Anda di halaman 1dari 7

Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 1

FORMULASI NANOEMULSI NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN


VARIASI KOMBINASI TWEEN 80 DAN SPAN 80:
KAJIAN KARAKTERISTIK FISIK SEDIAAN
*)
Elya Zulfa , Danang Novianto, Dedy Setiawan
Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim Semarang
JL.Menoreh Tengah X / 22 Sampangan Gajahmungkur Semarang 50232
*email: elya@unwahas.ac.id

Abstract
Tween 80 dan span 80 merupakan emulsifying agent golongan nonionic hidrofilik
yang dapat membentuk nanoemulsi yang stabil dan jernih. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variasi konsentrasi kombinasi twen 80 dan span 80 terhadap
karakteristik fiisik formulasi nanoemulsi natrium diklofenak. Pembuatan nanoemulsi natrium
diklofenak tipe minyak dalam air (M/A) dibuat dengan metode Self Emulsification.
Nanoemulsi dibuat dengan variasi konsentrasi tween 80 (FI: 31%, FII: 36%, FIII: 41%).
Hasil pembuatan nanoemulsi yang terbentuk dilakukan karakterisasi ukuran partikelnya
menggunakan Particle Size Analyzer (PSA), dan uji zeta potensial menggunakan Zetasizer.
Hasil selanjutnya dilakukan karakteristik fisik berupa uji organoleptis, pH, viskositas, persen
transmitan. Data dianalisis menggunakan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Formula I, II, III memiliki warna kuning jernih, berbau khas, terdispersi merata dan
tidak mengalami pemisahan 2 fase. Nilai persen transmitan yang memenuhi sarat yaitu
jernih dan transparan dengan nilai berturut-turut sebesar 99,4; 99,4; 99,6, sedangkan nilai
viskositasnya menunjukkan bahwa sediaan yang terbentuk cair dengan nilai berturut-turut
sebesar 14,4; 35,7; 51,4. Pengujian ukuran droplet menghasilkan kisaran ukuran di antara
200-300 nm dan memiliki nilai zeta potensial yang lebih dari -30 Mv sehingga memiliki
kestabilan yang sangat baik.

Kata kunci : Natrium Diklofenak, Tween 80, Span 80, Nanoemulsi

PENDAHULUAN sirkulasi darah banyak terikat pada protein


Natrium diklofenak merupakan plasma sebesar 99% dan mengalami
golongan Non-steroid Anti Inflammatory metabolisme lintas pertama dengan nilai
Drugs (NSAID) yang sukar larut dalam air bioavailabilitas sistemiknya sebesar 40-
(Depkes RI, 2014). Natrium diklofenak 50% (Ganiswarna, 1995). Permasalahan
diklasifikasikan ke dalam obat Natrium diklofenak tersebut dapat
Biopharmaceutics Classification System diatasi dengan mengembangkan bentuk
(BCS) kelas II (Chuasuwan dkk., 2008), sediaan topikal dengan sentuhan
yaitu zat aktif yang memiliki kelarutan nanoteknologi seperti modifikasi sediaan
rendah dan permeabilitas tinggi (Kurdi, nanoemulsi.
2015). Selain itu, Natrium diklofenak Nanoteknologi banyak digunakan
dalam pemakaian oral banyak dalam teknologi formulasi obat dan
menimbulkan efek samping seperti mual, menjadi perhatian utama oleh peneliti
gastritis dan sakit kepala, pemakaian obat dalam mengatasi penetrasi beberapa bahan
ini harus berhati-hati pada pasien tukak terapi obat. Sebagai sistem penghantaran
lambung. Natrium diklofenak di dalam obat, Pembentukan nanoemulsi dalam

1471
Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 1

mengatasi bioavailibitas dilakukan dengan dilakukan Mahdi dkk (2011) menunjukan


meningkatan penetrasi zat aktif pada bahwa kombinasi tween 80 dan span 80
sistem penghantaran obat secara topikal (9:1) dalam sedian topikal dengan nilai
dan terjadi penyerapan obat secara efisien HLB campuran 13,9 memiliki kapasitas
(Bouncemal dkk., 2004). Nanoemulsi pelarut yang tinggi dalam air untuk
merupakan suatu sistem disperse minyak menstabilkan disperse O/W.
dengan air yang distabilkan dari molekul
surfaktan pada lapisan antarmuka dan METODE PENELITIAN
memiliki ukuran droplet kisaran 20-500
nm (Solons dkk., 2003., Gupta dkk., 2016). Bahan Penelitian
Nanoemulsi juga merupakan Virgin Coconut Oil (VCO), Tween 80,
perkembangan dari sediaan emulsi yang propilenglikol, span 80, metil paraben,
dapat mencegah terjadinya creaming, propil paraben, Butylated Hydroxy Toluene
flokulasi, koalesens dan sedimentasi (BHT), aquadest dengan kualitas farmasetis
(Gupta dkk, 2011). Nanoemulsi memiliki yang diperoleh dari PT. Brataco, sedangkan
kestabilan kinetik yang lebih tinggi natrium diklofenak diperoleh dari PT.
disebabkan karena ukuran droplet yang Phapros Semarang.
jauh lebih kecil dibanding emulsi
kovensional dengan ukuran droplet lebih Alat penelitian
dari 1000 nm (Utami, 2009). Ukuran Timbangan elektrik (OHAUS), alat-
droplet yang kecil pada nanoemulsi dapat alat glass (IWAKI/PYREX), Heater
meningkatkan penetrasi bahan aktif pada (Thermolyne Cimarec 2), Hotplate
sistem penghantaran obat secara (Heidolph), ultra turrax (IKA T18 basic),
transdermal yang lebih efektif (Gupta dkk., Partilce Size Analyzer (PSA) (HORIBA
2011). Scientific), Zetasizer (HORIBA Scientific),
Komponen yang baik dalam pH meter (SI Analytics), viscometer
sediaan nanoemulsi berperan penting Brookfield DV-I Prime, spektrofotometer
dalam sifat dan stabilitas fisiknya. UV-1800 (Shimadzu Doubelbeem).
Surfaktan dalam sediaan nanoemulsi
Jalannya Penelitian
sangat berperan penting dalam
Pembuatan Nanoemulsi Natrium
menstabilkan tegangan antarmuka yang
Diklofenak
terjadi akibat difusi spontan pada saat
Proses pembuatan nanoemulsi
pencampuran dua fase (Schramm, 2000).
natrium diklofenak dilakukan dengan
Salah satu surfaktan yang sering digunakan
mengunakan alat Homogenizer Ultra
adalah tween 80. Tween 80 dapat
Turrax pada kecepatan 5000 rpm dengan
digunakan untuk menurunkan tegangan
suhu konstan 50oC selama 15 menit.
antarmuka antara obat dan medium
Pembuatan nanoemulsi (Tabel I) dimulai
sekaligus membentuk misel yang dapat
dengan mencampurkan span 80 kedalam
membawa molekul obat ke dalam medium
tween 80 hingga homongen selanjutnya
(Martin dkk., 2008). Variasi kosentrasi
larutkan natrium diklofenak kedalam
tween 80 berpengaruh terhadap stabilitas
campuran tween 80 dan span 80 hingga
nanoemulsi. Seperti yang dinyatakan oleh
homogen. Kemudian tambahkan
Utami (2012), bahwa penggunaan tween
Butylated Hydroxytoluene (BHT) yang
80 pada kosentrasi 36% mengahasilkan
sudah dilarutkan pada VCO kedalam
nanoemulsi ekstrak etanol kurkumin yang
campuran bahan sebelumnya hingga
jernih dan stabil. Span 80 merupakan
homogen. Metil paraben dan propil
emulsifying agent nonionik dengan gugus
paraben dilarutkan dalam propilenglikol,
lipofil yang lebih dominan, selain itu
kemudian ditambahkan kedalam
berfungsi sebagai surfaktan nonionik
campuran bahan sebelumnya hingga
lipofilik (Billany, 2002). Penelitian yang

1472
Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 1

homogen. Selanjutnya tambahkan sedangkan sampel larut sempurna dalam


aquadest sedikit demi sedikit kedalam fase minyak, maka tipe nanoemulsi
campuran keseluruhan bahan sebelumnya tergolong kedalam tipe W/O (Yuliani,
hingga terbentuk sedian nanoemulsi. 2016).
e. Uji pH
Tabel I. Formula modifikasi nanoemulsi Pengukuran pH dilakukan
natrium diklofenak dengan kombinasi menggunakan pH-meter. Mula-mula
tween 80 dan span 80 elektroda di kalibrasi dengan dapar standar
Konsentrasi (% b/v) pH 4 dan pH 7. Proses kalibrasi selesai
Bahan
F1 F2 F3
apabila nilai pH yang tertera pada layar
Tween 80 13,5 18 22,5
telah sesuai dengan nilai pH standar dapar
Span 80 0,5 0,5 0,5
dan stabil kemudian elektroda dicelupkan
Natrium 0,5 0,5 0,5
diklofenak ke dalam sediaan. Nilai pH yang muncul di
VCO 1,5 1,5 1,5
layar kemudian dicatat. Pengukuran
BHT 0,05 0,05 0,05 dilakukan pada suhu ruang (DepKes RI,
Propilenglikol 2,5 2,5 2,5 2014).
Metil paraben 0,15 0,15 0,15
f. Uji Viskositas
Propil paraben 0,3 0,3 0,3 Pengukuran viskositas dilakukan
Aquadest ad 50 ad 50 ad 50 dengan menggunakan viskometer
Brookfield. Sebanyak 50 mL sampel
Pengujian Karakteristik Fisik dimasukan kedalam cup dan dipasang
Nanoemulsi Natrium Diklofenak pada solvent trap yang tersedia.
a. Uji Ukuran Droplet Viskometer Brookfield DV1 diatur dengan
Pengujian ukuran droplet dilakukan kecepatan 50 rpm-ukuran spindel 64.
dengan alat Size Analyzer (PSA) dengan Viskometer nanoemulsi dapat diketahui
tipe Dynamic Light Scattering (DLS). dengan mengamati hasil analisis yang
Sebanyak 1 mL sampel diambil dan ditampilkan pada layar alat Brookfield.
dimasukan kedalam kuvet. Selanjutnya g. Uji Persen Transmitan
masukan kuvet ke dalam holder kemudian Persen transmitan ditentukan dengan
lakukan analisis instrument. mengukur absorbansi sampel. Sampel
b. Uji Zeta Potensial sebanyak 1 mL dilarutkan dalam labu takar
Zeta potensial droplet di ukur dengan 100 mL dengan menggunakan aguadest.
menggunakan Zetasizer. Nanoemulsi Larutan diukur persen transmitan dengan
diencerkan dalam air secukupnya, lalu menggunakan spektrofotometer -Vis pada
dimasukkan ke dalam kuvet kemudian panjang gelombang 650 nm. Akuadest
dilakukan pengukuran. digunakan sebagai blanko saat proses
c. Uji Organoleptis pengujian (Gandjar dan Rohman, 2013).
Uji organoleptis dilakukan dengan
mengamati terjadinya perubahan warna, Analisis data
perubahan bau, homogenitas dan Data yang diperoleh dari penelitian
pemisahan fase setalah 24 jam pembuatan ini di analisis dengan menggunakan
sediaan. analisis deskriptif pada hasil uji ukuran
d. Uji Tipe Nanoemulsi droplet, uji zeta potensial, uji organoleptis,
Pengujian tipe nanoemulsi dilakukan uji tipe nanoemulsi dan uji pH. Sedangkan
dengan metode dilusi atau pengenceran. hasil uji viskositas dan uji persen
Uji ini dilakukan dengan melarutkan transmitan dianalisis meggunakan analisis
sampel kedalam fase air (1:100) dan fase statistic secara regresi linier dengan SPSS
minyak (1:100). Jika sampel larut 16.0.
sempurna dalam aquadest, maka tipe
nanoemulsi tergolong kedalam tipe O/W,

1473
Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 1

HASIL DAN PEMBAHASAN yang nyaman saat digunakan dan tidak


menimbulkan iritasi kulit. Oleh karena itu,
Karakteristik Fisik Sediaan pengujian pH sediaan nanoemulsui natrium
1.Uji Organoleptis diklofenak harus berada pada kisaran pH
Hasil pengujian organoleptis pada 4,5-6,5 yang merupakan pH kulit (Martin
ketiga formula dapat dilihat pada Tabel II. dkk., 2008). Hasil pengukuran nilai pH
nanoemulsi natrium diklofenak memenuhi
Tabel II. Hasil Uji Organoleptis Nanoemulsi sarat (Tabel III).
Homo Pemisaha
F Warna Bau Bentuk
genitas n 2 Fase Tabel III. Hasil Uji Ph, viskositas, % transmitan
ukuran droplet sediaan
Kuning Tidak
FI Khas Cair Homogen Parameter (rata-rata±SD)
jernih ada
F Ukuran
Viskosit %
Kuning Semi Tidak Ph droplet
FII Khas Homogen as transmitan
jernih Kental ada (PI)
I 6,13±0,1 14,4±1,3 99,4±0,15 0,56±0,10
Kuning Tidak
FIII Khas Kental homogen II 6,16±0,1 35,7±1,3 99,4±0,15 0,59±0,12
jernih ada
III 6,40±0,1 51,4±1,0 99,6±0,15 0,33±0,29
Hasil menunjukan seluruh formula
memiliki warna yang kuning jernih, berbau 4. Uji Viskositas
khas, terdispersi merata dan tidak Uji viskositas bertujuan untuk
mengalami pemisahan 2 fase. Akan tetapi mengetahui kekentalan sediaan nanoemulsi
pada bagian hasil bentuk sediaan natrium diklofenak yang dihasilkan.
nanoemulsi yang didapat terdapat Viskositas menggambarkan besaran
perbedaan pada ketiga formula tersebut. tahanan suatu cairan untuk mengalir,
Pada formula I berbentuk cair, formula II semakin besar tahananya, maka semakin
berbentuk semi kental dan formula III tinggi viskositasnya (Martin dkk., 2008).
berbentuk kental. Hal tersebut Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel
dimungkinkan pengaruh kadar kosentrasi III. Berdasarkan hasil uji statistik
tween 80 dimana pada formula I (13,5%), hubungan antara kadar kosentrasi tween 80
formula II (18%) dan formula III (22,5%). dan Viskositas pada masing-masing
semakin besar kosentrasi surfaktan yang formula
digunakan sehingga sesmakin rendah dengan mengunakan regresi linier,
tegangam permukaan dan viskositasnya. menunjukaan hasil nilai signifikansi 0,55
2.Uji Tipe Nanoemulsi (p>0,05) dan Nilai signifikansi tersebut
Pengujian tipe nanoemulsi menunjukan tidak adanya pengaruh
dilakukan untuk mengetahui nanoemulsi kenaikan kosentrasi tween 80 dalam sedian
yang terbentuk. Perhitungan HLB nanoemulsi natrium diklofenk terhadap
campuran pada semua formula diperoleh viskositanya.
HLB campuran sebesar 14,6 yang Nanoemulsi natrium diklofenak
membentuk nanoemulsi dengan tipe O/W. dengan kosentrasi tween 80 22,5%
Berdasarkan hasil pengujian dengan menghasilkan nilai viskositas yeng lebih
metode pengenceran, tipe nanoemulsi besar dibandingkan dengan kosentrasi
natrium diklofenak dengan variasi tween tween 80 13,5% dan 18%. Semakin besar
80 dan span 80 adalah tipe O/W. kosentrasi tween 80, maka nilai viskositas
3.Uji pH nanoemulsi akan semakin tinggi. Nilai
Pengukuran pH dimaksudkan untuk viskositas suatu sediaan nanoemulsi
mengetahui sifat keasaman dan kebasaan dipengaruhi oleh beberapa factor
dari sediaan nanoemulsi natrium diantarnya adalah factor pengadukan,
diklofenak agar dapat memberikan efek proposi fase terdispersi, dan ukuran

1474
Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 1

partikel (Ansel, 1989). Viskositas akan cepat sehingga dapat menentukan ukuran
berbanding lurus dengan kosentrasi fase partikel dalam suatu sampel atau sediaan
terdispersi, jika peningkatan kosentrasi (Volker, 2009). Selain ukuran droplet, nilai
suatu fase terdispersi ditingkatkan dan Indeks Polidispersitas (PI) membantu
akan diikuti oleh peningkatan viskositas memberikan informasi mengenai
yang dihasilkan. Peningkatan viskositas kestabilan dan keseragaman ukuran droplet
disebabkan karena semakin besar nanoemulsi. Hasil pengujina ukuran
kosentrasi tween 80 akan menurunkan droplet dapat dilihat pada Tabel IV.
ukuran diameter globul, sehingga akan Menurut Gupta dkk. (2016)
meningkatkan luas permukaan dan tahanan menyatakan bahwa sediaan nanoemulsi
nanoemulsi untuk mengalir dan memiliki ukuran kiasaran rata-rata droplet
meningkatkan nilai viskositas. sekitas 20-500 nm. Ukuran droplet sediaan
5. Uji Persen Transmitan nanoemulsi natrium diklofenak yang
Uji dilakukan untuk mengukur dan dibuat menghasilkan kisaran ukuran
mengetahui tingkat kejernihan suatu sebesar 200-300 nm. Kisaran ukuran
sediaan nanoemulsi yang dihasilkan droplet yang dihasilkan tersebut telah
mendekati tingkat kejernihan 100% air dan memenuhi perysaratan.
diperkirakan droplet yang terbentuk terlah
mencapai ukuran nanometer. Hasil Nilai Indeks Polidispersitas (PI)
pengukuran uji persen transmitan dapat dalam nanoemulsi menunjukaan kualitas
dilihat pada Tabel III. Hasil menujukkan kehomogenan atau kestabilan suatu ukuran
bahwa formulasi sediaan nanoemulsi partikel. Semakin kecil nilai PI yaitu
natrium diklofenak formula I, II dan III mendekati 0, maka menunjukan ukuran
memiliki nilai persen transmitan yang droplet yang semakin seragam dan
hampir mendekati nilai 100%. Ketika suatu homogen (Haque, 2015). Nilai PI akan
formula menunjukan nilai persentasi berlaku ketika distribusi diameter droplet
transmitan 90-100% maka formula tersebut nanoemulsi berkisar antara 0,01-0,7
memiliki penampakan bentuk visual yang (Wahyuningsih dan Putranti, 2015).
jernih dan transparan (Lina dkk., 2012) Kisaran ukuran Nilai PI dalam sediaan
Sehingga hasil dari ketiga formula tersebut nanoemulsi natrium diklofenak pada
telat memenuhi tingkat persyaratan persen masing-masing formula menujukan hasil
transmitan. nilai dibawah 0,7 yang masih dapat
Hasil uji statistik pengaruh tween diterima karena distribusi ukuran droplet
80 dan persen transmitan yang dilakukan
Pengujian Ukuran Droplet (Rata-
dengan menggunakan regresi linier Formula rata±SD)
menunjukan persamaan regresi linier yang
diperoleh yaitu Y = 0,022 x + 99,067 dan nm PI
nilai signifikansi sebesar 0,333 (p>0,005). I 232,7±8,60 0,56±0,10
Hasil Nilai signifikansi tersebut menujukan II 277,8±8,87 0,59±0,12
bahwa variasi kosentrasi tween 80 III 338,3±20,99 0,33±0,29
terhadap persen transmitan tidak memiliki yang seragam dan homogen. Sedangkan
pengaruh kenaikan kosentrasi tween 80 nanoemulsi yang memiliki nilai PI sebesar
dalam sediaan nanoemulsi natrium 1,000 menujukan ukuran droplet yang
diklofenak terhadap nilai persen tidak seragam atau heterogen (Abdellatif
trnasmitan. dan Abou-taleb, 2015).
6.Uji Ukuran Droplet 7.Uji Zeta Potensial
Prinsip kerja PSA adalah suatu Zeta potensial diukur sebagai
penghamburan cahaya sinar laser pada parameter dalam menentukan muatan
partikel sampel yang dideteksi oleh permukaan partikel koloid dan tingkat
detector foton pada sudut tertentu secara kestabilan suatu nanoemulsi. Nanoemulsi

1475
Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 1

dengan nilai zeta potensial yang lebih muatan permukaannya berasal dari ion
besar memiliki derajat kestabilan yang yang berasal dari gugus hidrofilik
tinggi daripada nilai zeta potensial yang surfaktan. Sedangkan nanoemulsi yang
rendah akan lebih cepat mengalami distabilkan oleh surfaktan nonionik,
flokulasi. Koloid nanoemulsi yang stabil muatan permuakaannya berasal dari
harus memiliki nilai zeta potensial yang adsorpsi ion yang terdapat pada fase air
lebih dari -30 mV dan +30 mV (Akhtar dan gaya gesek antara droplet dan
dkk., 2012). Hasil pengujian zeta potensial pedispersinya. Oleh karena itu, muatan
sediaan nanoemulsi natrium diklofenak permukaan partikel suatu sediaan
dapat dilihat pada Tabel V : nanoemulsi bergantung pada muatan
elektrolit pada fase continue, pH dan Fase
Tabel V. Hasil Uji Zeta Potensial Nanoemulsi minyak (Wahyuningsih dan Putranti,
Natrium Diklofenak 2015). Secara keseluruhan nilai zeta
Zeta Potensial (mV) potensial pada ketiga formula menujukan
Formula
Rata-rata±SD
hasil yang sangat baik, Karena
FI -35,2±4,40 kestabilannya yang berada pada rentang ±-
F II -32,6±4,57 30 mV.
F III -33,1±1,08
Penelitian ini merupakan penelitian
terkait karakteristik fisik nanoemulsi
natrium diklofenak. Berdasarkan data yang
Berdarkan hasil uji statistik
diperoleh untuk semua uji meliputi uji
hubungan antara kadar kosentrasi tween 80
organoleptis, uji tipe nanoemulsi, uji
dan zeta potensial pada masing-masing
pH,uji viskositas,uji ukuran droplet, dan uji
formula dengan mengunakan regresi linier
zeta potensial ketiga formula sudah
(Lampiran 18) menunjukaan hasil nilai
memenuhi syarat sesuai teori. Untuk
signifikansi 0,449 (p>0,05), hasil tersebut
mengetahui kestabilan fisik dari formula
menunjukan tidak adanya pengaruh
dapat dilakukan uji kestabilan fisik jangka
kenaikan kosentrasi tween 80 dalam sedian
panjang dan efektifitas penetrasi zat aktif
nanoemulsi natrium diklofenk terhadap
dengan sel difusi Franz.
zeta ptensial dalam sediaan.
Hasil nilai zeta potensial dalam
sediaan nanoemulsi pada F I, F II dan F III KESIMPULAN
Sediaan nanoemulsi natrium
memiliki nilai yang lebih dari -30 mV dan
diklofenak dengan variasi tween 80 dan
menunjukkan partikel yang bermuatan
span 80 pada semua formula memenuhi
negatif. Hal tersebut menujukan bahwa
karakteristik fisik sediaan .
sediaan nanoemulsi natrium diklofenak
memiliki tingkat kestabilan yang baik
sehingga tidak terjadi flokulasi dan UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih saya sampaiakn
pemisahan 2 fase. Muatan negative pada
kepada Bp. Danang Novianto dan Dedy
permukaan pertikel yang dihasilkan
Setyawan yang sudah bekerja sama dalam
diakibatkan karena adanya asam lemak
penelitian ini. Serta Fakultas Farmasi
bebas yang berasal dari komponen fase
Unwahas antara yang sudah banyak
minyak dan surfaktan sehingga akan
membantu dalam penelitian.
menghasilkan muatan elektrostatik dimana
gaya tolak listrik yang cukup kuat dengan
droplet minyak yang dominan akan
menghambat koalesensi dan flokulasi DAFTAR PUSTAKA
Abdellatif, A.A.H., and Abou-taleb, A.H.,
(Diba, 2014).
2015, Optimization of Nano-Emulsion
Tingkat kestabilan nanoemulsi
Formulation for Ceratin Emollient
yang distabilkan oleh surfaktan ionik,

1476
Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 1

Effect, J Pharm Pharm Sci, 4(12), Formation, Properties and


1314-1328. Applications, Royal Society Of
Akhtar, F., Rizvi, M.M.A., Kar, S.K., 2012, Chemistry, 1 (1), 1-16.
Oral Delivery of Curcumin Bound to Haque, F.A.K, 2015, Karakteristik
Chitosan Naoparticles Cured Nanoemulsi Ekstrak Jahe (Zingiber
Plasmodium Yoellii Infected Mice. officinale var. Amarum), Skripsi,
Biotechnology Advances, 30 (1), 310- Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
320. teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Bogor, Bogor.
Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI Kurdi, M., and Karam, R., 2015,
Press, 387. Biowaivers: Criteria and Requirement,
Bouchemal, K., S. Briancon., E. Perrier., MPOH, 1-8.
and H. Fessi, 2004, Nanoemulsion Martin, F., Swarbrick, J., and Cammarata,
Formulation Using Spanteneus J., 2008, Farmasi Fisik: Dasar-Dasar
Emulsification. Solvent Oil and Farmasi Fisik Dalam Ilmu
Surfactan Optimazation, Int JPharm, Farmasetia, Edisi Ketiga, Jilid 2,
280 (1), 241, 251. Universitas Indonesia Press, Jakarta,
Chuasuwan, B., Binjesoh, V., Polli, J.E., 81, 494, 580, 620, 629,724,725
Zhang, H., Amidon, G.L., Junginger, Solons, C., 2003, Nanoemulsions
H.E., Midha, K.K., Shah, V.P., Formulation, properties, and
Stavchansky, S., Dressman, J.B., Aplication, In mittal, K.l & shah,
Barends, D.M., 2008, Biowaiver D.O., Adsorption and Agregation of
Monographs For Immediate Release surfactans in solution. New York:
Solid Oral Dosage Forms: Diclofenac Marcel Dekker, 472.
Sodium and Diclofenac Potassium, J. Utami, A.N., 2009, Perbandingan Efek
Pharm Sci., 98(4), 1206-1219. Antiinflamsi Kurkumin 1% Dalam
Depkes RI, 2014, Farmakope Indonesia Vehikulum Dan Salep Pada Kulit
Edisi Kelima, Departemen Kesehatan Mencit Yang Telah Disinari
Republik Indonesia, Jakarta, 392,11 Ultraviolet, Skripsi, Fakultas
Devarajan V., and Ronichandran V., 2011, Kedokteran, Universitas Indonesia,
Nanoemulsions: As Modified Drug Depok.
Delivery Tool. International Journal Utami, S.S., 2012, Formulasi dan Uji
of Comprehensive Pharmacy, 2 (4), 1- Penetrasi In Vitro Nanoemulsi,
6. Nanoemulsi Gel dan Gel Kurumin,
Diba, R.F, 2014, Kajian In Vitro Produk Skripsi, Universitas Indonesia, Depok.
Enkapsulasi Nanoemulsi Ekstrak Volker, A, 2009, Dynamic light Scatering:
Jintan Hitam (Nigella sativa), Tesis, Measuring the Particle Size
Sekolah Pascasarjana, Institut Distribution,
Pertanian Bogor, Bogor. https://www.lsinstruments.ch/technolo
Gandjar, I.G., dan Rohman., A., 2013, gy/dynamic_light_scattering_dls/,
Kimia Farmsi Analisis, Pustaka diakses tanggal 5 semptember 2017.
Pelajar, Yogyakarta, 242. Wahyuningsih, I., dan Putranti, W., 2015,
Ganiswarna, S.G., 1995, Farmakologi dan Optimasi Perbandingan Tween 80 Dan
Terapi Edisi 4, Bagian Farmakologi, Polietilenglikol 400 Pada Formula
Fakultas Kedokteran, Universitas Self Nanoemulsifying Drug Delivery
Indonesia Press, Jakarta, 218. System (Snedds) Minyak Biji Jinten
Gupta, A., Eral, H.B., Hatton, T.A., Doyle, Hitam, Pharmacy, 2(12), 223-241
P.S., 2016, Nanoemulsions:

1477

Anda mungkin juga menyukai