Masscom TV
Masscom TV
Salah satu strategi yang diterapkan NET TV adalah menerapkan kebijakan iklan
yang lama penayangannya hanya tiga menit. NET percaya hal ini akan berdampak
positif bagi pengiklan dan penonton. “Dengan kebijakan iklan hanya tiga menit, iklan
akan lebih ditonton dibandingkan iklan yang lamanya tujuh menit. Jadi, jangan hanya
melihat CPRP (Cost per Rating Point),” ujar Wishnutama Kusubandio, CEO
Netmedia kepada Marketeers.
Ia menambahkan bahwa dengan hanya menampilkan iklan selama tiga menit akan
membuat penonton nyaman. Selain itu, iklan lebih bisa diterima penonton sehingga
para pengiklan merasa senang. Wishnutama mengatakan bahwa masih ada orang
yang menganggap NET TV tidak laku. Padahal iklan-iklan memang sengaja ia
tahan. Bukannya tidak laku, sambung Wishnutama, NET TV lebih
mempertimbangkan kenyamanan penonton.
“Kalau di sana sudah jelas siapa targetnya, misalnya perempuan, ya harus jelas
acaranya dan parameternya. Kalau sekarang semuanya disasar. Masa iya sih kita
ingin menghabiskan uang dan waktu untuk sesuatu yang mubazir. Apalagi di era
digital seperti ini yang tidak bisa hanya mengandalkan lembaga riset saja. Banyak
parameter-parameter baru yang bisa kita lakukan dengan sosial media,”
pungkasnya.
Selamat Hari Selasa, kini ane dateng lagi buat thread yang semoga bermanfaat dan ngasih info buat
agan. Tapi, sekarang ane ngasih info buruk gan. Agan semua tau Spacetoon kan?
Spoiler for spacetoon:
Iya, TV yang sering muterin kartun-kartun jadul ini sebentar lagi bakal ngilang di Indonesia. Hal itu
dapat agan liat di layar kiri Spacetoon yang ada " 8 hari lagi". Nih ane kasih ulasannya,
cekidot.
Quote:
Dan taukah agan, siapakah yag bakal menggantikan Spacetoon, ini dia cekidot......
Spoiler for pengganti spacetoon:
Jangan kaget, karena inilah dunia pertelevisian Indonesia, dimana Rating sangat didewakan di sini.
Oh iya, untuk liat pembahasan soal berakhirnya Spacetoon Indonesia, agan-agan bisa berkunjung di
blog ane disini, karena bakal ada 4 posting yang bakal ane post terkait berakhirnya siaran Spacetoon
Indonesia.
Ini nih indexnya:
Spoiler for index posting:
Kalo diliat, program2 pengganti Spacetoon ini mirip-mirip sama Kompas TV. Tapi ane sedih juga
Spacetoon bakal ngilang menghibur anak Indonesia, mau nonton apa anak Indonesia nanti?
UPDATE!! NET. udah melakukan siaran percobaan hari Sabtu, 18 Mei 2013, coba cek tayangan
Spacetoon di TV agan saat ini!
ghota.kun: "waduhh g ada kartun ank2 lgi dong dulu ada hunterXhunter di space tun ane patengin
trus, "
.o.o: "spacetoon tuh tempat ane nonton tamiya gan " (kalo nonton tamiya di trek
tamiya gan )
26 April 2013, di pagi hari, Kepala Stasiun Transmisi mendapat telepon dari Jakarta, dan
sebuah keputusan yang tidak dapat dipercaya. "Spacetoon akan berakhir bulan depan, pak",
begitulah suara terakhir seorang perempuan yang menjadi bagian humas PT TAS (Televisi
Anak Spacetoon). Dengan suara berat, KST menyampaikan pada kami. "Maaf, kita harus
4 pegawai Spacetoon Bandung saat itu, hanya bisa terdiam pasrah. Saya berusaha menahan
tangis, sementara yang lain menghubungi perusahaan lain yang akan menerimanya nanti.
Lambat laun, di kantor, tinggal saya dan KST yang masih bertahan, sementara yang lain
sudah tidak lagi berada di kantor. Ada yang pulang kampung, ada pula yang melamar kerja
ke tempat lain. Pil pahit ini rupanya bukan hanya dialami oleh kami di Bandung. Medan,
Surabaya, Madiun, Malang, Kediri, dan Jakarta, juga ikut berduka. Namun apa daya, kami tidak
bisa berbuat banyak. Uang pesangon yang kami terima saat itu jauh tidak sebanding dengan
Spacetoon sudah kami anggap sebagai anak sendiri. Mereka memberi senyuman untuk anak-
Berita ini juga membuat tenaga pengajar di TK Spacetoon juga cemas. Entah seperti apa masa
depan TK ini di kemudian hari jika Spacetoon tiada. Saya dan KST masih terus berpacu
dengan waktu, tentu saja, menyelamatkan TK Spacetoon. Di detik-detik terakhir sebelum NET
TV mengudara, saya dan KST mengirimkan faksimili ke perusahaan pemilik frekuensi yang
transmisi NET TV sudah berada di kantor kami, dan kami hanya bisa tersenyum sembari
menyembunyikan kesedihan. kantor kami sudah tiada. Plang Spacetoon dicabut oleh
NET TV mengudara, tepat sebulan kemudian setelah KST menerima telepon dari Jakarta. 26
Mei 2013. Saya dan KST langsung bersalaman dengan pegawai baru NET TV, sembari
menyerahkan kunci kantor, dan malam itu juga, kami pulang dengan raut kesedihan. Jam
23.00, saya dan KST mampir di warung kecil untuk membeli kopi dan gorengan, sambil
mengobrol untuk masa depan TK Spacetoon, ditengah suhu udara malam Cisarua Lembang
yang dingin menusuk tulang, dan isi faks belum kami terima, dan diputuskan selama satu bulan
Lokasi TK Spacetoon berada satu tangga dibawah lokasi stasiun transmisi. Namun pintu
masuknya masih dari stasiun pemancar. Kami masih menunggu keputusan dari pemilik baru
mengenai status TK Spacetoon. Dan, Alhamdulillah. Pak Wisnutama dan Pak Agus
Lasmono, mengirimkan uang pada kami, dengan angka fantastis. Dimana uang itu
adalah untuk pembangunan TK Spacetoon yang baru, dengan tanah yang telah dibeli oleh
NET, kami hanya tinggal mengurus perizinan dan membangun TK Spacetoon yang baru di
lokasi satu step dibawah bangunan lama. Bangunan lama sudah disepakati tidak akan
dibongkar, saya dan Eks-KST langsung berbagi tugas. Beliau merencanakan bangunan, dan
Kegiatan belajar mengajar normal seperti semula. Eks-KST ditunjuk sebagai Pimpinan TK
Spacetoon. Saya ditunjuk sebagai pengelola, dan segala macam kegiatannya dilimpahkan pada
Kegiatan TK Spacetoon sempat jadi sorotan, bahkan pejabat KPID-yg tidak ada hubungannya
dengan TK Spacetoon pernah berkunjung kesini. Mereka kaget ketika Spacetoon telah tiada
dan plangnya dicabut. Waktu itu pejabat KPID memang sedang ada tugas ke luar daerah,
namun ia baru tau ketika masalah ini jadi perbincangan hangat. Plang yang telah dicabut oleh
pegawai NET TV, diperintahkan untuk dipasang dan diberi teguran keras.
============================
Jaringan yang berhadapan dengan TK Spacetoon. Begitu juga eks-KST yang kini tetap jadi
atasan saya di pemancar. Spacetoon di Terrestrial sudah tiada, namun kami masih memiliki
satu nyawa lagi, TK Anak Spacetoon, yang kami kelola sepenuh hati dan ikhlas menjalani,
Inisial A
A : Ada dua alasan : 1.Pak Sukoyo meninggal dunia, 2.Orang kepercayaan Pak Sukoyo
membawa kabur seluruh Uang milik Spacetoon sebesar 7,5 Miliar Rupiah
A : Orang itu sudah kabur ke luar negeri tanpa jejak sama sekali
A : Karena Penggelapan Dana itu sudah tercover oleh pemilik baru dan dinyatakan
A : PT.Anak Indomedia
Beredar informasi di media sosial, bahwa NET TV saat ini diterpa masalah
keuangan. Alhasil, stasiun televisi tersebut diisukan berencana
melakukan PHK massal bagi para karyawannya.
Masyarakat pun khawatir sebab NET TV merupakan salah channel yang disebut-
sebut memiliki format acara yang banyak disukai masyarakat khususnya generasi
milenial.
Berikut beberapa daftar stasiun TV yang sudah bangkrut hingga berganti nama di
Indonesia :
Spacetoon
Pada tahun 2013 TV ini harus tutup usia dengan frekuensi terestrial
(UHF) Spacetoon yang tersebar di belasan kota di Indonesia lantaran dibeli Indika
Group. Kini frekuensi terrestrial tersebut dipakai untuk siaran NET, stasiun TV yang
dipimpin Wishnutama yang fokus pada penonton keluarga dan remaja perkotaan.
Lativi
Lativi yang mulai beroperasi secara nasional pada 2002 telah menyediakan
berbagai jenis hiburan. Program sinetron, film Hollywood, animasi, infotainment,
reality show ada di Lativi. Tayangan animasi Spongebob dan Bioskop Dewasa (film-
film Indonesia era 90-an) sempat menjadi andalan stasiun TV milik Abdul Latief ini.
Akan tetapi pada 14 Februari 2008, Lativi harus berubah nama jadi tvOne. Abdul
Latief tak lagi memiliki saham tvOne.
Kini tvOne di bawah naungan Viva Group. Tak lagi hadir sebagai TV hiburan,
tvOne lebih berfokus pada tayangan berita dan olahraga.
TPI
TPI merupakan singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia. Sejak awal beroperasi
pada tahun 1991, TPI tampaknya tidak identik dengan pendidikan.
Di akhir 90-an, semakin sedikit konten edukasi stasiun TV yang awalnya dimiliki Siti
Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) ini. TPI akhirnya ikut menayangkan infotainment,
telenovela, kartun dan program hiburan lainnya.
Kala itu, di situs resminya tertulis TPI singkatan dari Televisi Paling Indonesia.
Tahun 2001, 70% saham TPI dibeli PT. Media Nusantara Citra.
Pada 20 Oktober 2010, TPI relaunching jadi MNCTV. Pihak MNCTV kala itu
mengatakan, perubahan nama dikarenakan singkatan TPI sudah tidak relevan
dengan kontennya. Meski ada yang menduga perubahan nama ini karena adanya
perebutan kepemilikan antara Hary Tanoesoedibjo dan Mbak Tutut.
TV7
TV7 berdiri pada tahun 2001, yang berada dalam naungan Kompas Gramedia
group. TV7 merupakan stasiun TV yang menghadirkan general entertainment.
Mereka sempat menayangkan telenovela, sinetron, film layar lebar, musik dan
talkshow.
Pada tahun 2006, saham mayoritas TV7 diakuisisi oleh Trans Corp (kini Trans
Media). Sejak 15 Desember 2006, TV7 berubah nama jadi Trans7.
Sama seperti kakaknya, Trans TV, Trans7 lebih banyak menampilkan program in-
house seperti talk show, reality show, variety show, dan acara lawak.
B Channel
Sejak 2013, B Channel lebih banyak menayangkan drama Asia, produksi Korea,
Taiwan, dan Hong pada 3 Mei 2014, B Channel resmi berganti nama jadi
Rajawali Televisi (RTV).[]
Ilustrasi Net TV/Net
Saya tidak punya otoritas untuk mengonfirmasi kebenaran berita soal NET
TV itu. Lagi pula itu baru isu. Belum tentu benar. Cuma setelah saya
menonton tayangan stasiun TV ber-tagline ‘Televisi Masa Kini’ itu isinya
konten-konten lawas. Sinetron ‘Suami-Suami Takut Istri’ yang diproduksi
entah berapa tahun lalu, sekarang nongol pada slot ‘ prime time’.
Mendadak, santer terdengar kabar. Space Toon akan tutup. Berubah nama
menjadi NET TV. Berubah pula investornya. Berubah pula pimpinannya.
Program-program baru pun muncul satu per satu. Tokoh-tokoh selebriti yang
dulu tampil di TV nasional, mulai bersiaran di NET TV. Sebagai penonton,
saya suka. Sisa-sia penderitaan dan kemiskinan Space Toon sebagai TV
lokal sudah tak tampak sama sekali di NET TV.
Glamor, Kinclong
Tapi hidup glamor itu mahal. Selalu tampil kinclong juga mahal. Padahal
seglamor-glamornya NET TV, stasiun itu tetaplah stasiun TV lokal.
Sekinclong-kinclongnya NET TV, stasiun itu tetaplah stasiun TV lokal.
Saya menduga, sejak menjadi NET TV, strategi bisnisnya berubah. NET TV
mulai membangun strategi bisnis seperti TV nasional. Buat dulu konten yang
bagus agar ratingnya tinggi. Kalau ratingnya tinggi, pengiklan akan masuk
dengan harga mahal.
Sayangnya program bagus itu tidak ada yang gratis. Bahkan untuk disebut
murah pun sangat sulit. Biaya produksi dan siaran NET TV pasti mahal
sekali.
Sebelum itu saya pernah berada pada kondisi yang mirip -mirip. Saat
ditugaskan Pak Dahlan Iskan membantu JAK TV.
Model bisnisnya mirip TV nasional: Buat dulu konten yang bagus. Biar
ratingnya tinggi. Nanti iklannya akan datang dengan harga mahal.
Saat saya masuk (2007) JAK TV sudah berusia 7 tahun. Belum pernah
mencatatkan laba sekali pun. Pendapatannya jauh dibandingkan biayanya.
Setiap bulan tekor miliaran rupiah. Berapa kerugiannya selama 7 tahun
berturut-turut?
Film-film drama Korea dan Hollywood yang eksklusif serta mahal dihentikan.
Diganti siaran pengobatan alternatif. Sampai akhirnya sempat dijuluki ‘TV
dukun’. Saking banyaknya terapis yang mengisi siaran.
Mau undang presenter TV nasional boleh. Undang artis nasional boleh. Asal
biayanya Rp 2,5 juta per episode. Produser-produser pusing. Mana bisa
uang segitu untuk memproduksi konten berkelas TV nasional?
Tapi akhirnya ketemu jalan. Ada saja temuan program baru. Ada saja partner
baru. Yang bisa diajak membiayai program. Salah satunya "Modal Dengkul
Dapur Ngebul" yang saya ciptakan atas biaya penuh Pak Wahyu Indrasakti
Saidi, pemilik kartu nama bertulisan 'Alumni ITB Tukang Bakmi'.
Alhasil, wajah baru JAK TV pun tidak kinclong lagi. Memang ‘nggak kelas’
lagi. Tetapi pada akhir tahun, stasiun TV lokal itu membukuka n laba kali
pertama. Juga pada tahun-tahun berikutnya.
Apakah NET TV senasib dengan JAK TV? Saya tidak tahu persis. Sudah lima
tahun saya meninggalkan industri penyiaran TV. Pindah haluan ke TV online.
Kemudian TV interaktif. Yang kini popular dengan sebu tan webinar.
Webinar memang tidak seheboh stasiun TV. Tapi webinar bisnis yang nyata.
Penonton webinar tidak perlu banyak. Karena setiap peserta harus
membayar. Beda dengan stasiun TV. Yang bisnisnya ditentukan mimpi
bernama rating tinggi.
TV lokal. Sama-sama TV berjaringan. Sama-sama berkantor di
Jakarta. Dan sama-sama bernasib kurang baik. Karena regulasi
tentang TV lokal yang sering berubah-ubah.AGUSTUS 13, 2019 BY Okky
Budi
3 menit
Fakta Net TV yang Tengah Diterpa Isu Kebangkrutan (Instagram).
Stasiun televisi yang menggunakan jargon Televisi Masa Kini, Net TV sedang diterpa isu
kebangkrutan. Isu ini menyebar luas di media sosial Twitter dan Facebook.
Kabar tersebut menyebutkan kalau Net tidak mampu lagi bersaing dengan stasiun TV
lainnya. Beberapa program acaranya yang dinilai bagus mulai hilang satu per satu.
Isu lainnya adalah adanya kabar tentang pemecatan karyawan besar-besaran. Hal ini
dilakukan demi efisiensi biaya produksi.
Tapi ternyata kabar pemecatan tersebut sudah terbantahkan. Dikutip dari detikcom,
komisaris sekaligus pendirinya, Wishnutama mengatakan tidak ada tindakan
pemecatan sepihak.
Selain itu, Chief Operating Officer Net, Azuan Syahril juga memastikan gak ada PHK
besar-besaran terhadap karyawan. Net justru menawarkan karyawan untuk melakukan
pengunduran diri, tentunya dengan keuntungan yang bakal didapat melalui perjanjian-
perjanjian.
Lantas bagaimana kisah perjalanan Net TV dari awal berdiri hingga diisukan bangkur
saat ini? Padahal mereka memiliki acara-acara yang berbeda dari stasiun TV pada
umumnya.
Baca juga: 10 Ciri Fintech Ilegal Ini Wajib Kamu Ketahui Jika Gak Mau Ketipu
Memakai frekuensi Space Toon
Menurut data Nielsen Indonesia tentang belanja iklan kuartal I-2019 relatif stabil di
angka 4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Belanja iklan itu
masih didominasi oleh media televisi.
Tercatat total belanja iklan di televisi mencapai Rp 30,9 triliun. Angka itu tumbuh 8%
dibandingkan dengan kuartal yang sama di 2018. Demikian menurut hasil temuan
Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel).
Memang industri televisi saat ini mendapatkan pesaing yang sakti mandraguna,
yakni para konten kreator YouTube. Lewat ide-ide gila mereka, pemirsa televisi
dengan mudah direbutnya.
Menurut CCO DIREXION Strategy Consulting dan Chairman CEO Business Forum
Indonesia Jahja B Soenarjo saat ini konten yang masih dikuasai industri televisi
hanya konten berita dan sebagian hiburan. Kenapa sebagian, karena kaum milenial
tak lagi suka nonton sinetron ataupun hiburan kontes dangdut.
Meskipun masyarakat Indonesia ini sangat banyak. Dari 250 juta, tentu masih
banyak yang suka menonton sinetron maupun acara dangdut, terlebih bagi mereka
yang ada di daerah.
"Apakah konten sinetron dan dangdut itu masih disukai? Kalau yang disuka itu ya
sudah bikin itu saja," ujarnya kepada detikFinance, Senin (19/8/2019).
Nah, pemain pertelevisian yang masih hidup hingga saat ini karena masih melihat
peluang itu. Sementara bagi mereka yang masih bersikeras dengan konten
idealisnya harus siap menelan pil pahit.
"Terlalu kreatif juga percuma karena ibu-ibu rumah tangga yang penting bukan
kreatifnya. Kalau terlalu kreatif yang di daerah-daerah pasti tidak butuh," tambahnya.
Konten-konten hiburan yang digarap NET Tv memang kebanyakan cukup kreatif dan
berkualitas. Sayangnya konten-konten itu harus bersaing dengan konten yang ada di
YouTube.
Jahja tidak menilai sebenarnya tidak masalah jika ingin tetap menyediakan sajian
tontonan yang berkualitas. Namun dibutuhkan modal yang kuat untuk bisa bertahan.
"Kreatif jangan terlalu cepatlah, kecuali nafas (modal) Anda panjang. Karena Anda
bersaing dengan para kreator-kreator gila yang ada di YouTube, yang mereka
gratis," tutupnya.
Kehadiran NET TV sebagai salah satu stasiun televisi di Indonesia sukses mencuri
perhatian publik. Selain karena siaran yang memang cukup berbeda, durasi iklan
yang cukup pendek membuat penonton mulai betah menonton stasiun televisi ini.
Mengenai durasi iklan yang singkat, NET TV rupanya ingin mengikuti Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang merupakan aturan
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dalam aturan tersebut, durasi iklan tidak boleh
melebihi 20 persen dari program
"Makanya iklannya dibatasi tidak lebih dari tiga menit," ungkap Dede Apriadi,
Pemimpin Redaksi NET TV. Ia juga mengatakan sering menolak banyak
perusahaan yang ingin memasang iklan di stasiun TV dengan slogan "Televisi Masa
Kini" tersebut.
"Bukan berarti kami nggak butuh duit," ujar Dede. "Jadi kami pilih-pilih juga, kalau
iklannya norak ya sering ditolak."
Meski tak pernah tembus 20 besar rating televisi Indonesia, namun program-
program NET TV cukup jadi favorit penonton bahkan sampai ke luar negeri. Sebut
saja nama Chelsea Islan yang belum lama ini digaet untuk membintangi drama
Jepang berkat sitkom "Tetangga Masa Gitu"
Halo gan
Pertanyaan ini selalu muncul setiap ane nonton channel TV ini gan
Kita semua tahu kalo stasiun TV itu dapet duit dari sponsor, iklan
sedangkan kita juga tahu kalo N3T TV gak ada iklan sama sekali
pertanyaanya :
TRUS KALO GA ADA IKLAN, SI N3T TV DAPAT UNTUNG DARI MANA ? GAK MUNGKIN DONG
GAK NGUNTUNGIN
yang kedua mereka menayangkan net HD di tv kabel gan,ini untuk mendapatkan revenue share dari
tv kabel itu sendiri,ane bisa bilang untung mereka saat ini masih kecil dibanding tv tv swasta lain.
dan agaan harus tau chairul tanjung pemilik duo trans sendiri rugi 40 milyar perbulan saat awal2 tv
nya mengudara,jadi sewajarnya tv yang baru mengudara harus rugi,,, semuanya dilakukan untuk
menciptakan brand awareness yang tinggi dengan acara yang bagus
setahu ane dulu indosiar pertama kali tayang film2 box office tidak ada iklanya juga. menurrut ane
biasa itu tv baru, nanti juga ada iklannya yang mampir
Quote:
Original Posted By arvenix24►ente ngerti Space Toon nggak? dulu itu siaran kartun anak-anak
(biasanya dari Jepang). Nah, sekarang Space Toon jadi TV berbayar, dan perusahaannya bikin lagi
Tv, namanya Net TV, jadi untungnya ya dari penghasilan TV berbayar yang dari Space Toon
ini seriusan gan. wah baru tau ane gan.. berarti mesli gak ada iklan tetep ada pemasukan dari tv
induknya...
0
Kutip Balas
kalepht
01-01-2014 21:24
Kaskus AddictPosts: 2,020
#6
Quote:
Original Posted By arvenix24►ente ngerti Space Toon nggak? dulu itu siaran kartun anak-anak
(biasanya dari Jepang). Nah, sekarang Space Toon jadi TV berbayar, dan perusahaannya bikin lagi
Tv, namanya Net TV, jadi untungnya ya dari penghasilan TV berbayar yang dari Space Toon
mungkin kyk gini kali gan hehe mungkin dapat dari investor gan, yang berani bayar buat
menghadirkan net tv gan
0
Kutip Balas
floatingmixmind
01-01-2014 21:24
Kaskus HolicPosts: 840
#7
LeeKwangVatar
01-01-2014 21:25
KaskuserPosts: 198
#8
Quote:
Original Posted By arvenix24►ente ngerti Space Toon nggak? dulu itu siaran kartun anak-anak
(biasanya dari Jepang). Nah, sekarang Space Toon jadi TV berbayar, dan perusahaannya bikin lagi
Tv, namanya Net TV, jadi untungnya ya dari penghasilan TV berbayar yang dari Space Toon
mereka itu cuma beli siaran spacetoon gan, gak beli spacetoon nya
spacet0on ma N3T tu beda perusahaan gan
Diubah oleh LeeKwangVatar 01-01-2014 21:26
0
Kutip Balas
rockondome
01-01-2014 21:25
Kaskus AddictPosts: 1,666
#9
0
Kutip Balas
paidin008
01-01-2014 21:27
Kaskus AddictPosts: 2,132
#10
Di tempat ane blom dapet sinyal, jadi gak bisa kasih tahu....
0
Kutip Balas
pendirojab
01-01-2014 21:28
Aktivis KaskusPosts: 596
#11
mungkin promosi dulu gan... Rugi awal... Kalo udah lama laris baru ada iklan,,, ketutup ntar rugi
xdxread
01-01-2014 21:29
Kaskus AddictPosts: 2,151
#12
mysHit
01-01-2014 21:29
NewbiePosts: 37
#13
naomi_quin
01-01-2014 21:31
Kaskus AddictPosts: 3,487
#15
zovy
01-01-2014 21:32
Kaskus AddictPosts: 1,329
#16
tunggu aja gan, tar palingan banyak iklan yang muncul. kan udah ada tuh program net yg ada
iklannya meskipun cuma 1
0
Kutip Balas
semaput.dara
01-01-2014 21:34
Kaskus AddictPosts: 1,022
#17
Quote:
Original Posted By arvenix24►ente ngerti Space Toon nggak? dulu itu siaran kartun anak-anak
(biasanya dari Jepang). Nah, sekarang Space Toon jadi TV berbayar, dan perusahaannya bikin lagi
Tv, namanya Net TV, jadi untungnya ya dari penghasilan TV berbayar yang dari Space Toon
===
0
Kutip Balas
abracadabra
01-01-2014 21:39
Auto BannedPosts: 2,841
#18
Ga Ngerti Ane Gan . Ga pernah Nonton Net TV atau apalah Itu
0
Kutip Balas
superfrank12
01-01-2014 21:43
KaskuserPosts: 134
#19
agil1999
01-01-2014 21:44
Kaskus ManiacPosts: 8,091
#20
Dari perusahaan tambang gan. Kan petinggi net tv itu ada yg jadi pengusaha batu bara. Cmiiw
Hari ini ramai menjadi perhatian warganet di Twitter, bahkan menjadi trending topic nasional
di Twitter.
Tidak ada pengurangan jumlah karyawan, durasi jam tayang news pun akan dipangkas juga
menjadi satu jam saja.
PHK massal ini dikabarkan tidak hanya dilakukan di divisi news saja, divisi lain seperti
camera person, editor, hingga produser juga mengalami pengurangan karyawan.
Apakah NET TV mampu menghadapi krisis yang cukup berat menghadapi raksasa-
raksasa media besar lainnya seperti Trans Corp dan MNC Group?
Padahal saat awal perilisannya NET TV dianggap sebagai napas baru dalam dunia
pertelevisian yang dinilai membosankan, tidak mendidik, dan penuh drama yang sering
ditayangkan banyak televisi lainnya.
Belum lagi orang-orang yang bekerja di NET TV adalah hasil dari "bedol desa" para pegawai
Trans Corp yang merasa masih idealis dan tak ingin berhubungan dengan program berkonten
"alay".
Pertama kali mengudara, NET TV mengambil tagline "Televisi Masa Kini" dan tidak butuh
waktu yang lama untuk menjadi idola banyak penikmat televisi yang mencari hiburan.
Ada banyak acara yang disiarkan NET TV yang mengusung konsep kekinian, elegan, dan
tidak lebay. Mulai dari Indonesia Morning Show, Ini Talkshow, Tonight Show, Breakout,
WIB, WIT, OK-JEK, NET. 10. NET. 12, Tetangga Masa Gitu, Sarah Sechan, dan masih
banyak lagi pilihan yang ditawarkan kepada penontonnya.
Namun pada akhir 2018, beberapa program mulai banyak yang menghilang seperti Waktu
Indonesia Timur (WIT), NET. 10, NET. 12, Tetangga Masa Gitu, hingga program talkshow
and variety Sarah Sechan dan Pagi Pagi NET tidak lagi tayang.
Bahkan acara musik anak muda Breakout yang biasanya tayang pada sore hari itu harus
pamit setelah mengalami beberapa kali perombakan konsep.
Semua program yang hilang tersebut digantikan dengan program NET Classic yang berisi
FTV lawas di awal 2000an seperti Suami-Suami Takut Istri dan juga program film kartun
yang sudah pernah tayang sebelumnya.
Ditambah dengan beberapa program baru namun mendapat sambutan yang negatif dari para
penontonnya karena ada sentuhan "alay"-nya.
Tidak hanya program yang berubah, struktur kepemimpinan di NET juga berubah. Pada
tahun ini Wishnutama yang sebelumnya sebagai CEO menjadi Komisaris Utama dari PT Net
Visi Media. Dengan berubahnya CEO, berubah juga program-program yang ditawarkan oleh
NET TV.
Dari program baru yang dikeluarkan oleh NET TV, tampaknya mereka sedang beradaptasi
untuk menjangkau penonton yang baru, hal terlihat dari konten yang ditawarkan mulai dari
konten mistis "Merinding", anak muda "IPOP" dan masih beberapa lainnya lagi.
Pada pertengahan 2018 lalu, PT Net Visi Media menjual saham dan obligasi dengan target
mencapai Rp 1 triliun.
Bagaimana tidak, untuk membuat program dengan konten yang berkualitas membutuhkan
dana yang tidak kecil, belum lagi mereka harus bertarung dengan rating tv dari program-
program yang diminati oleh masyarakat menengah ke bawah.
Ketika idealisme bertemu dengan realita, bagaimanapun juga yang namanya perusahaan
membutuhkan pemasukan yang ideal. Usaha yang bergerak di bidang media dan pertelevisian
akan mempertaruhkan pendapatan mereka pada iklan.
Perusahaan-perusahaan akan menaruhkan iklan media mereka bila media tersebut
mendapatkan engagement yang tinggi dari masyarakat. Untuk televisi, salah satu yang
menjadi pertimbangan tinggi adalah rating.
Padahal rating televisi tidak menunjukkan kualitas program tersebut, hanya menunjukkan
kuantitas dari orang yang menonton.
Konon, sebenarnya iklan di NET TV masih bertumbuh dengan masif. Pada tahun 2018
mereka meraup pendapatan sekitar 110 triliun. Namun kue iklan tersebut didominasi oleh
program-program TV ala sinetron seperti yang ditayangkan oleh kompetitornya, bukan
konsep yang diusung oleh NET TV lagi.
Jadi sepertinya logis bila NET TV menghilangkan beberapa program "idealisme" karena
mendapatkan share rating yang rendah, mau gimanapun juga televisi butuh cuan dari iklan.
Bila melihat fenomena yang sedang terjadi, NET TV sepertinya akan bertoleransi dengan
idealisme yang mereka punya dan mulai menurunkan "kualitas" program televisi mereka
sesuai dengan minat masyarakat Indonesia pada umumnya.
Jadi jangan kaget bila nantinya NET TV akan menurunkan standarnya dan tidak ada
terobosan konten-konten pertelevisian yang istimewa, karena masyarakat yang menginginkan
hal itu tidaklah banyak.
Sebagian besar dari mereka lebih memilih sinetron yang tayang setiap hari dan juga gosip-
gosip panas para artis, dari drama "ikan asin" hingga pindah agamanya para selebriti.
Bila NET mempunyai konten yang bagus namun tidak mempunyai profit yang mumpuni,
bagaimana mereka bisa bertahan?
Hari ini ramai menjadi perhatian warganet di Twitter, bahkan menjadi trending topic nasional
di Twitter.
Dalam artikel tersebut tertulis bahwa akan ada pengurangan karyawan besar-besaran,
misalnya saja divisi news yang berjumlah 180 orang akan dikurangi menjadi 30 jurnalis saja.
Tidak ada pengurangan jumlah karyawan, durasi jam tayang news pun akan dipangkas juga
menjadi satu jam saja.
PHK massal ini dikabarkan tidak hanya dilakukan di divisi news saja, divisi lain seperti
camera person, editor, hingga produser juga mengalami pengurangan karyawan.
Apakah NET TV mampu menghadapi krisis yang cukup berat menghadapi raksasa-
raksasa media besar lainnya seperti Trans Corp dan MNC Group?
Padahal saat awal perilisannya NET TV dianggap sebagai napas baru dalam dunia
pertelevisian yang dinilai membosankan, tidak mendidik, dan penuh drama yang sering
ditayangkan banyak televisi lainnya.
Belum lagi orang-orang yang bekerja di NET TV adalah hasil dari "bedol desa" para pegawai
Trans Corp yang merasa masih idealis dan tak ingin berhubungan dengan program berkonten
"alay".
Pertama kali mengudara, NET TV mengambil tagline "Televisi Masa Kini" dan tidak butuh
waktu yang lama untuk menjadi idola banyak penikmat televisi yang mencari hiburan.
Ada banyak acara yang disiarkan NET TV yang mengusung konsep kekinian, elegan, dan
tidak lebay. Mulai dari Indonesia Morning Show, Ini Talkshow, Tonight Show, Breakout,
WIB, WIT, OK-JEK, NET. 10. NET. 12, Tetangga Masa Gitu, Sarah Sechan, dan masih
banyak lagi pilihan yang ditawarkan kepada penontonnya.
Namun pada akhir 2018, beberapa program mulai banyak yang menghilang seperti Waktu
Indonesia Timur (WIT), NET. 10, NET. 12, Tetangga Masa Gitu, hingga program talkshow
and variety Sarah Sechan dan Pagi Pagi NET tidak lagi tayang.
Bahkan acara musik anak muda Breakout yang biasanya tayang pada sore hari itu harus
pamit setelah mengalami beberapa kali perombakan konsep.
Semua program yang hilang tersebut digantikan dengan program NET Classic yang berisi
FTV lawas di awal 2000an seperti Suami-Suami Takut Istri dan juga program film kartun
yang sudah pernah tayang sebelumnya.
Ditambah dengan beberapa program baru namun mendapat sambutan yang negatif dari para
penontonnya karena ada sentuhan "alay"-nya.
Tidak hanya program yang berubah, struktur kepemimpinan di NET juga berubah. Pada
tahun ini Wishnutama yang sebelumnya sebagai CEO menjadi Komisaris Utama dari PT Net
Visi Media. Dengan berubahnya CEO, berubah juga program-program yang ditawarkan oleh
NET TV.
Dari program baru yang dikeluarkan oleh NET TV, tampaknya mereka sedang beradaptasi
untuk menjangkau penonton yang baru, hal terlihat dari konten yang ditawarkan mulai dari
konten mistis "Merinding", anak muda "IPOP" dan masih beberapa lainnya lagi.
Acara Baru NET TV | IG/dunia_tv
Perubahan program dan masalah yang dialami oleh NET TV ini pun sepertinya mengerucut
pada satu permasalahan utama: Uang. Tampaknya mereka kekurangan biaya untuk
operasionalnya.
Pada pertengahan 2018 lalu, PT Net Visi Media menjual saham dan obligasi dengan target
mencapai Rp 1 triliun.
Bagaimana tidak, untuk membuat program dengan konten yang berkualitas membutuhkan
dana yang tidak kecil, belum lagi mereka harus bertarung dengan rating tv dari program-
program yang diminati oleh masyarakat menengah ke bawah.
Ketika idealisme bertemu dengan realita, bagaimanapun juga yang namanya perusahaan
membutuhkan pemasukan yang ideal. Usaha yang bergerak di bidang media dan pertelevisian
akan mempertaruhkan pendapatan mereka pada iklan.
Padahal rating televisi tidak menunjukkan kualitas program tersebut, hanya menunjukkan
kuantitas dari orang yang menonton.
Konon, sebenarnya iklan di NET TV masih bertumbuh dengan masif. Pada tahun 2018
mereka meraup pendapatan sekitar 110 triliun. Namun kue iklan tersebut didominasi oleh
program-program TV ala sinetron seperti yang ditayangkan oleh kompetitornya, bukan
konsep yang diusung oleh NET TV lagi.
Jadi sepertinya logis bila NET TV menghilangkan beberapa program "idealisme" karena
mendapatkan share rating yang rendah, mau gimanapun juga televisi butuh cuan dari iklan.
Bila melihat fenomena yang sedang terjadi, NET TV sepertinya akan bertoleransi dengan
idealisme yang mereka punya dan mulai menurunkan "kualitas" program televisi mereka
sesuai dengan minat masyarakat Indonesia pada umumnya.
Jadi jangan kaget bila nantinya NET TV akan menurunkan standarnya dan tidak ada
terobosan konten-konten pertelevisian yang istimewa, karena masyarakat yang menginginkan
hal itu tidaklah banyak.
Sebagian besar dari mereka lebih memilih sinetron yang tayang setiap hari dan juga gosip-
gosip panas para artis, dari drama "ikan asin" hingga pindah agamanya para selebriti.
Bila NET mempunyai konten yang bagus namun tidak mempunyai profit yang mumpuni,
bagaimana mereka bisa bertahan?