Oleh:
Prodi S1 Statistika
KATA PENGANTAR
Dengan disertai puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala , yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Iman kepada Allah dengan lancar.
Kami menyadari dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa melimpakan Rahmat dan Karunia-Nya
kepada kita semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................................1
Daftar isi....................................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan.................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II Pembahasan.................................................................................................................4
A. Pengertian Iman Kepada Allah..................................................................................4
B. Eksistensi Allah dan Keesaan-Nya.............................................................................4
C. Sifat-Sifat Allah dan Asmaul Husna...........................................................................7
D. Menyekutukan Allah (Syirik)...................................................................................12
E. Hikmah Iman Kepada Allah.....................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya alam semesta ini dan semua isinya tentu saja ada yang menciptakannya atau
yang memeliharanya dan semua itu tentu saja tidak bukan dan tidak lain adalah ALLAH
SWT. Untuk mengakui kebenaran dan keberadaan ALLAH SWT itu harus di yakini dalam
hati setiap orang yang beriman.
ALLAH SWT adalah tuhan semesta alam ia yang mencipta dan memelihara alam
semesta beserta isinya. ALLAH SWT merupakan tuhan yang maha esa, maksudnya zat
ALLAH SWT hanya satu tidak lebih. ALLAH SWT esa dalam sifatnya, maksudnya
walaupun ALLAH SWT mempunyai banyak sifat, tetapi sifat itu hanya dimiliki oleh
ALLAH SWT sendiri.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian iman kepada ALLAH SWT
2. Eksistensi Allah dan Keesaan-Nya
3. Sifat-sifat ALLAH dan Asmaul Husna
4. Pengingkaran terhadap iman kepada ALLAH SWT
4. Hikmah iman kepada ALLAH SWT
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu iman kepada ALLAH SWT
2. Agar dapat memahami sifat-sifat ALLAH SWT
BAB II
PEMBAHASAN
C. Dalil Cosmologia
Bukti-bukti adanya Tuhan dapat diketahui dengan menggunakan dasar-dasar
cosmologia, sebagaimana Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2): 164
ْ ﺎر َو ْاﻟ ُﻔ ْﻠ ِﻚ اﻟﱠﺘِﻲ ﺗَ ْﺠ ِﺮي ِﻓﻲ ْاﻟﺒ َ ْ ِ اﻟﺴ َﻤﺎ َو
ﺎس َو َﻣﺎَ َﺤ ِﺮ ﺑِ َﻤﺎ ﯾَ ْﻨ َﻔ ُﻊ اﻟﻨﱠ ِ ف اﻟﻠﱠﯿ
ِ ْﻞ َواﻟﻨﱠ َﻬ ِ اﺧﺘِ َﻼْ ض َو
ِ ات َواﻷ ْر إِ ﱠن ِﻓﻲ َﺧ ْﻠ ِﻖ ﱠ
ﺎب ْ ََﺚ ِﻓﯿ َﻬﺎ ِﻣ ْﻦ ُﻛ ﱢﻞ دَاﺑﱠ ٍﺔ َوﺗ
ض ﺑ َْﻌ َﺪ َﻣ ْﻮﺗِ َﻬﺎ َوﺑ ﱠ َ ْ اﻟﺴ َﻤﺎ ِء ِﻣ ْﻦ َﻣﺎ ٍء َﻓﺄَ ْﺣﯿَﺎ ﺑ ِﻪ
َ اﻷ ْر أَْﻧ َﺰ َل اﷲﱠُ ِﻣ َﻦ ﱠ
ِ اﻟﺴ َﺤ
َﺎح َو ﱠ ِ اﻟﺮﯾ
ﯾﻒ ﱢ ِ ﺼ ِﺮ ِ
َ َُﺎت ﻟِ َﻘ ْﻮ ٍم ﯾ َْﻌ ِﻘﻠ
ﻮن ٍ ض َﻵﯾ َْ َ ْاﻟﻤ
َ ُﺴ ﱠﺨ ِﺮ ﺑَﯿ
ِ اﻟﺴ َﻤﺎ ِء َواﻷ ْر ْﻦ ﱠ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan(nya)”
Khusus di bidang cosmologia adalah menyelidiki sebab (causa) terjadinya kosmos
yang mengharuskan akal kita mengambil keputusan, bahwa pasti ada penyebab yang
menyebabkan terjadinya cosmos itu.
D. Dalil Astronomi
Tuhan memperkenalkan dirinya bahwa Dia ada dengan cara menunjuk
planet-planet yang terdiri atas bintang, bulan dan matahari yang masing-masing
beredar tetap pada garis orbitnya. Sebagaimana Al-Qur’an surat Ath-Thariq (86): 1-3
ﱠ َ ﱠ ﱠ
اﻟﺴ َﻤﺎ ِء ِ َواﻟﻄ.ﺎر ُق َﻣﺎ أ ْد َرا َﻛ َﻮ َﻣﺎ
ﺎر ِق َو ﱠ ِ اﻟﻄ.اﻟﺜﺎ ِﻗ ُﺐ اﻟﻨﱠ ْﺠ ُﻢ
“Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apakah yang datang pada
malam hari?, yaitu bintang yang cahayanya menembus”
E. Dalil Antropologia
Manusia adalah makhluk adalah makhluk Allah. Namun, dia mempunyai
kehendak khusus dan berperan dalam kehidupan ini. Yang memberi peran dan
kedudukan itu adalah Penciptanya, yaitu Allah SWT. Keistimewaan manusia terletak
pada akal, ilmu pengetahuan, dan rohnya, sehingga diberi kedudukan sebagai khalifah
di muka bumi.
Al-Qur’an Surat Ar-Rum (30): 20
F. Dalil Psikologia
Dibandingkan dengan makhluk lain, manusia memiliki dua macam. keistimewaan.
Pertama, tubuh yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kedua, jiwa yang
memiliki perasaan dan kepandaian untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapkan
kepadanya.
Dalam surat Ar-Rum (30): 21 dinyatakan:
ٍ ٰذﻟِ َﻚ َﻵﯾ
َ َﺎت ﻟِ َﻘ ْﻮ ٍم ﯾَﺘَ َﻔ ﱠﻜ ُﺮ
ون ِ ِ ً َو ِﻣ ْﻦ آﯾَﺎﺗِ ِﻪ أَ ْن َﺧﻠَ َﻖ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ِﻣ ْﻦ أَْﻧ ُﻔ ِﺴ ُﻜ ْﻢ أَ ْز َو
َ اﺟﺎ ﻟِﺘَ ْﺴ ُﻜﻨُﻮا إﻟَْﯿ َﻬﺎ َو َﺟ َﻌ َﻞ ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻜ ْﻢ َﻣ َﻮ ﱠد ًة َو َر ْﺣ َﻤ ًﺔۚ إ ﱠن ِﻓﻲ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
6. Wahdaniyah (Esa)
Tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam
semesta.
7. Qudrat (Berkuasa)
Allah maha kuasa atas sesuatu. Tidak ada yang bias menandingi
kekuasaan Allah SWT.
8. Iradat (Berkehendak)
Allah itu maha menentukan sesuatu, apabila allah berkehendak maka
jadilah hal itu dan tidak seorang pun yang mampu mencegah-Nya.
9. ‘Ilmun (Mengetahui)
Allah maha mengetahui atas segala sesuatu. Baik hal yang tampak
ataupun hal yang disembunyikn.
10. Hayat (Hidup)
Allah tidak akan pernah mati, binasa, ataupun musnah. Allah itu kekal
selama-lamanya.
11. Sama’ (Mendengar)
Allah maha mendengar, baik yang diucapakn ataupun yang
disembunyikan dalam hati allah mengetahuinya,
12. Bashar (Melihat)
Allah maha melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak terbatas,
Dia mengetahui apa-apa yang terjadi di dunia ini. Walaupun hanya selembar
daun yang jatuh.
13. Kalam (Berfirman)
Allah bias berbicara atau berkata-kata secara sempurna dari bantuan
apapun. Terbukti dari adanya firman-Nya dalam kitab-kitab yang diturunkan
lewat para nabi.
14. Qadiran (Berkuasa)
Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu.
15. Muridan (Berkehendak)
Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bias
menolak kehendak-Nya.
16. ‘Aliman (Mengetahui)
Allah mengetahui segala sesuatu, baik yang ditampakkan ataupun
disembunyikan. Tidak ada yang bias menandingi pengetahuan Allah.
17. Hayyan (Hidup)
Tidak mungkin bagi Allah ta’ala untuk binasa. Dia selalu mengawasi
hamba-hambaNya, tidak pernah lengah ataupun tidur.
18. Sami’an (Mendengar)
Allah itu maha pendengar. Tidak ada yang terlewatkan bagi Allah dan
tidak ada juga yang melampaui pendengaran-Nya.
19. Bashiran (Melihat)
Pengelihatan allah meliputi segala hal, baik yang terlihat ataupun yang
disembunyikan.
20. Mutakalliman (Berfirman atau berkata-kata)
Mutakalliman berarti Allah berfirman, sama halnya dengan kalam.
Firman Allah SWT terwujud dalam kitab-kitab suci yang diturunkan-Nya
lewat para nabi.
B. Asmaul Husna
1. Allah: Lafadz yang maha mulia, merupakan nama Dzat Ilahi yang maha suci serta wajib
adanya, yang berhak memiliki semua macam pujian dan sanjungan.
2. Ar-Rahman: Maha Pengasih
3. Ar-Rahim: Maha Penyayang
4. Al-Malik: Maha Merajai
5. Al-Quddus: Maha Suci
6. As-Salam: Maha Penyelamat
7. Al-Mu’min: Maha Pemelihara Keamanan
8. Al-Muhaiminu: Maha Mengetahui
9. Al-Aziz: Yang Maha Mulia
10. Al-Jabbar: Maha Perkasa
11. Al-Mutakabbir: Maha mega
12. Al-Khalik: Maha Pencipta
13. Al-Bari’: Maha Pembuat
14. Al-Mushawwir: Maha Pembentuk
15. Al-Ghaffar: Maha Pengampun
16. Al-Qahhar: Maha Pemaksa
17. Al-Wahhab: Maha Pemberi
18. Ar-Razzaq: Maha Pemberi Rizki
19. Al-Fattah: Maha Pembuka Rahmat
20. Al-Alim: Maha Mengetahui
21. Al-Qabid: Maha Pencabut
22. Al-Basith: Maha Meluaskan
23. Al-Khafid: Maha Menjatuhkan
24. Ar-Rafi’: Maha Mengangkat
25. Al-Mu’iz: Maha Pemberi Kemuliaan
26. Al-Mudzil: Maha Pemberi Kehinaan
27. As-Sami’: Maha Mendengar
28. Al-Bashir: Maha Melihat
29. Al-Hakam: Maha Menetapkan Hukum
30. Al-Adl: Maha Adil
31. Al-lathif: Maha Halus
32. Al-Khabir: Maha Waspada
33. Al-Halim: Maha Penghiba
34. Al-Azhim: Maha Agung
35. Al-Ghafur: Maha Pengampun
36. Asy-Syakur: Maha Pembalas
37. Al-‘Aliy: Maha Tinggi
38. Al-Kabir: Maha Besar
39. Al-Hafizh: Maha Pemelihara
40. Al-Muqit: Maha Pemberi Kecukupan
41. Al-Hasib: Maha Penjamin
42. Al-Jalil: Maha Luhur
43. Al-Karim: Maha Pemurah
44. Ar-Raqib: Maha Peneliti
45. Al-Mujib: Maha Mengabulkan
46. Al-Wasi’: Maha Luas
47. Al-Hakim: Maha Bijaksana
48. Al-Wadud: Maha Pecinta
49. Al-Majid: Maha Mulia
50. Al-Ba’its: Maha Membangkitkan
51. Asy-Syahid: Maha Menyaksikan
52. Al-Haq: Maha Benar
53. Al-Wakil: Maha Memelihara Penyerahan
54. Al-Qawiy: Maha Kuat
55. Al-Matin: Maha Kokoh
56. Al-Waliy: Maha Melindungi
57. Al-Hamid: Maha Terpuji
58. Al-Muhshi: Maha Penghitung
59. Al-Mubdi’: Maha Memulai
60. Al-Mu’id: Maha Mengulangi
61. Al-Muhyi: Maha Menghidupkan
62. Al-Mumit: Maha Mematikan
63. Al-Hay: Maha Hidup
64. Al-Qayyum: Maha Berdiri Sendiri
65. Al-Wajid: Maha Kaya
66. Al-Majid: Maha Mulia
67. Al-Wahid: Maha Esa
68. Ash-Shamad: Maha Dibutuhkan
69. Al-Qadir: Maha Kuasa
70. Al-Muqtadir: Maha Menentukan
71. Al-Muqaddim: Maha Mendahulukan
72. Al-Muakhir: Maha Mengakhirkan
73. Al-Awwal: Maha Pertama
74: Al-Akhir: Maha Penghabisan
75. Azh-Zhahir: Maha Nyata
76. Al-Bathin: Maha Tersembunyi
77. Al-Wali: Maha Menguasai
78. Al-Muta’ali: Maha Suci
79. Al-Barru: Maha Dermawan
80. At-Tawwab: Maha Penerima Taubat
81. Al-Muntaqim: Maha Penyiksa
82. Al-‘Afuw: Maha Pemaaf
83. Ar-Ra’uf: Maha Pengasih
84. Malikul Mulk: Maha Menguasai Kerajaan
85. Dzuljalali Wal Ikram: Maha Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsith: Maha Mengadili
87. Al-Jami’: Maha Mengumpulkan
88. Al-Ghaniy: Maha Kaya
89. Al-Mughni: Maha Pemberi Kekayaan
90. Al-Mani’: Maha Membela
91. Adl-Dlarru: Maha Menjadikan Bahaya
92. An-Nafi’: Maha Pemberi Kemanfaatan
93. An-Nur: Maha Bercahaya
94. Al-Hadi: Maha Pemberi Petunjuk
95. Al-Badi’: Maha Pencipta Yang Baru
96. Al-Baqi’: Maha Kekal
97. Al-Warits: Maha Pewaris
98. Ar-Rasyid: Maha Cendikiawan
99. Ash-Shabur: Maha Penyabar
B. MACAM-MACAM SYIRIK
Dalam syirik para ulama sepakat ada dua macam syirik, yaitu syirik
besar (as-syirku al-akbar) dan syirik kecil (as-syirku al-asghar).
Jika seorang sudah beriman kepada ALLAH SWT maka hatinya akan
dilapangkan, niat-niat jahat dalam hatinya akan dihilangkan, tidak mudah
terpengaruh oleh hawa nafsu serta bias menahan hawa nafsunya.
Setiap yang beriman pasti rendah hati sayang kepada semua makhul
karna merasa sama-sama ciptaan ALLAH SWT dan mereka mempunyai social
yang tinggi suka berbagi kepada yang kurang mampi jika dia memiliki
kelebihan rezeki.
Setiap yang beriman pasti selalu merasa apa yang ia dapat itu dating
dari ALLAH SWT sehingga ia akan senantiasa bersyukur atas apa yang telah
didapatkannya.
BAB III
PENUTUP
● Kesimpulan
1. Beriman kepada Allah adalah membenarkan dengan yakin akan eksistensi Allah dan
keesaan-Nya.
2. Pengakuan tidak ada artinya tanpa dibarengi ucapan lisan dan tindakan, sebab
pengakuan hati, pengucapan lisan dan tindakan anggota badan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Namun, itu semua harus dibarengi dengan
tuntunan Al qur`an dan Hadis.
3. Keteraturan ketundukan alam semesta ini menghendaki adanya satu pengaturan yang
mengendalikannya yaitu Allah Rabulalamin.
● Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan terutama segi tata
bahasa dan refrensi. Maka, kami mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam
tulisan kami terutama mengenai tata bahasa dan refrensi. Juga kami memerlukan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Daftar Pustaka
● https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dua_puluh_sifat_Allah_(Asy%27ariyah)
● DPPAI UII, 2006, Akidah Islam, Jogjakarta: UII Press Jogjakarta
● http://pennamahasiswa.blogspot.com/2018/02/makalah-iman-kepada-allah-swt.html
● http://sitiumaiyahh.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
● Sayid Sabiq, 1997, Aqidah Islam, Bandung: Cv. Diponegoro
● Drs. Musthafa Kamal Pasha, B. Ed., 2003, Aqidah Islam, Jogjakarta: Citra Karsa
Mandiri