OLEH :
ANDI ERDIANA
ELISA AMANDA SARI
NUR EDA
WA ODE NORMA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya sehingga
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat dijadikan motivasi dan
panduan bagi pembaca agar tetap dapat menghindari penyakit – penyakit yang
sagat berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, asam urat, diabetes mellitus dan
penyakit – penyakit tersebut baik di masa sekarang maupun masa yang akan
datang.
Terima kasih yang sebesar – besarnya kepada orang tuaku yang sudah
momotivasi penulis serta terima kasih kepada teman seperjuangan yang sudah
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 2
C. Kegunaan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipertensi .................................................................... 3
B. Kriteria Dan Klasifikasi ................................................................. 4
C. Etiologi .......................................................................................... 6
D. Faktor Resiko Tidak Terkontrol .................................................... 7
E. Patofisiologi ................................................................................... 18
F. Gejala ............................................................................................. 20
G. Komplikasi .................................................................................... 20
H. Diagnosa ........................................................................................ 22
I. Penatalaksanaan Hipertensi ........................................................... 22
J. Pencegahan .................................................................................... 24
K. Diet Hipertensi............................................................................... 24
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan ..................................................................................... 26
4.2.Saran ................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba manjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa
dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah
laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
untuk memperbaiki diri dari kerusakan dan efisiensi kerja yang berkurang
dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas (Tilarso dkk 2000 dalam Nadhira 2006). Hal ini sejalan dengan
tahun adalah awal usia peralihan menuju ke arah segmen penduduk tua.
Sedangkan untuk di Indonesia, menurut Widya Karya Pangan dan Gizi (1988)
umur lansia sebagai berikut : usia pertengahan (middle age) ialah kelompok
tahun; dan sangat tua (every old) di atas 90 tahun (Koswara 2003).
15,2% dan perempuan lebih banyak ditemui menderita hipertensi dari pada
laki-laki.
B. Tujuan
C. Kegunaan
kebiasaan makan serta gaya hidup mereka yang merupakan faktor risiko
terjadinya hipertensi. Sedangkan bagi pemerintah, makalah ini sebagai bahan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipertensi
nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
dkk 2004).
mengalami hipertensi jika memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau
dan bertahan pada tekanan tersebut meskipun sudah relaks (Iman S 2002).
berlebihan dan hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh
hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya.
darah adalah 120–140 mmHg sistolik dan 80–90 mmHg diastolik. Dan
Hipertensi sistolik terisolasi umumnya dijumpai pada usia lanjut, jika keadaan
ini dijumpai pada masa dewasa muda lebih banyak dihubungkan sirkulasi
meningkat. Batasan ini untuk individu dewasa diatas umur 18 tahun, tidak
dalam keadaan sakit mendadak. Dikatakan hipertensi jika pada dua kali atau
lebih kunjungan yang berbeda didapatkan tekanan darah rata-rata dari dua
atau lebih pengukuran setiap kunjungan, diastoliknya 90 mmHg atau lebih,
atau sistoliknya 140 mmHg atau lebih (Robin & Kumar 1995).
usia diatas 18 tahun menurut The Sixth Report Of The Joint National
Blood Pressure
sistolik dan hipertensi diastolik (Smith & Tom 1986). Pertama yaitu
tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Ini adalah
tekanan maksimum dalam arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil
pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung
sekunder dan primer. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui
ditemukan pada saat penderita dicek up. Hipertensi Maligna adalah keadaan
C. Etiologi
percobaan dan tentunya pada manusia itu sendiri. Faktor genetik tampaknya
bersifat mulifaktorial akibat defek pada beberapa gen yang berperan pada
(Fauci AS et al 1998).
alami telah ada pada seseorang. Faktor risiko tidak terkontrol (mayor)
tersebut antara lain adalah kondisi fisiologis tubuh, umur, dan jenis kelamin.
tekanan darah, akan tetapi juga karena adanya faktor risiko lain, seperti
yaitu jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah. Hipertensi sering muncul
dengan faktor risiko lain yang timbul sebagai sindrom metabolik, yaitu
hipertensi dengan gangguan toleransi glukosa atau diabetes mellitus (DM),
dan system saraf simpatis (Ganong 1998). Kelebihan berat badan, tekanan
Umur
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan
umur 31-55 tahun pada umumya berkembang pada saat umur seseorang
lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun keatas (Krummel
ke-5 (Tesfaye et al. 2007). Williams (1991) menyatakan bahwa umur, ras,
Faktor risiko yang bisa diubah antara lain adalah gaya hidup dan
kebiasaan makan.
Gaya Hidup
sosial, budaya, keadaan dan hasil pengaruh beragam variable bebas yang
Aktivitas fisik
darah akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas fisik dan lebih
(Supariasa 2001).
rata-rata 4 mmHg TDS dan 2 mmHg TDD pada pasien dengan tanpa
Kebiasaan merokok
rendah 4.5-6.5% pada perokok, dan pada studi lain dilaporkan bahwa
Stres
retensi air dan garam (Syaifuddin 2006). Pada saat stres, sekresi
Kebiasaan Makan
hipertensi adalah pola konsumsi buah dan sayur, makanan manis, makanan
asin, makanan berlemak, jeroan, makanan awetan, minuman beralkohol,
Hal ini tidak saja disebabkan oleh aktivitas antioksidan dalam buah
dan sayur, tetapi juga karena adanya komponen lain seperti serat,
(Hartono 2006).
Konsumsi tinggi sayur dan buah serta rendah karbohidrat dan
badan. Penelitian yang dilakukan oleh Ledikwe et al. (2007) pada 810
bahan makanan melalui usus kecil. Selain itu, konsumsi serat sayur
(Krisnatuti&Yenrina 2005).
akan merasa puas dan akan makan terus menerus. Konsumsi yang
digoreng memiliki rasa gurih, renyah, enak, dan kaya lemak. Hal ini
Lemak yang berasal dari minyak goreng tersusun dari asam lemak
(Almatsier 2003).
Jeroan (usus, hati, babat, lidah, jantung, dan otak, paru) banyak
mg /dL kolesterol darah, akan tetapi hal ini tidak terjadi pada semua
orang. Lemak jenuh terutama berasal dari minyak kelapa, santan, dan
Konsumsi alkohol
tingginya tekanan darah. Konsumsi alkohol 3 kali lipat per hari dapat
dari 2 kali per hari (24 oz bir, 10 oz wine, atau 2 oz whiskey murni)
2004 dalam Asyiyah 2009). Namun akan lebih baik jika konsumsi
Konsumsi kafein
selama 15 tahun pada 155.594 wanita berusia 30-35 tahun dari Nurses
E. Patofisiologi Hipertensi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
sakit kepala, Jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau
hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari telingga
berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar. Cara yang tepat untuk
kepala, pusing, napas pendek, pandangan mata kabur, dan gangguan tidur
(Puspita WR 2009).
G. Komplikasi Hipertensi
Penyakit jantung
harus memompa darah lebih kuat untuk mengatasi tekanan yang harus
dihadapi pada pemompaan jantung. Ada dua kelainan yang dapat terjadi
diakibatkan karena beban yang terlalu berat suatu waktu akan mengalami
timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embulus yang
terlepas dari pembuluh non- otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke
Gagal ginjal
Kelainan mata
Diabetes mellitus
darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama lima menit.
Misalnya diperoleh angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai
tinggi maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak
dua kali pada dua hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi.
rongent dada, serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu
I. Penatalaksanaan Hipertensi
kecil obat antihipertensi kemudian jika tidak ada kemajuan secara perlahan
J. Pencegahan Hipertensi
darah dan kolesterol bagi penderita hipertensi yang disertai dengan penyakit
K. Diet Hipertensi
Diet yang diberikan bagi pasien hipertensi adalah diet rendah garam
yang terbagi menjadi tiga yaitu: pertama, rendah garam I (200-400 mg Na)
untuk hipertensi berat dengan edema, dan asites. Kedua, rendah garam II
(600-800 mg Na) untuk hipertensi tidak terlalu berat dengan edema dan
asites. Ketiga, rendah garam III (1000-1200 mg Na) untuk hipertensi ringan
protein nabati, sayuran, buah-buahan, lemak, dan bumbu yang diolah tanpa
garam dapur, sumber protein hewani seperti daging, ikan maksimal 100 g
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
dan hipertensi Maligna. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia
Faktor risiko hipertensi ada dua yaitu pertama, faktor risiko tidak
genetik, umur, dan jenis kelamin. Kedua, faktor risiko yang terkontrol
(minor) yaitu gaya hidup dan kebiasaan makan. Gaya hidup meliputi aktivitas
makan antara lain adalah kebiasaan konsumsi buah dan sayur, makanan
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja,
buang air kecil terutama di malam hari telingga berdering (tinnitus) dan dunia
tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak (stroke), gagal ginjal, kelainan
dengan mengubah pola hidup terutama pada lansia menjadi pola hidup sehat
hipertensi adalah diet rendah garam yang terbagi menjadi tiga yaitu rendah
garam I, rendah garam II, dan rendah garam III. Makanan yang dianjurkan
B. Saran
yang merupakan salah satu penyakit yang memiliki risiko kematian tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.
Asep Pajario. 2002. Modifikasi gaya hidup. www. angelnet.info/index [14 Sep
2010].
[BPS]. 2004. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2004. Jakarta: Biro Pusat Statistik.
[Depkes RI]. 2003. Pedoman Tata Laksana Gizi Lansia Untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hull Alison. 1996. Penyakit Jantung, Hipertensi, dan Nutrisi. Jakarta : Bumi
Aksara.
Iman Soeharto. 2001. Kolesterol Dan Lemak Jahat, Kolesterol Dan Lemak Baik,
Dan Proses Terjadinya Serangan Jantung Dan Stroke. Jakarta:
Gramedia Pustaka utama.
Karyadi et al. 2002. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat, Jantung
Koroner. Jakarta: Intisari Mediatama.
Khomsan A. 2004. Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta: PT.
Grasindo.