Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM

SENSOR

Disusun oleh :
M.Zulfikar Isnaen
217341013
2AEA

POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG


JURUSAN TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA
2019
BAB I

PHOTOVOLTAIC CELL

1.1 TUJUAN
1. Memahami karakteristik dari photovoltaic cells
2. Memahami prinsip dari perubahan photovoltaic cells
3. Memahami aplikasi dari photovoltaic cells

1.2 TEORI
1. Pengertian SEL SURYA atau photovoltaic cells
Photovoltaic cells adalah perangkat yang mengubah energi cahaya menjadi
listrik,tanpa bantuan daya ekxternal untuk menghasilkan output sinyal cahaya sensitif.
2. Gambar struktur dari photovoltaic cells

3. Proses pengubahan energy cahaya menjadi energy listrik pada sel surya

Photovoltaic dibuat dari bahan semikonduktor, semikonduktor yang digunakan


mempunyai perbedaan impuritas,seperti silikon atau germanium. Terdapat 2 junction P dan
N. Tegangan dapat dibentuk pada depletion layer karena energy P lebih tinggi dari pada N.
Ketika P terkena cahaya ,Pmendapat (foton)yang mengakibatkan terjadinya pergerakan
elektron, sehingga elektron bergerak ke N yang mengakibatkan terjadinya perbedaan
tegangan.
4. Karakteristik tegangan terhadap arus dari sel surya

Gambar tersebut menunjukkan karakteristik dari sel surya. Gambar (a)


menggambarkan kurva ketika photovoltaic dikenai cahaya redup dan gambar (b)
menggambarkan kurva ketika ketika photovoltaic dikenai cahaya terang. Karakteristik
tersebut hampir mirip dengan karakteristik dari komponen dioda.

5. Sel surya harus dipasang dengan bias mundur atau bias maju, mengapa demikian?
Sel surya harus dipasang mundur (reverse) karena sesuai prinsip dioda.Saat
photovoltaic dipasang reverse dan tanpa terkena cahaya maka ia akan berkarakteristik
seperti dioda yang memiliki tegangan breakdown.

6. Perbedaan Vop dan Ish

Gambar diatas menampilkan intensitas dari sinyal output cahaya dari photovoltaic
cells. Karakteristik intensitas cahaya dari Vop berupa kurva logaritmik, sedangkan
karakteristik intensitas cahaya dari Ish berupa kurva linear. Vop melambangkan tegangan
rangkaian terbuka dari photovoltaic cells. Saat beban resistor menyambung dengan
permukaan lapisan, electron dan proton mengalir melalui rangkaian sehingga mencapai
keadaan stabil yang disebut equilibrium Vop. Jika beban resistor digantikan dengan kabel
maka arus dirangkaian dikatakan arus rangkaian tertutup (Ish).

7. Persamaan matematika
8. Lumen dan Lux
Lumen adalah unit untuk mengukur jumlah cahaya yang dihasilkan dari sumber
cahaya contohnya senter dan lampu, dll. Semakin besar lumen, maka semakin besar
cahaya.
Lux adalah unit untuk mengukur cahaya dalam suatu area. 1 lux = 1 lumen/m².
Lux bisa menghitung jumlah cahaya tampak dan intensitas cahaya pada permukaan area.
1.3 PERCOBAAN SENSOR PHOTOVOLTAIC 1

ALAT YANG DIPERLUKAN

1. KL-6100B Trainer
2. KL-63009 Module
3. KL-68005 Lux Load
4. Digital Multimeter (DMM, Optional Device)

LANGKAH PERCOBAAN

1.3.1 Karakteristik Photovoltaic

1. Ambil KL-68005 Lux Load dan hidupkan power. Atur cahaya sumber pada posisi BULB.
2. Atur setiap pemancaran cahaya seperti pada table 1-1. Gunakan multimeter untuk
mengukur dan catat Vop dan Ish untuk setiap pemancaran cahaya seperti pada table 1-1.
Tabel 1-1
Lx 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Vop 1954 2350 2425 2464 2505 2532 2560 2562
Ish (µA) 14 29 44 58 75 90 106 121

3. Buatlah kurva dari Vop vs. illumination dan kurva dari Ish vs. illumination data pada
table 1-1.

Vop (mV) vs Lx
3000

2500

2000
Volt(mV)

1500

1000

500

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Lx

Ish (µA) vs Lx
140

120

100
Ish(uA)

80

60

40

20

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Lx
4. Bandingkan linearitas dari kedua kurva pada langkah 3 !
Kurva tegangan vs intensitas cahaya berupa kurva logaritmik sedangkan kurva arus
berupa kurva linear.

5. Lihat kembali kurva pada langkah 3, hitung dan catat perbandingan transduksi dari sel
fotovoltaik.
ΔISH / Δlx = 0,088 µA / lx (Ish akhir-Ish awal)
ΔVop / Δlx = 0,215 mV / lx (Vop akhir-Vop awal)
ANALISA
Pada percobaan tersebut menampakkan bahwa benar jika kurva tegangan berupa kurva
logaritmik sedangkan kurva arus berupa kurva linear. Sehingga data yang tepat digunakan
untuk sebagai sensor adalah arusnya (Ish) karena karakteristiknya linier yang mudah di
rekayasa.

1.3.2 Pengaturan Span

1. Letakkan Modul KL-63009 pada KL-6100B Trainer.


2. Hubungkan J2 ke J3; J5 ke J6.
3. Hubungkan KL-68005 Lux Load ke fotosensor. Atur cahaya pada posisi BULB.
4. Switch power ON dan display harus ON.
5. Atur cahaya 1000 lx. Sesuaikan VR1 untuk menjadikan VJ7 = 1000 mV
6. Atur setiap pemancaran cahaya seperti pada table 1-2. Gunakan multimeter untuk
mengukur dan catat VJ7 untuk setiap pemancaran cahaya seperti pada table 1-2.

Tabel 1-2
Lx 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
J7 (mV) 190 367 590 780 1020 1230 1450 1680

7. Buatlah kurva karakteristik dari rangkaian transduser, gunakan data pada tabel 1-2 !
J7 (mV) vs Lx
1800
1600
1400
1200
J7(mV)
1000
800
600
400
200
0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Lx

1.3.3 Aplikasi Dari Fotovoltaik – Pengendali Lampu Jalan Otomatis

Gambar 10-11 menampilkan pengontrol lampu jalan otomatis menggunakan


rangkaian transduser fotovoltaik. CR1 sebagai lampu lalu lintas. Ketika sumber cahaya
dirasa lebih rendah daripada sumber cahaya yang telah diatur di VR2, U3 menginputkan
V + < V -, keluaran dari U3 berada pada saturasi dan CR1 hidup. Ketika V + melebihi V
-, komparator U3 mengubah keadaan, V0 = + dan CR1 mati.

Langkah Percobaan :

1. Letakkan Modul KL-63009 pada KL-61001B Trainer.


2. Hubungkan J2 ke J3; J5 ke J6; J7 ke J9.
3. Hubungkan KL-68005 Lux Load ke fotosensor. Atur cahaya sumber pada posisi
BULB.
4. Hidupkan daya dan layar harus menyala
5. Lihat kembali table 1-2, VJ7 = 1007.5 V pada 1000 lx.
6. Sesuaikan VR2 untuk memperoleh VK1 = VJ7.
7. Ubah pencahayaan dari rendah ke tinggi secara perlahan sampai CR1 tidak aktif.
Pemancaran cahayanya adalah 1050 lx.
8. Bandingkan hasil pengukuran pada langkah 7 dengan mengatur pemancaran cahaya.

ANALISA

Dalam pengujian Lux load kita dapat melihat bahwa grafik arus(Ish) / tegangan (Vop)
terhadap intensitas cahaya membentuk kurva logaritma yang menghasilkan output arus atau
tegangan yang besar apabila intensitas cahaya nya semakin besar. Lalu apabila kita
menghubungkannya dengan modul photovoltaic transducer, nilai tegangan pada J7 akan
mendapatkanan hasil tegangan yang mendekati nilai lux yang diatur pada lux load yaitu 1mV/lx.
Sehingga kita bisa mendapatkan grafik linier yang sangat jelas.

Pada rangkaian pengontrol lampu jalan otomatis dengan menggunakan rangkaian transducer
photovoltaic . Ketika tegangan pada J7 lebih rendah dari tegangan (-) k1 , U3 menginputkan
tegangan (-) sehingga keluaran dari U3 berada pada saturasi dan membuat LED CR1 hidup. Ketika
tegangan pada J7 melebihi tegangan (-) K1, komparator U3 mengubah keadaan, V0 = + dan CR1
mati.

KESIMPULAN

Jadi photovoltaic sensor adalah sensor yang dapat merubah energy cahaya menjadi energy
listrik. Mengingat banyaknya energy cahaya yang ada pada sinar matahari kita dapat
memanfaatkan photovoltaic sensor untuk sebagai pembangkit listrik. Karena semakin besar energi
energy cahaya yang diserap pada sel surya maka akan smakin besar pula tegangan yang akan
dihasilkan. Data yang cocok digunakan sebagai sensor adalah arus nya (Ish) karena
berkarakteristik linear sehingga dapat menggunakan rangkaian i to v konverter sebagai drivernya.
BAB 2

LINEAR SCALE

2.1 TUJUAN
1. Mempelajari konstruksi linear scale.
2. Memahami konsep kerja dari linear scale.
3. Mempelajari aplikasi dari linear scale di dalam control dan system instrument.

2.2 TEORI

1. Apakah kegunaan dari linear scale ?


Linear scale digunakan untuk mengetahui arah posisi benda dan jarak dari suatu
operasi mekanik dengan memberikan sinyal ke receiver.

2. Bagaimanakah prinsip kerja dari linear scale dan konsruksinya


Konstruksi dasar dari linear scale ditunjukkan pada gambar 11-1. Sumber cahaya
dan grating strip diam,sedangkan sensor cahaya dan mask strip bergerak dengan penunjuk
pengukuran, ketika proses pengukuran berlangsung sensor cahaya menerima bagian
transparan yang diterangi oleh sumber cahaya. Keluaran dari bagian gelap dan terang akan
diubah menjadi sinusoidal AC dengan perbedaan fasa 90̊ dari yang lain.
3. Bagaimana untuk mengetahui pergerakan kekanan dan ke kiri.
Saat linier scale bergerak ada perubahan 90̊ pada channel output. ketika linier scale
bergerak ke kanan maka output channel A tertinggal 90̊ dari output channel B. sedangkan
ketika bergerak ke kiri, channel A memiliki output fasa 90̊ di depan channel B dan channel
A berada pada posisi negative
Apabila rangkaian tersebut dihubungkan maka ketika linear scale bergerak ke
kanan maka R-Shift LED akan menyala sedangkan saat linear scale bergerak ke kiri maka
L-Shift LED akan menyala.

4. Apa yang dimaksud dengan pulsa referensi


Pulsa referensi adalah pulsa dengan interval tetap yang dapat digunakan sebagai
sinyal feedback untuk memperbaiki kumpulan error dari linear scale.
5. Apakah yang dimaksud dengan skala grattings 0.02 mm dan berapa banyak pulsa per
1cm
Skala grattings adalah skala perbandingan untuk menentukan jumlah pulsa.
10 𝑚𝑚
1 cm = = 500 .
0.02

1 cm = 500 pulsa.

6. Bagaimana cara kerja dari rangkaian berikut


Pada awalnya bagian counter dan kontrolnya dihapus dengan menekan tombol

reset. Ketika linier scale bergerak ke kanan output U1a Q=0, Q diikat dengan input XOR.

Input XOR lain yang berasal dari U1b output Q=0, jadi output XOR=1.Output tersebut
diikat dengan input output counter. Output U1b dihubungkan dengan indikator kanan ke
kiri.Jika linier scale berubah arah dari kanan ke kiri maka counter menjadi counting down.
7. Apakah kegunaan rangkaian XOR pada pengolahan sinyal linear scale
Rangkaian XOR pada pengolahan sinyal linear scale adalah untuk
menggabungkan antara 2 frekuensi output.
2.3 LANGKAH PERCOBAAN
Percobaan 1

1. Tempatkan KL-63011 Module pada KL-61001B trainer.


2. Hubungkan KL-68007 sinyal keluaran pada masukan scale KL-63011 Module dan
hubungkan reset pada ground.
3. Pindahkan power ke ON dan tampilan menjadi ON.
4. Ubah tombol untuk memindahkan sensor pada KL-68007 dan menggunakan jangkauan
untuk mengobservasi keluaran channel A dan B.
5. Observasi gelombang keluaran dari channel A dan B ketika scale bergerak ke kanan. Fasa
dari A mendahului B sebesar 90̊.
6. observasi gelombang keluaran dari channel A dan B ketika scale bergerak ke kiri. fasa
dari A mendahului B sebesar 90̊.
7. posisikan switch untuk menggerakkan sensor KL-68007 secaraacak dan gunakan
jangkauan untuk mengobservasi frekuensi output dari channel A dan CK pada KL-63011.
Frekuensi dari CK adalah frekuensi dari channel A pengali sebesar 0.5 kali.
8. Fungsi U2c adalah untuk menghubungkan frekuensi dari channel A dan B.
9. Pindahkan sensor ke limit kanan dan posisikan switch ke kiri dan tombol speed adj ke
slow. Observasi dan catat masing-masing jarak dari limit kiri ketika LED acuan menyala
di table.

ON 1 2 3 4 5
Sequnce
Distance 20 15 10 5 0

10. Putar switch untuk menggerakkan sensor KL-68007 dan amati bagian lampu LED R-
Shift dan L-Shift. Saat sensor brgerak ke kanan, R-Shift LED menyala dan L-Shift LED
mati. Saat sensor bergerak ke kiri, L-Shift menyala dan R-Shift mati.
Percobaan 2

1. Tempatkan modul KL-63010 dan KL-63011 diatas KL-61001B.


*sambungkan power dengan modul KL-63010. Hubungkan +5 dan GND dengan modul
KL-63010 dan KL-63011. Jika memiliki power supply module Cl-18001 akan lebih baik.
Gunakan Cl-18001 untuk memberikan daya pada kedua modul.
2. Lengkapi sambungan KL-61001B dengan yang diperintahkan.

3. Hubungkan sinyal keluaran KL-68007 pada masukan scale pada modul.


4. Hidupkan daya dan tampilan akan menyala.
5. Putar switch ke off dan gerakkan sensor KL-68007, tempatkan pointer ke posisi tengah
(10 cm) dari linier scale. Tekan tombol reset dan tampilan akan menjadi 0000.
6. Putar switch ke arah kanan. Gerakkan sensor ke arah kanan dan hentikan pada posisi 0.5,
angka pada layar adalah 0478 dan perhitungan jarak adalah 0,478 cm.
7. Mengacu pada table 11-3. Amati dan catat masing-masing LED dan tampilan layar.

Tabel 11-3
Calib Display L- R- ABS Calib Display L- R- ABS
Reading Reading Shift Shift LED Reading Reading Shift Shift LED
(cm) LED LED (cm) LED LED
0.5 453  5.5 5541 
1 1042  6 6042 
1.5 1501  6.5 6525 
2 2032  7 7043 
2.5 2513  7.5 7509 
3 3045  8 7998 
3.5 3591  8.5 8539 
4 4019  9 9021 
4.5 4521  9.5 9499 
5 5023   10 9973  

8. Mengacu pada table 11-4. Amati dan catat masing-masing LED dan tampilan layar
sensor bergerak ke arah kiri.

Table 11-4
Calib Display L- R- ABS Calib Display L- R- ABS
Reading Reading Shift Shift LED Reading Reading Shift Shift LED
(cm) LED LED (cm) LED LED
0.5 -0513  5.5 -5519 
1 -0997  6 -6024 
1.5 -1521  6.5 -6519 
2 -2021  7 -7013 
2.5 -2529  7.5 -7498 
3 -3017  8 -8003 
3.5 -3532  8.5 -8521 
4 -4045  9 -9007 
4.5 -4516  9.5 -9541 
5 -5011   10 -9989  

9. Dari 2 table diatas bandingkan jika terdapat error apakah penyebabnya?


2.4 ANALISA DAN KESIMPULAN
ANALISA
Pada pengamatan gelombang keluaran dari linier scale pada channel A dan channel B.
Ketika linier scale digerakan ke arah kanan, Fasa dari channel B akan mendahului fasa dari
channel A sebesar 90 derajat. Sedangkan ketika linier scale digerakan kea rah kiri, Fasa dari
channel A akan mendahului Fasa dari channel B sebesar 90 derajat. Selain itu lampu indicator
pada linier scale akan menyala sesaat setiap perpindahan sebesar 5cm.
KESIMPULAN
Linier scale berguna untuk menentukan posisi dan jarak dari suatu objek yang kita amati.
Kita dapat mengukur pergerakan linier scale menggunakan rangkaian counter dimana setiap
perpindahan sebesar 5mm akan didapatkan pulsa (pada counter) sebanyak 500 sesuai dengan
skala grafting yang ada pada linier scale tersebut. Linier scale dapat diaplikasikan pada alat
ukur yang memerlukan ketelitian tinggi agar mendapatkan hasil yang presisi.
BAB 3

INFRARED TRANSDUCER

3.1 TUJUAN
1. Memahami karakteristik dari Transducer IR
2. Mempelajari jenis-jenis Transducer IR
3. Mempelajari receiver dari Transducer IR
4. Mempelajari aplikasi dari Transducer IR

3.2 TEORI
1. Bagaimana prinsip kerja infra red transducer
Rangkaian penerima transistor berfungsi sebagai alat sensor yang berguna
merasakan adanya perubahan intensitas cahay infra merah. Pada saat cahaya mengenai
foto transistor maka foto transistor berfungsi sebagai saklar terbuka sehingga transistor
berada pada posisi cut-off (terbuka). Kaena kolektor dan emitor terbuka maka tegangan
kolektor emitor sama dengan tegangan supply (berlogika tinggi). Keluaran dari
kolektor ini akan membuat rangkaian counter menghitung secara tidak teratur dan jika
kita tidak meredamnya, bouncing keluaran tersebut ke counter. Untuk meredam
bouncing serta memperjelas logika sinyal yang akan kita input ke rangkaian counter
menggunakan penyulut schmutt trigger.

