Universitas Sriwijaya
Oleh :
03041181520001
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................I-1
PENDAHULUAN.................................................................................................I-1
1.1 Latar Belakang............................................................................................I-1
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................I-2
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................I-2
1.4 Lingkup Kerja..............................................................................................I-3
1.5 Hipotesis......................................................................................................I-3
1.6 Sistematika Penulisan..................................................................................I-4
BAB II..................................................................................................................II-1
TINJAUAN PUSAKA.........................................................................................II-1
2.1 Isolator.......................................................................................................II-1
2.2 Isolasi Polimer............................................................................................II-2
2.3 Silicone Rubber..........................................................................................II-4
2.3.1 Karakteristik Silicone Rubber RTV..................................................II-6
2.4 Bahan Pengisi (Filler)................................................................................II-8
2.4.1 Bahan Pengisi Silicone Rubber.........................................................II-8
2.4.2 Alumina (Al2O3)..............................................................................II-13
2.5 Mekanisme Kegagalan Material Isolasi Padat.........................................II-15
2.6 Kuat Dielektrik.........................................................................................II-19
2.6.1 Kekuatan Breakdown Dielektrik Isolasi...............................................II-20
BAB III...............................................................................................................III-1
METODE PENELITIAN...................................................................................III-1
3.1 Lokasi Penelitian......................................................................................III-1
3.2 Waktu Penelitian.......................................................................................III-1
3.3 Metode Penelitian.....................................................................................III-1
Banyak gangguan yang muncul selama transmisi energi listrik tersebut, dan
salah satu penyebabnya adalah terganggunya kinerja dari isolator [1]. Isolator
adalah komponen yang tidak dapat menghantarkan listrik sehingga dapat
memisahkan antara dua atau lebih konduktor yang bertegangan sehingga
mencegah listrik mengalir keluar dari sistem dan menyebabkan gangguan.
Mengacu padahal tersebut, adanya isolator yang baik dan dapat diandalkan adalah
salah satu kunci dalam mentransmisikan energi listrik.
Salah satu jenis polimer yang digunakan sebagai material isolasi tegangan
tinggi adalah polyethylene atau dikenal dengan istilah plastik. Berdasarkan
densitasnya, polytehylene terbagi atas beberapa jenis [5]–[7], salah satu yang
cukup banyak digunakan sebagai material isolasi terutama sebagai pembungkus
kawat penghantar tegangan tinggi adalah jenis Low Density Polyethylene (LDPE).
LDPE memiliki sifat termoplastik, yang artinya dapat menjadi lunak saat terkena
panas dan kembali mengeras saat panas hilang, oleh karena itu LDPE dapat
dibentuk dengan mudah, ditambah sifatnya yang tahan terhadap korosi dan cuaca,
LDPE dapat digunakan sebagai material isolasi yang baik [8].
Salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada material isolasi adalah,
terdapatnya defect berupa void atau rongga udara didalam material sebagai akibat
dari cacat produksi atau kesalahan dalam proses instalasi komponen isolator, hal
ini dapat mengganggu kinerja dari isolator tersebut. Saat rongga terbentuk, ada
sebagian kecil udara yang terperangkap didalamnya, dan dikarenakan terdapat
perbedaan permitivitas udara dan material maka hal ini dapat memicu terjadinya
breakdown pada isolator tersebut [9]–[11].
Dari kondisi diatas, studi mengenai pengaruh rongga udara (void) terhadap
tegangan tembus material isolasi low density polytehylene sangat diperlukan.
Sehingga dapat mengetahui tingkat tegangan tembus material saat terdapat rongga
udara tersebut.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan sebelumnya mengenai void
atau rongga didalam material isolasi. Adanya void dalam material isolasi dapat
mempercepat proses breakdown dari material tersebut.
Berdasarkan teori, jika terdapat void didalam material isolasi padat dan ada
udara yang terjebak didalam void tersebut, jika tegangan tembus udara tersebut
lebih rendah dari tegangan tembus material, maka akan terjadi peluahan sebagian
yang akan membuat material isolasi lebih cepat mencapai kerusakan.
Dengan demikian adanya void pada material isolasi low density polyethylene
akan mengurangi tingkat kekuatan tembus yang dihasilkan.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penulisan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan mengenai teori isolasi, bahan
polimer dan polietilen, teori tegangan tembus pada material
gas dan padat, dampak munculnya void pada material
isolasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang penggunaan alat dan bahan,
waktu dan tempat penelitian, persiapan alat dan bahan,
pengujian sampel.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II-1
2
)
No. Polimer Monomer Kegunaan
4. Polivinil klorida (PVC) Vinil klorida atau Pipa, selang,
kloro etilen lapisan lantai,
(CH2=CHCl) piringan hitam
5. Polimetilmetakrilat (PMMA) C2H2CH3COOCH3 Kaca jendela
pesawat terbang
6. Terilen dakron (poliester) Asam tereflatat dan Serat tekstil dan
etilen glikol pita perekam
7. Polibutadiena Butadiena Karet sintesis
(CH2=CH-
CH=CH2)
8. Polikloroprena (Neoprena) Kloroprena atau 2- Selang oli
kloro-1,3-butadiena
(CH2=CCl-
CH=CH2)
9. Syrene-Butadiene Rubber Stirena Ban kendaraan
(SBR) (C6H5CH=CH2) dan bermotor
1,3-butadiena
10. Polistirena atau polifenil Stirena (C6H5- Pesawat terbang,
etena CH=CH2) mangkuk, televisi,
radio
11. Nilon 6,6 atau nilon Asam adipat dan Tali, jala, parasut,
heksametilendiamin jas hujan, tenda,
payung
12. Melamin Fenol formaldehida Piring,
gelas,melamin
13. Epoksi resin Metoksi benzena Penyalut cat (cat
dan alcohol
sekunder epoksi)
Tabel 2.1 Jenis Polimer Sintesis dan Penggunannya
adalah C2H4, dan menjadi C2nH4n+2 saat menjadi polietilen (struktur kimianya dapat
dilihat pada gambar 2.1). Dimana n adalah jumlah derajat polimerisasinya. Secara
tipikial derajat polimerisasinya bisa mencapai lebih dari 100 dan bisa hingga
mencapai 250.000 atau bahkan lebih, dapat disesuaikan dengan berat
molekulernya, yang bervariasi dari 1400 hingga lebih dari 3.500.000. Polietilen
degan berat molekul yang renda (oligomer) dengan derajat polimerisasi berada
diantara 8 dan 100 memiliki sifat fisis seperti lilit padat, dan tidak memiliki sifat-
sifat seperti plastik pada umumnya. Ketika derajat polimerisasinya dibawah 8,
alkane berupa gas atau cair saat berada ditemperatur dan tekanan normal. Molekul
polietilen dapat memiliki hingga beberapa cabang dan mengandung sedikit rantai
yang tidak jenuh (ikatan rangkap pada karbon).
Apabila dilihat dari sisi tegangan yang diberikan pada suatu material
isolasi, full discharge biasa disebut dengan istilah tegangan tembus (breakdown
voltage). Breakdown voltage atau tembus dielektrik (dielectric breakdown) adalah
tegangan maksimum yang terjadi pada saat berlaku tembus pada suatu material
11
isolasi. Partial discharge maupun breakdown voltage dapat terjadi pada semua
jenis material isolasi, baik isolasi padat, isolasi cair maupun isolasi gas/udara [17].
Proses perluahan (discharge) pada udara dan gas dapat dibagi menjadi 2
bagian [16] yaitu Perluahan bertahan sendiri (self sustaining discharge) dan
Perluahan tak bertahan sendiri ( non-sustaining discharge ). Dalam hal ini proses
kegagalan gas dan udara adalah suau bentuk transisi dari keadaan Perluahan tak
bertahan menuju perluahan bertahan sendiri.
Pada prinsipnya dan dalam kondisi tertentu, mekanisme kegagalam dalam zat
padat sama dengan proses terjadi di gas dan udara. Perbedaannya, kegagalam
dalam zat padat, seperti polimer, sedikit lebih rumit. Karena dalam hal terakhir ini
ada mekanisme kegagalan lain yang tidak dijumpai pada kegagalan dalam gas.
Nilai suatu zat padat tergantung dari cara dan kondisi pengukurannya. Banyak
teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskan secara kuantitatif jenis-jenis
kegagalan yang dialami oleh zat dielektrik padat.
14
Kegagalan yang terjadi pada material isolasi padat terdiri dari beberapa jenis
kegagalan, yaitu kegagalan asasi (intrinsik), kegagalan elektromekanik, kegagalan
streamer, kegagalan termal, dan kegagalan erosi. Kegagalan ini terjadi sesuai
dengan wakktu penerapan tegangan yang dilakukan.
Penjelasan masing masing mengenai mekanisme kegagalan pada material
isolasi padat dapat dijabarkan sebagai berikut :
terganggu, pada ujung pelepasan muatan dalam keadaan tertentu bentuk muatan
dapat menimbulkan medan yang cukup tinggi sekitar 10 MV/cm. Karena medan
terseut melebihi kekuatan asasi atau intrinsiknya maka terjadilah kegagalan pada
bahan isolasi padat. Pada proses kegagalan ini sedikit demi sedikit akan terjadi hal
yang dapat menyebabkan kegagalan total.
dimana :
U 0 =suhu yang dibangkitkan
U 1=suhu yang disalurkan keluar
U 2= panas yang menaikkan suhu bahan
2.9) . Rongga (void) tersebut akan terisi oleh gas atau cairan yang kegagalannya
bila dibandingkan dengan zat padat relatif lebih kecil. Disamping itu, konstanta
dielektrik di dalam rongga seringkali lebih rendah dariada εr dalam zat padat,
sehingga intensitas medan dalam rongga lebih besar daripada didalam zat padat.
Oleh hal tersebut, bisa jadi terjadi tegangan tembus elektrik didalam rongga
tersebut meskipun diberikan tegangan kerja normal pada zat padat.
Gambar 2.10
Dimana :
C1 = kapasitansi rongga yang tebalnya t
C2 = kapasitansi zat padat yang tebalnya d
Penelitian ini diawali dengan melakukan studi literatur dari beberapa jurnal
dan paper hasil penelitian yang sesuai dengan topik yang telah dipilih untuk
dijadikan sebagai literatur. Studi literatur bertujuan untuk memahami apa saja
yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya, sehingga dalam penelitian
lanjutan ini dapat melakukan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan.
Studi literatur yang dilakukan yakni berupa cara pembuatan void dan bahan yang
digunakan, ukuran void, ketebalan sampel pengujian, dan mekanisme pengujian.
Dalam pembuatan rongga udara atau void pada sampel uji, digunakan cara
menyusun 2 layer LDPE dengan ada celah diantara keduanya, seperti susunan roti
lapis (sandwich-like sample). Bahan yang digunakan sebagai spacer diantara 2
layer LDPE tersebut adalah kapton sheet yang berbahan dasar polimida. Kapton
dipilih karena memiliki tegangan tembus dan daya tahan suhu yang lebih tinggi
dari LDPE, sehingga cocok digunakan sebagai spacer. Sampel kemudian disusun
seperti pada gambar 3.5. Menyerupai susuann roti lapis, dengan kapton sebagai
spacernya.
Kapton yang berfungsi sebagai spacer diberi lobang ditengahnya dengan
menggunakan circular cutter ( seperti pada gambar 3.6), sehingga saat disusun
menjadi sandwich-like sample, akan terbentuk rongga udara diantara 2 layer
LDPE (seperti pada gambar 3.4).
Cara pengukuran yang dilakukan pada pengujian ini adalah dengan metode
pengukuran langsung permukaan isolasi LDPE, lalu diuji tegangan tembus dengan
rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.5. Objek uji dihubungkan pada
tegangan tinggi bolak-balik (HVAC). Dalam pengujian ini, tegangan dinaikkan
dalam waktu yang singkat dengan kecepatan konstan sampai kondisi tembus pada
material isolasi. Cara pengujian ini disebut pengujian singkat (Short-Time Test).
Mulai
Selesai
25
DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Panth, “Reasons for Failure of Transmission Lines and Their Prevention
Strategies,” vol. 2, no. 1, pp. 1–4, 2014.
[2] H. Ghorbani et al., “Long-term conductivity decrease of polyethylene and
polypropylene insulation materials,” IEEE Trans. Dielectr. Electr. Insul.,
vol. 24, no. 3, pp. 1485–1493, 2017.
[3] A. Madi, Y. He, L. Jiang, and B. Yan, “Surface tracking on polymeric
insulators used in electrical transmission lines,” Indones. J. Electr. Eng.
Comput. Sci., vol. 3, no. 3, pp. 639–645, 2016.
[4] L. Liu, L. Weng, Y. Song, L. Gao, and Q. Lei, “Polymer Nanocomposites
in High Voltage Electrical Insulation Perspective: A Review K. Y. Lau*,
M. A. M. Piah,” J. Nanomater., vol. 2010, no. 1, pp. 1–5, 2010.
[5] A. J. Peacock, Handbook of Polyethylene (Structures, Properties, and
Applications). New York: Marcel Dekker, Inc., 2002.
[6] J. R. Fried, Polymer Science and Technology, 1st ed. New Jersey: Prentice
Hall, 1995.
[7] Y. V. Kissin, End-Use Properties and their. Cincinnati, Ohio: Hanser
Publications, 2013.
[8] J. G. Webster, Wiley Encyclopedia of Electrical and Electronic
Engineering. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2008.
[9] J. Fothergill, a Kelen, F. Kreuger, and G. Stevens, “Partial Discharges,”
no. 4, pp. 14–17, 1995.
[10] M. A. Alsharif, P. A. Wallace, D. M. Hepburn, and C. Zhou, “Electric Field
Investigation in MV PILC Cables with Void Defect,” vol. 9, no. 1, pp. 60–
26
63, 2015.
[11] I. W. McAllister, “Electric Field Theory and the Fallacy of Void
Capacitance,” IEEE Trans. Electr. Insul., vol. 26, no. 3, pp. 458–459, 1991.
[12] L. S. Mathur, A. Agrawal, and D. K. Singh, “MODELING OF
BREAKDOWN VOLTAGE OF SOLID INSULATING MATERIALS BY
ARTIFICIAL NEURAL NETWORK,” vol. 5, no. 6, pp. 788–796, 2016.
[13] R. Arora and W. Mosch, HIGH VOLTAGE AND ELECTRICAL
INSULATION ENGINEERING. Institute of Electrical and Electronics
Engineers.
[14] J. K. Nelson, Dielectric Polymer Nanocomposites. .
[15] I. M. Y. Negara, Teknik Tegangan Tinggi prinsip dan aplikasi praktis.
Graha Ilmu, 2013.
[16] S. teguh Prihatnolo, A. Syakur, and M. Facta, “Pengukuran tegangan
tembus dielektrik udara pada berbagai sela dan bentuk elektroda dengan
variasi temperatur sekitar.” .
[17] B. L. Tobing, Dasar-dasar teknik pengujian tegangan tinggi, Ketiga.
Erlangga, 2017.
[18] J. . Rees, Electrical Breakdown in Gases. A Halsted Press Book, 1973.
[19] A. Arismunandar, Teknik Tegangan Tinggi Suplemen. Galia Indonesia.
[20] Tadjuddin, “Mekanisme Kegagalan Isolasi Padat,” Univ. Hasanuddin,
1998.
[21] OLFA, “Circular Cutter Type CMP-1.”