BAHAN AJAR
MATA KULIAH : SHOROF II
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BAHASA ARAB ( PBA )
Kompetensi Mata Kuliah : Memahami bentuk-bentuk kata bahasa Arab dan mampu menggunakannya dalam kalimat
1. Perbedaan kajian ilmu shorof dan ilmu nahwu.
2. Jelaskan pembagian fi'il dilihat dari berbagai aspek :
a. Waktu terjadinya,
b. Binaknya (bangunannya),
c. Tasrifnya
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan i'rab,
3|P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
BAB I
PERBEDAAN KAJIAN ILMU SHOROF DAN ILMU NAHWU
1. 1. PERBEDAAN NAHWU DAN SHARAF
2. PERBEDAAN ILMU NAHWU DAN ILMU SHARAF
Cabang ilmu bahasa arab diantaranya mantiq, sharaf,
nahwu, balaghoh dan arudh. Mungkin ini memang sudah menjadi pertanyaan umum, apa sih
perbedaan antara ilmu nahwu dan ilmu sharaf??? Ya, memang
Ada 2 ilmu dasar yang harus dikuasai untuk pemula, yaitu ilmu kedua ilmu tersebut sering dikaitkan dengan Bahasa Arab. Tapi
sharaf dan nahwu. Kedua ilmu ini sering disebut dengan istilah apakah perbedaan keduanya? Mungkin banyak diantara kita yang
ilmu alat, karena memang dua ilmu ini adalah alat atau kunci untuk mengetahuinya, namun tidak sedikit juga yang belum
membuka cakrawala islam dan mempelajari seluruh cabang ilmu mengetahuinya. So, disini admin akan menjelaskan perbedaan
islam, tidak mungkin kita bisa mempelajari tafsir, hadits dan kitab antara nahwu dan sharaf.
ulama dengan baik, kecuali kita memahami bahasa Arab.
Mempelajari 2 ilmu dasar ini Insya Allah akan membantu kita Sebenarnya kedua-duanya, baik ilmu nahwu maupun ilmu sharaf
membuat kalimat dalam bahasa arab dengan benar. Cabang masih melakukan pambahasan yang sama, yaitu dalam membahas
lainnya yaitu mantiq, balaghoh dan arudh tidak membicarakan kaedah bahasa arab. Tapi, ada beberapa perbedaan yang
cara membuat kalimat yang benar tapi cara membuat kalimat yang mendasar diantara keduanya. Singkatnya, dimana ilmu nahwu itu
indah susunan dan maknanya. berkenaan dengan perubahan akhir dari suatu kata, baik itu
mencakup harokat/baris ataupn bentuknya. Sedangkan ilmu
Ilmu sharaf adalah bagian dari ilmu nahwu. sharaf itu berkenaan dengan perubahan kata itu sendiri, dari
satu bentuk ke bentuk lain.
Perbedaan ilmu nahwu dan ilmu sharaf.
Misalnya, didalam nahwu dipelajari bagaimana ketika suatu kata
Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari struktur (susunan benda misalnya "kitaabun" bisa berubah menjadi "kitaaban"
kalimat dan harokat) yang benar dalam bahasa arab. karena benda tersebut menduduki posisi maf'ul.
Ilmu sharaf adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk kata Dan didalam ilmu sharaf dipelajari perubahan bentuk kataba
4|P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Kenapa yang dipilih adalah kata س َ َ( َجلOrang ke-3 tunggal laki-laki) ُ َم َر ْرAku bertemu dengan seorang laki-laki
ٌٌت ٌبِ ٌَر ُجل
? padahal kata ini memiliki 14 bentuk; ( َجلَ سْتSaya telah duduk),
َ( َجلَ سْتKamu telah duduk). Penentuan perubahan bentuk ini masuk Dari contoh di atas, terlihat perubahan barisakhir huruf ( لlam)
ke dalam ilmu sharaf. mulai dari baris depan, baris atas, dan juga baris bawah. Peruahan
ini dikarenakan dari susunan kalimat itu sendiri. Dan hal2 yang
Contoh lain: ( اَلْ َح ْمدAl-Fatihah: 2), dan sering kita dengar khotib seperti ini jugalah yang dipelajari pada ilmu nahwu.
ْ َّ ِ َ ا َِّن لْ َح ْمدada juga dalam bentuk kasrah أَبْدَابِلْ َح ْم ِدperbedaan
berkata لِل
harakat ini dibahas dalam ilmu nahwu. Perbedaan harakat bisa
menyebabkan perbedaan makna. Contoh perubahan bentuk akhir suatu kata:
ب
َ ض َر َ (Memukul) jika dalam kalimat ب زَ يْدٌ بَكْ ًرا َ artinya adalah
َ ض َر ٌٌَون ْ َجا َءٌالْ ُمPara kaum muslimin datang
ْ س ِل ُم
Zayd memukul Bakr, namun jika diubah menjadi fathah tain ب َ ض َر
َ
ْ زَ يْدًا بَك ٌرartinya Bakr memukul Zayd. Perbedaan harakat di sini ٌَْت ٌالْ ُم سْلِ ِمٌيْن
ُ َرأَيAku melihat para kaum muslimin
bisa merubah pelaku menjadi objek.
5|P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Penerapan ilmu sharaf misal pada huruf ح م د, semua ini memiliki Dari contoh di atas, terjadi perubahan
akar makna yang sama, yaitu pujian. contohnya ْ الْ ُم سْلِ ُمmenjadi ٌَ الْ ُم سْلِ ٌِميْن, yang disebabkan susunan atau
bentuk ٌٌَون
letak dari kata tersebut di dalam kalimat. Jadi, Ilmu Nahwu itu
Al-Fatihah, ٌَبٌاَلْ َعالَ ِميْن
ِ ٌِر ( اَلْ َح ْمد ِ هSegala puji bagi Allah Tuhan
َ ٌُّلِل adalah ilmua yang memperlajari tentang perubahan harokah/baris
semesta alam) maupun bentuk akhir sebuah kata.
ت َ ْح ِميْد, ada unsur ha, mim dan dal pada kata tersebut. Tahmid
adalah istilah untuk allhamdulillah.
Nama Rasul kita SAW, ( ُم َح همدOrang yang dipuji / terpuji) Nah, sedangkan dalam ilmu sharaf, yang berubah itu adalah kata
Nama Rasul SAW yang lain ُ( أ َ ْح َمدOrang yang paling terpuji) itu sendiri.
ُ( َح ِامدOrang yang memuji)
ُ( َم ْح ُم ْودOrang yang dipuji)
ٌْ ( َح ْم ِدPujianku)
ي Contoh :
َ َ( نNahsoro) Telah menolong (kata kerja)
ص ََر
Kita bisa melihat banyak sekali variasi kata untuk tiga huruf د م ح
semua ini dibahas dalam ilmu sharaf. ُ ْ( يَنYanshuru) Sedang/akan menolong (kata kerja)
ٌص ُر
1
https://berbahasa-arab.blogspot.com/2014/06/perbedaan-ilmu-nahwu-dan-ilmu-sharaf.html
6|P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
BAB II
JELASKAN PEMBAGIAN FI'IL DILIHAT DARI BERBAGAI ASPEK :
A. WAKTU TERJADINYA,
B. BINAKNYA (BANGUNANNYA),
C. TASRIFNYA
Di antara yang perlu diketahui adalah pemetaan masalah dalam pembagian kata kerja (fi'il). Berikut ini upaya untuk memudahkan bagi yang ingin tahu
lebih lanjut seputar kajian Ilmu Shorof.
Keterangan gambar
Untuk memudahkan pelajar Bahasa Arab dalam memahami berbagai macam istilah dalam ilmu shorof, berikut ini penjelasan pembagian fi-il dari
berbagai aspek.
1. Dari aspek 'waktu' Fi-il dapat dibagi menjadi 3; fi-il maadhi, fi-il mudhori', fi'il amr.
2. Dari aspek 'unsur huruf asli', fi-il dapat dibagi menjadi 2; shahih dan mu'tall. Shahih adalah kata (isim atau fi'il) yang huruf akarnya terdiri atas huruf
sehat. Huruf sehat adalah semua huruf hijaiyah selain huruf 'alif', 'waw' dan 'yaa'. Mu'tall adalah kata (isim atau fi-il) yang huruf akarnya terdiri atas salah
satu dari huruf illat (huruf sakit). 3. Dari aspek 'penambahan', fi-il dapat dibagi menjadi 2; mujarrod dan maziid.
4. Dari aspek 'jumlah huruf asli', fi-il dapat dibagi menjadi 2; tsulatsi dan rubaa'i. Tsulatsi adalah kata yang huruf akarnya 3 huruf. Rubaa'i adalah kata
yang huruf akarnya 4 huruf.
5. Dari aspek 'aktif atau pasif', fi-il dapat dibagi menjadi 2; ma'luum dan majhuul. Ma'lum adalah aktif dan majhuul adalah pasif.
6. Dari aspek 'dapat ditashrif atau tidak', fi-il dapat dibagi menjadi 2; mutasharrif dan jaamid. Mutasharrif adalah kata yang dapat ditashrifkan. Artinya,
dapat memiliki derivasi yang banyak. Sedangkan jaamid, adalah kata yang tidak dapat ditashrif.
7. Dari aspek 'kata kerja itu membutuhkan objek atau tidak', fi-il dapat dibagi menjadi 2; yaitu laazim dan muta'addi. Laazim adalah fi-il yang tidak
membutuhkan objek. Muta'addi adalah fi'il yang membutuhkan objek, baik satu objek atau lebih.
7|P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Pembagian Fi’il
Pada kesempatan kali ini dosenmuslim.com akan menebar ilmu tentang pembagian fi’il yang dilengkapi dengan referensi
buku/kitabnya. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari ilmu tersebut di bawah ini.
Pembagian Fi’il
اال فعال ثَلثة ماض ومضارع وامر نحو ضرب يضرب واضرب
ْ َص َر يَنلْصر ن
Fi’il itu ada tiga macam, yaitu fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar,[1] contoh: ص ًرا َ َ نatau ض ْربًا
َ ض ِرب
ْ َب ي
َ ض َر
َ
ما د ّل على حدث مضى وانقضى وعَلمته ان تقبل تاء التّأنيث ال سّاكنة
Lafadz yang menunjukkan makna kejadian (perbuatan) yang telah berlalu. Alamatnya ialah sering dimasuki ta’ ta’nits yang disukun.[2]
Contohnya seperti di bawah ini:
ْ َفَ َعل
فَ َع َلmenjadi ت
ص َر ْ ص َر
َ َ نmenjadi ت َ َن
ع ِل َم ْ ع ِل َم
َ menjadi ت َ
8|P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
ما د ّل على حدث يقبل الحال واالستقبال وعَلمته أن يقبل ال سّين وسوف ولم ولن
Lafadz yang menunujukkan makna kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang. Alamatnya ialah, sering
dimasuki, sin, saufa, lam, dan lan.[3] Contoh;
تَعْلَمmenjadi ف تَعْلَم
َ س ْو
َ
ما د ّل على حدث في المستقبل وعَلمته أن يقبل ياء المؤنّثة المخاطبة ويد ّل على الطّلب نحو اضرب فصار اضربي أنصر فصار أنصري
Lafadz yang menunjukkan makna kejadian (perbuatan) pada masa yang akan datang (perintah). Alamatnya ialah; sering diberi ya’
muannats mukhatabah dan menunjukkan makna thalab (tuntutan),[4] seperti contoh di bawah ini:
9|P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Menurut mereka (Ahli Nahwu) fi’il mempunyai tiga fungsi yaitu: fi’il madhi, fi’il amar, dan fi’il mudhari’. [5]
REFRENSI BUKU
[1] KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), cet. ke 6, hal, 55.
[2] KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), cet. ke 6, hal, 55.
[3] KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), cet. ke 6, hal, 55.
[4] [4] KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), cet. ke 6, hal, 56.
[5] KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), cet. ke 6, hal, 56. 2
Fi’il ditinjau dari sudut waktunya dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
· Fi'il Madhi / فعل ماض
· Fi'il Mudhari / فعل مضارع
· Fi'il Amr / فعل أمر
1. Fi'il Madhi adalah setiap kata kerja yang menunjuk terjadinya perbuatan di waktu la mpau.
Contoh :
لى س ْو َرا َبا َيا أ َ ْم ِس
َ ب أ َ ِبي ِإ
َ َذ َه
Kemarin, Ayahku (telah) pergi ke Surabaya
2. Fi'il Mudhari adalah setiap kata kerja yang menunjukkan bahwa terjadinya perbuatan itu masa sekarang, akan datang atau
kebiasaan.
3. Fi'il Amr adalah setiap kata kerja yang menunjukkan permintaan suatu perbuatan di masa akan datang.
Contoh :
ْ اِ ْذه, ي
َب ِإ َلى س ْو َرابَايَا ّ ِعل
َ يَا
Hai Ali, pergilah ke Surabaya
أَيُّ َها الطَُّلَّب ! اِ ْجت َ ِهد ْوا فِي الت َّ َع ُّل ِم
Wahai anak-anak, sungguh-sungguhlah dalam belajar 3
1. Fi’il Madhi
3
https://tulisanterkini.com/artikel/bahasa-arab/nahwu/11393-macam-fi%E2%80%99il-ditinjau-dari-pembagian-waktunya-%D8%AA%D9%82%D8%B3%D9%8A%D9%85-
%D8%A7%D9%84%D9%81%D8%B9%D9%84-%D8%A8%D8%A7%D8%B9%D8%AA%D8%A8%D8%A7%D8%B1-%D8%B2 %D9%85%D9%86%D9%87.html
12 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Contoh-contoh:
Pembahasan:
perhatikanlah kalimat pertama pada contoh-contoh di atas kalian akan mendapati fi’il-fi’il karena setiap kata itu menunjukkan suatu
perbuatan pada waktu tertentu yaitu waktu lampau. Maka kata “ ” َج َرىpada contoh menunjukkan perbuatan “berlari” yang telah terjadi
sebelum pembicaraan. Begitu juga kata “فَ َ“وق
َ menunjukkan perbuatan “duduk” yang telah terjadi sebelum pembicaraan. Oleh karena itu
setiap kata ini disebut dengan “FI’IL MADHY”.
KAIDAH:
Fi’il Madhy adalah setiap perbuatan yang terjadi pada waktu yang telah lewat (past tense)
2. Fi’il Mudhori’
Contoh:
5. Anjing menggonggong
6. Pengawas Mengamati
Pembahasan
kata-kata pertama pada contoh-contoh di atas semuanya adalah fi’il. Karena semuanya menunjukkan suatu perbuatan pada waktu
ِ ْ “ اَغmenunjukkan
tertentu. Jika dilihat, kata kerja ini bisa memilki makna yang sedang berlangsung atau akan berlangsung. Maka kata “سل
perbuatan “mencuci” pada saat yang sedang berlangsung atau akan berlangsung. Setiap kata kerja ini dinamakan dengan “FI’IL
MUDHARI’”.
Jika kamu perhatikan huruf pertama pada fi’il mudhari’ maka kamu akan mendapati bahwa hanya ada hamzah atau nun atau ya atau ta
(disingkat aniyta). Empat huruf ini dinamakan dengan “ارعَة
َ ضَ “ اَحْرف المhuruf-huruf mudhara’ah.
KAIDAH:
fi’il mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan perbuatan pada waktu yang sedang berlangsung atau akan
berlangsung. Fi’il mudhari pasti selalu diawali salah satu dari 4 huruf mudharaah yiatu hamzah, nun, ya dan ta.
3. Fi’il Amar
15 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Contoh-contoh:
3. Bersihkan bajumu!
Pembahasan
Kata pertama dari setiap contoh di atas adalah fi’il karena menunjukkan atas perbuatan pada waktu yan tertentu. JIka diperhat ikan,
akan kita dapati bahwa setiap kata kerja itu menuntut dilakukannya sesuatu pada waktu yang akan dating sehingga karena itu
dinamakan “FI”IL AMAR” (kata kerja perintah). Maka kata kerja “ ب ْ َ ”اِلْعpada contoh pertama menuntut yang diajak bicara akan pekerjaan
“bermain” pada waktu yang akan datang. Begitu pula dengan kata kerja “ ”اَطْ ِع ْمmenuntut kepada perbuatan “memakan” bagi yang diajak
bicara pada waktu yang akan datang.
KAIDAH:
Fi’il Amr adalah setiap kata kerja yang menuntut dikerjakannya sesuatu pada masa yang akan datang (kata perintah). 4
4
https://nahwuok.wordpress.com/2012/03/09/pembagian-fiil-berdasarkan-waktu/
17 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
يــضربون
YADHRIBUUNA = mereka (lk) akan memukul
يــضربن
YADHRIBNA = mereka (pr) akan memukul
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female
tunggal dan dual. contoh
تــضرب
TADHRIBU = kamu (lk)/dia (pr) akan memukul
تــضربا
TADHRIBAA = kamu berdua (lk-pr)/dia berdua (pr) akan memukul
تــضربون
TADHRIBUUNA = kamu sekalian (lk) akan memukul
تــضربين
TADHRIBIINA = kamu (pr) akan memukul
تــضربن
TADHRIBNA = kamu sekalian (pr) akan memukul
3. Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang dihasilkan setelah masa berbicara. contoh:
ْاقر ْأ
IQRO’ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh
ْاق َر أَ َّن
Pelajaran terkait
5
https://nahwusharaf.wordpress.com/bahasa-arab/nahwu-shorof/kata-kerja-fiil/fiil-madhi-fiil-mudhari-fiil-amar/
21 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
)اَلْفِعْ ُل ٌال ه
- Fi’il shohih (ٌص ِحيْ ُح
Adalah fi’il yang susunan hurufnya terdiri dari huruf selain dari huruf illat (ي,و,)ا
ٌسأ َ َل
َ (sa ala)=bertanya
َ ) ُم
- Fi’il mudo’af (َضعَّف
Adalah fi’il shohih yang huruf kedua dan ketiganya adalah sejenis.
Contoh :
( َمدهmadda)=memanjangkan
23 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
ٌ( فَ هرfaro)=berlari
َ (sami’a)=mendengar
ٌس ِم َع
ٌ (فَت َ َحfataha)=membuka
- Mitsaal (َ)مثَال
ِ
Adalah fi’il yang kata kerja pertamanya dimulai dengan huruf illat (wau/ya).
Contoh :
ٌَ( َوعَدwa’ada)=berjanji
َ َ ( َوثwatsaba)=melompat
ٌب
ٌ( يَ سَ َرyasaro)=memudahkan
24 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
- Naaqish (َ)نَاقِص
Adalah fi’il yang huruf terakhirnya terdiri dari huruf illat (wau/ya)
Contoh :
ٌي ِ ( َرrodhiya)=rela
َ ض
( َوقَىwaqo)=memelihara
َ ( َو ِجwajiya)=gembira
ٌي
Contoh:
( ش ََوىsyawa)=memanggang
َ ( قَ ِوqowiya)=kuat
ٌي
Maksud dari penjelasan fi’il-fi’il yang ada baik fi’il menurut susunannya, bangunannya, dll adalah untuk mengetahui
perubahan fi’il yang disebut dengan shorof.
Karena setiap kata dari fi’il tersebut mempunyai shorof (tashrif) yang berbeda-beda, terutama pada fi’il yang mu’tal, jika tidak
diketahui asal katanya, sangat sulit untuk merubahnya (mentashrif) 6
6
https://www.facebook.com/notes/bahasa-arab-online/pelajaran-kelimabelas-pembagian-fiil-menurut-bangunannya/182752837341/
26 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
E. TASHRIF LUGHAWI FI'IL MADHI: TABEL DAN CONTOH TASHRIF LENGKAP FI'IL MADHI
Sewaktu belajar kitab Durusul lughah, saya telah mencatat tentang tashrif fi'il madhi. Pada pelajaran tersebut, pola fi'il yang menjadi
ٌَ َ( فَعfa'ala).
contoh untuk ditashrif adalah fi'il yang berpola ل
ٌَ ( ذَهdzahaba).
ٌَ ) فَ َعyang dijelaskan pada pelajaran tersebut adalah َب
Contoh fi'il yang berpola fa'ala ( ل
ْ ي ٌ=ٌفَ َع َل
ٌت َ ِه
هُ َماٌ=ٌفَعَلَتَا
ٌَهُ هن ٌ=ٌفَعَلْن
29 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
ٌَاَنْتَ ٌ=ٌفَعَلْت
ِ ت ٌ=ٌفَعَ ْل
ٌت ِ ْأَن
ُ ْأَنَاٌ=ٌفَعَل
ٌت
ن ٌ=ٌفَعَلْنَا
ٌُ نَ ْح
Untuk fi'il yang berpola fa'ila, saya akan ambil contoh fi'il س ِم ٌَع
َ (sami'a).
ْ ي ٌ= ٌسَ ِم َع
ٌت َ ِه
َ ٌ =ٌأَنْت ُ َما
س ِمعْت ُ َما
َ ٌ =ٌ أَنْت ُ ْم
ٌس ِمعْت ُ ْم
ٌت ِ ْأَن
ِ ت ٌ= ٌسَ ِم ْع
Tashrif Lughawi fi'il madhi untuk kata kerja berpola fa'ula ( )فَع َل
ٌَهُ َو ٌ= ٌبَعُد
ْ ي ٌ= ٌبَعُ َد
ٌت َ ِه
ٌَهُ هن ٌ=ٌبَعُدْن
ٌَاَنْتَ ٌ= ٌبَعُدْت
ٌت ِ ْأَن
ِ ْت ٌ= ٌبَعُد
ُ أَنَاٌ= ٌبَعُد
ٌْت
36 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
نَ ْح ُن ٌ= ٌبَعُدْنَا
Itulah 14 tashrif lughawi fi'il madhi, yang jumlahnya sejumlah dengan jumlah isim dhamir (14). Contoh fi' il madhi yang ditashrif dan
contoh tabel tashrif fi'il madhi lengkap.
Kesimpulan tentang fi'il madhi
1. Fi'il madhi adalah fi'il yang menunjukkan suatu perbuatan yang terjadi pada masa lampau.
2. Fi'il madhi jika diilistrasikan ke bahasa Inggris adalah past tense.
3. Fi'il madhi terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Fi'il madhi ma'lum = bentuk aktif (kata kerja aktif), ma'lum artinya yang diketahui pelakunya.
7
https://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2016/04/tashrif-lughawi-fiil-madhi-tabel-contoh.html
37 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
َ [ الفِعْل ا ْلم
] ض ِارع
Fi’il Mudhari’
. أَ َنيْتَ أَوْ أَتَي َْن أو َن ْأتِ ْي: َ يَ ْج َمع َها َقوْ لك, َو ا ْليَاء, َو التَّاء, َو ال ُّنوْ ن, ا ْل َه ْم َزة: َو ِه َي,ِالز َو ائِ ِد اْألَ ْربَ ع
َّ َان فِ ْي أَوَّ لِ ِه إ ِ ْحدَى
َ َفه َو َما ك..ض ِارع
َ َو ا َ َّما ا ْلم
Adapun Fi’il Mudhari’.. adalah Fi’il (kata kerja) yang diawalnya ada salah -satu huruf zaidah yang empat, yaitu: Hamzah, Nun, Ta, dan Ya.
ْ ِ(نَأْتna’tii).
Terkumpul oleh lafadz perkataanmu: َ( أَنَيْتanaitu) atau lafazh َ( أَتَيْنataina) atau lafazh ي
. َولِمََ َّنا َها,ِ َولِ ْل َغائِبَ ِة ا ْلم ْف َردَة, أَوْ م َؤ َّن ًَا,َان َ َو ال ُّنوْ ن َله إ ِ ِّذ ا ك, َفا ْل َه ْم َزة لِ ْلمتَكَ ِّلِ ِم َو ْحدَه
َ م َذ َّك ًر ا ك, أَوْ َمجْموْ ًعا, أَوْ مََ ًّنى, َو التَّاء لِ ْلم َخا َطب ِ م ْف َر ًد ا,َان َمعَه َغيْره
. َولِ َج ْمع ِ ا ْلم َؤ َّنََ ِة ا ْل َغائِبَ ِة. أَوْ َمجْموْ ًعا, أَوْ مََ ًّنى,َان
َ م ْف َر ًد ا ك,َو ا ْليَاء لِ ْل َغائِب ِ ا ْلم َذ َّك ِر
YA untuk orang ketiga laki-laki (mudzakkar ghaib), baik mufrad, mutsanna atau jamak.
Juga untuk orang ketiga jamak perempuan (jama’ muannats ghaibah).
38 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
. َويسَ َّمى مسْت َ ْقبَ ًال, أَوْ َزيْ ٌد يَ ْفعَل َغ ًد ا,اض ًر ا َ ْ َزيْ ٌد يَ ْفعَل ا: تَقوْ ل, َو اْ ِالسْتِ ْقبَا ِل,َو َه َذ ا يَصْلح لِ ْل َحا ِل
ِ َويسَ َّمى َحا ًال َو َح,آلن
Fi’il Mudhari’ ini patut digunakan untuk zaman hal (sedang), dan untuk zaman istiqbal (akan datang). Contoh kamu berkata: َزَ يْدٌ يَفْعَل اْآلن
(Zaidun yaf’alu al-aana) artinya: zaid sedang bekerja sekarang, maka dinamakan juga Fi’il Hal atau Hadir. Atau contoh ( زَ يْدٌ يَفْعَل غَدًاzaidun
yaf’alu ghadan) artinya: zaid akan bekerja besok, maka dinamakan juga Fi’il Mustaqbal.
Bilamana pada fi’il mudhari kamu memasukkan huruf sin ( )سatau saufa (ف َ ) سَ ْوseperti ucapanmu: ( سَيَفْعَلsayaf’alu) atau ف يَفْعَل
َ ( سَ ْوsaufa
yaf’alu)… maka tertentu pada zaman istiqbal. Dan bilamana pada fi’il mudhari kamu memasukkan huruf lam ( …) )لmaka tertentu pada
hal. 8
8
https://nahwusharaf.wordpress.com/terjemah-tashrif-al-izzi/tasrif-fiil-mudhori/
39 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji hanya bagi Alaah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq dan inayahNya kepada kita semua.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi kita yakni Sayyidina Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya sampai hari kiamat.
Rasa terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu Kami, baik berupa saran, masukan dan dorongan dan terkhusus
kepada dosen pembimbing : Hidayatul, S.S. , M.A
sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini walaupun dalam bentuk sederhana.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan (tiada gading yang tak retak). Sebab itu, kritik dan saran yang
kontruktif sangat Kami harapkan demi kesempurnaan makalah fiqih muamalah ini untuk masa mendatang.
Akhirnya dengan harapan serta do’a, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi segala kalangan, amin.
40 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………............... i
Daftar Isi…………………………………………………………………………..... ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang….....................……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…....................…………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN.........…………………....………………………………… 2
A. Pengertian Tashrif Fi’il mudhori…………………................………………………. 2
B. Kaidah – kaidah Tashrif fi’il mudhori.........……....................………………………. 2
BAB IV PENUTUP………………………………….……………………................ 8
A. Kesimpulan……………………………………………………………...................... 8
41 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
B. Saran……………………………………………….....................…………………… 8
i
42 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
BAB I
PENDAHULUAN
4. LATAR BELAKANG
Sebagai umat islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari al-qu’an dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran islam yang
harus kita pegang teguh.
Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah mengetahiu kaidah kaidah bahasa arab, khususnya ilmu Nahwu
dan Ilmu Sharaf. Karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari al-Qur’an dan Sunnah.
Ketika hendak mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf, kebanyakan kalangan umat islam masih mempunyai pandangan bahwa belajar ilmu
nahwu itu sulit, Sehingga banyak juga kalangan ummat islam yang merasa malas mungkin untuk mempelajari kaidah bahsa arab yang disebut
dengan ilmu Nahwu dan Sharaf , Memang untuk saat ini ada hal yang praktis yaitu terjemahan baik itu al-Qur’an hadits serta kitab- kitab lain yang
berbahasa arab dan itupula yang membuat segala hal menjadi mudah, maka dari itu pula seperti dalam mempelajari ilmuNahwu dan Sharaf pun
untuk saat ini banyak buku yang menyertakan isi serta ilmunya dengan terjemahan ini diperuntukkan agar ummat islam mudah dalam mempelajari
dan memahami kandungan serta isi al-Qur’an dan Sunnah.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Jika kita perhatikan pada kalimat َ يقراءَالولدَالقران, kalimat tersebut adalah kalimat Fi’liyah atau Jumlah Fi’liyah.
1. ََ جملةَالفعلي
Jumlah Fi’liyah adalah Jumlah yang terdiri dari Fiil dan Failnya . seperti dalam contoh didalam buku bahasa arab : َيقراءَالولدَالقران
2َ.جملةَالسمية
Jumlah ismiyah adalah jumlah yang terdiri dari mubthada dan khabar .contohnya adalah : َالسيارةَجميلة
= يذهبyadzhabu = يذهبونyadzhabuuna
= تذهبtadzhabu = يذهبنyadzhabna
= تذهبtadzhabu = تذهبونtadzhabuuna
= أذهبadzhabu
3
45 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
5.Untuk membuat kata kerja yang akan datang dari fi’il mudhari.
Untuk menjadikan fi’il mudhari ini menjadi kata kerja yang berarti akan datang, kita hanya menambahkan huruf sin didepan kata kerja tersebut.
