Anda di halaman 1dari 5

Lembar Kerja Praktikum Daring Farmakokinetika

Modul 1 – Perlakuan Awal Sampel Biologis

Nama : Resty Purnamasari


NPM : 24041117047

Anda merupakan seorang farmasis yang sedang mengerjakan perlakuan awal sampel biologis
berupa darah pasien yang kemudian akan diukur konsentrasi obat di plasma menggunakan HPLC.
Salah satu tahap perlakuan awal sampel biologis adalah presipitasi protein. Protein plasma
(matrix sampel) harus dipisahkan agar tidak mengganggu proses pengukuran konsentrasi obat.
Berikut hasil presipitasi protein menggunakan beberapa jenis zat pengendap protein:
No Zat Pengendap Protein Hasil Presipitasi
1 10% (b/v) trikoloroasetat

2 Larutan jenuh (NH4)2SO4


3 10% ZnSO4 – NaOH 0,5 N (1:1)

4 Asetonitril

5 Metanol

Pertanyaan:
1. Apa fungsi vortex pada prosedur?
Fungsi dari vortex adalah untuk meningkatkan turbulensi aliran sehingga momentum aliran
meningkat dan mampu melawan adverse pressure gradient. (Haq, 2016)Dapat disimpulkan
bahwa fungsi vortex pada prosedur adalah untuk mencampurkan/ agar sampel dapat kontak
dengan zat pengendap protein yaitu sampel (plasma darah) dan pengendap proteinnya yaitu
triklotoasetat, larutan jenuh (NH4)2SO4, ZnSO4-NaOH, Asetonitril, dan Metanol, sehingga
dihasilkannya larutan yang homogeny
2. Apa fungsi sentrifugasi pada prosedur?
Tujuan dari sentrifugasi itu sendiri yaitu untuk memisahkan komponen komponen yang berada
di dalam plasma. Prinsipnya yaitu dengan meletakkan sampel pada suatu gaya dengan memutar
sampel pada kecepatan tinggi,sehingga terjadi pengendapan partikel, atau organel-organel sel
berdasarkan bobot jenisnya. (Artika 2010)
3. Diantara kelima zat pengendap protein, manakah yang merupakan zat pengendap yang paling
baik? Mengapa?
Jika dilihat dari kejernihan supernatant dan adanya endapan pada tabung sentrifuga memiliki
supernatant yang lebih jernih dan endapan yang lebih banyak berarti zat pengendapan protein
yang digunakan lebih baik karena menunjukan zat tersebut bekerja dengan baik dalam
memisahkan sampel dan padatan(proteinnya). Tabung sentrifuga ZnSO4 – NaOH dan methanol
memiliki warna yang jernih, tetapi jika dilihat dari banyaknya endapan yang mengendap tabung
yang diberi methanol lebih banyak mengendapkan protein, sehingga dapat disimpulkan bahwa
zat pengendap protein yang baik yaitu Metanol
4. Jelaskan mekanisme kelima zat pengendap protein diatas dalam mengendapkan protein plasma!
1. Trikoloroasetat
TCA memiliki muatan ion negative sehingga akan bergabung dengan protein yang ada pada
kondisi kation(pH larutan dalam kondisi asam hingga pH isoelektrik protein)sehingga akan
membentuk garam protein, beberapa garam yangdihasilkan tersebut tidak larut (mengendap)
sehingga plasma dan protein terpisah (Khurana et al., 2001)
2. (NH4)2SO4
Salting out dimana terjadi penurunan kelarutan protein dengan adanya peningkatan
konsentrasi garam. Protein kurang terlarut ketika berada pada daerah yang konsentrasi kadar
garam anorganik tinggi sehinggakelarutan protein akan menurun dan protein akan
mengendap. (Mayes et al .,1990)
3. ZnSO4 – NaOH
NaOH akanmemberikan suasana basa pada larutan dan mengakibatkan protein berada dalam
keadaan ion negatif atau anion. Anion protein ini akan berikatan dengan ion positif yang
berasal dari Zn2+ sehinggamembentuk logam protein yang tidak larut. Ikatan dari ion logam
bermuatan prositif akan menurunkan kelarutan protein. Logam berat juga akan merusak
struktur sekunder dan tersier dari protein. Ionlogam akan berkompetisi dengan proton pada
larutan untuk berikatandengan asam amino, semakin kuat ikatan ion-ion logam
untukmenggantikan ikatan oleh proton maka akan menurunkan pH larutan.Kombinasi dari
penurunan pH akan menyebabkan protein mengendap. (Moshage et al., 1995)
4. Asetonitril dan Metanol
Metanol dan asetonitril sebagai zat pengendap proteinmemiliki mekanisme dalam
mengendapkan protein yaitu plasmasebagian besar komponen utamanya yaitu air
ditambahkan denganmetanol dan asetonitril (pelarut organik polar) akan menurunkan
nilaikonstanta dielektrik plasma yang mengandung protein terlarutsehingga nilai KD plasma
akan semakin jauh dengan proteinsedangkan nilai KD protein tetap karena merupakan zat
terlarut bukan pelarut, akibatnya nilai KD protein dengan plasma berbeda. Perbedaannilai KD
tersebut menyebabkan protein menjadi tidak larut sempurnadan protein akan mengendap
(Guevara et al., 1998)
DAFTAR PUSTAKA
Guevara, I., Iwanejko, J., Dembińska-Kieć, A., Pankiewicz, J., Wanat, A., Anna, P., Goła̧ bek, I., Bartuś, S.,
Malczewska-Malec, M., & Szczudlik, A. (1998). Determination of nitrite/nitrate in human biological
material by the simple Griess reaction. Clinica Chimica Acta, 274(2), 177–188.
https://doi.org/10.1016/S0009-8981(98)00060-6
Haq, F. K. (2016). Studi Eksperimen Karakteristik Aliran Dalam Diffuser dengan dan Tanpa Vortex
Generator. 5(2), 6–10.
Khurana, R., Gillespie, J. R., Talapatra, A., Minert, L. J., Ionescu-Zanetti, C., Millett, I., & Fink, A. L. (2001).
Partially folded intermediates as critical precursors of light chain amyloid fibrils and amorphous
aggregates. Biochemistry, 40(12), 3525–3535. https://doi.org/10.1021/bi001782b
Moshage, H., Kok, B., Huizenga, J. R., & Jansen, P. L. M. (1995). #{149} Automation and Analytical
Techniques 892. Clinical Chemistry, 6(6), 892–896.
Mayes, P.A., Granner, D.K., Rodwell, V.W., dan Martin, D.W., 1990. Biokimia Harper Edisi 20. Jakarta

Penerbit Buku Kedokteran.

Artika IM, Safithri M. 2010. Diktat Kuliah Struktur dan Fungsi Subseluler

Anda mungkin juga menyukai