Anda di halaman 1dari 26

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang

mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan

tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya

kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri. Sedangkan menurut

Darmayanti, Suntoro, Yanzi (2015), menyatakan bahwa Nasionalisme berasal dari

kata nation (bangsa). Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa

kesetiaan yang tertinggi terdapat harus diserahkan pada negara kebangsaan.

Keberadaan nasionalisme seolah-olah sudah merupakan bagian dari takdir

dalam proses sejarah umat manusia, termasuk bangsa Indonesia. Nasionalisme

bukanlah sesuatu yang given atau statis, melainkan sesuatu yang harus dibentuk

dan dinamis. Nasionalisme Indonesia adalah nilai-nilai yang sengaja

diformulasikan sebagai antitesa terhadap dominasi kolonialisme Belanda oleh

sekelompok masyarakat yang sebelumnya memiliki identitas masing-masing yang

terpisah (Purwanto, 2001).

Sehubungan dengan globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi

telah mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara (baik secara politik,

ekonomi, maupun sosial), masalah nasionalisme tidak lagi dapat dilihat sebagai

masalah sederhana yang dapat dilihat dari satu perspektif saja. Sehingga sikap

nasionalisme perlu dipupuk sejak dini agar tercipta generasi muda yang memiliki

sifat cinta tanah air dan memiliki rasa persatuan dan kesatuan (Huri, 2014).

Perlunya memupuk rasa kebangsaan yang merupakan rasa yang lahir

secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari

kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan

dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini
dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan,

yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita

kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham

kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.

Persamaan pandangan dalam “Bhineka Tunggal Ika” yang kemudian

membentuk wawasan kebangsaan. Seperti diketahui Bangsa Indonesia

merupakan bangsa yang besar yang ketika jaman kerajaan Majapahit disatukan

dalam wadah nusantara, maka wawasan kebangsaan yang seyogianya dibangun

adalah wawasan nusantara, karena cakupan pengetahuan anak bangsa haruslah

bersifat universal di seantero wilayah nusantara. Keluasan pandangan ini

kemudian diharapkan dapat membentuk kesamaan niat untuk tetap bersatu dan

menjaga keutuhan bersama untuk tetap berada dalam rangkulan dan balutan

NKRI (Mahifal 2011).


1.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud nasionalisme?

 Apa yang dimaksud dengan wawasan kebangsaan?

 Bagaimana Nusantara pada masa Pra Kolonial (kerajaan)?

 Bagaimana Indonesia pasca merdeka (masa orde lama, masa orde baru dan

reformasi)?

1.3 Tujuan

 Mengetahui apa yang dimaksud dengan nasionalisme.

 Mengetahui apa yang dimaksud dengan wawasan kebangsaan.

 Mengetahui Nusantara pada masa Pra Kolonial (kerajaan).

 Mengetahui Indonesia pada masa pasca merdeka (masa orde lama, masa

orde baru dan reformasi).


2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme adalah diartikan sebagai paham yang menciptakan dan

mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep

identitasbersamauntuk sekelompok manusia (Prakarsa, 2010 dalam Huri, 2014).

Sedangkan menurut Ensiklopedi Indonesia Nasionalisme adalah sikap politik dan

sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa

dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan

yang mendalam terhadap kelompok bangsanya.

Nasionalisme merupakan sebuah paham yang mana muncul tatkala kita

diharuskan untuk memilih pada diri kita akan status kebangsaan. Secara umum

nasionalisme muncul tatkala seseorang dihadapkan pada dua atau lebih pilihan

yang mengharuskannya memilih hal yang berkenaan dengan kewarganegaraan,

suatu kelompok, yang secara khayal ada keterikatan (Hendrastomo, 2007).

2.2 Pengertian Wawasan Kebangsaan

Nation (bangsa) adalah suatu solidaritas, suatu jiwa, suatu asa apiritual,

suatu solidaritas yang dapat tercipta oleh perasaan pengirbanan yang telah

lampau dan bersedia dibuat di masa yang akan datang. Nation memiliki masa

lampau tetapi berlanjut masa kini dalam suatu realita yang jelas melalui

kesepakatan dankeinginan untuk hidup bersama.

Wawasan kebangsaan sebenarnya memang merupakan filosofi turun

temurun yang dicetuskan oleh pendiri-pendiri Republik Indonesia, bukan

merupakan konsep pemikiran baru, tetapi tetap dapat terbarukan dan disesuaikan

dengan situasi dan kondisi setempat sehingga aktual dan dipahami, dihayati dan

diaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari (Marti, Herawati, Elyta, 2014).


2.3 Nusantara Pada Masa Pra Kolonial

2.3.1 Kerajaan Kutai

Keberadaan kerajaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita yang

ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk yupa / tiang batu berjumlah 7

buah. Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta tersebut,

dapat disimpulkan tentang keberadaan Kerajaan Kutai dalam berbagai aspek

kebudayaan, antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

a) Sistem politik

Kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja terbesar

Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra

Kudungga. Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai

Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri

keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan

dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama Hindu. Untuk itu

para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih sebagai

kepala suku, yang menurunkan raja-raja Kutai.

Kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis/erat antara Raja

Mulawarman dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam yupa, bahwa

raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di

dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara. Istilah Waprakeswara–tempat

suci untuk memuja Dewa Siwa di pulau Jawa disebut Baprakewara.

b) Sitem Ekonomi

Kehidupan ekonomi di Kutai, tidak diketahui secara pasti, kecuali disebutkan

dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara

korban emas dan tidak menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk

golongan Brahmana. Tidak diketahui secara pasti asal emas dan sapi tersebut

diperoleh. Apabila emas dan sapi tersebut didatangkan dari tempat lain, bisa
disimpulkan bahwa kerajaan Kutai telah melakukan kegiatan dagang. Jika dilihat

dari letak geografis, Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina

dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para

pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah

menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.

c) Kebudayaan

Sementara itu dalam kehidupan budaya dapat dikatakan kerajaan Kutai

sudah maju. Hal ini dibuktikan melalui upacara penghinduan (pemberkatan

memeluk agama Hindu) yang disebut Vratyastoma. Vratyastoma dilaksanakan

sejak pemerintahan Aswawarman karena Kudungga masih mempertahankan ciri-

ciri keIndonesiaannya, sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut

para ahli, dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada

masa Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin

oleh kaum Brahmana dari orang Indonesia asli. Adanya kaum Brahmana asli

orang Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama

penguasaan terhadap bahasa Sansekerta yang pada dasarnya bukanlah bahasa

rakyat India sehari-hari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaum

Brahmana untuk masalah keagamaan.

d) Runtuhnya Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma

Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji

Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura)

berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada

di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang

disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya

menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.


2.3.3 Kerajaan Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia,

yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai

puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang

luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun

1350 hingga 1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir

yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar

dalam sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang

di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur.

a) Sistem Politik

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur

pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi

tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap

sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.

Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara Republik Indonesia

saat ini. Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, Partai Komunis

Indonesia menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai

penjelmaan kembali dari Majapahit yang diromantiskan. Sukarno juga mengangkat

Majapahit untuk kepentingan persatuan bangsa, sedangkan Orde Baru

menggunakannya untuk kepentingan perluasan dan konsolidasi kekuasaan

negara. Sebagaimana Majapahit, negara Indonesia modern meliputi wilayah yang

luas dan secara politik berpusat di pulau Jawa.

Beberapa simbol dan atribut kenegaraan Indonesia berasal dari elemen-

elemen Majapahit. Bendera kebangsaan Indonesia "Sang Merah Putih" atau

kadang disebut "Dwiwarna" ("dua warna"), berasal dari warna Panji Kerajaan

Majapahit. Demikian pula bendera armada kapal perang TNI Angkatan Laut

berupa garis-garis merah dan putih juga berasal dari warna Majapahit. Semboyan
nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika", dikutip dari "Kakawin Sutasoma" yang

ditulis oleh Mpu Tantular, seorang pujangga Majapahit.

b) Sistem Ekonomi

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan.

Pajak dan denda dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian

mengenal mata uang sejak abad ke-8 pada masa kerajaan Medang yang

menggunakan butiran dan keping uang emas dan perak. Sekitar tahun 1300, pada

masa pemerintahan raja pertama Majapahit, sebuah perubahan moneter penting

terjadi: keping uang dalam negeri diganti dengan uang "kepeng" yaitu keping uang

tembaga impor dari China.

Kemakmuran Majapahit diduga karena dua faktor. Faktor pertama; lembah

sungai Brantas dan Bengawan Solo di dataran rendah Jawa Timur utara sangat

cocok untuk pertanian padi. Pada masa jayanya Majapahit membangun berbagai

infrastruktur irigasi, sebagian dengan dukungan pemerintah. Faktor kedua;

pelabuhan-pelabuhan Majapahit di pantai utara Jawa mungkin sekali berperan

penting sebagai pelabuhan pangkalan untuk mendapatkan komoditas rempah-

rempah Maluku. Pajak yang dikenakan pada komoditas rempah-rempah yang

melewati Jawa merupakan sumber pemasukan penting bagi Majapahit

c) Kebudayaan

Nagarakretagama menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan

anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus, serta sistem ritual

keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam kalender tata negara digelar tiap

hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua utusan dari semua wilayah

taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayar upeti atau pajak. Kawasan

Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis: keraton termasuk kawasan

ibu kota dan sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali yang secara
langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh raja; serta wilayah-

wilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati otonomi luas.

d) Runtuhnya Kerajaan Majapahit

 Faktor Agama

Penyebaran Islam di Asia Tenggara, melalui jalur perdagangan yang lebih

dulu terpengaruh adalah para pedagang, maka para pedagang Majapahit

beragama Islam, tetapi Majapahit masih Hindu. Para pedagangpun menentang

Majapahit dan meninggalkan Majapahit.

 Faktor Politik

Dalam negeri, kesatuan Majapahit itu berkat kekuatan Gajah Mada, tetapi

setelah Gajah Mada Meninggal, banyak daerah Cina yang otonom tak membayar

pajak dan meninggalkan Majapahit.

 Faktor perselisihan

Sebelum Majapahit runtuh terjadi perang saudara (perang paregreg) pada

tahun 1405-1406 antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Yang diakhiri

dengan meninggalnya Wirabhumi. Terjadi pergantian raja yang dipertengkarkan

pada tahun 1450-an. Pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang

bangsawan pada tahun 1468.

 Faktor Ekonomi

Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, sudah mulai berdirinya

kerajaan-Kerajaan yang bercorak islam. Karena itu, para pengikut Majapahit

sudah mulai meninggalkan Majapahit sedikit demi sedikit untuk berpindah ke

kerajaan Islam tersebut.

2.3.4 Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di

pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah


kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan,

Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah.

Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan wijaya

berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna

"kemenangan yang gilang-gemilang".

a) Struktur Pemerintahan

Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan

dalam lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota),

pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya).

Adapun, jabatan dan pekerjaan yang diceritakan tersebut adalah raja putra (putra

raja yang keempat), bhupati (bupati), senopati (komandan pasukan), dan

dandanayaka (hakim). Kemudian terdapat juga Tuha an watak wuruh (pengawas

kelompok pekerja), Adyaksi nijawarna/wasikarana (pandai besi/ pembuat senjata

pisau), kayastha (juru tulis), sthapaka (pemahat), puwaham (nakhoda kapal),

waniyaga (peniaga), pratisra (pemimpin kelompok kerja), marsi haji (tukang cuci),

dan hulun haji (budak raja).

b) Sistem Ekonomi

Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan

antara India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas Selat Malaka dan Selat

Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditas seperti

kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah,

yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India.

Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli

kesetiaan dari vassal-vassal-nya di seluruh Asia Tenggara. Dengan berperan

sebagai entreport atau pelabuhan utama di Asia Tenggara, dengan mendapatkan

restu, persetujuan, dan perlindungan dari Kaisar China untuk dapat berdagang
dengan Tiongkok, Sriwijaya senantiasa mengelola jejaring perdagangan bahari

dan menguasi urat nadi pelayaran antara Tiongkok dan India.

c) Kebudayaan

Berdasarkan berbagai sumber sejarah, sebuah masyarakat yang kompleks

dan kosmopolitan yang sangat dipengaruhi alam pikiran Budha Wajrayana

digambarkan bersemi di ibu kota Sriwijaya. Beberapa prasasti Siddhayatra abad

ke-7 seperti Prasasti Talang Tuo menggambarkan ritual Budha untuk memberkati

peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra, anugerah Maharaja

Sriwijaya untuk rakyatnya. Prasasti Telaga Batu menggambarkan kerumitan dan

tingkatan jabatan pejabat kerajaan, sementara Prasasti Kota Kapur menyebutkan

keperkasaan balatentara Sriwijaya atas Jawa. Semua prasasti ini menggunakan

bahasa Melayu Kuno, leluhur bahasa Melayu dan bahasa Indonesia modern.

Meskipun disebut memiliki kekuatan ekonomi dan keperkasaan militer,

Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di jantung negerinya di

Sumatera. Sangat berbeda dengan episode Sriwijaya di Jawa Tengah saat

kepemimpinan wangsa Syailendra yang banyak membangun monumen besar;

seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Borobudur. Candi-candi Budha yang

berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi, Candi

Muara Takus, dan Biaro Bahal. Akan tetapi tidak seperti candi periode Jawa

Tengah yang terbuat dari batu andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah.

d) Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Faktor kemunduran Sriwijaya adalah faktor alam. Karena adanya

pengendapan lumpur di Sungai Musi dan beberapa anak sungai lainnya, sehingga

kapal-kapal dagang yang tiba di Palembang semakin berkurang. Akibatnya, Kota

Palembang semakin menjauh dari laut dan menjadi tidak strategis. Akibat kapal

dagang yang datang semakin berkurang, pajak berkurang dan memperlemah

ekonomi dan posisi Sriwijaya.


2.3.5 Budi Utomo

Pada hari Minggu, 20 Mei 1908, pada pukul sembilan pagi, bertempat di

salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Dia

menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka

lahirlah Boedi Oetomo. Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas

mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus

berorganisasi. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum tua" yang harus

memimpin Budi Utomo, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor yang

akan menggerakkan organisasi itu.

Dalam perjuangannya di bidang politik, Budi Utomo memberi syarat untuk

pemberlakuan wajib militer tersebut. Syarat tersebut adalah harus dibentuk

terlebih dulu sebuah lembaga perwakilan rakyat (Volksraad). Usul Budi Utomo

disetujui oleh Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum sehingga terbentuk

Volksraad pada tanggal 18 Mei 1918. Di dalam lembaga Volksraad terdapat

perwakilan organisasi Budi Utomo, yaitu Suratmo Suryokusomo.

Menyadari arti penting manfaat organisasi pergerakan bagi rakyat, maka

pada tahun 1920 organisasi Budi Utomo membuka diri untuk menerima anggota

dari kalangan masyarakat biasa. Dengan bergabungnya masyarakat luas dalam

organisasi Budi Utomo, hal ini menjadikan organisasi tersebut berfungsi menjadi

pergerakan rakyat. Kondisi ini dibuktikan dengan adanya pemogokan-pemogokan

buruh untuk menuntut kehidupan yang lebih baik.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahun 1935 Budi Utomo

menggabungkan diri dengan Partai Bangsa Indonesia (PBI) yang didirikan oleh Dr.

Sutomo. Hasil peleburan Budi Utomo dan PBI adalah Partai Indonesia Raya

(Parindra) yang diketuai oleh Dr. Sutomo.


2.3.7 Sarikat Islam

Syarikat Islam (disingkat SI) dahulu bernama Sarekat Dagang Islam

(disingkat SDI) didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi. SDI

merupakan organisasi yang pertama kali lahir di Indonesia, pada awalnya

Organisasi yang dibentuk oleh Haji Samanhudi ini adalah perkumpulan pedagang-

pedagang Islam yang menentang masuknya pedagang asing untuk menguasai

komplar ekonomi rakyat pada masa itu.

Pada tahun 1912 berkat keadaan politik dan sosial pada masa tersebut HOS

Tjokroaminoto menggagas SDI untuk mengubah nama dan bermetamorfosis

menjadi organisasi pergerakan yang hingga sekarang disebut Syarikat Islam, Hos

Tjokroaminoto mengubah yuridiksi SDI lebih luas yang dulunya hanya mencakupi

permasalahan ekonomi dan sosial. kearah politik dan Agama untuk

menyumbangkan semangat perjuangan islam dalam semangat juang rakyat

terhadap kolonialisme dan imperialisme pada masa tersebut.

SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh

paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang

mendirikan organisasi ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada

tahun 1914. Pada mulanya ISDV sudah mencoba menyebarkan pengaruhnya,

tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di dalam masyarakat

Indonesia melainkan diimpor dari Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya

kurang berhasil. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal

sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena

dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme

namun dengan cara yang berbeda.

Dengan usaha yang baik, mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda

SI seperti Semaoen, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini

menyebabkan SI pecah menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto
dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas sosialisme-

komunisme.

Keputusan mengenai disiplin partai diperkuat lagi dalam kongres SI pada

bulan Februari 1923 di Madiun. Dalam kongres Tjokroaminoto memusatkan

tentang peningkatan pendidikan kader SI dalam memperkuat organisasi dan

pengubahan nama CSI menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PKI

bulan Maret 1923, PKI memutuskan untuk menggerakkan SI Merah untuk

menandingi SI Putih. Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama menjadi "Sarekat

Rakyat".

2.3.8 Muhamadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8

Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad

Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan. Mula-mula ajaran ini ditolak,

namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari

keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung

ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar

kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk

mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah.

Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau

juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang

disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki

dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922

dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan.

Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim

yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu


sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di

kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini

Menjadi Muktamar 5 tahunan.

2.3.9 NU

Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan

Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia.

Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan,

sosial, dan ekonomi.

Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa

Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah

kesadaran kautradisim terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini,

melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut

dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus

menyebar ke mana-mana - setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan

ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai

organisasi pendidikan dan pembebasan.

Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon

kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti

Muhammadiyah pada tahun 1912. Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air)

pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga

dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan

sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan

Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk

memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka

Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga

pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Berangkat dari munculnya berbagai macam komite dan organisasi yang

bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk

organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi

perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, karena

tidak terakomodir kyai dari kalangan tradisional untuk mengikuti konverensi Islam

Dunia yang ada di Indonesia dan Timur Tengah akhirnya muncul kesepakatan

untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan

Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H.

Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.

Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari

merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab

I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan

dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam

berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

2.4 Indonesia Pasca Merdeka

2.4.1 Partai Nasional Indonesia

Partai Nasional Indonesia atau PNI didirikan pada tahun 1927. Digawangi

oleh tokoh-tokoh besar seperti Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari,

Sartono SH, Budiarto SH, dan Dr. Samsi PNI tumbuh dan berkembang menjadi

salah satu partai politik berpengaruh pada saat itu. Dengan berhaluan nasional

PNI termasuk mampu berkembang dengan sangat pesat karena semua golongan

dirangkul untuk bergabung dan bersatu.

PNI semakin menunjukkan pengaruhnya dalam melawan penjajahan pada

saat itu. Tahun 1927, PNI membentuk sebuah badan koordinasi dari berbagai

macam aliran untuk menggalang kesatuan aksi melawan penjajahan. Badan

tersbut diberi nama PPPKI atau permufakatan perhimpunan politik kebangsaan

Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 1929 PNI melakukan kongres dan menetapkan

bendera partai yang bergambar kepala banteng dan mencetuskan cita-cita

sosialisme dan semangat non kooperasi. Berita ini pun mulai memicu reaksi dari

pemerintahan kolonial Blanda. Muncul berita provokatif yang mengatakan bahwa

PNI akan melakukan pemberontakan. Dmi mengantisipasi berita tersebut

Pemerintah Belanda menangkap para pemimpin PNI yakni Ir. Soekarno, Gatot

Mangkupraja, Maskun dan Suriadinatya. Kemudian ke empat tokoh tersebut di

sidangkan di pengadilan bandung pada tahun 1930.

Dalam persidangan itu Ir. Soekarno mengajukan pembelaan dengan

menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia Menggugat. Hakim pada saat itu

adalah Mr. Dr. R. Siegembeek van Hoekelen sedang pembela para tokoh

Indonesia adalah Sartono SH, Sastromuljono SH, dan Idik Prawiradiputra SH.

Namun karena lemahnya posisi bangsa Indonesia pada saat itu ke empat tokoh

itu dinyatakan bersalah dan pengadilan negeri Bandung menjatuhkan hukuman

pidana kepada Ir. SOekarno dengan 4 tahun penjara, Maskun 2 tahun penjara,

Gatot Mangkupraja 1 tahun 8 bulan penjara, dan Suriadinata 1 tahun 3 bulan

penjara.

Yang menjadi dasar dari perjuangan PNI adalah sosionasionalis dan

sosiodemokratis atau disingkat dengan istilah yang hingga kini masih kita kenal

dengan marhaenisme. PNI benar-benar memisahkan diri dari pemerintahan

kolonial belanda dengan menyatakan semangan non kooperasinya dalam kongres

1929. Sikap ini sama dengan gerkan pemuda Indoesia yang ada di Belanda

Perhimpunan Indonesia, (baca sejarah perhimpunan Indoensia). Keduanya pun

memiliki hubungan yang sangat erat dimana sekembalinya para pemuda yang

tergabung di perhimpunan Indonesia mereka kemudian melebur dan bergabung

dengan Partai nasional Indonesia.

2.4.2 Sumpah Pemuda


2.4.3 17 Agustus 1945

Republik Indonesia merdeka pada Jum'at tanggal 17 Agustus 1945,

Indonesia merdeka dengan dibacanya proklamasi oleh Ir. Soekarni dan Drs.

Mohammad Hatta sebagai pendampingnya, yang bertempat di Jl. Pegangsaan

Timur no. 56 di Jakarta Pusat.

Pada tanggal 06 Agustus 1945 sebuah bom atom meledak di kota Hirosima,

Jepang yang pada saat itu sedang menjajah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

dan terbentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan

Indonesia) atau dalam bahasa jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang didirikan

oleh pemerintah jepang pada tanggal 29 april 1945 yang beranggotakan 63 orang.

kemudian berganti pada tanggal 07 Agustus 1945 menjadi PPKI (Panitian

Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa jepang disebut Dokuritsu

Junbi inkai, dan pada tanggal 9 Agustus Bom atom kembali dijatuhkan di kota

Nagasaki yang membuat Negara Jepang Menyerah Kepada Amerika Serikat.

Momen ini dimanfaatkan Indonesia Untuk memproklamasikan

kemerdekaannya. pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan syahrir mendengar lewat

radio bahwa jepang telah menyerah pada sekutu, yang membuat para pejuang

Indonesia semakin mempersiapkan kemerdekaannya. saat kembalinya Soekarno

dari Dalat, sutan syahrir mendesak kemerdekaan Indonesia. pada tanggal 15

agustus 1945 Jepang benar-benar menyerah pada Sekutu. pada dini hari 16

Agustus 1945

Para pemuda membawa Soekarno beserta Istri dan Anaknya dan Hatta

dibawa ke rengasdengklok dengan tujuan agar Soekarno dan Hatta tidak

terpengaruh oleh jepang. di Jakarta Wikana dan Mr. Ahmad Soebarjo menyetujui

untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. maka diutuslah Yusuf Kunto

menjemput Soekarno dan keluarga dan juga Hatta. Soekarno dan Hatta kembali

ke jakarta ia dibawa ke rumah nishimura dan di bawa kembali ke rumah


Laksamana Maeda. untuk membuat konsep kemerdekaan. teks porklamasi pun

disusun pada dini hari yang diketik oleh sayuti melik. pagi harinya 17 Agustus 1945

di kediaman soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56. dan dibacalah teks

Proklamasi Itu pada pukul 10:00 WIB dan dikibarnya Bendera Merah Putih yang

dijahit oleh Istri Soekarno, Fatmawati. dan disambut gembira oleh seluruh rakyat

Indonesia.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengambil keputusan, mengesahkan

UUD 1945, dan terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta

terpilihnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden

2.4.4 Orde Lama

Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di

Indonesia. Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka

waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan

sistem ekonomi terpimpin. Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia

menggunakan sistem pemerintahan parlementer. Presiaden Soekarno di

gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi terpimpin. Orde lama

(Demokrasi Terpimpin), terdiri dari beberapa kejadian penting, diantaranya

sebagai berikut:

a) Tahun 1945-1950

Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari

presidentil menjadi parlemen.Dimana dalam sistem pemerintahan presidentil,

presien memiki fungsi ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap

sekaligus sebagai badan legislatif.

b) Tahun 1950-1959

Era 1950-1959 ialah era dimana presiden Soekarno memerintah

menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia

1950, dimana periode ini berlangsung dari 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.
Dewan Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru

sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa

membuat konstitusi baru. Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959,

yang membubarkan Konstituante. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

1. Pembentukan MPRS dan DPAS

2. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950

3. Pembubaran Konstituante

Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik

yang tidak stabil.Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.

 1950-1951 - Kabinet Natsir

 1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo

 1952-1953 - Kabinet Wilopo

 1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I

 1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap

 1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II

 1957-1959 - Kabinet Djuanda

c) Tahun 1959-1968

Sejarah Indonesia (1959-1968) adalah masa di mana sistem "Demokrasi

Terpimpin" sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah

sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada

pemimpin negara, yaitu Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin

pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang

konstituante pada tanggal 10 November 1956.

Penyimpangan dalam demokrasi terpimpin adalah campur tangan presiden

dalam bidang Yudikatif seperti presiden diberi wewenang untuk melakukan

intervensi di bidang yudikatif berdasarkan UUD No.19 tahun 1964 yang jelas
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan di bidang Legislatif

berdasarkan Peraturan Presiden No.14 tahun 1960 dalam hal anggota DPR tidak

mencapai mufakat mengenai suatu hal atau sesuatu rancangan Undang-Undang.

Selain itu terjadi penyimpangan di bidang perundang-undangan di

mana berbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan Presiden

(Panpres) yang memakai Dekrit 5 Juli 1959 sebagai sumber

hukum. Didirikan pula badan-badan ekstra kontitusional seperti ‘front

nasional’ yang ternyata dipakai oleh pihak komunis sebagai arena kegiatan, sesuai

denga taktik komunisme internasional yang menggariskan pembentukan front

nasional sebagai persiapan ke arah terbentuknya demokrasi rakyat.

Pada masa ini terjadi persaingan antara Angkatan Darat, Presiden, dan PKI.

Persaingan ini mencapai klimaks dengan meletusnya perisiwa Gerakan 30

September 1965 yang dilakukan oleh PKI

2.4.5 Orde Baru

a) Penumpasan G30 SPKI

Saat negara dalam keadaan gawat panglima kostrad mayjend soeharto

segera mengambil alih pimpinan Angkatan darat dan melakukan koordinasi

operasi penumpasan G 30 S PKI, dua kekuatan dikerahkan dalam operasi

penumpasan G30 S yakni Resimen Para komando Angkatan darat (RPKAD) dan

Batalyon 328/Para Kujang/ Siliwangi.

Operasi penumpasan dimulai 1 Oktober 1965 pukul 19:00 ketika pasukan

RPKAD yang dipimpin Kolonel Sarwo Edhi Wibowo mendapat perintah untuk

merebut studio RRI pusat dan kantor pusat Telekomunikasi. Pada tanggal 2

Oktober 1965, operasi penumpasan diarahkan ke pangkalan udara Halim Perdana

kusuma yang merupakan basis utama PKI. Pangkalan tersebut berhasil dikuasai

pasukan RPKAD dan Batalyon 326 dalam waktu yang singkat. Selanjutnya daerah

Lubang Buaya dan sekitarnya yang menjadi pusat latihan Pemuda Rakyat dan
Gerwani. Dengan dikuasainya kembali kota jakarta, usaha perebutan kekuasaan

yang dilakukan oleh G30 S/PKI dapat digagalkan.

Meskipun kekuatan PKI telah dilumpuhkan, tokoh tokoh PKI masih belum

tertangkap, oleh karena itu dilancarkan operasi penumpasan G 30 S/PKI sampai

ke akar akarnya. Pada tanggal 3 Oktober 1965 pemerintah membentuk komando

Operasi pemulihan keamanan dan ketertiban (Kopkamtib) dan Mayjend Soeharto

ditunjuk sebagai panglima kopkamtib. Tugas pokok nya adalah memulihkan

keamanan dan ketertiban Negara akibat peristiwa G 30 S PKI serta menegakkan

kembali pemerintahan dengan jalan operasi fisik, militer dan mental

b) Aksi Tritura

Tidak tegasnya sikap pemerintah terhadap G 30 S PKI dan masih adanya

keberadaan PKI sebagai organisasi politik menimbulkan ketidakpuasan dalam

masyarakat. Ketidakpuasan rakyat diungkapkan dalam bentuk demontrasi tanggal

10 Januari 1966 yang diperoleh kesatuan aksi Mahasiswa indonesia (KAMI) dan

Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) di halaman gedung DPRGR.

Apa isi dari Trikura ? : isi trikura adalah

 Bubarkan PKI dan Ormas Ormasnya

 Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur pki

 Turunkan harga

c) Keluarnya SUPERSEMAR

Untuk mengatasi krisis politik yang tak kunjung surut, presiden soekarno

pada tanggal 10 Maret 1966 mengadakan pertemuan dengan partai partai politik,

yang mendesak agar partai partai politik mengutuk aksi Trikura, akan tetapi

desakan tersebut ditolak dan mereka tetap menuntut PKI dibubarkan. Namun saat

sidang dengan kabinet Dwikora yang disempurnakan yanh bertujuan untuk


mengmbil langkah langkah mengatasi krisis politik yang terjadi pada saat itu,

ajudan presiden melaporkan adanya pasukan tidak dikenal diluar istana.

Untuk menghindari kemungkinan yang tidak di inginkan, presiden

menyerahkan pimpinan sidang kepada wakil perdana mentri II Dr Leimena.

Presiden soekarno selanutnya pergi ke istana bogor bersama waperdam I Dr

subandiro dan waperdam III Dr Khaerul saleh. Siutasi keamanan negara saat itu

semakin gawat sehingga tiga perwira negara saat itu semakin gawat sehingga tiga

perwira yakni Mayjend basuki rahmat, Brigjen M Yusuf dan Brigjen Amir Machmud

berinisiatif menyusul presiden ke istana bogor.

Pertemuan tersebut menghasilkan konsep surat perintah kepada

Menpangad atas nama presiden mengambil segala tindakan yang dianggap perlu

dalam rangka memulihkan keamanan dan kewibawaan pemerintah. Surat perintah

tersebut dikenal dengan sebagai surat perintah 11 maret (Supersemar). Sebagai

pengemban supersemar, letjen suharto segera melakukan tindakan untuk

memenuhi Tritura yaitu :

 Pada tanggal 12 Maret 1966, Letjen Suharto mengeluarkan keputusan yang

berisi pembubaran PKI di seluruh Indonesia beserta Ormas ormasnya dan

dinayatakan sebagai organisasi terlarang

 Pada tanggal 18 maret 1966, melakukan tindakan pengamanan terhadap 15

orang menteri kabinet Dwiora yang disempurnakan yang diduga terlibat dalam

G 30 S/PKI.

Sejak keluarnya SUpersemar baru mulai lahir di Indonesia yang pada

akhirnya membawa kejatuhan pemerintah Orde lama yang dipimpin oleh

soekarno. Melalui Ketetapan No. XIII?MPRS?1966 di bbentuklah kabinet Ampera

yang pembentukkannya dilimpahkan kepada lejten Suharto. tugas kabinet ampera

disebut Dwidharma yakni mengusahakan stabilitas politik serta ekonomi.


d) Berakhirnya Orde Baru

Perjalanan pemerintahan Orde baru yang panjang yakni selama 32 tahun

tidaklah mulus. Fluktasi masa tersebut dapat terlihat dari program program yang

lebih diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan di segala

bidang kebihdupan.

Situasi ekonomi dunia juga turu mempengaruhi Indonesia. Krisis moneter

menambah masalah baru yang dituntut untuk segera di atasi. harga harga

kebutuhan pokok dan bahan pangan melambung tinffi dan daya beli rakyat rendah.

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar. sehingga US$1 menembus lebih dari

sepuluh ribu rupiah.

Akumulasi permasalahan yang tidak selesai memancing kemarahan elemen

masyarakat yang peduli terhadap nasib bangsa yang Dipelopori oleh mahasiswa,

mahasiswa berdemo dan mengadakan protes intensif terhadap berbagai

kebijakan yang tidak pro perbaian serta menyuarakan menentang praktek

KKN. Puncaknya terjadi pada tanggal 12 MEI 1998 di daerah semanggi. Tindakan

represif aparat menewaskan mahasiswa trisakti. Di antara mahasiswa trisakti yang

tewas adalah elang mulya lesmana, hery hartanto, hendriawan, dan Hafidhin

Royan.

Pada tanggal 19 mei `98 puluhan ribu mahasiswa menduduki gedung

DPR/MPR, yang dianggap sebagai salah satu simbol kekuasaan Orde baru.

mereka menuntut soeharto turun dari jabatan presiden akan tetapi presiden hanya

mereshufle kabinet. Akhirnya pad atanggal 21 mei 1998 presiden soeharto

menyerahkan kekuasaannya kepada wakilnya B,J Habibie. Selanjutnya B.J

Habibie dilantik sebagai presiden RI menggantikan soeharto.

2.4.6 Reformasi

Gerakan reformasi du Indonesia merupakan gerakan dari berbagai

komponen masyarakat untuk melakukan perubahan dan pembaharuan dalam


kehidupan masyarakat. Gerakan ini lahir karena kondisi politik, sosial dan ekonomi

yang tidak memihak kepada rakyat. Dampak krsisi moneter bagi masyarakat dan

pemerintahan indonesia antara lain :

Tatanan ekonomi rusak berat dengan bangkrutnya perbankan dan badan

usaha lainya Pemutusan hubungan kerja meningkat sehingga penganguguran

meluas melonjaknya berbagai harga barang timbulnya krisis keperncayaan

masyarakat terhadap pemerintahan orde baru.


DAFTAR PUSTAKA

Darmayanti, O., I. Suntoro dan H. Yanzi. 2015. Pengaruh Budaya dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. 2(4):18-24.

Hendrastomo, G. 2007. Nasionalisme vs Globalisasi Hilangnya Semangat


Kebangsaan dalam Peradaban Modern. Jurnal Dimensia. 1(1):1-9.

Huri, A. 2014. Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimahtemuroso


Guntur Demak. Jurnal Ilmiah. 1(2):8-19.

Marti., N. Herawati dan Elyta. 2014. Eksistensi Lembaga Penyiaran Publik Radio
Republik Indonesia Entikong dalam Upaya Meningkatkan Wawasan
Kebangsaan Masyarakat Perbatasan Entikong Kalimantan Barat dan Warga
Indonesia di Tebedu Malaysia. Jurnal Tesis. 1(4):1-18.

Purwanto, B. 2001. Memahami Kembali Nasionalisme Indonesia. Jurnal Ilmu


Sosial dan Ilmu Politik. 4(3):243-264.

https://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit

http://pendidikan4sejarah.blogspot.co.id/2011/12/kerajaan-kutai.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sarekat_Islam

http://www.muhammadiyah.or.id/content-50-det-sejarah.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_%27Ulama

http://itemgula.blogspot.co.id/2012/10/sejarah-singkat-kemerdekaan-republik.html

Anda mungkin juga menyukai