Contoh:
Dia tidak pergi ke masjid: المسجد إلى ذهب ما Dia tidak pergi ke masjid: المسجد إلى يذهب ال
Untuk fi’il madhi menggunakan maa () ما, sedangkan fi’il mudhari menggunakan laa () ال
7. Masdar (kata kerja tanpa subjek dan tense), oleh karena itu ia adalah Isim. Pada pelajaran ini, saya hanya mempelajari satu pola yaitu : فعول
(fu’uulun). Contoh:
Fi’il Masdar
Subject الضمير
Dia seorang laki-laki ( satu orang ) هو
Dia laki-laki-laki ( 2 orang ) هما
Dia para laki-laki ( 3 orang atau lebih ) هم
Dia perempuan ( satu orang ) هي
Dia perempuan ( 2 orang ) هما
Dia para perempuan ( 3 orang atau lebih ) هن
Kamu seorang laki-laki أَنت
Kamu dua orang laki-laki أنتما
Kamu sekalian laki-laki ( 3 atau lebih) أنتم
Kamu seorang perempuan ٌِ أَن
ت
Kamu dua orang perempuan أنتما
Kamu sekalian perempuan ( 3 atau lebih ) أنتن
Saya أنا
Kami نحن
4
47 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Contohnya adalah dari kata kerja : Menjaga atau menghafal : ٌَُحفِظٌَ –يَحْ فَظ
D. CARA PENGI’ROBAN .
القران الولد يقراء
Pola kalimat pelajaran ini dari format kalimat yang sempurna biasa terdiri :
َالمفعول, فاعل, ٌفعل َالمضارعsusunan semacam ini dinamakan jumlah fi’liyah ( kalimat yang dimulai dengan fiil ) . adapun kalimat –kalimat
yang yang didahului dengan isim disebut Jumlah Ismiyah .
- يَئ ْا َم ُل – ي َ ْئا َمل َ ِن – ي َ ْئا َمل ُ ْو َن – ت َ ْئا َم ُل – ت َ ْئا َم َال ِن – ي َ ْئا ِملْ َن – ت َ ْئا َم ُل – ت َ ْئا َم َال ِن – ت َ ْئا َمل ُ ْو َن – ت َ ْئا َملْ ْ َْي – ت َ ْئا َم َال ِن – ت َ ْئا َملْ َن – ائْ َم ُل
ن َ ْئ َم ُل
49 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tasrif adalah mengubah bentuk asal kalimat menjadi bentuk lain. Sedangkan Fi’il Mudhari’ digunakan untuk zaman hal (sedang) dilakukan, dan
untuk zaman istiqbal (akan datang). Tasrif Fi’il mudhori’ adalah perubahan dari satu makna menjadi beberapa makna yang sedang dilakukan atau
yang akan datang. di awali dengan huruf –huruf mudhari seperti hamzah ( ) ء, nun ( )ن, ya ( )يdan ta ()ت.
2. Fail atau sering yang disebut subjek adalah kata benda yang didahului dengan kata kerja dalam fomat kalimat dan menunjukan atas perbuatan
orang yang mengerjakan .
3. Mafulun bih adalah setiap kata benda yang datang ketiga sesudah dalam tasrif fiil atau dalam format kalimat .
.
B. SARAN
Alhamdulillah tugas yang diamanatkan dosen kepada kami telah terselesaikan . kami mohon saran dan kritinya yang membangun apabila
dalam makalah yang telah kami buat masih banyak kekurangan . kami sadar kami bukanlah manusia yang sempurna dan kami ingin menjadi orang
yang lebih baik dari hari yang kemaren . sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain
50 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
DAFTAR PUSTAKA
Akrom Fahmi. 1995. Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moch Anwar. 2010. cet XVIII. Ilmu Sharaf. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 9
9
http://extrawisites1.blogspot.com/2016/03/tashrif-fiil-mudhori.html
51 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Fi’il Amar
Adapun fi’il amar bis-shiighah (bentuk khusus kata kerja perintah, tanpa membutuhkan tambahan lam amar) yaitu fi’il amar hadir
(untuk mukhatab/org kedua). Maka ia terlaksana atas bentuk fi’il mudhari yang dijazemkan.
ِ َفتَقوْ ل فِ ْي أَ ْم ِر ا ْل َح, َوت َ ْأتِ ْي بِصوْ َرةِ ا ْلبَاقِ ْي َمجْزوْ ًم ا,ضا َرعَ ِة
. دَح ِْر ِج ْي دَح ِْر َجا دَح ِْرج َْن, دَح ِْر ْج دَح ِْر َجا دَح ِْرجوْ ا:اض ِر ِم ْن تدَح ِْرج َ ف ا ْلم
َ َفتسْقِط ِم ْنه َح ْر.ضا َرعَ ِة مت َ َح ِ ِّر ًكا
َ ف ا ْلم َ َفإ ِ ْن ك
ِ َان َما بَعْدَ َح ْر
. َوتَدَ ْح َر ْج, َوتَبَاعَ ْد, َوتَكَسَّ ْر, َو َقاتِ ْل, ف ِ ِّر ْح:َو َهكَ َذ ا ت َقوْ ل فِ ْي
Jika setelah huruf mudhara’ah itu terdapat huruf berharkat, maka kamu buang huruf mudhara’ahnya, dan kamu datangkan untuk
bentuk sisanya dengan dijazemkan. Contoh kamu mengucapkan Amar Hadir dari lafal fi’il mudhari “Tudahriju”: Dahrij – Dahrijaa –
Dahrijuu, Dahrijii – Dahrijaa – Dahrijna. Demikian juga kamu berkata dalam contoh: Farrih, Qaatil, Takassar, Tabaa’ad, Tadahraj.
.ضموْ َم ًة
ْ ض ِارع ِ ِم ْنه َم ْ َم ِزيْ ًد ا فِ ْي أَوَّ لِ ِه َه ْم َزة َو, َوت َ ْأتِ ْي بِصوْ َرةِ ا ْلبَاقِ ْي َمجْزوْ ًما,ضا َرعَ ِة
َ إ ِ َّال أَ ْن تَكوْ َن عَيْن ا ْلم, َم ْكسوْ َر ًة,ص ِل َ ًفتً ْح ِذف ِم ْنه َح ْر.ضا َرعَ ِة سَا ِك ًنا
َ ف ا ْلم َ ف ا ْلم َ َو إ ِ ْن ك
ِ َان َما بَعْدَ َح ْر
Jika setelah huruf mudhara’ah itu terdapat huruf mati/sukun, maka kamu buang huruf mudhara’ahnya dan kamu datangkan untuk
bentuk sisanya dengan dijazemkan berikut di awal kalimahnya ditambahi hamzah washal yang kasrah, kecuali adanya ‘ain fi’il mudhari’
52 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
tersebut berharakat dhammah, maka kamu dhammahkan hamzah washalnya. Contoh kamu berkata: Unshur – Unshuroo – Unshuruu ,
Unshurii – Unshuroo – Unshurna. Demikian juga contoh: idhrib, I’lam, Inqothi’, Ijtami’, Istakhrij.
Mereka (orang arab/ulama sharaf) memberi harakat fat-hah terhadap hamzahnya lafazh Akrim, berdasarkan pada bentuk asalnya yang
terbuang. Karena asal bentuk Tukrimu adalah Tuákrimu. 10
ق ُ ْو َما ٌق ُ ْو َال تَ َعله َما اِ ْعلَ َما ا أنْت ُ َما
ق ُ ْو ُم ْوا ق ُ ٌْول ُ ْوا تَعَله ُم ْوا اِ ْعلَ ُم ْوا و ٌأنْت ُ ْم
10
https://nahwusharaf.wordpress.com/terjemah-tashrif-al-izzi/tasrif-fiil-amar/
53 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
ق ُ ْو َما ق ُ ْو َالٌ تَ َعله َما اِ ْعلَ َما ا أنْت ُ َما
ق ُ ْمنٌَ قُلْنٌَ تَعَله ْمنٌَ اِ ْعلَ ْمنٌَ نٌَ أنْت ُ هنٌ
.
54 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
55 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
56 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
57 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
58 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
59 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
BAB III
Pembagian isim dilihat dari berbagai aspek :
1. Tarkibnya,
2. Tasrifnya,
3. Nau'nya,
4. Binaknya,
5. 'Adadnya,
6. Ta'yinnya,
7. I'rab dan binaknya
60 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
I'rab
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
I'rab ( )إعرابadalah aspek tata bahasa Arab yang mengatur perubahan bunyi kata (biasanya bunyi vokal terakhir), akibat perubahan kasus atau
fungsi kata tersebut dalam kalimat. I'rab berlaku dalam dua kategori kata yaitu 'ism (kata benda) maupun fi'l (kata kerja).11
1) I'RAB ISIM
إِ ْع َراب اْ ِال ْسمI'RAB ISIM I'rab ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata sesuai dengan kedudukan kata tersebut
dalam susunan kalimat. Pada dasarnya, Isim bisa mengalami tiga macam I'rab yaitu:
1. I'RAB RAFA' ( ) َرفْعatau Subjek; dengan tanda pokok: Dhammah ( ُ ) 2. I'RAB NASHAB ( صب
ْ َ ) نatau Objek; dengan tanda pokok: Fathah
( َُ ) 3. I'RAB JARR ( ) َجرatau Keterangan; dengan tanda pokok: Kasrah ( ُِ )
َ ََّرأَيْت الطُّال
ب = aku melihat siswa-siswa
ِ ََّسلَّ ْمت عَلَى الطُّال
ب = aku memberi salam kepada siswa-siswa
Isim =( الطُّالَّبsiswa-siswa) pada contoh di atas mengalami tiga macam I'rab:
11
https://id.wikipedia.org/wiki/I%27rab
61 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
1) I'rab Rafa' (Subjek) dengan tanda Dhammah di huruf akhirnya ( ) الطُّالَّب2) I'rab Nashab (Objek) dengan tanda Fathah di huruf
akhirnya ( بَ َّ ) الطُّال3) I'rab Jarr (Keterangan) dengan tanda Kasrah di huruf akhirnya ( ب
ِ َّ) الطُّال
Alamat I'rab seperti ini dinamakan Alamat Ashliyyah ( صلِيَّة عَالَ َمات
ْ َ )اْألatau tanda-tanda asli (pokok).
Perlu diketahui bahwa tidak semua Isim bisa mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata. Dalam hal ini, Isim te rbagi
dua: 1) ISIM MU'RAB ( ) م ْع َرب اِ ْسمyaitu Isim yang bisa mengalami I'rab. Kebanyakan Isim adalah Isim Mu'rab artinya bisa berubah
bentuk/baris akhirnya, tergantung kedudukannya dalam kalimat. 2) ISIM MABNI ( ) َمْب ِن اِ ْسمyaitu Isim yang tidak terkena kaidah-kaidah
I'rab. Yang termasuk Isim Mabni adalah: Isim Dhamir (Kata Ganti), Isim Isyarat (Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata Sambung), Isim
Istifham (Kata Tanya). Perhatikan contoh Isim Mabni dalam kalimat-kalimat di bawah ini:
اء َهؤالَِء
َ َج = datang (mereka) ini
َرأَيْت َهؤالَِء = aku melihat (mereka) ini
َسلَّ ْمت عَلَى َهؤالَِء = aku memberi salam kepada (mereka) ini
Dalam contoh-contoh di atas terlihat bahwa Isim Isyarah ٌ=( َهؤالَِءini) tidak mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata,
meskipun kedudukannya dalam kalimat berubah-ubah, baik sebagai Subjek, Objek maupun Keterangan. Isim Isyarah termasuk diantara
kelompok Isim Mabni.
Bila anda telah memahami baik-baik tentang pengertian I'rab dan tanda-tanda aslinya, marilah kita melanjutkan pelajaran tentang Isim
Mu'rab.12
12
https://tulisanterkini.com/artikel/bahasa-arab/nahwu/188-irab-isim.html
62 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
2) ISIM DITINJAU DARI JUMLAHNYA ()اَ ْ ِالسْم ِبا ْعتِبَ ِار َعد َِد ِه
Pembaca Qonitah, semoga Allah merahmati Anda sekalian. Masih ingatkah Anda pelajaran bahasa Arab pada edisi lalu? Ya, pada edisi
lalu telah kita ketahui kata penunjuk jauh, baik mudzakkar maupun muannats. Telaahlah kembali dan pahami pembahasannya.
Nah, Qonitah edisi keempat ini akan menyajikan ke hadapan Anda pembahasan tentang macam-macam kata benda (isim) ditinjau dari
jumlahnya.
Isim, atau yang lebih dekat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai kata benda, apabila ditinjau dari jumlahnya, terbagi men jadi
tiga, yaitu:
1. Isim Mufrad (ُ)ا َ ْ ِال سْ ُمٌالْ ُمفْ َرد
2. Isim Mutsanna ()اَلْ ٌُمثَنهى
3. Isim Jamak (ٌ)اَلْ َج ْم ُع
Ingin tahu perincian masing-masing, simak penjelasan berikut.
Isim Mufrad
Isim Mufrad adalah isim yang menunjukkan tunggal (satu), baik untuk mudzakkar maupun muannats, yang berakal maupun tidak
berakal. Contohnya adalah isim-isim yang telah kita kenal pada pelajaran pertama dan kedua, seperti:
ٌ ( َبيrumah)
ْت ار
ٌ (ح َمkeledai)
ِ بٌ (طَا ِلpelajar (lk)) ٌ(م َح َّمدMuhammad)
ٌ َّارة
َ ( سَيmobil) ٌ (طَ ِبيْبَةdokter (pr)) ٌ (بَقَ َرةsapi betina) ( َخ ِديْ َجةKhadijah)
dan lain-lain.
Isim mutsanna
63 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan dua (ganda), baik untuk mudzakkar maupun muannats, yang berakal maupun tidak
berakal. Adapun ciri isim mutsanna, adalah adanya tambahan alif dan nun ( ا+ ) نatau ya’ dan nun ( ي+ ) نpada isim mufrad-nya.
Penjelasan:
64 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
isim mufrad mudzakkar ٌبَيْت, apabila ditambah alif dan nun ( ٌا+ٌ ) نmenjadi ان ٌِ َ بَيْت, dan apabila ditambah ya’ dan nun ( ٌي+) ن,
menjadi بَيْتَي ٌِْنdengan harakat fathah pada huruf sebelum ya’ seperti pada contoh di atas.
isim mufrad muannats ٌهار ة َ سَيapabila ditambah alif dan nun ( ٌا+ٌ ) نmenjadi ان ٌِ َ هارت
َ سَي, dan apabila ditambah ya’ dan nun ( ٌي+) ن
menjadi هارتَي ٌِْن
َ َي س dengan harakat fathah pada huruf sebelum ya’ seperti pada contoh diatas.
Isim Jamak
Isim jamak adalah isim yang menunjukkan lebih dari dua (banyak), baik untuk mudzakkar maupun muannats, yang berakal maupun
tidak berakal. Isim jamak terbagi lagi menjadi tiga macam, yaitu:
Jamak Mudzakkar Salim (ٌج ْم ُعٌالْ ُمذَكه ِر ٌال سهالِ ُم
َ )
Jamak mudzakkar salim adalah jamak yang beraturan bentuknya dan menunjukkan jenis laki-laki (mudzakkar). Cirinya adalah dengan
adanya tambahan wawu dan nun (و+ )نatau ya’ dan nun (ي+ )نpada bentuk isim mufradnya.
Contoh:
Penjelasan:
Isim mufrad ح همد َ ُمapabila ditambah wawu dan nun (و+)ن, berubah menjadi ٌَ ُم َح همد ُْونdan apabila ditambah ya’ dan nun (ي+)ن
menjadi ٌَ ُم َح هم ِديْنdengan harakat kasrah pada huruf sebelum ya’ seperti pada contoh di atas. Harakat kasrah sebelum ya’ inilah yang
membedakannya dengan isim mutsanna seperti pada contoh sebelumnya. Perhatikanlah perbedaannya!
Jamak mudzakkar salim dikatakan sebagai jamak yang beraturan bentuknya, karena cukup dengan ditambah wawu dan nun pada
akhir isim mufrad-nya, dan apabila wawu dan nun tersebut dihilangkan, isim mufrad-nya selamat (tidak berubah). Berbeda
halnya dengan jamak taksir yang akan datang penjelasannya insya Allah.
Jamak Muannats Salim (ٌث ٌال سهالِ ُم ِ ) َج ْم ُع ٌالْ ُم َؤنه
65 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Jamak muannats salim adalah apa-apa yang dijamak dengan dengan alif dan ta’ ( ا+ )تtambahan (bukan asli) pada isim mufrad-nya.
Secara umum, jamak ini menunjukkan jenis kata perempuan dan bentuknya beraturan, seperti halnya jamak mudzakkar salim.
Contoh:
Keterangan:
Secara umum, jamak jenis ini teratur bentuknya dan menunjukkan jenis kata perempuan (muannats) seperti pada contoh di atas.
Terkadang digolongkan kepada jamak jenis ini, jenis kata laki-laki (mudzakkar) seperti ٌ َح همامmenjadi ٌ( َح هما َماتkamar mandi), atau
nama-nama orang laki-laki, seperti ُ طَلْ َح ٌةmenjadi ٌ طَلْ َحاتdan ُ َح ْمزَ ٌةmenjadi ٌَح ْمزَ ات
alif dan ta’ pada jamak ini adalah tambahan. Berbeda halnya dengan beberapa kata pada jamak taksir yang bentuknya serupa
dengan jamak muannats salim, akan tetapi alif atau ta’ tersebut bukan tambahan, melainkan huruf asli dari isim mufrad
Seperti:
ٌ ( أ َ ْم َوbanyak mayat) – ta’ pada kata tersebut adalah huruf asli.
ٌ َميmenjadi ات
ْت
قَاضىmenjadi ٌ ضاة َ ( قbanyak hakim) – alif pada kata tersebut adalah huruf asli.
Wallahu a’lam.
Jamak Taktsir (ٌسي ِْر ِ ْ) َج ْم ُع ٌالتهك
Adalah isim jamak yang tidak beraturan bentuknya dengan adanya perubahan dari bentuk mufrad-nya.
Contoh:
66 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Ringkasan:
Pembaca, lihatlah perbedaan setiap isim berikut ini dan ingatlah ciri/tandanya! Hafidzakumullah.
67 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Kantong Kosakataku
Yuk, kita kantongi kembali kata-kata baru ( )اَلْكَلِ َمات الْ َج ِديْدَةdi pelajaran ini. Hafalkanlah dengan baik beserta maknanya! Barakallahu fikum.
68 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Jadikanlah isim-isim mufrad berikut ini menjadi isim mutsanna dan isim jamak!
69 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Alhamdulillah, Pembaca Qonitah yang semoga dijaga oleh Allahl, pada edisi kali ini kita memasuki pembahasan baru. Setelah
menyelesaikan pembahasan isim isyarah pada edisi-edisi sebelumnya, kita akan membahas tanda-tanda isim. Sebelumnya, kita perlu
mengetahui pembagian kata dalam bahasa Arab.
ِ )الْ َم,
Fi’il adalah kata kerja yang menunjukkan suatu kejadian pada salah satu waktu dari tiga waktu tertentu, yaitu masa lampau ( اضي
ْ
masa sekarang ()ال َحال, atau masa yang akan datang ()اال سْتِقْبَال.
ِْ
Contoh: ج
َ ( خ ََرkeluar), ( دَ َخ َلmasuk), dan lain-lain.
Huruf adalah kata yang tidak mempunyai arti kecuali setelah bersambung dengan kata lain, baik dengan isim maupun fi’il, sehingga
memberikan arti pada isim atau fi’il tersebut.
Contoh: لَ ْم,ي
ْ ِ ف,هَ ْل, dan lain-lain.
70 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Sebagaimana telah kita ketahui, isim sering kali diterjemahkan sebagai kata benda. Sebenarnya, cakupan isim lebih luas. Dalam bahasa
Arab, isim mencakup kata benda, kata sifat, keterangan waktu, keterangan tempat, dan sebagainya.
ٌ َ ( ِكتbuku), ْت
Contoh isim yang berupa kata benda telah kami jelaskan pada edisi-edisi sebelumnya, seperti اب ٌ ( بَيrumah).
Contoh isim yang berupa kata sifat adalah ( كَ ِبي ٌْرbesar), ْف
ٌ ( نَ ِظيbersih).
Kesimpulannya, isim adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan arti kata itu sendiri dan tidak terkait dengan waktu. Demikian
para ahli nahwu mendefinisikan isim.
Isim menunjukkan arti pada dirinya sendiri, sedangkan huruf baru memiliki arti setelah bergabung dengan kata yang lain. Isim juga tidak
berkaitan dengan waktu, sedangkan fi’il terkait dengan waktu sebagaimana telah dijelaskan di atas.
َ ٌبَيْت, َق َلم.
Bisa menerima tanwin ()ـاـٌــٌــ, seperti ٌٌر ُجل,
Bisa menerima jar (kasrah atau pengganti kasrah), seperti pada kalimat ٌٌالر ِحي ِْم بِ سْ ِمٌهللا ه.
ٌِالر ْح َم ِن ه
Keterangan:
Jar/khafdh adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan kasrah atau pengganti kasrah, yang akan dijelaskan pada pembahasan
masalah i’rab (perubahan akhir suatu kata), insya Allah.
Bisa dimasuki/didahului huruf jar (huruf yang menyebabkan suatu isim berharakat akhir kasrah atau pengganti kasrah). Huruf-
huruf jar itu di antaranya ( ٌ(فِي,)علَى َ ٌ( ِإ,)ٌ(م ْن,)
َ (ٌ ,)لى ِ )البَا ُء, dan lain-lain.
Contoh:
Keterangan:
Kata-kata di atas, yaitu ( ( الْ َح َّم ِام,)ِ (الْ َمكْتَب,) (اْل َم سْ ِج ِد,)ت
ِ ْ (اْلَبي,))زَ يْد, semuanya berharakat akhir kasrah ( )ــِـkarena didahului oleh huruf-huruf jar.
Contoh:
Keterangan:
72 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Bisa disambung/disandarkan dengan isim lain yang diakhiri jar (kasrah atau pengganti kasrah) pada isim
Contoh:
Keterangan:
Kata-kata (ٌ ٌ(الْ ُم ِدي ِْر,)) ُم َح همد, dan (ٌ )الْ َم سْ ِج ِدsemuanya berharakat akhir kasrah.
Pada contoh (ٌُهارة َ ٌ( سَي,)هارةٌُالْ ُم ِدي ِْر
َ ) سَيdisebut mudhaf dan (ٌ )الْ ُم ِدي ِْرdisebut mudhaf ilaihi. Demikian pula pada contoh lainnya. Akan datang
penjelasannya pada pelajaran-pelajaran berikutnya, insya Allah.
Contoh:
Keterangan:
Setelah isim menerima alif lam ()ال, tanwin ( )ـــpada isim dihilangkan dan diganti dengan harakat biasa, yaitu dhammah ()ــُـ,
seperti pada contoh-contoh di
Sebelum menerima alif lam ()ال, isim disebut isim nakirah (umum/tidak tertentu), sedangkan setelah menerima alif lam ()ال,
disebut isim ma’rifah (sudah dikenal/tertentu).
Alif lam ( )الyang masuk kepada isim terbagi menjadi dua: alif lam syamsiyah (ٌُ )ال شه ْم ِسيهةdan alif lam qamariyah (ٌُ)الْقَ َم ِريهة.
(ٌُ )ال شه ْم ِسيهةadalah alif lam yang apabila masuk pada isim-isim yang dimulai dengan huruf-huruf tertentu, alif lam tersebut tidak
terbaca, tetapi melebur dengan huruf tersebut. Contoh: (ٌس ُ )ال شه ْم.
ُ(ٌ )الْقَ َم ِريهةadalah alif lam yang apabila masuk pada isim-isim yang dimulai dengan huruf-huruf tertentu pula, alif lam tersebut tetap
terbaca. Contoh: (ٌ)الْقَ َم ُر.
Ringkasan:
Kata (ٌُ )الْكَلِ َمةdalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga (3), yaitu isim (ٌ)اِ سْم, fi’il (ٌ)فِعْل, dan huruf (ٌح ْرف ٌَ ).
Isim dapat dikenali dengan tanda-tanda:
Bisa menerima tanwin: ٌٌر ُجل, َ ٌبَيْت,قَلَم
Bisa menerima jar: (ٌمن ٌاله َر ِحي ِْم
ِ ) ِب سْ ِمٌهللاٌِاله َر ْح
Bisa dimasuki/didahului dengan huruf jar: ت ٌِ ٌْمنَ ٌاْلبَي,
ِ ِلى ٌاْل َم سْ ِج ِد
َ ٌا,ِعَلَىٌاْل َمكْتَب
Bisa dimasuki/didahului dengan huruf nida’ (panggilan) : ٌُ َياٌ ُم َح همد,اٌر ُج ُل َ َي
Bisa disambung/disandarkan dengan isim yang lain: ُ ار ٌة ْ
َ َال ُم ِدي ِْر ٌ سَي,قَلَ ُم ٌ ُم َح همد
Bisa menerima alif lam (ٌٌالر ُج ُل, ْت ه ُ ٌالْ َبي,ٌالْقَلَ ُم:ٌ)ال
Alif lam ( )الyang masuk pada isim terbagi menjadi dua: alif lam syamsiyah (ٌُ )ال شه ْم ِسيهةdan alif lam qamariyah (ٌُ)الْقَ َم ِريهة.
Kantong Kosakataku
Alhamdulillah, Pembaca, kita mulai mengenal kata-kata baru dari ketiga jenis kata dalam pelajaran kali ini. Rajin-rajinlah dan teruslah
bersemangat menuntut ilmu!
76 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Tentukanlah isim pada kalimat-kalimat berikut ini dengan menyebutkan tandanya, barakallahu fikum!
77 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Nakirah adalah Isim yang dapat menerima AL pemberi bekas Ma’rifah, atau Isim yang menempati tempatnya Isim tersebut (dapat
menerima AL Ma’rifah).
Selain tersebut (pengertian Isim Nakirah) dinamakan Isim Ma’rifah, yaitu seperti (همIsim Dhamir), (ذيIsim Isyarah), (هندIsim Alam), ابني
(Isim Mudhaf), ُ(الغالIsim dg AL ma’rifah) dan (الذيIsim Maushul).
Kalimah Isim/kata benda dibagi menjadi Isim Nakirah (tak tentu) dan Isim Ma’rifah (tertentu).
°°°
Isim Nakirah
Definisi Isim Nakirah adalah: Kalimah isim menunjukkan pada sesuatu secara kesatuan yang tidak ditentukan. contoh:
78 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
ٌَجا َء َطالِب
َ َُ َق ِد
ٌضيْف
(1). Kalimah Isim dapat dipasangi AL dan membekaskan ma’rifah atau menjadikannya tertentu. contoh:
Buku, Laki-laki
(2). Kalimah Isim menduduki kedudukan Isim yang dapat dipasangi AL, seperti lafazh ذ ْوartinya “pemilik” sinonim dengan lafazh ب
ٌ اح
ِ صَ
“pemilik“. contoh
79 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
°°°
Isim Ma’rifah
Definisi Isim Ma’rifah adalah: Kalimah isim menunjukkan pada sesuatu secara kesatuan yang tertentu. contoh:
(1). Kalimah Isim tidak dapat dipasangi AL, pun tidak menduduki kedudukan Isim dapat dipasangi AL. Contoh:
َجا َء عَلِي
(2). Kalimah Isim dapat menerima AL, akan tetapi tidak membekaskan ma’rifat. contoh:
80 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
َجا َء ا ْلعَبَّاس
contoh AL pada lafazh العباسtidak berfungsi mema’rifahkan, karena ia sudah ma’rifah sebab Isim ‘Alam. Mengenai AL jenis ini, Insya-
Allah akan diterangkan pada Babnya sendiri. untuk sementara bisa dijadikan rujukan » Terjemah Alfiyah Bab Ma’rifat sebab alat Ta’rif.
°°°
1. Isim Dhamir, menurut qaul yg shahih merupakan paling ma’rifahnya dari isim- isim ma’rifah setelah lafazh Jalalah. contoh:
ال َّطالِب،ا ْل ِكتَاب
7. Isim Nakirah Maqshudah (dari sebagian Munada, jika dimaksudkan kepada satu orang tertentu) contoh:
82 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Kesimpulan pembahasan Bait: Isim Nakirah adalah isim yang dapat dipasangi AL yang membekaskan ma’rifah, atau isim menempati kedudukan
isim yang dapat dipasangi AL. selain isim Nakirah dinamakan Isim Ma’rifah. disebutkan 6 jenis Isim alam: Isim Dhamir, Isim Alam, Isim
Isyarah, Isim Maushul, Isim yg dima’rifahkan oleh AL, Isim Mudhaf pada isim ma’rifah, dan tidak diuraikan yang ke 7 yaitu Nakirah
Maqshudah, karena sempitnya Nadzam. 13
13
https://nahwusharaf.wordpress.com/2010/11/09/pengertian-isim-nakirah-dan-isim-marifah-%C2%BB-alfiyah-bait-52-53/
83 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin laki-laki.
Contoh:
ٌَسد
َ ( أSeekor singa jantan)
Ism yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin laki-laki berdasarkan kesepakatan orang arab.
Contoh:
ٌ( قَ َمرBulan)
Isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin perempuan.
Contoh:
Isim yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin perempuan berdasarkan kesepakatan orang arab
Contoh:
14
ٌ( ََشْسMatahari)
14
http://durusul-arobiyah.blogspot.com/2013/01/pembagian-isim-ditinjau-dari-segi.html
86 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
7. MACAM-MACAM ISIM
َس ِم ِ ْ أ َ ْن َواع
ْ َُاْل
Macam-macam Isim
Macam-macam Isim ditinjau dari segi kejelasannya dibagi 2 :
1. Isim Nakiroh: Isim Nakiroh adalah isim yang belum jelas penunjukannya
Contoh: ٌ = ِكتَابBuku. ٌ = طَالِبseorang siswa.
2. Isim Ma’rifah: Isim Ma’rifah adalah isim yang sudah jelas penunjukannya. Isim ma’rifah diantaranya:
Catatan:
2. Nama orang walaupun bertanwin tetap dikatakan sebagai isim ma’rifah dan bukan sebagai isim nakiroh.
Contoh:،ٌخَالِد،ُم َح همد
Untuk memudahkan di dalam membedakan antara mudzakkar dan muannast, berikut disertakan macam-macam muannats.
a. Nama dan panggilan perempuan.
Contoh : ٌُ = َخ ِديْ َجةkhodijah, َب
ٌُ = زَ يْنzainab
d. Sifat kewanitaan.
Contoh :ٌضع
ِ = ُم ْرperempuan yang menyusui, ٌ = َح ِاملhamil
89 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
f. Jamak taksir
contoh : ٌ = قُلُ ْوبhati, ٌ = ُر سُلrosul
Catatan:
1. Ada banyak sekali isim yang tidak mempunyai tanda muannats namun termasuk isim muannats.
Contoh : = َج َهنه ٌُمneraka jahannam, ٌ = أ َ ْرضbumi, ٌ = نَارapi
Sehingga ketika tidak ada tanda-tandanya, untuk mengetahui apakah suatu isim termasuk muannats atau mudzakkar, biasanya merujuk
kepada kamus, banyak menelaah kitab atau sering berinteraksi dengan orang arab.
2. Ada isim yang mempunyai tanda muannats namun termasuk mudzakkar.
Contoh : ٌُ( ُم َعا ِو َيةmuaawiyah) ُ ( َح ْمزَ ٌةhamzah) ٌُ( طَلٌْ َحةtholhah)
ٌَان
ِ ُمؤْ ِمن : seorang mu'min
ٌِ َ طَالِبَت
ان : seorang mahasiswi
Catatan: Cara pembentukan isim mutsanna dengan menambahkan huruf alif dan nun kasroh ata u ya dan nun kasroh pada akhir isim
mufrodnya. ٌ ين/ ٌِ ٌان+ٌ
ِ اِ سْمٌٌ ُمفْ َرد
ٌِ َ ٌطَالِبَت:ٌ ٌان+ٌ
Contoh: ان ِ طَالِبَة,ٌٌٌٌ ان ٌِ ٌَ ِكتَاب:ٌ ٌان+ٌ
ِ ِكتَاب
3. Isim Jamak adalah Isim yang jumlah bilangannya lebih dari dua
Isim Jamak tebagi menjadi 3:
- Jamak Mudzakkar
- Jamak Muannats
- Jamak Taksir
A. Jamak Mudzakkar
Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-laki.
Contoh:
(Para laki-laki mukmin) ٌٌَ ُمؤْ ِم ِنيْن/ٌ َُمؤْ ِمنُ ْون
( Para laki-laki kafir) ٌٌَكَا ِف ِريْن/ٌ ٌَكَا ِف ُر ْون
Cara pembentukannya adalah dengan menambahahkan wawu dan nun fathah atau ya dan nun fathah pada akhir isim mufrodnya ٌ اِ سْمٌ ُمفْ َرد
ٌ ٌَيْن/ٌَون+ ْ
Contoh:
ٌَ ُمؤْ ِمنِيْن/َيْنٌَ =< ُمؤْ ِمنُ ْون/ٌَون+ٌ
ْ ُمؤْ ِمن
َ َ
ٌَكافِ ِريْن/َيْنٌَ =< كافِ ُر ْون/ٌَون+ٌ ْ كَافِر
B. Jamak Muannats
Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis perempuan.
91 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Contoh:
( Para perempuan mu’min) ٌُمؤْ ِمنَات
(Para perempuan kafir) ٌكَافِ َرات
Cara pembentukan isim jamak muannats salim adalah dengan mengganti ( )ةdengan ()ات
ٌٌاتٌاِ سْم+ٌ)ٌُمفْ َردٌٌ(ٌ× ٌ ة
Contoh:
ٌٌات =< ُمؤْ ِمنَات+ٌ ) ُمؤْ ِمنَة)ٌ×ٌة =< ُمؤْ ِمن
ٌٌات =< كَافِ َرات+ٌ)كَافِ َرة)ٌ×ٌة =< كَافِر
C. Jamak Taksir
Jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya
Contoh:
ٌَر سُ ْولٌ =< ُر سُل
ٌبَيْتٌ =< بُي ُْوت
ٌِكتَابٌ =< كُتُب
َ َ أ ُسْتَاذٌ =< أ
ساتِيْذ
Cara untuk merubah mufrod menjadi jamak taksir tidak ada kaidah bakunya walupun ada wazan – wazannya(contoh bentuk-bentuk),
sehingga untuk bisa mengetahui jamaknya kita harus merujuk ke kamus atau bertanya kepada orang arab
15
http://dars-arab.blogspot.com/2017/07/macam-macam-isim.html
93 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
94 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
16
http://qonitah.com/isim-ditinjau-dari-jumlahnya/
97 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
.
98 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Jurnal
URGENSI ILMU NAHWU DAN ILMU SHARAF DALAM MENGGALI MAKNA SERTA SOLUSI MEMAHAMI TEKS ARAB
Abstraksi
Sebuah keniscayaan bagi setiap muslim untuk bisa menelaah dan memahami secara mendalam setiap kandungan ajaran agama yang
terkodifikasi dalam teks-teks keislaman yang berbahasa Arab. Sebab pada dasarnya, ajaran Islam – baik yang terkandung dalam alquran
maupun hadits – sepenuhnya terkemas indah dengan menggunakan bahasa Arab, maka mempelajari dan memahami bahasa Arab pun
menjadi kunci utama untuk menuju ke sana, sebagaimana termaktub dalam QS.Yusuf: 2 yang artinya: “Sesungguhnya Kami
menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. Oleh karena itu, mempelajari dan
memahami bahasa Arab dengan melalui penguasaan Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf ialah sebagai sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu
saja. Terungkap dalam suatu syair : “Supaya mereka (para pembelajar) dapat memahami akan kandungan makna-makna Al-Quran dan al-
Hadits (yang terkadang dianggap) pelik dan sukar”. Maka, Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf menjadi prioritas untuk di pelajari terlebih
dahulu, sebab jika tidak maka suatu ungkapan/pernyataan (kalam) tidak akan bisa dipahami. Kedua ilmu tersebut telah memberikan
sumbangan sangat besar terhadap Islam, khususnya dalam menyingkap makna-makna yang terkandung dalam rangkaian kata penuh
makna yaitu Al-Qur’an, Hadist, dan teks-teks Arab lainnya. Meskipun keduanya belum cukup untuk memahami Al-Qur’an secara
keseluruhan, tapi paling tidak memiliki posisi yang penting dalam menggali makna sumber nilai utama tersebut.
1. Muqoddimah.
Sebagai ummat Islam kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al qur’an dan Sunnah sebagai dua sumber utama aj aran Islam
yang harus kita pegang teguh.Tentunya ,kita tidak mungkin memahami kedua sumber tersebut kecuali setelah mengetahui kaidah –
kaidah bahasa arab,khususnya ilmu nahwu dan ilmu shorof .Karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari Al qur’an dan
Sunnah.
99 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Ilmu nahwu adalah ilmu tentang Qoidah-Qoidah yang diambil dari kalam Arab, untuk mengetahui hukum kalimat Arab yang tidak
disusun dan keadaan kalimat ketika ditarkib. Sedangkan Ilmu shorof adalah mengubah asal bentuk kalimah (susunan lafadz yang
mempunyai arti) yang satu kepada bentuk-bentuk yang berbeda-beda, untuk menghasilkan makna-makna yang diharapkan/ yang
dituju/ yang dimaksud, yang tidak akan berhasil melainkan dengan cara itu.
Dalam mempelajari bahasa Arab,ummat Islam dihadapkan pada dua ilmu alat yang penting untuk dipelajari yakni ilmu nahwu dan
shorof,karena pentingnya ilmu ini dalam mempelajari bahasa arab muncullah ungkapan : الصرف أم العلوم والنحو ابوها
“Ilmu shorof adalah induk segala ilmu dan ilmu nahwu bapaknya”.
Ilmu shorof disebut induk segala ilmu sebab shorof itu dapat melahirkan bentuk setiap kalimat sedangkan kalimat itu menunjukkan
bermacam – macam ilmu,kalau tidak ada kalimat tentu tidak ada tulisan, tanpa tulisan sukar mendapat ilmu.Adapun ilmu nahwu disebut
juga dengan bapak ilmu,sebab ilmu nahwu untuk memperbaiki setiap kalimat dalam susunannya,i’robnya,bentuk dan sebagainya.
Selain daripada itu, Ilmu Nahwu juga mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia islam. Yaitu membantu memecahkan
permasalahan-permasalahan mengenai syari’at-syari’at islam dari segi kebahasaan. Karena semua syari’at islam yang ada, adalah
berupa teks-teks yang termaktub dalam buku-buku bernuansakan ‘arabiyah seperti; Al-qur’an, Al-hadist, Bahkan sampai Ijma’ dan
Qiyas. Sehingga orang yang akan memahami islam terlebih dahulu harus mengenal bahasa Arab beserta gramatikalnya(nahwu).
Untuk menindak lanjuti kajian ini,maka penulis akan mengkaji tentang pentingnya ilmu nahwu dan Shorof Sebagai Solusi Memahami
Teks Arab bagi ummat islam,karena Ilmu nahwu sangat penting sekali di bandingkan dengan ilmu-ilmu agama lainnya yaitu Urgan/
penting sekali yang harus diketahui terlebih dahulu. Akan menemui jalan buntu orang yang melangkah menuju ilmu agama jika bel um
menguasai ilmu nahwu dan atau orang yang tidak mengetahui ilmu nahwu akan sangat berkurang dalam memahami Al-Qur'an dan
Hadits sebagai sumber utama ajaran agama islam. .
Menurut Ahmad al Hasyim, nahwu secara etimologi berarti maksud, arah dan ukuran. Adapun secara terminology nahwu adalah aturan
(dasar hukum) yang digunakan untuk memberi baris (syakal) akhir kata sesuai dengan jabatannya masing -masing dalam kalimat agar
terhindar dari kesalahan dan kekeliruan, baik bacaan maupun pemahaman.
Dalam Hasyiyah hudlori Lafadz النَ ْحوsecara bahasa memiliki enam makna yaitu :
Yang paling banyak dari enam makna di atas adalah makna yang pertama.
1. Diucapkan untuk istilah fan ilmu nahwu yang mencakup ilmu nahwu shorof atau juga disebut
Ilmu tentang Qoidah-qoidah (pokok-pokok) yang diambil dari kalam arab, untuk mengetahui hukum (Hukumnya Kalimat) kalimat arab
yangtidak disusun (sepwrti panggilan, idghom, membuang dan mengganti huruf) dan keadaan kalimat ketika ditarkib (seperti
I’rob dan mabni).
1. b. Istilah nahwu untuk fan ilmu yang menjadi perbandingan dari ilmu shorof, yang definisinya adalah :
Ilmu tentang pokok-pokok yang diambil dari qoidah-qoidah arab, untuk mengetahui keadaan akhirnya kalimat dari segi I’rob dan mabni.
Dari dua definisi diatas, yang dikehendaki adalah definisi yang pertama, karena nahwu tidak hanya menjelaskan keadaan akhirnya
kalimah dari segi I’rob dan mabninya tetapi menjelaskan keadaan kalimat ketika tidak ditarkib, yang berupa I’lal, idhom, pembuangan
dan pergantian huruf, dan lain-lain.
Nahwu merupakan salah satu dari dua belas cabang ilmu Lughot Al-arobiyyah menduduki posisi penting. Oleh karena itu, nahwu lebih
layak untuk dipelajari mendahului pengkayaan kosakata dan ilmu-ilmu lughot yang lain. Sebab, nahwu merupakan instrument yang
amat fital dalam memahami kalam Allah, kalam Rasul serta menjaga dari kesalahan terucap.
Oleh karena itu, sebagai disiplin ilmu yang dianggap penting, nahwu bukan sekedar untuk pemanis kata, akan tetapi sebagai timbangan
dan ukuran kalimat yang benar serta bias menghindar kan pemahaman yang salah atas suatu wicara.
Oleh karena itu,menurut kaidah hukum islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an,
hukumnya fardu ‘ain.
Sharaf adalah salah satu nama disiplin ilmu dalam Bahasa Arab yang khusus membahas tentang perubahan bentuk kata atau kalimat
dalam bahasa Arab. Perubahan bentuk kata ini dalam prakteknya disebut Tashrif. Oleh karena itu dinamakan Ilmu Sharaf (perubahan;
berubah), karena Ilmu ini khusus mengenai pembahasan tashrif (pengubahan; mengubah). Dalam mempelajari Bahasa Arab, ilmu
Sharaf merupakan salah satu syarat yang harus dikuasai oleh setiap pelajar, sebab menurut sebagian Ulama : ‘’ Assharfu ummul ‘uluumi
wannahwuu abuuhaa ‘’. Artinya : “ ilmu sharaf adalah induk segala ilmu dan ilmu nahwu bapaknya”.
Ilmu sharaf disebut induk segala ilmu, sebab ilmu sharaf itu melahirkan bentuk setiap kalimat, sedangkan kalimat itu menunjukkan
bermacam- macam ilmu . kalau tidak ada kalimat atau lafadz, tentu tidak aka nada tulisan. Tanpa tulisan sukar mendapatkan ilmu.
102 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Adapun ilmu nahwu disebut bapak ilmu, sebab ilmu nahwu itu untuk membereskan setiap kalimat dalam susunan I’rabnya, bentuknya,
dan sebagainya.
Menurut KH. Ahmad Warson Munawwir shorof sebagai cabang ilmu bahasa Arab mula -mula disusun dan dikembangkan oleh
orang 'ajam (non Arab). Pengembangan ini dimaksudkan untuk memberi bekal bagi orang 'ajam bukan penutur asli (ghoiru nathiqin)
agar dapat mempelajari dan kemudian mempelajari bahasa Arab. Bersama dengan nahwu dan ilmu -ilmu lainnya seperti Arudl,
Balaghoh, dan ilmu-ilmu bahasa Arab lainnya, shorof terbukti mampu menjadi ilmu alat penguasa bahasa Arab, baik bagi orang-
orang 'ajam , maupun bagi orang-orang Arab yang belum baik dalam bahasa Arab (a 'jam). Definisi Sharaf dalam Kailani 1 yaitu:
‘’Perlu diketahui, bahwa tashrif menurut lughat ( etimologi ) berarti mengubah, sedangkan menurut istilah adalah mengubah bentuk asal
kepada bentuk- bentuk lain untuk mencapai arti yang dikehendaki yang hanya bisa tercapai dengan adanya perubahan’’.
Keterangan :
Tashrif memiliki dua arti, yaitu arti lughah ( bahasa ) dan arti menurut istilah Ulama ahli sharaf. Setiap mengubah sesuatu d ari bentuk
asalnya, seperi mengubah bentuk rumah atau pakaian dan sebagainya, itu adalah tashrif menurut lughah. Adapun tashrif men urut
istilah, yaitu mengubah dari bentuk asal ( pokok pertama ) kepada bentuk yang lain. Menurut ulama Bashrah, arti asal itu iala h masdar.
Sedankan menurut ulama Kuffah, arti asal itu ialah fi’il madhi.Yang dimaksud dengan tashrif menurut istilah ialah me ngubah dari fi’il
madhi kepada fi’il mudhari’, masdar, isim, fa’il, isim maf’ul, fi’il nahi, isim makan, isim zaman, dan isim alat.
Contoh:
Dirubah ke sampel Fi’il Amar menjadi: ب ْ ِ اdibaca: Idhrib bermakna: Pukullah! dsb.
ْ ض ِر
Contoh tersebut di atas dikatakan Tashrif, yaitu pengubahan asal bentuk yang satu kepada sampel-sampel bentuk yang lain untuk
menghasilkan makna yang dimaksud.
Perlu diketahui bahwa bentuk perubahan kata dalam bahasa arab itu ada 35 bab. Setiap bab memiliki bentuk perubahan yang spesi fik
(khas). Dan dari 35 bab itu terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jumlah huruf yang menyusun kata dasarnya. Jenis yang ad a di
hadapan pembaca ini disebut denganAts Tsulatsy Al Mujarrad (tersusun dari tiga kata saja) yang terdiri dari 6 bab.
Dalam ilmu sharaf, para ulama telah membagi tashrif kedalam dua bagian , yaitu tashrif lughowi dan tashrif istilahi.
Tashrif lughowi adalah sebuah bentuk tasrif fi’il tertentu dengan cara mengisnadkannya kepada dlamir baik mutakallaim, mukhat ab
atau ghaib. Dalam tasrif ini tidak terjadi perubahan sighat sebagaimana yang terjadi dalam tasrif istilahi.
Tasrif lughowi biasanya ditulis memanjang dari atas ke bawah dimulai dari penggabungan dlamir mufrad mudzakkar ghaib ( ) هوpada
fi’il yang sedang ditasrif dan diakhiri dengan penggabungan dlamir mutakallim ma’a al-ghairi ()نحن.
Secara umum tidak terdapat perbedaan karakter antara fi’il mujarrad dengan fi’il mazid dalam tasrif lughowi, sehingga pengaja ran dan
pembelajaran tasrif lughowi tidak berangkat dari konsep mujarrad dan mazid, sebagaimana yang terjadi dalam pengajaran dan
pembelajaran tasrif istilahi. Pintu masuk pengajaran dan pembelajaran tasrif lughowi harus melalui konsep bina’ yang realitas nya
antara bina’ yang satu dengan bina’ yang lain terjadi perbedaan hukum ketika diisnadkan kepada dlamir-dlamir tertentu. Perbedaan
hukum inilah yang harus diperhatikan dalam pengajaran dan pembelajaran tasrif lughowi .
Tasrif istilahi adalah perubahan bentuk kalimat dari al-ashlu al-wahid menjadi al-amtsilah al-muhktalifah karena tujuan arti yang
dikehendaki. Bentuk penulisan tashrif ini menyamping, dimulai dari penulisan bentuk madli dan diakhiri dengan penulisan bentu k isim
alat. Dari tashrif inilah kita akan mengenal berbagai sighat yang tedapat di dalam bahasa arab.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengajaran dan pembelajaran tashrif istilahi untuk memberikan kemudahan kepada
kita, diantaranya adalah stressing hafalan, konsep tentang wazan dan latihan.
104 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Kemampun mentasrif fi’il baik secara istilahi maupun lughawi harus dianggap sebagai tujuan pembelajaran ilmu sharaf yang harus
mendapatkan prioritas, karena dengan kemampuan ini seorang peserta didik akan mampu mengembalikan al-amtsilah al-mukhtalifah
kepada al-ashlu al-wahidnya, atau sebaliknya; akan mampu membuka kamus dan akan mampu memahami dengan baik karakter
masing-masing bina’ yang antara yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan yang cukup mendasar.
Ketika islam tersebar ke hampir dua pertiga dunia, ummat islam mulai berhubungan dan berkomonikasi dengan bangsa lain. Hal ini
ternyata memperparah terhadap perkembangan bahasa arab sebagai bahasa ummat islam saat itu. Bahasa arab yang seharusnya dijag a
kefasihannya, akibat bercampurnya budaya arab dengan bangsa lain menyebabkan bahasa arab digunakan tidak sebagaimana mestinya
yakni telah terjadi apa yang disebut dengan lahn (kesalahan membaca). Lahn bermula dari kesalahan membaca (I’rob ) kalimat-kalimat
arab antara para tuan dan orang-orang arab pendatang pada masa Nabi SAW, berlanjut sampai pada masa Khulafa’u al rasyidin dan bani
Umaiyah. Perkataan seorang ahli bahasa, Abu Thoyib (meninggal pada tahun 351 H ), sebagaimana yang dikutip oleh Dr. Abd Karim
Muhammad, telah berkata: ketahuilah bahwa yang menyebabkan adanya keharusan mempelajari I’rab adalah karena adanya kesalahan-
kesalahan didalam berbicara menggunakan bahasa arab, dan ini berlangsung antara para tuan dan orang -orang arab pendatang sejak
pada masa Nabi SAW. Fenomena lahn tersebut telah mengundang keprihatinan pemerhati bahasa arab, mereka diantaranya adalah Abu
al Aswad al Maududi (orang yang disebut-sebut pencipta ilmu nahwu untuk pertama kali ). Beliau menciptakan lambang-lambang untuk
menandai harakat, baik fathah, kasrah dan dhommah dengan menggunakan “titik” , yang selanjutnya kaidah-kaidah
nahwu disempurnakan oleh para muridnya dan oleh para pemerhati bahasa arab lainnya.
Nahwu dan Shorof adalah bagian yang tak terpisahkan dari bahasa arab, karena keberadaannya memiliki sumbangan yang signifikan
dalam penggunaan bahasa arab yang baik dan benar. Diantara tujuan pembelajaran ilmu tersebut adalah :
1. Membekali seseorang dengan qa'idah-qa'idah kebahasaan yang memungkinkannya dapat menjaga bahasanya dari kesalahan.
2. Menumbuhkembangkan pendidikan intelektual dan membawa mereka berfikir logis dan dapat membedakan antara struktur,
ungkapan, kata dan kalimat, serta membiasakan seseorang cermat dalam pengamatan, perbandingan, analogi dan peny impulan
105 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
dan mengembangkan rasa bahasa dan sastra, karena kajian nahwudidasarkan atas analisis kata, ungkapan, uslub, dan
pembedaan anatara kalimat yang salah dan benar.
3. Melatih seseorang agar mampu menirukan dan mencontoh kalimat, gaya bahasa, ungkapan dan performa kebahasaan secara
benar, serta mampu menilai performa yang salah menurut qa'idah yang baik dan benar.
4. Mengembangkan kemampuan seseorang dalam memahami apa yang didengar ( isi pembicaraan ), dan yang tertulis (isi bacaan ).
5. Membantu seseorang agar benar dalam membaca, berbicara dan menulis atau menggunakan bahasa arab lisan dan tulisan secara
baik dan benar.
Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa tujuan pembelajaran qawa’id adalah membiasakan seseorang untuk menggunakan bahasa
arab lisan maupun tulisan secara baik dan benar sesuai dengan qa’idah-qa’idah yang ada sehingga terhindar dari kesalahan-kesalahan,
khususnya dari sisi maksud makna dan isi sebuah kalimat, yang pada akhirnya seseorang itu mampu secara cermat menyusun
ungkapan dan kalimat bahasa Arab untuk kepentingan komonikasi aktif, yaitu mampu mengungkapkan isi hatinya dengan bahasa yang
sederhana, berbobot dan tepat, serta mampu menangkap / memaknai suatu kalimat tanpa menambah apalagi mengurangi dari isi dan
maksud suatau kalimat. Inilah hakikat latarbelakang munculnya gramatika-gramatika bahasa arab, sebagaimana nasehat yang telah
sampaikan oleh Jirji Zaidan, yaitu: Seseorang yang ingin mempelajari bahasa Arab, maka ia harus mempelajari ilmu nahwu, agar mudah
mencapai maksudnya. Adalah Tamman Hasan melihat munculnya lahn bukan semata-mata yang mendorong disusunnya ilmu nahwu,
melainkan itu hanya bagian dari tiga faktor lainnya, yaitu faktor agama, faktor nasionalisme dan faktor politik.
Terdapat kata kunci yang harus kita garis bawahi dan memang menjadi kajian pokok dari tulisan ini, yaitu qa'idah nahwu dibuat supaya
tidak terjadi lahn, yakni tidak terjadi kesalahan – terjadi reduksi ataupun penambahan- dari para pendengar maupun pembaca didalam
menangkap tujuan dan maksud sebuah kalimat.
Nahwu dan shorof sebagai bagian dari gramatika bahasa arab disusun agar pemakai bahasa arab tidak salah dalam berbicara dan
menulis dalam bahasa arab, karena itu terdapat prinsip-prinsip yang harus dijadikan pijakan didalam pembelajaran qowa’id , prinsip-
prinsip itu adalah : 1). Nahwu shorof bukan tujuan (ghoyah) melainkan perantara atau media (wasilah), 2). Pembelajaran nahwu shorof
harus aplikatif dan fungsional, dan memfasilitasi pengembangan empat ketrampilan, yaitu mendengar, berbicara, membac a dan menulis
secara baik dan benar, 3).Pembelajaran nahwu shorof harus kontekstual, dalam arti memperhatikan dengan konteks kalimat yang
digunakan, bukan semata-mata menekankan I’rob dan tasrif, 4). Membelajarkan makna kalimat harus lebih didahulukan daripada
fungsi I’rob, 5). Pembelajaran nahwu shorof harus berlangsung secara gradual, bertahap dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang
konkrit menuju yang abstrak, dari yang ada persamaannya dalam bahasa ibu anak, menuju yang tidak ada persamannya, 6).M enghafal
106 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
istilah dan qa'idah nahwu bukanlah prioritas utama, melainkan hanya sarana memahamkan seseorang akan kedudukan kata dalam
kalimat, 7). Tidak dianjurkan untuk mengembangkan I’rob yang panjang dan tidak fungsional, seseorang cukup mengetahui mubtada’,
marfu’, fa’il marfu’, tidak perlu diikuti dengan penjelasan tanda rafa’nya itu dhommah dhohiroh fi akhirihi, dan sebagainya, dan 8). Tidak
dianjurkan pula dalam pembelajaran nahwu shorof dikembangkan teori ‘amil, ta’lil, I’rob taqdiri, yang bagi seseorang mungkin sangat
abstrak, tidak praktis dan tidak bermanfaat.
Yang dimaksud “fungsi dan peran Nahwu dan Shorof ( kaidah bahasa Arab)” dalam makalah ini adalah memposisikan b ahasa Arab
sebagaimana hakikat dan fungsi bahasa pada umumnya, yaitu sebagai alat komunikasi seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini Abdul
Chaer dan Leonie Agustina menjelaskan tentang fungsi bahasa sebagai berikut: pertama : dilihat dari sudut penutur , bahasa berfungsi
sebagai personal, karena disaat seseorang menyampaikan pesan, disaat itu juga ia memperlihatkan emosinya kepada orang lain, d isaat
itu juga penerima pesan memahami bagaimana emosi penyampai pesan. Kedua : dilihat dari sudut pendengar , bahasa berfungsi sebagai
direktif (mengatur tingkah laku pendengar ), karena orang yang menerima pesan secara otomatis berbuat sesuatu setelah pesan
diterima. Ketiga: dilihat dari segi kontak bahasa , bahasa berfungsi sebagai fatik (menjalin hubungan), inilah yang disebut fungsi utama
setiap bahasa. Keempat:dilihat dari segi topik ujaran, bahasa berfungsi sebagai referensial , karena apapun pesan yang akan disampaikan
itu akan menjadi bahan pemikiran bagi penerima pesan. Kelima : dilihat dari segi kode bahasa berfungsi sebagai
metalingual (mengajarkan bahasa itu sendiri ), karena secara tidak langsung beberapa aspek dalam bahasa seperti gramatikal dan lain -
lain. Di ungkapkan dengan bahasa.
Untuk mendapatkan gambaran betapa besar penting dan manfaat nahwu dan shorof(qowa’id) didalam penyusunan sebuah kalimat,
lebih-lebih dari segi fungsi dan manfaatnya didalam menjaga kemurnian dan keutuhan sebuah makna dan maksud kalimat, kita bisa
lihat ilustrasi-ilustrasi sebagai berikut:
a - Pada suatu hari Abu al Aswad al Maududi pulang dari bepergian, saat itu cuaca terik sekali. Setibanya dirumah Abu al Aswad al
Maududi disambut oleh putrinya, dan berkata yang maksudnya “ wahai ayah, betapa panasnya siang ini”, tapi kata yang diucapkan
demikian : ( يا أبت ما أشد الحرkata أشدdibaca rafa’ ), maka Abu al Aswad al Maududi menganggap perkataan putrinya itu kalimat bertanya ,
padahal yang dimaksud anaknya adalah tentang kekaguman.
107 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
b - Suatu hari Abu al aswad al Maududi mendengar ada seseorang membaca al Qur'an sebagai b erikut: ( ان هللا بريئ من المشركين ورسولٍهkata
) رسولهdibaca kasrah ), maka beliau menegur dengan mengingatkan kata رسولهharus dibaca dhammah. Hal ini karena akan berpengaruh
terhadap arti dan maksud ayat. Kalau kata ( رسولهdibaca kasrah ), terjemahannya adalah : Sesungguhnya Allah bebas dari tuduhan orang-
orang musyrik dan rosul-Nya, padahal kalau kata ( رسولهdibaca rafa’) terjemahannya adalah : Sesungguhnya Allah dan rosul-Nya
terbebas dari tuduhan orang-orang musyrik.
Dari illustrasi-illustrasi diatas betapa pentingnya sebuah aturan tata bahasa arab untuk mengantar seseorang menyampaikan /
mengungkapkan sebuah maksud dengan tepat, dan orang yang diajak bicarapun mampu menangkap dan memahami maksud dan tujuan
mutakallim, bisa jadi karena kesalahan tatabahasa, seseorang akan menangkap dan memahami suatu kalimat yang tidak sesuai dengan
keinginan si pembicara / penulis. Berkata Syeikh ‘Athif Zain, bahwa ilmu nahwu adalah tiang dari ilmu-ilmu al Qur'an , sedangkan
‘irab adalah intisarinya.
Sebenarnya peran dan fungsi ilmu sharaf secara umum adalah membantu dalam menentukan masing-masing sighat (jenis kata) dari
kalimat-kalimat yang merangkai sebuah teks bahasa arab. Apakah kalimat yang sedang dihadapi termasuk dalam kategori fi’il madli, fi’i l
mudlari’, fi’il amar, masdar, isim fa’il, isim maf’ul, isim zaman atau isim makan. Masing-masing sighat tersebut harus mampu dipahami
dengan baik, karena secara langsung memiliki korelasi dengan arti sebuah kalimat. Ketidak mampuan dalam memahami dan
menentukan sighat akan berdampak pada kemampuan seseorang dalam menganalisa dan memahami sebuah teks.
Pemahaman tentang fawaid al-ma’na dari wazan-wazan yang ada juga harus dipandang sebagai tujuan pembelajaran ilmu sharaf,
karena banyaknya wazan yang ada, baik dari fi’il mujarrad, maupun dari fi’il mazid bukan untuk memberikan variasi bacaan, akan tetapi
untuk tujuan faidah arti.
Perbedaan yang paling mendasar antara shorof dan nahwu yaitu apabila shorof lebih sering diaplikasikan untuk membaca kitab gu ndul,
sedangkan nahwu untuk mengetahui makna dari kitab tersebut. Sehingga antara nahwu dan shorof tidak boleh dipisahkan.
Sebagaimana kita telah ketahui bahwa ajaran agama islam itu sumber pokoknya adalah dari Al Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW,
kedua sumber itu menggunakan bahasa arab. Maka setiap orang islam yang bermaksud mempelajari sampai mengerti dan menguasai
108 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
bahasa arab dengan segala tata bahasanya seperti ilmu nahwu shorof serta kesastraannya yakni : Ma’ani, Bayan, badi’, hal sema cam ini
memang disebutkan dalam qoidah ushul :
Artinya: “ setiap perkara yang tidak sempurna mengerjakan sesuatu maka hal itu wajib pula ”.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimakumullah dalam kitabFadhlu Al ‘Arobiyyah berkata,”Sesungguhnya bahasa arab
itu sendiri merupakan bagian dari agama dan mengenalinya adalah sebuah perkara yang fardlu lagi Sesungguhnya memahami al kitab
dan as Sunnah adalah wajib,sementara ia tidak bisa dipahami kecuali dengan bahasa arab.Suatu kewajiban yang tidak bisa terlaksana
kecuali dengan suatu hal yang lain,maka perkara itu menjadi wajib hukumnya.”
Dan sebelum belajar bahasa arab yang lain, maka terlebih dahulu harus mempelajari ilmu -ilmu nahwu shorof dulu, karena kedua ilmu
ini merupakan sumber pangkal tata bahasa, sebagaimana diketahui oleh sebagian Ulama’:
ف ا ُّم الْعل ْوم َوالنَّ ْحو اَب ْوهَا َّ علَم ا َ َّن ال
َ ص ْز ْ ِا
Artinya: “ketahuilah sesungguhnya shorof itu induk segala ilmu dan nahwu adalah bapaknya ”.
Ilmu shorof dikatakan sebagai induk dari segala ilmu, karena ilmu nahwu ini mengatur susunan kata dalam kalimat, sehingga susunan
kalimat itu benar dan bisa dipahami oleh orang lain.
Abul Ilmi atau ayahnya ilmu merupakan sebutan yang diberikan ulama untuk
Ilmu nahwu,karena ilmu ini bertujuan menjaga kesalahan lisan dalam mengucapkan kalam Arab,serta sebagai isti’anah (lantaran)didala
m memahami Al-Qur’an dan hadist.Ilmu nahwu juga dinamakan ilmu alat karena semua ilmu
Agama seperti ilmu fiqih, tauhid dan semua ilmu yang berbahasa Arab akan mudah memahaminya dengan lantaran ilmu nahwu.
Sedangkan ilmu shorof adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang harus diketahui pertama kali oleh para pelajar agama,terutama para
pelajar Madrasah dan pondok pesantren karena ilmu shorof merupakan Induk segala ilmu sebab ilmu shorof itu melahirkan bentuk seti
109 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
َوالنَّ ْحو أ َ ْولَى أ َ َّوالً أ َ ْن يعْلَ َما × إ ِذ الْكََلَم دونَه لَ ْن يفْ َه َما
"Ilmu nahwu adalah yang lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu.. sebab kalam tanpa ilmu nahwu tak akan bisa dimengerti".
Ilmu nahwu sebagai ilmu alat atau wasilah perantara yang menentukan kefahaman terhadap Nash -nash wahyu Al-Qu'an, AL-Hadits,
Atsar Shahabah dan Qaul Ulama'. Memang ilmu nahwu bukanlah dzat ilmu syari'ah, tapi ilmu nahwu merupakan wadahnya ilmu syaria h
itu sendiri.
Ustadz A.Zakaria dalam kitabnya al muyassar fi ‘ilmi an-Nahwi beliau mengatakan,”Sesungguhnya kebutuhan setiap muslim untuk
mengenali kaidah-kaidah bahasa arab adalah sangat mendesak .Sebab ilmu itulah yang menjadi jembatan untuk memahami al qur’an
dan as sunnah.Rosulullah SAW pun telah memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan keduanya dan mengamalkan ajaran yang
terkandung didalamnya.Sementara tidak mungkin kita bisa memahami keduanya dengan pemahaman yang sempurna kecuali setelah
mengetahui kaidah-kaidah bahasa arab.
Selain daripada itu buah mempelajari ilmu nahwu adalah untuk menjaga lisan dari kekeliruan dalam pengucapan kalimat - kalimat
berbahasa arab.Selain itu bahkantujuan utamanya ilmu nahwu menjadi sebab untuk bisa memahami al qur’an dan hadits Nabi SAW
dengan pemahaman yang benar .Sementara kita telah mengetahui bahwa Al qur’an dan Sunnah ini merupakan dua sumber utama
Syari’at Islam.
Mengetahui ilmu nahwu dan shorof merupakan salah satu syarat untuk berijtihad.Salah seorang ulama’ be rmadzhab Hanafi,Al AnShori
mengatakan,”Salah satu syarat seorang mujtahid adalah harus mengerti tashrif,nahwu dan bahasa”.
Penggunaan ilmu nahwu dalam menyusun kalimat jika salah baca maka akan menimbulkan salah makna juga. Kesalahan -kesalahan ini
sering terjadi karena literatur-literatur arab itu tidak berharokat yang kita kenal dengan kitab gundul.
110 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Dan perlu kita ketahui bersama bahwa pada dasarnya tulisan berbahasa arab itu tidak menggunakan harokat sebagaimana pada kita b
suci Al Qur’an, akan tetapi justru tanpa harokat sebagaimana pada kitab-kitab gundul, surat kabar, majalah dan lain-lainnya semuanya
tidak menggunakan harokat, itulah tampaknya yang menjadi kendala paling besar bagi orang -orang non arab untuk dapat memahami
teks-teks berbahasa Arab.
Mengingat hal ini apakah orang- orang khususnya yang menganut agama islam akan mengabaikan ilmu-ilmu ini? Padahal
nantinya sebagai orang islam harus mampu dan ahli dalam bidang agama dan ahli dalam bidang Islam. Begitu pula ilmu shorof sangat
penting sekali penggunaannya dalam bahasa arab sebagaimana dalam buku Amtsilatut Tashrifiyah” tersebut kita bisamengetahui
makna-makna mufrodatnya tak terhingga yang diketahui ; melalui ilmu shorof seperti dibawah ini :
Menghitung بًا سا
َ ِح – حسبا – يحسب – حسب
Menyangka نًا ح سْبَا – يحسب – ب
َ َح ِس
Berketurunan Mulia سبًا
ْ ح – ب س ح
ْ َ ي – ب َ ِح ِس
Khutbah ً حطبَةْ - يَ ْخطب – بَ ََخط
Melamar ًِخطْ َبة - َي ْخطب – ب َ ََخط
Menjadikan ً عَ ْودَة - يَع ْود – َد عَا
Mengembalikan ً عا َدة ََ ا
َِ ا- عا َد – َيع ْود
Dari sebagian contoh kecil diatas dapat di simpulkan bahwa tanpa mendalami ilmu shorof pasti akan terjadi kesalahan membaca kata -
kata dengan kesalahan-kesalahan tersebut, maka juga akan salah dalam memahami makna seperti contoh dalam qur’an surat Al a’raf
ayat 62 sebagai berikut :
"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan Aku memberi nasehat kepadamu. dan Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak
kamu ketahui ".
Dalam ayat tesebut jika kalimat ( )اَعْ َل ْمdibaca dan dianggap sebagai isim tafdlil maka maksudnya akan berubah dan menjadi besar.
Padahal lafadh tersebut bukan isim tafdlil melainkan fi’il mudhori’ yang artinya dari fi’il mudhori’ adalah : “ saya tahu “ . dengan
demikian akan terjadi kesalahan besar. Hal-hal semacam inilah yang menjadikan pentingnya untuk mempelajari ilmu shorof baik yang
111 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
menjelaskan perubahan Tashrif/perubahan kata-kata, baik secara ishtilahi bagi mujarrod maupun mazid begitu pula tashrif lughowi
bagi seluruh sighot yang telah diberi tashrifnya.
Oleh sebab itu para pakar bahasa arab belakangan hanya mengkhususkan pembicaraan ilmu nahwu hanya pada keadaan akhir
kata;perubahan akhir kata dan tetapnya akhir kata.sehingga dengan sendirinya materi yang dibicarakan dalam nahwu berbeda deng an
ilmu shorof ;yang notabene membahas pembentukan kata.
Dengan demikian apabila ilmu nahwu membicarakan tentang perubahan yang terjadi pada akhir kata dalam bahasa arab,maka ilmu
shorof membahas perubahan bentuk dan bangunan kata dari dalam serta pola -pola penyusunannya.Oleh sebab itu kedua ilmu ini
memiliki kaitan yang sangat erat.Orang yang mempelajari ilmu nahwu semestinya juga mempelajari ilmu shorof.
1. Peran riil Nahwu dan Shorof dalam menggali makna serta solusi memahami teks Arab.
Ilmu Nahwu memiliki orientasi penting yaitu untuk membantu dalam memahami teks-teks arab, menjaga lisan dari kesalahan dalam
berbicara, dan khususnya untuk memahami Al-qur’an dan hadits. Sebagaimana dalam Nadzam Ajrumiyyah diatas telah disebutkan;
َوالنَّ ْحو أ َ ْولَى أ َ َّوالً أ َ ْن يعْلَ َما × إ ِذ الْكََلَم دونَه لَ ْن يفْ َه َما
"Ilmu nahwu adalah yang lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu.. sebab kalam tanpa ilmu nahwu tak akan bisa dimengerti".
Terdapat banyak sekali dalam Al-qur’an ayat-ayat yang membutuhkan campur tangan Nahwu didalamnya,diantaranya seperti pada ayat
" "إذا أراد شيأ أن يقول له كن فيكونkita dapatkan disana arti dari lafadz ""كن فيكون. Apabila kalimat ini kita terjemahkan secara sederhana, “Jadi!
Maka jadilah,…; langsung terbayang dalam benak kita bahwa ketika Allah Swt menghendaki sesuatu dan lalu mengatakan “Jadilah! ;
maka sesuatu itu dengan serta merta terjadi langsung.
Pemahaman ini tidak sepenuhnya salah, tetapi tidak tepat apabila kita melihatnya dari sudut yang lebih umum dan hal -hal yang
berkaitan dengan sunnatullah. Bahkan makna sepintas itu menggambarkan tidak adanya proses. Padahal ayat itu berada dalam kontek
umum dan mencakup semua kejadian termasuk yang ada proses padanya. Itulah rahasia yang terkandung dengan menggunakan " "ف
sebagai jawab syarat, bukan dengan kata " "يكنdengan dijadikan berstatus Jazm. Sedangkan relasi antara syarat yakni kata كنdan jawab
syarat yakni " "فيكونmengandung makna kepastian.
112 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Selanjutnya, Ilmu Shorof juga memiliki orientasi penting untuk membantu dalam memahami teks-teks arab, menjaga lisan dari
kesalahan dalam berbicara, dan khususnya untuk memahami Al-qur’an maupun hadits.Diantaranya ada hadits yang berbicara tentang
jimat dan hal-hal yang berbau klenik dan bagaimana hukumnya menurut pandangan Islam. Ada satu hadis Nabi s.a.w. yang berbunyi, " من
"تعلق تمامة فَل أتمه هللاKalimat hadis ini bila diterjemahkan adalah ; “Barangsiapa menggantungkan jimat, maka semoga tidak
disempurnakan oleh Allah (hajatnya).…; Secara sederhana, kita memang bisa mengerti makna hadis ini dan apa kandungan yang
dimaksud. Namun jika kita memberikan perbandingan dengan terjemahan yang mencermati kaidah ilmu Sharaf, yaitu dasar kita
memahami dalam level ini.
Hadits tersebut menggunakan kata ta’allaqa’ yang mengandung beberapa makna selain kata dasarnya. Beberapa makna yang relevan
adalah : معانة, دال لةعلي اتخاذ, والتكلف طاوعةMakna-makna ini menunjukkan kandungan intransitif. Bisa dilihat terjemahan di atas
menggunakan makna transitif yang sebenarnya lebih tepat jika digukana kata ;allaqa. Satu makna yang sedikit mengena dengan
terjemahan tersebut adalah makna ;دال لةعلي اتخاذyakni makna menjadikan sesuatu yang terkandung dalam kata dasar. Misalnya
ً adalah anak, maka تينّيadalah
kata وسادةadalah bantal, maka تو سّدهberarti menjadikan sesuatu itu sebagai bantal, atau kata إبن
menjadikannya sebagai anak. Jika hadis di atas kita terjemahkan sesuai dengan makna ini, maka secara literal adalah “Barangsi apa
menjadikan jimat sebagai gantungan.
