Disusun Oleh :
Nama : Jeki Alianto
NPM : E1G021013
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 2 (dua)
Shift : Senin, 14.00-16.00 WIB
Dosen : 1. Dra. Devi Silsia, M.Si
2. Drs. Syafnil, M.Si
Ko-Ass : Arledi hati karo-karo/E1G020045
Objek Praktikum :UJI KELARUTAN DAN
PENGENDAPAN PROTEIN
Albumin telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Asam
10 tetes
Sulfosalisilat
CuSO4 5% 10 tetes
HgCl2 5% 10 tetes
Pb-asetat 5% 10 tetes
4.4 Denaturasi
Bahan Uji dan Perlakuan Pengamatan
Terjadi perubahan warna dari putih
Albumin telur dipanaskan
bening menjadi putih susu
BAB V
PEMBAHASAN
Pada uji kelarutan protein, kita ingin mengetahui daya kelaruan protein
terhada pelarut tertentu. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah pada
albumin telur yang dicampur dengan aquades, HCl 10%, dan Alkohol 96% dapat
larut. Sedangkan pada NaOH 40% dan Klorofom hasilnya tidak dapat larut.
Protein mempunysai sifat amfoter,yaitu dapat bereaksi dengan asammaupun basa.
Namun, semua protein tidak dapat larut dalam pelarut lemak seperti eter atau
kloroform. Sifat fisika ini menunjukkan bahwa asam amino cenderung
mempunyai struktur yang bermuatan dan mempunyai polaritas tingg, serta bukan
sekedar senyawa yang gugus –COOH dan gugus –NH2. Apabila asam amino larut
dalam air, gugus karbokilat akan menmelepaskan ion H+, sedangkan gugus amina
akan menrima ion H+. Oleh adanya kedua gugus tersebut,asam amino dalam
larutan dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan negatif
(zwitter ion) atau ion amfoter.
Pada uji pengendapan protein dengan garam, bahwa untuk mengendapkan
protein, uji ini tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ion dalam larutan.
Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, maka semakin efektif
garam dalam mengendapkan protein. Pada uji ini, kami menggunakan sampel
albumin telur yang dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 mL dimasing-
masing tabung reaksi dan ditambah NaCL 5%, BaCl 5%, CaCl 5%, MgSO 4 5%
dan (NH4)2SO4 jenuh pada masing-masing tabung reaksi. Pada larutan NaCl dan
CaCl2 menghasilkan sedikit endapan, BaCl2 menghasilkan banyak endapan,
sedangkan pada MgSO4 tidak menghasilkan endapan sama sekali.
Selanjutnya pada uji yang ketiga yaitu uji pengendapan protein dengan
logam dan asam organik yang bertujuan untuk melihat adanya endapanatau tidak.
Jika larutan mengalami pengendapan, maka protein mengalami denturasi
irreversible dengan adanya logam berat. Pada uji ini kami menggunakan bahan
albumin telur,TCA 10%, As. Sulfosalisilat, CuSO4 5%, HgCl 5% dan Pb-Asetat
5%. Setelah diuji berdasarkan prosedur kerja, ternyata hasilyang didapat pada
tabung 1 dan tabung 2 terdapat endapan, pada tabung 3 menghasilkan endapan
berwarna biru, tabung 4 menghasilkanendapan berwarna putih susu, dan pada
tabung 5 menghasilkan endapan jenuh.
Pada uji yang terakhir yaitu Denaturasi Protein yang bertujuan untuk
mengamati protein yang terdenaturasi dimana protein tersebut akan kehilangan
aktivitas biologisnya dan berkurangya kelarutan sehingga mudah mengendap.
Hasil pngamatan yang kami dapatkan pada uji ini adalah terjadi perubahan warna
dari putih bening menjadi putih susu. Dari hasil yang didapatkan, menurut
pendapat saya hasil itu belum bisa dijadikan acuan apakah percobaan tersebut
benar-benar mengalami denaturasi atau belum. Karena menurut Ihsanul Zikri
(2016) protein yang terdenaturasi akan kehilangan aktivitas biologis dan
berkurangnya kelarutan sehingga menyebabkan larutan mudah mengendap.
Untuk literatur Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu
senyawa dengan senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya
tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau,
perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan
tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas
dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-
beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji
protein (albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum
tentu sama dengan pereaksi uji lainnya (Ariwulan, 2011).
BAB VI
PENUTUP
6.2 Kesimpulan
1. Pada percobaan uji kelarutan protein, protein (albumin telur 2 mL) dapat
larut pada aquades 1 ml, HCl 10% 1 mL, dan alkohol 96% 1mL. Dan pada
NaOH 40% 1 mL dan Kloroform,proteintidak dapat larut. Daya larut
protein disetiap larutan berbeda-beda tergantung dengan jenis larutan dan
konsentrasi larutan itu sendiri.
2. Uji pengendapan protein dengan garam, protein (albumin telur 2 mL)
menghasilkan endapan ketika diberi garam yang berlebih (NaCl 5%, BaCl 2
5%, CaCl2 5%, MgSO4 5% dan (NH4)2SO4 jenuh). Ketika konsentrasi
garam pelarut semakin tinggi maka garam tersebut semakin efektif dalam
mengendapkan protein.
3. Beberapa protein ada yang larut dengan logam dan juga asam organik dan
ada juga yang tidak bisa larut dengan logam dan asam organik.
6.2 Saran