PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Skenario C blok 22
4
penyakit dua kali lipat dari bulan atau tahun
sebelumnya.
5. Penyuluhan : Kegiatan penambahan pengetahuan yang
diperuntukkan bagi masyarakat melalui
penyebaran pesan.
6. Penularan penyakit : Proses perpindahan agen penyebab penyakit dari
host ke host yang lainnya.
7. Penyelidikan : Suatu tindakan untuk mencari dan menemukan
peristiwa yang dianggab sebagai penyebab.
5
2.5 Analisis masalah
1. Dr. Shaqeela baru bekerja di Puskesmas Suka Maju yang terletak
di desa Indah Sari, mendapat laporan dari petugas surveilans
Puskesmas, bahwa terjadi peningkatan insidens Pneumonia pada
anak balita pada bulan Agustus 2016 sebesar 20%, sedangkan pada
bulan Agustus tahun 2015 insidens Pneumonia hanya sebesar 5%.
Selain itu desa Indah Sari merupakan daerah endemis untuk
penyakit hepatitis A, diare, dan penyakit dermatitis.
a. Apa yang dimaksud dengan surveilans ?
Jawab :
Surveilans adalah pengumpulan, pengamatan secara sistematis dan
berkesinambungan, analisis, dan interpretasi data kesehatan dalam
proses menjelaskan dan memantau (memonitor) peristiwa
kesehatan
(Nur Nasry Noor,2008).
6
c. Bagaimana langkah-langkah melakukan surveilans ?
Jawab :
Menurut Weraman (2010), langkah-langkah surveilans kesehatan
masyarakat meliputi: Pengumpulan data, Pengolahan Data, Analisis
data; dan Penyebarluasan informasi.
1. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan permulaan kegiatan surveilans yang sangat
penting untuk menghasilkan data kejadian penyakit yang baik.
Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan secara aktif dan pasif
(lihat sub bab tentang jenis surveilans).
2. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan kegiatan penyusunan data yang sudah
dikumpulkan ke dalam format-format tertentu, menggunakan
teknik-teknik pengolahan data yang sesuai. Dalam pengolahan data,
dua aspek perlu dipertimbangkan yaitu ketepatan waktu dan
sensitifitas data (lihat sub bab tentang Atribut Surveilans).
3. Analisis data
Data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis untuk membantu
dalam penyusunan perencanaan program, monitoring, evaluasi, dan
dalam upaya pencegahan serta penanggulangan penyakit.
4. Penyebarluasan informasi
Tahap selanjutnya adalah menyebarluaskan informasi berdasarkan
kesimpulan yang didapat dari analisis data. Penyebaran informasi
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
program kesehatan, seperti Pimpinan program, Pengelola program,
atau Unit-unit kerja yang kompeten di lintas program atau sektoral.
7
(DCP2, 2008)
8
8. Menggambarkan riwayat alamiah suatu penyakit;
9. Membuat hipotesis dalam rangka pengembangan penelitian
epidemiologi;
10. Memonitor perubahan agen infeksi;
11. Memfasitasi program perencanaan kesehatan.
(Nur Nasry Noor,2008).
9
f. Bagaimana perjalanan alamiah dari penyakit pada kasus ?
Jawab :
1. Pneumonia
a. Tahap prepatogenesis
b. Tahap inkubasi
2. Hepatitis A
a. Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility).
Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan
bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh
manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh
manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini
belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya
tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit.
Keadaan ini disebut sehat.
10
b. Tahap Patogenesis
11
Gejala Hepatitis A
12
penyakit). ikterus berangsur berkurang dan hilang dalam
2-6 minggu,demikian pula anorksia, lemas badan
dan hepatomegali. Penyembuhan sempurna sebagian
besar terjadi dalam 3-4 bulan (PDT Ilmu Penyakit
Dalamdivisi Gasteroenterologi-Hepatologi)
13
3. Diare
a. Tahap prepatogenesis
b. Patogenesis
- tahap inkubas
14
- Ubun-ubun besar agak cekung.
- Mata cekung
e. Tahap Akhir
15
Pada tahap ini bila mendapat penanganan yang baik maka pasien
dapat sembuh sempurna tetapi bila tahap ini tidak mendapat
penanganan yang baik maka dapat mengancam jiwa(kematian).
(Juwono, 2011)
16
PREVALENSI Adalah gambaran tentang frekwensi penderita
lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di
sekelompok masyarakat tertentu.
17
k. Bagaimana cara mengukur insidens penyakit ?
Jawab :
2. AR = Attack Rate
3. IC = Insidens Komulatif
a. Pneumonia :
Agent : virus, bakteri, polutan
Resevoir : lingkungan (udara)
Po exit : saluran respirasi
Transmisi : udara
Po entry : saluran respirasi
Kerentanan : host imun dan gizi buruk
b. Diare
Agent : bakteri enterik, virus
Resevoir : manusia
Po exit : feses
Transmisi : fecal-oral
18
Po entry : oral
Kerentanan : imunitas, status gizi buruk
c. Hepatitis A
Agent : HVA
Resevoir : manusia
Po exit : feses
Transmisi : fecal oral
Po entry : oral
Kerentanan : imunisasi dan status gizi buruk
d. Dermatitis
Agent : bakteri dan jamur, limbah pabrik (partikel debu)
Resevoir : lingkungan lembab atau kurang higienis
Po exit : kulit
Transmisi : kontak langsung maupun tidak langsung
Po entry : kulit
Kerentanan : host higenis, imun, status gizi buruk
19
3. Early Diagnostic and promp treatment (pencegahan dini dan
pengobatan segera)
4. Disability limiton (membatasi dan mengurangi terjadinya
kecelakaan)
5. Rehabilitation (pemulihan)
1) Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening
(tidak berwarna), tidak berasa, suhu berada di bawah suhu udara
di luarnya.
2) Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara ini untuk
mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri
patogen adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Bila dari
pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli
maka air tersebut sudah memenuhi persyarat kesehatan.
3) Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu
dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan
salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan
20
fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang
terdapat dalam air yang ideal antara lain:
Zat organik 10
CO2 0
21
b. Apa saja jenis-jenis dari kakus ?
Jawab :
Jenis-jenis jamban, antara lain adalah:
4) Septic tank
Jamban ini merupakan jamban yang paling memenuhi
syarat. Jamban ini terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air,
dimana tinja dan air buangan masuk dan mengaami
22
dekomposisi. Dalam tangki ini tinja akan berada selama
beberapa hari. Selama waktu tersebut mengalami proses
kimiawi dan proses biologis.
(Soekidjo Notoadmodjo,2007)
23
e. Apa dampak masyarakat menggunakan air sungai sebagai air
minum, cuci, dan kakus ?
Jawab :
Dampak penggunaan air sungai sebagai sumber air utama
adalah terjadinya berbagai penyakit menular berbasis lingkungan
atau waterborne disease.
24
3. Mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani
perambah hutan, dan sebagian lagi bekerja sebagai buruh di
pabrik pengolahan karet. Umumnya mereka bekerja tanpa
menggunakan alat pelindung diri.
a. Bagaimana hubungan mata pencaharian penduduk sebagian besar
sebagai petani perambah hutan dan sebagai lagi bekerja sebagai
buruh di pabrik pengolahan karet terhadap kesehatan ?
Jawab :
Bekerja sebagai Petani peramban hutan memiliki faktor risiko
penyakit Pneumonia dan Dermatitis apabila bekerja tidak mamakai
APD. Karena seorang petani perambahn hutan yang bekerja
sebagai penebang pohon dan membakar pohon maka akan
menghasilkan limbah berupa asap yang akan mencemari udara
yang juga akan berdmpak pada kesehatan masyarakat sekitar.
25
2) Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja
3) Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
(Soekidjo Notoadmodjo,2007)
a) Pelindung kepala
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman
(safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman
rambut, dan lain-lain.
c) Pelindung telinga
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear
plug) dan penutup telinga (ear muff).
26
e) Pelindung tangan
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang
terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis,
karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
f) Pelindung kaki
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada
pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi
bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya
listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad
renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.
a) Pakaian pelindung
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests),
celemek (Apron/Coveralls), Jacket dan pakaian pelindung yang
menutupi sebagian atau seluruh bagian badan.
c) Pelampung
Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life
jacket), rompi keselamatan (life vest), rompi pengatur
keterapungan (Bouyancy Control Device).
