Penggunaan bakteri, jamur, dan khamir dalam kehidupan kita sehari-hari bukanlah hal
yang baru. Terlebih di jaman modern dengan sains dan teknologi yang telah maju,
perkembangan menciptakan inovasi-inovasi baru gencar dilakukan, berbagai
penemuan-penemuanpun terungkap. Begitu pula dalam bidang kesehatan dan farmasi.
Banyak penelitian dilakukan untuk menemukan obat-obatan baru yang bisa membantu
manusia melawan berbagai jenis penyakit yang terus berkembang. Dibawah ini adalah
beberapa contoh, produk farmasi yang dihasilkan oleh bakteri, jamur, atau khamir.
1. Produk antibiotic
Produksi antibiotik biasanya dilakukan dalam jumlah besar pada tangki fermentasi.
Sebagai contoh Penicillium chrysogenum. Mula-mula suspensi spora P. chrysogenum
ditumbuhkan dalam larutan media bernutrisi. Kultur diinkubasi selama 24 jam pada
temperatur 24 °C setelah itu ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok
teratur untuk mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.
Pada proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung gula asam
fenilasetat ditambahkan ke secara kontinu. Untuk membuat penisilin semisintetik,
penisilin G dicampur dengan bakteri yang mensekresi enzim asilase. Enzim ini akan
melepas gugus benzil dari penisilin G lalu mengubahnya menjadi 6-aminopebicillanic
acid (6-APA).
Hal yang sama juga terjadi pada sefalosporin C yang diperoduksi oleh cephalosporium
acremonium. Molekul sepalosporin C dapat ditranspormasi dengan melepas rantai
samping α-aminodipic acid dan menambahkan gugus baru yang memiliki kisaran
antibakteri yang lebih luas.
Strain streptomyces griseus dan Actinomycetes lainnya menghasilkan streptomisin dan
juga antibiotik lainnya. Spora S. Griseus diinokulasi kedalam media untuk mendapatkan
kultur pertumbuhan dengan biomassa miselia yang tinggi sebelum dimasukkan
kedalam tangki inokulum. Media dasar untuk praduksi streptomisin mengandung pati
kedelai sebagai sumber nitrogen, glukosa sebagai sumber karbon, dan NaCl.
Temperatur optimum untuk proses fermentasi ini berkisar pada 28°C, dengan
kecepatan pengadukan dan aerasi yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan produksi
streptomisin yang maksimal. Proses fermentasi berlangsung sekitar 10 hari dengan
jumlah streptomisin yang dipanen berkisar 1g/L.
2. Produksi steroid
Homon steroid memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia kesehatan. Misalnya
kortison dan steroid lain (yang serupa) diketahui dapat digunakan untuk mengobati
gejala yang berhubungan dengan alergi dan berbagai respons inflamasi oral dan untuk
mengobati ketidak seimbangan homonal.
Sintesis steroid seperti kotison sangat mahal, karena proses pembuatannya secara
kimiawi sangat susah dan panjang. Kesulitan utama pada sintesis kortison adalah
introduksi atom oksigen pada cincin steroid nomor 11. Tetapi, hal ini dapat diatasi
dengan pemanfaatan mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme untuk mengganti
proses kimiawi ini dikenal dengan istilah biokomversi.
Fungi Rhizopuz arrhizus menghidroksilasi progesteron membentuk steroid koteksolon
untuk membentuk hidrokortison dengan mengintroduksi oksigen pada posisi nomor 11.
Bentuk tranformasi lain dari inti steroid dilakukan oleh mikroorganosme melalui proses
hidrogenasi, dihidrogenasi, epoksidasi, dan penambahan serta penghilangan rantai
samping. Penggunaan mikroorganisme pada produksi kortison dapat menurunkan
biaya produksi.