Modul STATIKA Lengkap Ir Thamrin Nasution PDF
Modul STATIKA Lengkap Ir Thamrin Nasution PDF
MODUL 1
PENGERTIAN DASAR STATIKA
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Pengertian Dasar Statika.
Gaya.
Pembagian Gaya Menurut Macamnya.
Gaya terpusat.
Gaya terbagi rata.
Gaya Momen, Torsi.
Menyusun Dan Menguraikan Gaya.
Metode Analitis.
Metode Grafis.
2. Gaya-gaya Dalam.
Pengertian.
Gaya Normal.
Gaya Lintang Geser.
Momen Lentur.
3. Perletakan/Tumpuan.
Tumpuan Sendi.
Tumpuan Rol.
Tumpuan Jepit.
Aplikasi.
Perjanjian Tanda.
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya, menyusun dan menguraikan
gaya, gaya-gaya dalam serta perletakan.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Dalam mekanika teknik, gaya dapat diartikan sebagai muatan yang bekerja pada suatu
konstruksi.
1. SIFAT GAYA.
a. Mempunyai besaran (kg, ton dsb).
b. Mempunyai arah.
c. Mempunyai titik tangkap.
Semua gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang datar disebut KOPLANAR.
Semua gaya yang garis kerjanya berpotongan pada satu titik disebut gaya
KONKUREN (bertitik pegang tunggal).
Y
P1
P1 Bidang datar
P3
P2
X
Gaya Koplanar P2
Z Gaya Konkuren
c. Gaya Momen.
- Momen lentur
- Momen Torsi (puntir).
(momen = gaya x lengan gaya).
1
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Ml
Tujuan : Mencari besar, arah dan letak titik tangkap resultan gaya.
1. METODE ANALITIS.
Sejumlah gaya dapat digantikan oleh satu gaya yang disebut RESULTAN GAYA.
a. Gaya Konkuren.
Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y,
Y
K1
K1 sin
K2 K2 sin
X
O K1 cos
K2 cos
Perjanjian tanda,
- arah gaya kekanan dan keatas bertanda positip (+),
- arah gaya kekiri dan kebawah bertanda negatip (-).
- pada sumbu Y,
Ry = Ky = K1y + K2y = K1 sin + K2 sin
2
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
K2 K1
K2y K1y
1
y1
K1x
2
y2
K2x R
Ry
ys Rx
0 x2 xs x1
Resultan,
R Rx 2 Ry 2
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Mx = K1x . y1 + K2x . y2 = Kx . y
.......................(1)
My = K1y . x1 + K2y . x2 = Ky . x
Titik tangkap resultan R dinamakan titik (s) dengan koordinat (xs,ys), maka momen
akibat resultan gaya,
Mx = Rx . ys ; My = Ry . xs
Mx My .......................(2)
ys ; xs
Rx Ry
Arah resultan,
Ry
tan γ
Rx
Contoh soal :
1).
Y
5,740 K2
o o
K1 300 20
K3
o
140
X
0 1,419
4
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Ditanya : Besar resultan gaya, letak titik tangkap resultan dan arahnya.
Penyelesaian :
- Resultan pada sumbu X,
Rx = Kx = K1 cos 1 + K2 cos 2 + K3 cos 3
= (6).cos 140o + (8).cos 20o + (3).cos 300o
= - 4,596 + 7,518 + 1,500
Rx = + 4,422 ton (kekanan).
- Resultan total,
R Rx 2 Ry 2 (4,422) 2 (3,995) 2 = 5,959 ton
- Arah resultan,
Ry 3,995
tan γ = 0,90344
Rx 4,422
= arc tan (0,90344) = 42o 05’ 45”
Mx = Rx . ys
Mx 25,378
ys = 5,740 m.
Rx 4,422
My = Ry . xs
My 5,668
xs = 1,419 m.
Ry 3,995
5
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
2). Tentukan besar dan letak titik tangkap gaya resultan berikut.
Y
a3
a2
a1
P1 P2 P3
X
o
R = P1 + P2 + P3
x
Penyelesaian :
- Besar resultan,
R = P1 + P2 + P3
a3
a2
a1
F1 F2 F3
x
Ftotal = F1 + F2 + F3
6
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
- Besar resultan,
R = Ftotal = F1 + F2 + F3
F1. a1 F2 . a2 F3 . a3
x
R
atau
F1. a1 F2 . a2 F3 . a3
x (dari sumbu Y).
F1 F2 F3
2. METODE GRAFIS.
A). POLIGON GAYA.
Apabila terdapat dua gaya K1 dan K2 seperti gambar berikut,
K1 K1
// R
a) b) \
\
K2 // K2
O O
Maka resultan dapat dicari dengan cara, menarik garis yang paralel dengan gaya K1 dan K2,
kemudian ditarik garis dari titik O ketitik perpotongan kedua garis tadi, hasil ini disebut
paralelogram gaya. Untuk mempercepat proses pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut,
K1
K1
R’ = -R
a) R b)
O K2
K2
O R’ = mengimbangi R
a. Gaya bersifat konkuren.
Apabila terdapat gaya seperti gambar berikut, maka resultan R dapat dicari seperti cara
grafis diatas yaitu, K3 K2
K3 K4 K3
K2
R
a) b) c)
K1 K2 K1
K5
K4 R K4 R’
K1
K5
K5
POLIGON GAYA
7
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
5,740 K2
o o
K1 300 20
K3
o
140
X
0 1,419
K1
K2
K3
R’ K3
R R’
K1 R K2
8
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
K5
5
b) diagram kutub
K1 K3 K4
0
K2 0
K1
1
2 2
3 K2 S
1
4
titik sembarang
5 3
0
K3
a) R 4
K4 5
R K5 S titik sembarang
9
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
2). Gaya-gaya tidak paralel, tidak konkuren, besar dan letaknya sembarang.
3 4
5
2
1
K5 K1
K4
0 0
K3
K1
K2
1
K2
3 K3
4
K4
5 R
K5
R
10
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
F2
F1
F1
0
F2
3 2
F3
F3
0
F2 1
2
0 F2 F3
1 F1 3
F3 2
F1
F3 F2 F1
3 0
3 2 1
0
C. KEADAAN SEIMBANG.
Jika benda dibebani dengan gaya-gaya dan ternyata benda tersebut tidak bergerak
maka benda tersebut dikatakan dalam keadaan seimbang statis, artinya gaya-gaya yang
bekerja dalam keadaan seimbang statis antara gaya aksi dan reaksi.
Contoh gaya konkuren berikut, K4 Y
K1
Gaya-gaya seimbang apabila,
Rx = Kx = 0
Ry = Ky = 0 X
K2
R Rx 2 Ry 2
K3
12
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Ra Rb
A B
Balok diatas dua tumpuan (A dan B), dalam keadaan seimbang statis terdapat gaya-gaya,
Ra + Rb = P1 + P2 + P3
13
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
GAYA-GAYA DALAM
1. PENGERTIAN.
Gaya yang dipikul suatu konstruksi akan disalurkan ke setiap bagian dari konstruksi.
Gaya yang disalurkan ini disebut gaya dalam. Gaya dalam ini menimbuljan perobahan bentuk
(deformasi) pada bagian konstruksi, yang dilawan oleh tegangan didalamnya, sehingga
keseimbangan dalam tercapai. Gaya-gaya dalam ini berupa GAYA NORMAL, GAYA
LINTANG/GESER, GAYA MOMEN LENTUR dan MOMEN TORSI.
2. Gaya Normal.
N N N N
N N N N
3. Gaya Lintang/Geser.
P
I II
A B
I II
RA RB
Q+ Q-
Q-
Q+
Pot. I Pot. II
Dimana,
P = gaya luar
RA = gaya reaksi pada perletakan/tumpuan A.
RB = gaya reaksi pada perletakan/tumpuan B.
Q = gaya lintang (gaya/perlawanan dalam).
14
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Potongan I.
Akibat gaya reaksi RA elemen balok sebelah kiri terangkat keatas, oleh gaya dalam
(gaya lintang) dikembalikan kebentuk semula, pada keadaan ini disebut gaya lintang positip
(Q+).
Potongan II.
Identik dengan peristiwa diatas (pot. I), elemen sebelah kanan yang terangkat keatas,
sehingga menghasilkan gaya lintang negatip (Q-).
4. Momen Lentur.
P
Pot. I
A B
garis lentur
I
RA RB
Pot. I
Momen lentur
Akibat gaya luar P maka balok akan melentur, oleh gaya dalam momen lentur kondisi ini
akan dilawan sehingga terdapat keseimbangan dalam.
P M-
A B A B
Garis lentur
M+ P
RA RA RB
RB
P
5. Momen Torsi.
Tampang balok me- z M torsi = P . z
nahan momen torsi/
puntir sebesar,
M torsiBAB
= P . z III
15
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
PERLETAKAN / TUMPUAN
Semua bangunan (konstruksi) terletak diatas tumpuan/perletakan. Fungsi tumpuan
adalah menyalurkan gaya-gaya luar yang bekerja pada konstruksi dan berat konstruksi itu
sendiri ke bagian bawahnya. Sehingga terdapat reaksi-reaksi yang mengimbangi gaya-gaya
luar tadi dan berat konstruksi.
Jenis-Jenis Tumpuan.
1. Tumpuan Sendi.
Simbol
Konstruksi sendi
V0
Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada sendi,
2. Tumpuan Rol.
Simbol
M=0
Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada rol, H=0
V = gaya vertikal tidak sama dengan nol.
V 0 (dapat memikul gaya vertikal).
H = gaya-gaya horisontal sama dengan nol.
H = 0 (dapat bergeser kesamping, tidak dapat memikul gaya horisontal).
M = momen sama dengan nol.
M = 0 (tidak dapat memikul momen, karena sendi dapat perputar pada
porosnya).
16
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
3. Tumpuan Jepit.
balok
beton
M0
H0
4. Aplikasi,
P1 P2
RAH
A
B
RAV RBV
Gaya-gaya P1 dan P2 yang bekerja pada konstruksi dan reaksi-reaksi dari tumpuan
sendi (RAH, RAV) dan tumpuan rol (RBV) berada dalam keadaan seimbang statis. Dalam
Penyelesaian digunakan syarat seimbang pada gaya koplanar, yaitu
gaya-gaya vertikal = 0 (V = 0),
gaya-gaya horisontal = 0 (H = 0),
momen pada tumpuan sendi = 0 (MA = 0),
momen pada tumpuan rol = 0 (MB = 0).
17
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Jadi ada empat persamaan dengan tiga variabel yang tidak diketahui, yaitu RAH, RAV
dan RBV, oleh karena itu struktur disebut Statis tertentu.
Apabila perletakan rol B diganti dengan sendi, maka variabel yang tidak diketahui
menjadi 4 (empat) yaitu RAH, RAV, RBH dan RBV dengan empat persamaan, struktur ini
menjadi Statis tidak tertentu.
5. Perjanjian Tanda.
a. Gaya-gaya vertikal yang arahnya menuju keatas dianggap positip, sedangkan gaya-
gaya vertikal yang arahnya menuju kebawah dianggap negatip.
b. Gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekanan dianggap positip, sedangkan
gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekiri dianggap negatip.
c. Momen yang menyebabkan serat sebelah atas balok tertekan dan serat bawah tertarik
dianggap positip, sedangkan momen yang menyebabkan serat balok sebelah atas
tertarik dan bawah tertekan dianggap negatip.
d. Gaya normal tekan bertanda negatip, dan gaya normal tarik bertanda positip.
e. Gaya lintang bertanda positip apabila reaksi perletakan kiri menekan balok kearah atas
dan gaya luar menekan balok kearah bawah, kebalikan dari peristiwa ini gaya lintang
bertanda negatip.
f. Jumlah aljabar momen pada tumpuan/perletakan bertanda positip apabila arah putaran
momen searah jarum jam, sebaliknya jumlah aljabar momen pada perletakan bertanda
negatip bila arah putaran berlawanan jarum jam.
WORKSHOP/PELATIHAN
Diketahui penampang dengan ukuran-ukuran seperti tergambar. Tentukanlah letak pusat pusat berat
dengan cara analitis dan grafis terhadap sb-X dan sb-Y.
Y
b1 = 10 cm + X
h1 1
2 b2 = 2 cm + X/2
b3 = 5 cm + X
h1 = 1 cm + X/2
5 cm h2 = 11 cm + X
h2 h3 = 4 cm + X/2
Catatan :
X = satu angka terakhir
No.Stb.
3 h3
b1 b2 b3 3 cm
X
Penyelesian :
CARA ANALITIS
X = -1
b1 = 9 cm ; b2 = 1,5 cm ; b3 = 4 cm ; h1 = 0,5 cm ; h2 = 10 cm ; h3 = 3,5 cm
a). Luas.
2
F1 = b1 . h1 = (9 cm) . (0,5 cm) = 4,5 cm .
2
F2 = b2 . h2 = (1,5 cm) . (10 cm) = 15,0 cm .
18
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
2
F3 = b3 . h3 = (4 cm) . (3,5 cm) = 14,0 cm .
2
Jumlah Ftotal = 33,5 cm .
My 509,000
X = 15,19 cm dari sumbu Y.
Ftotal 33,5
Mx 243,875
Y = 7,28 cm dari sumbu X.
Ftotal 33,5
Kunci Jawaban
No. b1 b2 b3 h1 h2 h3 F1 F2 F3 Ftotal x1 x2 x3
2 2 2 2
Stb. cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
-1 9.0 1.5 4.0 0.5 10.0 3.5 4.5 15.0 14.0 33.5 9.5 14.75 17.50
0 10.0 2.0 5.0 1.0 11.0 4.0 10.0 22.0 20.0 52.0 10.0 16.00 19.50
1 11.0 2.5 6.0 1.5 12.0 4.5 16.5 30.0 27.0 73.5 10.5 17.25 21.50
2 12.0 3.0 7.0 2.0 13.0 5.0 24.0 39.0 35.0 98.0 11.0 18.50 23.50
3 13.0 3.5 8.0 2.5 14.0 5.5 32.5 49.0 44.0 125.5 11.5 19.75 25.50
4 14.0 4.0 9.0 3.0 15.0 6.0 42.0 60.0 54.0 156.0 12.0 21.00 27.50
5 15.0 4.5 10.0 3.5 16.0 6.5 52.5 72.0 65.0 189.5 12.5 22.25 29.50
6 16.0 5.0 11.0 4.0 17.0 7.0 64.0 85.0 77.0 226.0 13.0 23.50 31.50
7 17.0 5.5 12.0 4.5 18.0 7.5 76.5 99.0 90.0 265.5 13.5 24.75 33.50
8 18.0 6.0 13.0 5.0 19.0 8.0 90.0 114.0 104.0 308.0 14.0 26.00 35.50
9 19.0 6.5 14.0 5.5 20.0 8.5 104.5 130.0 119.0 353.5 14.5 27.25 37.50
19
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Mx My X Y
3 3
cm cm cm cm
243.875 509.000 15.19 7.28
422.000 842.000 16.19 8.12
646.875 1271.250 17.30 8.80
923.000 1808.000 18.45 9.42
1254.875 2463.500 19.63 10.00
1647.000 3249.000 20.83 10.56
2103.875 4175.750 22.04 11.10
2630.000 5255.000 23.25 11.64
3229.875 6498.000 24.47 12.17
3908.000 7916.000 25.70 12.69
4668.875 9520.250 26.93 13.21
20
STATIKA I
MODUL 2
BALOK TERJEPIT SEBELAH
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
Balok Terjepit Sebelah Memikul Sebuah Muatan Terpusat
Balok Terjepit Sebelah Memikul Beberapa Muatan Terpusat
Balok Terjepit Sebelah Memikul Muatan Terbagi rata (q t/m’)
Balok Terjepit Sebelah Memikul Muatan Segitiga (q t/m’)
Balok Terjepit Sebelah Memikul Muatan Segitiga Terbalik (q t/m’)
WORKSHOP/PELATIHAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya dalam dari struktur balok terjepit
sebelah dengan beban-beban terpusat, beban terbagi rata dan segitiga, dan mampu
melakukan perhitungan gaya-gaya dalam (M,D,N) dan mampu menggambarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
a=5m
A B A B
C C
x MA
L=6m RAV
Gbr. a Gbr. b
C C
A B A B
+ 10 ton
- 50 t.m’
x
Penyelesaian :
a. Reaksi perletakan.
V = jumlah gaya-gaya vertikal = 0
RAV - P = 0
RAV = P = + 10 ton.
b. Gaya lintang.
DA-C = + P = + 10 ton.
DC-A = + DA-C = + P = + 10 ton.
DC-B = + DC-A - P = + 10 – 10 = 0 ton.
Lihat gambar d.
c. Gaya Normal.
RAH = 0 NA-C = RAH = 0.
d. M o m e n.
Untuk memudahkan perhitungan, momen dihitung dari kanan kekiri, sebagai berikut :
MC = - P . 0 = - 10 ton x 0 meter = - 0 t.m’.
MA = - P . a = - 10 ton x 5 meter = - 50 t.m’.
(tanda negatip menunjukkan serat atas balok tertarik).
1
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
P2 P3
P1
o
A o 60
45
B P1 = 2 ton
RAH C D E
P2 = 3 ton
a1 = 1 m P3 = 4 ton
RAV a2 = 3 m
a3 = 4 m
L=6m
Gbr. a
A C D E
B
+ 3,464 t
+ 5,585 t
+ 7,585 t
a1 = 1 m
L=6m
- 2 t (tekan)
A C D
B
E
+ 0,121 t
(tarik)
a1 = 1 m
L=6m
2
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
A C D E
B
- 3,464 t.m’
- 14,634 t.m’
- 22,219 t.m’
a1 = 1 m
L=6m
Penyelesaian :
a. Reaksi perletakan.
Anggap reaksi vertikal keatas,
V = jumlah gaya-gaya vertikal = 0
RAV - P1 - P2 sin 45o - P3 sin 60o = 0
RAV - 2 - 3 x sin 45o - 4 x sin 60o = 0
RAV = 2 + 2.121 + 3.464 = + 7,585 ton (keatas).
b. Gaya lintang.
DA-C = + RAV = + 7,585 ton.
DC-D = + RAV – P1 = 7,585 – 2 = + 5,585 ton.
DD-E = + RAV – P1 – P2 sin 45o = 7,585 – 2 – 2,121 = + 3,464 ton.
DE-B = + RAV – P1 – P2 sin 45o – P3 sin 60o
= 7,585 – 2 – 2,121 – 3,464 = + 0 ton.
Lihat gambar b.
c. Gaya Normal.
Gaya normal dihitung dari kiri kekanan, reaksi horisontal kekiri, maka
NA-C = RAH = + 0,121 ton (tarik).
NC-D = NA-C = + 0,121 ton (tarik).
ND-E = RAH - P cos 45o = 0,121 - 2,121 = - 2 ton (tekan).
NE-B = RAH - P cos 45o + P cos 60o
= 0,121 - 2,121 + 2 = 0 ton (tekan).
Lihat gambar c.
d. M o m e n.
Untuk memudahkan perhitungan, momen dihitung dari kanan kekiri, sebagai berikut :
MB = 0 t.m’.
ME = 0 t.m’.
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
q = 3 t/m’
A B
QR
RAV
L=6m
Gbr. a
q = 3 t/m’
A B
X QX
RAV MA x
L=6m
A
B
DX
Linear
DA = + 18 t x
L=6m
Gbr. c : Bidang gaya lintang
MX
A
B
MA = - 18 t.m’ x
L=6m
4
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Penyelesaian :
a. Reaksi perletakan.
Resultan muatan terbagi rata, QR = q . L = 3 t/m’ x 6 m = 18 ton.
V = 0
RAV - QR = 0
RAV - 18 = 0
RAV = 18 ton (keatas).
b. Gaya lintang.
DA = + RAV = + 18 ton.
c. M o m e n .
MA = - QR . ½ L = - (18 t) x (½ x 6 m) = - 54 ton.m’.
d. Tinjau tampang X.
Gaya lintang dihitung dari kanan kekiri, dengan mengambil jarak x (variabel) dari
titik B sebagai berikut,
Dx = Qx = + q . x (ton).
Momen dihitung dari kanan kekiri, dengan mengambil jarak x (variabel) dari titik B
sebagai berikut,
Mx = - Qx . ½ x = - q . x . ½ . x
Mx = - ½ q x2 (t.m’)
q = 3 t/m’ qx = q . x/L
A B
X QX
QR x
RAV
1/3 L 2/3 L
L=6m
Gbr. a
5
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Penyelesaian :
Pada muatan segitiga letak titik berat resultan berada pada jarak 1/3 L dari sisi tegak,
atau 2/3 L dari ujung lancip, dimana besar resultan beban segitiga adalah,
QR = q . ½ L = ½ q . L (ton).
a. Reaksi perletakan.
RAV = QR = ½ q L = + ½ x (3 t/m’) x (6 m) = + 9 ton.
b. Gaya lintang.
DA = + RAV = + 9 ton.
c. M o m e n .
MA = - QR . 1/3 L = - ½ q . L . 1/3 L = - 1/6 q L2.
= - 1/6 x (3 t/m’) x (6 m)2
MA = - 18 ton.m’.
d. Tinjau tampang X.
Tampang X terletak sejauh x dari ujung B, letak titik berat resultan berada pada jarak
1/3 x dari sisi tegak, atau 2/3 x dari ujung lancip (B), besar beban segitiga adalah,
qX = q . x/L (ton/m’),
dan resultan,
Dx = + QX = + ½ q x2/L (ton).
Untuk x = 3 meter,
Untuk x = L = 6 meter,
Untuk x = 3 meter,
6
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Untuk x = L = 6 meter,
x
Gbr. b
X
A B Bidang gaya lintang (positip)
2
Dx =1/2 q x /L
Gbr. c
qx = q . x/L
q = 3 t/m’
A B
QX X QR
RAV x L-x
2/3 L 1/3 L
L=6m
Gbr. a
Penyelesaian :
Besar resultan beban segitiga adalah,
QR = q . ½ L = ½ q . L (ton).
a. Reaksi perletakan.
RAV = QR = ½ q L = + ½ x (3 t/m’) x (6 m) = + 9 ton.
b. Gaya lintang.
DA = + RAV = + 9 ton.
7
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
c. M o m e n .
MA = - QR . 2/3 L = - ½ q . L . 2/3 L = - 1/3 q L2.
= - 1/3 x (3 t/m’) x (6 m)2
MA = - 36 ton.m’.
d. Tinjau tampang X.
Tampang X terletak sejauh x dari ujung A, letak titik berat resultan berada pada jarak
1/3 x dari sisi tegak,
qX = q . x/L (ton/m’),
dan resultan,
Untuk x = 3 meter,
3 t/m' q x /L
Dx . (L x )
2
Untuk x = 3 meter,
3 t/m' (3 t/m' ) . (3 m) / (6 m)
D x 3 . (6 m 3 m) = + 6,75 ton.
2
Qx1
qx = q . x/L
3 t/m’
X
Qx2
x L-x
L
Dimana,
8
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Untuk x = 3 meter,
x
Gbr. b
X
A B Bidang gaya lintang (positip)
Dx
Gbr. c
Mx
9
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
WORKSHOP/PELATIHAN
P1 = (1+X/4) T
P2 = 2 T
q = 2 t/m’ o
60 o
30
A B
C D E
L = 3 m + X/2
Diketahui : Struktur perletakan jepit seperti gambar diatas, dengan bentang L = 3 m + X/2
memikul gaya-gaya terpusat dan beban terbagi rata. X = satu angka terakhir
No.Stb.
Diminta : Hitung dan gambarkan gaya lintang (D), momen (M) dan gaya normal (N).
Penyelesaian :
X = -1 ; L = 3 m + (-1/2) m = 2,5 meter ; P1 = 1 + (-1/4) = 0,75 ton.
q = 2 t/m’ ; P2 = 2 ton.
a). Reaksi perletakan.
Anggap reaksi vertikal keatas,
V = jumlah gaya-gaya vertikal = 0
RAV – q . (1/4L) – P1 sin 60o – P2 sin 30o = 0
RAV – (2 t/m’).(2,5 m/4) – (0,75 t).sin 60o – (2 t).sin 30o = 0
RAV = 1,250 t + 0,650 t + 1,000 t = + 2,900 ton (keatas).
b. Gaya lintang.
Dihitung dari kiri ke kanan,
DA = + RAV = + 2,900 ton.
DC = + RAV – q . (1/4L) = 2,900 t – (2 t/m’).(2,5 m/4) = + 1,650 ton.
DD = DC = + 1,650 ton
DE = + RAV – q . (1/4L) – P1 sin 60o = 2,900 t – (2 t/m’).(2,5 m/4) – (0,75 t).sin 60o
= 1,000 ton = P2 sin 30o.
DB = + RAV – q . (1/4L) – P1 sin 60o – P2 sin 30o
= 2,900 t – (2 t/m’).(2,5 m/4) – (0,75 t).sin 60o – (2 t).sin 30o = 0 ton.
10
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
c. Gaya Normal.
Gaya normal dihitung dari kanan ke kiri, maka
NB-E = 0 ton.
NE-D = – P2 cos 30o = – (2 t).cos 30o = – 1,732 ton (tekan).
ND-C = – P2 cos 30o – P1 cos 60o = – (2 t).cos 30o – (0,75 t).cos 60o
= – 2,107 ton (tekan).
NC-A = ND-C = – 2,107 ton (tekan).
NA-C = NC-A = RAH = – 2,107 ton (tekan).
d. M o m e n.
Untuk memudahkan perhitungan, momen dihitung dari kanan kekiri, sebagai berikut :
MB = 0 t.m’.
ME = 0 t.m’.
MD = – P2 sin 30o . (1/4L) = – (2 t).sin 30o . (2,5 m/4) = – 0,625 t.m’.
MC = – P2 sin 30o . (2/4L) – P1 sin 60o . (1/4L)
= – (1,000 t).(2,5 m/2) – (0,650 t).(2,5 m/4) = – 1,656 t.m’.
MA = – P2 sin 30o . (3/4L) – P1 sin 60o . (2/4L) – q .(1/4L).1/2.(1/4L)
= – (1,000 t).(3/4 . 2,5 m) – (0,650 t).(2/4 . 2,5 m) – (2 t/m’).(1/32).(2,5 m)2
MA = – 3,078 t.m’.
(tanda negatip menunjukkan serat atas balok tertarik).
11
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 2, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Kunci jawaban
Momen
No. MB ME MD MC MA
Stb. t.m'. t.m'. t.m'. t.m'. t.m'.
-1 0 0 -0.625 -1.656 -3.078
0 0 0 -0.750 -2.150 -4.112
1 0 0 -0.875 -2.697 -5.285
2 0 0 -1.000 -3.299 -6.598
3 0 0 -1.125 -3.955 -8.051
4 0 0 -1.250 -4.665 -9.643
5 0 0 -1.375 -5.429 -11.374
6 0 0 -1.500 -6.248 -13.245
7 0 0 -1.625 -7.120 -15.256
8 0 0 -1.750 -8.047 -17.406
9 0 0 -1.875 -9.027 -19.695
12
STATIKA I
MODUL 3
BALOK DIATAS DUA PERLETAKAN
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Balok Diatas Dua Perletakan Memikul Sebuah Muatan Terpusat.
2. Balok Diatas Dua Perletakan Memikul Muatan Terpusat Sembarang.
3. Balok Diatas Dua Perletakan Memikul Muatan Terbagi Rata.
4. Balok Diatas Dua Perletakan Memikul Muatan Segi Tiga.
5. Balok Diatas Dua Perletakan Memikul Muatan Campuran.
WORKSHOP/PELATIHAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya dalam dari struktur balok terletak
diatas dua perletakan dengan beban-beban terpusat, beban terbagi rata dan segitiga, dan
mampu melakukan perhitungan gaya-gaya dalam (M,D,N) dan mampu menggambarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
BALOK DIATAS
DUA PERLETAKAN
1. Balok Diatas Dua Perletakan Memikul Sebuah Muatan Terpusat.
P = 10 ton
a=2m b=4m
A B
C
RAV RBV
L=6m
DA-C = + RAV
P
(-)
(+) DB-C = - RBV
(+)
MC = P.a.b/L
Bidang momen
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
RAV . L - P . b = 0
RAV = P . b/L
= (10 t) x (4 m)/(6 m)
RAV = + 6,667 ton ()
MA = 0,
- RBV . L + P . a = 0
RBV = P . a/L
= (10 t) x (2 m)/(6 m)
RBV = + 3,333 ton ().
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P = 0
6,667 t + 3,333 t - 10 t = 0 …..(memenuhi)
b. Gaya lintang.
DA-C = + RAV = + 6,667 ton.
DC-A = + DA-C = + 6,667 ton.
DC-B = DC-A – P = 6,667 – 10 = - 3,333 ton.
1
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
c. M o m e n .
MA = 0
MC = + RAV . a = + 6,667 t x 2 m = + 13,334 ton.m’, atau
MC = P.a.b/L
P3 = 4 t
P2 = 3 t
P1 = 2 t
o
o 60
A 45 B
RAH
C D E
RAV RBV
L=6m
a1 = 1 m b1
a2 = 3 m b2
a3 = 4 m b3
+ 3,883 t
+ 1,883 t
Bid. D
- 0,238 t
- 3,702 t
+ 0,121 t
Bid. N
-2t
+ 7,649 t.m
+ 7,411 t.m
+ 3,883 t.m
Bid. M
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
RAV . L - P1.(L –a1) – P2 sin 45o.(L – a2) – P3 sin 60o.(L – a3) = 0
RAV = P1.(L – a1)/L + P2 sin 45o.(L – a2)/L + P3 sin 60o.(L – a3)/L
= 2 x (6 - 1)/6 + 3 x ½2 x (6 – 3)/6 + 4 x 0,866 x (6 – 4)/6
= 1,667 + 1,061 + 1,155
RAV = + 3,883 ton ()
MA = 0,
- RBV . L + P1.(a1) + P2 sin 45o.(a2) + P3 sin 60o.(a3) = 0
RBV = P1.(a1)/L + P2 sin 45o.(a2)/L + P3 sin 60o.(a3)/L
= 2 x (1)/6 + 3 x ½2 x (3)/6 + 4 x 0,866 x (4)/6
= 0,333 + 1,061 + 2,309
2
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
H = 0,
RA-H + P2 cos 45o – P3 cos 60o = 0
RA-H = – P2 cos 45o + P3 cos 60o = – 3 x ½2 + 4 x ½ = – 2,121 + 2
= – 0,121 ton ()
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 – P2 sin 45o – P3 sin 60o = 0
3,883 t + 3,703 t – 2 t – 2,121 t – 3,464 t = 0
7,586 t – 7,585 t = 0,001 0 …..(memenuhi)
b. Gaya Lintang.
DA-C = + RAV = + 3,883 ton.
DC-D = + RAV – P1 = 3,883 – 2 = + 1,883 ton.
DD-E = + RAV – P1 – P2 sin 45o = 3,883 – 2 – 3 x ½2
= 3,883 – 2 – 2,121 = – 0,238 ton.
DE-B = + RAV – P1 – P2 sin 45o – P2 sin 60o
= 3,883 – 2 – 3 x ½2 – 4 x 0,866 = 3,883 – 2 – 2,121 – 3,464
DE-B = – 3,702 ton.
DE-B = – RBV = – 3,703 ton.
c. Gaya Normal .
NA-D = + RAH = + 0,121 ton (tarik).
ND-E = + RAH – P2 cos 45o = + 0,121 – 3 x ½2 = + 0,121 – 2,121
= – 2 ton (tekan).
NE-B = + RAH – P2 cos 45o – P3 cos 60o = + 0,121 – 2 x ½2 – 4 x ½
= 0,121 – 2,121 – 2
NE-B = 0 ton.
c. M o m e n .
MC = + RAV . a1 = + 3,883 x 1 = + 3,883 ton.m’.
MD = + RAV . a2 – P1 . (a2 – a1) = + 3,883 x 3 – 2 x (3 – 1) = 7,649 t.m’.
ME = + RAV . a3 – P1 . (a3 – a1) – P2 sin 45o . (a3 – a2)
= + 3,883 x 4 – 2 x (4 – 1) – 3 x ½2 x (4 – 3)
= + 15.532 – 6 – 2,121
ME = + 7,411 t.m’.
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
A B
X QR
RAV x RBV
L=6m
Dx -½qL
Bid. D
+½qL
2
+ 1/8 q L
Mx
Bid. M
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
QR = q . L = (3 t/m’) x (6 m) = 18 ton.
MB = 0,
RAV . L - QR . ½ L = 0
RAV = ½ q . L2/L
RAV = ½ q . L …..(1)
= ½ x (3 t/m’)/(6 m)
RAV = + 9 ton ()
RBV = RAV = ½ q . L = 9 ton. (simetris)
b. Gaya lintang.
DA-B = + RAV = + 7 ton.
DB-A = + RAV – q . L = - RBV = - 9 ton.
c. M o m e n .
Momen maksimum terjadi ditengah bentang,
Mmaks. = + RAV . ½L – q . ½L . ¼L
= ½ q L . ½L – 1/8 q L2 = ¼ q L2 – 1/8 q L2
Mmaks. = + 1/8 q L2
Mmaks. = + 1/8 x (3 t/m’) x (6 m’)2 = + 13,5 t.m’.
d. Tinjau tampang X.
Momen pada tampang X, dihitung dari kanan kekiri,
Mx = RAV . x – q . x . ½ x
Mx = RAV . x – ½ q x2 …..(2)
4
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
= ½ q L/q = ½ L = ½ x 6
x = 3 m (ditengah bentang).
Gaya lintang,
Dx = d(Mx)/dx = RAV – q . x …..(5)
5.000
Dx
0.000 X
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
-5.000
-10.000
A B
M o m e n (ton.m')
2
Mx = 1/2 q L x – 1/2 q x
16.0000
14.0000
12.0000
10.0000
Mx
8.0000
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000 X
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
A B
5
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
qx (t/m’)
2/3 x 1/3 x
q = 3 t/m’
A B
QX X QR
RAV RBV
x
2/3 L 1/3 L
L=6m
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
QR = q . ½ L = (3 t/m’) x ½ x (6 m) = 9 ton.
MB = 0,
RAV . L – QR . 1/3 L = 0
RAV = + 1/3 QR = + 1/3 q . ½L
RAV = 1/6 q L
= 1/6 x (3 t/m’)/(6 m)
RAV = + 3 ton ()
MB = 0,
– RBV . L + QR . 2/3 L = 0
RBV = + 2/3 QR = + 2/3 q . ½L
RBV = 1/3 q L
= 1/3 x (3 t/m’)/(6 m)
RBV = + 6 ton ()
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – QR = 0
3 ton + 6 ton – 9 ton = 0 ……(memenuhi)
b. Gaya lintang.
DA-B = + RAV = + 1/6 q L = + 3 ton.
DB-A = + RAV – QR = 1/6 q L – ½ q L = – 1/3 q L = – RBV = – 6 ton.
c. Tinjau tampang X.
Tampang X terletak sejauh x dari perletakan A, momen pada tampang X, dihitung dari
kanan kekiri,
qx = q . x/L
QX = qx . ½ x = (q . x/L) . ½ x qX (t/m’)
2
= ½ q x /L
Mx = RAV . x – QX . 1/3 x QX
2
= (1/6 q L) . x – (½ q x /L) . 1/3 x 2/3x 1/3x
3 x
Mx = 1/6 q L x – 1/6 q x /L …..(1)
6
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
2.000
0.000 X
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
Dx
-2.000
-4.000
-6.000
-8.000
B
A
7
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
M o m e n (ton.m')
3
Mx = 1/6 q L x – 1/6 q x /L
8.0000
7.0000
6.0000
5.0000
Mx
4.0000
3.0000
2.0000
1.0000
0.0000 X
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
A B
P1 = 4 t P2 = 2 t QR
q = 3 t/m’
A C D E B
RAV RBV
1m 1m 1m 3m
L=6m
+ 4,250 t
+ 2,250 t
x
+ 0,250 t
Bid. D
Dx = 0 - 6,750 t
+ 6,750 t.m
+ 4,500 t.m
+ 4,250 t.m
Bid. M
Mmaks = 7,59375 t.m’
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
QR = (3 t/m’) x (3 m) = 9 ton.
MB = 0,
RAV . (6 m) – P1 . (5 m) + P2 . (4 m) – q . (3 m) . ½ .(3 m) = 0
RAV x 6 – 4 x 5 + 2 x 4 – ½ x 3 x 32 = 0
RAV = (20 – 8 + 13,5)/6
RAV = + 4,250 ton ()
MA = 0,
– RBV . (6 m) + P1 . (1 m) – P2 . (2 m) + q . (3 m) . (4,5 m) = 0
– RBV x 6 + 4 x 1 – 2 x 2 + 3 x 3 x 4,5 = 0
RBV = (4 – 4 + 40,5)/6
RBV = + 6,750 ton ()
8
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 + P2 – QR = 0
4,250 t + 6,750 t – 4 t + 2 t – 9 t = 0
13 t – 13 t = 0 …..(memenuhi)
b. Gaya Lintang.
DA-C = + RAV = + 4,250 ton.
DC-D = DA-C – P1 = + RAV – P1 = 4,250 – 4 = + 0,250 ton.
DD-E = DC-D + P2 = + RAV – P1 + P2
= 0,250 + 2 = + 2,250 ton.
DE-B = DD-E – QR = + RAV – P1 + P2 – QR
= 2,250 – 9 = – 6,750 t.
DE-B = – RBV (memenuhi).
c. M o m e n .
MC = + RAV . (1 m) = + 4,250 x 1 = + 4,250 ton.m’.
MD = + RAV . (2 m) – P1 . (1 m) = + 4,250 x 2 – 4 x 1 = 4,500 t.m’.
ME = + RAV . (3 m) – P1 . (2 m) + P2 . (1 m)
= + 4,250 x 3 – 4 x 2 + 2 x 1 = 6,750 t.m’.
MB = + RAV . (6 m) – P1 . (5 m) + P2 . (4 m) – q . (3 m) . ½ .(3 m)
= + 4,250 x 6 – 4 x 5 + 2 x 4 – 3 x 3 x ½ x 3
= + 25,500 – 20 + 8 – 13,5
MB = 0 t.m’ (memenuhi).
9
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
WORKSHOP/PELATIHAN
P1 P2 P3 P4 P5
B
A C D E F G
a1 b1
a2 b2
a3 b3
a4 b4
a5 b5
L = 4 + X/2
MA =0
RBV = P1.a1/L + P2.a2/L + P3.a3/L + P4.a4/L + P5.a5/L
= (1 t).(0,7/3,5) + (1,5 t).(1,05/3,5) + (4 t).(2,1/3,5) + (3 t).(2,45/3,5) + (2 t).(2,8/3,5)
= 0,200 t + 0,450 t + 2,400 t + 2,100 t + 1,600 t
RBV = 6,750 ton.
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 – P2 – P3 – P4 – P5 = 0
4,750 t + 6,750 t – 1 t – 1,5 t – 4 t – 3 t – 2 t = 0
11,5 t – 11,5 t = 0 (memenuhi).
d). Momen.
Perhitungan momen lentur dari kiri ke kanan, diperoleh,
Ma = 0 t.m’.
Mc = + RAV . a1 = + 4,750 t x 0,7 m = + 3,325 t.m’.
Md = + RAV . a2 – P1 . (a2 – a1) = + 4,750 t x 1,05 m – 1 t .(1,05 m – 0,7 m)
= + 4,638 t.m’.
Me = + RAV . a3 – P1 . (a3 – a1) – P2 . (a3 – a2)
= + 4,750 t x 2,1 m – 1 t .(2,1 m – 0,7 m) – 1,5 t .(2,1 m – 1,05 m)
= + 7,000 t.m’.
Mf = + RAV . a4 – P1 . (a4 – a1) – P2 . (a4 – a2) – P3 . (a4 – a3)
= + 4,750 t x 2,45 m – 1 t .(2,45 m – 0,7 m) – 1,5 t .(2,45 m – 1,05 m)
– 4,0 t .(2,45 m – 2,1 m)
= + 6,388 t.m’.
Mg = + RAV . a5 – P1 . (a5 – a1) – P2 . (a5 – a2) – P3 . (a5 – a3) – P4 . (a5 – a4)
= + 4,750 t x 2,8 m – 1 t .(2,8 m – 0,7 m) – 1,5 t .(2,8 m – 1,05 m)
– 4,0 t .(2,8 m – 2,1 m) –3,0 t .(2,8 m – 2,45 m)
= + 4,725 t.m’.
Mb = 0 t.m’.
Keseimbangan mengharuskan,
Ma = Mb = 0
Mc = Mc’ ; Md = Md’ ; Me = Me’ ; Mf = Mf’ ; Mg = Mg’
11
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
P1 P2 P3 P4 P5
B
A C D E F G
a1 b1
a2 b2
a3 b3
a4 b4
a5 b5
L = 4 + X/2
+ 4,750 t
+ 3,750 t
Bidang gaya +2,250 t
lintang (D)
- 1,750 t
- 4,750 t
- 6,750 t
+ 7,000 t.m
+ 6,388 t.m
Bidang
Momen (M)
+ 4,638 t.m + 4,725 t.m
+ 3,325 t.m
0 t.m 0 t.m
Kunci Jawaban
No. P1 P2 P3 P4 P5
Stb. ton ton ton ton ton
-1 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
0 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
1 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
2 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
3 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
4 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
5 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
6 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
7 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
8 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
9 1.000 1.500 4.000 3.000 2.000
12
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 3, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
No. L a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5
Stb. m m m m m m m m m m m
-1 3.500 0.700 1.050 2.100 2.450 2.800 2.800 2.450 1.400 1.050 0.700
0 4.000 0.800 1.200 2.400 2.800 3.200 3.200 2.800 1.600 1.200 0.800
1 4.500 0.900 1.350 2.700 3.150 3.600 3.600 3.150 1.800 1.350 0.900
2 5.000 1.000 1.500 3.000 3.500 4.000 4.000 3.500 2.000 1.500 1.000
3 5.500 1.100 1.650 3.300 3.850 4.400 4.400 3.850 2.200 1.650 1.100
4 6.000 1.200 1.800 3.600 4.200 4.800 4.800 4.200 2.400 1.800 1.200
5 6.500 1.300 1.950 3.900 4.550 5.200 5.200 4.550 2.600 1.950 1.300
6 7.000 1.400 2.100 4.200 4.900 5.600 5.600 4.900 2.800 2.100 1.400
7 7.500 1.500 2.250 4.500 5.250 6.000 6.000 5.250 3.000 2.250 1.500
8 8.000 1.600 2.400 4.800 5.600 6.400 6.400 5.600 3.200 2.400 1.600
9 8.500 1.700 2.550 5.100 5.950 6.800 6.800 5.950 3.400 2.550 1.700
13
STATIKA I
MODUL 4
BALOK MENGANJUR (OVERHANG)
DIATAS DUA PERLETAKAN
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Balok Menganjur Sebelah Memikul Muatan Terpusat.
2. Balok Menganjur Sebelah Memikul Muatan Terbagi Rata Penuh.
3. Balok Menganjur Sebelah Memikul Muatan Campuran.
4. Balok Menganjur Pada Kedua Belah Sisi Perletakan memikul Beban Terpusat.
5. Balok Menganjur Pada Kedua Belah Sisi Perletakan Memikul Beban Terbagi Rata.
WORKSHOP/PELATIHAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya dalam dari struktur balok
menganjur (overhang) terletak diatas dua perletakan dengan beban-beban terpusat, beban
terbagi rata dan muatan campuran, dan mampu melakukan perhitungan gaya-gaya dalam
(M,D) dan mampu menggambarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
BALOK MENGANJUR
DIATAS DUA PERLETAKAN
1. Balok Menganjur Sebelah Memikul Muatan Terpusat.
P1 = 10 ton P2 = 4 ton
a=2m b=4m c=1m
A C D
B
RAV RBV
L=6m
Bidang gaya lintang
DA-C = + RAV +
P1 DBD + P2
RBV
– DBC
P1.a.b/L
Bidang momen
+
a/L . (P2 . c) –
P2 . c
Bidang momen
+
–
superposisi
P2 . c
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
RAV . L – P1 . b + P2 . c = 0
RAV = P1 . b/L – P2 . c/L
= 10 x 4/6 – 4 x 1/6
RAV = + 6,0 ton ()
MA = 0,
- RBV . L + P2 . (c + L) + P1 . a = 0
RBV = P1 . a/L + P2 .(c + L)/L
RBV = 10 x 2/6 + 4 x (1 + 6)/6
RBV = + 8,0 ton ().
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 – P2 = 0
6,0 t + 8,0 t – 10 t – 4 t = 0
14 t – 14 t = 0 …..(memenuhi)
1
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
b. Gaya lintang.
DA-C = + RAV = + 6,0 ton.
DC-B = DC-A – P1 = 6,0 – 10 = – 4,0 ton.
DB-D = DC-B + RBV = – 4,0 + 8 = + 4 ton.
DB-D = + P2
c. M o m e n .
MA =0
MC = + RAV . a = + 6,0 t x 2 m = + 12,0 ton.m’.
MB = + RAV . L – P2 . b = 6 x 6 – 10 x 4 = – 4 t.m’, atau
MB = – P2 . c = – 4 x 1 = – 4 t.m’.
A C
X B
RAV RBV
x L-x
a=2m
L=6m
Bidang gaya lintang
Dx = 0 qa
RAV RBV
+ +
–
Mx - 1/8 q L
2
Bidang momen
–
Mmaks 2
- 1/2 q a
Bidang momen superposisi
2
- 1/2 q a
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
RAV . L – q . L . ½ L + q . a . ½ a = 0
RAV = ½ q . {L2 – a2}/L
RAV = ½ . (3) . {62 – 22}/6
RAV = + 8 ton ()
MA = 0,
– RBV . L + q . L . ½ L + q . a . (½ a + L) = 0, atau
2
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
– RBV . L + q . (L + a) . ½ . (a + L) = 0
RBV = ½ q . (L + a)2/L
RBV = ½ . (3) . (6 +2)2/6
RBV = + 16 ton ()
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – q . {L + a} = 0
8 + 16 – 3 . {6 +2} = 0
24 t – 24 t = 0 ……(memenuhi)
b. Gaya lintang.
DA-B = + RAV = + 8 ton.
DB-A = + RAV – q . L = 8 – 3 x 6 = – 10 ton.
DB-C = DB-A + RBV = – 10 + 16 = + 6 ton.
c. M o m e n .
MB = – ½ q . a2 = – ½ .(3) . (2)2
= – 6 t.m’.
Tinjau tampang X, terletak sejauh x dari perletakan A, besar momen pada titik ini,
Mx = RAV . x – ½ q . x2
Momen maksimum terjadi pada titik dimana gaya lintang sama dengan nol,
Mx = RAV . x – ½ q . x2 = 0
RAV – ½ q . x = 0
x = 2 . RAV/q = 2 . (8)/(3)
= 5,333 m (dari perletakan A)
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
P = 6 ton
q = 2 t/m’
A C
D B
RAV RBV
RBV + P = 6 ton
RAV
–
Bidang momen
–
RAV . a
P.c
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
RAV . L – q . b . ½ b + P . c = 0
RAV = ½ q b2 /L – P . c/L
= ½ x 2 x 22/6 – 6 x 1/6 = 4/6 – 1 = – 2/6
RAV = – 0,333 ton () .
MA = 0,
- RBV . L + q . b . (½ b + a) + P . (c + L) = 0
RBV = q . b . (½ b + a)/L + P . (c + L)/L
RBV = 2 x 2 x (½ x 2 + 4)/6 + 6 x (1 + 6)/6 = 20/6 + 7
RBV = + 10,333 ton ().
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – q . b – P = 0
– 0,333 t + 10,333 t – 2 x 2 t – 6 t = 0
10 t – 10 t = 0 …..(memenuhi)
b. Gaya lintang.
DA-C = – RAV = – 0,333 ton.
DC-A = DA-C = – 0,333 ton.
DC-B = DC-A = – 0,333 ton.
DB-C = DC-B – q . b = – 0,333 – 2 x 2 = – 4,333 ton.
4
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
4. Balok Menganjur Pada Kedua Belah Sisi Perletakan memikul Beban Terpusat.
P1 P2 P3
C E D
A B
RAV RBV
c a b d
L
P2 . a . b/L
Bidang momen
+
–
P1 . a
(P1 . a) . b/L + (P3 . b) . a/L P3 . d
RAV + P3
+
P1 – P2 RBV
–
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
RAV . L – P1 . (L + c) – P2 . (b) + P3 . (d) = 0
RAV = P1 . {(L + c)/L} + P2 . (b/L) – P3 . (d/L)
MA = 0,
– RBV . L – P1 . (c) + P2 . (a) + P3 . (d + L) = 0
RBV = – P1 . (c/L) + P2 . (a/L) + P3 . {(d + L)/L} = 0
5
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 – P2 – P3 = 0
b. Gaya lintang.
DC-A = – P1.
DA-E = DC-A + RAV = – P1 + RAV .
DE-B = DA-E – P2 = – P1 + RAV – P2
DB-D = DE-B + RBV = P3
c. M o m e n .
MA = – P1 . c
ME = RAV . a – P1 . (c + a)
MB = + RAV . L – P1 . (c + L) – P2 . b = – P3 . d
5. Balok Menganjur Pada Kedua Belah Sisi Perletakan Memikul Beban Terbagi Rata.
q t/m’
C X D
A B
RAV
x RBV
a L b
2
1/8 q L
Bidang momen
+
2
–
1/2q.a 2
1/2q.b
Mmaks
Bidang momen
M=0 M=0 superposisi
+
– 2 –
1/2q.a
2
1/2q.b
Bidang gaya lintang
q.b
RAV
D=0 RBV +
+
– –
q.a
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
RAV . L – q . (L + a) . ½(L + a) + q . (b) . ½(b) = 0
RAV = ½ q . (L + a)2/L + ½ q . (b)2/L
6
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
MA = 0,
– RAB . L + q . (L + b) . ½(L + b) – q . (a) . ½(a) = 0
RAB = ½ q . (L + b)2/L – ½ q . (a)2/L
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – q . L = 0
b. Gaya lintang.
DC-A = – q . a.
DA-B = DC-A + RAV = – q . a + RAV .
DB-A = DA-B – q . (L + a)
DB-D = DB-A + RBV
c. M o m e n .
MA = – q . (a) . ½(a) = – ½ q . (a)2.
MB = – q . (b) . ½(b) = – ½ q . (b)2.
Momen maksimum terdapat pada titik dimana gaya lintang sama dengan nol (D = 0),
yaitu,
Dx = RAV – q . (a + x) = 0,
x = (RAV – q . a)/q
7
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
WORKSHOP/PELATIHAN
P1 P2
q t/m’
C X E D
A q.a B
RAV
RBV
x
a = 0,6 L b
c L d
Diketahui : Struktur gelagar seperti tergambar, memikul muatan terpusat dan terbagi
rata dengan ukuran-ukuran sebagai berikut,
P1 = (1 + X/4) ton ; P2 = (2 + X/4) ton ; q = (2 + X/4) t/m’.
L = (5 + X/4) meter ; c = 1 meter ; d = 2 meter.
Diminta : Gambarkanlah bidang momen dan gaya lintang pada seluruh bentang.
Penyelesaian :
a). DATA-DATA.
Misal X = -1 (tanda minus jangan ditiru).
P1 = 1 + (-1)/4 = 1 – 0,25 = 0,75 ton.
P2 = 2 + (-1)/4 = 2 – 0,25 = 1,75 ton.
q = 2 + (-1)/4 = 2 – 0,25 = 1,75 t/m’.
L = 5 + (-1)/4 = 5 – 0,25 = 4,75 m.
a = 0,6 L = 0,6 . (4,75 m) = 2,85 m.
b = L – a = 4,75 – 2,85 = 1,90 m.
c = 1 m ; d = 2 m.
MA = 0,
– RBV . L – P1 . (c) – q . (a) . (1/2a) + P2 . (d + L) = 0
RBV = – P1 . (c)/L + 1/2 q . a2/L + P2 . (d + L)/L
= – (0,75 t) . (1/4,75) + 0,5 . (1,75 t/m’) . (2,852)/(4,75) +
(1,75 t) . (2 + 4,75)/(4,75)
= – 0,158 t + 1,496 t + 2,488 t
RBV = + 3,825 t (positip ke atas).
8
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Kontrol,
V = 0,
RAV + RBV = P1 + P2 + q . a
3,662 t + 3,825 t = 0,75 t + 1,75 t + (1,75 t/m’) . (2,85 m)
` 7,488 ton = 7,488 ton (memenuhi).
b3). M o m e n.
MA = – P1 . c = – (0,75 t) . (1 m) = – 0,750 t.m’.
ME = RAV . a – P1 . (c + a) – q . a . 1/2a
= (3,662 t) . (2,85 m) – (0,75 t) .(1 m + 2,85 m) – (1,75 t/m’) . ½ . (2,85) 2
= + 0,443 t.m’.
MB = + RAV . L – P1 . (c + L) – q . a . 1/2a = – P2 . d = – (1,75 t) . (2 m)
= – 3,50 t.m’.
Momen maksimum terdapat pada titik dimana gaya lintang sama dengan nol (D = 0),
momen pada tampang X,
Mx = – P1 . (c + x) + RAV . x – ½ q x2
Dx = 0,
– P1 + RAV – q x = 0
x = (– P1 + RAV)/q = (– 0,75 t + 3,662 t)/(1,75 t/m’) = 1,664 m (dari titik A).
9
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
P1 P2
q t/m’
C X E D
A q.a B
RAV
RBV
x
a = 0,6 L b
c L d
– –
- 0,75 t.m
- 3,5 t.m
Bidang gaya lintang 1,75 t
+
3,662 t + D=0 3,826 t
0,75 t – –
2,075 t
10
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Kunci jawaban
NO. L a b c d P1 P2 q RAV RBV P1+P2+q RAV+RBV
STB. m m m m m ton ton t/m ton ton ton ton
-1 4.75 2.85 1.90 1.00 2.00 0.750 1.750 1.750 3.662 3.825 7.488 7.488
0 5.00 3.00 2.00 1.00 2.00 1.000 2.000 2.000 4.600 4.400 9.000 9.000
1 5.25 3.15 2.10 1.00 2.00 1.250 2.250 2.250 5.592 4.995 10.588 10.588
2 5.50 3.30 2.20 1.00 2.00 1.500 2.500 2.500 6.639 5.611 12.250 12.250
3 5.75 3.45 2.30 1.00 2.00 1.750 2.750 2.750 7.739 6.248 13.988 13.988
4 6.00 3.60 2.40 1.00 2.00 2.000 3.000 3.000 8.893 6.907 15.800 15.800
5 6.25 3.75 2.50 1.00 2.00 2.250 3.250 3.250 10.101 7.586 17.688 17.688
6 6.50 3.90 2.60 1.00 2.00 2.500 3.500 3.500 11.363 8.287 19.650 19.650
7 6.75 4.05 2.70 1.00 2.00 2.750 3.750 3.750 12.678 9.010 21.688 21.688
8 7.00 4.20 2.80 1.00 2.00 3.000 4.000 4.000 14.046 9.754 23.800 23.800
9 7.25 4.35 2.90 1.00 2.00 3.250 4.250 4.250 15.467 10.520 25.988 25.988
11
STATIKA I
MODUL 5
MUATAN TIDAK LANGSUNG
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Beban Tidak Langsung.
2. Sendi Gerber.
3. Contoh Soal No1., Muatan Terbagi Rata.
4. Contoh Soal No.2., Beban Terpusat.
WORKSHOP/PELATIHAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya dalam dari struktur dengan beban
tidak langsung. Juga mahasiswa mengetahui dan memahami konstruksi gelagar dengan sendi
gerber. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan gaya-gaya dalam dari struktur dengan
beban tidak langsung dan konstruksi gelagar dengan sendi gerber.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Gelagar memanjang
Gambar 1 : Jembatan lalu lintas, tersusun dari lantai, gelagar melintang dan
gelagar memanjang.
Beban dari lalu lintas dan berat sendiri lantai adalah merupakan beban tidak langsung,
sedangkan berat sendiri gelagar melintang adalah beban langsung yang bekerja pada gelagar
memanjang jembatan.
c b
P’ = b . q (ton)
Gelagar memanjang
1
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Beban lantai maupun beban yang berada diatasnya akan didistribusikan pada setiap
gelagar melintang dengan nilai separoh dari kanan dan kiri gelagar tersebut, kemudian akan
terkumpul menjadi beban terpusat pada gelagar memanjang..
½P ½P½P ½P½P P P P P ½P
P’ P’ P’ P’ P’ P’ P’ P’
Po P1 P1 P1 P1 P1 P1 Po
(A) (B)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
s s
Gambar 3 : Beban yang dipikul gelagar memanjang, terdiri berat lantai kenderaan (P),
dan berat sendiri gelagar melintang (P’).
Perhitungan :
Berat lantai kenderaan, P = a . b . c . BJ (ton)
Berat gelagar melintang, P’ = b . q t/m’ (ton)
Beban terpusat, Po = ½ P + P’
P1 = P + P’
a). Reaksi perletakan,
RAV = RBV = Po + P1 + P1 + P1 (ton)
2
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Catatan :
- Jika beban terbagi rata bekerja langsung pada gelagar memanjang akan terdapat momen
maksimum 1/8 q . L2 yang puncaknya di tengah bentang.
- Oleh karena itu sebaiknya penempatan gelagar melintang dalam jumlah medan yang ganjil,
agar momen maksimum tidak terjadi pada tengah bentang.
Gelagar memanjang
Sendi gerber
Sendi gerber
Gelagar memanjang Gelagar memanjang
A C
B
Pier
Abutmen Abutmen
L1 L2 L3
Jika balok diletakkan diatas 3 (tiga) titik tumpuan A,B, dan C, dimana sendi pada A
dan rol pada B dan C maka konstruksi menjadi konstruksi statis tidak tertentu. Sebab syarat
keseimbangan hanya menghasilkan persamaan,
Sedangkan pada konstruksi terdapat 4 (empat) bilangan anu (tidak diketahui) yaitu,
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
(A) (C) 3
(B)
(S) (C) 4
(A)
(B)
L1 L2 L2
Agar supaya hitungan dapat dijalankan dalam kondisi statis tertentu, maka harus
ditambah satu persamaan lagi dengan cara menambah satu sendi (S) yang diletakkan diantara
tumpuan A – B atau tumpuan B – C, dalam hal ini sendi S diletakkan diantara B – C,
sehingga sendi S tidak memikul momen atau Ms = 0. Hitungan ini didasarkan kepada
anggapan bahwa seolah-olah balok A – B menganjur, dan diatas ujung yang menganjur
tersebut diletakkan balok S – C. Dengan demikian, reaksi pada S untuk balok S – C akan
merupakan beban yang bekerja pada balok A – B. Selanjutnya konstruksi balok gerber ini
dapat dikembangkan lagi menjadi suatu konstruksi seperti gambar berikut,
2
(A) (S1) (B) (C) (S2) (D)
4
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
CONTOH SOAL
Suatu konstruksi gerber seperti gambar berikut, memikul muatan terbagi rata q1 = 3
t/m’ pada bentang A – B – S dan q2 = 1 t/m’ pada bentang S – C. Hitunglah dan gambarkan
bidang-bidang gaya lintang dan momen pada seluruh bentang.
q2 = 1 t/m’
q1 = 3 t/m’
(A) (C)
(B) (S)
L1 = 7 m a=1m L2 = 5 m
9,929 t 5,50 t 2,50 t
D=0 D=0
+ RBV +
–
16,431 t.m’ –
3,125 t.m’ -2,50 t
- 11,071 t
+
+
M=0
–
- 4 t.m’
a. Bentang S – C.
a.1. Reaksi perletakan.
RSV = RCV = ½ q2 . L2 = ½ . (1 t/m’) . (5 m) = 2,50 ton.
a.3. Momen.
MS = MC = 0
Mmaks = 1/8 q2 . L22 = 1/8 . (1 t/m’) . (5 m)2 = 3,125 t.m’.
b. Bentang A – B – S.
b.1. Reaksi perletakan.
MB = 0,
RAV . L1 – q1 . L1 . 1/2L1 + q1 . a . 1/2a + RSV . a = 0
RAV = ½ q1 . L1 – ½ q1 . a2/L1 – RSV . a/L1
RAV = ½ . (3 t/m’) . (7 m) – ½ . (3 t/m’) . (1 m)2/(7 m) – (2,50 t) . (1 m)/(7 m)
RAV = 9,929 ton (ke atas).
MA = 0,
– RBV . L1 + q1 . (L1 +a) . ½(L1 + a) + RSV . (L1 + a) = 0
RBV = ½ q1 . (L1 +a)2/L1 + RSV . (L1 + a)/L1
RBV = ½ . (3 t/m’) . (7 m + 1 m)2/(7 m) + (2,50 t) . (7 m + 1 m)/(7 m)
RBV = 16,571 ton (ke atas).
5
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Kontrol :
V=0
RAV + RBV = q1 . (L1 + a) + RSV
9,929 t + 16,571 t = (3 t/m’) . (7 m + 1 m) + 2,50 t
26,50 ton = 26,50 ton (memenuhi).
Pada jarak sejauh x dari perletakan A, gaya lintang diberikan oleh persamaan,
DX = RAV – q1 . x
Untuk x = 7 m,
DX = DBA = 9,929 t – (3 t/m’) . (7 m) = – 11,071 ton.
Untuk DX = 0,
DX = RAV – q1 . x = 0
x = RAV/q1 = (9,929 t)/(3 t/m’) = 3,31 m dari perletakan A.
b.3. Momen.
Pada jarak sejauh x dari perletakan A, momen diberikan oleh persamaan,
Mx = RAV . x – ½ q1 . x2
CONTOH SOAL
Perhitungan :
a. Bentang S – C.
a.1. Reaksi Perletakan.
RSV = P4 . (2 m/5 m) + P5 . (1 m/5 m) = + (4 t) . (2/5) + (3 t) . (1/5)
RSV = + 2,20 ton (ke atas).
6
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Kontrol :
RSV + RCV = P4 + P5
2,20 t + 4,80 t = 4 t + 3 t
7 ton = 7 ton (memenuhi).
P1 P2 P3 P4 P5
2m 2m 2m 1m 1m 3m 1m 1m
a=1m
L1 = 7 m L2 = 5 m
P4 P5
(S) (C)
(4) (5)
RSV
P1 P2 P3 RCV
RSV
(A) (B)
(S)
(1) (2) (3)
2,686 t
2,20 t
+ 0,686 t
+
– –
- 1,80 t
- 2,314 t
- 4,314 t - 4,80 t
6,744 t.m’
5,372 t.m’ 6,60 t.m’ 4,80 t.m’
2,116 t.m’
+ M=0 M=0 +
M=0 M=0
–
- 2,20 tm’
a.3. Momen.
M4 = + RSV . (3 m) = + (2,20 t) . (3 m) = + 6,60 tm’.
M5 = + RSV . (4 m) – P4 . (1 m) = + (2,20 t) . (4 m) – (4 t) . (1 m) = + 4,80 t.m’.
7
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
b. Bentang A – B – S.
b.1. Reaksi Perletakan.
MB = 0
RAV . (7 m) – P1 . (5 m) – P2 . (3 m) – P3 . (1 m) + RSV . (1 m) = 0
RAV = P1 . (5 m/7 m) + P2 . (3 m/7 m) + P3 . (1 m/7 m) – RSV . (1 m/7 m)
RAV = (2 t) . (5/7) + (3 t) . (3/7) + (2 t) . (1/7) – (2,20 t) . (1/7)
RAV = 1,439 t + 1,286 t + 0,286 t – 0,314 t
RAV = 2,686 ton (ke atas).
MB = 0,
– RBV . (7 m) + P1 . (2 m) + P2 . (4 m) + P3 . (6 m) + RSV . (7 m + 1 m) = 0
RBV = P1 . (2 m/7 m) + P2 . (4 m/7 m) + P3 . (6 m/7 m) + RSV . (8 m/7 m)
RBV = (2 t) . (2/7) + (3 t) . (4/7) + (2 t) . (6/7) + (2,20 t) . (8/7)
RBV = 0,571 t + 1,714 t + 1,714 t + 2.514 t
RBV = + 6.514 ton (ke atas).
Kontrol :
RAV + RBV = P1 + P2 + P3 + RSV
2,686 t + 6,514 t = 2 t + 3 t + 2 t + 2,20 t
9,20 t = 9,20 t (memenuhi).
b.3. Momen.
M1 = + RAV . (2 m) = + (2,686 t) . (2 m) = + 5,372 t.m’.
M2 = + RAV . (4 m) – P1 . (2 m) = + (2,686 t) . (4 m) – (2 t) . (2 m) = + 6,744 t.m’.
M3 = + RAV . (6 m) – P1 . (4 m) – P2 . (2 m)
= + (2,686 t) . (6 m) – (2 t) . (4 m) – (3 t) . (2 m)
= + 16,116 t.m’ – 8 t.m’ – 6 t.m’
M3 = + 2,116 t.m’.
MB = + RAV . (7 m) – P1 . (5 m) – P2 . (3 m) – P3 . (1 m)
= + (2,686 t) . (7 m) – (2 t) . (5 m) – (3 t) . (3 m) – (2 t) . (1 m)
= + 18,802 t.m’ – 10 t.m’ – 9 t.m’ – 2 t.m’
MB = – 2,198 t.m’ – 2,20 t.m’.
Atau,
MB = – RSV . (1 m) = – (2,20 t) . (1 m) = – 2,20 t.m’.
8
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
WORKSHOP/PELATIHAN
P1 P2 P3 P4 P5
2m 2m 2m 1m 1m 3m 1m 1m
a=1m
L1 = 7 m L2 = 5 m
Gambarkan bidang gaya lintang dan momen pada seluruh bentang dari struktur diatas
DATA-DATA
No. P1 P2 P3 P4 P5
Stb. ton ton ton ton ton
-1 2.0 3.0 2.0 4.0 3.0
0 2.2 3.2 2.2 4.2 3.2
1 2.4 3.4 2.4 4.4 3.4
2 2.6 3.6 2.6 4.6 3.6
3 2.8 3.8 2.8 4.8 3.8
4 3.0 4.0 3.0 5.0 4.0
5 3.2 4.2 3.2 5.2 4.2
6 3.4 4.4 3.4 5.4 4.4
7 3.6 4.6 3.6 5.6 4.6
8 3.8 4.8 3.8 5.8 4.8
9 4.0 5.0 4.0 6.0 5.0
HASIL PERHITUNGAN
9
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 4, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
No. RAV RBV RAV+RBV P1+P2+P3+Rsv DA-1 D1-2 D2-3 D3-B DB-S
Stb. ton ton ton ton ton ton ton ton ton
-1 2.686 6.514 9.200 9.200 2.686 0.686 -2.314 -4.314 2.200
0 2.926 6.994 9.920 9.920 2.926 0.726 -2.474 -4.674 2.320
1 3.166 7.474 10.640 10.640 3.166 0.766 -2.634 -5.034 2.440
2 3.406 7.954 11.360 11.360 3.406 0.806 -2.794 -5.394 2.560
3 3.646 8.434 12.080 12.080 3.646 0.846 -2.954 -5.754 2.680
4 3.886 8.914 12.800 12.800 3.886 0.886 -3.114 -6.114 2.800
5 4.126 9.394 13.520 13.520 4.126 0.926 -3.274 -6.474 2.920
6 4.366 9.874 14.240 14.240 4.366 0.966 -3.434 -6.834 3.040
7 4.606 10.354 14.960 14.960 4.606 1.006 -3.594 -7.194 3.160
8 4.846 10.834 15.680 15.680 4.846 1.046 -3.754 -7.554 3.280
9 5.086 11.314 16.400 16.400 5.086 1.086 -3.914 -7.914 3.400
No. M1 M2 M3 MB
Stb. t.m' t.m' t.m' t.m'
-1 5.371 6.743 2.114 -2.200
0 5.851 7.303 2.354 -2.320
1 6.331 7.863 2.594 -2.440
2 6.811 8.423 2.834 -2.560
3 7.291 8.983 3.074 -2.680
4 7.771 9.543 3.314 -2.800
5 8.251 10.103 3.554 -2.920
6 8.731 10.663 3.794 -3.040
7 9.211 11.223 4.034 -3.160
8 9.691 11.783 4.274 -3.280
9 10.171 12.343 4.514 -3.400
10
STATIKA I
MODUL 6
GARIS PENGARUH
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Balok Diatas Dua Perletakan.
2. Balok Menganjur (Overhang).
3. Rangkaian Muatan
Beban Terpusat.
Beban Terbagi Rata.
4. Balok Bersendi Gerber.
WORKSHOP/PELATIHAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang garis pengaruh, untuk balok diatas dua
perletakan, balok menganjur (overhang), rangkaian muatan dan balok bersendi gerber.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
GARIS PENGARUH
Apabila suatu konstruksi jembatan dilalui oleh kenderaan maka pada suatu titik tertentu
(misal titik C) pada gelagar memanjang akan terdapat gaya-gaya dalam seperti gaya lintang dan
momen yang berobah besarnya sesuai dengan letak kenderaan pada saat itu, lihat gambar berikut.
A B
P1 P2
Untuk mengetahui berapa sebenarnya besar gaya lintang maksimum dan momen
maksimum yang mungkin terjadi pada titik C apabila dilalui oleh kenderaan, maka diperlukan
suatu diagram yang disebut Garis Pengaruh. Untuk menggambarkan diagram ini digunakan
beban bergerak terpusat tunggal dengan nilai P = 1 ton, yang diletakkan pada beberapa titik
secara bergantian seperti berikut.
b. Garis pengaruh RB
P = 1 t berada di A,
RB = 0 (ton)
P = 1 t berada di C,
MA = 0
RB = + P . a/L = + 1 . a/L (ton)
P = 1 t berada di B,
RB = + P = + 1 (ton)
1
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
P =1 ton
C
A B
a L-a
L
Garis pengaruh
Reaksi (L-a)/L
GP.RA +1 +
a/L
+ +1 GP.RB
GP.MC +
2
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
P =1 ton
C
A B D
a L-a
L b
Garis pengaruh
Reaksi (L-a)/L
GP.RA + 1 +
- b/L
–
+1 GP.RB
a/L (L+b)/L
+
GP.MC +
– - a.b/L
Keterangan :
a. Garis pengaruh RA.
P = 1 t berada di A, RA = + P = + 1 (ton)
P = 1 t berada di C,
MB = 0
RA = + P . (L-a)/L = + (L-a)/L (ton)
P = 1 t berada di B, Ra = 0 (ton)
P = 1 t berada di D,
MB = 0
RA .L + P . b = 0
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
4
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
A. Muatan terpusat.
2m
Garis pengaruh Gaya Lintang
C
P1 = 2 t P2 = 1 t
A B
a=4m L-a
L = 10 m
2m
Posisi 1 P1 = 2 t P2 = 1 t
Gaya lintang
maksimum positip
+1
Y1 = +(L-a)/L
GP.DC +
Y2
–
-a/L -1
2m
Posisi 2 P2 = 1 t P1 = 2 t
Gaya lintang
maksimum negatip
+1
+(L-a)/L
GP.DC +
– Y1 = -a/L
Y2 -1
L-a
- Gaya lintang maksimum positip,
DC maks + = + P1 . Y1 + P2 . Y2
= + 2 (t) . 0,6 + 1 (t) . 0,4
= + 1,6 ton.
a
- Gaya lintang maksimum negatip,
DC maks - = – P1 . Y1 – P2 . Y2
= – 2 (t) . 0,4 – 1 (t) . 0,2
= – 1,0 ton.
2m
Garis pengaruh Momen
C
P1 = 2 t P2 = 1 t
A B
a=4m L-a
L = 10 m
2m
Alternatip penempatan
P1 = 2 t P2 = 1 t beban dalam mencari
momen maksimum.
Y1 = + a . (L-a)/L
Y2
GP.Mc
Posisi 1 +
2m
P2 = 1 t P1 = 2 t
Y1 = + a . (L-a)/L
GP.Mc Y2
Posisi 2
c. Momen maksimum.
Untuk mendapatkan momen maksimum dilakukan dengan coba-coba, yaitu beban
ditempatkan pada posisi-posisi 1 s/d 5.
- Pada posisi 1.
Lihat gambar G.P.Mc posisi 1, karena P1 > P2, maka P1 ditempatkan pada ordinat terbesar,
ordinat-ordinat tersebut,
Y1 = + a . (L – a)/L = + 4 . (10 – 4)/10 = + 6 m.
Y2 = + Y1 . {(L – a) – 2}/(L – a) = + 6 . {(10 – 4) – 2}/(10 – 4) = + 4 m.
6
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Momen,
Mc = + P1 . Y1 + P2 . Y2 = + 2 . 6 + 1 . 4 = + 16 t.m.
- Pada posisi 2.
Lihat gambar G.P.Mc posisi 2, karena P1 > P2, maka P1 ditempatkan pada ordinat terbesar,
ordinat-ordinat tersebut,
Y1 = + a . (L – a)/L = + 4 . (10 – 4)/10 = + 6 m.
Y2 = + Y1 . (a – 2)/a = + 6 . (4 – 2)/4 = + 3 m.
Momen,
Mc = + P1 . Y1 + P2 . Y2 = + 2 . 6 + 1 . 3 = + 15 t.m.
2m
Garis pengaruh Momen
C
P1 = 2 t P2 = 1 t
A B
a L-a
L
Alternatip penempatan
beban dalam mencari
2m
momen maksimum.
P1 = 2 t P2 = 1 t
4/3 m 2/3 m
Y = + a . (L-a)/L 2m
GP.Mc
Posisi 3 P2 = 1 t P1 = 2 t
+
R=3t
Y1 Y2
2m X2 X1
P2 = 1 t P1 = 2 t
Y = + a . (L-a)/L
GP.Mc
Posisi 4
+
Y2 Y1
- Pada posisi 3.
Lihat gambar G.P.Mc posisi 3, resultan R (P1+P2) ditempatkan pada ordinat terbesar (Y).
Letak resultan R,
X2 . (P1 + P2) = P1 . (2 m)
X2 = 2/(2 + 1) . (2 m) = 4/3 m = 1,33 m.
X1 + X2 = 2 m
X1 . (P1 + P2) = P2 . (2 m)
7
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
- Pada posisi 4.
Lihat gambar G.P.Mc posisi 4, resultan R (P1+P2) ditempatkan pada ordinat terbesar (Y) tetapi
posisi terbalik dari posisi 3.
Ordinat-ordinat,
Y = + a . (L – a)/L = + 4 . (10 – 4)/10 = + 6 m.
Y1 = + Y . {(L – a) – 0,67}/(L – a) = + 6 . {(10 – 4) – 0,67)/(10 – 4) = + 5,33 m.
Y2 = + Y . (a – 1,33)/a = + 6 . (4 – 1,33)/4 = + 4 m.
Momen,
Mc = + P1 . Y1 + P2 . Y2 = + 2 . 5,33 + 1 . 4 = + 14,67 t.m.
2m
Garis pengaruh Momen
C
P1 = 2 t P2 = 1 t
A B
a L-a
L
Alternatip penempatan
2m beban dalam mencari
momen maksimum.
P2 = 1 t P1 = 2 t
4/3 m 2/3 m
2m
Y = + a . (L-a)/L
GP.Mc Y1 = Y2
P2 = 1 t P1 = 2 t
Posisi 5
+ R=3t
Y2 Y1 X2 X1
x
- Pada posisi 5.
Lihat gambar G.P.Mc posisi 5, P1 dan P2 ditempatkan pada posisi dimana ordinat Y1 dan Y2
besarnya sama.
Ordinat-ordinat,
Y = + a . (L – a)/L = + 4 . (10 – 4)/10 = + 6 m.
Y1 = + Y . {L – (x + 2)}/(L – a) ...................(2)
Y2 = + Y . x/(a) ...................(1)
8
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Maka,
Y1 = + Y . {L – (x + 2)}/(L – a) = + 6 . {10 – (3,2 + 2)}/(10 – 4) = + 4,8 m
Y2 = + Y . x/(a) = 6 . 3,2/4 = 4,8 m
Y1 = Y2 (memenuhi).
Momen,
Mc = + P1 . Y1 + P2 . Y2 = + 2 . 4,8 + 1 . 4,8 = + 14,4 t.m.
Perhatikan tabel berikut ini yang menggambarkan besar momen berdasarkan letak beban
bergerak,
9
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
A B
a=4m L-a
L = 10 m
2m
Posisi 1 q = 2 t/m’
Gaya lintang
maksimum positip
Y2
+1
Y1 = +(L-a)/L +
GP.DC
–
-a/L -1
2m
Posisi 2 q = 2 t/m’
Gaya lintang
maksimum negatip
+1
+(L-a)/L +
GP.DC
Y1 = -a/L
Y2 –
-1
10
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
A B
a L-a
L
2m
q = 2 t/m’
Y1 = + a . (L-a)/L
GP.Mc Y2
Posisi 1
+
2m
q = 2 t/m’
Y1 = + a . (L-a)/L
GP.Mc
Posisi 2
Y2
+
c. Momen maksimum.
11
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Y1
Y2
L–a
Momen,
Mc = + q . F
= + (2 t/m’) . (10 m2)
= + 20 t.m’.
- Pada posisi 2.
Lihat gambar G.P.Mc posisi 2, beban ditempatkan disebelah kiri pada potongan C, ordinat-
ordinat tersebut,
2m
q = 2 t/m’
Y2 Y1
Momen,
Mc = + q . F
= + (2 t/m’) . (9 m2)
= + 18 t.m’.
12
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
- Pada posisi 3.
Lihat gambar G.P.Mc posisi 3, beban ditempatkan pada posisi dimana ordinat Y1 dan Y2
besarnya sama.
A B
a L-a
L
2m
q = 2 t/m’
Y = + a . (L-a)/L
GP.Mc Y1 = Y2
Posisi 3
Y1 Y2
x
F1 F2 Y2
Y1
Ordinat-ordinat,
Y = + a . (L – a)/L = + 4 . (10 – 4)/10 = + 6 m.
Y1 = + Y . x/a ...................(1)
Y2 = + Y . {L – (x + 2)}/(L – a) ...................(2)
13
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Momen,
Mc = + q . F
= + (2 t/m’) . (10,8 m2)
= + 21,6 t.m’.
Perhatikan tabel berikut ini yang menggambarkan besar momen berdasarkan letak beban
bergerak,
SILAHKAN COBA
A C B D
a = 2,5 m L-a
L = (6+X) m b=3m
a=2m
Muatan bergerak,
P2 = (1+X) t
P1 = (3+X) t
Diminta : Hitunglah gaya lintang maksimum positip dan negatip dan momen maksimum positip
dan negatip pada tampang C.
14
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
D
A B S C
a L-a
L b L1
GP.RA + (L – a)/L
+1
+
- b/L
+ (L+b)/L
+1
GP.RB + a/L
GP.DC +(L-a)/L
+1
+
– -1
–
- b/L
GP.MC - a/L
+ a.(L-a)/L
- a.b/L
15
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 6, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
16
STATIKA I
MODUL 7
BANGUNAN PORTAL
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Portal Simetris.
a) Memikul muatan terpusat tunggal.
b) Memikul muatan vertikal dan horisontal.
c) Memikul muatan campuran.
2. Portal Tidak Simetris.
a) Kolom miring sebelah, memikul muatan terpusat vertikal dan horisontal.
b) Kolom tinggi sebelah, memikul muatan terpusat vertikal dan horisontal.
c) Kolom tinggi sebelah, balok overhang, memikul muatan terbagi rata, terpusat
vertikal dan horisontal.
WORKSHOP/PELATIHAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya dalam dari struktur portal
simetris,struktur portal tidak simetris, struktur portal dengan overhang, dengan berbagai
beban.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
BANGUNAN PORTAL
Bangunan portal banyak dijumpai sebagai konstruksi bangunan gudang, hangar dan
jembatan. Prinsip perhitungan tetap sama dengan balok diatas dua perletakan selagi masih
dalam bentuk statis tertentu, yaitu V = 0, H = 0 dan M = 0.
1. PORTAL SIMETRIS.
a). Memikul muatan terpusat tunggal.
a b
(C) (D)
(E)
(A) (B)
RAV RBV
L
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
RAV . L - P . b = 0
RAV = P . b/L (ton).
MA = 0,
- RBV . L + P . a = 0
RBV = P . a/L (ton).
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P = 0
b. Gaya lintang.
DA-C = 0
DC-E = + RAV (ton).
DE-D = + RAV – P (ton).
DD-B = 0
1
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
c. M o m e n .
MA = 0
MC = 0
ME = RAV . a = P.a.b/L
MD = RAV . L – P . b = + P.b/L . L – P . b = 0
MB = 0
d. Gaya Normal.
NA-C = – RAV (ton).
NC-D = 0
NB-D = – RBV (ton).
P.a.b/L
RAV
+ P +
(C) (D) (C) (D)
(E)
(E) – RBV
h h
a b a b
L L
Bidang Gaya Lintang (D) Bidang Momen (M)
(C) (D)
(E)
h
– –
a b
L
Bidang Gaya Normal (N)
2
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
P1
a b
(C) (D)
(E)
c
(F) P2
h
RAH
(A) (B)
RAV RBV
L
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 = 0
b. Gaya lintang.
DA-C = + RAH (ton).
DC-E = + RAV (ton).
DE-D = + RAV – P1 (ton).
DD-F = – RAH (ton).
DF-B = – RAH + P2 = 0 (ton).
c. M o m e n .
MA = 0
MC = + RAH . h (t.m’).
ME = RAV . a + RAH . h (t.m’).
MD = RAV . L + RAH . h – P1 . b (t.m’).
MF = RAV . L + RAH . d – P1 . b (t.m’) = 0 .
MB = 0
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
d. Gaya Normal.
NA-C = – RAV ton (tekan, kalau reaksi RAV keatas).
NC-D = + RAH ton (tarik).
NB-D = – RBV ton (tekan).
RAV
(C) + P (D) R + +
AH
a b a b
L L
Bidang Gaya Lintang (D) Bidang Momen (M)
RAH
+
(C) (D)
(E)
(F)
h
– –
a b
L
Bidang Gaya Normal (N)
Gambar 4 : Bidang gaya lintang (D), momen (M) dan gaya normal (N).
4
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
P1 RBV
RAV
RAH RAH (C) (D) RAH RAH
(C) (D)
(E)
RAV (F) P2
RAV RBV
Gambar 5 : Distribusi gaya-gaya pada elemen struktur (balok/kolom) dengan cara freebody.
P1
a b
(C) (D)
(E)
c
q t/m’
(F) P2
h
y
RAH
(B)
(A)
RAV RBV
L
5
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
MA = 0,
– RBV . L + P1 . a + P2 . d + q . h . ½ h = 0
RBV = P1 . a/L + P2 . d/L + ½ q . h2/L = 5 . 4/10 + 2 . 3/10 + ½ . 1 . 52/10
= 2 + 0,6 + 1,25
RBV = + 3,85 ton (keatas).
H = 0,
– RAH + q . h + P2 = 0
RAH = P2 + q . h = 2 + 1 . 5
RAH = + 7 ton (kekiri).
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 = 0
1,15 + 3,85 – 5 = 0 (memenuhi).
b. Gaya lintang.
DAC = + RAH = + 7 (ton).
Dy = + RAH – q.y
Dy=5m = DCA = + RAH – q . h = + 7 – 1 . 5 = + 2 (ton).
DC-E = + RAV = + 1,15 (ton).
DE-D = + RAV – P1 = 1,15 – 5 = – 3,85 (ton).
DD-F = – RAH + q.h = – 7 + 1 . 5 = – 2 (ton), atau
DD-F = – P2 = – 2 (ton)
c. M o m e n .
MA =0
My = + RAH . y – ½ . q . y2
MC = + RAH . h – ½ q . h2 = 7 . 5 – ½ . 1 . 52 = 35 – 12,5 = + 22,5 (t.m’).
ME = + RAH . h – ½ q . h2 + RAV . a = + 7 . 5 – ½ . 1 . 52 + 1,15 . 4
= 35 – 12,5 + 4,6
ME = + 27,1 (t.m’).
MD = + RAH . h – ½ q . h2 + RAV . L – P1 . b
= + 7 . 5 – ½ . 1 . 52 + 1,15 . 10 – 5 . 6 = 35 – 12,5 + 11,5 – 30
MD = + 4 (t.m’).
Atau,
MD = + P2 . c = + 2 . 2 = + 4 (t.m’).
MF = + RAH . d – q . h . (d – ½ h) + RAV . L – P1 . b
= + 7 . 3 – 1 . 5 . (3 – ½ . 5) + 1,15 . 10 – 5 . 6
= 21 – 2,5 + 11,5 – 30
MF =0
MB = 0
d. Gaya Normal.
NA-C = – RAV = – 1,15 ton (tekan).
NC-D = + RAH – q . h = 7 – 1 . 5 = + 2 ton (tarik).
NB-D = – RBV = – 3,85 ton (tekan).
6
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
+27,1 t.m’
+ 1,15 t
+ +22,5 t.m’ + + +4 t.m’
+2t (D)
(C) (E) – (C) (E) (D)
c +
- 3,85 t
+
–
(F) (F)
-2t
h h
d
+
a b a b
L L
Bidang Gaya Lintang (D) Bidang Momen (M)
+2t +2t
+
(C) (D)
(E)
(F)
h
– –
a b
L
Bidang Gaya Normal (N)
Gambar 7 : Bidang gaya lintang (D), momen (M) dan gaya normal (N).
7
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
1,15 t P1 = 5 t 3,85 t
2t 2t (C) (D) 2t 2t
(C)
(D)
(E)
1,15 t 3,85 t
(F) P2 = 2 t
q = 1 t/m
(B)
RAH = 7 t
(A)
Gambar 8 : Distribusi gaya-gaya pada elemen struktur (balok/kolom) dengan cara freebody.
P1
a b c
(C)
(E) (D)
d
(F) P2
h
RAH
(A)
(B)
L
RAV RBV
Gambar 9 : Bangunan portal tidak simettris, memikul beban terpusat vertikal P1,
beban horisontal P2.
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
8
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
RAV . L – RAH . 0 – P1 . c + P2 . e = 0
RAV = P1 . c/L – P2 . e/L = 5 . 6/10 – 2 . 3/10 = 3 – 0,6
RAV = + 2,4 ton (keatas).
MA = 0,
– RBV . L + P1 . (a + b) + P2 . e = 0
RBV = P1 . (a+b)/L + P2 . e/L = 5 . (2 + 2)/10 + 2 . 3/10 = 2 + 0,6
RBV = + 2,6 ton (keatas).
H = 0,
– RAH + P2 = 0
RAH = P2 = + 2 ton (kekiri).
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 = 0
2,4 + 2,6 – 5 = 0 (memenuhi).
(C)
RAV
h
RAV Sin
RAV Cos
RAH Sin
RAH
(A)
RAH Cos
b. Gaya lintang.
= arc tan (h/a) = arc tan (5/2)
= 68o 11’ 55”
c. M o m e n .
MA =0
MC = + RAH . h + RAV . a = 2 . 5 + 2,4 . 2 = + 14,8 (t.m’).
ME = RAH . h + RAV . (a + b) = 2 . 5 + 2,4 . (2 + 2) = + 19,6 (t.m’).
MD = RAH . h + RAV . L – P1 . c = 2 . 5 + 2,4 . 10 – 5. 6 = + 4 (t.m’).
Atau,
MD = + P2 . d = + 2 . 2 = + 4 (t.m’).
9
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
d. Gaya Normal.
= 68o 11’ 55”
NA-C = + RAH cos + RAV sin
= 2 . cos(68o11’55”) – 2,4 . sin(68o11’55”)
= + 0,743 – 2,228
= – 1,485 ton (tekan).
NC-D = + RAH = + 2 ton (tarik).
NB-D = – RBV = – 2,6 ton (tekan).
a b c
2,40 t
2,748 t + (D)
(C) (E)
–
d
- 2,60 t
+ - 2,0 t
h
(F)
e
2,748 t
(A) (B)
+ 19,6 t.m’
+ 14,8 t.m’
+4 t.m’
(C) (E) (D)
+ d
+
h
(F)
e
(A) (B)
L
10
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
a b c
2,0 t 2,0 t
(C)
+ (D)
- 1,485 t (E)
d
h
– –
(F)
e
- 2,60 t
- 1,485 t
(A) (B)
(A)
(B)
RAH = 2 t
2,748 t
Gambar 12 : Distribusi gaya-gaya pada elemen struktur (balok/kolom) dengan cara freebody.
11
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
b). Kolom tinggi sebelah, memikul muatan terpusat vertikal dan horisontal.
P1
a b
(C) (D)
(E)
c
(F) P2
h1
h2
d
RAH
(A)
(B)
RAV
RBV
L
MB = 0,
RAV . L – RAH . (h2 – h1) – P1 . b + P2 . d = 0
RAV = P1 . b/L + RAH . (h2 – h1)/L – P2 . d/L (ton).
= 5 . 6/10 + 2 . (6 – 5)/10 – 2 . 4/10 = 3 + 0,2 – 0,8
RAV = + 2,4 ton (keatas).
MA = 0,
– RBV . L + P1 . a + P2 . (h1 – c) = 0
RBV = P1 . a/L + P2 . (h1 – c)/L
= 5 . 4/10 + 2 . (5 – 2)/10 = 2 + 0,6
RBV = + 2,6 ton (keatas).
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 = 0
2,4 + 2,6 – 5 = 0 …..(memenuhi).
b. Gaya lintang.
12
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
c. M o m e n .
MA =0
MC = + RAH . h = + 2 . 5 = + 10 t.m’.
ME = + RAV . a + RAH . h = + 2,4 . 4 + 2 . 5 = 19,6 t.m’.
MD = + RAV . L + RAH . h – P1 . b = 2,4 . 10 + 2 . 5 – 5 . 6
= 24 + 10 – 30
MD = + 4 t.m’.
Atau,
MD = + P2 . c = + 2 . 2 = + 4 t.m’.
MF = + RAV . L + RAH . (h1 – c) – P1 . b (t.m’) (dari kiri)
= + 2,4 . 10 + 2 . (5 – 2) – 5 . 6 = 24 + 6 – 30
MF =0
MB =0
d. Gaya Normal.
NA-C = – RAV = – 2,4 ton (tekan).
NC-D = + RAH = + 2 ton (tarik).
NB-D = – RBV = – 2,6 ton (tekan).
+19,6 t.m’
+ 2,4 t
+10 t.m’ + + +4 t.m’
+2t
+
(D)
(C) (E) – (C) (E) (D)
c
- 2,6 t
+
–
(F) (F)
+
-2t +
h2 h1
(A)
(A) (B)
+2t
(B)
a b a b
L L
Bidang Gaya Lintang (D) Bidang Momen (M)
13
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
+2t +2t
+
(C) (D)
(E)
c
(F)
h1 – h2
–
d
(A)
- 2,4 t
(B)
- 2,6 t
a b
L
Bidang Gaya Normal (N)
2,4 t P1 = 5 t 2,6 t
2,6 t P2 = 2 t
2,4 t
(F)
2t
(A)
(B)
2,4 t
2,6 t
Gambar 15 : Distribusi gaya-gaya pada elemen struktur (balok/kolom) dengan cara freebody.
14
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
c). Kolom tinggi sebelah, balok overhang, memikul muatan terbagi rata, terpusat
vertikal dan horisontal.
a b c d
q t/m’ P1
(H) P2
h1
h2
f
RAH (A)
(B)
RAV
RBV
L
H = 0,
– RAH + P2 = 0
RAH = + P2 = 2 ton (kekiri).
MB = 0,
RAV . L – RAH . (h2 – h1) – R1 . (L + ½a) – R2 . (L – ½ b) + P1 . d + P2 . f = 0
RAV = RAH . (h2 – h1)/L + R1 . (L + ½a)/L + R2 . (L – ½ b)/L – P1 . b/L
– P2 . d/L
= 2 . (6 – 5)/10 + 1 . (10 + ½ . 1)/10 + 4 . (10 – ½ . 4)/10 – 5 . 2/10
– 2 . 4/10
= 0,2 + 1,05 + 3,2 – 1 – 0,8
RAV = + 2,65 ton (keatas).
MA = 0,
– RBV . L + P1 . (L + d) + P2 . (h1 – e) – R1 . ½a + R2 . ½ b = 0
RBV = P1 . (L + d)/L + P2 . (h1 – e)/L – R1 . ½ a/L + R2 . ½ b/L
= 5 . (10 + 2)/10 + 2 . (5 – 2)/10 – 1 . ½ . 1/10 + 4 . ½ . 4/10
= 6 + 0,6 – 0,05 + 0,8
15
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – R1 – R2 – P1 = 0
2,65 + 7,35 – 1 – 4 – 5 = 0 …..(memenuhi).
b. Gaya lintang.
DA-D = + RAH = + 2 ton.
DD-A = DA-D = + 2 ton.
DDC = – q . a = – 1 . 1 = – 1 ton.
DDG = + RAV + DDC = + RAV – q . a = + 2,65 – 1 = + 1,65 ton.
DG-E = DDG – q . b = + RAV – q . (a + b) = + 2,65 – 1 . (1 + 4) = – 2,35 ton.
DE-G = DG-E = – 2,35 ton.
DE-F = DE-G + RBV = + RAV – q . (a + b) + RBV = – 2,35 + 7,35 = + 5 ton.
Atau,
DE-F = + P1 = + 5 ton.
DE-G = – RAH = – 2 ton.
Atau,
DE-G = – 2 ton.
c. M o m e n .
MA =0
MDA = + RAH . h = + 2 . 5 = + 10 t.m’.
MDC = – ½ q . a2 = – ½ . 1 . 12 = – 0,50 t.m’.
MDG = + RAH . h – ½ q . a2 = + 2 . 5 – ½ . 1 . 1 = + 9,50 t.m’.
MG = + RAV . b + RAH . h – ½ q . (a + b)2
= + 2,65 . 4 + 2 . 5 – ½ . 1 . (1+4)2 = + 10,60 + 10 – 12,50
MG = + 8,10 t.m’.
MEG = + RAV . L + RAH . h1 – R1 . (L + ½ a) – R2 . (L – ½ b)
= + 2,65 . 10 + 2 . 5 – 1 . (10 + ½ . 1) – 4 . (10 – ½ . 4)
= + 26,5 + 10 – 10,5 – 32
MEG = – 6 t.m’.
MEF = – P1 . d = – 5 . 2 = – 10 t.m’.
MEB = + RAV . L + RAH . h1 – R1 . (L + ½ a) – R2 . (L – ½ b) + P1 . d
= + 2,65 . 10 + 2 . 5 – 1 . (10 + ½ . 1) – 4 . (10 – ½ . 4) + 5 . 2
= + 26,5 + 10 – 10,5 – 32 + 10
MEB = + 4 t.m’.
Atau,
MEB = + P2 . e = + 2 . 2 = + 4 t.m’.
MH = + RAV . L + RAH . (h1 – e) – R1 . (L + ½ a) – R2 . (L – ½ b) + P1 . d
= + 2,65 . 10 + 2 . (5 – 2) – 1 . (10 + ½ . 1) – 4 . (10 – ½ . 4) + 5 . 2
= + 26,5 + 6 – 10,5 – 32 + 10
MH = 0 t.m’.
MF = 0 t.m’ ;
MB = 0 t.m’.
= (2,65 – 1)/1
x1 = 1,65 m (dari D)
Apabila letak momen sama dengan nol ini dihitung dari kanan kekiri,
MX4 = RBV . x4 + P2 . e – P1 . (d + x4) = 0
7,35 . x4 + 2 . 2 – 5 . (2 + x4) = 0
7,35 x4 – 5 x4 + 4 – 10 = 0
2,35 x4 – 6 = 0
x4 = 6/2,35 = 2,55 m (dari E)
(L – x4) = 10 – 2,55 = 7,45 m (dari D) ….(memenuhi)
d. Gaya Normal.
NA-D = – RAV = – 2,65 ton (tekan).
NC-D = 0
ND-E = + RAH = + 2 ton (tarik).
NE-B = – RBV = – 7,35 ton (tekan).
NE-F = 0
a b c d
q t/m’ P1
(E)
(C) (D) MDG (G) MEG (F)
MDC MEF e
MDA MEB
(H) P2
h1
h2
f
RAH (A)
(B)
RAV
RBV
L
17
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
x1
+5t
+ 1,65 t
(G) (E) +
(D)
(C) (F)
-1t –
– e
- 2,35 t
(H) -2t
h1 +
h2
(A)
+2t
(B)
RBV
L
a b c d
x1
+ 10,36 t.m’
+ 8,1 t.m’ - 10 t.m’
+ 9,5 t.m’
+ –
(C) (D) (E) (F)
+ 10 t.m’
(G) + 4 t.m’
- 0,5 t.m’
- 6 t.m’ e
+
(H)
h1
h2
(A)
(B)
RBV
L
a b c d
18
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
+2t +2t
(C) + (F)
(H)
h1
– h2
–
f
(A)
- 2,65 t
(B)
- 7,65 t
RBV
L
a b c d
1t 5t
1,65 t 2,35 t P1 = 5 t
q = 1 t/m q = 1 t/m
2t 2t 2t 2t
(C) (D) (F)
(D) (D) (G) (E) (E) (E)
1t 1,65 t 2,35 t 5t
(H) P2 = 2 t
(A) 2t
(B)
2,65 t
7,35 t
Gambar 19 : Distribusi gaya-gaya pada elemen struktur (balok/kolom) dengan cara freebody.
19
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
WORKSHOP/PELATIHAN
a b c
q t/m’ P1
(E)
(C)
(D) (F)
Q d
(G) P2
h2
h1
e
RAH (B)
(A)
RBV
RAV
L
BEBAN KERJA
No. q Q P1 P2 Q + P1
Stb. t/m' ton ton ton ton
-1 1.0 10.0 2.0 2.0 12.000
0 1.2 12.0 2.2 2.1 14.200
1 1.4 14.0 2.4 2.2 16.400
2 1.6 16.0 2.6 2.3 18.600
3 1.8 18.0 2.8 2.4 20.800
4 2.0 20.0 3.0 2.5 23.000
5 2.2 22.0 3.2 2.6 25.200
6 2.4 24.0 3.4 2.7 27.400
7 2.6 26.0 3.6 2.8 29.600
8 2.8 28.0 3.8 2.9 31.800
9 3.0 30.0 4.0 3.0 34.000
Diminta : Gambarkan bidang-bidang gaya lintang, momen dan gaya normal pada seluruh
bentang.
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
Q = q . a = (1 t/m’) . (10 m) = 10 ton.
H = 0,
RAH – P2 = 0
RAH = P2 = 2 ton (ke kanan).
20
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
MB = 0,
RAV.L – RAH.(h1 – h2) – Q.(1/2a + b) + P1.c – P2.e = 0
RAV = RAH.(h1 – h2)/L + Q.(1/2a + b)/L – P1.c/L + P2.e/L
RAV = 2 . (8 – 7)/12 + 10 . (1/2.10 + 2)/12 – 2 . 2/12 + 2 . 4/12
RAV = 0,167 + 5,833 – 0,333 + 0,667
RAV = 6,333 ton (ke atas).
MA = 0,
– RBV . L – P2 . (h1 – d) + P1 . (L + c) + Q . (1/2a) = 0
RBV = – P2 . (h1 – d)/L + P1 . (L + c)/L + Q . (1/2a)/L
RBV = – 2 . (8 – 3)/12 + 2 . (12 + 2)/12 + 10 . (1/2 . 10)/12
RBV = – 0,833 + 2,333 + 4,167
RBV = 5,667 ton (ke atas).
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV = Q + P1
6,333 t + 5,667 t = 10 t + 2 t
12 ton = 12 ton (memenuhi).
b. Gaya lintang.
DA-C = – RAH = – 2 ton.
DCD = RAV = + 6,333 ton
DD-E = RAV – Q = 6,333 – 10 = – 3,667 ton.
DE-F = RAV – Q + RBV = + 6,333 – 10 + 5,667 = + 2 ton = P1.
DE-G = + RAH = + 2 ton
c. M o m e n .
MA =0
MCA = – RAH . h1 = – 2 . 8 = – 16 t.m’.
MC = – RAH . h1 = – 2 . 8 = – 16 t.m’.
MD = – RAH . h1 + RAV . a – Q . 1/2a = – 2 . 8 + 6,333 . 10 – 10 . ½ . 10
= – 16 + 63,33 – 50
MD = – 2,67 t.m’.
MED = – RAH . h1 + RAV . L – Q . (1/2a + b)
= – 2 . 8 + 6,333 . 12 – 10 . (½.10 + 2)
= – 16 + 76 – 70
MED = – 10,0 t.m’.
MEG = – P2 . d = – 2 . 3 = – 6 t.m’.
MEF = – P1 . c = – 2 . 2 = – 4 t.m’.
Atau,
MED = MEG + MEF = – 6 + (– 4) = – 10 t.m’.
d(Mx)/dx = Dx = 0,
RAV – q . x = 0
x = RAV / q = 6,333/1 = 6,333 m (dari titik C).
Mmaks= 6,333 . (6,333 m) – 2 . (8 m) – ½ . (1 t/m’) . (6,333 m)2
= + 4,053 t.m’.
Letak titik dimana momen sama dengan nol pada bentang C-E,
Mx = RAV . x – RAH . h1 – ½ q . x2 = 0
x2 – (RAV /1/2q) . x + RAH . h1/1/2q = 0
x2 – (6,333/0,5) . x + 2 . 8/0,5 = 0
x2 – 12,667 . x + 32 = 0
21
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
d. Gaya normal.
NA-C = – RAV = – 6,333 ton (tekan).
NC-E = – RAH = – 2 ton (tekan).
NE-B = – RBV = – 5,667 ton (tekan).
a b c
6,333 t
2t
(C) + (D) (E)
-2t (F)
x d
- 3,667 t
(G) 2t
h1 h2
–
e
(B)
-2t (A)
RBV
RAV
L
a b c
(G)
h2
h1 –
e
(B)
(A)
22
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
a b c
(G)
h1 h2
–
e
(B) - 5,667 t
(A)
- 6,333 t
KUNCI JAWABAN
REAKSI PERLETAKAN
No. RAH RAV RBV RAV + RBV
Stb. ton ton ton ton
-1 2.0 6.333 5.667 12.000
0 2.1 7.508 6.692 14.200
1 2.2 8.683 7.717 16.400
2 2.3 9.858 8.742 18.600
3 2.4 11.033 9.767 20.800
4 2.5 12.208 10.792 23.000
5 2.6 13.383 11.817 25.200
6 2.7 14.558 12.842 27.400
7 2.8 15.733 13.867 29.600
8 2.9 16.908 14.892 31.800
9 3.0 18.083 15.917 34.000
GAYA LINTANG
No. DA-C DCD DD-E DE-F DE-G
Stb. ton ton ton ton ton
-1 -2.000 6.333 -3.667 2.000 2.000
0 -2.100 7.508 -4.492 2.200 2.100
1 -2.200 8.683 -5.317 2.400 2.200
2 -2.300 9.858 -6.142 2.600 2.300
3 -2.400 11.033 -6.967 2.800 2.400
4 -2.500 12.208 -7.792 3.000 2.500
5 -2.600 13.383 -8.617 3.200 2.600
6 -2.700 14.558 -9.442 3.400 2.700
7 -2.800 15.733 -10.267 3.600 2.800
8 -2.900 16.908 -11.092 3.800 2.900
9 -3.000 18.083 -11.917 4.000 3.000
23
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 7, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
MOMEN
No. MCA MD MED MEG MEF MEG+MEF x Mmaks
Stb. t.m' t.m' t.m' t.m' t.m' t.m' m t.m'
-1 -16.000 -2.667 -10.000 -6.000 -4.000 -10.000 6.333 4.056
0 -16.800 -1.717 -10.700 -6.300 -4.400 -10.700 6.257 6.690
1 -17.600 -0.767 -11.400 -6.600 -4.800 -11.400 6.202 9.329
2 -18.400 0.183 -12.100 -6.900 -5.200 -12.100 6.161 11.971
3 -19.200 1.133 -12.800 -7.200 -5.600 -12.800 6.130 14.615
4 -20.000 2.083 -13.500 -7.500 -6.000 -13.500 6.104 17.261
5 -20.800 3.033 -14.200 -7.800 -6.400 -14.200 6.083 19.908
6 -21.600 3.983 -14.900 -8.100 -6.800 -14.900 6.066 22.555
7 -22.400 4.933 -15.600 -8.400 -7.200 -15.600 6.051 25.203
8 -23.200 5.883 -16.300 -8.700 -7.600 -16.300 6.039 27.852
9 -24.000 6.833 -17.000 -9.000 -8.000 -17.000 6.028 30.501
GAYA NORMAL
No. NA-D NC-E NE-B
Stb. ton ton ton
-1 -6.333 -2.000 -5.667
0 -7.508 -2.100 -6.692
1 -8.683 -2.200 -7.717
2 -9.858 -2.300 -8.742
3 -11.033 -2.400 -9.767
4 -12.208 -2.500 -10.792
5 -13.383 -2.600 -11.817
6 -14.558 -2.700 -12.842
7 -15.733 -2.800 -13.867
8 -16.908 -2.900 -14.892
9 -18.083 -3.000 -15.917
24
STATIKA I
MODUL 8
BANGUNAN PORTAL DENGAN
RASUK GERBER
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Portal Kaki Tunggal dengan Rasuk Gerber Memikul Beban Terpusat.
2. Portal Kaki Tunggal dengan Rasuk Gerber, Garis Pengaruh.
3. Portal Kaki Tidak Simetris Dengan Dua Rasuk Gerber, Memikul Beban Terbagi Rata.
4. Portal Kaki Tidak Simetris Dengan Dua Rasuk Gerber, Garis Pengaruh.
WORKSHOP/PELATIHAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya dalam dari struktur portal kaki
tunggal dan kaki tidak simetris dengan rasuk gerber, memikul beban terpusat dan terbagi
rata, mengetahui cara menggambarkan garis pengaruh.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
P1 P2
a b c d e
(A) (F)
(D) (C) (S) (G)
f
L2
(E) P3
h
(B)
L1
P2
d e
(S) (F)
(G)
RSV RFV
L2
P1
a b c RSV
RAH
(D) (C) (S)
(A)
f
RAV
(E) P3
h
IDEALISASI STRUKTUR
g
(B)
RBV
L1
Gambar 1 : Portal kaki tunggal dengan rasuk gerber, memikul beban terpusat.
Penyelesaian :
Span (S) – (F).
a. Reaksi Perletakan.
MF = 0,
RSV . L2 - P2 . e = 0
RSV = P2 . e/L2 (ton).
1
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
MS = 0,
- RFV . L2 + P2 . d = 0
RFV = P2 . d/L2 (ton).
Kontrol :
V = 0,
RSV + RFV – P2 = 0
b. Gaya lintang.
DS-G = + RSF
DG-F = + RSV – P2 (ton).
DG-F = – RFV (ton).
c. M o m e n .
MS = 0
MG = + P2 . d . e/L2
MF = 0
d. Gaya Normal.
NS-F = 0 (ton).
MB = 0,
RAV . L1 + RAH . h – P1 . b + RSV . c - P3 . g = 0
RAV = + P1 . b/L1 + P3 . g/L1 – RAH . h/L1 – RSV . c/L1 (ton).
MA = 0,
- RBV . L1 + P1 . a + RSV . (c + L1) + P3 . f = 0
RBV = + P1 . a/L1 + P3 . f/L1 + RSV . (c + L1)/L1 (ton).
Kontrol :
V=0
RAV + RBV = P1 + RSV
b. Gaya Lintang.
DA-D = + RAH (ton).
DD-C = + RAV – P1 (ton).
DC-S = + RAV – P1 + RBV = + RSV (ton).
DC-E = + RAH (ton).
DE-B = + RAH – P3 = 0 (ton).
c. M o m e n .
MA = 0
MD = + RAV . a (t.m’).
MCD = RAV . a - P1 . b (t.m’).
MCS = - RSV . c (t.m’).
MCE = - P3 . f (t.m’)
2
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
MB = 0
d. Gaya Normal.
NA-C = – RAH ton (tekan).
NC-B = – RBV ton (tekan).
a b c d e
+ (C) + (G)
(A) (F)
(D) (S)
– –
+ f L2
(E)
h
(B)
(a) Gaya Lintang
L1
a b c d e
(B)
(b) M o m e n
L1
a b c d e
(B)
(c) Gaya Normal
L1
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
(D) (G)
(A) (F)
(C) (S)
d e
L2
h
(B)
a b
L1 c
+1 + e/L2
G.p. RS
d/L2
+1
G.p. RF
e/L2
+1 +
G.p. DG
– -1
- d/L2
d.e/L2
+
G.p. MG
Diminta : Gambarkanlah garis pengaruh gaya lintang, momen dan gaya normal untuk
potongan (D), (G) dan (F).
Penyelesaian :
Span (S) - (F).
a. Garis pengaruh RS.
P = 1 t berada di (S),
RS = + P = + 1 (ton)
P = 1 t berada di (G),
MF = 0
RS = + P . e/L2 = + 1 . e/L2 (ton)
P = 1 t berada di (F),
RS = 0 (ton)
b. Garis pengaruh RF
P = 1 t berada di (S),
RF = 0 (ton)
4
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
P = 1 t berada di (G),
MS = 0
RF = + P . d/L2 = + 1 . d/L2 (ton)
P = 1 t berada di (F),
RS = + P = + 1 (ton)
5
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
(D) (G)
(A) (F)
(C) (S)
f
d e
L2
h (E)
(B)
a b
L1 c
b/L1
+1
+
G.p. RA
- c/L1
–
(c + L1)/L1
+1 e/L2 . (c + L1)/L1
a/L1
+
G.p. RB
b/L1
+1
+
G.p. DD
– - c/L1
–
-1
- a/L1
a.b/L1
+
G.p. MD
–
- a . c/L1
G.p. NB-C
–
- a/L1 - e/L2 . (c + L1)/L1
-1
- (c + L1)/L1
Gambar 4 : Garis pengaruh span (A)-(B), section (D), gaya normal kolom (B)-(C).
6
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
P = 1 t berada di (S),
MA = 0,
- RB . L1 + P . (c + L1) = 0
RB = + P . (c + L1)/L1 = + 1 . (c + L1)/L1 (ton)
P = 1 t berada di (F),
RB = 0 (ton).
d. Garis pengaruh Momen pada titik (D). e. Garis pengaruh gaya normal
P = 1 t berada di (A), kolom (B)-(C).
RA = + P = + 1 (ton) P = 1 t berada di (A),
MD = (RA – P) . a = 0 (t.m’) RB = 0 (ton)
P = 1 t berada di (D), NB-C = - RB = 0 (ton)
MB = 0 P = 1 t berada di (C),
RA = + P . b/L1 = + 1 . b/L1 (t.m’) MB = 0
MD = RA . a = a . b/L1 (t.m’) RB = + P = +1 (ton)
P = 1 t berada di (C), NB-C = - RB = - 1 (ton).
RA = 0 (ton) P = 1 t berada di (S),
MD = 0 (t.m’) MA = 0,
P = 1 t berada di (S), - RB . L1 + P . (c + L1) = 0
MA = 0, RB = + P . (c + L1)/L1
+ RA . L1 + P . c = 0 = + 1 . (c + L1)/L1 (ton)
RA = - P . c/L1 = - 1 . c/L1 (ton) NB-C = - RB
MD = RA . a = - a .c/L1 (t.m’) = - 1 . (c + L1)/L1 (ton)
P = 1 t berada di (F), P = 1 t berada di (F),
RA = 0 (ton). RB = 0 (ton).
MD = 0 (t.m’). NB-C = - RB = 0 (ton)
7
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
a b c
q1 t/m’ q2 t/m’ q3 t/m’
H2
H1
(C)
(B)
L1 L2 L3
q1 t/m’ q3 t/m’
(S1) (S2 )
(E) (F)
X
H2 IDEALISASI STRUKTUR
H1
(C)
(B) RCV
RBV
a b c
L2
Penyelesaian :
Span (A) – (S1).
a. Reaksi Perletakan.
MS1 = 0,
RAV . L1 - ½ . q1.L12 = 0
RAV = ½ q1.L1 (ton).
RS1V = RAV = ½ q1.L1 (ton).
8
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Kontrol :
V = 0,
RAV + RS1V = q1 . L1
b. Gaya Lintang.
DAS1 = RAV = ½ q1.L1 (ton)
DS1A = RAV – q1.L1 = – RS1 = – ½ q1.L1 (ton).
c. Momen.
MA = 0 (t.m’).
Mmaks = 1/8 q1.L12 (t.m’).
MS1 = 0 (t.m’).
Kontrol :
V = 0,
RS2V + RDV = q3 . L3
b. Gaya Lintang.
DS2D = RS2V = ½ q3.L3 (ton)
DDS2 = RS2V – q3.L3 = – RDV = – ½ q3.L3 (ton).
c. Momen.
MS2 = 0 (t.m’).
Mmaks = 1/8 q3.L32 (t.m’).
MD = 0 (t.m’).
MB = 0,
– RCV . L2 – RS1V . (a – H1/tg ) + q2.(L2 + c).1/2.(L2 + c) –
q2.(a + b – L2).1/2. (a + b – L2) + RS2V . (L2 + c) = 0
RCV = – RS1V.(a – H1/tg )/L2 + ½.q2.(L2 + c)2/L2 – ½.q2.(a + b – L2)2/L2
+ RS2V.(L2 + c)/L2
Kontrol :
RBV RBV Sin
V = 0,
RBV + RCV = RS1V + q2 . (a + b + c) + RS2V
b. Gaya Lintang.
DB-E = + RBV Cos
RBV Cos
DS1E = – RS1V (ton).
9
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
c. M o m e n .
MB = 0
MEB = + RBV . a (t.m’).
MES1 = – RS1V . a – ½.q2 . a2 (t.m’).
MEF = – RS1V . a – ½.q2 . a2 + RBV . a (t.m’).
b b 2 4ac
x1, 2
2a
d. Gaya Normal.
NB-E = – RBV Sin (ton) (tekan).
NC-F = – RCV (ton) (tekan).
10
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
+
+ (S1 ) +
(F)
Bidang
Gaya Lintang
(C)
(B)
L1 L2 L3
+ + (F) +
Bidang +
Momen
(C)
(B)
L1 L2 L3
Bidang
Gaya Normal (F)
(C)
RBV Cos
(B)
L1 L2 L3
a b c
11
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
a b c
(C)
(B)
L1 L2 L3
+1 +1
+ +
G.P.RA G.P.RS2
+1 +1
+ +
G.P.RS1 G.P.RD
+1 +1
+ +
G.P.D G.P.D
– -1
– -1
+ +
G.P.M G.P.M
+ (a + b)/L2
+1
+
G.P.RB
- c/L2 –
+1 + (L2 + c)/L2
+
G.P.RC
– - (a – H1/tan )/L2
+1
(a – H1/tan )/L2
G.P.DX
- c/L2 –
-1
+
G.P.MX
– –
Gambar 7 : Garis pengaruh reaksi, gaya lintang dan momen balok A-S1, S2-D dan balok E-F .
12
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
a b c
(C)
RBV Cos
(B)
L1 L2 L3
c/L2 Sin
+
G.P.NB-E
–
- 1 . Sin
- (a + b)/L2 . Sin
(a + b)/L2 . Cos
1 . Cos c/L2 Sin
+
G.P.DB-E
(a – H1/tan )/L2
+
G.P.NC-F
–
Garis pengaruh Gaya Normal kolom C – F -1
- (L2 + c)/L2
Gambar 8 : Garis pengaruh gaya normal dan gaya lintang kolom B – E dan C – F.
13
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
WORKSHOP/PELATIHAN
q t/m’
(C)
(D) (S)
(A)
b
(E) P
h
(B)
L1 a L2
q t/m’
RSV RCV
q t/m’ RSV
RAH
X (D) (S)
(A)
b
RAV
(E) P
h IDEALISASI STRUKTUR
(B)
RBV
L1 a L2
14
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
c). Momen.
Mmaks = 1/8 q.L22 = 1/8 . (1 t/m’).(2,5 m)2 = 0,78125 t.m’.
MB = 0,
RAV . L1 – RAH . h – ½ . q . L12 + ½ . q . a2 + RSV . a + P . c = 0
RAV = RAH . h/L1 + ½ . q . (L12 – a2)/L1 – RSV . a/L1 – P . c/L1
= (2,0 t).(4,0 m)/(4,0 m) + ½.(1 t/m’).{(4 m)2 – (1 m)2}/(4 m) – (1,25 t).(1 m)/(4 m)
– (2 t).(2,40 m)/(4 m)
RAV = 2,0000 + 1,8750 – 0,3125 – 1,2000 = 2,3625 ton.
MA = 0,
– RBV . L1 + ½ . q . (L1 + a)2 + RSV . (L1 + a) – P . b = 0
RBV = ½ . q . (L1 + a)2/L1 + RSV . (L1 + a)/L1 – P . b/L1
= ½.(1 t/m’).{(4 m) + (1 m)}2/(4 m) + (1,25 t).{(4 m) + (1 m)}/(4 m)
– (2 t).(1,6 m)/(4 m)
RBV = 3,1250 + 1,5625 – 0,8000 = 3,8875 ton.
Kontrol :
RAV + RBV = q . (L1 + a) + RSV
0,3625 t + 3,8875 t = (1 t/m’) . (4 m + 1 m) + 1,250 t
6,250 t = 6,250 t (memenuhi)
b. Gaya Lintang.
DAD = + RAV = + 2,3625 (ton).
DDA = + RAV – q . L1 = 2,3625 – (1 t/m’).(4 m) = – 1,6375 (ton).
DDS = + RAV – q . L1 + RBV = 2,3625 – (1 t/m’).(4 m) + 3,8875 = + 2,250 (ton).
Atau,
DDS = + q . a + RSV = (1 t/m’).(1 m) + 1,25 = + 2,250 (ton)
DDE = – RAH = – 2 (ton).
DEB = – RAH + P = – 2 + 2 = 0 (ton).
c. M o m e n .
MA = 0
MDA = + RAV . L1 – ½ . q . L12 = (2,3625 t).(4 m) – ½.(1 t/m’).(4 m)2 = + 1,4500 (t.m’).
MDS = – ½ . q . a2 – RSV . a = – ½.(1 t/m’).(1 m)2 – (1,25 t).(1 m) = – 1,7500 (t.m’).
MDE = + P . b = + (2 t) . (1,6 m) = + 3,2000 (t.m’).
15
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Apabila pada bentang (A)-(D), momen MDA bertanda positip, maka tidak terdapat titik
peralihan momen dari positip ke negatip, titik dimana momen Mx = 0.
Apabila MDA bertanda negatip, maka
Mx = + RAV . x – ½.q . x2 = 0
RAV – ½.q . x = 0
x = 2 RAV/q
d. Gaya Normal.
NA-D = + RAH = + 2,000 (ton) (tarik).
NB-D = – RBV = – 3,8875 (ton) (tekan).
e. Bidang-bidang gaya lintang, momen dan gaya normal dipersilahkan digambar sendiri.
Kunci Jawaban
SPAN (S) – (C)
No. RSV RCV DSC DSC Mmaks
Stb. ton ton ton ton t.m'
-1 1.250 1.250 1.250 -1.250 0.78125
0 1.688 1.688 1.688 -1.688 1.13906
1 2.175 2.175 2.175 -2.175 1.57688
2 2.713 2.713 2.713 -2.713 2.10219
3 3.300 3.300 3.300 -3.300 2.72250
4 3.938 3.938 3.938 -3.938 3.44531
5 4.625 4.625 4.625 -4.625 4.27813
6 5.363 5.363 5.363 -5.363 5.22844
7 6.150 6.150 6.150 -6.150 6.30375
8 6.988 6.988 6.988 -6.988 7.51156
9 7.875 7.875 7.875 -7.875 8.85938
16
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 8, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Gaya Lintang
No. DAD DDA DDS kiri DDS kanan DDE DEB
Stb. ton ton ton ton ton ton
-1 2.3625 -1.6375 2.2500 2.2500 -2.000 0.0
0 2.9576 -2.5424 3.0625 3.0625 -2.150 0.0
1 3.6363 -3.5638 3.9750 3.9750 -2.300 0.0
2 4.3979 -4.7021 4.9875 4.9875 -2.450 0.0
3 5.2421 -5.9579 6.1000 6.1000 -2.600 0.0
4 6.1688 -7.3313 7.3125 7.3125 -2.750 0.0
5 7.1775 -8.8225 8.6250 8.6250 -2.900 0.0
6 8.2682 -10.4318 10.0375 10.0375 -3.050 0.0
7 9.4408 -12.1592 11.5500 11.5500 -3.200 0.0
8 10.6952 -14.0048 13.1625 13.1625 -3.350 0.0
9 12.0313 -15.9688 14.8750 14.8750 -3.500 0.0
Momen
No. MDA MDS MDE x = RAV/q Mmaks x = 2RAV/q
Stb. t.m' t.m' t.m' m t.m' m
-1 1.45000 -1.75000 3.20000 2.36250 2.79070 -
0 0.91350 -2.61250 3.52600 2.36609 3.49899 -
1 0.17400 -3.69000 3.86400 2.42417 4.40744 -
2 -0.79100 -5.00500 4.21400 2.51308 5.52611 5.026
3 -2.00400 -6.58000 4.57600 2.62107 6.87002 5.242
4 -3.48750 -8.43750 4.95000 2.74167 8.45633 5.483
5 -5.26400 -10.60000 5.33600 2.87100 10.30330 5.742
6 -7.35600 -13.09000 5.73400 3.00663 12.42977 6.013
7 -9.78600 -15.93000 6.14400 3.14694 14.85489 6.294
8 -12.57650 -19.14250 6.56600 3.29083 17.59804 6.582
9 -15.75000 -22.75000 7.00000 3.43750 20.67871 6.875
Gaya Normal
No. NA-D NB-D
Stb. ton ton
-1 2.0000 -3.8875
0 2.1500 -5.6049
1 2.3000 -7.5388
2 2.4500 -9.6896
3 2.6000 -12.0579
4 2.7500 -14.6438
5 2.9000 -17.4475
6 3.0500 -20.4693
7 3.2000 -23.7092
8 3.3500 -27.1673
9 3.5000 -30.8438
17
STATIKA I
MODUL 9
Sesi 1
PELENGKUNG TIGA SENDI
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Konsep Dasar.
2. Langkah-langkah Penyelesaian.
3. PORTAL SIMETRIS.
a. Memikul Muatan Terpusat Vertikal Tunggal
b. Memikul Muatan Terpusat Vertikal dan Horisontal.
WORKSHOP/PELATIHAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya dalam dari struktur portal kaki
tunggal dan kaki tidak simetris dengan rasuk gerber, memikul beban terpusat dan terbagi
rata, mengetahui cara menggambarkan garis pengaruh.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Apabila pada suatu konstruksi balok diatas dua perletakan diberikan beban terpusat
seperti diatas, ataupun beban terbagi rata penuh, maka bidang momen yang terjadi akan
berbentuk parabola.
Beban terpusat
P P P P P P P P P
(C)
RAV RBV
y
x
L
Untuk mengurangi momen yang terjadi dibuat konstruksi pelengkung, dimana kedua
perletakannya digunakan sendi. Pada kedua perletakan ini akan muncul reaksi perletakan RAH,
RAV, RBH dan RBV. Reaksi perletakan ini berusaha menghalang-halangi beralihnya ujung
pelengkung baik mendatar maupun vertikal. Momen yang terjadi menjadi kecil, sebagai
berikut :
MC = RAV . x - RAH . y
Akibat bentuk konstruksi seperti ini (sendi-sendi) maka struktur menjadi statis tidak
tertentu. Untuk mengembalikan struktur ini menjadi struktur statis tertentu maka diantara
perletakan sendi A dan B dibuat satu sendi lagi (sendi S), lihat gambar 2 berikut. Sehingga
terdapat satu syarat lagi dimana momen pada sendi S tersebut harus nol, dengan demikian,
MA = 0 MB = 0 MS = 0 V=0 H=0
1
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
(C) (S)
RAV RBV
y
x
L
2. LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN.
Langkah-langkah penyelesaian pada struktur pelengkung tiga sendi dapat dilakukan
sebagai berikut,
a. Langkah pertama, sendi S dihapus dan salah satu perletakan sendi (sendi A atau B)
digantikan dengan rol.
b. Kemudian dihitung reaksi perletakan A dan B, baik vertikal maupun horisontal.
o
c. Dengan reaksi ini, dihitung momen yang terjadi pada S, dinamakan MS .
d. Sendi S dipulihkan, momen pada sendi S dihitung dengan melibatkan reaksi horisontal
dari perletakan. Momen pada sendi S ini sama dengan nol.
3. PORTAL SIMETRIS.
a). Memikul Muatan Terpusat Tunggal.
P
a b
(C) (D)
(S) (E)
(A) (B)
1/2L 1/2L
L
Penyelesaian :
a. Reaksi Perletakan.
Sendi S dihapus, dan perletakan B digantikan dengan rol.
2
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
P
a b
(C) (D)
(S) (E)
(A) (B)
MB = 0,
RAV . L – P . b = 0
RAV = + P . b/L (ton, keatas).
MA = 0,
– RBV . L + P . a = 0
RBV = P . a/L (ton, keatas).
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P = 0
Momen,
MSo = RAV . ½ L = + P . b/L . ½ L
= P . ½ b (t.m’)
Setelah sendi S dipulihkan dan tumpuan B dikembalikan menjadi sendi, maka timbullah gaya
pelengkung, momen pada S dihitung dari kiri,
MS = 0
MSo – H . h = 0 (anggap gaya H ke kanan/ ke dalam)
H = MSo / h = + (P . ½ b)/h = + ½ P . b/h
H = adalah gaya pelengkung, apabila bekerja kedalam bertanda positip.
RAH = H = + ½ P . b/h
H =0
RAH + RBH = 0
RBH = – RAH = H = + ½ P . b/h (ke kiri/ke dalam)
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
P
a b
(C) (D)
(S) (E)
RAH = H RBH = H
(A) (B)
MA = 0,
– RBV . L + P . a = 0
RBV = P . a/L (ton, keatas).
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P = 0
b. Gaya lintang.
DA-C = – H = – RAH = – ½ P . b/h (ton).
DC-E = + RAV = P . b/L (ton).
DE-D = + RAV – P = – RBV = – P . a/L (ton).
DD-B = + RAH = + ½ P . b/h = + RBH (ton).
c. M o m e n .
MA =0
MC = – RAH . h = – (½ P . b/h) . h = – ½ P . b
MS = RAV . ½ L – RAH . h = P . b/L . ½ L – ½ P . b = 0 (memenuhi)
ME = RAV . a – RAH . h = P.a.b/L – ½ P . b
4
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
MD = RAV . L – RAH . h – P . b
= (P.b/L) . L – ½ P . b – P . b
MD =– ½P.b
MB =0
d. Gaya Normal.
NA-C = – RAV (ton).
NC-D = – RAH (ton).
NB-D = – RBV (ton).
RAV
h – + h – –
Bidang Gaya Lintang Bidang Gaya Normal
RAV P RBV
MC (S) + MD RAH RAH RAH RBH
(C) (D)
(E) MD
RAV RBV
MC
– –
Bidang Momen
Gambar 6 : Gambar bidang gaya lintang, gaya normal, momen dan freebody.
5
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
P1
a b
(C) (D)
(E) (S)
c
(F) P2
h
(A) (B)
1/2L 1/2L
L
Penyelesaian :
P1
a b
(C) (D)
(E) (S)
c
(F) P2
h
RAHo
(A) (B)
RAV RBV
1/2L 1/2L
L
MB = 0,
RAV . L – P1 . b + P2 . d = 0
RAV = P1 . b/L – P2 . d/L
6
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
MA = 0,
– RBV . L + P1 . a + P2 . d = 0
RBV = P1 . a/L + P2 . d/L
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 = 0
Sendi S dikembalikan, dan tumpuan rol dipulihkan lagi menjadi sendi, diperoleh gaya
pelengkung,
MS = MSo – H . h = 0
H = MSo/h (positip, arah kerja gaya H kedalam).
Reaksi mendatar,
RAH = RAHo + H (positip, ke dalam atau ke kanan).
RBH = H (positip, ke dalam atau ke kiri).
Kontrol :
H = 0,
RAH + RBH – P2 = 0
Catatan :
Soal ini dapat diselesaikan secara langsung tanpa harus menghapuskan sendi S dan
mengganti sendi B dengan rol, yaitu dengan persamaan-persamaan MA = 0, MB = 0, MS
= 0, H = 0 dan V = 0.
P1
a b
(C) (D)
(E) (S)
c
(F) P2
h
RAH RBH
(A) (B)
RAV RBV
1/2L 1/2L
L
Tentukan lebih awal perkiraan arah reaksi perletakan baik vertikal maupun horisontal, seperti
terlihat pada gambar 9 diatas.
7
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
MA = 0,
– RBV . L + P1 . a + P2 . d = 0
RBV = P1 . a/L + P2 . d/L
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 = 0
MS = 0 (dari kiri)
RAV . ½ L – RAH . h – P1 . (½ L – a) = 0
RAH = RAV . ½ L/h – P1 . (½ L – a)/h
(bila positip, arahnya ke dalam atau ke kanan)
MS = 0,
– RBV . ½ L + RBH . h – P2 . c = 0
RBH = RBV . ½ L/h + P2 . c/h
(bila positip, arahnya ke dalam atau ke kiri)
Kontrol :
H = 0,
RAH + RBH + P2 = 0
b. Gaya lintang.
DA-C = – RAH.
DC-E = + RAV.
DE-D = + RAV – P1.
DE-D = – RBV
DD-F = + RAH.
DF-B = + RAH + P2.
DF-B = + RBH
c. M o m e n .
MA =0
MC = – RAH . h.
ME = RAV . a – RAH . h.
MS = RAV . ½ L – RAH . h – P1 . (½ L – a)
MS = 0 (memenuhi).
MD = RAV . L – RAH . h – P1 . b
Atau,
MD = – RBH . h + P2 . c.
MF = – RBH . d.
MB =0
d. Gaya Normal.
NA-C = – RAV (tekan, kalau reaksi RAV keatas).
NC-D = – RAH (tekan).
NB-D = – RBV (tekan).
8
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
RAV
h – h – –
Bidang Gaya Lintang + Bidang Gaya Normal
P1
RAV RBV
MF
MC + MD RAH RAH RAH RBH
(C) (D)
(E) (S)
MC MD
RAV RBV
(F) P2
– MF
Bidang Momen
–
Gambar 10 : Gambar bidang gaya lintang, gaya normal, momen dan freebody.
9
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
WORKSHOP/PELATIHAN
P1
a b
(C) (D)
(E) (S)
c
(F) P2
h
(A) (B)
1/2L 1/2L
L
Data-data.
No. L h a b c d P1 P2
Stb. m m m m m m ton ton
-1 10.00 5.00 4.00 6.00 2.00 3.00 5.000 2.000
0 7.00 4.00 2.50 4.50 1.00 3.00 3.000 1.000
1 7.50 4.20 2.70 4.80 1.25 2.95 3.250 1.200
2 8.00 4.40 2.90 5.10 1.50 2.90 3.500 1.400
3 8.50 4.60 3.10 5.40 1.75 2.85 3.750 1.600
4 9.00 4.80 3.30 5.70 2.00 2.80 4.000 1.800
5 9.50 5.00 3.50 6.00 2.25 2.75 4.250 2.000
6 10.00 5.20 3.70 6.30 2.50 2.70 4.500 2.200
7 10.50 5.40 3.90 6.60 2.75 2.65 4.750 2.400
8 11.00 5.60 4.10 6.90 3.00 2.60 5.000 2.600
9 11.50 5.80 4.30 7.20 3.25 2.55 5.250 2.800
Diketahui : a = 4 m, b = 6 m, c = 2 m, d = 3 m, L = 10 m, h = 5 m,
P1 = 5 ton, P2 = 2 ton.
Diminta : Hitung dan gambarkan bidang M, D dan N pada seluruh bentang.
Penyelesaian : Sendi B diganti dengan rol, dan sendi S dihapuskan sementara.
a. Reaksi Perletakan.
MB = 0,
RAV . L – P1 . b + P2 . d = 0
RAV = P1 . b/L – P2 . d/L
= 5 . 6/10 – 2 . 3/10 = 3 – 0,6
RAV = + 2,4 ton (keatas).
MA = 0,
– RBV . L + P1 . a + P2 . d = 0
RBV = P1 . a/L + P2 . d/L
10
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Kontrol :
V = 0,
RAV + RBV – P1 = 0
2,4 + 2,6 – 5 = 0 (memenuhi).
MS = 0 (dari kiri)
RAV . ½ L – RAH . h – P1 . (½ L – a) = 0
RAH = RAV . ½ L/h – P1 . (½ L – a)/h
= 2,4 . ½ . 10/5 – 5 . (½ . 10 – 4)/5 = 2,4 – 1
RAH = + 1,4 ton (kekanan).
MS = 0 (dari kanan)
– RBV . ½ L + RBH . h – P2 . c = 0
RBH = RBV . ½ L/h + P2 . c/h
= 2,6 . ½ . 10/5 + 2 . 2/5 = 2,6 + 0,8
RBH = + 3,4 ton (kekiri).
Kontrol :
H = 0,
RAH + RBH + P2 = 0
1,4 – 3,4 + 2 = 0 (memenuhi).
b. Gaya lintang.
DA-C = – RAH = – 1,4 ton.
DC-E = + RAV = + 2,4 ton.
DE-D = + RAV – P1 = 2,4 – 5 = – 2,6 ton.
DE-D = – RBV
DD-F = + RAH = + 1,4 ton.
DF-B = + RAH + P2 = 1,4 + 2 = + 3,4 ton.
DF-B = + RBH
c. M o m e n .
MA =0
MC = – RAH . h = – 1,4 . 5 = – 7 t.m’.
ME = RAV . a – RAH . h = 2,4 . 4 – 1,4 . 5 = + 2,6 t.m’.
MS = RAV . ½ L – RAH . h – P1 . (½ L – a)
= 2,4 . 5 – 1,4 . 5 – 5 . (½ . 10 – 4) = 12 – 7 – 5
MS = 0 (memenuhi).
MD = RAV . L – RAH . h – P1 . b = 2,4 . 10 – 1,4 . 5 – 5 . 6 = 24 – 7 – 30
= – 13 t.m’.
Atau,
MD = – RBH . h + P2 . c = – 3,4 . 5 + 2 . 2 = – 17 + 4 = – 13 t.m’.
MF = – RBH . d = – 3,4 . 3 = – 10,2 t.m’.
MB =0
d. Gaya Normal.
NA-C = – RAV = – 2,4 ton (tekan, kalau reaksi RAV keatas).
NC-D = – RAH = – 1,4 ton (tekan).
NB-D = – RBV = – 2,6 ton (tekan).
11
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 9 – Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
KUNCI JAWABAN
REAKSI PERLETAKAN
No. RAV RBV RAV+RBV RAH RBH RAH - RBH + P2
Stb. ton ton ton ton ton ton
-1 2.400 2.600 5.000 1.400 3.400 0.000
0 1.500 1.500 3.000 0.563 1.563 0.000
1 1.608 1.642 3.250 0.623 1.823 0.000
2 1.724 1.776 3.500 0.692 2.092 0.000
3 1.846 1.904 3.750 0.768 2.368 0.000
4 1.973 2.027 4.000 0.850 2.650 0.000
5 2.105 2.145 4.250 0.937 2.938 -0.001
6 2.241 2.259 4.500 1.030 3.230 0.000
7 2.380 2.370 4.750 1.126 3.526 0.000
8 2.522 2.478 5.000 1.227 3.827 0.000
9 2.666 2.584 5.250 1.331 4.131 0.000
MOMEN
No. MC ME MS MD MF
Stb. t.m' t.m' t.m' t.m' t.m'
-1 -7.0000 2.6000 0.00 -13.0000 -10.2000
0 -2.2520 1.4980 0.00 -5.2520 -4.6890
1 -2.6166 1.7250 0.00 -6.1566 -5.3779
2 -3.0448 1.9548 0.00 -7.1028 -6.0668
3 -3.5328 2.1898 0.00 -8.0918 -6.7488
4 -4.0800 2.4309 0.00 -9.1230 -7.4200
5 -4.6850 2.6825 0.00 -10.1875 -8.0795
6 -5.3560 2.9357 0.00 -11.2960 -8.7210
7 -6.0804 3.2016 0.00 -12.4404 -9.3439
8 -6.8712 3.4690 0.00 -13.6292 -9.9502
9 -7.7198 3.7440 0.00 -14.8608 -10.5341
12
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
QUIS UJIAN AKHIR SEMESTER
Semester Genap (B) T.A. 2011/2012
Hitunglah besar reaksi perletakan dari soal-soal dibawah ini, dengan syarat :
- Gambar reaksi dan arah reaksi pada lembar soal ini.
- Buat persamaan reaksi pada selembar kertas jawaban.
- Hitung besar reaksi, kontrol keseimbangan dan nyatakan arah reaksi perletakan.
- Tutup buku.
- Boleh diskusi.
1 P1 P2 P1 P2
2
(A) (B) (A) (B)
a1 a1
a2 a2
L L
P1 P2
3
(A) (C)
(B)
a1
L c
P1 P2
4
(S)
(A) (C)
(B)
a1 a2
L1 c L2
5 P1
(C) (D)
P2
h1 h2
(A)
(B)
a b
L
P1
6
(D) (E)
c
P2
(C) h2
d
h1
(A) (B)
a b
L
7 P
(S)
(A) (B)
a b
1/2L 1/2L
L
8 P1
(S) (D)
(C)
P2
h
(A) (B)
a b
1/2L 1/2L
L
DATA-DATA
NO. 1
No. Stb. L a1 a2 P1 P2
m m m ton ton
0 2.0 0.80 1.40 1.000 1.500
1 2.2 0.88 1.54 1.200 1.750
2 2.4 0.96 1.68 1.400 2.000
3 2.6 1.04 1.82 1.600 2.250
4 2.8 1.12 1.96 1.800 2.500
5 3.0 1.20 2.10 2.000 2.750
6 3.2 1.28 2.24 2.200 3.000
7 3.4 1.36 2.38 2.400 3.250
8 3.6 1.44 2.52 2.600 3.500
9 3.8 1.52 2.66 2.800 3.750
NO. 2
No. Stb. L a1 a2 P1 P2
m m m ton ton
0 2.0 0.80 1.40 1.000 1.500
1 2.2 0.88 1.54 1.200 1.750
2 2.4 0.96 1.68 1.400 2.000
3 2.6 1.04 1.82 1.600 2.250
4 2.8 1.12 1.96 1.800 2.500
5 3.0 1.20 2.10 2.000 2.750
6 3.2 1.28 2.24 2.200 3.000
7 3.4 1.36 2.38 2.400 3.250
8 3.6 1.44 2.52 2.600 3.500
9 3.8 1.52 2.66 2.800 3.750
NO. 3
No. Stb. L c a1 P1 P2
m m m ton ton
0 2.0 0.80 1.40 1.000 1.500
1 2.2 0.88 1.54 1.200 1.750
2 2.4 0.96 1.68 1.400 2.000
3 2.6 1.04 1.82 1.600 2.250
4 2.8 1.12 1.96 1.800 2.500
5 3.0 1.20 2.10 2.000 2.750
6 3.2 1.28 2.24 2.200 3.000
7 3.4 1.36 2.38 2.400 3.250
8 3.6 1.44 2.52 2.600 3.500
9 3.8 1.52 2.66 2.800 3.750
NO. 4
No. Stb. L1 L2 c a1 a2 P1 P2
m m m m m ton ton
0 2.00 1.50 0.80 0.80 0.60 1.000 1.500
1 2.30 1.70 0.92 0.92 0.68 1.200 1.750
2 2.60 1.90 1.04 1.04 0.76 1.400 2.000
3 2.90 2.10 1.16 1.16 0.84 1.600 2.250
4 3.20 2.30 1.28 1.28 0.92 1.800 2.500
5 3.50 2.50 1.40 1.40 1.00 2.000 2.750
6 3.80 2.70 1.52 1.52 1.08 2.200 3.000
7 4.10 2.90 1.64 1.64 1.16 2.400 3.250
8 4.40 3.10 1.76 1.76 1.24 2.600 3.500
9 4.70 3.30 1.88 1.88 1.32 2.800 3.750
NO. 5
No. Stb. L1 h1 h2 a b c d P1 P2
m m m m m m m ton ton
0 3.00 2.50 3.50 1.20 1.80 1.400 2.100 1.000 1.500
1 3.30 2.70 3.70 1.32 1.98 1.480 2.220 1.200 1.750
2 3.60 2.90 3.90 1.44 2.16 1.560 2.340 1.400 2.000
3 3.90 3.10 4.10 1.56 2.34 1.640 2.460 1.600 2.250
4 4.20 3.30 4.30 1.68 2.52 1.720 2.580 1.800 2.500
5 4.50 3.50 4.50 1.80 2.70 1.800 2.700 2.000 2.750
6 4.80 3.70 4.70 1.92 2.88 1.880 2.820 2.200 3.000
7 5.10 3.90 4.90 2.04 3.06 1.960 2.940 2.400 3.250
8 5.40 4.10 5.10 2.16 3.24 2.040 3.060 2.600 3.500
9 5.70 4.30 5.30 2.28 3.42 2.120 3.180 2.800 3.750
NO. 6
No. Stb. L h1 h2 a b c d P1 P2
m m m m m m m ton ton
0 3.00 2.50 3.50 1.20 1.80 1.400 2.100 1.000 1.500
1 3.30 2.70 3.70 1.32 1.98 1.480 2.220 1.200 1.750
2 3.60 2.90 3.90 1.44 2.16 1.560 2.340 1.400 2.000
3 3.90 3.10 4.10 1.56 2.34 1.640 2.460 1.600 2.250
4 4.20 3.30 4.30 1.68 2.52 1.720 2.580 1.800 2.500
5 4.50 3.50 4.50 1.80 2.70 1.800 2.700 2.000 2.750
6 4.80 3.70 4.70 1.92 2.88 1.880 2.820 2.200 3.000
7 5.10 3.90 4.90 2.04 3.06 1.960 2.940 2.400 3.250
8 5.40 4.10 5.10 2.16 3.24 2.040 3.060 2.600 3.500
9 5.70 4.30 5.30 2.28 3.42 2.120 3.180 2.800 3.750
NO. 7
No. Stb. L h a b P
m m m m ton
0 3.00 2.50 1.20 1.80 1.000
1 3.30 2.70 1.32 1.98 1.200
2 3.60 2.90 1.44 2.16 1.400
3 3.90 3.10 1.56 2.34 1.600
4 4.20 3.30 1.68 2.52 1.800
5 4.50 3.50 1.80 2.70 2.000
6 4.80 3.70 1.92 2.88 2.200
7 5.10 3.90 2.04 3.06 2.400
8 5.40 4.10 2.16 3.24 2.600
9 5.70 4.30 2.28 3.42 2.800
NO. 8
No. Stb. L h a b c d P1 P2
m m m m m m ton ton
0 3.00 2.50 1.20 1.80 1.000 1.500 1.000 1.500
1 3.30 2.70 1.32 1.98 1.080 1.620 1.200 1.750
2 3.60 2.90 1.44 2.16 1.160 1.740 1.400 2.000
3 3.90 3.10 1.56 2.34 1.240 1.860 1.600 2.250
4 4.20 3.30 1.68 2.52 1.320 1.980 1.800 2.500
5 4.50 3.50 1.80 2.70 1.400 2.100 2.000 2.750
6 4.80 3.70 1.92 2.88 1.480 2.220 2.200 3.000
7 5.10 3.90 2.04 3.06 1.560 2.340 2.400 3.250
8 5.40 4.10 2.16 3.24 1.640 2.460 2.600 3.500
9 5.70 4.30 2.28 3.42 1.720 2.580 2.800 3.750
Dosen Pengasuh,
Hitunglah besar reaksi perletakan dari soal-soal dibawah ini, dengan syarat :
- Gambar reaksi dan arah reaksi pada lembar soal ini.
- Buat persamaan reaksi pada selembar kertas jawaban.
- Hitung besar reaksi, kontrol keseimbangan dan nyatakan arah reaksi perletakan.
- Tutup buku.
- Boleh diskusi.
1 q q
2
(A) (B) (A) (B)
a1
a2 a b c
L L
q
3
(A) (C)
(B)
a b
L c
4 q1 q2
(A) (C)
(B) (S)
a1 b1 a2 b2
L1 c L2
q1
5 (C) (D)
q2 c
h1 h2
d
(A)
(B)
a b
L
q1
6 (D) (E)
q2 c
(C) h2
h1 d
(A) (B)
a b
L
7
q
(S)
(A) (B)
a b
1/2L 1/2L
L
8
q1
(C) (S) (D)
q2 c
(A) (B)
a b
1/2L 1/2L
L
DATA-DATA
NO. 1
No. Stb. L a1 a2 q
m m m ton/m'.
0 2.0 0.80 1.40 1.000
1 2.2 0.88 1.54 1.200
2 2.4 0.96 1.68 1.400
3 2.6 1.04 1.82 1.600
4 2.8 1.12 1.96 1.800
5 3.0 1.20 2.10 2.000
6 3.2 1.28 2.24 2.200
7 3.4 1.36 2.38 2.400
8 3.6 1.44 2.52 2.600
9 3.8 1.52 2.66 2.800
NO. 2
No. Stb. L a b c q
m m m m ton/m'.
0 2.0 0.70 0.80 0.50 1.000
1 2.2 0.77 0.88 0.55 1.200
2 2.4 0.84 0.96 0.60 1.400
3 2.6 0.91 1.04 0.65 1.600
4 2.8 0.98 1.12 0.70 1.800
5 3.0 1.05 1.20 0.75 2.000
6 3.2 1.12 1.28 0.80 2.200
7 3.4 1.19 1.36 0.85 2.400
8 3.6 1.26 1.44 0.90 2.600
9 3.8 1.33 1.52 0.95 2.800
NO. 3
No. Stb. L a b c q
m m m m ton/m
0 2.0 1.40 0.600 0.80 1.500
1 2.2 1.54 0.660 0.88 1.750
2 2.4 1.68 0.720 0.96 2.000
3 2.6 1.82 0.780 1.04 2.250
4 2.8 1.96 0.840 1.12 2.500
5 3.0 2.10 0.900 1.20 2.750
6 3.2 2.24 0.960 1.28 3.000
7 3.4 2.38 1.020 1.36 3.250
8 3.6 2.52 1.080 1.44 3.500
9 3.8 2.66 1.140 1.52 3.750
NO. 4
No. Stb. L1 L2 c a1 b1 a2 b2 q1 q2
m m m m m m m ton/m ton/m
0 2.00 1.50 0.80 0.80 1.20 0.675 0.825 1.500 1.000
1 2.30 1.70 0.92 0.92 1.38 0.765 0.935 1.750 1.200
2 2.60 1.90 1.04 1.04 1.56 0.855 1.045 2.000 1.400
3 2.90 2.10 1.16 1.16 1.74 0.945 1.155 2.250 1.600
4 3.20 2.30 1.28 1.28 1.92 1.035 1.265 2.500 1.800
5 3.50 2.50 1.40 1.40 2.10 1.125 1.375 2.750 2.000
6 3.80 2.70 1.52 1.52 2.28 1.215 1.485 3.000 2.200
7 4.10 2.90 1.64 1.64 2.46 1.305 1.595 3.250 2.400
8 4.40 3.10 1.76 1.76 2.64 1.395 1.705 3.500 2.600
9 4.70 3.30 1.88 1.88 2.82 1.485 1.815 3.750 2.800
NO. 5
No. Stb. L1 h1 h2 a b c d q1 q2
m m m m m m m ton/m' ton/m'
0 3.00 2.50 3.50 1.80 1.20 2.100 1.400 1.500 1.000
1 3.30 2.70 3.70 1.98 1.32 2.220 1.480 1.750 1.200
2 3.60 2.90 3.90 2.16 1.44 2.340 1.560 2.000 1.400
3 3.90 3.10 4.10 2.34 1.56 2.460 1.640 2.250 1.600
4 4.20 3.30 4.30 2.52 1.68 2.580 1.720 2.500 1.800
5 4.50 3.50 4.50 2.70 1.80 2.700 1.800 2.750 2.000
6 4.80 3.70 4.70 2.88 1.92 2.820 1.880 3.000 2.200
7 5.10 3.90 4.90 3.06 2.04 2.940 1.960 3.250 2.400
8 5.40 4.10 5.10 3.24 2.16 3.060 2.040 3.500 2.600
9 5.70 4.30 5.30 3.42 2.28 3.180 2.120 3.750 2.800
NO. 6
No. Stb. L h1 h2 a b c d q1 q2
m m m m m m m ton/m' ton/m'
0 3.00 2.50 3.50 1.20 1.80 1.400 2.100 1.500 1.000
1 3.30 2.70 3.70 1.32 1.98 1.480 2.220 1.750 1.200
2 3.60 2.90 3.90 1.44 2.16 1.560 2.340 2.000 1.400
3 3.90 3.10 4.10 1.56 2.34 1.640 2.460 2.250 1.600
4 4.20 3.30 4.30 1.68 2.52 1.720 2.580 2.500 1.800
5 4.50 3.50 4.50 1.80 2.70 1.800 2.700 2.750 2.000
6 4.80 3.70 4.70 1.92 2.88 1.880 2.820 3.000 2.200
7 5.10 3.90 4.90 2.04 3.06 1.960 2.940 3.250 2.400
8 5.40 4.10 5.10 2.16 3.24 2.040 3.060 3.500 2.600
9 5.70 4.30 5.30 2.28 3.42 2.120 3.180 3.750 2.800
NO. 7
No. Stb. L h a b q
m m m m ton/m'
0 3.00 2.50 1.20 1.80 1.000
1 3.30 2.70 1.32 1.98 1.200
2 3.60 2.90 1.44 2.16 1.400
3 3.90 3.10 1.56 2.34 1.600
4 4.20 3.30 1.68 2.52 1.800
5 4.50 3.50 1.80 2.70 2.000
6 4.80 3.70 1.92 2.88 2.200
7 5.10 3.90 2.04 3.06 2.400
8 5.40 4.10 2.16 3.24 2.600
9 5.70 4.30 2.28 3.42 2.800
NO. 8
No. Stb. L h a b c d q1 q2
m m m m m m ton/m' ton/m'
0 3.00 2.50 1.20 1.80 1.000 1.500 1.000 1.500
1 3.30 2.70 1.32 1.98 1.080 1.620 1.200 1.750
2 3.60 2.90 1.44 2.16 1.160 1.740 1.400 2.000
3 3.90 3.10 1.56 2.34 1.240 1.860 1.600 2.250
4 4.20 3.30 1.68 2.52 1.320 1.980 1.800 2.500
5 4.50 3.50 1.80 2.70 1.400 2.100 2.000 2.750
6 4.80 3.70 1.92 2.88 1.480 2.220 2.200 3.000
7 5.10 3.90 2.04 3.06 1.560 2.340 2.400 3.250
8 5.40 4.10 2.16 3.24 1.640 2.460 2.600 3.500
9 5.70 4.30 2.28 3.42 1.720 2.580 2.800 3.750
Dosen Pengasuh,