Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi
seseorang dalam hidup bermasyarakat. Komunikasi juga merupakan prasyarat
kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa bila tidak ada
komunikasi. Jadi pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan
komunikasi sejak ia lahir ke dunia. Seorang bayi dapat menangis atau
merengek kepada ibunya ketika ia merasa haus atau lapar. Secara tidak
langsung ia telah menyampaikan pesan melalui tangisan atau rengekannya
tersebut.
Setelah beranjak dewasa ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,
bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini
memaksa manusia perlu berkomunikasi. Jika orang tidak pernah
berkomunikasi dengan orang lain niscaya ia akan merasa terisolasi dari
masyarakatnya. Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii,
komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti
halnya bernafas, sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu
berkomunikasi. 1 Wilbur Schramm menyebut bahwa komunikasi dan
masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya, sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk,
sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi (Schramm, 1982:47). Sebagai makhluk sosial
manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Menurut
teori dasar Biologi manusia ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya itu
karena adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Komunikasi dalam keluarga adalah bentuk komunikasi yang paling
ideal. Karena hirarki antara orang tua dan anak ada tapi tidak menyebabkan
formalitas komunikasi di antara mereka. Perbedaan latar belakang budaya,
pendidikan, usia, kebiasaan dan kepribadian antar anggota keluarga
khususnya suami istri tidak menjadi penghalang untuk berkomunikasi. Sejak
sepasang insan menikah, komunikasi dua keluarga besar dimulai secara
intensif. Modal mereka tidak hanya kasih tapi juga platform yang sama,
berdasarkan janji nikah.
Menurut David K. Berlo, komunikasi adalah proses dimana unsur-
unsur yang ada bergerak aktif, dinamis dan tidak statis. Maka alangkah naif
jika kita berpikir bahwa komunikasi akan otomatis berjalan selalu sama dan
sesuai yang kita inginkan. Tiap kali komunikasi terjadi berarti selalu akan
terjadi modifikasi. Sehingga masalah komunikasi dalam keluarga haruslah
dipahami dalam konteks dinamika keluarga untuk menjalin kebersamaan.
B. Tujuan
Tujuan dari komunikasi pribadi adalah menumbuhkan simpati melalui
sikap positif dari lubuk hati misalnya dengan menjadi sukarelawan,
memberikan dukungan moriil, atau memberikan dana, obat, makanan,
pakaian, atau bangunan kepada mereka yang membutuhkan; menyampaikan
informasi; berbagi pengalaman baik yang menyenangkan atau yang
menyedihkan; menjalin kerja sama; menceritakan kekecewaan atau
mencurahkan hati dalam rangka mendapat nasehat atau solusi; dan
memotivasi dengan bentuk financial atau non financial.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Komunikasi merupakan suatu proses berinteraksi atau penyampain
terhadap satu sama lain. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan
manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak
langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama
lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-
satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya
adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan
isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa). Pada dasarnya komunikasi
digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara
manusia atau kelompok.
Komunikasi adalah sebuah hal yang penuh makna. Tentunya bila
komunikasi itu mampu mengungkap secara optimal segala curahan hati,
pokok pemikiran, dan ungkapan kasih atau benci, dari pihak-pihak yang
saling berkomunikasi.
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).
Komunikasi Interpersonal (Komunikasi antar individu) adalah
interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi
informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di
dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).
Komunikasi antar pribadi (Komunikasi Interpersonal) adalah
komunikasi 2 orang atau lebih baik dalam masyarakat, organisasi bisnis atau
non bisnis dengan media seperti telepon, handphone, face to face atau bahasa
untuk mencapai tujuan.
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi
diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua
sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan
sebagainya.
B. Pendekatan Komunikasi Antar Individu
Tiga pendekatan utama tentang pemikiran komunikasi antar individu
berdasarkan:
1. Komponen-komponen utama.
2. Hubungan diadik.
3. Pengembangan
Komponen-Komponen Utama
Bittner (1985:10) menerangkan komunikasi antar individu
berlangsung, bila pengirim menyampaikan informasi berupa kata-kata
kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia (human
voice).
Menurut Barnlund (dikutip dalam Alo Liliweri: 1991), ciri-ciri
mengenali komunikasi antar individu sebagai berikut:
1. Bersifat spontan.
2. Tidak berstruktur.
3. Kebetulan.
4. Tidak mengejar tujuan yang direncanakan.
5. Identitas keanggotaan tidak jelas.
6. Terjadi sambil lalu.
Hubungan Diadik
Hubungan diadik mengartikan individu komunikasi antar sebagai
komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai
hubungan mantap dan jelas.
Untuk memahami perilaku seseorang, harus mengikutsertakan
paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama (Laing, Phillipson,
dan Lee (1991:117).
Trenholm dan Jensen (1995:26) mendefinisikan komunikasi antar
individu sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara
tatap muka (komunikasi diadik).
Sifat komunikasi ini adalah:
1. Spontan dan informal.
2. Saling menerima feedback secara maksimal.
3. Partisipan berperan fleksibel.
Trenholm dan Jensen (1995:227-228) mengatakan tipikal pola
interaksi dalam keluarga menunjukkan jaringan komunikasi.
Pengembangan
Komunikasi antar individu dapat dilihat dari dua sisi sebagai
perkembangan dari komunikasi impersonal dan komunikasi pribadi atau
intim. Oleh karena itu, derajat komunikasi antar individu berpengaruh
terhadap keluasan dan kedalaman informasi sehingga merubah sikap.
Pendapat Berald Miller dan M. Steinberg (1998: 274), pandangan
developmental tentang semakin banyak komunikator mengetahui satu
sama lain, maka semakin banyak karakter antar pribadi yang terbawa
dalam komunikasi tersebut.
Edna Rogers (2002: 1), mengemukakan pendekatan hubungan
dalam menganalisis proses komunikasi antar individu mengasumsikan
bahwa komunikasi antar individu membentuk struktur sosial yang
diciptakan melalui proses komunikasi.
Ciri-ciri komunikasi antar individu menurut Rogers adalah:
1. Arus pesan dua arah.
2. Konteks komunikasi dua arah.
3. Tingkat umpan balik tinggi.
4. Kemampuan mengatasi selektivitas tinggi.
5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif lambat.
6. Efek yang terjadi perubahan sikap.
C. Efektifitas Komunikasi Antar Individu
Komunikasi antar individu merupakan komunikasi paling efektif
untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang.
Menurut Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas komunikasi
antar individu sebagai berikut:
1. Keterbukaan (openess).
2. Empati (empathy).
3. Dukungan (supportiveness).
4. Rasa positif (positiveness).
5. Kesetaraan (equality).
Feedback yang diperoleh dalam komunikasi antar individu berupa
feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mendasar dalam komunikasi
manusia berupa penerusan gagasan.
David Berlo (1997:172) mengembangkan konsep empati menjadi teori
komunikasi. Empat tingkat ketergantungan komunikasi adalah:
1. Peserta komunikasi memilih pasangan sesuai dirinya.
2. Tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik.
3. Individu mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi
bagaimana merespon informasi, serta mengembangkan harapan-harapan
tingkah laku partisipan komunikasi.
4. Terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman dalam
perilaku empati.
Berlo membagi teori empati menjadi dua:
1. Teori Penyimpulan (inference theory), orang dapat mengamati atau
mengidentifikasi perilakunya sendiri.
2. Teori Pengambilan Peran (role taking theory), seseorang harus lebih dulu
mengenal dan mengerti perilaku orang lain.
Tahapan proses empati :
1. Kelayakan (decentering).
2. Pengambilan peran (role taking).
3. Empati komuniksi (empathic communication).
Kelayakan (decentering)
Bagaimana individu memusatkan perhatian kepada orang lain dan
mempertimbangkan apa yang dipikirkan dan dikatakan orang lain tersebut.
Pengambilan peran (role taking)
Mengidentifikasikan orang lain ke dalam dirinya, menyentuh
kesadaran diri melalui orang lain.
Tingkatan dalam pengambilan peran:
1. Tingkatan budaya (cultural level), mendasarkan keseluruhan
karakteristik dari norma dan nilai masyarakat.
2. Tingkatan sosiologis (sociological level), mendasarkan pada asumsi
sebagian kelompok budaya.
3. Tingkatan psikologis (psycological level), mendasarkan pada apa yang
dialami oleh individu.
Empati komunikasi (empathic communication)
Empati komunikasi meliputi penyampaian perasaan, kejadian,
persepsi atau proses yang menyatakan tidak langsung perubahan
sikap/perilaku penerima.
Blumer mengembangkan pemikiran Mead melalui pokok pikiran
interaksionisme simbolik yaitu “Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu
(thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai objek tersebut bagi
dirinya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah sebuah hal yang penuh makna. Tentunya bila
komunikasi itu mampu mengungkap secara optimal segala curahan hati,
pokok pemikiran, dan ungkapan kasih atau benci, dari pihak-pihak yang
saling berkomunikasi.
Komunikasi memberikan bimbingan kepada peserta komunikasi untuk
saling berbagi asumsi, perspektif dan pengertian mengenai informasi yang
dibicarakan untuk memudahkan proses empati.
B. Saran
Komunikasi antar individu bukanlah suatu yang sederhana, dan
seorang komunikator harus memiliki yang memadai untuk dapat
berkomunikasi, khususnya agar dapat melakukan komunikasi dengan
konseling sehingga dapat menyampaikan makna yang sebenarnya dan mampu
mempengaruhi oaring lain.
DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Febrina. 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling).


diposting tanggal 5 Oktober 2012 : 19.41 WITA.

Prakosa, A. 2007. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi. diposting 5 Oktober


: 19.41 WITA.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Grasindo.

http://id.shvoong.com/business-management/management/1935527-komunikasi-
antar-pribadi/#ixzz28EmoG6pH
TUGAS :

KOMUNIKASI ANTAR INDIVIDU/ANTAR PRIBADI


(INTERPERSONAL COMMUNICATION)

OLEH :

MEGAWATI RAHIM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA


PROGRAM STUDI S1 GIZI
SURABAYA
2011

Anda mungkin juga menyukai