Anda di halaman 1dari 52

METODE PELAKSANAAN DAN MONITORING PEKERJAAN

PONDASI TIANG PANCANG PROYEK PEMBANGUNAN


LANJUTAN CONTAINER YARD TELUK LAMONG
SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh :
ARISKA INDAHSARI 171903103013
INGGRID TAMARENI 171903103019

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
2019
METODE PELAKSANAAN DAN MONITORING PEKERJAAN
PONDASI TIANG PANCANG PROYEK PEMBANGUNAN
LANJUTAN CONTAINER YARD TELUK LAMONG
SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan guna memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Kerja


Praktik Program Studi D3 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Jember

Oleh :
ARISKA INDAHSARI 171903103013
INGGRID TAMARENI 171903103019

PROGRAM STUDI D3TEKNIK


SIPIL JURUSAN TEKNIK
SIPIL FAKULTAS TEKNIK
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktik
Tahun Akademik 2019/2020

1. Judul Kegiatan : Metode Pelaksanaan dan Monitoring


Pekerjaan Tiang pancang Proyek
Pembangunan Lanjutan Container Yard Teluk
Lamong, Surabaya
2. Penyusun : a. Nama : Ariska Indahsari
Nim : 171903103013
Nama : Inggrid Tamareni
Nim : 171903103019
3. Nama Instansi : PT. Nindya Karya
4. Tanggal Pelaksanaan : 8 Juli – 8 Agustus 2019
Jember, 8 Agustus 2019
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Dr. Anik Ratnaningsih Septya Kukuh Aryandi


NIP 197005301998031001 Site Engeenering Manager

Mengetahui,
Ketua Program D3 Teknik PT. Nindya Karya
Sipil Universitas Jember Proyek Lanjutan Container Yard
Teluk Lamong

Dwi Nurtanto, S.T., M.T Ardiasa Septasawala


NIP 197310151998021001 Project Manager
Wakil Dekan I Fakultas
Teknik Universitas Jember

Dr. Triwahju H., S.T., M.T.


NIP 19700826 199702 1 001
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ariska Indahsari
NIM : 171903103013
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan kerja praktek yang
berjudul :

METODE PELAKSANAAN DAN MONITORING PEKERJAAN


PONDASI TIANG PANCANG PROYEK PEMBANGUNAN
LANJUTAN CONTAINER YARD TELUK LAMONG
SURABAYA
adalah benar – benar hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan
sumbernya dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya
jiplakan. Kami bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai
dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar – benarnya, tanpa
adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan tidak benar.

Jember, 8 Agustus 2019


Yang menyatakan,

Ariska Indahsari
NIM. 171903103013

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Inggrid Tamareni
NIM : 171903103019
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan kerja praktek yang
berjudul :

METODE PELAKSANAAN DAN MONITORING PEKERJAAN


PEMASANGAN TIANG PANCANG PROYEK LANJUTAN
CONTAINER YARD TELUK LAMONG
SURABAYA
adalah benar – benar hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan
sumbernya dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya
jiplakan. Kami bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai
dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar – benarnya, tanpa
adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan tidak benar.

Jember, 8 Agustus 2019


Yang menyatakan,

Inggrid Tamareni
NIM. 171903103019

BORANG TUGAS
LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
yang berjudul “Metode Pelaksanaan dan Monitoring Pekerjaan Pemasangan
Tiang Pancang Proyek Lanjutan Container Yard Teluk Lamong, Surabaya.
Laporan ini disusun dengan melewati beberapa tahapan yang melibatkan
berbagai pihak sebagai pendukung. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak – pihak terkait yang telah membantu kami dalam proses
penyusunan laporan ini :
1. Ibu Dr. Ir. Entin Hidayah, M. UM selaku Dekan Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Sipil Universitas Jember.
2. Bapak Dwi Nurtanto S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi D-3
Teknik Sipil Universitas Jember.
3. Ibu Anik Ratnaningsih S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing.
4. PT. Nindya Karya yang telah memberi kesempatan untuk kerja
praktek ini.
5. Bapak Ardiasa Septasawala selaku Project Manajer.
6. Bapak Septya Kukuh Aryandi selaku Site Engineering Managaer
7. M. Ghiffari Rachman selaku pembimbing di lapangan.
8. Busthomi Irsyadur, Aditya Daniar W, Fauzan Kurnianto, Iqbal
Albana Akbar dan Bapak Ririk Heryadi, serta karyawan - karyawan
di proyek yang telah memberikan informasi, pengetahuan dan
nasihat mengenai pelaksanaan proyek.
9. Orang tua yang selalu senantiasa memberi dukungan dan motivasi
kepada kami untuk tetap semangat dalam perkuliahan.
10. Serta rekan-rekan yang tidak dapat disebut satu persatu, yang selalu
mendukung dan membantu menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki banyak


kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang mendukung kami harapkan,
sehingga laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi nantinnya. Semoga laporan
kerja praktek ini dapat bermanaat bagi mahasiswa khususnya Program Studi
Teknik Sipil Universitas Jember sekaligus bagi para pembaca.

Jember, Agustus 2019


Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Pelabuhan Tanjung Perak adalah pelabuhan terbesar kedua di Indonesia


yang dimana pertumbuhannya berjalan sangat pesat terutama pada sektor peti
kemas. Pada tahun 2010, pelabuhan Tanjung Perak telah mencapai kapasitas
maksimumnya. Sehingga pelabuhan tersebut banyak mengalami dan menghadapi
berbagai masalah, diantarannya kemacetan lalu lintas kapal dan peti kemas yang
dikarenakan keterbatasan lahan dan peralatan yang dimiliki pelabuhan Tanjung
Perak. Oleh Karena itu, Pelindo III dan Kementerian Perhubungan Indonesia
yang berperan sebagai operator dan regulator dari pelabuhan Tanjung Perak
memutuskan untuk membangun terminal serba guna baru guna meningkatkan
kapasitas, kapasitas tersebut disebut proyek Terminal Serba Guna Teluk Lamong.
Pembangunan tahap pertama dari Terminal Teluk Lamong memiliki luas sekitar
40 hektar. Pembangunan ini dimulai sejak tahun 2010 lalu dan dinyatakan selesai
pada tahun 2014.

Terminal ini akan digunakan untuk melayani peti kemas domestik, peti
kemas internasional, dan curah kering dengan standart pangan. Kapasitas
terminal tahap pertama ini mencapai 500.000 TEUs peti kemas domestik dan 1
juta TEUs peti kemas internasional. Sementara itu, untuk curah kering akan siap
tahun 2016 dengan kapasitas 5 juta ton. Terminal ini terbilang paling canggih di
Indonesia dan pertama menggunakan sistem operasi otomatis dan ramah
lingkungan. Hampir sebagian besar alat-alatnya digerakkan dengan tenaga listrik
dan tenaga gas. Hanya beberapa alat yang masih menggunakan bahan bakar
minyak, itupun bahan bakar dengan standart EURO 4. Bahkan, terdapat alat
yang diatasnya tidak ada operatornya. Alat tersebut dioperasaikan dari ruang
kontrol oleh operator-operator perempuan. Pemilihan alat-alat dengan teknologi
canggih itu didasarkan pada semangat untuk mengurangi emisi gas karbon di
lingkungan pelabuhan. Selama ini pelabuhan identik dengan kawasan yang kotor
dan sebagai sumber polusi udara.

Untuk mendukung pasokan tenaga listrik, Pelindo III juga berencana


membangun pembangkit listrik tenaga gas. Nilai Investasi kedua proyek besar
Pelindo III itu membutuhkan investasi sebesar Rp. 4,65 triliun. Mengingat biaya
investasi yang tinggi dan dampak dari pembangunan terminal baru, diperlukan
perhitungan manfaat dan biaya yang akan timbul dari proyek tersebut untuk
mengevaluasi kelayakan ekonomi dari proyek Terminal Multipurpose Teluk
Lamong tersebut. Terlepas dari proyeksi pertumbuhan TEU peti kemas yang
tinggi, pelabuhan Tanjung Perak sudah mencapai kapasitas maksimum sehingga
membutuhkan terminal baru dengan teknologi canggih untuk mengakomodasi
permintaan barang dan kontainer di masa depan.

1.2 Rumusan Masalah Kerja Praktek

Rumusan masalah dari pelaksanaan kerja praktik adalah :


1. Tugas Umum
a. Bagaimana Metode Pelaksanaan dan Monitoring Pekerjaan Pondasi
Tiang Pancang ?
2. Tugas Khusus
a. Bagaimana gambar denah proyek?
b. Bagaimana schedule pelaksanaan pemasangan pondasi Tiang
Pancang ?

1.3 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dari kerja praktik adalah :


1. Tugas Umum
a. Mengetahui Metode Pelaksanaa dan Monitoring Pekerjaan Pondasi
Tiang Pancang.
2. Tugas Khusus
a. Mengetahui gambar denah proyek.
b. Mengetahui schedule pelaksanaan pemasangan pondasi Tiang
Pancang.

1.4 Manfaat

Manfaat kegiatan kerja praktik ini adalah sebagai berikut :


a. Mahasiswa mendapatkakan pengalaman kerja secara langsung di
lapangan sehingga diharapkan ilmu yang sudah didapatkan diaplikasikan
ketika kerja dan di kehidupan sehari-hari.
b. Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan yang terdapat di lapangan
dan cara untuk menanganinya.
c. Mahasiswa dapat membandingkan teori saat kuliah dengan penerapan di
lapangan.

1.5 Lokasi Kegiatan Kerja Praktek

Proyek Lanjutan Container Yard Teluk Lamong, Surabaya berlokasi di


Jalan Raya Tambak Osowilangun Km 12, Surabaya. Lokasi proyek berada
diantara pemukiman penduduk. Lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar
1.1 (Proyek Design and Bulid Pembangunan Lanjutan Container Yrad di
Terminal Teluk Lamong).
Lokasi Proyek

Gambar 1. 1 Denah Proyek Design and Bulid Pembangunan Lanjutan


Container Yrad di Terminal Teluk Lamong

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam melaksanakan suatu proyek pembangunan, diperlukan konsep


manajemen proyek yang bertujuan untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai
dengan waktu dan biaya yang telah ditetapkan supaya proyek selesai tepat sesuai
dengan rencana. Dalam pelaksanaannya, manajemen proyek memiliki tahapan-
tahapan, yaitu :
a. Perencanaan, meliputi identifikasi kegiatan, perkiraan waktu
kegiatan, dan hubungan logika ketergantungan antar kegiatan.
b. Penjadwalan, berdasarkan tahapan-tahapan perencanaan lalu dibuat
penjadwalan sumber daya yang diperlukan seperti tenaga kerja,
peralatan yang diperlukan dan biaya yang dikeluarkan untuk setiap
pekerjaan.
c. Pengawasan, meliputi laporan perkembangan proyek.

2.1 Pondasi Tiang Pancang


Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,
beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan)
beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam
massa tanah (Bowles, J. E., 1991).
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila
tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung
(bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang
bekerja padanya (Sardjono, H. S., 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai
daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang
bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman
> 8 m (Bowles, J. E., 1991).
Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk
memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super
struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak
lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Sudut kemiringan yang dapat dicapai
oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan
perencanaannya.
Tiang Pancang umumnya digunakan :
a. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau
melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal
dan beban lateral boleh jadi terlibat.
b. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk
telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau
untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.
c. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas
melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran
dorongan.
d. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau
telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang
kemampatannya tinggi.
e. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk
mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem
tersebut.
f. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan
atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.
g. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas
permukaan air melaui air dan kedalam tanah yang mendasari air
tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang
ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal
(dan tekuk) maupun beban lateral (Bowles, J. E., 1991)

2.2 Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang


Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.
Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman,
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Pada Proyek Design and Build Pembangunan Lanjutan Container Yard di
Teluk Lamong Surabaya terdapat dua metode pelaksanaan tiang pancang yaitu
menggunakan hidraulyc inject untuk pemancangan lurus dan hammer untuk
pemancangan miring.
a. Metode JACK-IN Pile
Metode JACK-IN Pile adalah metode pemancangan dengan
menggunakan mesin pancang Hidraulyc Inject dimana proses
pemancang tiang pancang dengan memberikan tekanan beban secara
statis (beban tetap, baik besarnya (intensitasnya), titik bekerjanya dan
arah garis kerjanya) pada tiang pancang, penekanan/pemancangan
tiang akan berhenti bila tiang telah mencapai tanah keras.
b. Metode Hammer
Metode Hammer yakni dimana proses pemancangan tiang
pancang dengan memberikan tekanan beban secara dinamik pada
bagian ujung tiang dengan cara menjatuhkan beban ke tiang
pancang seperti dipukul secara berulang ulang hingga penetrasi
tiang pancang sudah maksimum.

Metode pelaksanaan pekerjaan tiang pancang adalah sebagai beriku :


a. Persiapan lokasi pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan,
tanah haruslah dapat menopang berat alat.
b. Persiapan alat pemancangan
Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang
sesuai dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang
pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah
ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa
kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan
tanah terlebih dahulu.
c. Penyimpanan tiang pancang
Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan
pemancangan. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan
lokasi pemancangan. Tiang pancang disusun seperti piramida, dan
dialasi dengan kayu. Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type,
diameter, dimensi yang sama.
d. Pemancangan
 Pengangkatan tiang pancang harus diangkat dengan hati-hati sekali
guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak
diinginkan.
 Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman
mana pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah
dan data jumlah pukulan terakhir (final set).
 Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan
kemudahan manuver alat.
 Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
 Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan
batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level
muka tanah, sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum
tercapai.
 Proses penyambungan tiang
 Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti
yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat
diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
 Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah
mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
 Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah
ditentukan.

2.3 Metode Penjadwalan Proyek


Perencanaan dan penjadwalan proyek adalah salah satu proses yang harus
dilaksanakan oleh project manager dalam mengatur waktu pelaksanaan proyek
(time management). Perencanaan penjadwalan memiliki lima tahapan (Duncan,
1996) :

a. Activity Definition
Activity Definition merupakan cara mengetahui dan pengenalan
mengenai aktivitas-aktivitas yang harus dilaksanakan dengan
menggunakan WBS.

b. Activity Sequencing
Activity Sequencing merupakan cara menyusun aktivitas-aktivitas yang
telah dikumpulkan dalam WBS, sehingga proyek dapat berjalan secara
logis.

c. Activity Duration Estimating


Activity Duration Estimating merupakan cara menentukan durasi
waktu aktivitas yang sesuai dengan keperluan aktivitas tersebut.

d. Schedule Development

Schedule Development merupakan cara untuk menentukan waktu


untuk memulai dan mengakhiri suatu aktivitas dengan menggunakan
analisis matematis, dan dalam tahap inilah proses penjadwalan dapat
diterapkan.

e. Schedule Control
Schedule Control merupakan cara untuk mengendalikan pelaksanaan
jadwal di lapangan supaya sesuai dengan rencana setiap satuan waktu
(hari, minggu, bulan ataupun tahun), sehingga jika terjadi
ketertinggalan dapat mengambil tindakan dengan cepat.

Terdapat beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk


mengelola waktu dan sumber daya proyek. Setiap metode memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Pertimbangan dalam menggunakan metode-metode
tersebut berdasarkan pada kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja
penjadwalan. Dalam pembangunan Proyek Design and Bulid Pembangunan
Lanjutan Container Yrad di Terminal Teluk Lamong, menggunakan metode
penjadwalan sebagai berikut :

2.1.1 Kurva S
Kurva S adalah gambaran diagram % (persen) kumulatif biaya yang
diplot pada suatu sumbu absis, dimana sumbu X menyatakan satuan waktu
sepanjang durasi proyek dan sumbu Y menyatakan nilai % (persen) kumulatif
biaya selama durasi proyek tersebut. Langkah-langkah membuat kurva S yaitu :
1. Membuat pembobotan nilai pada setiap item pekerjaan.
2. Menghitung bobot item pekerjaan tersebut berdasarkan pada biaya
item pekerjaan dibagi biaya total pekerjaan dikalikan 100%.
3. Sesudah bobot masing-masing item pekerjaan dihitung, kemudian
didistribusikan bobot pekerjaan selama durasi waktu aktivitas yang
bersangkutan.
4. Menjumlahkan bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu secara
kumulatif.
5. Angka kumulatif pada setiap periode diplotkan pada sumbu X
sebagai sumbu waktu dan sumbu Y dalam grafik.

Data yang dibutuhkan dalam pembuatan kurva S yaitu :

1. Diagram balok (barchart)


Pada dasarnya kurva S diplot pada diagram balok dengan tujuan
untuk mempermudah melihat aktivitas-aktivitas yang masuk dalam
suatu jangka waktu pengamatan kemajuan dalam pelaksanaan proyek.

2. Distribusi biaya dan metode pelaksanaan


Metode pelaksanaan konstruksi akan memberikan urutan-urutan
kegiatan dan karakteristik kegiatannya.

2.1.2 Bagan Balok atau Barchart

Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor dalam bentuk


bagan balok, dengan panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap
aktivitas. Format bagan balok ini bersifat sangat informatif, mudah dibaca dan
efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana. Bagan
balok mudah dibuat dan dimengerti sehingga sangat berguna sebagai alat
komunikasi dalam penyelenggaraan suatu proyek.
Bagan balok atau barchart terdiri dari sumbu x dan sumbu y yang
menyatakan aktivitas kerja dalam proyek, sedangkan sumbu x menyatakan
satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan s ebagai durasi waktunya.
Pada bagan ini juga ditentukan milestone/baseline sebagai bagian target
yang harus diperhatikan guna kelancaran produktivitas proyek secara
menyeluruh. Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek maupun
diperpanjang dengan memperhatikan total floatnya, yang menunjukkan bahwa
durasi aktivitas akan bertambah atau berkurang sesuai keperluan dalam proses
perbaikan jadwal.
Pada metode bagan informasi yang ditunjukkan lumayan terbatas,
contohnya pada hubungan antar kegiatan tidak jelas dan lintasan kritis (critial
path) aktivitas proyek tidak dapat diketahui. Karena urutan aktivitas yang kurang
terperinci, maka jika terjadi keterlambatan proyek, aktivitas-aktivitas yang
menjadi prioritas menjadi sulit untuk dilaksanakan.

 Keuntungan metode bagan balok yaitu :


a. Mudah dikerjakan dan dimengerti.
b. Sangat bermanfaat sebagai alat perencanaan dan pengendalian
waktu

 Kerugian metode bagan balok antara lain :


a. Tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan
ketergantungan atara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya,
sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatan satu aktivitas terhadap jadwal secara menyeluruh
pada proyek.
b. Untuk proyek yang berukuran besar dan sedang, penggunaan
bagan balok akan menemui kesusahan dalam menyusun besarnya
jumlah aktivitas yang terdapat pada proyek.
c. Susah untuk melaksanakan perbaikan atau pembaharuan
(updating), karena umumnya harus dilakukan dengan membuat
bagan balok yang baru.

