Laporan Sensor
Laporan Sensor
SENSOR
Disusun oleh :
M.Zulfikar Isnaen
217341013
2AEA
PHOTOVOLTAIC CELL
1.1 TUJUAN
1. Memahami karakteristik dari photovoltaic cells
2. Memahami prinsip dari perubahan photovoltaic cells
3. Memahami aplikasi dari photovoltaic cells
1.2 TEORI
1. Pengertian SEL SURYA atau photovoltaic cells
Photovoltaic cells adalah perangkat yang mengubah energi cahaya menjadi
listrik,tanpa bantuan daya ekxternal untuk menghasilkan output sinyal cahaya sensitif.
2. Gambar struktur dari photovoltaic cells
3. Proses pengubahan energy cahaya menjadi energy listrik pada sel surya
5. Sel surya harus dipasang dengan bias mundur atau bias maju, mengapa demikian?
Sel surya harus dipasang mundur (reverse) karena sesuai prinsip dioda.Saat
photovoltaic dipasang reverse dan tanpa terkena cahaya maka ia akan berkarakteristik
seperti dioda yang memiliki tegangan breakdown.
Gambar diatas menampilkan intensitas dari sinyal output cahaya dari photovoltaic
cells. Karakteristik intensitas cahaya dari Vop berupa kurva logaritmik, sedangkan
karakteristik intensitas cahaya dari Ish berupa kurva linear. Vop melambangkan tegangan
rangkaian terbuka dari photovoltaic cells. Saat beban resistor menyambung dengan
permukaan lapisan, electron dan proton mengalir melalui rangkaian sehingga mencapai
keadaan stabil yang disebut equilibrium Vop. Jika beban resistor digantikan dengan kabel
maka arus dirangkaian dikatakan arus rangkaian tertutup (Ish).
7. Persamaan matematika
8. Lumen dan Lux
Lumen adalah unit untuk mengukur jumlah cahaya yang dihasilkan dari sumber
cahaya contohnya senter dan lampu, dll. Semakin besar lumen, maka semakin besar
cahaya.
Lux adalah unit untuk mengukur cahaya dalam suatu area. 1 lux = 1 lumen/m².
Lux bisa menghitung jumlah cahaya tampak dan intensitas cahaya pada permukaan area.
1.3 PERCOBAAN SENSOR PHOTOVOLTAIC 1
1. KL-6100B Trainer
2. KL-63009 Module
3. KL-68005 Lux Load
4. Digital Multimeter (DMM, Optional Device)
LANGKAH PERCOBAAN
1. Ambil KL-68005 Lux Load dan hidupkan power. Atur cahaya sumber pada posisi BULB.
2. Atur setiap pemancaran cahaya seperti pada table 1-1. Gunakan multimeter untuk
mengukur dan catat Vop dan Ish untuk setiap pemancaran cahaya seperti pada table 1-1.
Tabel 1-1
Lx 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Vop 1954 2350 2425 2464 2505 2532 2560 2562
Ish (µA) 14 29 44 58 75 90 106 121
3. Buatlah kurva dari Vop vs. illumination dan kurva dari Ish vs. illumination data pada
table 1-1.
Vop (mV) vs Lx
3000
2500
2000
Volt(mV)
1500
1000
500
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Lx
Ish (µA) vs Lx
140
120
100
Ish(uA)
80
60
40
20
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Lx
4. Bandingkan linearitas dari kedua kurva pada langkah 3 !
Kurva tegangan vs intensitas cahaya berupa kurva logaritmik sedangkan kurva arus
berupa kurva linear.
5. Lihat kembali kurva pada langkah 3, hitung dan catat perbandingan transduksi dari sel
fotovoltaik.
ΔISH / Δlx = 0,088 µA / lx (Ish akhir-Ish awal)
ΔVop / Δlx = 0,215 mV / lx (Vop akhir-Vop awal)
ANALISA
Pada percobaan tersebut menampakkan bahwa benar jika kurva tegangan berupa kurva
logaritmik sedangkan kurva arus berupa kurva linear. Sehingga data yang tepat digunakan
untuk sebagai sensor adalah arusnya (Ish) karena karakteristiknya linier yang mudah di
rekayasa.
Tabel 1-2
Lx 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
J7 (mV) 190 367 590 780 1020 1230 1450 1680
7. Buatlah kurva karakteristik dari rangkaian transduser, gunakan data pada tabel 1-2 !
J7 (mV) vs Lx
1800
1600
1400
1200
J7(mV)
1000
800
600
400
200
0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Lx
Langkah Percobaan :
ANALISA
Dalam pengujian Lux load kita dapat melihat bahwa grafik arus(Ish) / tegangan (Vop)
terhadap intensitas cahaya membentuk kurva logaritma yang menghasilkan output arus atau
tegangan yang besar apabila intensitas cahaya nya semakin besar. Lalu apabila kita
menghubungkannya dengan modul photovoltaic transducer, nilai tegangan pada J7 akan
mendapatkanan hasil tegangan yang mendekati nilai lux yang diatur pada lux load yaitu 1mV/lx.
Sehingga kita bisa mendapatkan grafik linier yang sangat jelas.
Pada rangkaian pengontrol lampu jalan otomatis dengan menggunakan rangkaian transducer
photovoltaic . Ketika tegangan pada J7 lebih rendah dari tegangan (-) k1 , U3 menginputkan
tegangan (-) sehingga keluaran dari U3 berada pada saturasi dan membuat LED CR1 hidup. Ketika
tegangan pada J7 melebihi tegangan (-) K1, komparator U3 mengubah keadaan, V0 = + dan CR1
mati.
KESIMPULAN
Jadi photovoltaic sensor adalah sensor yang dapat merubah energy cahaya menjadi energy
listrik. Mengingat banyaknya energy cahaya yang ada pada sinar matahari kita dapat
memanfaatkan photovoltaic sensor untuk sebagai pembangkit listrik. Karena semakin besar energi
energy cahaya yang diserap pada sel surya maka akan smakin besar pula tegangan yang akan
dihasilkan. Data yang cocok digunakan sebagai sensor adalah arus nya (Ish) karena
berkarakteristik linear sehingga dapat menggunakan rangkaian i to v konverter sebagai drivernya.
BAB 2
LINEAR SCALE
2.1 TUJUAN
1. Mempelajari konstruksi linear scale.
2. Memahami konsep kerja dari linear scale.
3. Mempelajari aplikasi dari linear scale di dalam control dan system instrument.
2.2 TEORI
1 cm = 500 pulsa.
reset. Ketika linier scale bergerak ke kanan output U1a Q=0, Q diikat dengan input XOR.
Input XOR lain yang berasal dari U1b output Q=0, jadi output XOR=1.Output tersebut
diikat dengan input output counter. Output U1b dihubungkan dengan indikator kanan ke
kiri.Jika linier scale berubah arah dari kanan ke kiri maka counter menjadi counting down.
7. Apakah kegunaan rangkaian XOR pada pengolahan sinyal linear scale
Rangkaian XOR pada pengolahan sinyal linear scale adalah untuk
menggabungkan antara 2 frekuensi output.
2.3 LANGKAH PERCOBAAN
Percobaan 1
ON 1 2 3 4 5
Sequnce
Distance 20 15 10 5 0
10. Putar switch untuk menggerakkan sensor KL-68007 dan amati bagian lampu LED R-
Shift dan L-Shift. Saat sensor brgerak ke kanan, R-Shift LED menyala dan L-Shift LED
mati. Saat sensor bergerak ke kiri, L-Shift menyala dan R-Shift mati.
Percobaan 2
Tabel 11-3
Calib Display L- R- ABS Calib Display L- R- ABS
Reading Reading Shift Shift LED Reading Reading Shift Shift LED
(cm) LED LED (cm) LED LED
0.5 453 5.5 5541
1 1042 6 6042
1.5 1501 6.5 6525
2 2032 7 7043
2.5 2513 7.5 7509
3 3045 8 7998
3.5 3591 8.5 8539
4 4019 9 9021
4.5 4521 9.5 9499
5 5023 10 9973
8. Mengacu pada table 11-4. Amati dan catat masing-masing LED dan tampilan layar
sensor bergerak ke arah kiri.
Table 11-4
Calib Display L- R- ABS Calib Display L- R- ABS
Reading Reading Shift Shift LED Reading Reading Shift Shift LED
(cm) LED LED (cm) LED LED
0.5 -0513 5.5 -5519
1 -0997 6 -6024
1.5 -1521 6.5 -6519
2 -2021 7 -7013
2.5 -2529 7.5 -7498
3 -3017 8 -8003
3.5 -3532 8.5 -8521
4 -4045 9 -9007
4.5 -4516 9.5 -9541
5 -5011 10 -9989
INFRARED TRANSDUCER
3.1 TUJUAN
1. Memahami karakteristik dari Transducer IR
2. Mempelajari jenis-jenis Transducer IR
3. Mempelajari receiver dari Transducer IR
4. Mempelajari aplikasi dari Transducer IR
3.2 TEORI
1. Bagaimana prinsip kerja infra red transducer
Rangkaian penerima transistor berfungsi sebagai alat sensor yang berguna
merasakan adanya perubahan intensitas cahay infra merah. Pada saat cahaya mengenai
foto transistor maka foto transistor berfungsi sebagai saklar terbuka sehingga transistor
berada pada posisi cut-off (terbuka). Kaena kolektor dan emitor terbuka maka tegangan
kolektor emitor sama dengan tegangan supply (berlogika tinggi). Keluaran dari
kolektor ini akan membuat rangkaian counter menghitung secara tidak teratur dan jika
kita tidak meredamnya, bouncing keluaran tersebut ke counter. Untuk meredam
bouncing serta memperjelas logika sinyal yang akan kita input ke rangkaian counter
menggunakan penyulut schmutt trigger.
5. Bagaimana karakteristik intensitas cahaya terhadap arah dan jarak dan gambar kurva
karakteristik terhadap arah merupakan linieritas radiasi dari IR LED bergantung
pada arah radiasi. Intensitas radiasi berdasarkan nilai maksimum ditandai sebgai 100
% dana rah sudut adalah nilai relative dari intensitas radiasi.
Karakteristik terhadap jarak merupakan suatu fungsi jarak antara sumber dan
pendeteksi.
6. Apa perbedaan IR LED dan photo diode manakah yang bertindak sebagai transmitter
dan receiver
IR LED bertindak sebagai transmitter, IR LED adalah LED emiting diode (diode
pemancar cahaya)
Photodiode adalah alat yang menghantar arus mundur yang merespon pada cahaya
yang diserap.
7. Pada rangkaian modul infrared terangkan rangkaian U1, rangkaian U2, U3, dan U4
Penerima terdiri dari U2 dan U3 sebagai penguat pembalik, U4 sebagai
komparator pembalik dan U1 sebagai pengubah gelombang sinyal.
3.3 PERCOBAAN
3.3.1 ALAT YANG DIPERLUKAN
1. KL-6101B Trainer
2. KL-63010 Module
3. KL-63012 Module
4. KL-63013 Module
5. KL-68006 Angle/Distance Load
6. Oscilloscope (Optional Device)
7. Cl-18001 Power Supply Module (Optional Device)
Table 12-3
Jarak 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 29 cm
J8 (V) 10.78 3.842 2.132 1.502 1.187 1.020
J11 (V) 2.8 1.08 0.4 0.32 0.18 0.08
10
8
Tegangan
6
3.842
4 2.8
2.132
1.502 1.187
2 1.08 1.02
0.4 0.32 0.18 0.08
0
5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 29 cm
Jarak
9. Atur jarak menjadi 10 cm. gunakan KL-61001B DCV untuk mengukur dan catat
besar tegangan pada setiap sudut yang ada pada table 12-4.
Table 12-4
Sudut -90 -60 -30 0 30 60 90
J11 (V) 1.3 2.55 2.63 2.6 2.58 2.0 1.2
10. Diskusikan hubungan antara tegangan pada J11 dan setiap sudut yang disediakan
pada table 12-4.
J11 (V)
3 2.63 2.6 2.58
2.55
2.5
2
2
J11(V)
1.3 1.2
1.5
0.5
0
-90 -60 -30 0 30 60 90
Sudut
J11 (V)
Frekuensi 1KHz 5KHz 10KHz 15KHz 20KHz 25KHz 30KHz 35KHz 40KHz 45KHz
Table 12-5
10. Diskusikan hubungna antara tegangan dan frekuensi yang ada pada table 12-5.
11. Sesuaikan VR1 untuk mendapatkan nilai VJ11 maksimum.
12. Gunakan KL-61001B DCV dan osiloskop untuk mengukur tegangan pada setiap
jarak antar sumber dan detector yang ada pada table 12-6. (sudut = 0).
Tabel 12-6
Jarak 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm
J8 6.762 3.556 2.664 2.283 2.005 1.953
J11 7.157 3.582 1.632 0.839 0.467 0.259
13. Diskusikan hubungan antara tegangan dan jarak berdasarkan table 12-6
5
4
3
2
1
0
5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm
Jarak
14. Atur jarak 10 cm. Gunakan KL-61001B DCV untuk mengukur tegangan pada J11
untuk setiap sudut yang ada di table 12-7.
Angle(deg) -90 -60 -30 0 30 60 90
J11 0.204 0.927 2.645 3.385 2.283 1.057 0.129
15. Diskusikan hubungan antara tegangan dan sudut berdasarkan table 12-7.
J11 vs Sudut
4
3.385
3.5
3 2.645
2.283
2.5
Tegangan
2
1.5 1.057
0.927
1
0.5 0.204 0.129
0
-90 -60 -30 0 30 60 90
Sudut
KESIMPULAN
Pada praktik ini dapat disimpulkan bahwa mengendalikan infrared yang terbaik
adalah menggunakan metode pulse driving. Pembangkitan pulsa dapat menggunakan IC
NE555. Panjang Gelombang GaAs IR adalah 940nm - 950nm . Maka kita dapat gunakan
phototransistor dari silikon yang mempunyai range pembacaan cukup luas yaitu di antara
500-1100nm.
BAB 4
TRANSDUSER ULTRASONIC
1.1 TUJUAN
1.2 TEORI
2. Sebutkan kegunaan ultrasonic dan apa saja keunggulannya menggunakan ultrasonic dalam
aplikasi pengukuran?
Ketika switch S1 pada posisi off potensial rendah pada U1a akan mengeluarkan
potensial tinggi, Aliran arus akan mengisi pada R3,VR1 dan C1. Sedangkan volt pada C1
akan high. Ketika switch S1 pada posisi on, output dari U1a akan terganti pada posisi
rendah , C1 akan mulai membuang arus ke posisi low, pada proses mengisi dan membuang
berjalan berulang. Outpu dari U1c dan U1d saling melengkapi satu sama lain jadi
gelombang transmitternya double.
J11(V) vs Jarak
2.5
2.005 2.021 2.027
1.872
2 1.72
1.5 1.342
J11(V)
0.5
0
5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm
Jarak
10. Diskusikan hubungan antara tegangan dan jarak pada Tabel diatas.
11. Atur jarak menjadi 20 Cm . Gunakan KL-61001B DCV untuk mengukur dan
mencatat tegangan pada J10 untuk setiap sudut.
Sudut -90 -60 -30 0 30 60 90
J10(V) 0.228 0.473 2.252 2.145 2.249 1.472 1.054
Sudut vs J10(V)
2.5
Tegangan
1.5
0.5
0
-90 -60 -30 0 30 60 90
Sudut
12. Diskusikan hubungan antara tegangan dan sudut pada table diatas.
4.4.2 Penerapan pemancar ultrasonic – endeteksi jarak gangguan
1. Letakan modul KL-63014 pada KL-61001B.
2. Pasangkan pemancar ultrasonic dan penerima pada KL-68006.
3. Hubungkan pemancar ke J1,J2 dan penerima ke J3,J4 pada KL-63014.
4. Lengkapi hubungan KL-1001B sebagai berikut.
KESIMPULAN
Ultrasonic adalah gelombang electromagnetic yang dapat menembus permuakaan padat
,cairan maupun gas. Gelombang ultrasonic biasa digunakan sebagai sarana pengukuran
karena dapat menentukan jarak pengukuran dengan cepat. Biasanya diaplikasikan untuk
mengukur kedalaman laut.
BAB 5
PRESSURE TRANSDUSER
5.1 TUJUAN
1. Memahami konstruksi sensor tekanan pneumatic.
2. Mempelajari prinsip kerja transduser tekanan.
3. Mempelajari aplikasi transduser tekanan.
5.2 TEORI
5. Bagaimanakan cara kerja transduser tekanan, gambarkan strukturnya?
Ketika strain gauge diberi tekanan nilai resistansi pada pressure transduser akan
berubah yang nilainya sama dengan tekanan naik resistansinya naik dan ketika tekanan
turun resistansinya turun.
13. Pada modul transduser tekanan, tunjukan manakah bagian rangkaian yang merupakan
sensor tekanan yang berdasarkan pada transistor, bagian penguat amplifier, dan bagian
yang mengatur tekanan kritis atas dan kritis bawah?
Transistor Penguat amplifier
Tekanan
5.3 ALAT PERCOBAAN
5. KL-61001B
6. KL-63015A Modul
7. KL-68002 Pressure Gauge
8. Digital Multi meter.
KESIMPULAN
Pressure Transducer merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menampilkan
nilai tekanan yang diukur. Pressure transducer ini biasa digunakan sebagai alat untuk
mengukur tekanan serta mempertahankan tekanan agar dapat di atur sesuai kebutuhan. Pada
pressure Transducer rangkaian driver yang cocok adalah rangkaian jembatan wheatstone
karena tekanan akan mempengaruhi resistansi pada sensor. Sehingga dapat menggunakan
wheatstone agar memperoleh perubahan tegangan yang akan di kuatkan oleh amplifier.
BAB 6
6.1 TUJUAN
6.2 TEORI
Sesuai block diagram di atas .V/F konverter memproduksi pulsa train yang secara langsung
tegangan di inputkan ke VA. Tingkat keakuratan pengkonversian di tentukan oleh VFC dan pulsa
clock. Secara praktek seperti di bawah ini menggunakan LM331 yang beroprasi pada frekuensi
10Hz ke 100KHz. Output frekuensi di tentukan melalui persamaan berikut.
2. Konverter Frekuensi ke Tegangan
7. Lihat tabel 15-1. Gunakan scope untuk mengukur frekuensi tiap tegangan.
Tabel 15-1
Vin 50mV 100mV 0.5V 1V 2V 3V 5V 7V 8V 9V 10V
Fo1(Hz) 50 150 390.8 908.5 1.91K 2.88K 4.98K 6.98K 7.97K 8.99K 10.08K
Fo2(Hz) 25 85 210.26 453.1 954.35 1.42K 2.44K 3.49K 3.98K 4.49K 5.04K
7. Lihat tabel 15-2. Gunakan scope untuk mengukur frekuensi tiap tegangan.
Tabel 15-2
Fin 0Hz 50Hz 100Hz 200Hz 500Hz 1KHz 2KHz 3KHz 4KHz 4.3KHz
Vo 0 0.012 0.063 0.164 0.464 0.975 2.013 2.995 4.034 4.302
Pada FVC di set agar setiap output berbeda 1V ketika input Fin berbeda 1KHz.
Dengan cara mengatur R14 dan R16.
KESIMPULAN