Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN

KEGAWATDARURATAN KARDIOVASKULAR

“Resume Konsep Pemeriksaan dan Interpretasi Pemeriksaan


CVP”

Oleh :
Revita Sari
(183110270)
Kelas : 3C

Dosen Pembimbing :
Ns. Hj. Defia Roza, M. Biomed

D-III KEPERAWATAN PADANG


H

POLTEKKES KEMENKES PADANG


TAHUN 2020/2021
“Resume Konsep Pemeriksaan dan Interpretasi Pemeriksaan CVP”

A. Definisi Central Venous Prosure (CVP)


Tekanan Vena Sentral (CVP) merupakan tekanan darah atrium kanan
jantung dan vena cava dan memberikan informasi mengenai volume darah dalam
hubungannya dengan kapasitas saat ini, tonus vaskular, keefetifan fungsi jantung
kanan, resistensi vaskuler paru dan tekanan intra toraks. Nilai normal CVP
berkisar 3 – 15 cm air (3-10 mmHg) (Dougherty, 2010).

B. Tujuan Pengukuran Central Venous Prosure (CVP)


1. Mengetahui status intravaskuler dan menunjukkan volume sirkulasi darah
atau status hidrasi tubuh (normovolemik, hipovolemik/dehidrasi,
hipervolemik)
2. Mengetahui tonus pembuluh darah : hipotonus atau hipertonus
3. Mengetahui fungsi ventrikel kanan sebagai pompa (indikasi gagal jantung
kanan)

C. Indikasi Pengukuran Central Venous Prosure (CVP)


1. Kegagalan sirkulasi akut
2. Antisipasi transfusi darah masif untuk terapi penggantian cairan
3. Penggantian cairan yang hati – hati pada pasien dengan gangguan jantung
4. Curiga adanya tamponade

D. Kontraindikasi Pengukuran Central Venous Prosure (CVP)


1. Nyeri dan inflamasi pada area penusukan
2. Bekuan darah karena tertekuknya kateter
3. Perdarahan : eksimosis atau perdarahan besar bila jarum lepas
4. Tromboplebitis
5. Mikroshock
6. Disritmia jantung
7. Pembedahan leher
8. Insersi kawat pagemaker
E. Interpretasi Pengkuran Central Venous Prosure (CVP)
Tekanan Vena Sentral diukur dalam sentimeter air atau air raksa.
Tekanan normal dalam atrium anan kurang dari 8 cmH2O, dan tekanan dalam
vena kava kurang lebih 5 – 8 cmH2O. Kecendrungan naik atau turunnya CVP
harus dikombinasikan dengan pengkajian klinis pada pasien sehingga dapat
menentukan interpretasi yang tepat. Kadang – kadang pemberian cairan
disesuaikan dengan CVP pasien dan haluaran urin. Selama haluaran urin
adekuat dan CVP tidak berubah secara bermakna, ini menandakan bahwa
jantung dapat menampung jumlah cairan yang diberikan. Jika CVP mulai tingi
dan haluaran urin turun, ini menandakan penurunan curah jantung, beban kerja
sirkulasi harus diperhatikan dan divalidasi dengan gambaran sistomatologi
klinis lain.
1. Rendah : < 6 cm H20
2. Normal : 6 – 12 cm H20
3. Tinggi : > 12 cm H20

F. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran CVP


1. Volume Darah Vena Sentral
2. Pemenuhan Kompratemen Sentral
3. Penyakit Katup Trikuspidalis
4. Ritme Jantung
5. Level Transducer

G. Komplikasi Central Venous Prosure (CVP)


1. Infeksi
Infeksi dapat terjadi didalam kateter atau sekitar sisi pemasangan dan
didiagnosis serta dikuatkan oleh kultur darah. Penggantian kateter dan selang
yang sering, sesuai dengan kebijakan rumah sakit merupakan tindakan
pencegahan primer.
2. Thrombosis
Thrombosis dapat bervariasi dalam ukurannya. Thrombosis minor dapat
dibilas tanpa sisa, kecuali thrombus tidak dapat dibilas. Pasien dapat
mengalami edema pada tangan yang paling dekat dengan sisi kateter,
berbagai derajat nyeri leher dan distensi vena juguralis.

3. Emboli Udara
Emboli udara terjadi akibat masuknya udara pada sistem dan berjalan ke
ventrikel kanan kava. Penurunan curah jantung mungkin merupakan indikator
awal dari masalah ini. Jika masalah ini dicurigai, perawat harus membalikan
pasien ke sisi kiri pada posisi trendelenburg. Ini akan menyebabkan udara
naik ke dinding ventrikel kanan dan memperbaiki aliran daeah. Oksigen
harus diberikan pada pasien kecuali dikontraindikasikan.
4. Perpindahan Jalur

H. Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan Central Venous Prosure (CVP)


1. Persiapan
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan peralatan pemeriksaan CVP
1) Set infus dan cairan yang dipakai
2) Triway
3) Standar infus
4) Manometer
5) Plester
6) Garisan carpenter (waterpass)
c. Memberikan salam dan inform consent pada klien
d. Menempatkan klien pada posisi datar yang diinginkan untuk mendapat
titik nol
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menentukan titik nol manometer sesuai dengan tinggi atrium kanan yang
diperkirakan. Titik tersebut setinggi area intercostal keempat. Ketinggian
ini tepat pada garis midclavicula pasien dan dapat ditentukan dengan
pengukuran sekita 5 cm dibawah sternum.
c. Memutar triway sehingga cairan infus mengalir ke dalam manometer
sampai batas 20 -25 cmH2o
d. Memutar triway sehingga cairan dalam manometer mengalir ke arah / ke
dalam pembuluh darah klien
e. Mengamati fluktasi cairan yang terdapat dalam manometer
f. Menentukan besar tekanan vena sentral dimana cairan bergerak stabil. Ini
adalah tekanan vena sentral
g. Mengembalikan klien ke posisi semula.

3. Evaluasi
Evaluasi respon klien sebelum, selama, dan sesudah tindakan

4. Dokumentasi
a. Catat hasil pemeriksaan
b. Catat respon klien selama dilakukan pemeriksaan
c. Catat nama pemeriksa serta waktu pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA

Dougherty, L. 2010. Akses Vena Sentral. Jakarta : Erlangga

Tim Keperawatan Kritis UNAIR. 2017. Modul Praktikum Keperawatan Kritis.


Surabaya

Hudack, C dan Gallo, B. 2015. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik Vol. Editor:
Monika Ester. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai