Anda di halaman 1dari 51

Laporan Kasus

SKOLIOSIS
Adhitya Pratama 04084821820005

Dosen pembimbing:
dr.Eka Febri

BAGIAN/DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


FK UNSRI/RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2018
OUTLINE

PENDAHULUAN

STATUS PASIEN

TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MASALAH
PENDAHULUAN
Pendahuluan
 Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang dimana
tulang belakang mengalami pembengkokan ke arah
samping (lateral curvature) membentuk huruf ‘S’ atau ‘C’,
dapat dilihat ketika kelengkungannya semakin parah dan
juga mengakibatkan ketidaknyamanan.

 Prevalensi  Di setiap negara diperkirakan kira-kira 3%


penduduk mengalami skoliosis dan cenderung diderita
perempuan daripada laki-laki dengan perbandingan antara
3:1

 Seringkali seseorang dengan skoliosis telah mengalami


kondisi ini sejak masa kanak-kanak, namun karena skoliosis
berkembang sangat cepat, kebanyakan kasus skoliosis tidak
terdiagnosa sampai usia 10-14 tahun
STATUS PASIEN
STATUS PASIEN

Nama : Nn. PA
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Palembang
Agama : Islam
Kunjungan : 7 Januari 2019
No. Med Rec : 1077109
ANAMNESIS
Keluhan Utama
 Nyeri pada leher dan punggung sejak 1 bulan

Riwayat Perjalanan Penyakit


 Sejak ± 1 bulan yang lalu pasien sering mengeluh nyeri
pada leher bagian kiri dan punggung. Nyeri terutama
dirasakan setelah pasien duduk lama dan berkurang
bila pasien meluruskan badannya dengan berbaring.
Awalnya nyeri terasa seperti pegal-pegal di sekitar
bahu dan leher. Pasien sering mengalami pegal-pegal
di leher dan punggung sejak SMP. Pasien mengaku
pernah berobat dan dilakukan rontgen, dikatakan
skoliosis. Pasien dipasang brace dan tidak diberi obat,
pasien tidak pernah melakukan fisioterapi.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat trauma : (-)


 Riwayat hipertensi : (-)
 Riwayat kolesterol : (-)
 Riwayat diabetes mellitus : (-)
 Riwayat penyakit jantung : (-)
 Riwayat operasi : (-)
Riwayat Penyakit Kelurga
 Riwayat penyakit pada keluarga disangkal

Riwayat Pekerjaan
 Pasien merupakan mahasiswa yang
mempunyai kebiasaan duduk setengah
bersandar dan pasien menulis dengan posisi
sedikit menunduk dan sedikit miring ke kiri.

Riwayat Sosial Ekonomi


 Pasien tinggal dengan kedua orang tua dan
beraktivitas seperti biasa.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Umum

 Keadaan umum : Baik


 Kesadaran : GCS : E4M6V5
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 85 x/ menit, reguler, isi dan tegangan cukup.
 Pernapasan : 18 x/ menit
 Suhu : 36,6oC
 Berat Badan : 55 kg
 Tinggi Badan : 158 cm
 IMT : 22,03
 Cara Berjalan : Tidak ada kelainan
 Bicara : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Fisik Khusus

 Kulit: Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-),


petechie (-), striae (-), hipopigmentasi (-),
hiperpigmentasi(-)
 Status Psikis: Sikap kooperatif, ekspresi wajah
normal, orientasi dan perhatian baik.
 Nervus kranialis I-XII: Tidak diperiksa.
 Kepala : Bentuk normal, normocephali.

 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya langsung
(+/+), pupil isokor (3mm/3mm),sekret (-/-)

 Hidung : Nafas cuping hidung (-), deformitas(-), darah (-/-), sekret (-/-),
simetris

 Telinga : Deformitas (-/-), darah (-/-),sekret (-/-)

 Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), stomatitis (-), gusi
berdarah (-)

 Leher: Simetris, JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar, benjolan (-),
nyeri tekan (-)

 Luas Gerak Sendi : Dalam batas normal.


 Luas Gerak Sendi
Ante /retrofleksi (n 65/50) : 65/50
Laterofleksi (D/S) (n 40/40) : 40/40
Rotasi (D/S) (n 45/45) : 45/45

 Tes Provokasi
Lhermitte test/ Spurling : negatif
Test Valsava : negatif
Distraksi test : negatif
Test Nafziger : negatif
Pulmo Cor
 Inspeksi: statis, dinamis,  Inspeksi: ictus cordis tidak
simetris, retraksi (-) terlihat.
 Palpasi: stem fremitus  Palpasi: ictus cordis tidak
kanan=kiri, pelebaran teraba.
sela iga (-)  Perkusi: redup, batas
 Perkusi: sonor pada jantung dalam batas
kedua lapang paru. normal.
 Auskultasi: vesikular (+)  Auskultasi: HR:85x/ menit,
normal, wheezing (-/-), reguler, BJ I-II normal,
ronkhi (-/-) murmur (-), gallop (-)
Abdomen Ekstremitas superior
 Inspeksi : datar.  Inspeksi : deformitas, atrofi
 Palpasi : lemas, hepar tenar +/-, edema, tremor:
dan lien tidak teraba, tidak ada.
nyeri tekan (-).  Palpasi : Nyeri tekan (-).
 Perkusi : timpani, shifting
dullness (-).
 Auskultasi: Bising usus (+)
normal.
Trunkus
 Inspeksi: Simetris (deviasi  Palpasi : Nyeri tekan (+) (+)
prosessus spinosus di otot paralumbal dan
v.thorakolumbal (+) ke arah trapezius DS, spasme otot (-)
kanan, tampak bahu kiri
lebih rendah, asimetris  Luas gerak sendi
skapula (skapula kanan lumbosakral
tampak lebih tinggi), rib
Ante/retro fleksi (95/35) : 95/35
hump (-), Scoliosis (ada,
pada v.thorakolumbal, ke Laterofleksi (D/S) (40/40): 40/40
arah kanan) Rotasi (D/S) (35/35) : 35/35

Tes Provokasi (Yeoman’s


hyprextension +)
Anggota Gerak Atas
Pemeriksaan Neurologi Extremitas atas
Penilaian Fungsi Tangan

Dextra Sinistra

Anatomical Normal Normal

Grip Normal Normal

Spread Normal Normal

Palmar abduct Normal Normal

Punch Normal Normal

Lumbrical Normal Normal


Tes Provokasi
 Tidak ada kelainan

Ekstremitas Inferior :
 Inspeksi : Deformitas (-), edema (-), tremor (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-)
Motorik Dextra Sinistra
Gerakan Luas Luas
Kekuatan
Fleksi paha 5 5
Ekstensi paha 5 5
Ekstensi lutut 5 5
Fleksi lutut 5 5
Dorsofleksi pergelangan kaki 5 5
Dorsofleksi ibu jari kaki 5 5
Tonus Normal Normal
Tropi Normal Normal
Refleks Fisiologis
Refleks tendo patella Normal Normal
Refleks tendo Achilles Normal Normal
Refleks Patologis
Babinsky Tidak ada Tidak ada
Chaddock Tidak ada Tidak ada
Sensorik
Protopatik Normal
Proprioseptik Normal
Vegetatif Tidak ada Kelainan

 Tes Provokasi Sendi Lutut : Tidak dilakukan


Evaluasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Radiologis : Direncanakan pemeriksaan
rontgen vertebrae thorakolumbal

DIAGNOSIS KLINIS
 Skoliosis Torakolumbal
Program Rehabilitasi Medik

Terapi panas:  Prostetik : Tidak ada


 Alat bantu ambulansi : Tidak ada
 Ultrasound otot scalenus sinistra
dan paraservikal
Terapi Wicara
 IRR torakolumbal  Afasia : Tidak Dilakukan
 Disartria : Tidak Dilakukan
Stimulasi Listrik
 Disfagia : Tidak Dilakukan
 ENS torakolumbal
Sosial Medik:
Terapi Latihan:  Memberikan support mental dan
memberikan terapi latihan
 Melakukan peregangan mandiri
di rumah (scoliosis excercise)
Edukasi:
 Edukasi pasien mengenai cara
Okupasi Terapi
beraktivitas, cara berjalan, dudu,
 ROM Exercise: Tidak ada
dan tidur, edukasi keluarga untuk
 ADL Exercise: Tidak ada
membantu pasien melakukan
aktivitas sehari-hari
Ortotik Prostetik
 Ortotic: Tidak ada
TERAPI MEDIKAMENTOSA
 Ibuprofen 400 mg 3 kali sehari bila perlu

PROGNOSIS
 Quo ad Vitam : Bonam
 Quo ad Functionam : Bonam
 Quo ad Sanationam : dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Skoliosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti “lengkungan”


dan mengandung arti suatu kondisi patologik.Vertebra
servikal,torakal, dan lumbal membentuk columna vertikal dengan
pusat vertebra berada pada garis tengah

Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang dimana tulang


belakang mengalami pembengkokan ke arah samping (lateral
curvature) membentuk huruf ‘S’ atau ‘C’, dapat dilihat ketika
kelengkungannya semakin parah dan juga mengakibatkan
ketidaknyamanan
Gambar 1 Normal spine dan Scoliotic spine
EPIDEMIOLOGI
 Angka kejadian Skoliosis adalah kira-kira dua kali lebih
sering pada perempuan daripada laki-laki.
 Sering terlihat pada usia lebih dari 10 tahun.
 Menurut ahli Orthopedic dan Rematologi RSUD dr.
Soetomo Surabaya, dr. Ketut Martiana, Sp.Ort (K), 4,1%
dari 2000 anak SD hingga SMP di Surabaya, setelah
diteliti ternyata mengalami tulang bengkok. Hasil foto
rontgen sebagai bentuk pemeriksaan lanjutan diketahui
yang kebengkokannya mencapai 100 sebanyak 1,8%,
sedangkan yang lebih dari 100 sebanyak 1% .4
ETIOLOGI
 Faktor genetik
 Faktor hormonal
 Perkembangan spinal dan teori
biomekanik
 Abnormalitas jaringan
FAKTOR RESIKO
 Jenis Kelamin
 Usia
 Sudut kurva
 Lokasi
KLASIFIKASI

 derajat kurva
 bentuk
 letak
TANDA DAN GEJALA

a. Badan condong ke lateral flexion


b. Salah satu bahunya lebih tinggi dari yang lain
c. Salah satu hip lebih tinggi dari yang lain
d. Terdapat penonjolan salah satu scapula
(shoulder blade)
e. Payudara yang asimetris pada wanita
f. Rib cage menonjol di satu sisi
g. Kepala tidak sejajar langsung dengan panggul
DIAGNOSIS
Anamnesis
 Pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan pada pasien antara lain :
 “Pada umur berapa kelengkungan tulang belakang pertama kali
terlihat?” (Penting untuk menentukan prognosis dan derajat
keparahan skoliosis)
 “Bagaimana keadaan ibunya ketika sedang mengandung dulu?”
(apakah ada kelainan atau suatu masalah ketika kehamilan dulu)
 “Apakah pasien mengalami perkembangan yang normal?”
(berjalan, berbicara)
 “Apakah ada riwayat keluarga yang menderita skoliosis atau
masalah tulang belakang lainnya?” (karena 20 % akan mewarisi
kelainan ini, bila dalam keluarganya ada yang menderita
skoliosis)
 “Apakah pasien mengalami nyeri punggung? (Biasanya skoliosis
pada anak atau remaja tidak menimbulkan nyeri.Bila terdapat
nyeri,pemeriksaan selanjutnya harus dilakukan untuk mengetahui
adanya kelainan-kelainan yang lain.)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Foto polos:
 Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh
terhadap tulang belakang dan krista iliaka
dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva
dengan metode Cobb dan menilai maturitas
skeletal dengan metode Risser.
 Kurva structural akan memperlihatkan rotasi
vertebra ; pada proyeksi posterior-anterior,
vertebra yang mengarah ke puncak prosessus
spinosus menyimpang kegaris tengah; ujung atas
dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat
simetri vertebra diperoleh kembali
Gambar 2.Rontgen skoliosis
DIAGNOSIS BANDING

