Anda di halaman 1dari 6

Peranan bakteri, jamur, dan khamir, di bidang industri farmasi

Nama : Dhini Aulia Phasa


NIM : M0311020
Jurusan : Kimia_FMIPA
Makul : Biologi Umum
Soal!
1. Jelaskan bagaimana peranan bakteri, jamur, dan khamir, di bidang industri farmasi?
Jawab:
Bakteri dan fungi termasuk dalam jemis mikroorganisme, karena berukuran kecil.
Sebenarnya, jamur juga ada yang berukuran makro, tetapi jamur yang akan dibahas
kali ini adalah jamur yang berukuran mikroskopis. Mikroorganisme atau yang lebih kita
kenal dengan sebutan mikroba, bisa membawa dampak baik maupun dampak buruk
buat manusia. Manusia lebih mengenal mikroba sebagai pembawa penyakit
(pathogen), tetapi sebenarnya tidak semua mikroba bersifat pathogen, sebagian besar
mikroba malah menguntungkan.
Ilmu-ilmu terapan tentang mikrobiologi yang meneliti tentang keuntungan-keuntungan
mikroba semakin berkembang. Tidak terkecuali di bidang farmasi. Ahli farmasi telah
memanfaatkan mikroba-mikroba yang menguntungkan untuk membantu menusia
dalam bidang kesehatan, khususnya di bidang farmasi (obat-obatan).
 Peran bakteri di bidang industri farmasi
Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil. Seperti yang
telah dijelaskan di atas, bakteri ada yang bersifat patogen dan non-patogen. Bakteri
yang bersifat pathogen yaitu bakteri yang berbahaya karena pembawa penyakit. Tapi
tentunya tidak semua bakteri bersifat pathogen, hanya sebagian kecil. Sedangkan yang
lain bersifat non-patogen atau menguntungkan. Bakteri inilah yang kita menfaatkan
dalam bidang farmasi untuk pembuatan obat. Tetapi, bakteri pathogen juga bisa
menguntungkan jika kita tahu cara memanfaatkannya. Misalnya pembuatan antibiotik.
Berikut adalah contoh-contoh bakteri yang berperan di bidang industry farmasi.
 Streptomyces griceus, menghasilkan antibiotik streptomisin (membunuh bakteri
penyebab TBC).
 Streptomvces aureofaciens, menghasilkan antibiotik aureomisin.
 Streptomyces olivaceus, untuk menghasilkan sianokobalamin vitamin B12.
 Clostridium acetobutylicum, menghasilkan aseton dan butanol.
 Xanthomonas campestris, menghasilkan polisakarida.
 cetobacter aceti, digunakan untuk membuat asam cuka.
 Leucanostoc masenteroides, menghasilkan dekstran.
 Lactobacillus delbruecki, penghasil asam laktat.

 Peran jamur di bidang industri farmasi


Jamur juga memiliki peran yang besar di bidang industri farmasi. Walaupun
sebagian besar jamur bersifat toxic (racun), tetapi ada juga jamur yang bisa digunakan
sebagai obat. Salah satunya adalah Ganoderma yang diyakini dapat menyembuhkan
segala macam penyakit. Ekstrak miselium Ganoderma yang berkhasiat anti tumor juga
diyakini dapat menghambat infeksi HIV pada sel-sel manusia yang dibiakkan.

 Peran khamir di bidang industri farmasi


Peranan khamir di bidang industri farmasi juga tidak kalah pentingnya. Khamir
dapat melakukan proses fermentasi gula. Kemampuan khamir memfermentasi gula
ditentukan oleh adanya system transport untuk gula dan system enzim yang dapat
menghidrolisis gula dengan akseptor elektron alternatif selain oksigen, pada kondisi
anaerob fakultatif.

Penggunaan bakteri, jamur, dan khamir dalam kehidupan kita sehari-hari bukanlah hal
yang baru. Terlebih di jaman modern dengan sains dan teknologi yang telah maju,
perkembangan menciptakan inovasi-inovasi baru gencar dilakukan, berbagai
penemuan-penemuanpun terungkap. Begitu pula dalam bidang kesehatan dan farmasi.
Banyak penelitian dilakukan untuk menemukan obat-obatan baru yang bisa membantu
manusia melawan berbagai jenis penyakit yang terus berkembang. Dibawah ini adalah
beberapa contoh, produk farmasi yang dihasilkan oleh bakteri, jamur, atau khamir.
1. Produk antibiotic
Produksi antibiotik biasanya dilakukan dalam jumlah besar pada tangki fermentasi.
Sebagai contoh Penicillium chrysogenum. Mula-mula suspensi spora P. chrysogenum
ditumbuhkan dalam larutan media bernutrisi. Kultur diinkubasi selama 24 jam pada
temperatur 24 °C setelah itu ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok
teratur untuk mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.
Pada proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung gula asam
fenilasetat ditambahkan ke secara kontinu. Untuk membuat penisilin semisintetik,
penisilin G dicampur dengan bakteri yang mensekresi enzim asilase. Enzim ini akan
melepas gugus benzil dari penisilin G lalu mengubahnya menjadi 6-aminopebicillanic
acid (6-APA).
Hal yang sama juga terjadi pada sefalosporin C yang diperoduksi oleh cephalosporium
acremonium. Molekul sepalosporin C dapat ditranspormasi dengan melepas rantai
samping α-aminodipic acid dan menambahkan gugus baru yang memiliki kisaran
antibakteri yang lebih luas.
Strain streptomyces griseus dan Actinomycetes lainnya menghasilkan streptomisin dan
juga antibiotik lainnya. Spora S. Griseus diinokulasi kedalam media untuk mendapatkan
kultur pertumbuhan dengan biomassa miselia yang tinggi sebelum dimasukkan
kedalam tangki inokulum. Media dasar untuk praduksi streptomisin mengandung pati
kedelai sebagai sumber nitrogen, glukosa sebagai sumber karbon, dan NaCl.
Temperatur optimum untuk proses fermentasi ini berkisar pada 28°C, dengan
kecepatan pengadukan dan aerasi yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan produksi
streptomisin yang maksimal. Proses fermentasi berlangsung sekitar 10 hari dengan
jumlah streptomisin yang dipanen berkisar 1g/L.

2. Produksi steroid
Homon steroid memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia kesehatan. Misalnya
kortison dan steroid lain (yang serupa) diketahui dapat digunakan untuk mengobati
gejala yang berhubungan dengan alergi dan berbagai respons inflamasi oral dan untuk
mengobati ketidak seimbangan homonal.
Sintesis steroid seperti kotison sangat mahal, karena proses pembuatannya secara
kimiawi sangat susah dan panjang. Kesulitan utama pada sintesis kortison adalah
introduksi atom oksigen pada cincin steroid nomor 11. Tetapi, hal ini dapat diatasi
dengan pemanfaatan mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme untuk mengganti
proses kimiawi ini dikenal dengan istilah biokomversi.
Fungi Rhizopuz arrhizus menghidroksilasi progesteron membentuk steroid koteksolon
untuk membentuk hidrokortison dengan mengintroduksi oksigen pada posisi nomor 11.
Bentuk tranformasi lain dari inti steroid dilakukan oleh mikroorganosme melalui proses
hidrogenasi, dihidrogenasi, epoksidasi, dan penambahan serta penghilangan rantai
samping. Penggunaan mikroorganisme pada produksi kortison dapat menurunkan
biaya produksi.

3. Produksi vitamin dan asam amino


Vitamin merupakan nutrisi esensial bagi manusia. Ada beberapa vitamin yang dapat
diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme, dan digunakan sebagai suplemen
makanan. Misalnya vitamin B12 dapat diproduksi sebagai produk sampingan pada
fermentasi antibiotik oleh Streptomyces. Vitamin B12 juga diperoleh dari fermentasi
Propionibacteriaum shermanii atau Paracoccus denitrificans.
Riboflavin dapat dihasilkan dari fermentasi berbagai macam mikrooganisme, misalnya
bakteri Clostridium dan fungi Eremothecium ashbyi atau Ashbya gossypii.
Sebagai manusia tentunya kita tidak terlepas dari kebutuhan kita akan asam amino,
termasuk lisin. Konsentrasi lisin dalam padi-padian tidak cukup banyak untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi manusia. Lisin diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme,
sehingga dapat digunakan sebagai suplemen makanan bagi manusia dan sebagai
bahan tambahan pada sereal. Metionin juga diproduksi melalui sintesis kimia dan
digunakan sebagai suplemen makanan.
Produksi lisin dari karbohidrat menggunakan Corynebactrerium glutamicum, suatu
auksotrof yang memerlukan homoserin. Cane molasses umumnya digunakan sebagai
substrat, dan pH dijaga agar tetap netral dengan menambahakan amonia atau urea.
Pada saat gula dimetabolisme, lisin akan tetap terakumulasi pada media dan sintesis
homoserin dihambat pada tahap homoserin dihidrogenase.

4. Produksi asam organik


Beberapa asam organik dihasilkan melalui fermentasi mikroorganisme. Asam glukonat
dapat diproduksi oleh berbagai bakteri termasuk spesies acetobater dan fungsi seperti
penisilium dan aspergillus. Aspergillus neger mengoksidasi glukosa menjadi asam
glukonat dalam reaksi enzimatik tunggal oleh enzim glukosa oksidase. Berikut adalah
beberapa kegunaan asam glukonat di bidang farmasi:
 Kalsium glukonat digunakan sebagai produk farmasi untuk menyuplai kalsium dalam
tubuh.
 Ferrous glukonate digunakan sebagai asupan besi untuk mengobati anemia.
 Asam sitrat diproduksi oleh aspergillusniger dengan molases sebagai substrat
fermentasinya.

5. Produksi protein manusia


Untuk memenuhi kebutuhan protein manusia, bidang farmasi memanfaatkan
mikroorganisme untuk membuat protein sintesis dengan metode rekayasa genetik.
Melalui tehnik rekombinasi DNA, sekuens DNA manusia yang mengkode berbagai
protein dapat digabungkan dengan genum bakteri, dan dengan menumbuhkan bakteri
rekonbioanan dalam fermentor, maka protein manusia dapat diproduksi secara
komersial.
Insulin merupakan indicator yang mutlak diperlukan oleh manusia. Insulin merupakan
hormon polipeptida yang dihasikan oleh pulau-pulau langerhans dipankreas yang
berfungsi mengatur metabolisme karbohidrat.dalam makanan dikomfersi menjadi
glukosa monosakarida, karbohidrat pokok dalam darah.

Anda mungkin juga menyukai