Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)

TUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU UJIAN REMEDI


PREE TEST KEPERAWATAN KMB (GADAR) DI RSUD SIDIOARJO
KABUPATEN PASURUAN

Disusun Oleh :

Ariade Babo Dimu (1906.14901.228)

Stevina Gitti Cintya (1906.14901.275)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah “Prinsip-prinsip Manajamen keperawatan Adapun tujuan
dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu mata kuliah
ujian remedy pri tes keperawatan manajamen Dalam penyelesaian makalah ini
penulis banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik
moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada RSUD Sidoarjo yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu
segenap saran dan kritik membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Central Venous Pressure (CVP) atau tekanan vena sentral


merupakan salah satu metode pemantauan hemodinamik yang bersifat
invasif. CVP sering digunakan di ruang perawatan intensif terutama
pada pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan, gagal
jantung, evaluasi terhadap respon terapi dan media pemberian terapi
atau cairan hipertonik. Di Inggris sekitar 200.000 kateter vena sentral
dipasang (diinsersi) setiap tahunnya (Jevon & Ewens, 2009). Demikian
pula di Indonesia walaupun secara statistik tidak ada data yang pasti
menyebutkan jumlah insersi kateter vena sentral setiap tahunnya,
namun tindakan pemasangan kateter vena sentral sering ditemukan
terutama di ruang perawatan intensif seperti Intensif care unit,
Cardiovaskuler Care Unit, High Care Unit, Intermediate Care Unit,
sehingga diharapkan bagi perawat yang bertugas di ruang perawatan
intensif memiliki Pengetahuan dan Keterampilan yang baik dalam hal
pengukuran dan pemantauan tekanan vena sentral. Pemantauan
tekanan vena sentral dapat bermanfaat dalam menilai fungsi jantung,
volume darah yang bersirkulasi, tonus vaskular dan respon pasien
terhadap terapi. Namun demikian pengukuran tekanan vena sentral
dapat dipengaruhi sejumlah faktor yang dapat membiaskan hasil
pengukuran (meningkat/menurun dari nilai sebenarnya), diantaranya
adalah penggunaan obat vasopresor, gravitasi (posisi pasien), faktor alat
(kateter tersumbat dan lokasi ujung kateter yang tidak tepat), faktor
kesalahan pengukuran (kalibrasi yang tidak benar dan prosedur
pengukuran yang tidak konsisten dan osilasi pernafasan) dan pada
pasien yang terpasang ventilator (terutama mode Positive End
Ekspiratory Pressure). Hal-hal yang dapat mempengaruhi akurasi hasil
pengukuran tekanan vena sentral tersebut bila tidak diketahui secara
baik oleh perawat yang bertugas di ruang intensif dapat menyebabkan
kesalahan dalam pengukuran sehingga berdampak pada pengambilan
tindakan atau pengambilan keputusan klinis pasien. Kesalahan dalam
pengambilan tindakan/keputusan klinis berdampak pada kondisi klinis
pasien, sehingga dapat memperberat kondisi pasien yang sebenarnya
telah berada dalam kondisi yang kritis. Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik ingin membahas mengenai “Faktor – faktor yang
mempengaruhi akurasi pengukuran tekanan vena sentral” terutama
dilakukan pada pasien kritis. (Mulyati, T. 2011).
Pengukuran keseimbangan cairan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya pengukuran melalui vena sentral dengan
menggunakan manometer. Pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
dilakukan untuk mengukur tekanan darah di vena kava. Pengukuran ini
memberikan informasi tentang tiga parameter yang meliputi; volume
darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Adanya
pengukuran ini, paramedis dapat mengetahui keseimbangan cairan pada
klien yang sedang dalam keadaan patologis untuk mengantisipasi
terjadinya shock hipovolemik. (Peterson et al 2012)

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka Mahasiswa profesi tertarik untuk
membuat makalah terkait CVP

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
a) Untuk mengkaji status cairan intravaskuler pada pasien
b) untuk mengetahui cara pemasangan CVP

2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi cara pemasangan CVP
b) untuk mengetahui status cairan intravaskuler pada pasien

D. Manfaat penulisan
a) Untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa profesi di RSUD
Sidoarjo tentang Central Venous Pressure CVP.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan


darah di vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter
volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus
vaskular. Tekanan vena central dibedakan dari tekanan vena perifer,
yang dapat merefleksikan hanya tekanan lokal. Cairan merupakan
bagian terbesar dalam bagian tubuh, yang salah satu perannya
adalah untuk membantu metabolisme tubuh. Agar metabolism tubuh
dapat berjalan baik dibutuhkan input cairan setiap hari untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang. Hilangnya cairan pada
individu dapat disebabkan karena beberapa hal termasuk keadaan
patologis pada individu (gagal ginjal, ARF, gagal jantung, shock,dll),
perbedaan suhu yang ekstrim, serta perdarahan. Hal ini dapat
menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi. Pengukuran
keseimbangan cairan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya pengukuran melalui vena sentral dengan menggunakan
manometer. Pengukuran tekanan vena sentral (CVP) dilakukan untuk
mengukur tekanan darah di vena kava. Pengukuran ini memberikan
informasi tentang tiga parameter yang meliputi; volume darah,
keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Adanya
pengukuran ini, paramedis dapat mengetahui keseimbangan cairan
pada klien yang sedang dalam keadaan patologis untuk
mengantisipasi terjadinya shock hipovolemik.(((Mancini E. Mary,
2002).

B. Tujuan Pemasangan CVP (Central Veneus Pressure)


1) Sebagai pedoman untuk mengetahui penggantan cairan pada
klien dengan kondisi penyakit yang serius / kritis.
2) Memperkirakan kekurangan volume darah
3) Menentukan tekanan dalam atrium kanan dan vena sentral
4) Mengevaluasi kegagalan sirkulasi
C. Fungsi CVP (Central Veneus Pressure)
1) Untuk mengetahui banyaknya jumlah cairan dalam tubuh klien
2) Sebagai tempat pengambilan darah vena
3) Untuk memberikan cairan infus / parentral
4) Tempat memberikan therapic / intravena

D. Area Pemasangan CVP (Central Veneus Pressure)


1) Vena subklavikula
2) Vena juguralis
3) Vena basilica media
4) Vena femoralis

E. Indikasi CVP

1) Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium.


2) Pengukuran oksigenasi vena sentral.
3) Nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik atau cairan yang
mengiritasi yang perlu pengenceran segera dalam sistem sirkulasi.
4) Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV lainnya telah
lemah.
5) Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang
banyak yang dapat menimbulkan syok.
6) Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti
open heart, trepanasi.
7) Pasien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria)
8) Pasien dengan gagal jantung.
9) Pasien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar
(transfusi masif).
10) Monitor status volume cairan dan fungsi ventrikel
11) Acuan untuk pemberian cairan, diuretic dan obat – obat vasoaktif
jika alat monitor invasif lain tidak ada.
12) Pemberian obat yang cenderung menyebabkan phlebitis dalam
vena perifer (caustic), seperti: calcium chloride, chemotherapy
,hypertonic saline, potassium chloride, amiodarone
F. Kontra Indikasi CVP
1) Peningkatan CVP menunjukkan peningkatan cardiac output, infark /
gagal vntrikel kanan, meningkatnya volume vaskular, perikarditis,
konstriktif dan hipertensi pulmonal. Hasil pengukuran CVP, menunjukkan
peningkatan false (salah) jika pada kondisi COPD, tension
pneumothoraks, ventilasi tekanan positif.
2) Dislokasi ujung kateter jalur vena cava superior mengakibatkan hasil
tidak akurat.
3) Penurunan CVP dapat terjadi akibat hipovolemia, vasodilatasi akibat
obat dan syok dari berbagai penyebab

G. Kapan CVP Harus Di Ukur

1) Klien hipotensi yang tidak berespon terhadap manajemen klinis dasar


2) Hipovolemi berkelanjutan sekunder akibat pergeseran cairan atau
kehilangan cairan
3) Pasien yang membutuhkan infus inotropic

H. Lokasi Pemasangan CVP


1. Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan)
2. Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
3. Vena brakialis, yang mungkin tertekuk dan berkembang menjadi phlebitis
Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di
atas vena kava superior

I. Prosedur
 Pengkajian

Yang perlu dikaji pada pasien yang terpasang CVP adalah tanda-tanda
komplikasi yang ditimbulkan oleh pemasangan alat.