2. Bagaimana karakteristik tegangan Vs arus dari LED infrared


Pada rangkaian bias maju (positif bergerak menuju anoda dan negative menuju ke
katoda) dan melebihi batasan tegangan masuk. Arus melaju dari anoda ke katoda dan
arus meningkat secara eksponen dengan tegangan.

3. Bagaimana pengaruh material terhadap nilai tegangan aktif


Secara material semi konduktor memiliki nilai resistansi yang berbeda-beda
sehingga mempengaruhi nilai tegangan aktif.
4. Pada range gelombang berapa spectrum cahaya tampak (eye), spectrum cahaya Si
photo TR, GaP (hijau), GaP (merah)
Eye = 400 nm – 700 nm.
Si photo TR = 480 nm – 1300 nm.
GaP (hijau) = 510 nm – 610 nm.
GaP (merah) = 590 nm- 820 nm.

5. Bagaimana karakteristik intensitas cahaya terhadap arah dan jarak dan gambar kurva
karakteristik terhadap arah merupakan linieritas radiasi dari IR LED bergantung
pada arah radiasi. Intensitas radiasi berdasarkan nilai maksimum ditandai sebgai 100
% dana rah sudut adalah nilai relative dari intensitas radiasi.
Karakteristik terhadap jarak merupakan suatu fungsi jarak antara sumber dan
pendeteksi.

6. Apa perbedaan IR LED dan photo diode manakah yang bertindak sebagai transmitter
dan receiver
IR LED bertindak sebagai transmitter, IR LED adalah LED emiting diode (diode
pemancar cahaya)
Photodiode adalah alat yang menghantar arus mundur yang merespon pada cahaya
yang diserap.

7. Pada rangkaian modul infrared terangkan rangkaian U1, rangkaian U2, U3, dan U4
Penerima terdiri dari U2 dan U3 sebagai penguat pembalik, U4 sebagai
komparator pembalik dan U1 sebagai pengubah gelombang sinyal.

8. Apakah kegunaan diode CR 1 dan rangkaian C4L1


CR1 sebagai pengaman polaritas terbalik pada DC input dan pengarah sinyal
sedangkan C4L1 sebagai penyaring gangguan dan meneruskan sinyal yang diterima
ketika transmitter bersumber AC.
9. Sebutkan aplikasi dari IR LED, dan jelaskan masing-masing cara kerjanya
Salah satu aplikasi dari IR LED adalah remote control, yang cara kerjanya adalah
sinar infrared dipancarkan dari pemancar remote control membentuk pada sinyal
tertentu. Selanjutnya pada sinyal tersebut akanditerima oleh peralatan elektronik, lalu
sinyal tersebut akan diterjemahkan menjadi intruksi tertentu.

3.3 PERCOBAAN
3.3.1 ALAT YANG DIPERLUKAN
1. KL-6101B Trainer
2. KL-63010 Module
3. KL-63012 Module
4. KL-63013 Module
5. KL-68006 Angle/Distance Load
6. Oscilloscope (Optional Device)
7. Cl-18001 Power Supply Module (Optional Device)

3.3.2 LANGKAH PERCOBAAN


3.3.2.1 Tes Karakteristik Transduser Infra Merah dengan Arus DC
1. Letakkan module KL-63012 pada KL-61001B
2. Atur IR TRANCEIVER dan RECEIVER pada KL-68006 di sudut atau jarak load.
3. Hubungkan IR TRANCEIVER ke J1 dan J2, lalu RECEIVER ke J6 dan J7 pada
modul KL-63012. (sesuaikan polaritasnya).
4. Nyalakan power ke posisi ON.
5. Pilih MANUAL pada MODE SELECTOR.
6. Tekan tombol STATUS DISPLAY &DC RANGE untuk memilih 20V.
7. Sesuaikan VR2 untuk mendapatkan V+ di U3 = 0 V. gunakan KL-61001B DCV
untuk mengukur dan catat tegangan pada setiap jarak antar sumber dan detector
pada table 12-3.

Table 12-3
Jarak 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 29 cm
J8 (V) 10.78 3.842 2.132 1.502 1.187 1.020
J11 (V) 2.8 1.08 0.4 0.32 0.18 0.08

8. Diskusikan hubungan antara tegangan dan jarak pada table 12-3.

Grafik J8,J11 terhadap jarak.


12 10.78

10

8
Tegangan

6
3.842
4 2.8
2.132
1.502 1.187
2 1.08 1.02
0.4 0.32 0.18 0.08
0
5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 29 cm
Jarak

9. Atur jarak menjadi 10 cm. gunakan KL-61001B DCV untuk mengukur dan catat
besar tegangan pada setiap sudut yang ada pada table 12-4.
Table 12-4
Sudut -90 -60 -30 0 30 60 90
J11 (V) 1.3 2.55 2.63 2.6 2.58 2.0 1.2

10. Diskusikan hubungan antara tegangan pada J11 dan setiap sudut yang disediakan
pada table 12-4.

J11 (V)
3 2.63 2.6 2.58
2.55
2.5
2
2
J11(V)

1.3 1.2
1.5

0.5

0
-90 -60 -30 0 30 60 90
Sudut

J11 (V)

a) Tes karakteristik transduser infra merah dengan arus AC


1. Letakkan modul KL-63012 pada KL-61001B
2. Atur IR TRANCEIVER dan RECEIVER pada KL-68006.
3. Hubungkan IR TRANCEIVER ke J3 dan J4, lalu RECEIVER ke J6 dan J7.
4. Hubungkan J9 ke J10.
5. Nyalakan power ke mode ON.
6. Pilih MANUAL pada MODE SELECTOR.
7. Tekan tombol STATUS DISPLAY & DCV RANGE pada 20V.
8. Atur jarak menjadi 10 cm. gunakan osiloskop untuk mengamati keluaran dari
NE555. Dan sesuaikan VR1 untuk mendapatkan frekuensi transmisi.
9. Sesuaikan VR2 untuk mendapatkan hasil V+ dari U3 = 0V. gunakan KL-61001B
DCV untuk mengukur tegangan pada J11 untuk setiap frekuensi yang ada pada
table 12-5. Catat hasil pada table tersebut.

