Dalam mekanika teknik, gaya dapat diartikan sebagai muatan yang bekerja pada suatu
konstruksi atau besaran yang mempunyai besar dan arah. Gaya mempunyai sifat antara lain
mempunyai besaran (kg, ton dsb), mempunyai arah dan mempunyai titik tangkap.
Untuk menggambarkan suatu gaya digambarkan dalam bentuk vector yaitu berupa
potongan garis lurus dengan ujung tanda panah. Panjang garis vector melambangkan besarnya
gaya, biasanya dalam skala panjang; cm, mm. Misal 1 cm mewakili gaya 1 ton. Arah tanda
panah menunjukkan arah gaya yang bersangkutan.
Semua gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang datar disebut KOPLANAR. Semua
gaya yang garis kerjanya berpotongan pada satu titik disebut gaya KONKUREN
(bertitik pegang tunggal).
1
Menyusun dan Menguraikan Gaya Pada Bidang Datar.
Dua buah gaya atau beberapa gaya dapat dijumlahkan/atau diganti dengan satu buah gaya yang
disebut Resultan. Cara penjumlahan gaya ada dua macam, yaitu secara analitis dan secara grafis.
1. METODE ANALITIS.
Sejumlah gaya dapat digantikan oleh satu gaya yang disebut RESULTAN GAYA.
a. Gaya Konkuren.
Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y,
Perjanjian tanda,
- arah gaya kekanan dan keatas bertanda positip (+),
- arah gaya kekiri dan kebawah bertanda negatip (-).
- pada sumbu Y,
Ry = Ky = K1y + K2y = K1 sin + K2 sin
2
Maka resultan gaya,
R Rx 2 Ry 2 Y
Resultan ini bekerja melalui titik O.
Ry R R
Ry
Arah resultan gaya,
Ry
tan γ
Rx
X
Rx Rx
Rx (+) Rx (-)
K2 K1
K2y K1y
1
y1
K1x
2
y2
K2x R
Ry
ys Rx
0 x2 xs x1
Resultan,
R Rx 2 Ry 2
Titik tangkap resultan R dinamakan titik (s) dengan koordinat (xs,ys), maka momen
akibat resultan gaya,
Mx = Rx . ys ; My = Ry . xs
Mx My .......................(2)
ys ; xs
Rx Ry
Arah resultan,
Ry
tan γ
Rx
Contoh soal :
1).
Y
5,740 K2
o
K1 300 20
o
K3
o
140
X
0 1,419
Penyelesaian :
- Resultan pada sumbu X,
Rx = Kx = K1 cos 1 + K2 cos 2 + K3 cos 3
o o o
= (6).cos 140 + (8).cos 20 + (3).cos 300
= - 4,596 + 7,518 + 1,500
Rx = + 4,422 ton (kekanan).
- Resultan total,
2
R Rx Ry 2 (4,422) 2 (3,995) 2 = 5,959 ton
- Arah resultan,
Ry 3,995
tan γ = 0,90344
Rx 4,422
o
= arc tan (0,90344) = 42 05’ 45”
Mx = Rx . ys
Mx 25,378
ys = 5,740 m.
Rx 4,422
My = Ry . xs
My 5,668
xs = 1,419 m.
Ry 3,995
2). Tentukan besar dan letak titik tangkap gaya resultan berikut.
Y
a3
a2
a1
P1 P2 P3
X
o
R = P1 + P2 + P3
x
Penyelesaian :
- Besar resultan,
R = P1 + P2 + P3
a3
a2
a1
F1 F2 F3
x
Ftotal = F1 + F2 + F3
- Besar resultan,
R = Ftotal = F1 + F2 + F3
2. METODE GRAFIS.
A). POLIGON GAYA.
Apabila terdapat dua gaya K1 dan K2 seperti gambar berikut,
K1 K1
// R
a)
b) \
\
K2 // K2
O O
Maka resultan dapat dicari dengan cara, menarik garis yang paralel dengan gaya K1 dan K2,
kemudian ditarik garis dari titik O ketitik perpotongan kedua garis tadi, hasil ini disebut
paralelogram gaya. Untuk mempercepat proses pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut,
K1
K1
R’ = -R
a) R b)
O K2
K2
O R’ = mengimbangi R
a) b) c)
K1 K2 K1
K5
K4 R K4 R’
K1
K5 K5
POLIGON GAYA
5,740 K2
o
K1 300 20
o
K3
o
140
X
0 1,419
K1
K2
K3
R’ K3
R R’
K1 R K2
K4 5
R K5 S titik sembarang
11
12
3).Gambar/lukisan tidak simetris.
Mencari letak titik berat poligon batang.
F2
F1
F1
0
F2
3 2
F3
F3
0
F2 1
2
0 F2 F3
1 F1 3
F3 2
F3 F2 F1
12
C. KESEIMBANGAN GAYA
Jika suatu benda dibebani (diberi gaya-gaya dan ternyata benda tersebut tidak bergerak
atau berpindah tempat maka benda tersebut dikatakan dalam keadaan seimbang statis, yang
artinya jumlah gaya – gaya yang ada = 0.
Bila resultan ( R ) = 0, berarti
Rx = 0 (∑ H = 0)
Ry= 0 (∑ V = 0)
Juga agar tidak berputar harus ditambah satu persyaratan lagi ∑ M = 0
P2
P1 P3
Ra Rb
A B
Balok diatas dua tumpuan (A dan B), dalam keadaan seimbang statis terdapat gaya-gaya,
Ra + Rb = P1 + P2 + P3
GAYA-GAYA DALAM
Gaya dalam adalah gaya yang timbul di dalam bagian bangunan (konstruksi) akibat adanya
pembebanan (bekerjanya gaya) pada bangunan tersebut. Gaya yang dipikul suatu konstruksi
akan disalurkan ke setiap bagian dari konstruksi. Gaya yang disalurkan ini disebut gaya dalam.
Gaya dalam ini menimbulkan perubahan bentuk (deformasi) pada bagian konstruksi yang
dilawan oleh tegangan didalamnya, sehingga tercapai keseimbangan dalam.
Sedangkan gaya luar yang ada membentuk keseimbangan luar dengan reaksi – reaksi
pada tumpuan bangunan.
Macam – macam gaya dalam:
a. gaya normal
b. gaya geser (gaya lintang)
c. gaya momen lentur
d. gaya momen torsi
Ditampang a – a bekerja
gaya lintang Q=P
Perjanjian tanda :
Q=+
Q=-
P
Pot. I
A B
garis lentur
I
RA RB
Momen lentur
Akibat gaya luar P maka balok akan melentur, oleh gaya dalam momen lentur kondisi ini
akan dilawan sehingga terdapat keseimbangan dalam.
Perjanjian Tanda :
Catatan: Untuk menghitung gaya-gaya dalam (M,Q, N, M TR) pada suatu irisan hanya dihitung
dari satu sisi saja.
PERLETAKAN / TUMPUAN
Merupakan tempat terletaknya suatu bangunan (konstruksi) yang mengadakan gaya reaksi
terhadap pembebanan pada bangunan. Fungsi tumpuan adalah menyalurkan gaya-gaya luar
yang bekerja pada konstruksi dan berat konstruksi itu sendiri ke bagian bawahnya. Sehingga
terdapat reaksi-reaksi yang mengimbangi gaya-gaya luar tadi dan berat konstruksi. Gaya-gaya
luar (beban) dan gaya reaksi tumpuan membentuk keseimbangan luar.
Macam-macam tumpuan:
a. Tumpuan jepit
Mempunyai 3 macam reaksi yaitu : VA, HA dan
MA
b. Tumpuan sendi
Mempunyai 2 macam reaksi yaitu : VA, HA.
Jadi bias berputar (tidak melawan momen)
c. Tumpuan rol
Mempunyai 1 macam reaksi yanga tegak lurus
landasan dari tumpuan rol.
Jadi bisa berputar dan bergeser satu arah.
Jadi ada empat persamaan dengan tiga variabel yang tidak diketahui, yaitu RAH, RAV dan
RBV, oleh karena itu struktur disebut Statis tertentu.
Apabila perletakan rol B diganti dengan sendi, maka variabel yang tidak diketahui menjadi 4
(empat) yaitu RAH, RAV, RBH dan RBV dengan empat persamaan, struktur ini
menjadi Statis tidak tertentu.
Perjanjian Tanda.
Dalam perhitungan statika dipakai perjanjian tanda seperti berikut :
a. Gaya-gaya vertikal yang arahnya menuju keatas dianggap positip, sedangkan gaya-
gaya vertikal yang arahnya menuju kebawah dianggap negatip.
b. Gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekanan dianggap positip, sedangkan
gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekiri dianggap negatip.
c. Momen yang menyebabkan serat sebelah atas balok tertekan dan serat bawah tertarik
dianggap positip, sedangkan momen yang menyebabkan serat balok sebelah atas tertarik
dan bawah tertekan dianggap negatip.
d. Gaya normal tekan bertanda negatip, dan gaya normal tarik bertanda positip.
e. Gaya lintang bertanda positip apabila reaksi perletakan kiri menekan balok kearah atas
dan gaya luar menekan balok kearah bawah, kebalikan dari peristiwa ini gaya lintang
bertanda negatip.
f. Jumlah aljabar momen pada tumpuan/perletakan bertanda positip apabila arah putaran
momen searah jarum jam, sebaliknya jumlah aljabar momen pada perletakan bertanda
negatip bila arah putaran berlawanan jarum jam.