SAK ETAP Mei 2009 IKATAN AKUNTAN INDONES
SAK ETAP Mei 2009 IKATAN AKUNTAN INDONES
STANDAR
AKUNTANS
I
KEUANGA
N
STANDARAKUNTANSIKEUANGAN
ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK
IKATANAKUNTANINDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
SAK
ETAP
STANDARAKUNTANSIKEUANGAN
Entitas tanpa
Akuntabilitas Publik
Diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng Jakarta 10310
Telp. : (021) 3190-4232
Fax. : (021) 724-5078
email: iai-info@iaiglobal.or.id; dsak@iaiglobal.or.id
website: http://www.iaiglobal.or.id
Mei 2009
DAFTAR ISI
1 BAB 1
2 RUANG LINGKUP
3
0 1.1 Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
1 Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk
2 digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
3 akuntabilitas publik adalah entitas yang:
4 (a) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
5 (b) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
6 (general purpose financial statement) bagi pengguna
7 eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
8 tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur,
9 dan lembaga pemeringkat kredit.
14
0 1.2 Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
1 (a) entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau
2 dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada
3 otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
4 penerbitan efek di pasar modal; atau
5 (b) entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
6 untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas
7 asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,
8 reksa dana dan bank investasi.
24
0 1.3 Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan
1 dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang
2 membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
1 BAB 2
23 Pertimbangan Sehat
24
25 2.7 Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi
26 berbagai peristiwa dan keadaan yang dipahami berdasarkan
27 pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan
28 tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam
29 menyusun laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung
30 unsur kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan yang
31 diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau
5888 penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban
5889 tidak disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan
5890 pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan aset
5891 atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban
5892 atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat
5893 tidak mengijinkan bias.
16
23 Kelengkapan
24
25 2.8 Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan
26 keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
27 Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan
28 informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena
29 itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari
30 segi relevansi.
31
32 Dapat Dibandingkan
33
34 2.9 Pengguna harus dapat membandingkan laporan
35 keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi
36 kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga
37 harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas
38 untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
39 posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran
40 dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa
41 lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk suatu
42 entitas, antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas
43 yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan keuangan
44
ETAP.4 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
5888 Kewajiban
5889
23 2.17 Karakteristik esensial dari kewajiban (liability)
24 adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban (obligation) masa
25 kini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan
26 cara tertentu. Kewajiban dapat berupa kewajiban hukum dan
27 kewajiban konstruktif. Kewajiban dapat dipaksakan menurut
28 hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau
29 peraturan perundangan. Kewajiban konstruktif adalah
30 kewajiban yang timbul dari tindakan entitas ketika:
31 (a) oleh praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah
32 dipublikasikan atau pernyataan kini yang cukup spesifik,
33 entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa
34 entitas akan menerima tanggung jawab tertentu; dan
35 (b) akibatnya, entitas telah menimbulkan ekspektasi kuat dan
36 sah kepada pihak lain bahwa entitas akan melaksanakan
37 tanggung jawab tersebut.
18
5888 2.18 Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya
5889 melibatkan pembayaran kas, penyerahan aset lain, pemberian
5890 jasa, penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain,
5891 atau konversi kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban juga dapat
5892 dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur membebaskan
5893 atau membatalkan haknya.
25
23 Ekuitas
24
25 2.19 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah
29 dikurangi semua kewajiban. Ekuitas mungkin
5888 disubklasifikasikan dalam neraca. Misalnya, entitas yang
5889 berbentuk Perseroan Terbatas, subklasifikasi dapat meliputi
5890 dana yang dikontribusikan oleh pemegang saham, saldo laba
5891 dan keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung
5892 dalam ekuitas.
35
36
37
38
23 KINERJA KEUANGAN
24
25 2.20 Kinerja keuangan adalah hubungan antara
26 penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan
27 dalam laporan laba rugi. Laba sering digunakan sebagai ukuran
28 kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat
29 pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur-unsur
30 laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan
31 pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Penghasilan
5888 dan beban didefinisikan lebih lanjut sebagai berikut:
5889 (a) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi
5890 selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau
5891 peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang
5892 mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
5893 kontribusi penanam modal.
5894 (b) Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi
5895 selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar
5896 atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
5897 mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait
5898 dengan distribusi kepada penanam modal.
21
23 2.21 Pengakuan penghasilan dan beban dalam laporan
24 laba rugi dihasilkan secara langsung dari pengakuan dan
25 pengukuran aset dan kewajiban. Kriteria pengakuan
26 penghasilan dan beban dibahas lebih lanjut dalam paragraf 2.24-
27 2.29
27
5888 Penghasilan
5889
5890 2.22 Penghasilan (income) meliputi pendapatan
5891 (revenues) dan keuntungan (gains).
5892 (a) Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam
5893 pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal
5894 dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan,
5895 bunga, dividen, royalti dan sewa.
5896 (b) Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi
5897 definisi penghasilan namun bukan pendapatan. Ketika
5898 keuntungan diakui dalam laporan laba rugi, biasanya
ETAP.8 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
5888 KEUANGAN
5889
5890 2.30 Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang
5891 yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban,
5892 penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini
5893 termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu.
5894
5895 2.3 1 Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis
23 dan nilai wajar:
24 (a) Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang
25 dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan
26 untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban
27 dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau
28 sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai
29 penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
30 (b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk
31 mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan
32 suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
33 memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi
34 dengan wajar.
22
23 PRINSIP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
5888 BERPENGARUH LUAS (PERVASIF)
5889
5890 2.32 Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset,
5891 kewajiban, penghasilan dan beban dalam SAK ETAP
5892 didasarkan pada prinsip pervasif dari Kerangka Dasar
5893 Penyajian dan Pengukuran Laporan Keuangan. Dalam
5894 hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK ETAP untuk
5895 transaksi atau peristiwa lain, paragraf 9.4 memberikan panduan
5896 untuk membuat pertimbangan dan paragraf 9.5 menetapkan
5897 hirarki yang diikuti oleh entitas dalam memutuskan kebijakan
5898 akuntansi yang sesuai dalam keadaan tersebut. Pada tingkat
5899 kedua hirarki tersebut mensyaratkan entitas untuk
5900 menggunakan prinsip pengakuan dan pengukuran pervasif yang
5901 diatur dalam Bab ini.
5902
23 DASAR AKRUAL
24
25 2.33 Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali
26 laporan arus kas, dengan menggunakan dasar akrual. Dalam
27 dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas,
28 penghasilan, dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika
29 memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos
30 tersebut.
31 PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
10
5888 Aset
5889
5890 2.34 Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat
5891 ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan aset
5892 tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
5893 andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah
5894 terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin
5895 mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan.
5896 Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan
5897 beban dalam laporan laba rugi.
5898
5899 Kewajiban
5900
5901 2.35 Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan
5902 pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi
5903 akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan
5904 jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
5905
5906 Penghasilan
5907
5908 2.36 Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung
5909 dari pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam
5910 laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan
5911 yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan
5912 kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
5913
5914
5915
ETAP.12 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
23 Beban
24
25 2.37 Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari
26 pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan
27 laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang
28 berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban
29 telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
30
31 Laba atau Rugi
10
5888 2.38 Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara
5889 penghasilan dan beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu
5890 unsur terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan
5891 yang terpisah tidak diperlukan.
15
23 2.39. SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos
24 dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aset atau kewajiban
25 dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut merupakan hasil
26 dari penerapan “matching concept”.
20
5888 SALING HAPUS
5889
5890 2.40. Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan
5891 kewajiban, atau penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan
5892 atau diijinkan oleh SAK ETAP.
23 (a) Pengukuran nilai aset secara neto dari penilaian penyisihan
24 bukan merupakan saling hapus, misalnya penyisihan atas
25 keusangan persediaan dan penyisihan atas piutang tak
26 tertagih.
27 (b) Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli
28 dan menjual aset tidak lancar (termasuk investasi dan
29 aset operasional), maka entitas melaporkan keuntungan
30 dan kerugian atas pelepasan aset dengan mengurangi hasil
31 penjualan dengan jumlah tercatat aset dan beban penjualan
32 yang terkait.
36
37
38
1 BAB 3
1 BAB 4
2 NERACA
3
5888 RUANG LINGKUP
5889
5888 (iii) bahan baku dan barang habis pakai yang digunakan
5889 dalam proses produksi atau pemberian jasa;
5890 (d) kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya;
5891 (e) kelompok ekuitas, seperti modal disetor, tambahan modal
5892 disetor, agio saham, saldo laba, dan pendapatan dan beban
5893 yang diakui langsung ke ekuitas.
7
23 4.13 Entitas yang berbentuk Perseroan Terbatas
24 mengungkapkan antara lain hal-hal berikut di neraca atau
25 catatan atas laporan keuangan:
26 (a) untuk setiap kelompok modal saham:
27 (i) jumlah saham modal dasar;
28 (ii) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh;
29 (iii) nilai nominal saham;
30 (iv) ikhtisar perubahan jumlah saham beredar;
31 (v) hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat
32 pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas
33 dividen dan pembayaran kembali atas modal;
34 (b) Penjelasan mengenai cadangan dalam ekuitas.
20
5888 4.14 Entitas selain berbentuk Perseroan Terbatas, seperti
5889 persekutuan, mengungkapkan informasi yang setara seperti
5890 disyaratkan dalam paragraf 4.13(a), yang menunjukkan
5891 perubahan selama periode untuk setiap kategori ekuitas, serta
5892 hak, keistimewaan dan pembatasan untuk setiap kategori
5893 ekuitas.
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ETAP.22 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
1 BAB 5
5888 5.4 Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah
5889 lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan
3 untuk memahami kinerja keuangan entitas.
4
5 5.5 Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan
6 pos pendapatan dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam
7 laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.
8
9 ANALISIS BEBAN
10
23 5.6 Entitas menyajikan suatu analisis beban dalam suatu
24 klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsi beban dalam entitas,
13
1 BAB 6
33 periode lalu;
34
35 (d) penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan
36 akuntansi; dan
37 (e) saldo laba pada akhir periode pelaporan.
38
1 BAB 7
5888 (c) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi
5889 atau pendanaan.
3
4 PELAPORAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS
23 INVESTASI DAN PENDANAAN
24
25 7.9 Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama
26 penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal
27 dari aktivitas investasi dan pendanaan. Jumlah agregat arus
5888 kas yang berasal dari akuisisi dan pelepasan entitas anak atau
5889 unit usaha lain disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan
5890 sebagai arus kas dari aktivitas operasi.
13
23 BUNGA DAN DIVIDEN
24
25 7.10 Entitas mengungkapkan secara terpisah arus kas
26 dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. Entitas
27 mengklasifikasikan arus kas secara konsisten antar periode
28 sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan.
29
30 7.11 Entitas mengklasifikasikan bunga yang dibayarkan
31 dan bunga dan dividen yang diterima sebagai arus kas operasi
32 karena termasuk laba atau rugi. Sebagai alternatif, bunga yang
33 dibayarkan dan bunga dan dividen yang diterima dapat
34 diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan dan arus kas
35 investasi, karena merupakan biaya perolehan sumber daya
36 keuangan atau hasil investasi.
37
38 7.12 Dividen yang dibayarkan dapat diklasifikasikan
39 sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan
40 sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang
41 dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas
42 dari aktivitas operasi karena dividen dibayarkan dari arus kas
43 operasi.
44
45
46
47
23 PENGUNGKAPAN LAIN
24
25 7.17 Entitas mengungkapkan, bersama dengan pendapat
26 manajemen, jumlah kas dan setara kas yang signifikan yang
27 dimiliki entitas, namun tidak dapat digunakan oleh entitas. Hal
28 ini karena adanya pembatasan lalu lintas devisa atau
29 pembatasan hukum
30
31
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
1 BAB 8
1 BAB 9
1 BAB 10
5888 jatuh tempo dan tidak akan dijual untuk tujuan manajemen risiko
5889 keuangan. Berdasarkan tujuan kepemilikan efek utang tersebut,
5890 entitas dapat mengakui efek utang tersebut dengan metode
5891 biaya perolehan (termasuk amortisasi diskonto atau premium).
5892
5893 10.9 Penjualan efek utang yang memenuhi salah satu dari
5894 dua kondisi berikut ini dapat dianggap telah jatuh tempo untuk
5895 tujuan klasifikasi efek sebagaimana diuraikan pada paragraf
5896 10.5 dan 10.10, dan untuk tujuan pengungkapan sebagaimana
23 diuraikan pada paragraf 10.20.
24 (a) Penjualan efek terjadi pada tanggal yang cukup dekat
25 dengan saat jatuh tempo, sehingga risiko tingkat bunga
26 tidak lagi menjadi faktor penentu harga jual. Tanggal
27 penjualan tersebut begitu dekatnya dengan saat jatuh tempo
28 sehingga perubahan suku bunga pasar tidak memiliki
29 pengaruh signifikan terhadap nilai wajar efek.
30 (b) Penjualan efek terjadi setelah entitas memperoleh sebagian
31 besar pembayaran (sedikitnya 85 persen) dari nilai tercatat
32 investasi dalam efek utang. Pembayaran tersebut dapat
33 terjadi karena pembayaran di muka efek utang atau
34 pembayaran efek utang sesuai dengan jadual angsuran
35 pembayaran efek utang tersebut (yang meliputi pokok
36 pinjaman dan bunga). Untuk efek dengan tingkat bunga
37 variabel, pembayaran cicilan tersebut tidak akan sama
38 jumlahnya, tergantung kepada tingkat bunga yang berlaku.
39
40 Efek “Diperdagangkan” dan “Tersedia untuk Dijual”
41
42 10.10 Investasi efek utang yang tidak diklasifikasikan ke
43 dalam “dimiliki hingga jatuh tempo” dan efek ekuitas yang nilai
44 wajarnya telah tersedia, harus diklasifikasikan ke dalam salah
45 satu kelompok berikut ini dan diukur sebesar nilai wajarnya
46 dalam neraca:
47 (a) “Diperdagangkan”. Efek yang dibeli dan dimiliki untuk
48 dijual kembali dalam waktu dekat harus diklasifikasikan
49 dalam kelompok “diperdagangkan.” Efek dalam kelompok
50 “diperdagangkan” biasanya menunjukkan frekuensi
51 pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan.
ETAP.46 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
23 PENGUNGKAPAN
24
25 10.18 Untuk efek dalam kelompok tersedia untuk dijual
26 dan kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, informasi berikut ini
27 harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk
28 setiap kelompok utama efek:
29 (a) nilai wajar agregat;
5888 (b) laba yang belum direalisasi dari pemilikan efek;
5889 (c) rugi belum direalisasi dari pemilikan efek;
5890 (d) biaya perolehan, termasuk jumlah premium dan diskonto
5891 yang belum diamortisasi.
12
23 10.19 Untuk efek utang dalam kelompok tersedia untuk
24 dijual dan kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, informasi
25 mengenai tanggal jatuh tempo efek utang tersebut harus
26 diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tahun
27 terakhir yang disajikan. Informasi tentang tanggal jatuh tempo
28 dapat dikelompokkan menurut jangka waktunya sejak tanggal
29 neraca. Lembaga keuangan harus mengungkapkan nilai wajar
30 dan biaya perolehan efek utang, termasuk diskonto dan premium
31 yang belum diamortisasi berdasarkan, sedikitnya, 4 kelompok
32 tanggal jatuh tempo berikut ini:
33 (a) jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun;
34 (b) jatuh tempo dalam waktu antara 1 sampai 5 tahun;
35 (c) jatuh tempo dalam waktu antara 5 sampai 10 tahun;
36 (d) jatuh tempo dalam waktu lebih dari 10 tahun.
37 Efek yang tidak jatuh tempo pada tanggal tertentu, seperti efek
38 yang pembayarannya dijamin hipotik, dapat diungkapkan secara
39 terpisah (tidak dialokasikan ke dalam beberapa kelompok jatuh
40 tempo tersebut). Jika penggolongan jatuh temponya
41 dialokasikan, maka dasar alokasinya harus diungkapkan.
32
5888 10.20 Untuk setiap periode akuntansi, entitas harus
5889 mengungkapkan:
5890 (a) penerimaan dari penjualan efek dalam kelompok tersedia
5891 untuk dijual, laba dan rugi yang direalisasi dari penjualan
5892 tersebut;
38
ETAP.50 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
1 BAB 11
2 PERSEDIAAN
3
23 RUANG LINGKUP
24
25 11.1 Bab ini mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan
26 pengukuran persediaan. Persediaan adalah aset:
5888 (a) untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
5889 (b) dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau
5890 (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan
5891 dalam proses produksi atau pemberian jasa.
12
23 11.2 Bab ini diterapkan untuk semua jenis persediaan,
24 kecuali:
25 (a) persediaan dalam proses (work in progress) dalam
26 kontrak konstruksi termasuk kontrak jasa yang terkait
27 secara langsung (lihat Bab 20 Pendapatan);
28 (b) efek tertentu (lihat Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu).
29
30 PENGUKURAN
31
5888 11.3 Entitas harus mengukur nilai persediaan pada nilai
5889 mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan harga jual
5890 dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual.
25
23 BIAYA PERSEDIAAN
24
25 11.4 Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya
26 pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk
27 membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang.
28
29 Biaya Pembelian
30
31 11.5 Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea
32 impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat direstitusi
33 kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan,
34 dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan
35
ETAP.52 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
5888 pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang,
5889 potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam
5890 menentukan biaya pembelian.
4
11.6 Entitas dapat melakukan pembelian persediaan dalam
beberapa termin penyelesaian tangguhan. Jika perjanjian secara
efektif mengandung adanya elemen pembiayaan, maka elemen
tersebut (misalnya, perbedaan antara harga beli untuk
persyaratan kredit normal dengan jumlah yang dibayar) diakui
sebagai beban bunga selama periode pembiayaan dan tidak
ditambahkan ke biaya perolehan persediaan.
12
Biaya Konversi
PENGUNGKAPAN
1 BAB 12
METODE AKUNTANSI
Entitas Asosiasi
Entitas Anak
PENGUNGKAPAN
(c) nilai wajar investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak
yang tersedia kuotasi harga yang dipublikasikan.
3
12.15 Untuk investasi pada entitas asosiasi, investor harus
mengungkapkan jumlah dividen dan penerimaan distribusi
lainnya yang diakui sebagai penghasilan.
7
12.16 Untuk investasi pada entitas anak, investor harus
mengungkapkan secara terpisah bagiannya atas laba atau rugi
dan bagiannya atas operasi yang dihentikan dari entitas anak
tersebut.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
1 BAB 13
RUANG LINGKUP
Pengukuran
1 BAB 14
2 PROPERTI INVESTASI
3
RUANG LINGKUP
1 BAB 15
2 ASET TETAP
3
RUANG LINGKUP
PENURUNAN NILAI
PENGHENTIAN-PENGAKUAN
1 BAB 16
Prinsip Umum
(b) biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat diukur
dengan andal.
3
16.5 Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat
ekonomis masa depan, entitas harus menggunakan asumsi yang
wajar dan dapat mendukung yang merupakan estimasi terbaik
manajemen atas kondisi ekonomi yang aka ada selama masa
manfaat aset.
9
16.6 Dalam menilai tingkat kepastian akan adanya
manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari penggunaan
aset tidak berwujud, entitas mempertimbangkan bukti yang
tersedia pada saat pengakuan awal aset dengan memberikan
penekanan pada bukti eksternal.
15
16.7 Kriteria probabilitas pengakuan dalam paragraf
16.4(a) harus selalu dipertimbangkan untuk dipenuhi atas aset
tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah.
19
PENGUKURAN AWAL
Perolehan Terpisah
Pertukaran Aset
Umur Manfaat
PENGUNGKAPAN
1 BAB 17
2 SEWA
3
RUANG LINGKUP
(d) pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset
sewaan yaitu pembayaran sewa minimum sama atau lebih
dari 90% nilai wajar aset sewaan;
(e) aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang
dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara
material.
8
17.5 Klasifikasi sewa dibuat pada awal sewa dan tidak
berubah selama masa sewa kecuali lessee dan lessor sepakat
untuk mengubah persyaratan sewa (selain melalui pembaruan
sewa), dimana klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.
13
LAPORAN KEUANGAN LESSEE
Sewa Pembiayaan
Sewa Operasi
Sewa Pembiayaan
1 BAB 18
RUANG LINGKUP
Pengakuan Awal
ASET KONTINJENSI
PENGUNGKAPAN
Kewajiban Diestimasi
Aset Kontinjensi
10
18.16 Jika arus masuk dari manfaat ekonomi besar
kemungkinannya terjadi namun belum ada kepastiannya, maka
entitas harus mengungkapkan uraian dari sifat aset kontinjensi
pada akhir tanggal pelaporan. Ketika praktis dilakukan, maka
diungkapkan estimasi atas dampak keuangan yang diukur
dengan menggunakan prinsip pada paragraf 18.8-18.11. Jika
tidak praktis membuat pengungkapan ini, maka fakta tersebut
harus diungkapkan.
19
Pengungkapan yang Merugikan
.LAMPIRAN
Contoh 3 Restrukturisasi
Contoh 4 Garansi
1 BAB 19
2 EKUITAS
3
RUANG LINGKUP
Kewajiban
Ekuitas
Dividen PT
Penyajian Modal
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
1 BAB 20
2 PENDAPATAN
3
RUANG LINGKUP
KONTRAK KONSTRUKSI
Umum
1 BAB 21
2 BIAYA PINJAMAN
3
RUANG LINGKUP
PENGUNGKAPAN
1 BAB 22
PENURUNAN NILAI
Persediaan
PENGUNGKAPAN
1 BAB 23
2 IMBALAN KERJA
3
PENDAHULUAN
Contoh
Pengakuan
PENGUNGKAPAN
1 BAB 24
2 PAJAK PENGHASILAN
3
RUANG LINGKUP
PENGUNGKAPAN
1 BAB 25
PENYAJIAN KOMPARATIF
1 BAB 26
RUANG LINGKUP
PENGAKUAN AWAL
10
26.2 Transaksi mata uang asing adalah transaksi yang
didenominasi atau harus diselesaikan dalam mata uang asing,
yang meliputi transaksi yang timbul ketika entitas:
(a) membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya
didenominasi dalam mata uang asing;
(b) meminjam atau meminjamkan dana atas sejumlah utang
atau piutang yang didenominasi dalam mata uang asing;
(c) memperoleh atau melepas aset, atau terjadinya atau
menyelesaikan kewajiban, yang didenominasi dalam mata
uang asing.
21
26.3 Entitas harus mencatat transaksi mata uang asing,
pada pengakuan awal dalam mata uang fungsional, dengan
menggunakan kurs tunai (spot rate) pada tanggal transaksi
antara mata uang fungsional dan mata uang asing tersebut.
1 BAB 27
PENGUNGKAPAN
1 BAB 28
RUANG LINGKUP
Pengungkapan Hubungan
1 BAB 29
2 KETENTUAN TRANSISI
3
29.1 Entitas menerapkan SAK ETAP secara retrospektif,
namun jika tidak praktis, maka entitas diperkenankan untuk
menerapkan SAK ETAP secara prospektif.
7
29.2 Entitas yang menerapkan secara prospektif dan
sebelumnya telah menyusun laporan keuangan maka:
(a) mengakui semua aset dan kewajiban yang pengakuannya
dipersyaratkan dalam SAK ETAP;
(b) tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban jika
SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan tersebut;
(c) mereklasifikasikan pos-pos yang diakui sebagai suatu jenis
aset, kewajiban atau komponen ekuitas berdasarkan
kerangka pelaporan sebelumnya, tetapi merupakan jenis
aset, kewajiban, atau komponen ekuitas yang berbeda
berdasarkan SAK ETAP;
(d) menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset
dan kewajiban yang diakui.
21
29.3 Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas
pada saldo awal neracanya berdasarkan SAK ETAP mungkin
berbeda dari yang digunakan untuk tanggal yang sama dengan
menggunakan kerangka pelaporan keuangan sebelumnya. Hasil
penyesuaian yang muncul dari transaksi, kejadian atau kondisi
lainnyasebelum tanggal efektif SAK ETAP diakui secara
langsung pada saldo laba pada tanggal penerapan SAK ETAP.
1 BAB 30
2 TANGGAL EFEKTIF
3
30.1 SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan
keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.
Penerapan dini diperkenankan. Jika SAK ETAP diterapkan
dini, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk
penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah
1 Januari 2010.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ETAP.166 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
1 Daftar Istilah
2
Aktivitas investasi: Perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang, serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.