SEMESTER V
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BLOK KELAINAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT
MODUL 5. ODONTOMA KOMPLEKS
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
1. NirwanSetiadiGunawan (2017.07.1.0011)
2. Wyne Kusuma (2017.07.1.0014)
3. Ni Putu Eka Dania Putri (2017.07.1.0016)
4. AnjangRiyaniSantoso (2017.07.1.0022)
5. SugengSatrio Wibowo (2017.07.1.0042)
6. Navyta Putri Dharma E (2017.07.1.0048)
7. Amelia Hartanto (2017.07.1.0057)
8. Miftah AjengPramesthi H (2017.07.1.0064)
9. Maharani LaillizaAliefianti (2017.07.1.0065)
10. Faizatus Nur Azizah (2017.07.1.0071)
11. Andi Rheina Putri Annisa (2017.07.1.0093)
A. TOPIK MODUL
ODONTOMA KOMPLEKS
B. PENDAHULUAN
Odontoma adalah tumor jinak odontogenik, non agresif dan merupakan kelainan
perkembangan gigi (hamartomatous).Odontoma berkembang dari jaringan odontogenik primordial.
Komposisinya adalah kombinasi dari epitel odontogenik dan ektomesenkhim odontogenik. Istilah
odontoma pertama kali dikemukakan oleh Paul Broca pada tahun 1867. Biasanya tumorini tidak
bergejala, dan penyebab yang paling sering ditemukan adalah impaksi gigi permanen dan
persistensi gigi sulung.Odontoma dikategorikan di dalam kelompok tumor odontogenik oleh World
Health Organization (WHO) pada tahun 2005. Dua tipe yang dikenal yaitu compound dan complex
odontoma. Compound odontoma biasanya memiliki jaringan gigi normal yang tersusun dalam pola
teratur dan terlihat seperti struktur gigi kecil dalam jumlah banyak yang disebut odontoids atau
denticles. Kompleks odontoma terdiri dari massa yang irregular dari jaringan yang mengalami
kalsifikasi dengan sedikit atau tidak ada kemiripan dengan gigi normal. Secara histologi enamel,
dentin, sementum dan kadang-kadang jaringan pulpa terlihat, meskipun tipe jaringan terlihat
normal, tetapi anatomi mikronya tidak normal.Mayoritas odontoma yang ditemukan pada area
anterior maxilla dan berhubungan dengan gigi kaninus yang tidak erupsi adalah compound
odontoma dan kompleks odontoma biasanya ditemukan pada area molar pertama dan molar kedua
mandibula.
I PEMICU 1
Judul Pemicu : benjolan pada pipi kanan bawah
Jabaran Pemicu :
Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun diantar orang tuanya datang ke RSGM dengan
keluhan ada benjolan pada pipi bagian belakang kanan rahang bawah . Anamnesis : Benjolan
dirasakan kurang lebih 6 bulan yang lalu, tidak ada riwayat ekstraksi gigi ataupun trauma.
Pemeriksaan Ekstra Oral : benjolan di daerah pipi bagian belakang rahang bawah ukuran
4x3x2 cm, warna sama dengan jaringan sekitar, konsistensi keras, tidak dapat digerakan dari
dasarnya. Intra Oral : benjolan pada regio gigi 47 yang tidak erupsi. Dokter gigi merujuk untuk
dilakukan pemeriksaan radiografi panoramik.
II TERMINOLOGI ISTILAH / KATA YANG TIDAK DIKENAL DALAM PEMICU 1
No Terminologi Pengertian
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara tanya jawab
1 Anamnesis antara dokter dengan pasien untuk mengetahui riwayat
suatu penyakit
Catatan yang pernah dialami pasien berupa suatu
2 Riwayat Ekstraksi gigi prosedur bedah untuk mengambil gigi dari soketnya/
tulang alveolar menggunakan tang dan elevator
Suatu proses dari jaringan dimana mengalami
3 Benjolan
pembesaran
Catatan yang pernah dialami pasien berupa cedera
4 Riwayat trauma
akibat kekerasan, kecelakaan, dll
pemeriksaan ekstra
5 Pemeriksaan yang dilakukan di luar rongga mulut
oral
No Terminologi Pengertian
Bayangan atau bagian yang berwarna putih pada
1 Massa radiopak hasil radiografi yang menandakan jaringan tersebut
tak tembus oleh sinar x dan merupakan jaringan yang
padat
2 Bagian coronal gigi Bagian yang mengarah ke mahkota
Pem. Penunjang :
- Radiografik Panoramik
Diagnosis sementara
(Odontoma Complex
Penatalaksanaan
Pembedahan
Dikirim ke PA
Diagnosis Akhir
(Odontoma
Complex)
D. LEARNING ISSUE
1. Odontoma
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Gejala klinis
d. Etiopatogenesis
e. Penatalaksanaan
3. Odontoma complex
a. Definisi
b. Interpretasi radiografi
c. Interpretasi HPA Odontoma complex
E. PEMBAHASAN /JAWABAN LEARNING ISSUE
1. Odontoma
a. Definisi
Odontoma adalah tumor jinak odontogenik, non agresif dan merupakan kelainan
perkembangan gigi (hamartomatous).Odontoma berkembang dari jaringan
odontogenik primordial. Komposisinya adalah kombinasi dari epitel odontogenik dan
ektomesenkhim odontogenik. Istilah odontoma pertama kali dikemukakan oleh Paul
Broca pada tahun 1867. Biasanya tumor ini tidak bergejala, dan penyebab yang paling
sering ditemukan adalah impaksi gigi permanen dan persistensi gigi sulung.
b. Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi WHO, odontoma dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
kelainan pada dental lamina dengan pembentukan benih gigi. Odontoma ini
dimulai sebagai lesi lunak pada tulang selama periode pembentukan
c. Gambaran klinis
d. Etiopatogenesis
Odontoma merupakan salah satu penyebab obstruksi jalannya erupsigigi( incisivus
sentral maksila yang paling sering terjadi). Odontoma merupakan tumor jinak yang
terdiri dari jaringan keras gigi yang mengalami malformasi sintesis ameloblas dan
odontoblas. Odontoma ini biasanya asimptomatik dan baru ditemukan setelah ada
keluhan gigi incisivus permanen yang belumerupsi. Odontoma biasanya ditemukan
pada pasien berusia duapuluh tahun atau lebih, dengan tidak ada predileksi jenis
kelamin.Penyebab dari odontoma tidak diketahui, namun beberapa literature
menyebutnya bahwa adanya trauma atau infeksi merupakan salah satu penyebab
terbentuknya odontoma. Hitchin menyebutkan bahwa terbentuknya odontoma
disebabkan oleh adanya mutagen atau kelainan pada pembentukan gigi post natal.
Odontoma berkembang dan mengalami maturasi bersamaan dengan gigi didekatnya,
dan akan berhenti berkembang ketika gigi didekatnya sudah berkembang dengan
sempurna.
e. Penatalaksanaan
Odontoma memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas, tetapi harus dihilangkan
karena mengandung berbagai formulasi gigi yang dapat mempengaruhi perubahan
kistik, mengganggu erupsi gigi permanen dan menyebabkan kerusakan tulang yang
cukup besar. Karena tingkat kekambuhannya yang sangat rendah, perawatan yang
menjadi pilihan adalah pengangkatan lesi secara bedah. Karena ini adalah tumor
berkapsul, pengangkatannya merupakan prosedur bedah sederhana tetapi harus
dilakukan perawatan khusus untuk mengangkatnya sepenuhnya untuk menghindari
kekambuhan. Devitalisasi gigi yang berdekatan.Perawatan pilihan terdiri dari enukleasi
bedah konservatif dengan cara mengangkat kapsul jaringan konjungtif yang
mengelilinginya, dan kuretase sekaligus mempersiapkan sampel untuk studi
histopatologis yang akan mendukung diagnosis yang akurat. Kadang-kadang,
perawatan ortodontik akan diperlukan untuk memposisikan kembali lengkungan gigi
yang ditahan.
a. Definisi
Odontoma kompleks merupakan tumor odontogenik, terdiri dari massa yang
terkalsifikasi dari jaringan keras dan lunak gigi, yang menunjukkansusunan struktur
gigi yang terkalsifikasi mengalami kelainan. diferensiasi struktura buruk, sedikit
menyerupai bentuk norma gigi.Ini berbentuk massa jaringan keras gigi seperti
kembang kol yang dikelilingi oleh folikel fibrosa . pathogenesis odontoma
kompleksberasal dari dental lamina atau organ enamel pada gigi normal. Traumapada
daerah pembentukan gigi juga dapat menyebabkan odontoma.
b. Interpretasi radiografi
Odontoma kompleks menunjukkan gambaran radiopak berbentuk oval dari distal gigi
46 yang meluaske posterior sampai ramus mandibula kanan. Lesi mendorong gigi 47
kearah apical menyebabkan impaksi gigi 47. Tidak terlihat resorbsi akar gigi 46.
Berbatas jelas, terdapat gambaran halo radiolusen yang mengelilingi lesi radiopak,
sedangkan pada gambaran terluar lesi terlihat radiopak tipis.
panah hitam menunjukan adanya epitel dontogenik pada periferal, pada panah kuning
telihat epitel odontogenik bercampur matriks yang termineralisasi yang tak nampak
mengalami pembesaran, matriks basofil enamel berbentuk ireguler.Secara histologi
enamel, dentin, sementum dan kadang-kadang jaringan pulpa terlihat, meskipun tipe
jaringan terlihat normal, tetapi anatomi mikronya tidak normal.Susunan jaringan gigi,
enamel, matriks enamel, dentin, jaringan pulpa dan sementum mengalami kelainan,
tetapi memiliki pola radial. Jaringan ini dikelilingi oleh kapsul jaringan penyambung
yang tipis.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. J Ked Gi Unpad. Agustus 2018; 30(2); 102-106. Available at :
https://jurnal.unpad.ac.id
2. Arfiandi LN, farmasyanti CA, dan kuswayuning. 2016.
Penatalaksanaaninterdisiplinerkasusimpaksigigiincisivussentralmaksilaakibatobstruk
si odontoma kompleks. Jurnalstudikasus UGM.2(2):86-91Availableat
: https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.ugm.ac.i
d/mkgk/article/view/32000&ved=2ahUKEwiwyaPz_NDlAhVb8XMBHSoMCcwQFjAAe
gQIBRAB&usg=AOvVaw0U4EHmbB4RxAP0ZTwfH4p1 . Diakses pada tanggal 5
november 2019
3. Handoko SA. 2017. IMPACTED TOOTH ASSOCIATED WITH DENTIGEROUS CYSTAND
COMPOUND ODONTOMA. Makalah UNUD. Available at
: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/63bd82580236da2f68827
fca462d7d05.pdf . Diakses pada tanggal 5 november 2019
4. Arfiadi L N, Farmasyanti C A, Kuswayuning. 2016. STUDI KASUS
:Penatalaksanaaninterdisiplinerkasusimpaksigigiincisivussentralmaksilaakibatobstruk
si odontoma kompleks. MKGK. Agustus 2016; 2(2): 86-87 ISSN: 2460-0059 (online).
https://jurnal.ugm.ac.id/mkgk/article/download/32000/19334
5. Prabhakar C, Haldavnekar S, Hegde S. Compound- Complex odontoma- An important
clinical entity. J Int Oral Health. 2012.