 Cervical radiculopaty
 Thoracic outlet syndrome
 Pronator teres syndrome
 De Quervain’s syndrome
PEMERIKSAAN SPESIFIK
“The Adam’s Forward Bending test”
Metode Cobb
Scoliometer (inclinometer)
Tatalaksana

Konservatif Operatif

-Ortotik
-Medikamentosa
-Fisioterapi
Komplikasi

 Gangguan jantung dan paru karena adanya


perubahan struktur rib cage
 Gangguan punggung terkait dengan struktur
terlibat misalnya spasme otot, saraf terjepit
yang menyebabkan nyeri, fatigue, ataupun
muscle weakness.
 Deformitas berat
 Memperburuk penampilan
 Penyakit sendi degeneratif
Prognosis
 Prognosis tergantung atas besarnya derajat kurva,
deformitas dan maturitas serta faktor yang dapat
memperburuk keadaan skoliosis
Analisis Kasus
 Nn. PA usia 21 tahun dating ke Poliklinik Rehabilitasi
Medik dengan keluhan nyeri pada leher dan
punggung. Pada riwayat perjalanan penyakitnya
didapatkan sejak ± 1 bulan yang lalu pasien
sering mengeluh nyeri pada leher bagian kiri dan
punggung.
 Nyeri terutama dirasakan setelah pasien duduk
lama dan berkurang bila pasien meluruskan
badannya dengan berbaring. Awalnya nyeri
terasa seperti pegal-pegal di sekitar bahu dan
leher. Pasien sering mengalami pegal-pegal di
leher dan punggung sejak SMP.
 Pasien mengaku pernah berobat dan
dilakukan rontgen, dikatakan skoliosis. Pasien
dipasang brace dan tidak diberi obat, pasien
tidak pernah melakukan fisioterapi. Pasien
merupakan mahasiswa yang mempunyai
kebiasaan duduk setengah bersandar dan
pasien menulis dengan posisi sedikit
menunduk dan sedikit miring ke kiri.
 Keadaan umum baik dan pada pemeriksaan tanda
vital dan status gizi dalam batas normal. Pada
pemeriksaan leher didapatkan nyeri tekan (+) pada
otot scalenus, luas gerak sendi normal, dan tes
provokasi negatif. P
 ada pemeriksaan trunkus tampak adanya skoliosis v.
torakolumbal dengan deviasi prosessus spinosus
v.thorakolumbal (+) ke arah kanan, tampak bahu kiri
lebih rendah, asimetris skapula (skapula kanan tampak
lebih tinggi), rib hump (-), selain itu didapatkan juga
nyeri tekan (+) di otot paralumbal dan trapezius, luas
gerak sendi normal, Yeoman’s hyprextension (+). Hasil
pemeriksaan lain dalam batas normal.
 Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut
mengarahkan pasien pada skoliosis torakolumbal,
perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
rontgen vertebrae torakolumbal. Pasien direncanakan
untuk fisioterapi berupa ultrasound otot scalenus sinistra
dan paraservikal, IRR torakolumbal, TENS torakolumbal,
dan terapi latihan berupa scoliosis excercise.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai