Soal!
1. Jelaskan bagaimana peranan bakteri, jamur, dan khamir, di bidang industri farmasi?
Jawab:
Bakteri dan fungi termasuk dalam jemis mikroorganisme, karena berukuran kecil.
Sebenarnya, jamur juga ada yang berukuran makro, tetapi jamur yang akan dibahas
kali ini adalah jamur yang berukuran mikroskopis. Mikroorganisme atau yang lebih kita
kenal dengan sebutan mikroba, bisa membawa dampak baik maupun dampak buruk
buat manusia. Manusia lebih mengenal mikroba sebagai pembawa penyakit
(pathogen), tetapi sebenarnya tidak semua mikroba bersifat pathogen, sebagian besar
mikroba malah menguntungkan.
Ilmu-ilmu terapan tentang mikrobiologi yang meneliti tentang keuntungan-keuntungan
mikroba semakin berkembang. Tidak terkecuali di bidang farmasi. Ahli farmasi telah
memanfaatkan mikroba-mikroba yang menguntungkan untuk membantu menusia
dalam bidang kesehatan, khususnya di bidang farmasi (obat-obatan).
Peran bakteri di bidang industri farmasi
Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil. Seperti yang
telah dijelaskan di atas, bakteri ada yang bersifat patogen dan non-patogen. Bakteri
yang bersifat pathogen yaitu bakteri yang berbahaya karena pembawa penyakit. Tapi
tentunya tidak semua bakteri bersifat pathogen, hanya sebagian kecil. Sedangkan yang
lain bersifat non-patogen atau menguntungkan. Bakteri inilah yang kita menfaatkan
dalam bidang farmasi untuk pembuatan obat. Tetapi, bakteri pathogen juga bisa
menguntungkan jika kita tahu cara memanfaatkannya. Misalnya pembuatan antibiotik.
Berikut adalah contoh-contoh bakteri yang berperan di bidang industry farmasi.
Streptomyces griceus, menghasilkan antibiotik streptomisin (membunuh bakteri
penyebab TBC).
Streptomvces aureofaciens, menghasilkan antibiotik aureomisin.
Streptomyces olivaceus, untuk menghasilkan sianokobalamin vitamin B12.
Clostridium acetobutylicum, menghasilkan aseton dan butanol.
Xanthomonas campestris, menghasilkan polisakarida.
cetobacter aceti, digunakan untuk membuat asam cuka.
Leucanostoc masenteroides, menghasilkan dekstran.
Lactobacillus delbruecki, penghasil asam laktat.
Penggunaan bakteri, jamur, dan khamir dalam kehidupan kita sehari-hari bukanlah hal
yang baru. Terlebih di jaman modern dengan sains dan teknologi yang telah maju,
perkembangan menciptakan inovasi-inovasi baru gencar dilakukan, berbagai
penemuan-penemuanpun terungkap. Begitu pula dalam bidang kesehatan dan farmasi.
Banyak penelitian dilakukan untuk menemukan obat-obatan baru yang bisa membantu
manusia melawan berbagai jenis penyakit yang terus berkembang. Dibawah ini adalah
beberapa contoh, produk farmasi yang dihasilkan oleh bakteri, jamur, atau khamir.
1. Produk antibiotic
Produksi antibiotik biasanya dilakukan dalam jumlah besar pada tangki fermentasi.
Sebagai contoh Penicillium chrysogenum. Mula-mula suspensi spora P. chrysogenum
ditumbuhkan dalam larutan media bernutrisi. Kultur diinkubasi selama 24 jam pada
temperatur 24 °C setelah itu ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok
teratur untuk mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.
Pada proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung gula asam
fenilasetat ditambahkan ke secara kontinu. Untuk membuat penisilin semisintetik,
penisilin G dicampur dengan bakteri yang mensekresi enzim asilase. Enzim ini akan
melepas gugus benzil dari penisilin G lalu mengubahnya menjadi 6-aminopebicillanic
acid (6-APA).
Hal yang sama juga terjadi pada sefalosporin C yang diperoduksi oleh cephalosporium
acremonium. Molekul sepalosporin C dapat ditranspormasi dengan melepas rantai
samping α-aminodipic acid dan menambahkan gugus baru yang memiliki kisaran
antibakteri yang lebih luas.
Strain streptomyces griseus dan Actinomycetes lainnya menghasilkan streptomisin dan
juga antibiotik lainnya. Spora S. Griseus diinokulasi kedalam media untuk mendapatkan
kultur pertumbuhan dengan biomassa miselia yang tinggi sebelum dimasukkan
kedalam tangki inokulum. Media dasar untuk praduksi streptomisin mengandung pati
kedelai sebagai sumber nitrogen, glukosa sebagai sumber karbon, dan NaCl.
Temperatur optimum untuk proses fermentasi ini berkisar pada 28°C, dengan
kecepatan pengadukan dan aerasi yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan produksi
streptomisin yang maksimal. Proses fermentasi berlangsung sekitar 10 hari dengan
jumlah streptomisin yang dipanen berkisar 1g/L.
2. Produksi steroid
Homon steroid memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia kesehatan. Misalnya
kortison dan steroid lain (yang serupa) diketahui dapat digunakan untuk mengobati
gejala yang berhubungan dengan alergi dan berbagai respons inflamasi oral dan untuk
mengobati ketidak seimbangan homonal.
Sintesis steroid seperti kotison sangat mahal, karena proses pembuatannya secara
kimiawi sangat susah dan panjang. Kesulitan utama pada sintesis kortison adalah
introduksi atom oksigen pada cincin steroid nomor 11. Tetapi, hal ini dapat diatasi
dengan pemanfaatan mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme untuk mengganti
proses kimiawi ini dikenal dengan istilah biokomversi.
Fungi Rhizopuz arrhizus menghidroksilasi progesteron membentuk steroid koteksolon
untuk membentuk hidrokortison dengan mengintroduksi oksigen pada posisi nomor 11.
Bentuk tranformasi lain dari inti steroid dilakukan oleh mikroorganosme melalui proses
hidrogenasi, dihidrogenasi, epoksidasi, dan penambahan serta penghilangan rantai
samping. Penggunaan mikroorganisme pada produksi kortison dapat menurunkan
biaya produksi.