Anda di halaman 1dari 24

MODUL MEKANIKA STATIS TERTENTU

Pertemuan ke 2: Gaya dan Penyusunannya

Gaya
Gaya adalah penyebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi
bergerak, atau sebaliknya. Contoh delman yang ditarik oleh kuda, maka delman tersebut
telah mendapatkan gaya dari kuda sehingga delman bergerak maju.
Gaya mempunyai angka (besar), arah, titik tangkap dan tujuan. Selain itu gaya
mempunyai garis kerja (lintasan gaya). Gaya dapat dipindahkan asalkan besar (angka) dan
arahnya sama. Oleh karena itu gaya sebagai besaran vektor.
Vektor adalah suatu gambar yang menyatakan besaran sebuah gaya, yaitu panjang
garis dengan sekala tertentu menunjukkan besaran gaya itu. Arah garis gaya menunjukkan
arah garis kerjanya, ujung panah menunjukkan tujuannya dan titik pangkal menunjukkan
titik tangkap gaya (Gambar 1).
P tujuan gaya

1 cm # 1000 kg
5 cm # 5000 kg # 5 ton
Titik Panjang garis = # dibaca “sesuai dengan”
tangkap Besar gaya
gaya

Gambar 1. Titik Tangkap Gaya dan Tujuan Gaya

Gaya pada mekanika teknik diartikan sebagai aksi yang bekerja pada suatu elemen
struktur dalam kondisi kesetimbangan. Gaya sebagai besaran vektor sebuah benda terhadap
benda lain, maka gaya memiliki pangkal gaya, titik tangkap (kerja), besar dan arah atau
tujuan gaya yang digambarkan dengan anak panah. Makin panjang anak panah makin besar
gayanya, demikian sebaliknya. Garis yang dilalui gaya disebut lintasan gaya atau garis kerja
gaya. Titik tangkap suatu gaya yang bekerja pada benda dapat dipindahkan sepanjang
lintasan gayanya.

2-1
Resultan Gaya (R)
Resultan adalah gaya perumpamaan sebagai pengganti dari gaya-gaya yang bekerja
pada suatu benda, misalnya pada gelagar jembatan. Resultan dari dua gaya mempunyai titik
tangkap yang sama diumpamakan dengan diagonal dari sebuah bidang jajaran genjang
dimana dua buah sisinya terdiri dari kedua vektor gaya tersebut (Gambar 2).

Gambar 2. Resultan dua gaya dengan titik tangkap sama

Menghitung R dari dua gaya atau lebih disebut menyusun gaya, dan kebalikannya
dinamakan menguraikan gaya. Gaya-gaya yang diperoleh atau gaya uraiannya disebut
komponen gaya (Gambar 3).

Gambar 3: Menguraikan gaya

Menyusun gaya-gaya menjadi satu gaya R seperti pada Gambar 4 (a dan b).
R1 R1 R2
1
4 2

K1 K1 K2
R 1 R3
3
6 K2

P K3

5
P R
K4

K3
K5
(a) (b)

Gambar 4. Menyusun gaya-gaya menjadi satu R

2-2
Menyusun gaya-gaya menjadi suatu gaya R seperti terlihat pada Gambar 5 terlihat
bahwa menyusun gaya K1, K2, K3, K4 dan K5 menjadi satu gaya R.
Pada Gambar 5, menyusun gaya-gaya yang saling meniadakan.

K1
K2
K5 K1

K2
K5
P P
K3
K4

K4

K3
Gambar 5. Menyusun gaya-gaya yang saling meniadakan

Penyusunan gaya-gaya dengan segibanyak gaya (poligon) R = 0 seperti pada Gambar 6.

K1 K2
K2
K3
K1
P

K3
K4
P R
K4

K1
K2

K1 K3
P R
K4 K2

K3 K4
P R

Gambar 6. Penyusunan gaya-gaya dengan segibanyak gaya (poligon)

2-3
Dari Gambar 1 sampai 6 didapatkan bahwa gaya dalam pengertian Mekanika Teknik
adalah beban pada konstruksi yang dinyatakan dengan sepotong garis. Garis tersebut
mempunyai besaran, arah dan titik tangkap (yang digambarkan dengan anak panah). Gaya
yang searah dapat dijumlahkan secara aljabar, yang tidak searah saling meniadakan dan gaya
dalam bidang dapat dijumlahkan secara vektor.

Sifat dan Bentuk Gaya


Gaya pada elemen struktur adalah beban yang didukung oleh suatu konstruksi. Beban
ada dua macam. Pertama beban mati (Dead Load/DL), yaitu beban yang tetap di tempatnya
atau tidak bergerak kemanapun dan beratnya tetap. Misalnya berat bangunan atau berat
sendiri bangunan atau semua beban yang berasal dari berat bangunan mulai dari pondasi
sampai ke atap. Kedua beban hidup (Life Load/LL), yaitu beban yang dapat bergerak dan
berpindah tempat bersama beratnya. Misalnya, berat penghuni bangunan (manusia), berat
kendaraan, dan beban angin. Jadi beban hidup adalah semua beban yang tidak tetap dan
membebani bangunan atau elemen bangunan.
Beban menurut sifatnya:
1) Beban mati, yaitu beban yang tidak dapat berpindah (berat sendiri balok)
2) Beban hidup, yaitu beban yang bergerak (manusia, motor, mobil)
3) Beban khusus, yaitu beban dinamis (angin, gempa, kendaraan berjalan)
Beban menurut bentuknya:
1) Beban terpusat/titik (P), yaitu beban yang bekerja pada satu titik hanya menekan
luas bidang kecil (titik). Misalnya roda kendaraan, manusia, tiang, dll. Satuan
beban terpusat adalan kg, pound, ton, atau KN.
2) Muatan terbagi merata (q), yaitu muatan terbagi adalah beban yang terbagi pada
sebuah bidang yang cukup luas. Terbagi atas:
a. Beban Terbagi Rata (q) adalah beban yang bekerja sepanjang muatan dan
memiliki titik berat bidang empat persegi panjang (epp) terletak pada titik
persilangan kedua diagonal persegi panjang. Satuan dalam kg/m, t/m, atau
KN/m. Sebutan untuk q (t/m’) adalah sebesar q ton untuk tiap meter
panjang/lari.
b. Beban terpusat/ Beban Segitiga adalah muatan/beban yang luas singgungnya
merata tapi muatannya tidak terbagi rata. Misanya: tekanan air pada dinding
bak air, kolam atau tekanan air pada pintu air. Dinding-dinding tegak

2-4
mendukung desakan air yang besarnya sebanding dengan jarak dari
permukaan air (semakin dalam semakin besar desakannya).
c. Pada umumnya beban tak hanya terpusat atau terbagi rata, namun ada yang
berbentuk segitiga seperti beban tekanan air dan tanah. Prinsip dasar
penyelesaiannya adalah sama dengan yang lain, namun kita harus lebih hati-
hati karena bebannya membentuk persamaan.

Cara kerja gaya


1) Muatan langsung yaitu beban bekerja langsung di atas balok, tanpa perantara
bagian lain. Beban yang langsung ditopang (plat terhadap balok).
2) Muatan tidak langsung yaitu beban yang melalui perantara lain diteruskan (balok
beton terhadap pondasi). Beban bekerja secara tidak langsung di atas balok utama.
Misalnya pada bentangan yang besar, bentang dibagi dalam 4 bagian menjadi
beban terpusat. Beban diteruskan pada balok utama dengan perantaraan balok
memanjang & pemikul melintang.

Macam-macam Gaya
Berdasarkan cara kerjanya pada struktur, gaya dapat dibagi atas dua macam gaya, yaitu
gaya luar dan gaya dalam.
Gaya luar.
1) Gaya luar. Gaya yang bekerja di luar konstruks dapat berupa gaya normal (tekan
atau tarik), momen lentur dan momen puntir (torsi).
2) Gaya Normal. Gaya ini dapat berupa gaya vertikal yang tegak lurus terhadap
sumbu balok (gaya lintang) dan gaya horizontal yang sejajar sumbu balok atau di
luar sumbu balok (gaya normal). Gaya normal dikatakan “tekan” apabila gaya
dalam arahnya menuju titik kumpul, bertanda negatif (-). Sebaliknya gaya normal
diaktakan “tarik” apabila gaya dalam arahnya ke luar dari titik kumpul, bertanda
(+).
3) Momen lentur (M), Momen adalah suatu kejadian di mana aksi dan reaksi tidak
dalam satu garis kerja. Besarnya momen adalah perkalian gaya berat (P) dengan
panjang lengan (L) dari gaya ke titik yang ditinjau. Satuan momen adalah satuan
gaya dikali satuan jarak (kg.cm, kg.m, ton.cm, ton.m, KNm). Momen disebut
positif (M+) jika menyebabkan bendanya berputar menurut arah jarum jam, dan
sebaliknya (M-) berlawanan arah jarum jam.
2-5
4) Momen Puntir (Torsi). Gaya untuk memutar benda terhadap sumbu batangnya
disebut momen puntir dari suatu gaya terhadap sumbu putarnya. Momen puntir
adalah besaran gaya, di mana garis kerjanya terletak sepanjang sumbu putarnya.

Gaya Dalam
1) Gaya dalam. Gaya yang ada di dalam elemen struktur yang berusaha menjaga
keseimbangan beban-beban luar yang bekerja pada struktur berupa reaksi vertical
di titik simpul A (RA) dan reaksi horizontal (HA). Gaya luar sebagai aksi eksternal
(beban) menyebabkan gaya internal (reaksi) di dalam elemen struktur, tegangan
dan regangan. Tegangan adalah intensitas gaya/satuan luas (Kg/cm2 atau
N/mm2). Misalnya, balok sederhana terdapat gaya P yang arahnya ke bawah,
maka reaksi perletakan RA & RB mengarah ke atas.
2) Gaya dalam sebagai gaya pada elemen struktur yang timbul akibat adanya aksi
dan reaksi. Gaya dalam terjadi akibat adanya gaya aksi dan reaksi yang seimbang.
Apabila pada suatu benda bekerja sebuah gaya, maka di dalam benda tersebut
terjadi gaya lawan yang besarnya sama dengan gaya tersebut dalam satu garis
kerja gaya. Tipe gaya dalam, yaitu: Tarik, Tekan, Lentur, Geser, Torsi, Tumpu.
3) Gaya Tarik adalah gaya yang menarik elemen hingga putus. Kekuatan elemen
terhadap tarik tergantung dari luas penampang, panjang dan materialnya.
4) Gaya Tekan adalah gaya yang menyebabkan elemen hancur atau menekuk.
Elemen pendek cenderung hancur, elemen panjang dapat terjadi tekuk sehingga
tidak dapat memikul beban yang besar.
5) Gaya Lentur adalah gaya yang terjadi di balok dan kolom. Jika satu permukaan
terjadi tekan, satu permukaan lain terjadi tarik. Tekan dan tarik terjadi pada satu
penampang yang sama. Kekuatan terhadap lentur tergantung dari distribusi
material pada penampang dan jenis material.
6) Gaya Geser adalah gaya berlawanan arah yang menyebabkan bagian struktur
patah terhadap yang lain, umumnya terjadi pada balok.
7) Gaya Torsi adalah terjadinya puntir pada elemen struktur, dimana terjadi gaya
rotasi berlawanan secara aksial pada penampang elemen struktur. Pada torsi,
terjadi gaya tarik dan tekan.

2-6
Segi Banyak Gaya dan Lukisan Kutub
Letak garis kerja resultan dari beberapa gaya pada suatu bidang datar, ialah dengan
mencari pertolongan garis kerja dari gaya-gaya tadi. Garis kerja resultan diperoleh dengan
menyusun terlebih dahulu dua gaya, sesudah itu resultan kedua gaya itu dengan gaya yang
lain (ketiga) dan seterusnya. Penyelesaian gaya dari empat buah gaya sembarang, yaitu gaya-
gaya K1, K2, K3 dan K4 (Gambar 7) akan didapatkan resultan dari gaya-gaya tersebut Gambar
7, Gambar 8 dan Gambar 9.
Langkah 1:
Menentukan R1 dari K1 dan K2 dengan memindahkan vektor-vektor K1 dan K2 ke titik
potong a dari garis-garis kerja dan selanjutnya digambarkan jajaran genjang gayanya
(Gambar 7).

K1

A
K1 R1

a B
K4 K2 K2
C
D
K3

Gambar 7. Menentukan R1 dari K1 dan K2

Langkah 2: Dengan cara yang sama resultan R2 dari R1 dan gaya K3 (Gambar 8).

K1 R1
b
R2
A
K1
R1 K3
a B
K4 K2 K2
C
D
K3

Gambar 8. Resultan R2 dari R1 dan gaya K3


2-7
Langkah 3: Dengan cara yang sama Resultan R dari R2 dan K4 (Gambar 9).

K4 R
K1 R1
R2 b
c R2
A
K1
R1
K3
a B
K4 K2 K2
C
D
K3

Gambar 9. Resultan R dari R2 dan gaya K4

Untuk gaya K1 dan K2 dengan letak sajajar dan searah sejauh n meter dan masing-
masing menangkap pada titik A dan B (Gambar 10), maka resultan R dari K 1 dan K2 :

A
B

K1
K2
Gambar 10. Gaya K1 dan K2 dengan letak sajajar dan searah sejauh n meter

Penyelesaian
Langkah 1: Pada titik A dan B kita tempatkan gaya-gaya bantu P1 dan P2 yang sama
besar dan arah berlawanan sehingga saling meniadakan, selanjutkan
didapat R1 dan R2 (Gambar 11).

Gambar 11. Gaya-gaya bantu P1 dan P2 yang sama besar dan arah berlawanan

2-8
Langkah 2: Memindahkan Vektor R1 dan R2 menurut garis kerja gaya dan menangkap
pada titik potong yang dimaksud, kemudian R1 dan R2 disusun lagi
sehingga menghasilkan R=K1+K2 (Gambar 12).

Gambar 12: Memindahkan Vektor R1 dan R2 menurut garis kerja gaya

Resultan banyak gaya yang letak garis kerjanya tak teratur yang satu terhadap yang
lain (Gambar 13 dan 14).

Gambar 13. Resultan empat buah gaya yang letak garis kerjanya tak teratur

2-9
Gambar 14. Resultan enam gaya yang letak garis kerjanya tak teratur

Resultan empat gaya yang letak garis kerjanya teratur yang satu terhadap yang lain
Lihat Gambar 15.

Gambar 15. Resultan empat gaya


R yang letak garis kerjanya teratur

Resultan empat gaya yang letak garis kerjanya tidak teratur yang satu terhadap yang
lain Lihat Gambar 16.

Gambar 16. Resultan empat gaya yang letak garis kerjanya tidak teratur
2-10
Pada Gambar 17 terlihat bahwa gaya K1 arah gaya ke bawah, gaya K2 arah gaya ke
bawah, gaya K3 arah gaya ke atas, gaya K4 arah gaya ke bawah, dan gaya K5 memiliki arah
gaya ke atas, sehingga didapatkan Resultan R.

Resultan gaya pada sebuah batang sepanjang AB dengan beban 4 buah gaya, seperti terlihat
pada Gambar 17.
P2 = 2t

P4 = 1t
P1 = 1t

45° 45°
A
45° B
RA P3 = 1t RA
RB
2,00 1,50 2,00 1,50

1,4
2 1 RB

1,3
3
5

Skala Gaya 1cm # 2 ton


Skala Panjang 1 cm # 1 m
1

3 2

4
5

Catatan:
● Gaya adalah besaran vektor yang memiliki arah dan besaran (P1 sampai P4)
● Gaya bisa dipindahkan asal besar dan arahnya sama
● Gaya yang searah saling menjumlahkan dan gaya yang tidak searah saling meniadakan
● Gaya yang tidak searah dengan titik tangkap sama membentuk Resultan (R, R A dan RB)

Gambar 17. Resultan gaya pada batang sepanjang AB dengan 4 buah gaya
Batang sepanjang AB dengan 5 buah gaya tidak teratur Gambar 18.
2-11
P2 =2t P5 =2t

P4=1,5t
P1 = 1t

60° 60°
A B

45°
P3 = 2t RB
RA

P1 1

1.8
2
P3 5

RB
5 P
P4

3
P2
1,00 2,00 2,00 2,00 1,00
R 6 2.85

R
P5
H
=2.70

Skla Pnjng: 1cm # 1m


Skala Gaya: 1cm # 1ton

RA

Catatan:
▪ Gaya adalah besaran vektor yang memiliki arah dan besaran (P1 sampai P5)
▪ Gaya bisa dipindahkan asal besar dan arahnya sama
▪ Gaya yang searah saling menjumlahkan dan gaya yang tidak searah saling meniadakan
▪ Gaya yang tidak searah dengan titik tangkap sama membentuk Resultan (R, R A dan RB)

Gambar 18. Batang sepanjang AB dengan 5 buah gaya tidak teratur

Batang tunggal dengan beban majemuk arah tidak teratur Gambar 19.

2-12
P2 =2t P5 =2t
P4=1,5t
P1 = 1t

60° 60°
A Q 4t B

45°
P3 = 2t
RB
RA
1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 P1
P3
Q=4t

RA=3.85
1
2
2
6
RA 1
4
5 P2
7 3
4
R RB
4 5 P
Q
6
3

RBv = 4.85
P4 7

R
P5

H =2.70

Skala Panjang: 1cm # 1m


Skala Gaya: 1cm # 1ton

Catatan:
▪ Gaya adalah besaran vektor yang memiliki arah dan besaran (P1 sampai P5 dan Q)
▪ Gaya bisa dipindahkan asal besar dan arahnya sama
▪ Gaya yang searah saling menjumlahkan dan gaya yang tidak searah saling meniadakan
▪ Gaya yang tidak searah dengan titik tangkap sama membentuk Resultan (R, R A dan RB)

Gambar 19. Batang tunggal dengan beban majemuk arah tidak teratur

Tumpuan Elemen Struktur

2-13
Elemen struktur dapat berupa balok/batang, kolom, rangka, rangka batang, dan
pelengkung. Pada Gambar 20, konstruksi batang misalnya gelagar jembatan bentang pendek
(a), rangka kuda-kuda (b dan c), dan jembatan kereta api (d).

( a) (b)

( c) (d)
Gambar 20. Konstruksi batang (a) atau rangka batang (b), (c), (d)
Konstruksi batang atau rangka batang seperti gambar di atas ditumpu oleh tumpuan
sendi atau rol. Khusus untuk Gambar 20 (a) dapat sendi, rol atau jepit.

Tumpuan Rol
Tumpuan rol menerima gaya tumpuan yang sembarang dan menentukan titik
tumpuan pada sistem statis. Reaksi atau gaya tumpuan yang sembarang hanya menerima
gaya tumpuan yang tegak lurus sumbu bumi (V). Tumpuan rol tidak menahan gaya
horisontal dan momen. Pada perhitungan tumpuan rol hanya menentukan satu nilai yang
belum diketahui yaitu gaya V. Contoh tumpuan rol pada pintu gerbang rumah
dikonstruksikan seperti Gambar 21.

Balok Balok

V V
(a) (b)
Gambar 21. Konstruksi tumpuan rol (a) dan (b)

Gambar 22. Simbol tumpuan rol


Tumpuan Sendi
2-14
Reaksi yang sembarang pada tumpuan sendi umumnya dibagi pada reaksi yang
vertikal (V) dan yang horisontal (H). Pada perhitungan tumpuan sendi kita harus menentukan
dua nilai yang belum diketahui yaitu gaya V dan H. Contoh tumpuan sendi yang sering kita
jumpai yaitu pada palang pintu rel kereta api. Tumpuan sendi bisa dikonstruksikan misalnya
seperti berikut (Gambar 23).

Gambar 23a Gambar 23b

Gambar 23. Konstruksi tumpuan sendi

Simbol tumpuan sendi seperti terlihat pada Gambar 24

Gambar 24. Simbol tumpuan sendi


Tumpuan Jepit
Reaksi yang sembarang pada tumpuan jepit terdapat reaksi yang vertikal (V), reaksi
yang horisontal (H), dan reaksi lentur momen (M). Pada perhitungan tumpuan jepit terdapat
tiga nilai yang belum diketahui yaitu gaya V, H dan M. Contoh tumpuan jepit yang sering
kita jumpai yaitu pada Konsol/kantilever/overstek. Tumpuan jepit dapat dikonstruksikan
misalnya seperti berikut (Gambar 25).

Gambar 25. Konstruksi tumpuan jepit

Sedangkan Simbol tumpuan jepit seperti terlihat pada gambar 26

2-15
Gambar 26. Simbol tumpuan jepit
Suatu benda atau konstruksi dibebani oleh gaya atau suatu kumpulan gaya (beberapa
gaya) menjadi seimbang apabila resultan gaya-gaya yang bekerja sama dengan nol dan tidak
berada dalam ketidakterbatasan. Dalam bahasan statika konsep keseimbangan ini dinyatakan
sebagai:
∑V=0
∑H=0
∑ M = 0, ( ∑ dibaca “sigma” )
Gaya atau kumpulan gaya yang bekerja pada konstruksi akan diteruskan pada
tumpuan konstruksi berupa tumpuan sendi, rol atau jepit. Dengan kondisi seperti ini akan
terjadi gaya dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Reaksi tumpuan menjadi positif (+) apabila tumpuan ditekan dan arah gaya
tumpuan menuju ke atas. (Gambar 27)

A B

RA RB
Gambar 27. Balok tunggal tumpuan sendi (A) dan rol (B) dengan beban tunggal P dengan
reaksi bermilai positip (+)

2) Reaksi tumpuan menjadi negatif (-) apabila tumpuan ditarik dan arah gaya
tumpuan menuju ke bawah. (Gambar 28)

A B

RA RB

Gambar 28. Balok tunggal tumpuan sendi (A) dan rol (B) dengan beban tunggal P
dengan reaksi bermilai negatif (-)

2-16
3) Gaya Normal adalah gaya yang sejajar serat batang, menjadi positif (+) apabila
meninggalkan simpul dan disebut Gaya Tarik (Gambar 29)

Gambar 29. Gaya Normal sejajar serat batang bertanda positif (+)

4) Gaya Normal menjadi Negatif (-) apabila meenuju simpul dan disebut Gaya Tekan
(Gambar 30)
P

Gambar 30. Gaya Normal sejajar serat batang bertanda negatip (-)

5) Gaya Lintang adalah gaya yang tegak lurus serat batang, menjadi Positif ( + )
apabila batang di sebelah kiri dari suatu potongan akan naik keatas dan menjadi
Negatif (-) apabila sebaliknya (Gambar 31)

P
(+
) (-)

Gambar 31. Gaya lintang yang tegak lurus serat batang


6) Momen Lentur menjadi Positif (+) apabila momen sebelah kiri dari suatu potongan
akan memutar searah jarum jam dan menjadi negatif (-) apabila sebaliknya
(Gambar 32).

MA MB

A B

Gambar 32. Balok yang mendapat momen lentur (+) dan (-)

2-17
7) Momen Lentur menjadi Positif ( + ) apabila ada gaya tarik pada serat bawah
(Gambar 33)

Gambar 33. Balok terlentur dan serat bawah tertarik bertanda (+)

8) Momen Lentur menjadi Negatif ( - ) apabila ada gaya tarik pada serat atas (Gambar
34)

Gambar 34. Balok terlentur dan serat atas tertarik bertanda (+)

2-18
RANGKUMAN

1. Gaya adalah penyebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi
bergerak, atau sebaliknya.
2. Gaya adalah besaran vektor adalah memiliki panjang, besaran, arah, tujuan dan titik
tangkap yang digambarkan dengan anak panah.
3. Gaya dapat dipindahkan asalkan besar (angka) dan arahnya sama.
4. Dua buah gaya atau lebih menimbulkan Resultan.
5. Resultan adalah gaya perumpamaan sebagai pengganti dari gaya-gaya yang bekerja.
6. Gaya pada mekanika teknik diartikan sebagai aksi yang bekerja pada suatu elemen
struktur dalam kondisi kesetimbangan.
7. Gaya pada elemen struktur adalah beban yang didukung oleh suatu konstruksi.
8. Beban menurut sifatnya ada 3 macam, yaitu: beban mati, hidup, dan beban dinamis.
9. Beban menurut bentuknya ada 2 macam, yaitu: beban terpusat/titik (P) dan muatan terbagi
merata (q).
10. Muatan terbagi merata ada 2 macam, yaitu beban terbagi rata (q) sepanjang batang dan
beban segitiga.
11. Cara kerja gaya ada 2 macam, yaitu: muatan langsung dan muatan tak langsung (melalui
perantara lain)
12) Gaya luar, yaitu: gaya normal (tekan/tarik), momen lentur dan momen puntir (torsi).
13) Gaya dalam adalah gaya yang ada di dalam elemen struktur untuk menjaga
keseimbangan beban luar yang bekerja
14) Gaya dalam meliputi reaksi vertikal, horisontal, tarik, tekan, lentur, geser, dan torsi.
15) Gaya Tarik adalah gaya yang menarik elemen hingga putus.
16) Gaya Tekan adalah gaya yang menyebabkan elemen hancur atau menekuk.
17) Gaya Lentur adalah gaya yang menyebabkan elemen melendut.
18) Gaya Geser adalah gaya yang menyebabkan elemen patah.
19) Gaya Torsi adalah gaya yang menyebabkan elemen mengalami puntir.
20) Momen Puntir adalah gaya untuk memutar benda terhadap sumbu batangnya.
21) Letak garis kerja resultan dapat ditentukan dari beberapa gaya pada suatu bidang datar
dengan pertolongan garis kerja.
22) Garis kerja resultan diperoleh dengan menyusun dua gaya atau lebih, secara berurutan.
23) Elemen struktur dapat berupa balok/batang, kolom, rangka, rangka batang, dan
pelengkung.

2-19
24) Tumpuan elemen struktur ada 3 macam, yaitu: tumpuan rol, sendi dan jepit.
25) Tumpuan rol hanya mampu menahan reaksi vertikal.
26) Tumpuan sendi dapat menahan reaksi vertikal dan horisontal.
27) Tumpuan jepit mapu menahan reaksi vertikal, horisiontal dan momen.

TUGAS PERTEMUAN KE 2
Kerjakan soal nomer 1, 2 dan 3 berikut ini. Tugas mandiri dan waktu pengerjaan 1 minggu.
Diketik rapi, spasi 1.5, kertas A4. Lain-lain tentukan sendiri.

K4

1)
K3 Tentukan Resultan dari lima buah gaya
K5 masing-masing 1000 kg yagn bekerja
seperti pada gambar 10 secara grafis
S
(Gambar 35).

K1
K2

Gambar 35. Resultan lima gaya yang letak garis kerjanya tak teratur

2) B
Tentukan secara grafis gaya-gaya batang
yang terdapat pada Gambar 36. Titik A rol,
B sendi dan C sendi. Pada titik C dibebani
C
1500 kg.
A

G = 1500 kg

Gambar 36. Tiga batang yang membentuk bidang segitiga dengan beban tunggal

2-20
3) Lukislah Resultan dari sistem-sistem gaya pada Gambar 37a, 37b, dan 37c.

50k
g 1000k
50k
g 40o 40k g
50o g 100k 100k
o 400kg 650kg
50 g g20k
60o 60o 60o
75k 70o 60o 60o
g 60 o
P 80o 80o 100k 100k
90 o
35k
P g 60o P 60o g
80o 60o
g
100k 100k
55k 825kg 855kg
g g

Gambar 37a Gambar 37b Gambar 37c

A
4)
60o Rantai Lukiskan gaya bekerja pada rantai (tiang
muatan) seperti tertera di samping ini
C
(Gambar 38)

200 kg
30o
Tiang muatan

Engsel
B

Gambar 38. Tiang muatan dengan beban tunggal

K2 = 4 ton K3 = 3 ton
5)
45o K4
45o Tentukan besar dan arah tujuan K4 dan K5
60o 45o dari sistem gaya seperti pada Gambar 39,

P agar gaya-gaya itu berada dalam


K1 = 10 ton K5
keseimbangan.

Gambar 39. Mencari nilai gaya-gaya yang tersusun dalam keseimbangan

2-21
TEST FORMATIF
1. Pengertian gaya adalah...
a. penyebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak
b. penyebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan bergerak menjadi diam
c. jawaban a dan b benar
d. jawaban a dan b salah
2. Gaya adalah besaran vektor, artinya...
a. memiliki panjang, besaran, arah, tujuan dan titik tangkap gaya
b. dapat dipindahkan asal besar (angka) dan arahnya sama
c. semua jawab salah
d. semua jawab benar
3. Gaya digambarkan dengan bentuk....
a. Anak panah
b. Roda berjejer
c. Ujung anak panah
d. Pangkal gaya
4. Gaya perumpamaan sebagai pengganti dari gaya-gaya yang bekerja, disebut...
a. Reaksi
b. Resultan
c. Resonanso
d. Residu
5. Beban menurut sifatnya ada 3 macam, yaitu...
a. Beban langsung, tidak langsung dan melalui perantara
b. beban mati, beban hidup, dan beban dinamis
c. beban perantara, beban tanpa perantara dan beban imajiner
d. semua jawab benar
6. Beban menurut bentuknya ada 2 macam, yaitu
a. beban terpusat/titik (P) dan muatan terbagi merata (q)
b. beban segitiga dan beban jajaran genjang
c. beban segitiga dan beban trapesium
d. semua jawab benar
7. Muatan terbagi merata ada 2 macam, yaitu...
a. beban terpusat/titik (P) dan muatan terbagi merata (q)
b. beban segitiga dan beban segi empat
c. beban segitiga dan beban trapesium
d. beban terbagi rata (q) sepanjang batang dan beban segitiga.

2-22
8. Gaya yang menyebabkan elemen hancur atau menekuk, disebut ....
a. Gaya tarik
b. Gaya lentur
c. Gaya tekan
d. Gaya torsi.
9. Gaya Lentur adalah...
a. gaya yang menyebabkan elemen patah.
b. gaya yang menyebabkan elemen mengalami puntir.
c. Gaya momen lentur
d. gaya yang menyebabkan elemen melendut.
10. Kalimat di bawah ini mana yang benar
a. Letak garis kerja resultan dapat ditentukan dari beberapa gaya pada suatu bidang
datar dengan pertolongan garis kerja.
b. Garis kerja resultan diperoleh dengan menyusun dua gaya atau lebih, secara
berurutan.
c. Jawaban a dan b benar
d. Jawaban a dan b salah

DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/doc/177741487/Kuliah-Portal-3-Sendi-Dan-Pelengkung-3-
Sendi
2. http://martinsimatupang.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/PELENGKUNG-DAN-
PORTAL-3-SENDI.pdf
3. https://soelarsountirta.files.wordpress.com/2012/04/4-portal-dan-pelengkung-tiga-
sendi.pdf
4. https://www.scribd.com/doc/94260065/II-Pelengkung-Tiga-Sendi
5. Frick, Heinz. 1979. Mekanikla Teknik I. Yogyakarta. Penerbit Kanisius
6. Hartanto dan Wirasendjaja. 1979. Mekanika Teknik 2 Untuk bagian Mesin.
Depdikbud. Jakarta
7. Maulana, Suyono. 1993. Cara Praktis Penyelesaian Soal-Soal Mekanika Teknik.

2-23
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
8. Sardjono, Ir. Tanpa Tahun. Himpunan Soal & Penyelesaian Mekanika Teknik Statis
tertentu
9. Soemono, 1978. Statika I, Bandung. ITB
10. Sidharta dan Kamarwan. 1995. Statika Bagian dari Mekanika Teknik. Jakarta. UI
Press
11. Wang, Chu Kia, Ph.D.. 1984. Struktur Statis Tak Tentu. Jakarta. Penerbit Erlangga
12. Wiryomartono, Suwarno. 1976. Mekanika Teknik bagian I Konstruksi Statis
Tertentu. Yogyakarta.UGM
13. Wiryomartono, Suwarno. 1976. Mekanika Teknik bagian II Konstruksi Statis
Tertentu. Yogyakarta.UGM
14. Wiryomartono, Suwarno. 1976. Mekanika Teknik bagian III Konstruksi Statis
Tertentu. Yogyakarta.UGM

2-24

Anda mungkin juga menyukai