Anda di halaman 1dari 20

A.

PENGERTIAN DASAR STATIKA

Dalam mekanika teknik, gaya dapat diartikan sebagai muatan yang bekerja pada suatu
konstruksi atau besaran yang mempunyai besar dan arah. Gaya mempunyai sifat antara lain
mempunyai besaran (kg, ton dsb), mempunyai arah dan mempunyai titik tangkap.
Untuk menggambarkan suatu gaya digambarkan dalam bentuk vector yaitu berupa
potongan garis lurus dengan ujung tanda panah. Panjang garis vector melambangkan besarnya
gaya, biasanya dalam skala panjang; cm, mm. Misal 1 cm mewakili gaya 1 ton. Arah tanda
panah menunjukkan arah gaya yang bersangkutan.

Skala = 1cm = 1ton


Gaya P1 : berupa vector AB dengan titik tangkap gaya di titik A dan arah gaya P1 dari A
ke B.
Besar gaya P1 = 3 cm = 3 ton
Gaya P2 : berupa vector CD dengan titik tangkap gaya di titik C dan arah gaya dari C
ke D.
P2 = 2,5 cm = 2,5 ton
Gaya P3 : berupa vector EF dengan titik tangkap gaya di titik E dan arah gaya dari E
ke F.
P2 = 3,5 cm = 3,5 ton

Semua gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang datar disebut KOPLANAR. Semua
gaya yang garis kerjanya berpotongan pada satu titik disebut gaya KONKUREN
(bertitik pegang tunggal).

1
Menyusun dan Menguraikan Gaya Pada Bidang Datar.

Dua buah gaya atau beberapa gaya dapat dijumlahkan/atau diganti dengan satu buah gaya yang
disebut Resultan. Cara penjumlahan gaya ada dua macam, yaitu secara analitis dan secara grafis.

1. METODE ANALITIS.
Sejumlah gaya dapat digantikan oleh satu gaya yang disebut RESULTAN GAYA.

a. Gaya Konkuren.
Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y,

K1x = K1 cos  K2x = K2 cos 


K1y = K1 sin  K2y = K2 sin 

Perjanjian tanda,
- arah gaya kekanan dan keatas bertanda positip (+),
- arah gaya kekiri dan kebawah bertanda negatip (-).

Besar resultan gaya,


- pada sumbu X,
Rx =  Kx = K1x - K2x = K1 cos  - K2 cos 

- pada sumbu Y,
Ry =  Ky = K1y + K2y = K1 sin  + K2 sin 

2
Maka resultan gaya,
R  Rx 2  Ry 2 Y
Resultan ini bekerja melalui titik O.
Ry R R
Ry
Arah resultan gaya,
Ry
tan γ 
Rx
 
X
Rx Rx
Rx (+) Rx (-)

b. Gaya Tidak Konkuren.


Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y,

K2 K1
K2y K1y
1
y1
K1x
2
y2
K2x R
Ry

ys Rx

0 x2 xs x1

Komponen gaya pada sumbu X dan Y,


K1x = K1 cos 1 K1y = K1 sin 1
K2x = K2 cos 2 K2y = K2 sin 2

Rx =  Kx = K1x + K2x = K1 cos 1 + K2 cos 2


Ry =  Ky = K1y + K2y = K1 sin 1 + K2 sin 2

Resultan,
R  Rx 2  Ry 2

Letak titik tangkap gaya resultan.


Untuk mencari letak titik tangkap resultan R adalah dengan menghitung momen Mx
dan My terhadap titik O (pusat sumbu X-Y), dimana momen sama dengan gaya dikali lengan
gaya seperti berikut,
Mx = K1x . y1 + K2x . y2 =  Kx . y
.......................(1)
My = K1y . x1 + K2y . x2 =  Ky . x

Titik tangkap resultan R dinamakan titik (s) dengan koordinat (xs,ys), maka momen
akibat resultan gaya,

Mx = Rx . ys ; My = Ry . xs
Mx My .......................(2)
ys  ; xs 
Rx Ry

Substitusikan (1) kedalam (2),


Ky . x Kx . y
xs  Ry ys 
; Rx

Arah resultan,
Ry
tan γ 
Rx

Contoh soal :
1).
Y

5,740 K2
o
K1 300 20
o

K3
o
140

X
0 1,419

Diketahui : Gaya-gaya seperti tergambar, K1 = 6 ton, K2 = 8 ton, K3 = 3 ton dengan


o
koordinat titik tangkap gaya-gaya (2,2), (4,4) dan (5,3). Arah masing-masing gaya 1 = 140 ,
o o
2 = 20 dan 3 = 300 .
Ditanya : Besar resultan gaya, letak titik tangkap resultan dan arahnya.

Penyelesaian :
- Resultan pada sumbu X,
Rx =  Kx = K1 cos 1 + K2 cos 2 + K3 cos 3
o o o
= (6).cos 140 + (8).cos 20 + (3).cos 300
= - 4,596 + 7,518 + 1,500
Rx = + 4,422 ton (kekanan).

- Resultan pada sumbu Y,


Ry =  Ky = K1 sin 1 + K2 sin 2 + K2 sin 2
o o o
= (6).sin 140 + (8).sin 20 + (3).sin 300
= 3,857 + 2,736 – 2,598
Ry = + 3,995 ton (keatas)

- Resultan total,
2
R Rx  Ry 2  (4,422) 2  (3,995) 2 = 5,959 ton

- Arah resultan,
Ry 3,995
tan γ   = 0,90344
Rx 4,422
o
 = arc tan (0,90344) = 42 05’ 45”

- Letak titik tangkap gaya resultan pada sumbu X dan Y.


Momen terhadap sumbu X,
Mx = K1x . y1 + K2x . y2 + K3x . y3
o o o
= (6).cos 140 .(2) + (8).cos 20 .(4) + (3).cos 300 .(3)
= - 9,193 + 30,070 + 4,500
Mx = 25,378 t.m’.

Momen terhadap sumbu Y,


My = K1y . x1 + K2y . x2 + K3y . x3
o o o
= (6).sin 140 .(2) + (8).sin 20 .(4) + (3).sin 300 .(5)
= 7,713 + 10,945 – 12,990
My = 5,668 t.m’.

Mx = Rx . ys
Mx 25,378
ys   = 5,740 m.
Rx 4,422

My = Ry . xs
My 5,668
xs   = 1,419 m.
Ry 3,995
2). Tentukan besar dan letak titik tangkap gaya resultan berikut.
Y

a3

a2

a1

P1 P2 P3
X
o
R = P1 + P2 + P3
x

Penyelesaian :
- Besar resultan,
R = P1 + P2 + P3

- Letak titik tangkap gaya resultan,


x . R = P1 . a1 + P2 . a2 + P3 . a3
P1. a1 P2 . a2 P3 . a3
x
R
atau
P1. a1 P2 . a2 P3 . a3
x
P1 P2  P3
Apabila,
P1 = 1 ton ; P2 = 2 ton ; P3 = 3 ton dan
a1 = 1 meter ; a2 = 3 meter ; a3 = 6 meter
maka,
(1 t) . (1 m) (2 t) . (3 m) (3 t) .
x (6) (1t)  (2 t)  (3 t)
x = 4,167 meter (dari sb-Y).

3). Mencari letak titik berat luasan.


Y

a3

a2

a1

F1 F2 F3
x
Ftotal = F1 + F2 + F3
- Besar resultan,
R = Ftotal = F1 + F2 + F3

- Letak titik tangkap gaya resultan,


x . R = F1 . a1 + F2 . a2 + F3 . a3

F1. a1 F2 . a2 F3 . a3


x
R
atau
F1. a1 F2 . a2 F3 .
x (dari sumbu Y).
a3
F1 F2  F3

2. METODE GRAFIS.
A). POLIGON GAYA.
Apabila terdapat dua gaya K1 dan K2 seperti gambar berikut,

K1 K1
// R

a)
b) \
\

K2 // K2
O O

Maka resultan dapat dicari dengan cara, menarik garis yang paralel dengan gaya K1 dan K2,
kemudian ditarik garis dari titik O ketitik perpotongan kedua garis tadi, hasil ini disebut
paralelogram gaya. Untuk mempercepat proses pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut,
K1
K1
R’ = -R
a) R b)

O K2
K2
O R’ = mengimbangi R

a. Gaya bersifat konkuren.


Apabila terdapat gaya seperti gambar berikut, maka resultan R dapat dicari seperti cara
grafis diatas yaitu, K3 K2
K4 K3
K3 K2
R

a) b) c)

K1 K2 K1
K5
K4 R K4 R’
K1
K5 K5
POLIGON GAYA

Untuk menggambarkan gaya-gaya K1...K5 harus dilakukan dengan skala sehingga


menghasilkan gambar b) diatas yang disebut poligon gaya.
b. Gaya tidak konkuren.
Sebagai contoh gaya tidak konkuren, ambil contoh soal pada cara analitis sebelumnya.

5,740 K2
o
K1 300 20
o

K3
o
140

X
0 1,419

Maka penyelesaian grafis adalah sebagai berikut,

K1
K2
K3
R’ K3
R R’
K1 R K2

cara pertama cara kedua


B). POLIGON BATANG.
Pada cara ini resultan R dari gaya-gaya yang tidak konkuren dapat dicari beserta titik
tangkapnya, lihat contoh-contoh berikut.

1). Gaya-gaya paralel secara vertikal, besar dan letaknya sembarang.


K5
5
b) diagram kutub
K1 K3 K4
K2
0 0
K1
1
2
3 K2 2 S
1
4
titik sembarang
5 3
0
K3
a) R 4

K4 5

R K5 S titik sembarang

Langkah-langkah penyelesaian grafis mencari resultan R adalah dengan menggambarkan


pertama kali diagram kutubnya (dengan memakai skala gaya), yaitu :
a. Susunlah gaya-gaya K1...K5 seperti terlihat pada gambar b).
b. Buat titik sembarang S.
c. Tarik garis yang menghubungkan titik S dengan ujung atas gaya K1 dan selanjutnya
dinamakan garis 0.
d. Kemudian hubungkan pula titik S dengan ujung gaya K2, dinamakan garis 1, dan
seterusnya sampai dengan garis 5.
e. Setelah diagram kutub selesai, buat gambar a), dengan cara menarik garis yang sejajar
(//) dengan garis 0 memotong gaya K1 pada titik sembarang.
f. Pada titik perpotongan ini (yaitu pada gaya K1), tarik garis sejajar (//) dengan garis 1
sampai memotong gaya K2. Dan seterusnya digambarkan sampai dengan garis yang
sejajar garis 5 yang memotong gaya K5.
g. Perpanjanglah garis 0 dan garis 5 sampai keduanya saling berpotongan satu sama lain.
Titik potong ini adalah merupakan titik tangkap gaya resultan R.
2). Gaya-gaya tidak paralel, tidak konkuren, besar dan letaknya sembarang.

11
12
3).Gambar/lukisan tidak simetris.
Mencari letak titik berat poligon batang.

F2
F1
F1
0

F2

3 2

F3
F3
0

F2 1
2
0 F2 F3
1 F1 3
F3 2

F3 F2 F1

12
C. KESEIMBANGAN GAYA
Jika suatu benda dibebani (diberi gaya-gaya dan ternyata benda tersebut tidak bergerak
atau berpindah tempat maka benda tersebut dikatakan dalam keadaan seimbang statis, yang
artinya jumlah gaya – gaya yang ada = 0.
Bila resultan ( R ) = 0, berarti
Rx = 0 (∑ H = 0)
Ry= 0 (∑ V = 0)
Juga agar tidak berputar harus ditambah satu persyaratan lagi ∑ M = 0

Jadi syarat keseimbangan statis dalam bidang datar :


1. ∑ H = 0 (jumlah gaya horizontal)
2. ∑ V = 0 (jumlah gaya vertical)
3. ∑ M= 0 (jumlah momen terhadap titik – titik sembarang)

Jadi bisa disimpulkan bahwa:


Suatu keadaan seimbang bila digambarkan (secara grafis) membentuk susunan segitiga gaya
atau polygon gaya tertutup.

Dalam bentuk aplikasi pada jembatan seperti berikut,

P2
P1 P3

Ra Rb

A B

Balok diatas dua tumpuan (A dan B), dalam keadaan seimbang statis terdapat gaya-gaya,
Ra + Rb = P1 + P2 + P3
GAYA-GAYA DALAM
Gaya dalam adalah gaya yang timbul di dalam bagian bangunan (konstruksi) akibat adanya
pembebanan (bekerjanya gaya) pada bangunan tersebut. Gaya yang dipikul suatu konstruksi
akan disalurkan ke setiap bagian dari konstruksi. Gaya yang disalurkan ini disebut gaya dalam.
Gaya dalam ini menimbulkan perubahan bentuk (deformasi) pada bagian konstruksi yang
dilawan oleh tegangan didalamnya, sehingga tercapai keseimbangan dalam.
Sedangkan gaya luar yang ada membentuk keseimbangan luar dengan reaksi – reaksi
pada tumpuan bangunan.
Macam – macam gaya dalam:
a. gaya normal
b. gaya geser (gaya lintang)
c. gaya momen lentur
d. gaya momen torsi

1. Gaya Normal (N)


Berpa gaya yang bekerja nya se arah (sejajar) sumbu batang, atau tegak lurus tampang batang.
Pada irisan (tampang) a – a terdapat gaya
normal tekan sebesar P.
Perjanjian Tanda :
Normal tekan = -
Normal tarik = +

2. Gaya Lintang (Q)


Berupa gaya dalam yang bekerjanya tegak lurus sumbu batang, atau sejajar tampang.

Ditampang a – a bekerja
gaya lintang Q=P
Perjanjian tanda :

Q=+

Q=-

3. Gaya Momen Lentur (M)


Berupa gaya dalam yang berkecendrungan melengkung kan batang dalam arah sumbunya atau
memutar tampang batang dengan sumbu putar sejajar tampang dan tegak lurus sumbu batang.

P
Pot. I

A B
garis lentur
I
RA RB

Momen lentur

Akibat gaya luar P maka balok akan melentur, oleh gaya dalam momen lentur kondisi ini
akan dilawan sehingga terdapat keseimbangan dalam.
Perjanjian Tanda :

4. Gaya Momen Torsi (MTR)


Berupa gaya dalam yang berkehendak memutar/memuntir batang dengan sumbu putar sejajar
sumbu batang.

Catatan: Untuk menghitung gaya-gaya dalam (M,Q, N, M TR) pada suatu irisan hanya dihitung
dari satu sisi saja.

PERLETAKAN / TUMPUAN
Merupakan tempat terletaknya suatu bangunan (konstruksi) yang mengadakan gaya reaksi
terhadap pembebanan pada bangunan. Fungsi tumpuan adalah menyalurkan gaya-gaya luar
yang bekerja pada konstruksi dan berat konstruksi itu sendiri ke bagian bawahnya. Sehingga
terdapat reaksi-reaksi yang mengimbangi gaya-gaya luar tadi dan berat konstruksi. Gaya-gaya
luar (beban) dan gaya reaksi tumpuan membentuk keseimbangan luar.
Macam-macam tumpuan:
a. Tumpuan jepit
Mempunyai 3 macam reaksi yaitu : VA, HA dan
MA

b. Tumpuan sendi
Mempunyai 2 macam reaksi yaitu : VA, HA.
Jadi bias berputar (tidak melawan momen)

c. Tumpuan rol
Mempunyai 1 macam reaksi yanga tegak lurus
landasan dari tumpuan rol.
Jadi bisa berputar dan bergeser satu arah.

d. Pendel (batang ayun)


- Mempunyai 1 reaksi searah batang pendel.
- 1 pendel mirip tumpuan rol.
- 2 pendel yang garis kerjanya berpotongan mirip
sendi.

Aplikasi dalam konstruksi:


Gaya-gaya P1 dan P2 yang bekerja pada konstruksi dan reaksi-reaksi dari tumpuan sendi
(RAH, RAV) dan tumpuan rol (RBV) berada dalam keadaan seimbang statis. Dalam
Penyelesaian digunakan syarat seimbang pada gaya koplanar, yaitu
 gaya-gaya vertikal = 0 (∑V = 0),
 gaya-gaya horisontal = 0 (∑H = 0),
 momen pada tumpuan sendi = 0 (∑MA = 0),

 momen pada tumpuan rol = 0 (∑MB = 0).

Jadi ada empat persamaan dengan tiga variabel yang tidak diketahui, yaitu RAH, RAV dan
RBV, oleh karena itu struktur disebut Statis tertentu.
Apabila perletakan rol B diganti dengan sendi, maka variabel yang tidak diketahui menjadi 4
(empat) yaitu RAH, RAV, RBH dan RBV dengan empat persamaan, struktur ini
menjadi Statis tidak tertentu.

Perjanjian Tanda.
Dalam perhitungan statika dipakai perjanjian tanda seperti berikut :
a. Gaya-gaya vertikal yang arahnya menuju keatas dianggap positip, sedangkan gaya-
gaya vertikal yang arahnya menuju kebawah dianggap negatip.
b. Gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekanan dianggap positip, sedangkan
gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekiri dianggap negatip.
c. Momen yang menyebabkan serat sebelah atas balok tertekan dan serat bawah tertarik
dianggap positip, sedangkan momen yang menyebabkan serat balok sebelah atas tertarik
dan bawah tertekan dianggap negatip.
d. Gaya normal tekan bertanda negatip, dan gaya normal tarik bertanda positip.
e. Gaya lintang bertanda positip apabila reaksi perletakan kiri menekan balok kearah atas
dan gaya luar menekan balok kearah bawah, kebalikan dari peristiwa ini gaya lintang
bertanda negatip.
f. Jumlah aljabar momen pada tumpuan/perletakan bertanda positip apabila arah putaran
momen searah jarum jam, sebaliknya jumlah aljabar momen pada perletakan bertanda
negatip bila arah putaran berlawanan jarum jam.

Anda mungkin juga menyukai