Anda di halaman 1dari 8

Amelia Wahyu Wardaningtyas

15117069
Kelompok 5 kelas 01
Modul 4
Triangulasi Udara
14 November 2019

A. Konsep Dasar

Fotogrametri adalah suatu metode pemetaan objek-objek dipermukaan bumi yang


menggunakan foto udara sebagi media, dimana dilakukan penafsiran objek dan
pengukuran geometri untuk selanjutnya dihasilkan peta garis, peta digital maupun peta
foto. Secara umum fotogrametri merupakan teknologi geo-informasi dengan
memanfaatkan data geo-spasial yang diperoleh melalui pemotretan udara.

Sebagai bahan dasar dalam pembuatan geo-informasi secara fotogrametris yaitu


foto udara yang saling bertampalan (overlaped foto). Umumnya foto tersebut diperoleh
melalui pemotretan udara pada ketinggian tertentu menggunakan pesawat udara.

1. Triangulasi Udara
Triangulasi udara merupakan metode penentuan titik kontrol dengan cara
melakukan pengukuran koordinat foto atau koordinat model yang selanjutnya diproses
dengan perhitungan perataan, sehingga dapat diperoleh koordinat maupun elevasi tanah
dengan ketelitian yang memenuhi persyaratan teknik untuk keperluan pemetaan
fotogrametri.
Berdasarkan data koordinat yang diukur, maka triangulasi udara dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu :
a. Aeropoligon dengan data input berupa koordinat strip
b. Independent Model Triangulation , data input berupa koordinat model.
c. Bundle Adjustment , data input berupa koordinat foto.
Amelia Wahyu Wardaningtyas
15117069
Kelompok 5 kelas 01

Gambar 1 Control Point

1. Persebaran titik kontrol tanah vertikal dan horisontal

Gambar 2 Persebaran Titik Kontrol Tanah

2. Triangulasi Udara (titik-titik Von Gruber)


Amelia Wahyu Wardaningtyas
15117069
Kelompok 5 kelas 01

Gambar 3 Titik Titik Von Gruber untuk Triangulasi Udara

Gambar di atas menunujukkan 2 jalur terbang yang berisi titik persebaran


Triangulasi Udara baik titik kontrol vertikal maupun titik kontrol horisontal.

Triangulasi udara adalah bagian kegiatan dalam pemetaan fotogrametri dengan cara
mengukur titik-titik minor foto, kemudian ditranformasi ke titik referensi (titik kontrol
tanah). Kegiatan triangulasi udara ini dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat
dan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan metode konvensional yang dilakukan
secara terestris dilapangan. Berdasarkan cara pengukuran yang dilakukan dan
instrument yang digunakan yaitu menggunakan metode Model Bebas (independent
model) yang berdasarkan pada unit dasar model dimana dilakukan pengukuran
koordinat titik-titik model hasil orientasi relatif dan pengukuran koordinat pusat
proyeksi foto udara.

Pengambilan data koordinat untuk keperluan triangulasi udara dapat dilakukan


dengan tiga cara,yaitu :

a. Pengadaan data koordinat strip


Amelia Wahyu Wardaningtyas
15117069
Kelompok 5 kelas 01
Pengadaan data koordinat strip antara lain dapat dilakukan dengan
menggunakan alat multiplex. Data hasil pengamatan berupa data koordinat
strip. Strip adalah gabungan dari beberapa foto udara yang saling
overlap antara satu foto dengan foto berikutnya. Untuk menggabungkan
foto udara tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi obyek yang sama
antara dua foto udara yang berurutan, selanjutnya kedua foto udara tersebut
disambungkan pada obyek yang sama, sehingga antara satu foto dengan
foto berikutnya menjadi mosaik foto udara. Dengan cara yang sama
dilakukan penyambungan foto berikutnya, sehingga akan membentuk satu
strip memanjang dari foto udara dalam satu jalur penerbangan.
b. Pengadaan data koordinat model
Pengadaan data koordinat model dapat dilakukan dengan dua cara
sebagai berikut :
 Dengan menggunakan alat stereo plotter. Hasil pengukuran dengan
stereo plotter adalah koordinat model dengan sisitem koordinat yang
independent (bebas).
 Dengan menggunakan Komparator Hasil ukuran denga alat
komparator adalah data koordinat komparator. Data koordinat
komparator ini terlebih dahulu diubah ke sistem koordinat foto
dengan software tertentu. Selanjutnya data koordinat foto ini
ditransformasikan ke sistem koordinat model dengan suatu program
yang disebut Digital Relative Orientation ( DRO ).
c. Pengadaan data koordinat foto
Pengadaan data koordinat foto dilakukan dengan menggunakan alat
komparator. Hasil pengukuran dengan komparator ini berupa koordinat
komparator yang selanjutnya diubah ke sistem koordinat foto.

Proses Aerial Triangulation dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa


software, diantaranya adalah Autodesk Map 5 dan Geomatica PCI V9.0. Secara
umum dengan menggunakan Autodesk Map 5 dapat dibuat peta indeks yang dibuat
untuk proses restitusi foto udara. Sedangkan dengan Geomatica PCI V9.0, khususnya
Amelia Wahyu Wardaningtyas
15117069
Kelompok 5 kelas 01
dengan menggunakan fitur OrthoEngine, dapat diperoleh secara langsung nilai
residual dari proses triangulasi udara.

B. Hasil dan Pembahasan

Pada praktikum ke 4 ini praktikan menggunaka 2 software yaitu Auto Desk Map 5
(digunakan untuk membuat peta jalur terbang dari pertampalan foto udara yang ada,) dan PCI
geomatica (untuk melakukan proses triangulasi udara dari foto udara bertampalan yang telah
tersedia).

1. Peta Jalur Terbang menggunakan Auto Desk Map 5

Dari peta jalur terbang terlihat terdapat 15 GCP ( berwarna merah) dan 12 Tie Point
(berwarwa kuning). Garis putih menggambarkan garis bantu. Untuk garis berwana
magenta merupakan jalur terbang. Serta garis hijau menggambarkan garis koneksi antar
titik GCP dan tie point.

2. Triangulasi Udara menggunakan PCI Geomatica


Amelia Wahyu Wardaningtyas
15117069
Kelompok 5 kelas 01
Dalam PCi Geomatica menggunakan fitur Orthoengine untuk mengeset GCP, Tie
Point, dan pengaturan lainnya. PCI mengasilkan nilai RMS, nilai RMS yang dihasilkan
yaitu :

Pada data di atas terlihat jumlah GCP yang digunakan lebih banya di bandingkan
dengan tie point, dan nilai RMS yang dihasilkan untuk setiap foto pada GCP lebih besar
Amelia Wahyu Wardaningtyas
15117069
Kelompok 5 kelas 01
dari pada jumlah nilai RMS pada tie point. Untuk ketiga foto didapat nilai RMS akhir
sebesar 175.17 untuk X dan Y 1319.29

C. Analisis

Pada bagian pertama untuk peta jalur terbang, penempatan titik fiducial mark, tie point,
dan principal point yang tidak tepat, menyebabkan jalur terbang yang tergambar pada peta tidak
sesuai dengan jalur terbang pesawat aslinya. Hal ini juga disebabkan saat menampalkan foto,
praktikan tidak manampalkan foto secara pas. Sehingga jalur terbang yang tergambar tidak sesuai
dengan jalur terbang aslinya.

Pada bagian kedua yaitu triangulasi udara menggunakan PCI Geomatica, terdapat beberapa
nilai rms. RMS total dari GCP dan Tie Point jauh lebih besar dari pada RMS untuk GCP saja.
Secara teori seharusnya semakin banyak titik yang di tambahkan seharusnya nilai RMS akan
semakin kecil. Namun setelah penambahan tie point nilai RMS yang dihasilkan semakin besar.
Hal ini dapat disebabkan oleh praktikan tidak tepat menempatkan tie point di objek yang sama di
2 foto, sehingga terdapat perbedaan. Faktor lainnya adalah praktikan kurang tepat dalam
mendefinisikan GCP pada tahap sebelumnya. GCP merupakan titik ikat utama sedangkan tie point
hanyalah titik bebas tambahan. Ketika pendefinisian GCP sudah tidak tepat, maka jika terdapat
penambahan tie point nilai rms tidak akan diperkecil melainkan akan diperbesar karena adanya
perambatan kesalahan. Bila ingin memperkecil RMS makan dari awal pendefinisian GCP harus
tepat terlebih dahulu.

D. Daftar Referensi

Modul 04 Praktikum Fotogrametri 1

Saptomo H. Mertotaroeno, Ir. M.Sc . Powerpoint Presentasi Kuliah

Wolf, Paul R. 1983. Elemen Fotogrametri. Yogyakarta :Gadjah Mada UniversityPress

E. Lampiran
Amelia Wahyu Wardaningtyas
15117069
Kelompok 5 kelas 01

Anda mungkin juga menyukai