Frekuensi 1KHz 5KHz 10KHz 15KHz 20KHz 25KHz 30KHz 35KHz 40KHz 45KHz

J11 4.194 4.462 3.248 0.375 0.298 0.05 0.03 0

Table 12-5

10. Diskusikan hubungna antara tegangan dan frekuensi yang ada pada table 12-5.
11. Sesuaikan VR1 untuk mendapatkan nilai VJ11 maksimum.
12. Gunakan KL-61001B DCV dan osiloskop untuk mengukur tegangan pada setiap
jarak antar sumber dan detector yang ada pada table 12-6. (sudut = 0).
Tabel 12-6
Jarak 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm
J8 6.762 3.556 2.664 2.283 2.005 1.953
J11 7.157 3.582 1.632 0.839 0.467 0.259

13. Diskusikan hubungan antara tegangan dan jarak berdasarkan table 12-6

Hubungan J8,J11 terhadap Jarak


8
7
6
Tegangan

5
4
3
2
1
0
5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm
Jarak

14. Atur jarak 10 cm. Gunakan KL-61001B DCV untuk mengukur tegangan pada J11
untuk setiap sudut yang ada di table 12-7.
Angle(deg) -90 -60 -30 0 30 60 90
J11 0.204 0.927 2.645 3.385 2.283 1.057 0.129
15. Diskusikan hubungan antara tegangan dan sudut berdasarkan table 12-7.

J11 vs Sudut
4
3.385
3.5
3 2.645
2.283
2.5
Tegangan

2
1.5 1.057
0.927
1
0.5 0.204 0.129
0
-90 -60 -30 0 30 60 90
Sudut

b) Aplikasi infrared transducer pada event counter.


1. Letakkan modul KL-63010 dan KL-61001B.
2. Atur IR TRANSCEIVER dan RECEIVER pada KL-68006. Atur jarka sejauh
10cm.
3. Hubungkan IR TRANSCEIVER ke J1 dan J2, lalu RECEIVER ke J6 dan J7 pada
modul KL-63012 (perhatikan polaritasnya).
4. Lengkapi koneksi berikut.
Section Signal To Section Signal
KL-63012 J12 KL-63010 CK
KL-63012 J13 KL-63010 GND
5. Nyalakan power ke posisi ON
6. Gunakan benda atau tangan untuk melewati sorotan cahaya infrared, amati dan
catat hasil yang terjadi pada counter.
7. Jika tidak terjadi apapun pada counter, sesuaikan VR2, lalu ulangi kembali langkah
ke-7.
c) Aplikasi infrared transducer pada Remote Controller.
1. Letakkan modul KL-63010 dan KL-63013 pada KL-61001B.
2. Lengkapi koneksi pada KL-61001B berikut ini. Sesuaikan knob
POTENTIOMETER pada arah jam 12.
Section Signal To Section Section
KL-63013 J5 KL-63010 UP/DOWN
KL-63010 GND KL-631001B GND
KL-63013 J6 POTENTIOMETER VR3
KL-63010 CK POTENTIOMETER VR2
3. Set IR TRANSCEIVER dan RECEIVER pada KL-68006.
4. Hubungkan IR TRANSCEIVER pada J1 dan J2, lalu RECEIVER pada J3 dan J4
masing-masing pada KL-63013.(perhatikan polaritasnya).
5. Nyalakan power pada posisi ON. Display juga hatus menyala.
6. Atur jarak sejauh 30 cm. gunakan osiloskop untuk mengamati sinyal keluaran dari
U4. Sesuaikan VR2 untuk mendapatkan sinyal persegi.
7. Tekan SW pada KL-63013, amati display pada KL-63010 dan catat hasil dari
setiap LED pada table 12-8.

Switch No Block Block


Status SW1 SW2 Middle SW1 SW2 Middle
CR6   - -     -
CR7      - -  
CR8            
3.4 ANALISA DAN KESIMPULAN
ANALISA
Pada tabel 12.3 dapat dilihat jika semakin jauh jarak antara transmitter dan reciver
infrared maka tegangan yang diterima oleh reciver semakin kecil yang disebabkan oleh
daya pancar dari transmitter.
Pada tabel 12.4 adanya perubahan sudut antara transmitter dan reciver juga dapat
mempengaruhi nilai tegangan yang diterima oleh reciver pada sudut 0 derajat memiliki
nilai tegangan tersebesar karena transmiiter dan reciver saling berhadapan satu sama lain.
Pada tabel 12.5 nilai frekuensi berpengaruh terhapan tegangan yang diterima oleh reciver
pada frekuensi 1 Khz tengan akan lebih kecil daripada saat frekuensi di 5 Khz tetapi diatas
frekuensi tersebut tegangan yang di terima kembali turun jika frekuensi semakin besar.

KESIMPULAN
Pada praktik ini dapat disimpulkan bahwa mengendalikan infrared yang terbaik
adalah menggunakan metode pulse driving. Pembangkitan pulsa dapat menggunakan IC
NE555. Panjang Gelombang GaAs IR adalah 940nm - 950nm . Maka kita dapat gunakan
phototransistor dari silikon yang mempunyai range pembacaan cukup luas yaitu di antara
500-1100nm.
BAB 4

TRANSDUSER ULTRASONIC

1.1 TUJUAN

1. Mengerti karakteristik dari gelombang ultrasonic


2. Mengerti pembangkit dari gelombang ultrasonic dan design dari vibrator
3. Mempelajari pemancaran dan penerimaan dari gelombang ultrasonic.
4. Mempelajari pengaplikasian dari transduser ultrasonic dalam bidang control kenaikan
bertingkat dan intrumentasinya.

1.2 TEORI

1. Apakah gelombang ultrasonic itu?


Gelombang ultrasonic adalah gelombang elektromagnetik yang bias menyebar ke
dalam medium seperti cairan, padat dan gas.

2. Sebutkan kegunaan ultrasonic dan apa saja keunggulannya menggunakan ultrasonic dalam
aplikasi pengukuran?

Kegunaan ultrasonic digunakan di industry, militer, pengukuran dan bidang


kesehatan.Keunggulan pengukuran responnya cepat dan dapat mengukur kedalaman
dengan mudah.

3. Sebutkan bentuk – bentuk propagasi gelombang ultrasonic?


- Longitudinal wave
- Transverse wave
- Surface wave
- Flexural wave
4. Bagaimana cara kerja transduser ultrasonic?
Cara kerjanya Dengan cara memancarkan gelombang ultrasonic pendek secara
berkala. Jika gelombang gelombang tersebut mengenai suatu objek maka gelombang
tersebut akan terpantul kembali ke reciver.
5. Apakah yang dimaksud impedansi akustik? Dan bagaimana pengaruh impedansi akustik
terhadap perambatan gelombang ultrasonic?
Impedansi akustik kemampuan suatu medium untuk dapat merambatkan
gelombang yang dilaluinya. Pengaruh impedansinya semakin kecil nilai impedansi
akustiknya maka semakin cepat gelombang melaluinya.

6. Sebutkan metode – metode pembangkitan gelombang ultrasonic dan jelaskan secara


singkat masing – masing meotde tersebut?
- Piero elektrik -> ketika piero elektrik mendapat tekanan akan menghasilkan daya listrik
dan menghasilkan gerakan mekanis berupa gelombang ultrasonic.
- Electrostictive vibrator -> menggunakan proses sintering, material electrostictive dapat
diubah menjadi gerakan ultrasonic dari banyak bentuk dan ukuran.
- Magnetostrictive vibrator -> apabila batang magnet di tempatkan di medan magnet.
Panjang dari batang akan berubah sepanjang arah dari daya Tarik magnetic.
-
7. Pada rangkaian transmitter, bagaimana cara kerjanya?

Ketika switch S1 pada posisi off potensial rendah pada U1a akan mengeluarkan
potensial tinggi, Aliran arus akan mengisi pada R3,VR1 dan C1. Sedangkan volt pada C1
akan high. Ketika switch S1 pada posisi on, output dari U1a akan terganti pada posisi
rendah , C1 akan mulai membuang arus ke posisi low, pada proses mengisi dan membuang
berjalan berulang. Outpu dari U1c dan U1d saling melengkapi satu sama lain jadi
gelombang transmitternya double.

8. Pada rangkaian reciver, bagaimana cara kerjanya?


Q1 dan Q2 dihubungkan secara cascade amplifier untuk menguatkan signal yang
diterima oleh penerima ultrasonic. U2 adalah voltage follower susunan dari CR1 dan C3
digunakan untuk memperbaiki dan menyaring jalur . Signal AC di konversikan ke DC.
4.3 ALAT PERCOBAAN
1. KL-61001B
2. KL-63014 Modul
3. KL-68006 sudut/jarak muatan
4. Oscilloscope.

4.4 LANGKAH PERCOBAAN


4.4.1 Ultrasonic Transducer Characteristic Test
1. Tempatkan modul KL-63014 pada KL-61001B.
2. Atur jarak pemancar ultrasonic dan penerima pada KL-68006 sudut/jarak muatan.
3. Hubungkan pemancar ke J1,J2 dan Penerima ke J3,J4 pada modul KL-63014.
4. Lengkappi koneksi KL-61001B sebagai berikut.

5. Hidupkan daya dan layer harus hidup.


6. Pilih MANUAL pada MODE SELECTOR.
7. Tekan tombol STATUS DISPLAY & DVC RANGE ke 20V.
8. Hidupkan S1 KL-63014 dan atur VR1 untuk mendapatkan frekuensi sampai 40KHz.
9. Gunakan osciloskop untuk mengukur dan mencatat amplitude pada J3 dan tegangan
pada J10 untuk setiap jarak pada table 13-8.
Jarak 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm
J3 [Vp-p] 880 520 204 152 220 400
[mV]
J10[V] 2.005 2.021 1.720 1.342 1.872 2.027
J3(mV) vs Jarak
1000 880
900
800
700
600 520
J3(mV) 500 400
400
300 204 220
152
200
100
0
5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm
Jarak

J11(V) vs Jarak
2.5
2.005 2.021 2.027
1.872
2 1.72

1.5 1.342
J11(V)

0.5

0
5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm
Jarak

10. Diskusikan hubungan antara tegangan dan jarak pada Tabel diatas.
11. Atur jarak menjadi 20 Cm . Gunakan KL-61001B DCV untuk mengukur dan
mencatat tegangan pada J10 untuk setiap sudut.
Sudut -90 -60 -30 0 30 60 90
J10(V) 0.228 0.473 2.252 2.145 2.249 1.472 1.054
Sudut vs J10(V)
2.5

Tegangan
1.5

0.5

0
-90 -60 -30 0 30 60 90
Sudut

12. Diskusikan hubungan antara tegangan dan sudut pada table diatas.
4.4.2 Penerapan pemancar ultrasonic – endeteksi jarak gangguan
1. Letakan modul KL-63014 pada KL-61001B.
2. Pasangkan pemancar ultrasonic dan penerima pada KL-68006.
3. Hubungkan pemancar ke J1,J2 dan penerima ke J3,J4 pada KL-63014.
4. Lengkapi hubungan KL-1001B sebagai berikut.

5. Hidupkan daya dan layer harus hidup.


6. Atur jarak sampai 20 cm. hidupkan S1 pada modul KL-63014.
7. Sesuaikan potentiometer untuk mendapatkan VJ10>VVR2. BEL harus mati karena
ultrasonic tidak terganggu.
8. Tutup gelombang ultrasonic yang lewat dengan buku dan kemudian amati bentuk
gelombang pada oscilloscope dan BEL.
4.5 Analisa dan Kesimpulan
ANALISA
Berdasarkan hasil praktikum, dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak antara
transmitter dan reciver ultrasonic maka tegangan Vp-p yang terukur pada J3 dan tegangan
pada J10 semakin mengecil, dikarenakan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh
transmitter dan pada saat jarak 25 cm ke 30 cm kembali membesar. Selain itu ada pengaruh
dari luar yang menyebabkan perubahan tegangan yang diterima pada reciver sehingga hasil
yang di dapat tidak sesuai dengan teori.
Lalu karena adanya perbedaan sudut menyebabkan tegangan yang diterima oleh reciver
berubah pada saat reciver tegak lurus atau pada sudut 0 adalah tengan maksimal,
dikarenakan transmitter saling berhadapan dengan reciver sehingga signal yang
dipancarkan dapat diterima dengan baik. Sedangkan jika ada pengaruh pengaruh dari luar
akan menyebabkan tegangan yang diterima reciver akan terhalang oleh benda yang dapat
memantulkan gelombang ultrasonic.

KESIMPULAN
Ultrasonic adalah gelombang electromagnetic yang dapat menembus permuakaan padat
,cairan maupun gas. Gelombang ultrasonic biasa digunakan sebagai sarana pengukuran
karena dapat menentukan jarak pengukuran dengan cepat. Biasanya diaplikasikan untuk
mengukur kedalaman laut.
BAB 5

PRESSURE TRANSDUSER

5.1 TUJUAN
1. Memahami konstruksi sensor tekanan pneumatic.
2. Mempelajari prinsip kerja transduser tekanan.
3. Mempelajari aplikasi transduser tekanan.
5.2 TEORI
5. Bagaimanakan cara kerja transduser tekanan, gambarkan strukturnya?
Ketika strain gauge diberi tekanan nilai resistansi pada pressure transduser akan
berubah yang nilainya sama dengan tekanan naik resistansinya naik dan ketika tekanan
turun resistansinya turun.

6. Tunjukan formula yang menghubungkan antara perubahan resistansi diakibatkan oleh


perubahan rengangan?

7. Apakah yang disebut dengan gauge factor?


Kesensitifitasan pada strain gauge.
8. Sebutkan macam – macam transduser tekanan berdasarkan sifatnya dan beri contoh masing
– masing?

9. Apakah kegunaan dari jembatan wheatstone?


Sebuah rangkaian listrik yang digunakan untuk mengukur nilai resistansi yang tidak
diketahui harganya.
10. Pada rangkaim transducer tekanan , apakah kegunaan sumber arus?
Mengubah resistansi menjadi tegangan.
11. Apakah perbedaan tekanan vakum, tekanan mutlak, tekanan diferensial, dan tekanan
mmHg?
Tekanan vacum -> ketiadaan zat dalam suatu ruang atau volume
Tekanan mutlak -> tekanan relative yang dapat deipengaruhi oleh tekanan dari luar
Tekanan diferensial -> tekanan untuk menbandingkan tekanan yang 1 dan lainnya.
Tekanan mmHg -> satuan tekanan.
12. Bagaimana perbedaan sensor – sensor tekanan tipe SPX-50D,SC-
100,NSCSHHN100PDUNV?
SPX-50D -> terminal P1 digunakan untuk tekanan tinggi.
Terminal P2 digunankan untuk tekanan rendah.
SC-100 ->P1 dan P2 dapat diberikan tekanan , teatapi untuk P2 tidak dapat lebih
dari 30Psi
NSCSHHN100PDUNV -> P1 dapat diberikan tekanan berupa cairan.
P2 tidak dapat diberikan tekanan cairan.

13. Pada modul transduser tekanan, tunjukan manakah bagian rangkaian yang merupakan
sensor tekanan yang berdasarkan pada transistor, bagian penguat amplifier, dan bagian
yang mengatur tekanan kritis atas dan kritis bawah?
Transistor Penguat amplifier

Tekanan
5.3 ALAT PERCOBAAN
5. KL-61001B
6. KL-63015A Modul
7. KL-68002 Pressure Gauge
8. Digital Multi meter.

5.4 LANGKAH PERCOBAAN


5.4.1 Sirkuit Transduksi Sensor Tekanan
1. Letakkan modul KL-63015A pada KL-61001B.
2. Sambungkan OUTPUT SIGNAL dari KL-68002 pressure Gauge ke SENSOR INPUT
dari modul KL-63015A.
3. Hidupkan daya dan layer harus ON.
4. Gunakan DMM untuk mengukur arus pada port A+ dan A- . Arus beban yang diberikan
ke KL-68002 tidak dapat melibihi 2mA. Jika tidak, data eksperimen akan error.
5. Lepaskan DMM dan kemudian hubungkan Port A+ dan A- dengan jumper.
6. Hidupkan Motor di KL-68002.
7. Balikkan VR3 sepenuhnya CCW pada modul KL-63015A.
8. Gunakan DMM untuk mengukur voltase pada J8 pada modul KL-63015A. Atur nilai
yang terukur ke 0V dengan mengatur VR2.
9. Balikkan VR5 sepenuhnya CW pada modul KL-63015A.
10. Sesuaikan FLU ADJUST KL-68002 untuk mendapatkan nilai gauge pengukuran
1000mmAq.
11. Gunakan DMM untuk mengukur nilai voltase pada J10 pada modul KL-63015A.
sesuaikan VR4 unutk mendapatkan VJ10 = 1V.
12. Sesuaikan tekanan dengan 2000mmAq. Gunakan DMM untuk mengukur tegangan
pada J10 di modul KL-63015A. VJ10= 2V.
Tabel

P (mmAq) 300 600 1000 1500 2000


VJ10 (V) 0,45 0,65 0,99 1,5 2
5.5 Analisa dan Kesimpulan
ANALISA
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa ketika gaya / tekanan diberikan, strain
gauge akan menimbulkan deformasi bentuk fisik sehingga merubah nilai resistansinya.
Semakin besar tekanan yang diterima, maka akan semakin besar Tegangan yang dihasilkan.
Pada rangkaian di atas voltase di set 1V saat 1000mmAq.

KESIMPULAN
Pressure Transducer merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menampilkan
nilai tekanan yang diukur. Pressure transducer ini biasa digunakan sebagai alat untuk
mengukur tekanan serta mempertahankan tekanan agar dapat di atur sesuai kebutuhan. Pada
pressure Transducer rangkaian driver yang cocok adalah rangkaian jembatan wheatstone
karena tekanan akan mempengaruhi resistansi pada sensor. Sehingga dapat menggunakan
wheatstone agar memperoleh perubahan tegangan yang akan di kuatkan oleh amplifier.
BAB 6

V/F DAN F/V KONVERTER

6.1 TUJUAN

1. Belajar Mengkonversi dari tegangan ke frekuensi


2. Belajar Mengkonversi dari frekuensi ke tegangan
3. Belajar mengoprasika encoder

6.2 TEORI

1. Tegangan ke Frekuensi konverter

Sesuai block diagram di atas .V/F konverter memproduksi pulsa train yang secara langsung
tegangan di inputkan ke VA. Tingkat keakuratan pengkonversian di tentukan oleh VFC dan pulsa
clock. Secara praktek seperti di bawah ini menggunakan LM331 yang beroprasi pada frekuensi
10Hz ke 100KHz. Output frekuensi di tentukan melalui persamaan berikut.
2. Konverter Frekuensi ke Tegangan

6.3 ALAT PERCOBAAN


1. KL-6001B Trainer
2. KL-63016 Module
3. KL-63017 Module
4. Oscilloscope
5. Digital Multi Meter
6.4 LANGKAH PERCOBAAN
6.4.1 VFC CONVERTER
1. Tempatkan Modul KL 63016 ke modul KL 6001B
2. Hubungkan Power supply DC dan GND ke KL63016 .Hubungkan F02 ke osilloskop dan
probe counter.
3. Tombol Switch dan display diaktifkan.
4. Set Power supply DC menjadi 50mV. Atur R2 (OFFSET ADJ) untuk memperoleh
F02=25Hz langkah ini men set nilai minimal frekuensi.
5. Atur power supply dc menjadi 10V. Atur R8 (GAIN ADJ) untuk memperoleh F02=5KHz.
Langkah ini men set nilai maksimum frekuensi.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk memastikan frekuensi teratur dengan benar. Buat agar
maksimum frekuensi dan minimal frekuensi optimal.
If F02 tidak dapat di set 25 Hz ke 5KHz coba mengubah C2 dengan cara:

7. Lihat tabel 15-1. Gunakan scope untuk mengukur frekuensi tiap tegangan.
Tabel 15-1
Vin 50mV 100mV 0.5V 1V 2V 3V 5V 7V 8V 9V 10V

Fo1(Hz) 50 150 390.8 908.5 1.91K 2.88K 4.98K 6.98K 7.97K 8.99K 10.08K

Fo2(Hz) 25 85 210.26 453.1 954.35 1.42K 2.44K 3.49K 3.98K 4.49K 5.04K

6.4.2 FVC CONVERTER


1. Tempatkan Modul KL 63016 ke modul KL 6001B
2. Hubungkan Power supply DC dan GND ke KL63016 .Hubungkan Vo ke DMM.
3. Tombol Switch dan display diaktifkan. Pilih gelombang sinus pada function generator dan
set amplitude +- 2V.
4. Set output function generator 0 Hz atau hubungkan Fin ke GND. Atur R6 (OFFSET ADJ)
untuk memperoleh Vo=0V. Langkah ini men set output minimal.
5. Set output function generator 4.3KHz. Atur R14 dan R16 untuk memperoleh Vo = 4.3V.
Langkah ini memperoleh output tegangan maksimum.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk memastikan output tegangan ter atur dengan benar.
Jika Vo tidak dapat di set menjadi 0V dan +4.3V coba ubah C2:

7. Lihat tabel 15-2. Gunakan scope untuk mengukur frekuensi tiap tegangan.
Tabel 15-2
Fin 0Hz 50Hz 100Hz 200Hz 500Hz 1KHz 2KHz 3KHz 4KHz 4.3KHz
Vo 0 0.012 0.063 0.164 0.464 0.975 2.013 2.995 4.034 4.302

6.6 Analisa dan Kesimpulan


ANALISA
IC yang digunakan adalah IC jenis 9400 . Pada VFC terdapat dua buah
keluaran yaitu Fo1 dan Fo2. Fo2 bernilai setengahnya dari Fo1 .Trimpot R2 digunakan untuk
men set output minimum yang dikeluarkan. Trimpot R8 (Gain ADJ) digunakan untuk men set
output maksimal yang di hasilkan. Pada Fo1 di set agar keluaran 1mV = 1Hz .maka jika jika
10V =10KHz .dan nilai output Fo2 setengahnya dari Fo1.

Pada FVC di set agar setiap output berbeda 1V ketika input Fin berbeda 1KHz.
Dengan cara mengatur R14 dan R16.

KESIMPULAN

Rangkaian VFC digunakan untuk mengubah besaran tegangan menjadi frekuensi


sedangkan rangkaian FVC digunakan untuk mengunah besaran frekuensi menjadi tegangan.
VFC dapat digunakan sebagai penghitung alat atau sensor yang mengeluarkan output analog
yang selanjutnya akan masuk ke dalam frekuensi counter.Sedangkan frekuensi menjadi
tegangan bisa mengukur frekuensi tetapi kontrol yang di gunakan hanya bisa menggunakan
membaca tegangan analog maka kita dapat mengukur frekuensi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai