Anda di halaman 1dari 15

1.

Prinsip penyimpanan obat


First In First Out (FIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang datang lebih dulu
dan dikeluarkan lebih dulu.

First Expired First Out (FEFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang memiliki
tanggal kadaluarsa lebih cepat maka dikeluarkan lebih dulu.
(Sumber PMK 72 Tahun 2016)
2. 7 Benar

(www.scribd.com/document/339029294/Prinsip-7-Benar-Pemberian-Obat)

3. Definisi Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik
dalam bentuk paper atau electronik untuk menyediakandan menyerahkan obat bagi
pasien sesuai peraturan yang berlaku.
(Sumber PMK 72 tahun 2016)
4. Singkatan bahasa latin dalam resep
-Cito (cito) = Segera
-p.i.m (periculum in mora) = Bahaya bila ditunda
-ad lib (ad libitum) = Sesukanya
-caut (caute) = Hati-hati
-statim(statim) = penting
-urgent (urgent) = penting

5. OBAT HIGH ALERT & LASA


a. Obat High Alert Medications (Obat HAM)
High alert medications adalah obat-obatan yang
memiliki risiko lebih tinggi untuk
menyebabkan/menimbulkan adanya komplikasi /
membahayakan pasien secara signifikan jika
terdapatkesalahan penggunaan (dosis, interval, dan
pemilihannya).
Contoh :
-Injeksi : Lidocain, amiodaron, digoxin, calcium gluconase,
metrotexat
-Tablet : Glimepiride, gliquidon, glibenklamide
-Semua insulin
Ciri fisik obat high alert medications:
- Lemari atau rak penyimpanan obat “High Alert medications” terpisah dengan lemari atau
rak obat lainnya
- Tempat penyimpanan obat high alert di beri penanda (selotip) warna merah pada setiap
sisi tempat penyimpanan
- Tertempel penanda dengan stiker berwarna merah bertuliskan HAM pada tempat
penyimpanan obat (keranjang obat)
- Tertempel penanda dengan stiker merah bertuliskan HAM “High Alert medications” (latar
berwarna merah tulisan berwarna putih) pada setiap kemasan obat high alert

b. Obat Look Alike Sound Alike (Obat LASA)


Obat LASA ( Look Alike Sound Alike) merupakan
obat-obatan
yangterlihat bentuknya mirip atau obatobatan yang keden
garannya mirip atau dalam istilah bahasa Indonesia
disebutdengan NORUM (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip).
Contoh :
-injeksi : Ceftriaxone & Cefotaxime
-Tablet : Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg
-insulin : Novomix dan Novorapid

Ciri fisik obat LASA:


- Lemari atau rak penyimpanan obat “Look Alike Sound Alike” tidak khusus atau tidak
terpisah
- obat-obatan yang bentuk / rupanya mirip dan pengucapannya / namanya mirip TIDAK
BOLEH diletakkan berdekatan.
- Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan minimal 2
(dua) obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.
- Tertempel penanda dengan stiker berwarna kuning bertuliskan LASA pada tempat
penyimpanan obat (keranjang obat)
- Tertempel penanda dengan stiker kuning bertuliskan LASA (latar berwarna kuning tulisan
berwarna merah) pada setiap kemasan obat LASA
- Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka selalu diberikan tanda
atau stiker LASA pada kemasan primer obat.

6. B3
Pengertian B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah bahan yang karena sifat kimia
maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia,
kerusakan properti dan atau lingkungan.
(Sumber : OSHA (Occupational Safety and Health of the United State Government))

LOKASI B3 DI RUMAH SAKIT UMUM AS-SUYUTHIYYAH PATI


DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
INSTALASI KAMAR BERSALIN (IKB)

Bentuk
No Nama Dagang Kandungan Jumlah Kategori Tanda MSDS
Sediaan

Ada
Cairan
1. Alcohol 70 % Alcohol 70 % Cairan 1 liter mudah
terbakar

Ada

Karsinogen
Formalin Cair
2. Formalin Cairan 10cc ik,
37%
Beracun

Ada

3. Povidone Iodine Povidone Iodine Cairan Beracun


1 liter
Ada

Mudah
terbakar,
Natri
rekatif,
4. Hypochlorit NaOCl 0.05% cairan
1 liter Iritan
(clorin )

DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

Bentuk
No Nama Dagang Kandungan Jumlah Kategori Tanda MSDS
Sediaan

Cairan
1. Alcohol 70 % Alcohol 70 % Cairan 1 Liter mudah Ada
terbakar

2. Betadine PVP Iodine 10% Cairan 1 Liter Beracun Ada

Hydrogen
3. H2O2 50% Cairan 1 Liter Korosif Ada
peroxide

4. Natri NaOCl 0.05 Cairan 1 liter Iritan, Ada


Hypochlorit Cairan
(clorin ) Mudah
Terbakar,
Reaktif
5. Rivanol Etakridin laktat Cairan 100 ml Iritan Ada

DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERCUN (B3)


UNIT LABORATORIUM

BentukS Jumlah
No NamaDagang Kandungan Kategori Tanda MSDS
ediaan

Ada

Cairanmuda
1. Alcohol 70 % Alcohol 70 % Cairan 100 ml
hterbakar

Ada

Cairanmuda
2. Spiritus Spiritus Cairan 250 ml
hterbakar

Ada

Oksidator,
NatriumHipoklori
3. Na°Cl Cairan 1 liter Cairanmuda
t
hterbakar
Ada

Iritan,
4. Alkohol Asam Alkohol Asam Cairan 600 ml CairanMuda
hTerbakar

Ada

6. Imersion Oil Imersion oil Cairan 100 ml Iritan

Ada

Iritan,
7. Eter Alkohol Eter alkohol Cairan 100 ml CairanMuda
hTerbakar

Ada

CairanMuda
hterbakar,
8. Metanol Metanol Cairan 100 ml Beracun,
Karsinogeni
k

9. Zn A Carbol Fuchsin Cairan 100 ml CairanMuda Ada


hTerbakar,
Karsinogeni
k, Iritan
Ada

10 Iritan,
Zn B Alkohol Asam Cairan 500 ml CairanMuda
. hTerbakar

Ada

Iritan,
CairanMuda
11 h
Zn C Methylen Blue cairan 100 ml Terbakar,
.
Karsinogeni
k

DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


UNIT RAWAT INAP

Bentuk
No Nama Dagang Kandungan Jumlah Kategori Tanda MSDS
Sediaan

Cairan
1. Alcohol 70 % Alcohol 70 % Cairan 1 Liter mudah Ada
terbakar
2. Betadine PVP Iodine 10% Cairan 1 Liter Beracun Ada

Hydrogen
3. H2O2 50% Cairan 1 Liter Korosif Ada
peroxide

Raktif,
Iritan,
Natri Hypochlorit
4. NaOCl 0.05% Cairan 1 liter Cairan Ada
(clorin )
Mudah
Terbakar

5. Rivanol Etakridin laktat Cairan 100 ml Iritan Ada

DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


UNIT CLEANING SERVICE

Bentuk
No Nama Dagang Kandungan Jumlah Kategori Tanda MSDS
Sediaan

Ada
Cairan
1. Power glow Cairan 5 liter mudah
terbakar
Ada

Iritan,
Reaktif,
2. Natri Hypoclorit NaOCL 0.05% Cairan 1 liter Cairan
Mudah
Terbakar

3 Poinsenta Cairan 5 liter

DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


UNIT CSSD

Bentuk
No Nama Dagang Kandungan Jumlah Kategori Tanda MSDS
Sediaan

Ada
Cairan
1. Alcohol 70 % Alcohol 70 % Cairan 2 liter mudah
terbakar
Ada

Iritan,
NaOCl 0.05%, Reaktif,
Natri Hypochlorit
2. Cairan 1 liter Cairan
(clorin) 2%, 0,5% Mudah
Terbakar

Ada

Enzim dan non-


3. Gygazim Cairan 2 liter Iritan
ionik surfaktan

Didecyldimethyla Ada
ammonium
chloride.
4. Gygasept AF Cairan Iritan
Phenoxypropanol. 2 liter
Amino alkyl
glycine.
Alkohol aromatik Ada
yang aktif,
senyawa
500 ml
6. Terralin amonium Cairan Korosif
kuartener
dan surfaktan
non-ionik.

DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


UNIT INSTALASI GIZI

Bentuk
No Nama Dagang Kandungan Sediaa Jumlah Kategori Tanda MSDS
n
Ada
Etana (C2H2)
Gas
Propana (C3H8) - 5.5 liter
1. LPG Gas mudah
Pentana (C5H12) - 12 liter
terbakar
mercaptan
Ada

Olive Mild Sodium aluminosilicate


2. Cairan 5 Liter Iritasi
Liquid Sodium alkybenzene

3. Power Glow Cairan 1 Liter


4. Olive Fruit Cairan 5 Liter

DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


INSTALASI HCU

Bentuk
No Nama Dagang Kandungan Jumlah Kategori Tanda MSDS
Sediaan

Cairan
1. Alcohol 70 % Alcohol 70 % Cairan 1 Liter mudah Ada
terbakar

2. Betadine PVP Iodine 10% Cairan 1 Liter Beracun Ada


Hydrogen
3. H2O2 50% Cairan 1 Liter Korosif Ada
peroxide

Iritan,
Reaktif,
4. Natri Hypoclorit NaOCl 0.05% Cairan 1 liter Cairan Ada
Mudah
Terbakar

5. Rivanol Etakridin laktat Cairan 100 ml Iritan Ada

DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


INSTALASI FARMASI

Bentuk
No Nama Dagang Kandungan Jumlah Kategori Tanda MSDS
Sediaan

Ada
Cairan
Cairan
1. Alcohol 70 % Alcohol 70 % 2 liter mudah
60 ml
terbakar

2. Handsrub Chlorheksidine Cairan 4 liter Iritan, Ada


bratamed gluconate 4% karsinogeni
k
Ada

Hydrogen 4 liter
3. H2O2 50% Cairan Korosif
peroxide

Ada
2 liter
4. Povidone Iodine Povidone Iodine Cairan Beracun

Ada

Cairan
Mudah
Liquid Carbonis
Liquid Carbonis 500 ml Terbakar
5. Detergent 66- Cairan
Detergent (LCD) dan
68%
Karsinogeni
k

Ada
Cairan
6. Alcohol 70 % Alcohol 70 % Cairan 1000 ml mudah
terbakar

Ada

Mudah
Natrii
3 liter terbakar,
7. Hypochlorid NaOCl 10%-14% Cairan
rekatif,
(clorin )
iritan,

Ada
Cairan
Antiseptik
8. Alkohol 62% Cairan 1 liter mudah
handsrub
terbakar
7. Trolley Emergency
Trolley emergency adalah wadah atau tempat disimpannya obat
emergency. Penyimpanan obat emergency dalam kotak emergency adalah
kegiatan penyimpanan obat-obatan tertentu yang dibutuhkan pasien
secara tepat dan cepat, yang dilakukan pada unit tertentu diluar instansi
farmasi, serta disimpan dalam kotak emergency.

Pengelolaan obat trolley emergency :


Kunci kotak emergency menggunakan kunci disposable. Siapkan
obat yang akan disimpan dalam kotak emergency, sesuai dengan daftar
obat emergency yang telah ditetapkan oleh rumah sakit Susun obat
emergency dalam kotak emergency dengan susunan sesuai dengan SPO
penyimpanan Perbekalan farmasi di rumah sakit. Bila ada penggunaan
obat, buka kotak emergency dengan menggunting kunci disposable
tersebut, kemudian melakukan permintaan pergantian obat trolley
emergency dengan mengisi form pergantian obat trolley emergency

8. Rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi obat merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Rekonsiliasi obat adalah
kegiatan membandingkan instruksi penggunaan obat dengan obat yang
diperoleh pasien. Proses ini dapat menjadi salah satu tahap untuk
mencegah adanya medication errorseperti adanya obat yang tidak
diberikan, dosis obat yang tidak sesuai, duplikasi obat, interaksi antar
obat ataupun kontraindikasi obat.
Rekonsiliasi dapat dilakukan setiap adanya perpindahan pelayanan
kesehatan, seperti :

a. Saat pasien masuk rumah sakit


b. Pasien mengalami perpindahan bangsal atau unit
layanan lain dalam suatu instansi rumah sakit yang
sama (contoh: dari bangsal rawat inap menuju
ke Intensive Care Unit; dari UGD menuju bangsal
rawat inap)

c. Perpindahan dari rumah sakit menuju rumah atau


rumah sakit lain.

Tujuan dilakukannya rekonsiliasi, yaitu :


-Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang
digunakan pasien
-Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
terdokumentasinya instruksi dokter
-Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya
instruksi dokter

9. Penyiapan atau pencampuran obat steril


Dispensing sediaan steril Harus dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit dengan
teknik aseptic untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi
petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan
pemberian Obat. Obat dan dosis obat ditentukan oleh dokter penulis resep. Teknik
aseptis dilakukan oleh apoteker yang dibantu oleh TTK yang proses pencampurannya
dikerjakan dalam LAF (Laminar air flow). setelah pencampuran selesai maka obat
akan disuntikan kepada pasien (penyuntikan obat dilakukan oleh tenaga medis
dokter,perawat atau bidan).

10.

Anda mungkin juga menyukai