1) Kaji akan kebutuhan pemasangan CVP dan pengukuran CVP


2) Keluhan nyeri, napas sesak, rasa tidak nyaman
3) Keluhan verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
4) Frekuensi napas, suara napas
5) Tanda – tanda kemerahan / pus pada lokasi pemasangan.
6) Adanya gumpalan darah / gelembung udara pada cateter.
7) Kesesuaian posisi jalur infus set.
8) Tanda-tanda vital

J. Peran Perawat
 Peranan Perawat
1) Sebelum Pemasangan
a. Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan
b. Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan, tujuan pemantauan,
dan mengatur posisi sesuai dengan daerah pemasangan
2) Saat Pemasangan
a. Memelihara alat-alat selalu steril
b. Memantau tanda dan gejala komplikasi yang dapat terjadi pada saat
pemasangan seperti gangguan irama jantung, perdarahan
c. Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedur dilakukan

3) Setelah Pemasangan
a. Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:
b. melakukan Zero Balance: menentukan titik nol/letak atrium, yaitu
pertemuan antara garis ICS IV dengan midaksila,
c. Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas , atau gelombang
tidak sesuai dg kondisi klien
d. melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi monitor/transduser, setiap
shift
e. Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor dengan keadaan klinis
klien
f. Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik
g. Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.
h. Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala & tanda komplikasi
(spt. Emboli udara, balon pecah, aritmia, kelebihan cairan,hematom,
infeksi,penumotorak, rupture arteri pulmonalis, & infark pulmonal).
i. Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien
j. Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang tepat dan cara
memantau gelombang tekanan pada monitor dan melakukan
pemeriksaan foto toraks (CVP, Swan gans).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Central Venous Pressure (CVP) atau tekanan vena sentral merupakan


salah satu metode pemantauan hemodinamik yang bersifat invasif. CVP
sering digunakan di ruang perawatan intensif terutama pada pasien yang
mengalami gangguan keseimbangan cairan, gagal jantung.Tekanan vena
central (central venous pressure) adalah tekanan darah di vena kava. Ini
memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan
jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Tekanan vena central
dibedakan dari tekanan vena perifer, yang dapat merefleksikan hanya
tekanan lokal. Pengukuran keseimbangan cairan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya pengukuran melalui vena sentral dengan
menggunakan manometer.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa yang melakukan praktek di RSUD Sidoarjo


2. Bagi RSUD Sidoarjo
Makalah ini bisa menambah pengetahuan baru dan informasi terkait
pemasangan CVP

DAFTAR PUSTAKA

Mancini E. Mary, (2002). Prosedur Keperawatan Darurat. Jakarta : EGC

Arthur, ME. landolfo, C. Wade, M. & Castresana. (2009). Inferior vena cava
diameter (IVCD) measured with transesophageal echocardiography
(TEE) can be used to derive the central venous pressure (CVP) in
anesthetized mechanically ventilated patients Journal of CV Ultrasound
& Allied Tech. Diperoleh dari http://web.ebscohost.com/ehost/pdf
viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966- a2d2-49f5-989acaa0f00a98ce
%40sessionmgr12&vi d=5&hid=19.

Mulyati, T. (2011). Pengaruh PEEP (Positive End Expiratory Pressure) Terhadap


Nilai CVP (Central Venous Pressure) pada Pasien Dengan
Penggunaan Ventilator di Ruang GICU RSUP DR. Hasan Sadikin
Bandung. (Tesis tidak dipublikasikan). Universitas Padjadjaran,
Bandung, Indonesia

Peterson & Kristine, J. (2012). Ask the Experts. Measuring Central Venous
Pressure with a Triple-Lumen Catheter. Critical Care Nurse Journals.
Diperoleh dari http://web.ebscohost.com/ehost/pdf viewer/pdfviewer?
sid=3cfa6966- a2d2-49f5-989a

Anda mungkin juga menyukai