NIM : 221011200583
Kelas : 01SAKE018
Anda dipersilakan untuk menanya alasan dan mengkritisi tentang proses pembentukan Pancasila
sebagai:
Anda dipersilakan untuk mendiskusikan dengan anggota kelompok Anda dan melaporkannya secara
tertulis.
1. identitas nasional sendiri yaitu sebagai ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dan juga
kepribadian bangsa sehingga mecapai kedudukan tertinggi dalam tatanan berbangsa dan
bernegara dan termasuk tatanan hukum yang berlaku di negara Indonesia, secara garis besar
identitas nasional adalah sesuatu yang dibentuk dan disepakati dengan dimusyawarahkan
secara mufakat yang nantinya dapat membedakan negara satu dengan negara lainnya.
2. Pancasila merupakan kepribadian bangsa indonesia karena pancasila merupakan ciri yang khas
kepada bangsa indonesia dan tidak dapat dipisahkan dari bangsa indonesia dengan mempunyai
lima sila dengan pengalaman masing-masing. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa indonesia,
yakni suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila didalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka., berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, tertib dan damai.
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung makna bahwa semua aktivitas
kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan Pancasila.
Adapun fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup adalah:
Pertama, pancasila dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi
di masyarakat. Baik itu permasalahan yang terjadi di Indonesia atau bahkan di masyarakat
dunia.
Kedua, pancasila bisa menjadi cara untuk menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi, dan
politik agar negara kita semakin maju.
Ketiga, warga negara Indonesia jadi memiliki acuan untuk membangun dirinya berdasarkan apa
yang menjadi cita-cita bangsa.
Keempat, pancasila sebagai pandangan hidup bisa mempersatukan masyarakat yang memiliki
latar belakang yang berbeda-beda.
Pancasila harus dijadikan sebagai pandangan hidup oleh seluruh warga negara Indonesia
4. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia yaitu zaman
Sriwijaya dan Majapahit. Pancasila itu sendiri telah ada sejak adanya Bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan elemen terpenting dalam keberlangsungan bangsa Indonesia ini, karena kita ketahui
bahwa Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia. Maksud Pancasila sebagai jiwa bangsa
Indonesia yaitu bahwa Pancasila berperan sebagai nyawa, sumber, pandangan hidup, Ideologi
Bangsa, bahkan ciri khusus bangsa Indonesia dimana Pancasila ini didapat seiring dengan
perjalanan sejarah bangsa Indonesia sehingga mampu membedakan antara ciri khas bangsa
Indonesia dengan bangsa lainnya. Sehingga dapat dijabarkan kembali bahwa Pancasila sebagai
jiwa bangsa Indonesia berarti setiap aktivitas, perbuatan, tindakan, serta pemikiran seluruh
individu di Indonesia beradasarkan dan berpedomankan kepada Pancasila.
5. Pancasila disebut sebagai perjanjian luhur bangsa karena digali dari sosio-budaya
bangsa Indonesia sendiri dan disepakati oleh seluruh rakyat sebagai milik bangsa yang
harus diamalkan dan dilestarikan. Secara historis, ketika memproklamirkan
kemerdekaan dulu, bangsa Indonesia belum memiliki undang-undang negara yang
tertulis. Karena itulah PPKI mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945
berdasarkan Pancasila pada 18 Agustus 1945. Sehingga, Pancasila menjadi
kesepakatan nasional untuk selamanya
Anda diminta untuk menggali informasi penyebaran agama pada masa zaman dahulu? Misalnya,
bagaimana penyebaran agama pada zaman kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Mataram, dan
seterusnya? Kemudian, mendiskusikan dengan teman sekelompok Anda untuk mendapatkan
informasi tentang suasana kehidupan bertoleransi antarumat beragama pada masa itu, dan
menyusun laporan secara tertulis ?
Prasasti Waringinpitu yang dikeluarkan oleh Raja Kertawijaya pada 1369 Saka (1447) menyebut
nama-nama pejabat birokrasi kerajaan di tingkat pusat. Di antaranya Dharmmadhyaksa ring
kasaiwan (pejabat tinggi yang mengurusi Agama Siwa) dan Dharmmadhyaksa ring kasogatan
(pejabat tinggi yang mengurusi Agama Buddha).
Dari keterangan itu, menurut arkeolog dan epigraf Hasan Djafar, dapat diketahui di Kerajaan
Majapahit setidaknya ada dua agama resmi, yaitu Agama Siwa dan Agama Buddha.
Pada perkembangannya, yaitu ketika Majapahit akhir, peran agama Buddha seakan
“menghilang”. Sementara bangunan sucinya kebanyakan bercorak Siwa. Ini menunjukkan
hubungan erat antara kedua agama itu. Oleh beberapa sarjana, hubungan ini disebut dengan
berbagai istilah. H. Kern menyebutnya percampuran. N.J. Krom, W.H. Rassers, dan P.J.
Zoetmulder menyebutnya perpaduan. Sedangkan Th. G. Th. Pigeaud menyebutnya kesejajaran.
“Hubungan ini sebenarnya telah berlangsung sejak masa sebelumnya sehingga seolah-olah
agama Buddha telah terlebur menyatu dalam agama Siwa,” jelas Hasan dalam “Beberapa
Catatan Mengenai Keagamaan Pada Masa Majapahit Akhir” termuat di Pertemuan Ilmuan
Arkeologi IV.
Suasana itu tergambar pula dalam sumber kesusasteraan dari masa Hayam Wuruk. Menurut
Mpu Tantular dalam Kakawin Sutasoma dan Kakawin Arjunawiwaha, pada dasarnya antara
kedua agama itu tak terdapat perbedaan karena keduanya adalah satu.
Pengakuan adanya kepercayaan itu nampak lewat berita dalam prasasti yang pernah
dikeluarkan Gajah Mada pada 1351. Di dalamnya tercatat soal pembangunan caitya bagi
Kertanegara dan para brahmana tertinggi Siwa dan Buddha.
Menurut arkeolog Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar dalam Gajah Mada Biografi Politik,
bangunan caitya yang dibuat Gajah Mada sangat mungkin adalah Candi Singhasari sekarang.
Pasalnya prasasti itu ditemukan di halaman candi.
Bentuk candi ini unik. Ia bersifat Hindu dan Buddha sekaligus. “Itu mungkin karena candi dibuat
untuk menghormati Kertanegara yang memuja Siwa dan Buddha,” kata Agus.
Kendati bukan agama resmi negara, jejak Islam juga sudah kuat di Majapahit. Bukti kehadiran
Islam bisa ditunjukkan lewat pemakaman Islam kuno di Desa Tralaya, Trawulan, Mojokerto. Tak
jauh dari situ diduga merupakan kompleks Kedaton Majapahit.
Dari nisannya, makam-makam ini berasal dari 1203 dan 1533 Saka (1281 dan 1611). Artinya,
pada masa jayanya, di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, banyak penduduk Majapahit yang
memeluk Islam.
“Mengingat permakaman ini letaknya tak jauh dari kedaton, dapat disimpulkan ini adalah
permakaman bagi penduduk kota Majapahit dan keluarga raja yang telah beragama Islam,” tulis
Hasan.
Dari keterangan Ma Huan, seorang muslim dan penerjemah resmi Laksamana Cheng Ho, dalam
Ying-yai Sheng-lan disebutkan kalau di Majapahit terdapat tiga golongan penduduk. Salah
satunya penduduk muslim. Mereka adalah saudagar yang datang dari berbagai kerajaan di
barat.
Gramadewata
Semua kepercayaan itu lalu berkembang bersama agama rakyat yang masih tetap ada. Arkeolog
Agus Aris Munandar dalam Wilwatikta Prana menyebut di beberapa daerah pedalaman Jawa
Timur dijumpai arca-arca yang bukan berciri Hindu maupun Buddha. Arca-arca itu ditemukan di
reruntuhan bangunan kuno yang bukan bekas bangunan candi dari kedua agama itu.
“Arca-arca itu kemudian dapat dianggap sebagai arca dewa setempat yang hanya dipuja di suatu
kampung saja atau disebut gramadewata,” katanya.
Sayangnya, kajian terhadap arca-arca itu belum dilakukan secara tuntas. Apalagi soal
kepercayaan yang menyertainya.
Kedati begitu, kata Agus, arca-arca itu bisa jadi menggambarkan nenek moyang kampung-
kampung tertentu yang telah mangkat dan dianggap dewa. Praktik memuja nenek moyang telah
ada sebelum Hindu-Buddha masuk ke Nusantara. Umumnya, masyarakat prasejarah memuja
arwah pemimpin kampung atau kelompok yang dipilih pendukungnya.
Ketika pengaruh Hindu-Buddha masuk, nenek moyang itu lalu digambarkan dengan atribut
dewa-dewi India. Kalau tidak, kata Agus, dalam masyarakat Majapahit masih ada sekelompok
penduduk yang tetap mempertahankan kepercayaan asli yang mungkin berawal dari masa
prasejarah.
“Pada zaman Majapahit kehidupan beragama dalam masyarakat berkembang secara wajar.
Bukannya saling menggangu, dan membiarkan setiap kelompok agama mengadakan ritual
masing-masing
Dinamika dan perubahan pancasila sejak pra proklamasi, masa awal kemerdekaan, Era
Orde lama, Orde baru dan reformasi merupakan perjalanan yang panjang dan berliku.
Pancasila telah mendampingi negara Indonesia berpuluh-puluh tahun dan sudah melewati
ujian berkali-kali.
Pembahasan
Ketua BPUPKI Dr. Radjiman mengusulkan pengadaan sidang untuk perumusan dasar
negara
. Pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengusulkan rumusan dasar negara .
Selanjutnya Prof. Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945 , Kemudian disusul oleh Ir.
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
Kemudian pada tanggal 22 Juni 1945 resmi telah dirumuskan dasar negara berdasarkan
piagam jakarta atau Jakarta charter, dengan bunyi;
Pada saat jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu dan menyebabkan vacum of
power Peristiwa ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya.Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Mr. Ahmad Soebardjo Isi Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai
dengan semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945.
Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945, pada sidang PPKI yang pertama, Pancasila
mengalami perubahan tepatnya pada sila pertama, dikarenakan ada golongan timur yang
keberatan dengan bunyi sila pertama yang ada pada piagam jakarta.
Kemudian Dasar Negara atau Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 itu
lah, yang menjadi Dasar negara resmi hingga sekarang. berbunyi :
Terdapat dua pandangan besar terhadap Dasar Negara yang berpengaruh terhadap
munculnya Dekrit Presiden. Namun, kedua usulan tersebut tidak mencapai kuorum
keputusan sidang konstituante. sidang tersebut menemui jalan buntu pada bulan Juni
1959. Kejadian ini menyebabkan Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah Dekrit
Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00 di depan Istana Merdeka.
1. Pembubaran konstituante
2. Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
P4 merupakan tafsir sepihak orde baru terhadap pancasila. Hasil tafsir sepihak dijadikan
ideologi tunggal, dan didoktrinkan kepada masyarakat. warga negara yang memiliki beda
tafsir, tidak sepemahaman , dan tidak melaksanakan hasil tafsir sepihak orde baru
dianggap melanggar ideologi.
Setelah tumbangnya order baru terjadi fobia terhadap pancasila karena Pancasila pada
orde baru digunakan untuk melanggengkan kekuasaan dan terjadi banyak
penyimpangan. segala hal yang berbau pancasila seolah harus dihindari karena
merepresentasikan orde baru, segala hal kesalahan orde baru dilimpahkan kepada
pancasila padahal pancasila itu adalah ideologi kosong atau terbuka, bisa disusupi
berbagai macam kepentingan.
Pada tahun 2009 MPR-RI melakukan sosialisasi nilai-nilai pancasila yang kemudian
dikenal dengan sebutan 4 pilar kebangsaan , yang terdiri dari pancasila, UUD 1945,
NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sosialisasi dan pngamalan nilai-nilai pancasila
perlahan meredakan konflik yang terjadi pada masa awal reformasi
generasi muda yang mengagung agungkan budaya barat, menganggap pancasila hanya
sbg dasar negara, kurangnya pengajaran/pendidikan karakter bangsa yang berlandaskan
pancasila, adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental.