Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENGANTAR SIMULASI

Simulasi adalah bentuk latihan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan


ketrampilan melakukan suatu kegiatan yang telah dipelajari atau dilakukan
sebelumnya. Simulasi juga berfungsi sebagai sarana untuk menguji SOP yang telah
disusun sebelumnya.

Dalam simulasi ini telah disepakati risiko hazard yang tertinggi dari hasil assessment
penilaian ancaman dan kerentanan di RSUD Abepura yaitu penanganan korban
masal pada eksternal disasster.

Tujuan Geladi penanggulangan hazard adalah :

1. Terlaksanannya latihan penyelenggaraan operasi tanggap darurat secara


terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh, efisien dan efektif.
2. Meningkatkan kemampuan sistem komando dan pengendalian unsur
pimpinan dan staf dalam pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana di
RSUD Abepura.
3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dari segi teknis dan managerial
dalam operasi tanggap darurat bencana RSUD Abepura
4. Meningkatkan kerjasama petugas dilapangan dalam penanganan operasi
tanggap darurat.

Dalam penyelenggaraan Simulasi beberapa tahapan yang akan dilakukan


meliputi:

1. Drill :merupakan jenis simulasi untuk membiasakan melakukan sesuatu jenis


kegiatan / ketrampilan menurut aturan yang telah ditetapkan secara baku.
Aturan tersebut dapat berupa SOP atau PROTAP. Dalam pelaksanaanya, drill
terdiri dari dua sesi berurutan, yaitu drill teknis adalah melakukan suatu
kegiatan ketrampilan sesuai SOP, sedang drill taktis adalah pelaksanaan
latihan untuk membiasakan melakukan sesuatu.

2. Geladi Posko / TTX : merupakan metode simulasi dimana pelaku diberikan


serangkaian keadaan dan kejadian yang sambung menyambung sesuai
dengan scenario, setiap kejadian mengandung persoalan yang harus
dipecahkan dan dibuatkan keputusan, rencana, perintah dan tindakan dari
pelaku. Yang berperan dalam gelada posko adalah yang ditunjuk sebagai
PosWandal. Geladi posko dilakukan ditempat yang terbatas yang cukup
menampung jumlah peserta geladi. Menggunakan sarana komunikasi yang
semestinya.
3. Simulasi Lapang : Simulasi lapangan identik dengan pengujian Protap tanggap
darurat secara penuh sehingga simulasi lapang sedapat mungkin mendekati
kejadian yang sebenarnya. Aspek – aspek yang perlu diperhatikan dalam
simulasi adalah :
a. Sistem pengerahan sumber daya
b. Sistem komunikasi dan koordinasi internal dan eksternal
c. Managemen bantuan darurat yang dimulai dari penyusunan organisasi,
perencanaan sampai pelaksanaan

Dalam metode pelaksanaan simulasi sebagai berikut :

1. Merumuskan maksud dan tujuan


2. Menyusun kepanitiaan dan struktur organisasi simulasi
3. Identifikasi pelaku yang terlibat, menentukan figuran dan lokasi
4. Menyusun skenario umum dan rundown
5. Sosialisasi kepada calon pelaku dan figuran
6. Identifikasi sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan
7. Briefing pelaku dan figuran, pelatihan singkat jika diperlukan
8. Melaksanakan TTX
9. Melaksanakan Simulasi
BAB II
GRAND SKENARIO DRILL TAKTIS

Analisis Situasi
Ekshalasi kejadian bencana internal dan eksternal korban massal yang diakibatkan
karena bencana karena ulah manusia (kerusuhan massa, bencana maupun
kecelakaan lalu lintas) dan bencana alam (longsor, banjir bandang, gempa) pada
bulan – bulan kedepan dimungkinkan akan meningkat. Kesehatan sebagai unit
teknis yang berkaitan langsung dengan korban manusia dan fasilitas pelayanan,
diharapkan sudah dapat mengantispasi kemungkinan terjadinya situasi emergency.
Rumah Sakit sebagai unit terdepan pelayanan kesehatan akan memikul beban
kedaruratan internal maupun eksternal. Situasional tersebut, mau tidak mau setiap
Rumah Sakit harus mempunyai rencana kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi
emergency baik internal maupun eksternal.

Analisis risiko (HVA) yang dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Abepura terdapat 4
potensi kedaruratan yang akan dihadapi yaitu :
 Penanganan korban massal (kecelakaan lalu lintas dan kerusuhan) (56%)
 Kebakaran gedung rumah sakit disebabkan sumber daya listrik (32 %)
 Gempa bumi (30%)
 Terpeleset dan kehilangan / pencurian (34 %)

PERMASALAHAN
1. Tuntutan situasi dan kondisi di Papua yang mengharuskan kesiapsiagaan
RSUD Abepura untuk menghadapi bencana internal maupun eksternal.
2. Belum terujinya SOP Rumah Sakit Umum Daerah Abepura dalam menghadapi
situasi emergency.
3. Belum terujinya rencana kesiapsiagaan rumah sakit dalam mengahadapi
bencana.
4. Koordinasi antar instalasi yang terkait dengan penanganan bencana belum
pernah diuji.

TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan teknis serta koordinasi dan
komando dalam upaya uji coba Kesiapsiagaan RSUD dalam menghadapi bencana
dan SPO yang terkait dengan managemen emergensi.
Tujuan khusus:
 Terujinya sistem organisasi penanganan tanggap darurat bencana RSUD
Abepura dalam menghadapi korban masal.
 Terujinya standart prosedur operasional penanganan bencana di RSUD
Abepura.
 Kesiapsiagaan dampak penanganan korban masal yang mungkin dapat
terjadi.

RINGKASAN SKENARIO
Pada hari senin, tangal xxxx bulan xxxx tahun xxxx pukul 09.00 WIT telah terjadi
kecelakaan sebuah truk yang mengangkut peserta wisata, truk terguling dan masuk
kedalam jurang sedalam 30 meter. Kondisi truk rusak parah, penumpang banyak
yang terluka, lokasi dengan puskesmas sekitar 4.5 km yang ditempuh dalam waktu
35 menit dari lokasi kejadian dengan tenaga dokter 1 orang dan perawat 4 orang,
terdapat 1 buah ambulance transportasi yang minim perlengkapan. Rumah sakit
yang terdekat adalah RSUD Abepura yang terletak sekitar 23 km dari lokasi kejadian
yang ditempuh sekitar 120 menit dari lokasi kejadian.
Tahap Informasi
a. Penyampaian Informasi (SPO penerimaan telpon)
 Informasi melalui telpon IRD RSUD Abepura bahwa telah terjadi
kecelakaan truk yang penuh muatan manusia di jalur Arso - Abepura.
 Jumlah korban diperkirakan 20 orang saat ini masih dalam pelaksanaan
evakuasi oleh petugas Puskesmas Koya yang dibantu oleh masyarakat
umum.
 Diperkirakan semua korban akan dievakuasi menuju RSUD Abepura dalam
waktu sekitar 120 menit mendatang.
b. Komunikasi Koordinasi Internal petugas melaporkan ke Ka. IRD
c. Komunikasi Pengendalian Internal
Operasional
a. Tahap kesiapsiagaan : yaitu dengan adanya sistem peringatan dini sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan mulai menyiagakan tim penanganan
bencana RSUD Abepura (SPO kaji cepat kebutuhan)
 Kaji cepat kebutuhan bed penanganan Gadar
 Kaji cepat kebutuhan sumber daya penanganan gadar
 Rekomendasi hasil kaji cepat untuk penetapan status kedaruratan
b. Tahap Penetapan Status Rumah Sakit : dalam situasi tersebut diharapkan ada
rekomendasi tentang penetapan status RSUD guna meng aktivasi organsiasi
tanggap darurat bencana RSUD Abepura (SPO Tingkatan Siaga Bencana)
c. Tahap Aktivasi Pos Komando Bencana RS (SPO Pos Komando)
Dalam tahap ini akan ditetapkan lokasi pos komando tanggap darurat
bencana rumah sakit berserta kelengkapannya, menunjuk pejabat yang akan
mengendalikan penangangan dilapangan.
d. Tahap Operasional.
1). Dalam tahap ini ketua pengendali lapangan bencana lapangan akan :
 Menetapkan operasional penanganan bencana internal RS, pra RS
(SPO penanganan internal RS dan SPO penanganan diluar RS)
 Unit – unit yang diaktivasi lebih dulu (lihat organisasi penanganan
bencana rumah sakit)
2). Penatalaksanaan Korban masal (SPO strategi analisis risiko IRD)
 Menetapkan ruangan yang akan digunakan untuk penanganan korban
berdasarkan analisis kepala IRD
 Penatalaksanaan korban yaitu dengan menetapkan area triage, area
hijau, kuning dan merah serta area hitam.
3). Kesiapsiagaan Dampak Korban masal (SPO K3 )
 Terdapat 2 kasus korban yang mengalami henti jantung (code blue)
 Terdapat kekecewaan anggota keluarga yang marah karena sehingga
terjadi pembakaran sebagaian ruang RSUD (code red)

e. Tahap Konsolidasi
1). Dalam tahap ini ketua bencana RS melaksanakan rapat internal terkait
hasil kegiatan penanganan :
 Laporan penanganan medical suport
 Laporan penanganan management suport
 Laporan penanganan internal emergency
2). Pressrealse, pengembalian fungsi sehari – hari dan evaluasi kegiatan
 Direktur memberikan keterangan pers tentang penanganan bencana
korban masal dan dilanjutkan sesi tanya jawab.
 Direktur menetapkan pengembalian fungsi darurat ke sehari – hari
3). Evaluasi kegiatan
 Komandan simulasi memberikan hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim
evaluasi terkait dengan managemen penanganan bencana di RS.
PELAKU / PESERTA SIMULASI

No PERAN TUGAS URIAN TUGAS P. JAWAB


1. REGU KES. LAPANGAN Mahasiswa sebagai pemeran korban akibat
kecelakaan
2. REGU IRD Mengendalikan penerimaan korban ke fasilitas
RS meliputi triage, tindakan definitive dan
evakuasi interna
3. TIM PENGENDALI Melaksanakan tatalaksana korban dengan
gagal jantung

4. REGU CODE BLUE Melakukan penanganan korbna dengan henti


jantung
NO WAKTU BERITA PERSOALAN TINDAKAN DIHARAPKAN
RIEL ASUMSI DARI KEPADA

1 16 Nop Pkl. Kogla Semua KONDISI PERSIAPAN SIMULASI . Seluruh korban telah di makeup
07.00 penanggung  Menyiapkan korban sebanyak 20 orang yang sesuai dengan tingkat kegawat
jawab terdiri dari : daruratan.
Kasus Hijau : 5 orang
Kasus Kuning : 5 orang Menyiapkan tahapan evakuasi
Kasus Merah : 6 orang korban menuju RSUD Abepura
Kasus Hitan : 4 orang.
 Menyiapkan kendaraan untuk transportasi korban Menyiapkan dokumentasi
Belakang kosong : 2 buah (menyamar sebagai wartawan)
Ambulance : 2 buah
Mobil Polisi : 1 buah
Mobil tertutup : 1 buah
 Menyiapkan pendamping korban : 10 orang
 Alat komunikasi untuk pengendali simulasi.

2 16 Nop. Petugas Petugas Jaga INFORMASI KORBAN MASAL Petugas penerima IRD
Pkl 09.00 Polisi IRD Selamat pagi…. ini dengan Briptu …… menginformasikan menghubungi Ka. IRD.
bahwa telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan Ka. IRD melakukan analisis
banyak korban luka. Saat ini korban masih dalam proses situasi dan melaporkan ke
evakuasi… diperkirakan dalam wakti 1 jam korban akan Direktur upaya yang akan
dievakuasi ke RSUD Abepura, jumlah korban sekitar 20 dilakukan.
orang. Ka. IRD menetapkan status
tingkat bencana
3 09 . . Dir.RSUD Wadir PENETAPAN STATUS BENCANA Wadir Yanmed mengaktivkan
Pkl ....... Yanmed Menyerahkan kepada wadir yanmed untuk organisasi Hosdip dan
mengkoordinasi tindakan penanganan korban masal menetapkan Ka. IRD sebagai
yang akan dikirim ke RSUD Abepura pengendali lapangan
Untuk penanganan korban masal perlu menetapkan penanganan korban masal
status tingkat bencana II Menetapkan status TK 2
Menyiapkan Pos Koordinasi
4 Wadir Ka. IRD PENGALIHAN FUNGSI RUANG UNTUK IRD
Yanmed Mengingat bed UGD telah terisi 90 %, maka dibutuhkan Ka. IRD segera menyiapkan
ruangan lain untuk menampung korban kecelakaan, ruangan lain untuk tatalaksana
sehingga pasien sehari-hari tidak terganggu. korban masal.
5 Ka. IRD Staf IRD PENATAAN FASILITAS PENANGANAN KORBAN
Dibutuhkan tatalaksana untuk penanganan korban Menyusun area triage, area
masal berdasarkan tingkat kegawatan daruratan korban merah, area kuning, area hijau
dan area hitam
Menyiapkan peralatan label
merah, label kuning, label hijau
Menyiapkan papan informasi
korban
6 Ka. IRD Petugas IRD PENERIMAAN KORBAN Pelaku :
Pada tahap 1. Diterima korban sebanyak 5 orang dengan Melakukan tatalaksana korban
kondisi (2 merah, 1 kuning, 1 meninggal dan 1 hijau) Triase, tindakan definitive,
Tahap 2. Diterima 12 kortan (2 merah, 3 kuning, 4 hijau, distribusi internal
3 hitam)
Tahap 3. Diterima 3 korban (1 merah, 1 kuning, 1 hijau
dan 1 hitam).
Ditemukan korban dengan gagal jantung
7 Ka. IRD Wadir PENGEMBALIAN FUNGSI Pelaku:
Yanmed Setelah korban selesai ditangani, beberapa wartawan Managemen mempersiapkan
membutuhkan informasi tentang proses penanganan di ruang cofrence pers.
RS
8 Pengendali Peserta . PENGEMBALIAN FUNGSI Pelaku :
Geladi Melaksanakan evaluasi kegiatan Menyiapkan ruang untuk
evaluasi

Anda mungkin juga menyukai