Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
2019
TANGERANG
DAFTAR ISI
Daftar Isi.....................................................................................................................................1
Gambaran Umum Perusahaan....................................................................................................2
Deskripsi Umum Sistem Penanganan Material..........................................................................5
Gambaran Umum Sistem Penanganan Material............................................................5
Karakteristik Material Yang Ditangani..........................................................................5
Flow Rate Material/ Material Handling........................................................................6
Layout Lantai Produksi..................................................................................................8
Deskripsi Khusus Sistem Penanganan Material.........................................................................9
Perancangan Material Handling Di Perusahaan............................................................9
Standarisasi Material Handling Di Perusahaan.............................................................9
Prinsip Kerja Dari Material Handling Di Perusahaan.................................................10
Prinsip Ergonomi..........................................................................................................11
Prinsip Sistem...............................................................................................................15
Prinsip Otomatisasi......................................................................................................20
Prinsip Lingkungan......................................................................................................21
Prinsip Biaya................................................................................................................21
1
TIP 428 – Sistem Penangan Material 2
Berikut ini contoh produk yang dihasilkan oleh PT. Yoska Prima Inti:
2.2. Air
a. Fisik : Cair.
b. Ukuran/Dimensi : Mengikuti media.
c. Berat : Beragam.
d. Bentuk : -
e. Kondisi Material : Harus pada suhu ruangan, tidak dapat pada suhu yang ekstrim
(Jika suhu terlalu dingin maka air akan membeku sehingga tidak dapat
digunakan, selain itu jika suhu terlalu tinggi maka air akan menguap menjadi
gas).
f. Jenis Material : Jenis material yang diangkut tidak berbahaya, sehingga tidak
memiliki prosedur tertentu dalam proses pemindahan material.
2.3. Cat
a. Fisik : Cair. .
b. Ukuran/Dimensi : Mengikuti media.
c. Berat : Beragam.
d. Bentuk : -
e. Kondisi Material : Pada suhu ruangan, suhu yang ekstrim dapat mempengaruhi
kualitas cat sebagai pelapis terluar dari produk.
f. Jenis Material : Jenis material yang diangkut tidak berbahaya, sehingga tidak
memiliki prosedur tertentu dalam proses pemindahan material.
3. Flow rate material/ material handling
3.2. Air
a. Kapasitas material handling : Tidak terhingga.
b. Jarak :-
c. Kecepatan :-
3.3. Cat
a. Kapasitas material handling : Menggunakan Trolley dengan kapasitas
maksimal 10 kilogram.
b. Jarak : + 100 meter
c. Kecepatan : sesuai kecepatan dorong operator dan berat dari
material yang dipindahkan
4. Prinsip ergonomi
Terdapat SOP (Standard Operating Procedure) yang digunakan dalam
sistem penanganan material, dimana dapat dilakukan secara manual oleh
manusia menggunakan trolley dan ada yang menggunakan forklift. Material
yang diangkut oleh manusia memiliki standard dengan beratnya kurang dari 10
kg. SOP ini menggunakan prinsip ergonomi, dimana mereka melihat jika
mengangkat beban yang terlalu berat dalam waktu dan intensitas yang berulang
cukup lama maka akan membebani kondisi tubuh dari karyawan tersebut. Selain
itu, dapat mengakibatkan penyakit low back pain. Sehingga untuk menghindari
kondisi yang tidak diinginkan tersebut, diperlukan batas maksimum dalam
proses pemindahan material.
Berikut ini adalah beberapa tata cara pengangkatan material yang
diterapkan pada PT. Yoska Prima Inti:
- Pegang erat beban angkat. Hal ini perlu dilakukan agar ketika diangkat
tidak terjatuh dari genggaman pekerja. Posisi yang benar adalah
punggung harus tegak, sedangkan yang ditekuk adalah bagian kaki.
- Tinggi beban tidak melebihi garis mata. Hal ini bertujuan agar tidak
menutupi jarak pandang dari pekerja ketika berjalan untuk
memindahkan barang.
- Gunakan kaki untuk menahan. Hal ini bertujuan agar beban bertumpu
pada kaki dan tidak membengkokkan badan secara berlebih ketika ingin
meletakan atau mengangkat barang.
- Meminta bantuan untuk beban yang sangat berat. Apabila beban yang
dianggap sangat berat, sebaiknya meminta bantuan kepada orang lain
atau menggunakan alat bantu seperti trolley.
Gambar 3.1. Aturan pengangkatan barang pada PT. Yoska Prima Inti
Secara umum, keselamatan pekerja di lantai produksi menjadi tanggung
jawab dari bagian produksi. Keselamatan ini berkaitan dengan resiko
lingkungan kerja dan pengerjaan proses produksi terhadap pekerja. Terkait
dengan keselamatan kerja, perusahaan mendaftarkan para pekerjanya pada
BPJS JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) yang ditangani oleh bagian HRD.
Keselamatan kerja adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam proses
produksi suatu perusahaan, dan perusahaan juga harus memperhatikan
kesehatan dari karyawannya. Keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. YPI
sudah memiliki standar yang cukup baik. Dalam mengontrol keselamatan
selama proses produksi berlangsung, para pekerja diwajibkan menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap. Contoh APD yang digunakan pada
operator adalah helm, sarung tangan, safety shoes, dan pada tempat tertentu
wajib menggunakan kacamata pelindung agar tidak terkena sisaan geram dari
hasil produk. Berikut adalah beberapa contoh APD yang digunakan perusahaan.
5. Prinsip sistem
Berikut ini adalah urutan proses produksi secara umum pembuatan produk pada PT. Yoska
Prima Inti:
Berikut ini adalah layout pemindahan material air dengan menggunakan alat material
handling pipa:
Gambar 3.8. Layout pemindahan air pada PT. Yoska Prima Inti
Digunakan pipa sebagai alat transportasinya karena lebih mudah diakses dan lebih
mudah membagi arah yang digunakan. Pipa disini tidak mengganggu MH lainnya yang ada di
bawah karena pipa ada di langit – langit dan turun langsung ke tempat yang dituju.
Berikut ini adalah layout jalur pemindahan material yang menggunakan alat material
handling forklift
Gambar 3.9. Layout pemindahan material menggunakan forklift pada PT. Yoska Prima
Inti
Penggunaan forklift disini adalah untuk mengangkut benda yang berkuantitas dan
memiliki berat lebih dari 10 Kg, karena pengangkutan ini tidak mungkin menggunakan trolley
yang mana hanya mampu menahan beban sampai 10 Kg. Jalur forklift disini memiliki arah
pergerakan bolak balik.
Berikut ini adalah layout jalur pemindahan material yang menggunakan alat material
handling forklift
Gambar 3.10. Layout pemindahan material menggunakan trolley pada PT. Yoska Prima
Inti
Berikut ini adalah flowchart proses yang terjadi di PT. Yoska Prima Inti (dari raw material
hingga dikirim kepada konsumen):
Penjelasan :
Raw material yang dikirimkan supplier ke PT. Yoska Prima Inti
diangkut menggunakan trolley ke gudang bahan baku untuk dilakukan inspeksi.
Jika pada saat inspeksi ditemukan bahwa material tidak mencapai standar yang
ditentukan maka material akan dikembalikan kepada pihak supplier. Jika
material yang dikirimkan sesuai dengan standar maka, material akan disimpan
agar nanti dapat digunakan untuk proses produksi. Selanjutnya adalah proses
produksi, pada PT. Yoska Prima Inti terdapat beberapa proses produksi yang
terjadi yaitu proses stamping, deep paint, dan welding. Pada proses stamping,
PT. Yoska Prima Inti akan mencetak material sesuai dengan cetakan yang telah
ada. Selanjutnya material akan masuk kedalam proses deep paint, pada proses
ini material akan diwarnai sesuai dengan permintaan konsumen. Setelah setiap
proses dilakukan akan dilakukan inspeksi untuk mengetahui apakah produk
sesuai dengan spesifikasi permintaan konsumen atau tidak, jika produk tidak
sesuai dengan spesifikasi maka akan dilakukan proses produksi kembali agar
sesuai dengan spesifikasi konsumen.
Pada proses stamping terdapat perbedaan penggunaan alat material
handling yaitu pada mesin stamping 200-600 ton memindahkan materialnya
menggunakan forklift karena beban yang diangkut lebih besar (trolley tidak
dapat mengangkutnya). Sedangkan pada proses stamping pada mesin stamping
45-600 T pemindahan material menggunakan trolley. Selanjutnya pada proses
deep paint material akan diangkut menggunakan forklift. Setelah itu dilakukan
proses inspeksi dan pemindahan materialnya menggunakan forklift untuk
pemindahan material dari proses sebelumnya.
Setelah proses produksi selesai, selanjutnya dilakukan proses sub
assembly atau proses perakitan. Proses perakitan pada PT. Yoska Prima Inti
adalah proses welding atau proses pengelasan. Bagian-bagian material akan
disatukan menjadi 1 produk, yang kemudian akan dilakukan inspeksi kembali.
Inspeksi ini disebut juga sebagai final check pada proses ini akan dilakukan
inspeksi produk sebelum dilakukan proses shipping produk ke konsumen.
Pemindahan material dari lokasi final check menuju lokasi shipping
menggunakan forklift.
6. Prinsip otomatisasi
Pada PT. Yoska Prima Inti belum berjalan secara otomatisasi pada
penanganan material handling. Prinsip otomatisasi yang berlaku pada sistem
pemrosesan transaksi, dimana sistem ini merupakan hasil perkembangan dari
pembentukan kantor elektronik sewaktu sebagian dari pekerjaan rutin diotomasi
termasuk untuk pemrosesan transaksi. Pada TPS (Transaction Processing
System), data yang dimasukkan merupakan data-data transaksi yang terjadi.
Selain itu, terdapat beberapa mesin yang sudah dijalankan secara otomatis, yaitu
mesin grinding dan spotting.
7. Prinsip lingkungan
Pada PT. Yoska Prima Inti memiliki sirkulasi udara yang baik pada
lantai produksinya, sehingga pada lantai produksi memiliki suhu ruangan.
Selain itu, terdapat beberapa ventilasi berupa jendela pada PT. Yoska Prima Inti.
Pekerja selalu melakukan pembersihan lantai produksi menjelang waktu pulang
(15 menit sebelum waktu pulang) sehingga lingkungan pada lantai produksi PT.
Yoska Prima Inti menjadi bersih dan nyaman.
Pada PT. Yoska Prima Inti menggunakan dua jenis material handling
yakni trolley dan juga forklift. Pada PT. Yoska Prima Inti, penggunaan alat
material handling forklift lebih sering digunakan daripada penggunaan alat
material handling trolley. Penggunaan alat material handling trolley hanya
digunakan untuk pemindahan bahan baku atau barang setengah jadi (work in
process) ke proses selanjutnya (dengan berat maksimal material 10 kilogram).
Untuk penggunaan trolley pada PT. Yoska Prima Inti tidak
menggunakan bahan bakar selain tenaga manusia. Sedangkan untuk alat
material handling berupa forklift menggunakan bahan bakar bensin. PT. Yoska
Prima Inti melakukan peminjaman alat material handling trolley dari
perusahaan lain (5-8 jam perhari). PT. Yoska Prima Inti melakukan peminjaman
alat material handling forklift dengan bahan bakar bensin karena forklift jenis
ini lebih ramah lingkungan dan tidak menghasilkan asap yang tebal sehingga
tidak mengganggu proses dilantai produksi (indoor). Sedangkan alat material
handling trolley, PT. Yoska Prima Inti sudah memilikinya sehingga tidak
mengeluarkan biaya tambahan lainnya seperti alat material handling forklift.
8. Prinsip biaya
Biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses
material handling adalah untuk penyewaan dari pada forklift yang ada.
Perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 5.000.000,- untuk satu buah
forklift 5 ton per shift, dengan minimal durasi peminjaman 7 shift. Pada PT.
Yoska Prima Inti terdapat 2 shift kerja setiap harinya dan hari kerja aktif
sebanyak lima hari (Senin-Jumat). Jadi setiap minggunya PT. Yoska Prima Inti
melakukan peminjaman sebanyak 10 shift dan untuk setiap bulannya PT. Yoska
Prima Inti melakukan peminjaman sebanyak 40 shift. Sedangkan perusahaan
menggunakan 3 buah forklift selama proses produksi, sehingga total biaya
peminjaman forklift menjadi Rp. 200.000.000,- perbulannya. Perusahaan
melakukan proses penyewaan terhadap forklift dikarenakan pada awalnya
perusahaan memiliki forklift, namun karena pihak dari pada maintenance yang
kurang dapat merawat sehingga forklift yang ada menjadi rusak, selain itu biaya
maintenance yang dikeluarkan untuk perawatan forklift sendiri pun cukup
mahal. Biaya yang dikeluarkan tersebut, belum termasuk bahan bakar bensin
untuk menjalankan forklift.