Bisa kita lihat sendiri, terjemahan tersebut hanya mengena pada sedikit dari kandungan yang dimaksud. Makna lain yang menurut
Penulis lebih tepat adalah مطاوعةyakni jika kita menggantungkan sesuatu, maka sesuatu itu tergantung. Dengan makna ini, hadis di atas
tidak sekadar menggantungkan jimat, tetapi siapa saja yang bergantung dengan jimat walau jimat itu sendiri hanya disimpan.
Seharusnya kata ta’allaqa dalam hadis itu intransitif, tetapi digunakan secara transitif karena rahasia bahasa tertentu yang menjadi
pembahasan level selanjutnya, yaitu level gramatikal.
Maksud hadis tersebut menjadi lebih tegas, bukan jimatnya yang tergantung, tetapi adalah oknum yang tergantung dengan jimat. Dan
karena oknum, maka makna menjadi bergantung. Dan karena makna ketergantungan inilah, maka hal itu dilarang k arena bagi seorang
muslim, prilaku yang benar adalah berusaha dan menyerahkan semuanya yakni bergantung kepada Allah, bukan kepada benda -benda
dengan membuatnya sebagai jimat-jimat.
1. Ihtitam.
113 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Dari paparan tersebut di atas jelas bahwa ilmu nahwu dan ilmu shorof sangat berkaitan erat dan sangat penting untuk mempelajari
bahasa Arab. Ilmu nahwu atau yang diidentikkan dengan ilmu Qowaid sendiri adalah ilmu tentang tata bahasa (kaidah -kaidah) bahasa
Arab dan ilmu shorof adalah ilmu yang membahas kata-kata dengan perubahan-perubahannya (tashrif). Sebuah susunan kata-kata
dikatakan kalimat sempurna apabila memenuhi dua persyaratan; Pertama, kalimat tersebut terdiri dari dua kata atau lebih. Kedu a,
susunan kata-kata tersebut dapat dipahami atau mengandung arti yang jelas. Kejelasan arti dari kata-kata tersebut banyak disinggung
dalam kajian ilmu shorof, karena perubahan kata-kata tersebut akan sangat berpengaruh pada keshahihan artinya.
Kedua ilmu tersebut merupakan dasar dan alat untuk mengetahui dan menggali serta memperdalam bahasa Arab yang sudah menjadi
bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris.Oleh sebab itu tidaklah heran apabila banyak ahli bahasa (linguist) yang me ngatakan:
الصرف ام العـــــلوم والنحو ابوهــــــا. Artinya: Ilmu shorof itu merupakan ibu dari segala ilmu dan ilmu nahwu (qowaid) merupakan bapaknya.
Inilah sebuah potret keluarga yang keduanya ada dan berdampingan, saling bahu membahu dan saling melengkapi satu sama lain.
Apabila dikonotasikan relasi antara kedua ilmu tersebut seperti dua mata koin yang berdampingan namun tidak dapat dipisahkan,
artinya baik shorof maupun nahwu memiliki peranan penting dalam memahami ilmu pengetahuan, karena banyak nash -nash (teks)
ilmu pengetahuan yang bersumberkan bahasa Arab, dan semuanya dapat dikaji melalui kajian ilmu shorof dan ilmu nahwu apabila ingin
membacanya dan mempelajarinya lebih jauh.
Peran Ilmu Nahwu dan Shorof sangat penting dalam dunia islam. Yaitu membantu memecahkan permasalahan -permasalahan mengenai
syari’at-syari’at islam dari segi kebahasaan. Karena semua syari’at islam yang ada, adalah berupa teks-teks yang termaktub dalam buku-
buku bernuansakan ‘arabiyah seperti; Al-qur’an, Al-hadist, Bahkan sampai Ijma’ dan Qiyas. Sehingga setiap orang islam yang bermaksud
mempelajari sampai mengerti dan menguasai serta memahami islam,apalagi seorang mujtahid terlebih dahulu harus mengenal bahasa
Arab beserta gramatikalnya(nahwu).
Bahwa Ilmu Nahwu dan shorof telah memberikan sumbangan yang sangat besar kepada islam, khususnya dalam me nyingkapkan
makna-makna yang terkandung dalam rangkaian kata yang penuh makna yaitu Al-qur’an, hadist, dan teks-teks arab lainnya. Kalau
setiap hari kita membaca Al-qur’an, membaca buku-buku yang berbahasa arab, mendengarkan pengajian di mana saja, atau apa saja lah
yang menggunakan bahasa arab kita akan membutuhkan apa yang disebut dengan Ilmu Nahwu dan shorof. Orang yang sadar akan
kebutuhan hidupnya, maka ia akan berupaya untuk mendapatkannya.
114 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
Tujuan yang paling utama dalam kita mempelajari Ilmu Nahwu dan shorof ini adalah untuk sebagai solusi dalam berupaya menggali
dan memahami makna-makna yang terkandung dalam teks-teks Arab,seperti ;Al-qur’an dan Hadis khususnya dan kitab-kitab lain yang
berbahasa arab umumnya. Di atas sudah kita ketahui betapa erat sekali hubungan antara teks Al-qur’an dan bahasa arab, kemudian
sejarah peletakan Ilmu Nahwu shorof sampai pada Nahwu shorof sebagai solusi untuk memahami Al-qur’an dan Hadits. Dari sini
penulis sangat berharap sekali akan tumbuhnya kecintaan kita dalam mempelajari Ilmu Nahwu dan shorof.
Penulis adalah
Bibliografi:
KH.Moch Anwar, Revisi Ilmu shorof Terjemahan Matan Kailani dan Nadhom al Maqshud berikut penjelasannya(Bandung;sinar baru
algsindo,2000).
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Al- Qawa’id al Assasiyat li al-Lughat al-Arabiyah, (Bairut : Dar al-Kutub aal-Ilmiyah, t.th).
1. Moch Anwar, Ilmu shorof Terjemahan matan kailani dan nadhom al maqshud berikut penjelasannya(Bandung;sinar baru
algsindo,1987).
Ahmad Sunarto,Kaidah kaidah Bahasa Arab Terjemah Qowa’idul Lughoh (Surabaya,Al Hidayah,1990.
Muhammad, Abdul Karim al As’ad, al Washith fi Tarikh al Nahwi al ‘Araby,Daru al Shawaf: 1992.
Rusydi Ahmad Thu’aimah dan Muhammad al sayyid Manna, Tadris al ‘Arabiyah fi al Ta;limi al ‘Amm, Nadhoriyyat wa Tajarib, (Cairo, Dar
al Fikr al ‘Araby, cet. I, 2000)
Hasan, Tamman, al Ushul, Dirosah Epistemolojiyyah li al Fikri al Lughowi ‘inda al ‘Arab, al Nahwu Fiqhu al Lughah al Balaghah,
Cairo:Alam al kutub,2000Muhammad bin ‘Ali As Shobban, Hasyi’ah As-Shobban (Haromain).
Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’limu al lughatu al ‘arabiyah, manahijihi wa asalibihi, (Rabath: Isesco, 1989).
Fathi Ali Yunus dkk, Asasiyyatu al ta’limi al lughah al ‘arabiyah wa al tarbiyatu al diniyah, (Cairo: Daru al -Tsaqafah )
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik perkenalan awal, cet.I Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Ade Kosasih, dalam Tesisnya yang berjudul : Ilmu-ilmu bahasa Arab dan perkembangannya pada zaman Dinasti Abbasiyah I.
Zain, Syeikh ‘Athif, al ‘I’rab fi al Qur'an al karim, Libanon : Daaru al Kitab , 1985.
http://cupiicupii.blogspot.co.id/2013/04/penerapan-disiplin-ilmu-nahwu-dan.html.
H.M.Abdul Manaf Hamid,Pengantar Ilmu Shorof Istilahi Lughowi.(Surabaya: PP. Fathul Mubtadiin, 1993).
Al-Muyassar fi 'llmi an-Nahwi ,oleh Ustadz Aceng Zakariya Akhmad kurkhi, Cet.23, 2005.
Tuhfatus Saniyah, oleh Syaikh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, Maktabah Sunnah.
At-Ta'tiqat at-Jatiyyah ‘Ala Syarh Al Muqoddimah Al Aajurumiyyah, Abu Anas Asyraf bin Yusuf bin Hasan,Darul ‘aqidah Mesir.
Ad-Dalilila Qawa'id al-Lughah alArabiyah, oleh Dr. Hasan Nuruddin, hal. 17-18
http://musyarrof.blogspot.co.id/2008/09/urgensi-nahwu-sebagai-gramatical-of.html.
17
17
http://staialmuhammadcepu.ac.id/jurnal/81/urgensi-ilmu-nahwu-dan-ilmu-sharaf-dalam-menggali-makna-serta-solusi-memahami-teks-arab
117 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
No Kompetensi Hasil Belajar Indikator Hasil Belajar Materi Metode Sumber Evaluasi
Dasar
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Memiliki Mahasiswa -Menjelaskan pengertian 1.Pengertian shorof 1. Lecturing - Ahmad al-Hamlawi, Summary
pemahaman mampu ilmu shorof baik secara dari segi bahasa dan 2. Brainstor- Syaddu al-'urfi fi Fanni al-
tentang konsep memahami bahasa maupun istilah. istilah ming sharfi.
dasar ilmu shorof konsep dasar - memiliki kemampuan 2. perbedaan kajian 3. Classroom - Hasan bin Ahmad, Kitab al-
dan bidang kajian tentang ilmu membedakan antara ilmu shorof dan ilmu Discussion tasrif.
ilmu shorof,serta shorof, bidang bidang kajian ilmu nahwu 4. Reading - Ali Maksum, al-Amsilah
bentuk-bentuk kajian ilmu shorof shorof dan ilmu nahwu. 3. al-miizan al-shorfi Guide al-Tasrifiyah.
wazan dalam serta bentuk- - mampu menyebutkan - Muhammad Abd. Rahim,
ilmu shorof bentuk wazan semua bentuk wazan al-Wadhih fi qawaid al-
dalam ilmu shorof dalam ilmu shorof serta Nawi wa
menerapkannya dalam al-Sharfi.
kalimat - Ali Ridla, al-Marji' fi al-
Lughah al-Arabiah
Nahwuha wa Sharfuha
- Abduh al-rojihi. al-tathbiq
al-shorfi
- Sa’id al-afghani. Al-mujaz
fi qawa’id al-lughah al-
arabiyah
2 Memiliki Mahasiswa - Menjelaskan perbedaan Pembagian fi'il 1. Lecturing - Ahmad al-Hamlawi, Summary
pemahaman mampu fi'il dilihat dari berbagai 2. Brainstor- Syaddu al-'urfi fi Fanni al-
tentang memahami dari berbagai aspek. aspek : ming sharfi.
fi'il dan macam- perbedaan fi'il - Memberikan contoh- 1. Waktu terjadinya, 3. Classroom - Hasan bin Ahmad, Kitab al-
macamnya. dari berbagai contoh 2. Binaknya Discussion tasrif.
)ٌ(ٌالفعلٌوأقسامه aspek, yang dari masing-masing (bangunannya), 4. Reading - Ali Maksum, al-Amsilah
meliputi : waktu aspek. 3. Tarkibnya Guide al-Tasrifiyah.
terjadinya, - Memiliki kemampuan (susunannya), - Muhammad Abd. Rahim,
binaknya, membedakan antara 4. Tasrifnya al-Wadhih fi qawaid al-
118 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
al-shorfi
- Sa’id al-afghani. Al-mujaz
fi qawa’id al-lughah al-
arabiyah
8 Memiliki Mahsiswa mampu - Menjelaskan 1. Pengertian al- 1. Lecturing - Ahmad al-Hamlawi, Summary
pemahaman memahami al- pengertian Ibdal. 2. Brainstor- Syaddu al-'urfi fi Fanni al-
tentang al-Ibdal. Ibdal dan ciri- al-Ibdal. 2. Macam-macam al- ming sharfi.
)ٌ(ٌاإلبدال cirinya serta - Menjelaskan berbagai Ibdal 3. Classroom - Hasan bin Ahmad, Kitab al-
caranya. macam dan caranya Discussion tasrif.
ibdal. masing- 4. Reading - Ali Maksum, al-Amsilah
- Menjelaskan proses masing. Guide al-Tasrifiyah.
ibdal dari - Muhammad Abd. Rahim,
berbagai bentuk kata. al-Wadhih fi qawaid al-
Nawi wa
al-Sharfi.
- Ali Ridla, al-Marji' fi al-
Lughah al-Arabiah
Nahwuha wa Sharfuha
- Abduh al-rojihi. al-tathbiq
al-shorfi
- Sa’id al-afghani. Al-mujaz
fi qawa’id al-lughah al-
arabiyah
122 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
9 Memeliki Mahsiswa mampu - Menjelaskan 1. Pengertian al-I'lal. 1. Lecturing - Ahmad al-Hamlawi, Summary
pemahaman memahami al-I'lal pengertian 2. Macam-macam al- 2. Brainstor- Syaddu al-'urfi fi Fanni al-
tentang al-I'lal. dan ciri-cirinya al-I'lal. I'lal dan ming sharfi.
)ٌ(ٌاإلعالل serta caranya. - Menjelaskan berbagai caranya masing- 3. Classroom - Hasan bin Ahmad, Kitab al-
macam masing. Discussion tasrif.
i'lal. 3. Perbedaan antata 4. Reading - Ali Maksum, al-Amsilah
- Menjelaskan proses ai-Ibdal Guide al-Tasrifiyah.
i'lal dari dan al-I'lal. - Muhammad Abd. Rahim,
berbagai bentuk kata. al-Wadhih fi qawaid al-
- Menjelaskan perbedaan Nawi wa
anatara al-Sharfi.
ibdaal dan i'lal. - Ali Ridla, al-Marji' fi al-
Lughah al-Arabiah
Nahwuha wa Sharfuha
1 PENDAHULUAN
5/3/19
2 Memiliki pemahaman tentang fi’il dan macam-macamnya
12/3/19 ()الفعل وأقسامه
Pembagian fi’il dilihat dari aspek: waktu terjadinya
123 | P a g e BAHAN AJAR // SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING (STBA) BINA DINAMIKA – BEKASI
REFERENSI
1. https://nahwusharaf.wordpress.com/belajar-ilal/
2. Ahmad al-Hamlawi, Syaddu al-'urfi fi Fanni al-sharfi
3. Hasan bin Ahmad, Kitab al-tasrif.
4. Ali Maksum, al-Amsilah al-Tasrifiyah.
5. Muhammad Abd. Rahim, al-Wadhih fi qawaid al-Nawi wa al-Sharfi.
6. Ali Ridla, al-Marji' fi al-Lughah al-Arabiah Nahwuha wa Sharfuha