PENDAHULUAN
Secara umum kitosan yang merupakan biopolimer daoat digunakan dalam sistem
nanopartikel. Kitosan termasuk dalam golongan polisakarida alam dengan nama lain
[β(1→4) glukosamin (2-amino-2-deoksi-d-glukosa)N-asetil-d-glukosamin(2-asetamido-
2-deoksi-dglukosa)]. Kitosan memiliki sifat yang berguna untuk sebuah penelitian, sifat-
sifat tersebut antara lain antimikroba, wound healing, tidak beracun, murah,
biokompatibel, dapat dibiodegradasi, dan larut akuades Kitosan memiliki potensi yang
dapat digunakan sebagai bahan eksipien atau gugus pembawa (Yuwono, dkk., 2015).
Sifat dari kitin tidak larut dalam sebagian besar pelarut, tetapi kitosan memiliki sifat larut
dalam sebagian besar larutan asam organik, jika larutan asam organik yang digunkan
sebagai pelarut memiliki pH kurang dari 6,5. Larutan asam organik yang digunakan
sebagai pelarut antara lain asam format, asetat, tartrat, dan sitrat, tetapi kitosan tidak larut
dalam asam fosfat dan asam sulfat. Berat molekul (BM) dan derajat deasetilasi (DD)
adalah faktor utama yang memengaruhi ukuran partikel, pembentukan partikel, dan
agregasi dari suatu molekul termasuk kitosan (Tiyaboonchai, 2003).
Bahan dengan ukuran partikel pada skala nanometer merupakan definisi dari
nanopartikel. Ukuran partikel di atas 100 nm dari beberapa bahan nanopartikel yang telah
berhasil disintesis untuk produk berasal dari bahan alam antara lain dari kurkumin,
paclitaxel dan praziquantel dengan ukuran partikel masing – masing adalah 450 nm,
147,7 nm, dan lebih dari 200 nm, maka nanopartikel dapat didefinisikan sebagai sistem
koloid submikronik (kurang dari 1 µm) (Rismana, dkk., 2014).
Metode gelasi Ionik merupakan metode yang melibatkan proses sambung silang
antara polielektrolit dengan adanya pasangan ion multivalennya. Gelasi ionik diikuti
dengan kompleksasi polielektrolit dengan polielektrolit yang berlawanan. Pembentukan
ikatan sambung silang memilki fungsi yang akan menyebabkan kekuatan mekanis dari
partikel yang terbentuk semakin kuat (Park, dkk., 2007). Kitosan yang merupakan
polimer kationik dapat bereaksi dengan anion multivalen seperti tripolifosfat (Mohanraj
dan Chen, 2006).
Ikatan silang secara fisik melalui interaksi elektrostatik merupakan cara alternatif
dari ikatan silang secara kimia telah diterapkan untuk menghindarki dari kemungkinan
toksisitas dari pereaksi dan akibat lain yang tidak dikehendaki. Mekanisme untuk
membentuk nanopartikel kitosan dapat digunakan metode gelasi ionik berdasarkan
interaksi elektrostatik antara grup amina kitosan dengan grup muatan negatif polianion
seperti TPP. Metode gelasi ionik dapat digunakan untuk penentukan morfologi dari
nanopartikel kitosan. Pembuatan kompleks TPP-kitosan dibuat dengan langkah yang
pertama dalam larutan TPP diteteskan droplet kitosan. Kemudian, kitosan dilarutkan
dalam larutan asam encer, yang diperoleh dari pelarutan kitosan adalah kation kitosan.
Kemudian larutan polianionik TPP ditambahkan dengan cara di teteskan ke dalam kation
kitosan sambil diaduk. Kitosan mengalami gelasi ionik dan presipitasi membentuk
partikel bulat seperti bola, merupakan akibat dari kompeksasi antara muatan yang
berbeda. Nanopartikel dapat terbentuk secara spontan saat terjadi pengadukan mekanis
pada suhu kamar. Ukuran dan muatan permukaan partikel dapat dimodifikasi dengan cara
memvariasi rasio dari kitosan terhadap bahan penstabil (stabilizer) (Irianto dan Ijah,
2011).
Filtrat kitosan
Ditambahkan
NaTPP 0,1% b/v Tween 80 0,1% v/v
Diaduk
Magnetic stirrer
Dikeringkan
Spray dryer
Gambar 4. Bentuk morfologi nanopartikel kitosan yang disiapkan dengan metode gelasi
ionik (Irianto dan Ijah, 2011).
Nanopartikel kitosan (NT 345) yang terbentuk dapat diamati ukuran dan stabilitas
zeta potensialnya menggunakan peralatan Particle Size Analyzer (PSA) dan zetasizer.
Bentuk partikel dan komposisi kimianya diamati menggunakan Scanning Electron
Microscopy (SEM) (Husniati dan Eva, 2014).
1. PSA
Rentang ukuran nanopartikel antara 10 sampai dengan 1000 nm, jika dalam
suatu percobaan didapatkan ukuran partikel antara 10 nm sampai 1000 nm, maka
partikel tersebut dapat diklasifikasikan sebagai nanopartikel. Pengaruh penggunaan
kitosan yang berlebih dalam pembuatan nanopartikel menyebabkan ukuran partikel
semakin besar, hal ini dikarenakan zat aktif yang bereaksi dengan kitosan sedikit,
sehingga sisa kitosan yang tidak bereaksi akan mengikat kembali zat aktif sehingga
menyebabkan ukuran partikel semakin besar (Napsah dan Iis, 2014).
Partikel dengan ukuran kurang dari 400 nm mempunyai kemampuan yang
baik untuk bahan pembuatan penghantar obat (Efiana, dkk., 2013). Terdapat faktor
yang mempengaruhi ukuran partikel yang terbentuk selain metode pembuatannya,
faktor lainnya antara lain; perbandingan antara jumlah kitosan dan TPP yang
digunakan, perbandingan antara jumlah kitosan dengan obat (yang akan
terenkapsulasi di dalamnya) dan faktor pH (Efiana, dkk., 2013).
Dalam suatu penelitian yang telah dilakukan didapatkan. Nanopartikel kitosan
yang diukur memiliki diameter rata-rata 290,3±52,6 nm (n=3), dengan
polidispersibility index sebesar 0,296 (Efiana, dkk., 2013).
2. Zetasizer
Pengukuran zeta potensial dengan menggunakan zeta size analyzer, hasil dari
pengukuran zeta potesial dapat dilihat pada Gambar 6. Hasil pengukuran yang telah
diperoleh menunjukkan muatan nanopartikel dengan zeta potensial secara rata-rata
sebesar +50,8±4,8mV. Nilai parameter tersebut termasuk dalam kategori rentang
normal untuk zeta potensial dari nanopartikel kitosan yang dibuat dengan metode
gelasi ionik dengan TPP sebagai agen ikatan silang. Nilai parameter zeta potensial
dapat dikatakan normal saat nilainya berkisar antara +25mV hingga +54mV.
Stabilitas partikel suatu dispersi cair juga dipengaruhi oleh muatan, pengaruh dari
muatan tersebut memengaruhi gaya tolak-menolak antar partikel. Suatu sistem akan
semakin stabil apabila zeta potensial suatu partikel semakin mendekati nilai nol
(Efiana, dkk., 2013).
Gambar 6. Hasil pengukuran zeta potensial nanopartikel kitosan dengan nilai rata-
rata: +50,8±4,8 mV(n = 3) (Efiana, dkk., 2013).
3. SEM
Beberapa aplikasi nanopartikel kitosan di bidang farmasi dan biomedik sebagai alat
penghantar obat telah banyak diteliti dengan berbagai target pengobatan (Irianto dan Ijah,
2011).
Polimer sebagai pembawa obat dapat digunakan sebagai penghantara obat secara
transdermal, oleh karena itu polimer banyak digunakan dalam pembuatan penghantar
obat. Kitosan merupakan biopolimer dengan nama lain (poli [β-(1-4)-2-amino-2 deoksi-
Dglukopiranosa]) sebagai bahan pembawa mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu
bermuatan positif (kationik), biodegradable, biokompatibel dan nontoksik. Kitosan
nanopartikel memiliki stabilitas yang baik, toksisitas yang rendah dan metode
pembuatannya yang cukup sederhana, karena alasan tersebut bahan penghantar obat
dapat dinuat menggunakan nanopartikel kitosan. Ukuran nanopartikel kitosan kurang dari
400 nm sebagai penghantar obat dapat diberikan secara parenteral maupun non parenteral
(Efiana, dkk., 2013).
E. KESIMPULAN
Nanopartikel kitosan dapat diaplikasikan sebagai bahan pembawa obat karena
memiliki sifat yang menguntungkan yaitu bermuatan positif (kationik), biodegradable,
biokompatibel dan tidak beracun. Metode yang digunakan untuk membuat nanoparikel
kitosan sebagai bahan penghantar obat adalah metode gelasi ionik. Karakteristik dari
nanopartikel kitosan yang digunakan untuk bahan penghantar obat yaitu memiliki ukuran
kurang dari 400 nm, pengukuran nanopartikel kitosan menggunakan PAS. Nanopartikel
kitosan harus memiliki zeta potensial lebih dari ±30 mV supaya koloid nanopartikel yang
stabil, pengukuran zeta potensial menggunakan zettasizer. Bentuk morfologi dari
nanopartikel kitosan seperti bila berbentuk bola halus, bentuk morfologi dari nnaopartikel
kitosan dapat dketahui jika menggunakan SEM.
DAFTAR PUSTAKA
Yuwono, Tedjo., dkk. 2015. Pengembangan Preparasi Nanopartikel Thymoquinonekitosan
Dengan Metode Kosolven Menggunakan Isopropil Alkohol. Pharmaҫiana. 5(2): 121-130.
Tiyaboonchai, Waree. 2003. Chitosan Sanoparticles: A Promising System for Drug Delivery.
Naresuan University Journal. 11 (3): 51-66.
Rismana, Eriawan., dkk. 2014. Pengujian Aktivitas Antiacne Nanopartikel Kitosan – Ekstrak
Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana). Media Litbangkes. 24(1): 19-27.
Efiana, Nuri Ari., Dkk. 2013. Formulasi Nanopartikel Losartan Dengan Pembawa Kitosan.
Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 11(1): 7-12
Mohanraj, VJ dan Chen Y. 2006. Nanoparticles-A Review. J PharmaceutRes.5(1): 561- 573.
Park, K., dkk. 2007. Microencapsulation Technology in: Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology 3rd Edition. New York: Informa Healthcare USA, Inc.
Vaughn, J.M. and Williams R.O. 2007. Nanoparticle Engineering. In Swarbrick. James.
Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition. Volume 1. New York: Nova
Science Publisher.
Nano Composix. 2012. Nanocomposix's Guide To Dynamic Light Scattering Measurement And
Analysis Vol 1.3. San Diego: Nano Composix.
Putri, Ade Indriani., dkk. 2018. Karakterisasi Nanopartikel Kitosan Ekstrak Daun Ubijalar
(Ipomoea Batatas L.) Menggunakan Metode Gelasi Ionik. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Kimia. 2(2): 203-207.
Husniati dan Eva Oktarina. 2014. Sintesis Nano Partikel Kitosan Dan Pengaruhnya Terhadap
Inhibisi Bakteri Pembusuk Jus Nenas. Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25 No.2:
89-95.
Irianto, Hari Eko dan Ijah Muljanah. 2011. Proses Dan Aplikasi Nanopartikel Kitosan Sebagai
Penghantar Obat. Squalen. 6(1): 1-8.
Napsah, Rauhatun Dan Iis Wahyuningsih. 2014. Preparasi Nanopartikel Kitosan-Tpp/ Ekstrak
Etanol Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleriamacrocarpa (Scheff) Boerl) Dengan
Metode Gelasi Ionik. Jurnal Farmasi Sains Dan Komunitas. 11(1): 7-12.
Kurniasari, Dessy Dan Sri Atun. 2017. Pembuatan Dan Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak
Etanol Temu Kunci (Boesenbergia Pandurata) Pada Berbagai Variasi Komposisi
Kitosan. Jurnal Sains Dasar. 6 (1): 31 - 35
Setiawan, Adhi,. Dkk. 2015. Sintesis Dan Karakterisasi Kitosan Mikropartikel Dengan
Modifikasi Gelasi Ionik. Jurnal Perikanan. 17(2): 90-95.
Laili, Helmi Nur., dkk. 2014. Preparasi dan Karakterisasi Nanopartikel Kitosan-Naringenin
dengan Variasi Rasio Massa Kitosan-Natrium Tripolifosfat (Preparation and
Caracterization of Naringenin-Chitosan Nanoparticles with Various Mass Ratio of
Chitosan-Sodium Tripolyphosphat). Jurnal Pustaka Kesehatan. 2 (2): 308-313.
LAMPIRAN
Judul 1: Formulasi Nanopartikel Losartan dengan Pembawa Kitosan
Judul 2: Karakterisasi Nanopartikel Kitosan Ekstrak Daun Ubijalar (Ipomoea Batatas L.)
Menggunakan Metode Gelasi Ionik
Ade Indriani Putri, Agus Sundaryono, dan Nyoman Candra
Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Kimia, 2018:2(2): 203-207
DOI: 10.21831/jsd.v6i1.13610
DOI: 10.12928/pharmaciana.v5i2.2363
(Garcinia Mangostana)
DOI: 10.22435/mpk.v24i1.3483.19-27
Helmi Nur Laili, Lina Winarti, Lusia Oktora Ruma Kumala Sari
Judul 9: Sintesis Dan Karakterisasi Kitosan Mikropartikel Dengan Modifikasi Gelasi Ionik
Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XVII (2): 90-95 ISSN: 0853-6384
DOI: 10.22146/jfs.10367
Judul 10: Sintesis Nano Partikel Kitosan Dan Pengaruhnya Terhadap Inhibisi Bakteri
Cek Plagiat: