan adanya tindakan tidak
aman (unsaf act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition)
• Merupakan bagian dari Risk Assessment atau Risk Management
Process.
· Menentukan prioritas dalam penanganan LK3.

44
Jenis Bahaya
 Bahaya Kimiawi (Chemical Hazards)
 Bahaya Physis (Physical Hazards)
 Bahaya Mekanis (Mechanical Hazards)
 Bahaya Listrik (Electrical Hazards)
 Bahaya Biologi (Biological Hazards)
 Bahaya Statis (Statical Hazards)

45
Jenis Bahaya

ALAT BEJANA
MESIN
ANGKUT TEKAN

MEKANIS
SHORT
CIRCUIT FIRE
FIRE TOXIC
LISTRIK KIMIAWI
ELECTRIC POLUSI
SHOCK
BAHAYA
HAZARDS
IRITASI
BISING
PSYCHOLOGY
FISIS STRESS
SUHU BEBAN
KERJA
RADIASI BIOLOGIS

TEKANAN

GETARAN FAUNA FLORA

ERGONOMI
46
Bahaya Kimia
• Bahaya Kimia adalah jenis bahaya yang bersumber dari senyawa
atau unsur kimia. Di alam terdapat ribuan jenis bahan kimia, baik
berupa unsur murni maupun dalam bentuk ikatan dengan bahan
lainnya.
• Menurut standar NFPA setiap bahan kimia diklasifikasikan atas 3
aspek yaitu
• Bahaya terhadap Kesehatan (Health Hazards),
• sifat mudah menyala (flamability)
• sifat reaktifnya (reactivity)
• NFPA memberikan indeks dari angka 0-4 untuk setiap klasifikasi
suatu sifat bahaya diatas. Untuk bahan dengan indeks Health
Hazards = 0 berarti tidak berbahaya dan aman bagi manusia,
sedangkan bahan dengan indeks 4 sangat berbahaya.

47
Bahaya Mekanik
• Bahaya Mekanik yaitu potensi bahaya yang berasal dari
pergerakan peralatan atau mesin seperti gerakan berputar,
berayun, gesekan, menumbuk dan lain-lain.
• Bahaya mekanik dapat diakibatkan penggunaan mesin dan
peralatan mekanik yang menggunakan berbagai jenis tenaga
penggerak seperti penggerak uap, angin (pneumatik), listrik
atau air.
• Diakibatkan energi kinetik yang terdapat dalam suatu sistem
atau alat misalnya tabung bertekanan yang dapat
mengakibatkan terjadinya overpressure dan peledakan.

48
Bahaya Listrik
• Listrik merupakan sumber energi yang sangat diperlukan bagi
kegiatan manusia pada saat ini, namun dilain pihak listrik juga
merupakan sumber potensi bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan.
• Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh energi listrik antara lain:
- Bahaya sengatan/kejutan listrik (electric shock)
- Bahaya hubungan singkat (Short circuit)
- Bahaya petir
- Listrik Statis

49
Bahaya Listrik
 Hubungan singkat (short circuit)
 Kebakaran (fire & explosion)
 Sengatan Listrik (Electric Shock)
 Electric Static
 Petir (lightning)

50
Bahaya Statik
• Bahaya Statik yaitu bahaya yang disebabkan oleh benda atau
peralatan kerja yang tidak bergerak atau bersifat statik seperti
bangunan, lantai, jalan, tangga, konstruksi pipa, bords dan
lain-lain.
• Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi lingkungan kerja
yang tidak baik, seperti terjatuh dari lantai yang tinggi karena
tidak adanya pagar pengaman, kondisi jalan yang berlubang
atau tidak ada penutup, tenggelam di sungai atau jalan
berlumpur dan faktor lainnya.

51
Bahaya Fisik
 Temperatur
 Suara/Bising
 Tekanan Udara
 Getaran
 Radiasi

52
Bahaya Biologi

• Bahaya Biologi merupakan sumber bahaya


yang berasal dari unsur biologi yang
terdapat di lingkungan kerja dan dapat
mengakibatkan cedera pada manusia.
• Bahaya ini dapat berasal dari flora atau
fauna di lingkungan kerja seperti
mikrobiologik, tumbuhan beracun atau
berduri dan binatang berbisa atau buas.

53
Hirarki Pengendalian

ELIMINASI

SUBSTITUSI

ISOLASI

KONTROL JARAK

KONTROL WAKTU

APD PILIHAN
TERAKHIR

54
PENGELOLAAN K3

1. KOMITMEN
 Program K3 ditempat kerja akan berhasil jika di tempat kerja tersebut dipelihara secara
aman dan sehat. Untuk mencapai sasaran tersebut, ada komitmen yang menyatakan
kesangggupan untuk mengelola K3 sama penting dengan mengelola kegiatan bisnis
lainnya. Oleh karena itu apa yang tertulis hendaknya juga dapat diimplementasikan.
 Expresi dari komitmen adalah tersedianya waktu, dana dan kepedulian oleh Pimpinan,
dan bekerjasama dengan pekerja untuk membuat K3 menjadi suatu prioritas bukan
menjadi slogan

2. PERTANGGUNGJAWABAN
Pertangung-jawaban berkaitan dengan tanggung-jawab kepada konsekuensi. Top Manjemen
sebagai pemilik bisnis atau manajer adalah bertanggungjawab untuk membuat bisnis menjadi
sukses. ”Menghindari kewajiban” bukan satu pilihan. Oleh karena itu, keberhasilan program
K3 menjadi tanggung jawab seluruh karyawan dan konsekwensinya pertanggungjawabannya
harus jelas.

55
PENGELOLAAN K3

3. KETERLIBATAN KARYAWAN
Program K3 akan efektif jika seluruh karyawan terlibat dalam pelaksanaan program k3. Salah
satu dari cara terbaik untuk melibatkan karyawan melalui satu komite K3 yang terdiri dari
perwakilan pekerja dan manajemen. Dengan demikian, karyawan didorong untuk aktif untuk
mempromosikan K3

4. IDENTIFIKASI BAHAYA & PENGENDALIANNYA


Untuk bisa mengendalikan bahaya, perlu untuk mengidentifikasikan dimana terdapat potensi
bahaya. Berbagai metoda untuk mengidentifikasikan bahaya, untuk kegiatan yang relatif
kecil, cukup dengan inspeksi/survey dengan mengelilingi tempat kerja dan menemu kenali
potensi bahaya. Namun untuk pabrik yang besar diperlukan identifikasi yang lebih rumit dan
komplek.

56
PENGELOLAAN K3

5. PENYELIDIKAN KECELAKAAN
Walaupun telah diupayakan identifikasi dan pengendalian bahaya terbaik, namun potensi
bahaya tidak dapat dieliminasi sama sekali. Banyak kejadian nearmiss (hampir celaka)
atau kecelakaan yang telah diusahakan dicegah namun kecelakaan atau nearmiss tetap
terjadi, hal disebabkan karena berbagai faktor seperti kebijakan-kebijakan yang tidak
tegas, kekurangan supervisi, dan pelatihan tidak cukup. Dengan cara menyelidiki semua
kecelakaan dan hampir celaka hampir kena, maka kejadian serupa tidak akan terulang
lagi.

6. PENDIDIKAN dan PELATIHAN


Karyawan perlu memahami tentang bahaya tempat kerja dengan cara atau mengarahkan
bagaimana untuk menemu kenali bahaya, dan bagaimana cara untuk mengendalikannya.
Metoda cara terbaik untuk meningkatkan pengetahuan ini adalah melalui pendidikan dan
pelatihan.

57
PENGELOLAAN K3

7. EVALUASI

Minimal sekali setahun, untuk meriview


kelebihan dan kelemahan program K3. Anda
mungkin ingin untuk mulai dengan cara
mengumpulkan informasi dimana akan
membantu anda memenuhi review.

58

Anda mungkin juga menyukai