2.4 Unsur – Unsur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek merupakan perwujudan dari suatu sistem
organisasi dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan, atau dapat diartikan
sebagai suatu penjabaran dari keseluruhan tugas dan tanggung jawab masing-
masing pihak yang terkait, sehingga mengetahui batasan wewenang dan
tanggung jawabnya. Struktur organisasi terdiri dari beberapa unsur yang
saling berkaitan dan berinteraksi pada kegiatannya.
Unsur-unsur yang terlibat dalam Proyek Design and Bulid Pembangunan
Lanjutan Container Yrad di Terminal Teluk Lamong adalah sebagai berikut:

2.2.1 Pemilik Proyek ( Owner )


Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek. Owner pada Proyek Design and Bulid Pembangunan Lanjutan Container
Yrad di Terminal Teluk Lamong adalah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

2.2.2 Kontraktor Proyek


Kontraktor adalah badan yang ditunjuk oleh owner (dapat melalui
penunjukan langsung atau melalui tender) sebagai pelaksana proyek. Pihak inilah
yang akan menerjemahkan proses perencanaan yang disiapkan oleh para
konsultan ke dalam wujud yang sebenarnya. Dalam prosesnya
pihak kontraktor akan berhubungan dengan para konsultan ini untuk
mempermudah pelaksanaan di lapangan. Proyek Design and Bulid Pembangunan
Lanjutan Container Yrad di Terminal Teluk Lamong, PT. Nindya Karya bertugas
sebagai tim kontraktor.

2.2.3 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara
hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik
yang ada.
Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan pada
tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan
berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan penyerahan kedua
pekerjan oleh pemborong. Konsultan pengawas konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian
proyek. Proyek Design and Bulid Pembangunan Lanjutan Container Yrad di
Terminal Teluk Lamong, konsultan pengawas yaitu PT. Adhicipta Engineering
Consultant.
2.5 Hubungan Kerja dan Tanggung Jawab
Hubungan kerja adalah hubungan antara pihak-pihak yang mempunyai
tanggung jawab terhadap pelaksanaan dan wewenang untuk menjamin kelancaran
jalannya proyek, sehingga proyek dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam
hubungan kerja dan tanggung jawab di butuhkan struktur organsasi.
Struktur organisasi sangat penting dalam sebuah proyek. Dalam Proyek
Design and Bulid Pembangunan Lanjutan Container Yrad di Terminal Teluk
Lamong tersendiri terdapat konsultan pengawas dan kontraktor. Struktur
organisasi dari Proyek Design and Bulid Pembangunan Lanjutan Container Yrad
di Terminal Teluk Lamong dapat dilihat pada gambar 2.1

.
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN KONSTRUKSI
PROYEK PEMBANGUNAN LANJUTAN CONTAINER YARD DI TELUK LAMONG SURABYA

2. 1 Bagan Struktur Organisasi Kontraktor Proyek Design and Bulid Pembangunan Lanjutan Container Yrad di Terminal Teluk
Lamong
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1 Data Proyek


Proyek Lanjutan Container Yard Teluk Lamong, Surabaya mempunyai data
sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Proyek Lanjutan Container Yard
Teluk Lamong
2. Lokasi Proyek : Jl. Raya Tambak Osowilangun,
Km 12, Surabaya
3. Jenis Bangunan : Terminal Container
4. Jumlah Terminal : 5 Terminal Container
5. Luas Bangunan : 92,664 m2
6. Pemilik Proyek : PT. Pelindo III (Persero)
7. Jenis Kontrak : Lumpsum
8. Kontraktor : PT. Nindya Karya
9. Konsultan Pengawas : PT. Adhicipta Engineering
Consultant
10. Waktu Pelaksanaan : 18 April 2018 - 11 April 2019
(720 hari)

3.2 Waktu dan Tempat Kerja Praktik


3.2.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik
Kerja Praktek yang kami laksanakan di Proyek Lanjutan Container Yard
Teluk Lamong, yaitu selama 30 hari. Dimulai pada tanggal 8 Juli 2019 – 8
Agustus 2019. Kegiatan dilakukan setiap hari Senin - Sabtu dimulai pukul 08.00-
17.00 WIB.

3.2.2 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik


Tempat pelaksanaan kerja praktek Proyek Lanjutan Container Yard Teluk
Lamong berlokasi di Jl. Raya Tambak Osowilangun Km 12, Surabaya, Jawa
Timur, Indonesia. Lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1.1.

3.3 Kegiatan Kerja Praktik


Gambaran besar kami selama melaksanakan kerja praktik di Proyek
Lanjutan Container Yard Teluk Lamong yaitu pada hari pertama kami
memperkenalkan diri kepada para karyawan PT. Nindya Karya, dan juga
diperkenalkan gambar arsitek proyek serta gambar rencana struktur proyek,
kemudian pengenalan lingkungan proyek dan penerimaan tugas selama kerja
praktik. Untuk kegiatan selanjutnya, kami pergi ke lapangan untuk pengamatan
dan checklist, melihat kegiatan pemasangan Tiang Pancang, pengerjaan Cutting,
pengerjaan pembobokan, Pengecoran Lean Concrete, pemasangan pembesian, dan
pemasangan bekisting.

3.4 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktik


Laporan Kerja Praktik ini disusun berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengamatan selama di lapangan yang disesuaikan dengan data proyek yang sudah
disetujui oleh pihak proyek berupa shop drawing, gambar-gambar perencanaan,
dan data lain yang berhubungan dengan pekerjaan di lapangan. Data tersebut
didapatkan dengan metodologi sebagai berikut:

1. Tanya Jawab
Tanya jawab dilakukan bertujuan untuk mengetahui berbagai hal
terkait pelaksanaan konstruksi, meliputi material dan alat yang digunakan,
metode pelaksanaan sampai proses pelaksanaan pekerjaan.

2. Tugas dari proyek


Tugas yang diberikan dari pihak proyek, kami jadikan sebagai
bahan pembelajaran dan ilmu bagi kami.
3. Data-data yang tersedia dari proyek
Data-data yang tersedia dari proyek, kami dapatkan setelah diberi
ijin oleh pembimbing kerja praktik.
4. Pengamatan dan dokumentasi lapangan
Pengamatan lapangan dilakukan selama kerja praktik dan juga
kami melakukan dokumentasi lapangan supaya kami mengetahui progres
dari proyek.
5. Bimbingan dari pihak konstruksi manajemen
Bimbingan dari pihak konstruksi manajemen selalu kami dapatkan
melalui kritik, saran, diskusi, dan berbagai penjelasan serta pengetahuan
yang diberikan.

3.5 Laporan Harian Kegiatan Kerja Praktik


Tabel 3.1 Borang Pelaksanaan Kerja Praktik

No Hari/ Tanggal Divisi Kegiatan

1. Teknik - Pemaparan mengenai


Proyek
Senin, 8 Juli 2019
- Pengenalan Kawasan
Proyek

2. Teknik - Mempelajri Detail


Selasa, 9 Juli 2019 Gambar pengerjaan
Proyek

3. Teknik - Menginput data hasil


pengukuran Revetment
ke dalam Autocad
- Monitoring pengerjaan
Revetmen (Talud)
- Mengukur prosentase
Rabu, 10 Juli 2019
(%) pengerjaan
Revetmen (Talud)
- Monitoring pemasangan
Tiang Pancang dan
Tiang Pancang yang
sudah dibobok
4. Teknik - Menghitung rata-rata
pengerjaan Revetmen ke
dalam Microsoft Excel
- Monitoring pemasangan
Tiang Pancang dan
Kamis, 11 Juli 2019 Tiang Pancang yang
sudah dibobok
- Monitoring pengerjaan
Lean Concrete
- Monitoring pengerjaan
Pembesian

5. Teknik - Senam
- Monitoring pemasangan
Tiang Pancang dan
Jum’at, 12 Juli
Tiang Pancang yang
2019
sudah dibobok
- Monitoring pengerjaan
Lean Concrete

6. Teknik - Monitoring pemasangan


Tiang Pancang dan
pembobokan Tiang
Sabtu, 13 Juli 2019
Pancang
- Mengamati Area
Batching Plant

7. Minggu, 14 Juli Teknik libur


2019

8. Teknik - Menginput data hasil


Senin, 15 Juli 2019 pengukuran soil bank ke
dalam Autocad

9. Selasa, 16 Juli 2019 Teknik - Monitoring pekerjaan


Pemancangan, Lean
Concrete, dan
Pembobokan
- Melakukan Pengukuran
terhadap Lean Concrete
di area Pabrikasi
pembesian
- Monitoring durasi
pekerjaan pemasangan
tiang pancang.

10. Teknik - Monitoring pekerjaan


Tiang Pancang, Lean
Concrete dan
Pembobokan
- Melakukan Pengukuran
Rabu, 17 Juli 2019 terhadap Lean Concrete
di area Pabrikasi
pembesian dan Genset
(Opname)
- Melakukan pengecekan
Tulangan (Opname)

11. Teknik - Monitoring pekerjaan


Kamis, 18 Juli Tiang Pancang, Lean
2019 Concrete dan
Pembobokan

12. Teknik - Monitoring pekerjaan


Jum’at, 19 Juli Tiang Pancang, Lean
2019 Concrete dan
Pembobokan

13. Teknik - Monitoring pekerjaan


Tiang Pancang, Lean
Sabtu, 20 Juli 2019
Concrete dan
Pembobokan

14. Minggu, 21 Juli Libur


2019

15. Teknik - Monitoring pekerjaan


Tiang Pancang, Lean
Senin, 22 Juli 2019
Concrete dan
Pembobokan

16. Teknik - Backup Data ukur dari


Selasa, 23 Juli 2019
Autocad ke Excel

17. Teknik - Backup Data ukur


Timbunan Badan Jalan,
Revetment, Dry Bulk,
Cutting Preloading,
Rabu, 24 Juli 2019 Bolder Dry Bulk, Batu
Bolder Revetment
- Monitoring pekerjaan
Tiang Pancang, Lean
Concrete dan Bobok.

18. Teknik - Monitoring pekerjaan


Kamis, 25 Juli
Revetment di area Dry
2019
Bulk

19. Teknik - Monitoring pekerjaan


Revetment di area Dry
Jum’at, 26 Juli Bulk
2019 - Monitoring pekerjaan
Tiang Pancang, Lean
Concrete, dan Bobok

20. Sabtu, 27 Juli 2019 Teknik - Monitoring pekerjaan


Tiang Pancang, Lean
Concrete, dan Bobok
- Monitoring pekerjaan
Revetment di area Dry
Bulk
- Menghitung volume
pekerjaan Revetment di
area Dry Bulk
- Monitoring pekerjaan
Tiang Pancang Miring.

21. Minggu, 28 Juli


Libur
2019

22. Teknik - Menginput hasil data


ukur Dry Bulk,
Senin, 29 Juli 2019 Revetmen, dan
Timbunan dalam
AutoCad

23. Teknik - Monitoring pekerjaan


Tiang Pancang, Lean
Concrete, Bobok, dan
Selasa, 30 Juli 2019
Dry Bulk
- Monitoring pekerjaan
Tiang Pancang Miring.

24. Teknik - Monitoring pekerjaan


Tiang Pancang, Lean
Concrete, Bobok, dan
Rabu, 31 Juli 2019
Dry Bulk
- Backup Data
pemancangan

25. Teknik - Monitoring pekerjaan


Kamis, 1 Agustus Tiang Pancang, Lean
2019 Concrete, Bobok, dan
Dry Bulk.

26. Jum’at, 2 Agustus Teknik - Monitoring pekerjaan


2019 Tiang Pancang, Lean
Concrete, dan Bobok.
- Monitoring pembersihan
Bekisting
- Melakukan pengecekan
area kerja dilapangan
oleh consultant.

27. Teknik - Monitoring pekerjaan


Tiang Pancang, Lean
Sabtu, 3 Agustus
Concrete, dan Bobok.
2019
- Monitoring pekerjaan
pengecoran.

28. Minggu, 4 Agustus


Libur
2019

29. Proyek - Presentasi pemaparan


Senin, 5 Agustus kerja praktik kepada
2019 PM, SOM dan SEM
- Evaluasi dan Revisi

30. Teknik - Monitoring pekerjaan


Selasa, 6 Agstus Tiang Pancang, Lean
2019 Concrete, dan Bobok.
- Revisi

31. Teknik - Penjabaran mengenai


Rabu, 7 Agstus
scheduling dan Kurva S
2019
- Revisi Laporan

32. Kamis, 8 Agstus Teknik - Revisi Laporan


2019

3.6 Diagram Pelaksanaan Kerja Praktik

Mulai
Survei Proyek

Mengajukan Ijin
Permohonan KP
Proposal Kerja
Praktik

 Mengajukan Permohonan
Dosen Pembimbing
 Melengkapi Administrasi

Kerja Praktik

Penyusunan
Laporan KP

NO Perbaikan
Asistensi
Laporan KP

OK

Seminar
KP

Gambar 3.1 Flow Chart Kerja Praktik

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang


Pada Proyek Design and Build Pembangunan Lanjutan Container Yard di
Teluk Lamong Surabaya dilakukan metode pelaksanaan tiang pancang. Terdapat
dua metode pelaksanaan tiang pancang yaitu menggunakan hidraulyc inject untuk
pemancangan lurus dan hammer untuk pemancangan miring. Pemancangan
miring direncakan untuk menahan gaya horizontal akibat beban yang berhenti
pada perlintasan rel. Hidraulyc Injec produktivitasnya lebih besar dibanding
Hammer. Dalam satu kali pemancangan Hidraulyc Inject membutuhkan waktu 10
menit untuk satu layer, sedangkan Hammer membutuhkan waktu 15 menit untuk
satu layer. Pada proyek ini, lahan yang akan dilakukan pemancangan sangatlah
luas, jadi penggunaan Hidraulyc Inject akan mempercepat proses pemancangan.
Ada 550 titik tiang pancang, diantaranya 490 titik tiang pancang lurus dan 60 titik
tiang pancang miring. Kebutuhan panjang tiang pancang pada proyek ini adalah
34 m yang terbagi menjadi tiga layer, diantaranya layer buttom 10 m, layer middle
12 m, dan layer upper 12 m. Tiang pancang dibagi menjadi tiga layer dikarenakan
tiang pancang dengan dimater 50 cm hanya mampu menembus kedalaman 15 m,
oleh karena itu tidak bisa digunakan langsung 34 m, jika dipaksa menggunakan 34
m langsung, maka riskan akan patah.

4.1.1 Tiang Pancang Beton


Tiang Pancang beton berdasarkan cara pembuatannya dibedakan menjadi
dua macam yaitu :
 Cast in Place Pile, yaitu pondasi yang dicor ditempat dengan cara
dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor
tanah (pondasi tiang bor).
 Precast Reinforced Concrete Pile, yaitu tiang pancang beton yang
dibuat ditempat lain atau dibuat dipabrik.
Tiang pancang beton yang digunakan pada Proyek Design and Build
Pembangunan Lanjutan Container Yard di Teluk Lamong Surabaya adalah tiang
pancang Precast Reinforced Concrete Pile dengan kuat tekan minimum K600,
diameter luar minimum 500 mm dan ketebalan dinding 90 mm dengan spesifikasi
sebagai berikut :
 Momen Crack = 17 ton.m
 Momen Ultimate = 34 ton.m
 Allowable axial load = 169 ton.m

4.1.2 Pelaksanaan Pemancangan Pondasi Tiang Pancang


Pelaksanaan pondasi pada Proyek Design and Build Pembangunan
Lanjutan Container Yard di Teluk Lamong Surabaya menggunakan metode tiang
pancang dengan Hidraulyc Inject dan Hammer.
a. Hidraulyc Inject
Tahapan pelaksanaan pemancangan lurus menggunakan Hidraulyc
Inject adalah sebagai berikut :
1) Menentukan rencana titik pemancangan.
Menentukan titik-titik yang akan dipancang, berdasarkan
gambar teknis yang diberikan perencana. Surveyor menentukan
titik-titik tersebut dengan menggunakan alat theodolit. Setelah
didapat posisi titik yang akurat, titik diberi tanda berupa patok
yang menandakan bahwa titik tersebut merupakan titik yang akan
dipancang.
2) Mobilisasi dan Setting tiang pancang dititik pemancangan.
Memindah tiang pancang dari tempat pengadaan tiang pancang ke
lokasi pemancangan dengan bantuan alat truck trailer. Tiang
pancang diangkat dengan hati-hati untuk menghindari retak atau
kerusakan lain. Tiang pancang diletakkan dalam urutan kelompok
diatas tanah dan diganjal untuk mencegah distorsi tiang.

Gambar 4.1 Mobilisasi Tiang Pancang


3) Setting alat pancang dititik pemancangan.
Proses awal dari pemancangan tiang yaitu memposisikan alat
pancang pada koordinat yang ditentukan. Kemudian mengecek
keadaan alat Hidraulyc Inject dalam keadaan rata dengan bantuan
alat nivo yang terdapat dalam ruangan operator.

Gambar 4.2 Setting Alat Hidraulyc Inject


4) Tiang diangkat dan dipasang pada alat pancang.
Tiang pancang diangkat dengan bantuan alat crawler crane. Crane
digerakkan menuju lokasi penumpukan tiang pancang dan
kemudian mengikat tiang pancang pertama (bottom). Tiang
pancang digerakan secara horizontal ke titik pancang. Kemudian
tiang pancang dimasukkan kedalam alat penjepit (clamping box),
lalu posisikan tiang pancang pada titik koordinat yang telah
ditentukan.

Gambar 4.3 Proses Pengangkatan Tiang Pancang ke Alat


Pemancangan
5) Cek posisi tiang pancang menggunakan theodolith.
Kontrol posisi tiang pancang pada arah tegak dengan bantuan alat
theodolith.
6) Pekerjaan pemancangan
Setelah semuanya terpenuhi, selanjutnya dilakukan penjepitan
tiang pancang dengan kapasitas beban sebesar 380 ton. Lalu
setelah dilakukan penjepitan maka selanjutnya dilakukan penetrasi
tiang pancang ke dalam tanah dengan cara menekan tiang pancang
tersebut dengan lama waktu kurang lebih 10 menit hingga sisa
tiang ± 80 cm dari permukaan tanah untuk kemudian dilakukan
penyambungan.
Gambar 4.4 Proses Penekanan Tiang Pancang
7) Pekerjaan Pemancangan tengah (middle).
Pada pekerjaan pemancangan tengah (middle), ulangi langkah-
langkah pada nomer 4 dan 5.
8) Penyambungan tiang pancang.
Sambungan antar tiang pancang yaitu dengan menggunakan
system pengelasan. Pengelasan antar tiang pancang dilakukan pada
pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung badan tiang.
Pengelasan menggunakan kawat las kiswel ukuran 4 ml, pada
setiap pengelasan dipasang 3 layer kawat las. Pengelasan
membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Proses penyambungan
tiang pancang harus dikontrol agar diperoleh hasil sambungan yang
baik dan ketegak-lurusan (vertically) tiang pancang tetap terjaga.
Kontrol pada saat proses pengelasan sambungan tiang pancang
antara lain :
 Bahan dan alat las harus dalam keadaan bagus agar tidak
menghambat proses pengelasan dan pemancangan secara
umum.
 Material las (kawat las) sebaiknya sama untuk setiap
penyambungan tiang pancang agar kualitas pengelasan
akan sama setiap tiang pancang.
 Pengelasan harus dilas keliling ditiap sisi tiang pancang.
Beberapa parameter pemeriksaan hasil pengelasan secara visual
meliputi :
 Hasil pengelasan harus padat dan tidak boleh ada rongga.
 Hasil pengelasan harus bebas dari cacat retak.
 Permukaan las harus cukup halus.

Gambar 4.5 Proses Pengelasan Sambungan Tiang Pancang


9) Setelah pengelasan sambungan selesai, dilanjutkan penekanan
tiang pancang sambungan.
10) Pekerjaan Pemancangan atas (upper).
Pada pekerjaan pemancangan atas (upper), ulangi langkah-langkah
pada nomer 4 , 5, 8 dan 9.
11) Pemancangan tiang dilakukan hingga tercapai tanah keras. Setelah
proses pemancangan dihentikan, selanjutnya dilakukan pencatatan
(record) yang berisi waktu pelaksanaan pemancangan, nomor atau
titik pancang, dan informasi tinggi tiang tertahan.
12) Pemancangan selesai. Lalu bergerak ke titik pemancangan
berikutnya.

b. Hammer
Tahapan pelaksanaan pemancangan miring menggunakan Hammer
adalah sebagai berikut :
1) Menentukan rencana titik pemancangan.
Menentukan titik-titik yang akan dipancang, berdasarkan
gambar teknis yang diberikan perencana. Surveyor menentukan
titik-titik tersebut dengan menggunakan alat theodolit. Setelah
didapat posisi titik yang akurat, titik diberi tanda berupa patok
yang menandakan bahwa titik tersebut merupakan titik yang akan
dipancang.
2) Mobilisasi dan Setting tiang pancang dititik pemancangan.
Memindah tiang pancang dari tempat pengadaan tiang pancang ke
lokasi pemancangan dengan bantuan alat truck trailer. Tiang
pancang diangkat dengan hati-hati untuk menghindari retak atau
kerusakan lain. Tiang pancang diletakkan dalam urutan kelompok
diatas tanah dan diganjal untuk mencegah distorsi tiang.

Gambar 4.6 Mobilisasi Tiang Pancang


3) Setting alat pancang dititik pemancangan.
Proses awal dari pemancangan tiang yaitu memposisikan alat
pancang pada koordinat yang ditentukan. Kemudian mengecek
keadaan alat Hammer. Antara mesin dengan tiang pancang diberi
topi 2 layer yang terbuat dari kayu, masing-masing ketebalannya
yaitu 5 cm.
Gambar 4.7 Setting Alat Hidraulyc Inject

Gambar 4.8 Topi Pelindung Tiang Pancang


4) Tiang diangkat dan dipasang pada alat pancang.
Tiang pancang pertama (bottom) diikatkan pada sling yang terdapat
pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian
alat. Lalu posisikan tiang pancang pada titik koordinat yang telah
ditentukan.
Gambar 4.9 Proses Pengangkatan dan Dimasukkannya Tiang ke
dalam Alat Pemancangan

Gambar 4.10 Proses Meluruskan Tiang pada Titik Koordinat


Pemancangan
5) Cek kemiringan posisi tiang pancang menggunakan waterpass.
Kontrol kemiringan posisi tiang pancang dengan bantuan alat
waterpass.
6) Pekerjaan pemancangan
Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan
dengan menjatuhkan palu pada mesin pancang dengan lama waktu
kurang lebih 15 menit, hingga sisa tiang ± 80 cm dari permukaan
tanah untuk kemudian dilakukan penyambungan.

Gambar 4.11 Proses Pemukulan Tiang Pancang


7) Pekerjaan Pemancangan tengah (middle).
Pada pekerjaan pemancangan kedua (middle), ulangi langkah-
langkah pada nomer 4 dan 5.
8) Penyambungan tiang pancang.
Sambungan antar tiang pancang yaitu dengan menggunakan
system pengelasan. Pengelasan anatar tiang pancang dilakukan
pada pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung badan tiang.
Pengelasan menggunakan kawat las kiswel ukuran 4 ml, pada
setiap pengelasan dipasang 3 layer kawat las. Pengelasan
membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Proses penyambungan
tiang pancang harus dikontrol agar diperoleh hasil sambungan yang
baik dan ketegak-lurusan (vertically) tiang pancang tetap terjaga.
Kontrol pada saat proses pengelasan sambungan tiang pancang
antara lain :
 Bahan dan alat las harus dalam keadaan bagus agar tidak
menghambat proses pengelasan dan pemancangan secara
umum.
 Material las (kawat las) sebaiknya sama untuk setiap
penyambungan tiang pancang agar kualitas pengelasan
akan sama setiap tiang pancang.
 Pengelasan harus dilas keliling ditiap sisi tiang pancang.
Beberapa parameter pemeriksaan hasil pengelasan secara visual
meliputi :
 Hasil pengelasan harus padat dan tidak boleh ada rongga.
 Hasil pengelasan harus bebas dari cacat retak.
 Permukaan las harus cukup halus.
Gambar 4.12 Proses Pengelasan Sambungan Tiang Pancang
9) Setelah pengelasan sambungan selesai, dilanjutkan pemukulan
tiang pancang sambungan.
10) Pekerjaan pemancangan tas (upper).
Pada pekerjaan pemancangan atas (upper), ulangi langkah-langkah
pada nomer 4 , 5, 8 dan 9.
11) Pemancangan tiang dilakukan hingga tercapai tanah keras dengan
acuan menggunakan kalendering test. Setelah proses pemancangan
dihentikan, selanjutnya dilakukan pencatatan (record) yang berisi
waktu pelaksanaan pemancangan, nomor atau titik pancang,
informasi tinggi tiang tertahan dan hasil kalendring pada akhir
pemancangan untuk mengetahui penetrasinya.
12) Pemancangan selesai. Lalu bergerak ke titik pemancangan
berikutnya.l

4.2.3 Monitoring Pekerjaan Tiang Pancang


Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program atau memantau perubahan yang fokus pada proses
dan keluaran. Setelah melakukan pemancangan, dilakukan monitoring pancang
sesuai dengan from yang ditelah disetujui.
Pada Proyek Pembangunan Container Yard di Teluk Lamong Surabaya
untuk setiap harinya dilakukan monitoring pekerjaan tiang pancang berupa berapa
jumlah tiang pancang, pembobokan, lean concrete dan pembalokan. Monitoring
dilakukan pada sore hari untuk dapat menghitung keseluruhan progres pekerjaan
pada hari itu. Hasil monitoring dimasukkan kedalam form yang telah disetujui.
Form dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.13 Form Monitoring Pekerjaan Pemancangan


4.2.4 Quality Control
.a Kondisi Fisik Tiang :
 Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
 Umur beton telah memenuhi syarat.
 Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama
pemancangan.
.b Toleransi :
 Vertikalitas tiang diperiksa secara periodik selama proses
pemancangan berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi
tidak lebih dari 1 : 75 dan penyimpangan arah horisontal dibatasi
tidak lebih dari 75 mm
.c Penetrasi :
 Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah
meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah
meter.
 Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.
.d Final set :
 Pemancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set
sesuai perhitungan.

4.2 Penjadwalan Proyek


Untuk memutuskan keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan
menggunakan waktu, biaya dan mutu. Dalam mengontrol hal tersebut,
diperlukannya penjadwalan proyek supaya dapat terselesaikan dengan tepat
waktu. Pada proyek Pembangunan Lanjutan Container Yard di Teluk
Lamong Surabaya dilakukan metode penjadwalan proyek dengan
menggunakan dua metode yakni :

4.2.1 Kurva S
Kurva S merupakan sebuah grafik yang dapat menunjukkan
kemajuan atau keterlambatan suatu pekerjaan pada proyek. Kurva S ini di
plot pada sumbu kordinat sumbu axis (x) menyatakan satuan waktu
sepanjang masa proyek dan sumbu kordinat (y) yang menyatakan prosentase
kumulatif biaya selama masa pelaksanaan proyek.

4.2.2 Bagan Balok atau Barchat

Selain menggunakan metode penjadwalan berupa Kurva S, proyek


Pembangunan Lanjutan Container Yard di Teluk Lamong juga
menggunakan bagan balok atau Barchat. Barchat dan Kurva S memiliki
fungsi masing-masing yang dapat digunakan dalam proses perencanaan
maupun selama proses kostruksi berlangsung. Dalam Barchat dapat dilihat
pelaksanaan pekerjaan proyek mengalami keterlambatan atau kemajuan,
tetapi tidak detail seperti Kurva S. Barchat proyek Pembangunan Lanjutan
Container Yard di Teluk Lamong dapat dilihat Lampiran.

4.2.3 Permasalahan di Proyek


Pada setiap pekerjaan dalam suatu proyek pasti akan menemukan
berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut tidak dapat dihindari, tetapi
dapat ditemukan solusinya. Selama pelaksanaan pekerjaan pada proyek
Pembangunan Lanjutan Container Yard di Teluk Lamong terdapat beberapa
permasalahan yang timbul yang menyebabkan keterlambatan. Beberapa
masalah yang terjadi yaitu :

a. Faktor Alat
Pada saat pekerjaan pemancangan, terjadi kerusakan pada
alat berat Hidraulyc Inject yang menghambat pekerjaan
pemancangan. Pekerjaan jadi dapat dikerjakan dengan satu alat.
Hal ini tentu akan menggeser target waktu pelaksanaan yang
sudah direncanakan.
b. Faktor Keterlambatan
Pada saat akan melakukan pekerjaan pemancangan, terjadi
keterlambatan supply truck pengangkut tiang pancang.
Keterlambatan terjadi karena terjadi keterlambatan pengiriman.
Hal ini tentu akan menggeser target waktu pelaksanaan yang
sudah direncanakan.

c. Faktor Tenaga Kerja


Pada saat pekerjaan pemotongan tiang pancang, terjadi
penurunan produktivitas pemotongan tiang pancang akibat
tenaga kerja yang bertugas memotong tiang pancang sedang
libur. Hal ini tentu akan menggeser target waktu pelaksanaan
yang sudah direncanakan.

4.2.4 Pemecahan Permasalahan di Proyek


Adanya permasalahan pada suatu proyek selalu diusahakan untuk
mencari solusi yang terbaik. Dalam hal ini terdapat beberapa alternatif yang
dapat dilakukan oleh pihak kontraktor, antara lain :

a. Faktor Alat
Untuk pekerjaan pemancangan akibat alat pancang yang rusak
harus dihentikan. Pemancangan dilanjutkan apabila alat telah
berfungsi kembali. Namun pemancangan tetap dilakukan dengan
menggunakan satu alat saja sehingga tidak dapat menggeser target
waktu pelaksanaan yang sudah direncanakan.
b. Faktor Keterlambatan
Pada saat pelaksanaa pemancangan terjadi keterlambatan
pengiriman spun pile, maka dari itu agar pekerjaan terus berlanjut,
pihak pelaksana menghubungi bagian logistik untuk segera
mendatangkan spun pile ke lokasi pemancangan.
c.Faktor Tenaga Kerja
Pada saat pekerjaan pemotongan tiang pancang berhenti akibat
tenaga kerja yang bertugas memotong tiang pancang sedang libur,
maka untuk menutupi pengurangan produktivitas pemotongan
seharusnya tenaga kerja yang sedang libur dilakukan perollingan,
sehingga jika salah satu tenaga kerja libur, maka tetap ada tenaga
kerja lain yang melakukan pekerjaan pemotongann tiang pancang.
BAB V
PENUTUP

Kegiatan Kerja Praktik di PT. Nindya Karya selama 32 hari pada Proyek
Design and Build Pembangunan Container Yard Teluk Lamong Surabaya
memberikan manfaat, baik ilmu, pengalaman dan pengetahuan mengenai
pelaksanaan suatu konstruksi. Selama kerja praktik mahasiswa dapat membedakan
ilmu teori dengan penerapan di lapangan serta permasalahan-permasalahan yang
terjadi di dalam proyek. Terjun dan belajar langsung dilapangan, merupakan
proses yang sangat penting selama kerja praktek, sehingga dapat memiliki
gambaran lebih mengenai dunia teknik sipil dan kondisi riil. Berikut kesimpulan
dan saran yang telah penulis rangkum.

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan kerja praktik selama 32 hari di Proyek Design and Build
Pembangunan Container Yard Teluk Lamong Surabaya, kesimpulan yang dapat di
ambil pada saat melaksanakan kerja praktik adalah sebagai berikut :
1. Pada Proyek Design and Build Pembangunan Lanjutan Container Yard di
Teluk Lamong Surabaya dilakukan metode pelaksanaan tiang pancang.
Terdapat dua metode pelaksanaan tiang pancang yaitu menggunakan hidraulyc
inject untuk pemancangan lurus dan hammer untuk pemancangan miring.
Pemancangan miring direncakan untuk menahan gaya horizontal akibat beban
yang berhenti pada perlintasan rel. Terdapat 550 titik tiang pancang,
diantaranya 490 titik tiang pancang lurus dan 60 titik tiang pancang miring.
Kebutuhan panjang tiang pancang pada proyek ini adalah 34 m yang terbagi
menjadi tiga layer, diantaranya layer buttom 10 m, layer middle 12 m, dan
layer upper 12 m.
2. Pada proyek Pembangunan Lanjutan Container Yard di Teluk Lamong Surabaya
dilakukan metode penjadwalan proyek dengan menggunakan dua metode yakni
Kurva S dan Bagan Balok atau Barchat.

5.2 Saran
Secara menyeluruh kemajuan dari pembangunan Proyek Design and Build
Pembangunan Container Yard Teluk Lamong Surabaya telah berjalan dengan baik
sesuai dengan perencanaan yang ada walaupun terdapat beberapa permasalahan
yang masih bisa ditoleransi dan diatasi. Kami berterima kasih kepada PT. Nindya
Karya yang telah memberikan wadah dan bimbingannya, sehingga kami dapat
memperoleh berbagai ilmu, menambah wawasan, dari berbagai kesempatan yang
diberikan. Sehingga dapat menulis laporan ini sedemikian rupa. Kami berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang membaca.

Anda mungkin juga menyukai