i
ii
ABSTRAK
Waliyuddin Sammadikun, Ragil Budiarto
PKL PT Lotte Chemical Titan Nusantara
Cilegon
Teknik Kimia
Universitas Negeri Semarang
Tahun 2018
Polietilena adalah termoplastik yang digunakan secara luas oleh konsumen
produk sebagai kantong plastik. Polietilena merupakan polimer yang terdiri dari
rantai panjang monomer etilena (etena). HDPE dengan densitas 0.941 g/cm3.
HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan
antar molekul yang sangat tinggi dan kekuatan tensil.. LLDPE memiliki densitas
0.915–0.925 g/cm3. LLDPE memiliki kekuatan tensil yang lebih tinggi dari
LDPE, dan memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan. PT Lotte
Chemical Titan Nusantara (LCTN), merupakan sebuah perusahaan penghasil
polyethylene (PE) dengan kapasitas terbesar di Indonesia. PT LCTN berlokasi di
Cilegon. Produk yang dihasilkan PT LCTN yaitu High Density Polyethylene
(HDPE) dan Linier Low Density Polyethylene (LLDPE). Tujuan kegiatan PKL ini
adalah mengaplikasikan ilmu yang didapat melalui perkuliahan di dunia nyata
industri. Adapun manfaat yang diperoleh yakni membina hubungan baik antara
Perguruan Tinggi dengan perusahaan.
Metode pengumpulan data yang kami lakukan adalah dengan mengunjungi
laboratorium riset dan pengembangan PT. LCTN, ruang kendali kontrol (control
room), ruang maintenance, dan terjun secara langsung di lapangan. Sebagian besar
waktu PKL dilakukan di lapangan kerja untuk melihat secara langsung proses
yang terjadi di pabrik pengolahan etilena menjadi polietilena dengan katalis
ziegler-natta dalam reaktor fluidized bed reactor.
Reaksi pembuatan politilen berlangsung secara eksotermis. Suhu dalam reaktor
fluidized bed reactor di jaga agar tidak melebihi 94oC. Hal ini disebabkan apabila
reaksi berada dibawah suhu 94oC maka reaksi akan berjalan lambat sedangkan
apabila lebih dari itu reaksi akan membuat munculnya aglom. Untuk menjaga
suhu didalam reactor digunakan 2 buah gas cooler yaitu primary gas cooler (E-
400) dan final gas cooler (E-401) Dengan demikian studi yang kami ambil pada
kegiatan PKL ini adalah menghitung kebutuhan pendingin, efisiensi, serta fouling
factor final gas cooler train 3 di PT Lotte Chemical Titan Nusantara.
Kesimpulan yang diperoleh adalah kebutuhan air pendingin (36,1 C) untuk
menurunkan suhu air keluaran (55,54 C) dari final cooler 3-E-401 menjadi 53,2 C
sebesar 3433,27 Ton/jam dengan nilai efisiensi final cooler 3-E-401 sebesar
82,9% 3 serta fouling factor sebesar 0,0001 s.m2.K/W sedangkan data desain
sebesar 0,0003 s.m2.K/W. Saran untuk studi ini adalah perawatan rutin final gas
cooler yaitu dengan melakukan pembersihan secara berkala. Apabila tidak
dilakukan, maka dikhawatirkan akan terjadi pembentukan kerak pada bagian tube
dan ini akan menyebabkan pertukaran panas semakin berkurang.
Kata Kunci : Polietilena, efisiensi, heat exchanger
iii
KATA PENGANTAR
Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan laporan ini dan berbagai sumber yang telah
Kerja Praktek ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh
ini disusun sebagai pelengkap kerja praktek yang telah dilaksanakan lebih kurang
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan masukan masukan kepada kami. Untuk itu kami
1. Dosen
Kami menyadari bahwa asih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan
Terima kasih
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... I
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... II
ABSTRAK........................................................................................................III
KATA PENGANTAR ...................................................................................... IV
v
2.8.1. Tahap Pemurnian Bahan Baku .................................................. 29
2.10.4 Spesifikasi alat pada additive and palletizing unit (APU) ..............51
2.10.5 Spesifikasi alat pada product and bagging unit (PBU) ....................57
2.11 Kesimpulan dan Saran
2.11.1 Kesimpulan ..................................................................................... 53
2.11.2 SARAN............................................................................................ 53
2.12 Tugas khusus ............................................................................................. 60
vi
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel kompoisi Ethylene....................................................................... 9
2.2 Tabel komposisi butene ...................................................................... 10
2.3 Tabel komposisi hidrogen ................................................................... 10
2.4 Contoh polimer alam .......................................................................... 16
2.5 Contoh polimer sintesis ....................................................................... 17
vii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Struktur organisasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara ................... 5
2.2 Denah Lokasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara ............................ 8
3.1 Proses Flow Diagram train 3 ............................................................... 37
2.1 Profil Temperatur Aliran Counter-Current (Kern,1983) ................ 66
2.2 Profil Temperatur Aliran Co-Current (Kerm, 1983) ....................... 67
viii
BAB 1 PENDAHULUAN
produk sebagai kantong plastik. Sekitar 80 juta metrik ton plastik ini
adalah HDPE dan LLDPE. HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi
atau sama dengan 0.941 g/cm3. HDPE memiliki derajat rendah dalam
percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul yang sangat tinggi dan
pembuat botol susu, botol/kemasan deterjen, kemasan margarin, pipa air, dan
lebih tinggi dari LDPE, dan memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap
tekanan.
1
PT Lotte Chemical Titan Nusantara (LCTN), merupakan sebuah
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah wajb di
dan pengetahuan praktis serta terlibat aktif secara langsung di lapangan, yang
di lapangan. Selain itu, PKL juga lebih dapat memahami konsep-konsep non-
Chemical Titan Tbk khususnya pada bagian proses di dalam industri, maka
kami berharap dapat menerapkan hasil studi (terutama dari mata kuliah yang
membahas tentang energi seperti mata kuliah Proses Industri Kimia dan
Neraca Energi). Selain itu dengan melihat secara langsung proses yang terjadi
2
1.2. Tujuan dan manfaat
1.2.1 Tujuan
b) Mengenal secara umum kondisi industri baik sejarah, lay out maupun
aktivitas proses maupun kegiatan lain yang ada di PT. Lotte Chemical
Titan Tbk
Negeri Semarang dengan pihak PT. Lotte Chemical Titan Tbk. Dalam
1.2.2 Manfaat
3
membina hubungan baik antara Perguruan Tinggi dengan
teknologinya.
b) Bagi Perusahaan
c) Bagi Mahasiswa
yang berlokasi di jalan Raya Merak 116 Desa Rawa Arum Cilegon
4
Praktik Kerja Lapangan di PT Lotte Chemical Titan Nusantara
\\\\\\\\\\\\\\\\\\
5
BAB 2 ISI
2.1 Sejarah
pada awalnya perusahaan ini didirikan dengan nama Pt indofatra Plastik Industri
dan berubah nama menjadi PT Fatrapolindo Nusa Industri pada tahun 1989. Pada
tahun 1990 LCT mulai beroperasi untk memproduksi BOPP film dengan kapasitas
8000 mt dan pada tahun ini LCTN didirikan dengan nama PT Petrokimia
Nusantara Interindo. Pada tahun 1993 LCTN menambah Fasilitas Pabrik yang
pertama kali untuk produk PE sebesar 50.000 MT per tahun serta menambah
kapasitas produksi lanjutan untuk produk PE sebesar 200.000 MT per tahun. Total
kapasitas mencapai 450.000 MT per tahun pada tahun 1998. Pada tahun 1999
LCT menambah kapasitas produksi kedua untuk produk BOPP Film dengan
kapasitas sebesar 12.000 MT per tahun setelah tahun 2006 LCTN berganti nama
CHEMICAL TITAN Group di Malaysia (d/h Titan Chemicals Group) dan pada
LCTN sebagai anak perusahaan tidak langsung dari LCT serta LCT berganti nama
menjadi PT Titan Kimia Nusantara Tbk. Pada 2010 Lotte Chemical Corporation,
dari LOTTE Group mengakuisisi LOTTE CHEMICAL TITAN Holding Sdn Bhd,
Malaysia beserta anak perusahaannya termasuk LCT dan LCTN. Pada tahun 2013
6
PT Titan Kimia Nusantara, TBK berubah nama menjadi PT LOTTE CHEMICAL
TITAN, Tbk. (LCT) dan PT Titan Petrokimia Nusantara berubah nama menjadi
Director yang berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh Vice President Director
Corsec/Independent Director.
7
Gambar 2.1. struktur organisasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara
8
2.3 Lokasi dan Tata Letak Pabrik
Bangunan satu dengan yang lain terpisah oleh jalan berbentuk blok-blok sehingga
setempat
petrochemicals Indonesia
baku (ethylene dan butene) yang diimpor dari Luar Negeri dan dapat
9
misalnya:Treated cooling water (TCW), Cooling Water
Area pabrik PT. Lotte Chemical Titan Nusantara dibagi menjadi 2 area
a) area 1 terdiri dari area utilitas dan area core common yang berfungsi
Plant Air, Stream Generation, Fuel Oil Storage, Plant Flare and vent.
b) Area 2 terdiri dari train 1 train 2 train 3 yang merupakan area utama
10
Polimerization Unit (PU), Additive and Peletizing Unit(APU) product
11
Gambar 2.2. denah lokasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara
12
2.4 Bahan Baku Dan Produk Yang Dihasilkan
Komposisi % volume
CO Maks 0,00002
O2 Maks 0,09966
b) bahan pendukung
13
butene (C4H8) digunakan sebagai pengatur densitas pada
Komposisi % Volume
H2 Maks 0,001
O2 Maks 0,001
CO Maks 0,001
14
juga sebaliknya. Met indeks diatur oleh ratio hydrogen
Komposisi % Volume
H2 Min 98
O2 Maks 0,67
CO Maks 0,33
Wujud : gas
15
MgCl2, dan BuMgCl. Sylopol di beli dari luar negeri dalam
dibuka
berikut:
Bentuk : Pellet
16
Warna : Putih
Ukuran : 5-10 mm
harus diolah dan didistilasi agar menjadi solvent yang baik yang
17
dapat digunakan dalam produksi katalis dan prepolimerisasi. Oleh
solvent yang bersih yang dipakai dalam unit persiapan katalis dan
Penghilangan air
18
2.6 Polimer
Polimer berasal dari 2 kata yaitu poly dan meros dengan kata lain polimer
adalah sejumlah molekul besar yang terdiri dari unit unit yang berulang yang
polimer inorganik. polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang,
terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer.
Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak
polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer adalah plastik dan DNA.
menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer. Manusia sudah
permen karet. Tapi industri polimer modern baru mulai berkembang pada masa
sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai
neoprene, polystyrene, dan nilon pada tahun 1930-an yang memulai ‘ledakan’
polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan
19
abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara
alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam
nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi. Contoh senyawa yang
termasuk polimer adalah karbohidrat, protein, lemak, karet alam, dan sejumlah
tereftalat PET, plastik polivinil chloride PVC, plastik polistirena PS, teflon, dan
nilon.
yaitu panjang rantai, gaya antarmolekul, percabangan dan ikatan silang antarrantai
polimer. Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh
polimernya, maka senyawa polimer akan semakin kuat dan semakin sulit
leleh.Rantai polimer yang memiliki cabang banyak akan memiliki daya regang
jaringan menjadi kaku, sehingga bahan polimer menjadi keras dan rapuh. Semakin
banyak ikatan silang yang dimiliki oleh polimer, maka polimer akan semakin
mudah patah.
sedangkan polimer yang tidak mempunyai ikatan silang akan besifat termoplastik.
Termosetting merupakan jenis polimer yang tetap keras dan tidak bisa lunak
ketika dikenai panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu pada saat
20
pembuatannya. Jadi apabila setelah pecah tidak dapat disambung kembali. Contoh
panas dan mengeras kembali setelah didinginkan. Artinya polimer jenis ini dapat
dipanaskan berulang-ulang. Contoh polimer yang masuk jenis ini adalah jenis
plastik seperti polietilena PE, plastik poliproilena PP, plastik polietilen tereftalat,
a. Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari
makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada tabel dibawah ini
21
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut
dapat terjadi karena karet alam tidak tahan terhadap minyak bensin atau
minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol
(suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar
b. Polimer Sintesis
terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli
22
Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang penggunaannya
produksi ban yang elastis terhadap jalan raya. Ahli kimia saat ini sudah
yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Polivinil
6. Dakron Metil tereftalat dan etilena glikol atau tekstil (wol sintetis)
7. Nilon Tekstil
Asam adipat dan heksametilena
23
diamin
b. Kopolimer, yaitu jenis polimer yang terdiri dari dua atau lebih
—. Polimer jenis ini sendiri terdiri atas 4 jenis, yaitu sebagai berikut :
24
berselang-seling adanya dalam rantai polimer. Strukturnya
meliputi …-A-B-A-B-A-…
…-A-A-AA-B-B-B-B-A-A-A-A-…
A-B-B-A-A…
sehingga akan meliat bila dipanaskan dan bisa dibentuk sesuai dengan
keinginan.
25
b. Polimer Termoset, yakni jenis polimer tahan panas yang tidak akan
a. Polimer Linier, yakni jenis polimer yang tersusun satu sama lain
normal dan bisa larut dalam beberapa pelarut. Contohnya yaitu PVC,
26
adisi-kondensasi dan sistem pertumbuhan rantai bertahap. Bentuk lain
a. Polimerisasi Kondensasi
dilepaskan biasanya adalah air. Selain itu, metanol juga sering dihasilkan
air dengan jumlah (n-1). Pada polimerisasi selulosa, dua monomer glukosa
27
Contoh lain polimer kondensasi adalah poliester, polikarbonat, poliurea,
b. Polimerisasi Adisi
dipacu oleh suatu intermediet, yang biasanya berupa radikal, anion atau
28
Berdasarkan jenis intermediet, polimerisasi adisi dapat dikategorikan
sebagai inisiator.
29
ini akan berperan pada tahap propagasi untuk membentuk rantai
adalah asam fosfat dan asam sulfat, yang berperan sebagai inisitor.
kita. Sebut saja tas kresek yang kita gunakan setiap hari. tas kresek yang
tiap hari kita pakai dengan segala macamnya berasal dari polimer. Berikut
30
2.7.1. Manfaat Polimer Plastik
Polietena
punya titik didih 110o C dan banyak dimanfaatkan untuk botol, film,
Polipropilena
Polivinilklorida(PVC)
Teflon(PTFE)
kimia, tak mudah terbakar, isolator listrik dan panas yang baik, tak
31
mencucinya. Banyak ibu-ibu pasti merasakan manfaat polimer satu
ini.
PolivinilAsetat(PVC)
Polistirena
PolimetilMetakrilat(PMMA)
terbang.
Karet Alam
Karet alam terdiri dari rangkaian isoprena yang berasal dari alam.
32
Styrena Butadiena Rubber (SBR) : kalau yang alami kita punya
karet alam kalau yang sintesis kita punya SBR. Manfaat polimer
a. Nilon 66
b. Orlon (Poliakrilonitril)
c. Dacron (Ploetilentreftalat)
2.7.4 Ethylene
Chemistry)-nya adalah etena, yang termasuk dalam jenis alkena yaitu senyawa
Senyawa ini memiliki berat molekul sebesar 28,05 gram/mol, densitasnya sebesar
33
1,178 kh/m3, kelarutan didalam air-nya sebesar 3,5mg/100Ml, berwujud gas tidak
2.7.5 polietilena
digunakan secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong plastik. Sekitar 80
adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena (IUPAC: etena).
Di industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan PE, perlakuan yang sama
Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. Dua grup CH2 bersatu dengan
polimetilena.
tidak sengaja oleh Eric Fawcett dan Reginald Gibson pada tahun 1933 difasilitasi
34
ICI di Northwich, inggris. Ketika memperlakukan campuran etilena dan
yang sama seperti yang didapatkan oleh pechmann. Reaksi diinisiasi oleh
keberadaan oksigen dalam reaksi sehingga sulit memproduksinya pada saat itu.
Namun , Michael Perrin, Ahli kimia ICI lainnya berhasil mensintesisnya sesuai
harapan pada tahun 1935, dan pada tahun 1939 industri LDPE pertama dimulai
polyethylene) (UHMWPE)
(HMWPE)
polyethylene) (HDXLPE)
(LLDPE)
35
Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density polyethylene)
(VLDPE)
a. UHMWPE
hingga jutaan. Biasanya berkisar antara 3.1 hingga 5.67 juta. Tingginya
dengan teknologi katalis, dan katalis Ziegler adalah yang paling umum.
kimia, jenis plastik ini memiliki aplikasi yang luas. UHMWPE digunakan
sebagai onderdil mesin pembawa kaleng dan botol, bagian yang bergerak
dari mesin pemutar, roda gigi, penyambung, pelindung sisi luar, bahan anti
peluru, dan sebagai implan pengganti bagian pinggang dan lutut dalam
operasi.
b. HDPE
memiliki kekuatan antar molekul yang sangat tinggi dan kekuatan tensil.
36
botol susu, botol/kemasan deterjen, kemasan margarin, pipa air, dan
tempat sampah.
c. PEX
d. MDPE
e. LDPE
yang berarti tidak akan berubah menjadi struktur kristal. Ini juga
f. LLDPE
37
dengan kopolimerisasietilena dengan rantai pendek alfa-olefin (1-butena,
yanglebih tinggi dari LDPE, dan memiliki ketahanan yang lebih tinggi
terhadap tekanan.
g. VLDPE
Melihat kristalinitas dan massa molekul, titik leleh, dan transisi gelas sulit
menengah dan tinggi, titik lelehnya berkisar 120oC hingga 135oC. Titik leleh
Kebanyakan LDPE, MDPE, dan HDPE mempunyai tingkat resistansi kimia yang
sangat baikdan tidak larut pada temperatur ruang karena sifat kristalinitas mereka.
dalam hidrokarbon aromatik seperti toluena atau xilena, atau larutan terklorinasi
38
2.8 Proses Produksi
ethylene yang telah bebas dari sulphur keluar dari bagian bawah
sulfur absorber
39
acetylene hidrogenator kemudian dilewatkan katalis palladium dan
40
Untuk menghilangkan air dari butene dilakuka didalam butene
butene yang sudah terbebas dari kandungan air keluar lewat bagian
atas
katalis jenis ini dibeli dari luar negri dalam keadaan siap pakai, sehingga
Katalis akan disimpan di dalam tote bin didalam tote bin katalis akan
disimpan untuk pesediaan, dari tote bin katalis akan di alirkna kedalam
akan di lanjutkan ke top stock pipe dan nitrogen akan dibuang melalui
venting. selanjutnya katalis akan dibawa menuju top stock pipe dengan
sama dengan D-384 yaitu sekitar 0,5 bar agar katalis bias turun, sebelum
tekanan di release valve yang ada di antara top stock pipe dan bottom
41
stock pipe ditutup terlebih dahulu agar tekanan didalam bottom stock
top stock pipe valve yang ada diatas ditutup dan tekanan didalam stock
sampai 30 bar hal ini bertujuan agar tekanan antara top stock pipe dan
bottom pipe sama sehingga katalis dapat turun ke bottom stock pipe
reactor katalis akan melewati dossing valve, alat ini berfungsi untuk
Pada polimerisasi di train 3 tidak jauh beda dengan dengan train 1 dan
train 2 bedanya train 3 tidak memiliki system bottom take off seperti
yang ada pada train 1 dan 2 selain iu train 3 juga tidak melalui
42
Bagian silinder terdiri dari fluidized bed yang dilengkapi dengan
Pada saat start pembuatan polimer didalam reaktor diisi powder setinggi
airnya. Proses pemurnian bahan baku ini sangat penting untuk produk
compressor(C400) suhu gas reaktan akan naik sampai 70oC sehingga perlu
kedalam reactor R-400 hal ini bertujuan untuk menjaga temperature reaksi
R-400
43
terjadi. Namun apabila terjadi penumpukan disuatu titik sehingga proses
fluidisasi tidak terjadi di titik tersebut, dengan adanya suhu yang tinggi
titik tersebut akan menjadi aglom atau gumpalan powder. Gas reaktan
yang tidak bereaksi akan meninggalkan reactor melalui bagian atas
reactor. Reaksi polimerisasi berlangsung secara eksotermal sehingga dapat
untuk menjaga suhu reactor tetap dibawah suhu 90-95oC digunakan 2
pendingin dari primary gas cooler dan final gas cooler untuk menjaga
suhunya, selain itu juga memanfaatkan pendinginan gas etilen dan gas
bitene yang meninggalkan reaksi melalui bagian atas reactor sebagai
pendingin. Polimerisasi berhenti pada saat hydrogen bereaksi dengan
rantai polimer dimana konsentrasi monomer berkurang
Campuran gas etilen, butene dan fines yang keluar dari reactor
akan dipisahkan melalui gas cyclone sehingga fines dan gas etilen serta
hydrogen terpisah, fines akan diinjeksikan kembali kedalam reactor
dengan bantuan main compressor sedangkan butene dan etilen akan
dialirkan kedalam primary gas cooler untuk didinginkan dari suhu 92 ke
suhu 62oC gas yang sudah dingin akan dikembalikan kedalam reactor
bersamaan dengan feed gas baru.
44
degaser bertekanan 0,5 bar, didalam primary degasser terjadi pemisahan
antara powder dan gas hidrokarbon, hidrokarbon yang ter pisah akan di
kembalikan ke dalam primary cooler dengan bantuan recycle compressor
dengan 3 stage compressor untuk menaikan tekanan dari 0,5 ke 25 bar,
penggunaan 3 stage ini bertujuan agar suhu yang diakibatkan dari
komresor tidak terlalu tinggi.powder yang telah terpisah dari hidrokaron
akan di alirkan kedalam feed hopper(d427) dengan rotaring valve yang
akan mengatur lewatnya powder, dari feed hopper di alirkan menuju gas
filter dengan bantuan nitrogen low preassure yang dihasilkan oleh
conveying blower yang akan mengalirkan powder menuju gas filter.
Didalam gas filter terjadi pemisahan antara powder dan gas nitrogen,
nitrogen yang telah terpisah akan di make up untuk digunakan kembali
untuk mengconveying di dalam conveying blower (C-430) dan powder
yang telah terpisah akan dialirkan ke dalam secondary degaser(D-430)
dengan dialirkan secara grafitasi dengan bantuan rotaring valve didalam
secondary digaser (D-430) hidrokarbon yang masih terperangkap didalam
powder akan di hilangkan dengan nitrogen panas sehingga hidrokarbon
terabsorpsi dan di buang melewati polymer cyclone filter(S430) untuk
memisahkan fines dan dialirkan menuju VRU(vent recovery unit). Setelah
dipisah kan dari hydrogen, diharapkan sudah tidak ada lagi hydrogen yang
masih didalam powder polietilen kemuadian powder dialirkan kedalam
vibrating screen (s-440) secara grafitasi. Didalam vibrating screen terjadi
pemisahan antara powder yang sesuai dengan standard an powder yang
tidak sesuai ukuran. Powder yang sesuai dengan spesifikasi akan dialirkan
ke final degasser (D-440) melalui rotary valve didalam final degasser
dihilangkan gas buten dan etilen yang terakhir dengan menggunakan gas
nitrogen panas, selain itu juga didalam final degasser terjadi deaktifasi
katalis dan co-katalis dimana katalis akan tidak ketika atom oksigen dari
steam bereaksi dengan sisi aktif katalis sehingga tidak terjadi polmerisasi
proses ini dilakukan dengan menggunakan steam panas, steam panas yang
dialirkan didalam final geddaser sebelumnya di panaskan melalui (E-445).
45
powder yang telah diolah didalam final deggaser dialirkan kedalam
storage bin(D465) melalui rotary valve
yaitu:
Normal feeding
810)
Tween feeding
Consecutive feeding
bin(H-810)
46
Consecutive feeding dilakukan apabila terjadi penggantian grade
dijaga agar tidak melebihi 60Oc maka dari itu dialirkan cooler di
jaketnya dengan suhu masuk 32 dan suhu keluar 51oc tujuan dari
bersamaan dengan powder dari virgin powder bin dan rerun silo
47
berbentuk seperti pallet, pisau tersebut berada didalam air dengan
48
menggunakan udara sebagai media pembawa yang di suplai dari
49
Gambar 3.1 Proses Flow Diagram train 3
2.9 Utilitas
proses pabrik. Keberadaan unit ini berguna untuk mensuplai kebutuhan pokok
untuk memproduksi produk dari pabrik, dalam Lotte Chemical Titan Nusantara
terdapat 6 utilitas :
1. Jetty
2. Penyediaan air
50
4. Penyediaan steam
2.9.1 Jetty
Jetty adalah pelabuhan kecil di pabrik yang sering dipergunakan untuk bersandarnya
kapal yang membawa bahan baku seperti etilene dan butene-1. Jetty PT. Lotte Chemical
a) Loading Arm adalah suatu sarana untuk mengambil muatan dari kapal ke PT.
manifold . Loading arm ini digerakkan oleh dua buah pompa hidrolik.
b) Dua unit fire monitor yang berfungsi untuk memadamkan tangki-tangki kapal
c) Dua unit mooring dolphin yang dilengkapi quick release hook dan electric motor
e) Jetty head control cabin, sebagai pusat pengontrolan selama off loading .
f) Approach way spray water system adalah jembatan yang menghubungkan kapal
dan daratan untuk mengevakuasi pada saat darurat. Laju alir pemindahan
ethylene dari kapal adalah 350 ton/jam, sedangkan untuk butene-1 145 ton/jam
51
Pada unit penyediaan air ini meliputi sea water intake system, treated cooling
Sea water intake ini berfungsi sebagai pensuplai air yang berasal dari
air laut yang akan mensuplai media pendingin cooling water system pada
TCW, Fire water, Spray water traveling screen. Proses unit ini dimulai dengan
air laut yang melewati area SWI melalui suction yang terletak 400 m dari
pantai untuk mencegah pasir supaya tidak masuk kedalam suction sebelum
dipompa kedalam area pengolahan. Air laut di saring di bar screen untuk
screen yang akan meyaring samapah yang lolos dari bar screen. Air yang telah
exchanger yang slanjutnya digunakan sebagai umpan boiler dan sebagian lagi
pendingin yang telah dipakai atau disebut Cooling water return. Fungsi air
52
pendingin sendiri berfungsi untuk mendinginkan proses yang ada di plant. Air
laut yang digunakan sebagai media pendingin pada TCW dipompa dengan sea
water pump setelah melewati sea water intake, kemudian diaring didalam sea
water filter dan sea water basket filter untuk memfilter kotoran yang masih
lolos. Air laut yang telah disaring akan dibawa menuju TCW Cooler bersama
denan cooling water return dari proses. Setelah dari cooler, air dibawa ke
mendinginkan primary gas cooler dan final gas cooler adalah sekitar 60% pada
keadaan normal dan 70% pada keadaan darurat. Dalam tcw digunakan sand
filter, hal di diamksudkan untuk mencegah partikel kecil seperti besi atau
partikel padatan lain yang berasal dari cooling water treatment selain itu sand
filter juga digunakan untuk mencegah menurunnya kualitas air dan mencegah
korosi.
Fungsi dari air pendingin pada arean proses sendiri meliputi proses pada
primary gas cooler, final cooler, reactor loop, fire water, dan media pemindah
c. Potable Water
kebutuhan rumah tangga seperti bulding tank, safety shower, eye washer dan
53
house keeping,. Pada saat ini kebutuhan dai potable water disuplai dari luar.
Air yang dibeli akan dimasukan ke dalam potable water tank melalui stone
filter dan cone screen untuk mencegahn benda asing masuk kedalam tanki.
d. Demin water
Proses pembuatan dari demin water yaitu berbahan baku dari potable water
yang di proses dalam ion exchanger. Demin water ini digunakan untuk trated
dengan 2dengan menggunakan 8 buah trafo. Tiap tiap trafo tersebut digunakan
unit penghasil steam yang akan digunakan pada proses dengan menggunakan
alat boiler. Prinsip kerja dari alat ini yaitu fire tube dengan air yang akan
54
dipanaskan berada diluar tube(didalam shell boiler) dan gas pemanas ada
didalam tube
stand by apabila ada kerusakan pada pompa pertama. Boiler yang digunakan
adalah jenis fire tube boiler dengan kapasitas produksi steam 255.360m3/jam
per boiler.
Bahan bakar yang digunakan bersumber dari fuel oil dan waste solvent.
Fuel oil ditransfer dari fuel oil service tank melalui burning pump dan akan
bercampur dengan waste solvent dari waste solvent service tank pada discharge
line. Bahan bakar masuk ke furnace pada tekanan 3 barg. Namun untuk
a) Nitrogen supply
dan train 2 dalam bentuk high pressure dan medium pressure sedangkan
train 3
55
i.Nitrogen High Pressure(NPH)
NPH yang berasal dari PT UAP ditampung di NPH receiver. NPH yang
adalah:
reactor
proses polimerisasi
NMH yang berasal dari PT uap mempunyai tekanan 7 barg dengan laju
instrument air
iii.Hydrogen supply
56
Bahan bakar yang digunakan di PT Lotte Chemical Titan Nusantara adalah
fuel oil dan LPG. Untuk fuel oil dibeli dari luar dan dialirkan ke fuel oil
m3. Fungsi dari fuel oil adalah sebagai bahan bakar boiler, steam
generation, incinerator dan fire water diesel pump. Sedangkan LPG dibeli
96,5 m3 yang berwujud cair dan uap. LPG cair didistribusikan sebagai bahan
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 25 m
Diameter : 23 m
57
Temperature : -103oC
Volume : 26.366 m3
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 18 m
Diameter : 18 m
Temperature : 26-30oC
Jumlah :1 unit
Buatan : jepang
Tahun : 1991
58
Bahan Konstruksi : Stainless steel
Tinggi : 3.400 mm
Diameter : 1.040 mm
Temperature : 40-90oC
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 3.400 mm
Diameter : 1.040 mm
Temperature : 40-90oC
Jumlah : 1 unit
59
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 3.400 mm
Diameter : 1.040 mm
Temperature : 90oC
Volume : 10,9 m3
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 3.400 mm
Diameter : 1.040 mm
Temperature : 90oC
Volume : 10,9 m3
60
2.10.3 Spesifikasi alat pada Unit Polimerization (PU)
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 30.000 mm
Diameter : 5000-5350 mm
Tekanan : 20 barg
Kapasitas : 872 m3
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 1.400 mm
61
Diameter : 600 mm
Tekanan : 20 barg
Temperature : 90oC
reaktor
Jumlah : 2 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Panjang
Shell : 3.000 mm
Tube : 2.840 mm
Diameter
Shell : 500 mm
Tube : 30 mm
Temperature
Shell : 36-49oC
Tube : 61-94OC
Tekanan
Shell : 20 barg
62
Kapasitas
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 1.400 mm
Diameter : 600 mm
Tekanan : 20 barg
Jumlah : 4 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
63
Tinggi : 850 mm
Diameter : 300 mm
Kapasitas : 0,15 m3
polietilene
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
64
Bahan Konstruksi : stainlees steel
Tinggi : 3.750 mm
Diameter : 1.400 mm
Temperature : 76-94oC
h) Rotary Valve
Jumlah : 6 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 600 mm
Diameter : 450 mm
Temperature : 76-94oC
Kapasitas : 12.000-21.750 m3
Jumlah : 1 unit
Buatan : Singapura
Tahun : 1991
65
Bahan Konstruksi : stainlees steel
Tinggi : 4.700 mm
Diameter : 1.725 mm
Temperature : 76-94oC
j) Blower (C-430)
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 3.750 mm
Diameter : 1.400 mm
Temperature : 76-94oC
Kapasitas : 68 m3/menit
lebih dari 12 mm
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
66
Bahan Konstruksi : stainlees steel
Tinggi : 1.400 mm
Diameter : 800 mm
Temperature : 90-100oC
dalam powder
Jumlah : 1 unit
Buatan : Singapura
Tahun : 1991
Tinggi : 6400 mm
Diameter : 2.250 mm
Temperature : 90-100oC
Kapasitas : 100 m3
Jumlah : 1 unit
Buatan : Surabaya
67
Tahun : 1991
Tinggi : 2500 mm
Diameter : 1550 mm
Temperature : 38-80oC
Kapasitas : 0,97m3
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 2500 mm
Diameter : 1550 mm
Temperature : 34-50oC
Kapasitas : 1220 m3
68
Fungsi : Menampung polyethylene powder yang
under quality
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 21.400 mm
Diameter : 6.700 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 37-40oC
Kapasitas : 672 m3
normal quality
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 9.300 mm
Diameter : 3.000 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 80oC
Kapasitas : 71,5 m3
69
c) Virgin Powder Weight Feeder (M-810)
powder yang akan masuk ke extruder dari virgin powder bin (H-
810)
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 5.100 mm
Diameter : 1.500 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 80oC
Kapasitas : 750-950 kg
Jumlah : 2 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 5.100 mm
Diameter : 1.500 mm
Tekanan : atmosfer
70
Temperature : 80oC
Kapasitas : 6 m3
810)
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 7.340 mm
Temperature : 80oC
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 5.100 mm
71
Diameter : 1.500 mm
Temperature : 80oC
Kapasitas : 6 m3
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 8.600 mm
Diameter : 2.300 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 50oC
Kapasitas : 30,7 m3
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
72
Tahun : 1991
Tinggi : 5.100 mm
Diameter : 1.500 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 50oC
Kapasitas : 6 m3
i) Extruder (X-840)
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 1.600 mm
Diameter : 5547 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 235-255oC
j) Pellet Dryer(R-847)
Jumlah : 1 unit
73
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 3455 mm
Diameter : 1092 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 100oC
Kapasitas : 2,5 m3
k) Pellet Classifier(S-847)
grade
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 1.400 mm
Diameter : 2.300 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 70oC
74
Fungsi : Menampung air untuk transportasi Pellet
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Panjang : 25 m
Tinggi : 2.055 mm
Diameter : 2.300 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 38oC
Jumlah : 2 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tipe : Centrifugal
Panjang : 5.650 mm
Tinggi : 2.055 mm
Diameter : 2.300 mm
Temperature : 48oC
75
Kapasitas : 350 Liter / menit
extruder
Jumlah : 2 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tipe : plate
Tinggi : 1.040 mm
Diameter : 850 mm
Tekanan : 5 barg
Temperature : 29.106oC
Kapasitas : 19.106 m3
o) Silo (H-850)
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 3081 mm
Diameter : 1.300 mm
Tekanan : atmosfer
76
Temperature : 60oC
Kapasitas : 3,61 m3
Jumlah : 2 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tipe : Vertical
Tinggi : 22.370 mm
Diameter : 5.800 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 60oC
Kapasitas : 426 m3
Jumlah : 1 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
77
Bahan Konstruksi : stainlees steel
Tinggi : 21.250 mm
Diameter : 5.200 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 60oC
Kapasitas : 426 m3
ke bagging machine
Jumlah : 2 unit
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tinggi : 21.160 mm
Diameter : 5.200 mm
Tekanan : atmosfer
Temperature : 60oC
Kapasitas : 426 m
78
2.11.1 Kesimpulan
a. PT. Lotte Chemical Titan Nusa ntara adalah suatu peru sahaan petrokimia yang
c. Proses polimerisasi pada pembuatan polyehylene terjadi pada fasa gas pada
reaktor fluidized bed, dimana yang terfluidisasi adalah prepolimer dan yang
menyebabkan fluidisasi adalah gas umpan (etilena, butena, H2 dan N2). Suhu
dalam reactor dengan menggunakan 2 cooling water, primary cooling water dan
unggun fluidisasi, dimana media yang terfluidisasi adalah resin polyethylene serta
katalis sylopol
2.11.2 SARAN
79
Bedasarkan kerja praktek yang telah dilakukan, melihat kondisi kerja pada
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara sebagai industri yang beresiko tinggi. Maka
perlu mempertahankan program keselamatan kerja yang telah dijaga dengan baik
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
80
PT Lotte Chemical Titan Nusantara merupakan penghasil polietilen jenis
HDPE dan LLDPE. Terdapat 3 train yang beroperasi di PT Lotte Chemical Titan
LLDPE. Didalam train 1 dan train2 terdapat beberapa unit yaitu unit polimerisasi,
unit polimerisasi, unit pemberian additive dan palletizing, dan unit pengepakan.
Sedangkan dalam train 3 memiliki unit yang hamper sama dengan train 1 dan 2
namun tidak ada unit polimerisasi melainkan langsung injeksi katalis. Pada unit
jam.
reactor fluidized bed reactor di jaga agar tidak melebihi 94 oC dan tidak kurang
dari itu. Hal ini disebabkan apabila reaksi berada dibawah suhu 94 oC maka reaksi
akan berjalan lambat sedangkan apabila lebih dari itu reaksi akan membuat
munculnya aglom. Maka dari itu suhu dalam reactor di jaga agar tidak lebih dari
94oC serta tidak kurang dari itu. Untuk menjaga suhu didalam reactor digunakan 2
buah gas cooler yaitu primary gas cooler(E-400) dan final gas cooler (E-401) yang
di gunakan untuk menjaga suhu gas yang masuk didalam reaktor sehingga suhu
powder pada tube dan terbentuknya kerak. Penurunan kinerja dapat berperngaruh
pada proses kerja reactor tersebut maupun pada nilai ekonomis alat tersebut.
Untuk mengetahui kelayakan harus dievaluasi dengan menghitung dirt factor dan
81
efisiensinya, hal tersebut juga mempengaruhi berapa jumlah air yang harus di
i. Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini yaitu untuk menghitung jumlah pendingin
ii. Manfaat
dunia kerja terutama dunia industri kimia, dapat mengenal realita ilmu yang telah
industri yang terjadi di pabrik beserta segala perangkat yang terlibat baik peralatan
sarana produksi. Terutama pada bagian heat exchanger di pt lotte chemical titan
82
ii. waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
D. Pengumpulan data
data yang didapatkan dari pembimbing dan data dari lapangan. Data yang diambil
adah laju alir massa, komposisi penyususn, suhu , tekanan, dan data spesififikasi
ISI
E. Perpindahan Panas
karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Bila dua sistem yang
83
mana perpindahan energi itu berlangsung disebut perpindahan panas (Rokhimi
fisik.
suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau zat tersebut
secara fisik.
melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu energi dapat dihantarkan dari
panas antara fluida panas dan fluida dingin dengan adanya perbedaan temperatur,
karena panas yang dipertukarkan terjadi dalam suatu sistem maka kehilangan
panas dari suatu benda akan sama dengan panas yang diterima benda lain
(Handoyo, 2000).
84
Penukar panas pipa rangkap (double pipe heat exchanger )
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis
penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah aliran, baik
dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang annular
dan cairan lainnya dalam pipa. Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari
dua pipa logam standart yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau
pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar
dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju
Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat-pelat tegak
lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus
dipasang penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat - pelat dan sekat
disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10
lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan
fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya
Penukar kalor tipe spiral arah aliran fluida menelusuri pipa spira dari luar
menuju pusat spiral atau sebaliknya dari pusat spiral menuju ke luar.
85
sehingga sangat tergantung pada lebar spiral dan diameter serta berapa jumlah
Jenis ini terdiri dari suatu tabung dengan diameter cukup besar yang di
dalamnya berisi seberkas pipa dengan diameter relatif kecil. Alat penukar
panas ini terdiri atas suatu bundel pipa yang dihubungkan secara parallel dan
ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang). Fluida yang satu mengalir
di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh
dipasang sekat (baffle). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida
akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa,
sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur. Untuk tipe
tabung dan pipa ada jenis yang banyak dipergunakan di industri yaitu tipe
pipa U (U tube type) dan tipe dua pipa (double pipe type). Pada jenis yang
Penukar kalor tipe aliran berlawananya itu bila kedua fluida mengalir dengan
arah yang saling berlawanan. Pada tipe ini masih mungkin terjadi bahwa
temperatur fluida yang menerima kalor saat keluar penukar kalor lebih tinggi
86
dibanding temperatur fluida yang memberikan kalor saat meninggalkan penukar
kalor. Bahkan idealnya apabila luas permukaan perpindahan kalor adalah tak
berhingga dan tidak terjadi rugi-rugi kalor ke lingkungan, maka temperatur fluida
yang menerima kalor saat keluar dari penukar kalor bisa menyamai temperatur
fluida yang memberikan kalor saat memasuki penukar kalor. Dengan teori seperti
ini jenis penukar kalor berlawanan arah merupakan penukar kalor yang paling
efektif.
Penukar kalor tipe aliran sejajar yaitu bila arah aliran dari kedua fluida di
dalam penukar kalor adalah sejajar. Artinya kedua fluida masuk pada sisi yang
satu dan keluar dari sisi yang lain. Pada jenis ini temperatur fluida yang
memberikan energi akan selalu lebih tinggi dibanding yang menerima energi sejak
mulai memasuki penukar kalor hingga keluar. Dengan demikian temperatur fluida
yang menerima kalor tidak akan pernah mencapait emperatur fluida yang
memberikan kalor saat keluar dari penukar kalor. Jenis ini merupakan penukar
87
Gambar 2.2 Profil Temperatur Aliran Co-Current (Kerm, 1983)
G. Pengumpulan data
data yang didapatkan dari pembimbing dan data dari lapangan. Data yang diambil
adah laju alir massa, komposisi penyususn, suhu , tekanan, dan data spesififikasi
H. Pengolahan Data
Untuk mengevaluasi kenaikan suhu inlet pada reactor R-400 dilakukan evaluasi
kebutuhan air pendingin, efisiensi dan Rd actual. Berikut langkah langkah yang
dilakukan :
PROBLEM
88
Tahapan Perhitungan :
Qserap = Q terima
Dengan Q = m.c.∆T
20,44M = 70176
M = 3433,268 ton/hr
2. Perhitungan efisiensi
Q = w.Cp.ΔT
89
Effisiensi Heat exchanger dapat dihitung dengan rumus:
DATA :
OD = 25,4 mm L = 15,8 m
BWG = 16 De = 0,0251 m
L = 15,8 m
ID = 22,098 mm
90
Komponen Cp (kJ/kgC) Mr Fraksi Massa Fraksi massa Cp Mix.
mol (kJ/kgC)
Campuran
H2 9,5,E-06 222,04
N2 2,E-05 17450,64
TOTAL 1,19996E-05
91
Komponen konduktivitas Konduktivitas
campuran
H2 0,01563 0,00003
N2 0,1719 0,06000
0,07364
Q dari tube :
Qt = w.Cp.ΔT
Qt = 48119042483 J/hr
Qt = 13366400,69 J/s
Q dari shell :
Qs =w.Cp.ΔT
Qs = 39935937600 J/hr
92
Qs = 11093316 J/s
Efisiensi 3-E-401 :
= = 82,9%
Mencari TLMTD :
TLMTD = 9,66oC
at = 3,83E-04 m2
93
Gt = 319,146 Kg/s.m2
Re = 585108,46
JH = 1000
hi = 2122,247 W/s.m2.K
as = 0,0158 m2
94
2. Menghitung kecepatan massa aliran
Gs = 21872 kg/s.m2
Re = 1092628,475
ho = 29945,95 W/s.m2.K
Uc = 1739,127 W/s.m2.K
95
Ud = 1464,41 W/s.m2.K
Rd = 0,0001 s.m2.K/W
Dari hasil perhitungan, kinerja dari Final Cooler 3-E-401 masih bagus dan layak untuk
digunakan ditinjau dari parameter efisiensi 82,9% dan nilai fouling factor 0,0001
s.m2.K/W
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
96
Berdasarkan data hasil perhitungan dan pembahasan pada finally gas
1. Kebutuhan air pendingin (36,1 C) untuk menurunkan suhu air keluaran (55,54
2. Efisiensi final cooler 3-E-401 sebesar 82,9%, nilai tersebut menunjukkan alat 3-
E-400 masih bagus dan layak digunakan untuk menurunkan suhu campuran gas.
3. fouling factor final cooler 3-E-401 hasil perhitungan sebesar 0,0001 s.m2.K/W
sedangkan data desain sebesar 0,0003 s.m2.K/W. Nilai ini menunjukkan faktor
B. Saran
Ditinjau dari efisiensi cooler E-401 dan peningkatan nilai dirt actor yang
relatif kecil dari data desain menunjukkan bahwa panas masukan masih dapat
termanfaatkan cukup baik sehingga alat ini masih layak digunakan. Untuk
mencegah terjadinya deposit, maka perlu dilakukan perawatan rutin yaitu dengan
dikhawatirkan akan terjadi pembentukan kerak pada bagian tube dan ini akan
97