27
e. Apa alat pelindung diri yang tepat untuk pekerja yang berkaitan
pada kasus ?
Jawab :
a. Pelindung kepala
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman
(safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman
rambut, dan lain-lain.
d. Pelindung tangan
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang
terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis,
karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
e. Pelindung kaki
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada
pekerjaan.
28
f. Apa saja dampak tidak menggunakan alat pelindung diri ?
Jawab :
Dampak tidak menggunakan alat pelindung diri adalah dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja.
29
g. Apa saja faktor penyebab dan contoh penyakit akibat kerja ?
Jawab :
1) Faktor Fisik
Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian.
Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi,
Milliaria, heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke.
Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan
katarak, ultraviolet menyebabkan konjungtivitis,
radioaktrif/alfa/beta/gama/X menyebabkan gangguan
terhadap sel tubuh manusia.
Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease.
Getaran : menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses
metabolisme, Polineurutis
2) Faktor Kimia (padat, cair, gas, uap maupun partikel)
Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia,
keracunan sistemik, kanker, kerusakan/kelainan janin,
pneumoconiosis, efek bius (narkose), Pengaruh genetik.
3) Faktor Biologi
Viral Diseases : Rabies, Hepatitis.
Bakterial Diseases : Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis,
TBC, Tetanus.
Fungal Diseases : Dermatophytoses, Histoplasmosis .
Parasitic Diseases : Ancylostomiasis, Schistosomiasis.
4) Faktor Ergonomi/fisiologi (cara kerja, posisi kerja, alat kerja,
lingkungan kerja yang salah, kontruksi salah)
Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas
tulang, perubahan bentuk, dislokasi, kecelakaan.
30
5) Faktor mental psikologi → stres
Organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan kerja,
komunikasi, keamanan), type kerja (monoton, berulang-ulang,
kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, terpencil).
(Suma’mur, 1994)
31
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah
Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3
(tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut
turut menurut jenis penyakitnya
Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun
waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya
Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya
Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1
(satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan pada tahun sebelumnya
Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate)
dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan
50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama
Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita
baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun
waktu yang sama
32
3. Memastikan diagnosis etiologis
4. Mengidentifikasi dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasusu berdasarkan orang, waktu, dan tempat
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
8. Mengidentifikasikan keadaan penyebab KLB
9. Merencanakan penelitian lain yang sistematis
10. Menetapkan saran cara pencegahan atau peanggulangan
11. Menetapkan sistem penemuan kasus baru atau kasus dengan
komplikasi
12. Melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan
setempat dan kepada sistem pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi
(Permenskes, 2004)
- Penyelidikan epidemilogis.
- Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita
termasuk tindakan karantina.
- Pencegahan dan pengendalian.
- Pemusnahan penyebab penyakit.
- Penanganan jenazah akibat wabah.
- Penyuluhan kepada masyarakat.
- Upaya penanggulangan lainnya.
(Menteri Kesehatan RI, 2010)
33
d. Bagaimana cara penularan penyakit menular? (6 rantai penularan
penyakit)
Jawab :
Rantai penularan
Proses terjadinya penyakit menular yang melibatkan 6 faktor
yaitu :
1. Agen (penyebab)
Protozoa
Metazoa
Bakteri
Virus
Jamur
Riketsia
2. Reservoir dari agent
Habitat normal dari agent untuk hidup tumbuh dan
berkemabng biak sehingga menjadi sumber penularan bisa
berupa manusia, hewanm lingkungan
3. Portal dari agent meninggalkan host
Cara keluarnya agent dari manusia yag mengidap/ reservoir
manusia dan binatang
Saluran pernafasan influenza, TBC
Saluran pencernaan Thypus, Cholera, disentri dan rabies
Kulit cacar
4. Cara penularan (Transmisi)
Secara langsung melalui kontak, droplet (batuk, bersin),
Secara tidak langsung melalui mekanisme yang
melibatkan benda hidup/ tidak hidup seperti Vehicle
borne,vector borne,air borne
34
5. portal dari agent masuk ke host
umumnya tempat masuknya bibit penyakit kedalam tubuh
manusia dengan tempat keluarnya
6. Kerentanan host
Tergantung pada faktor genetik, ketahanan tubuh secara
umum dan imunitas spesifik yang didapat
(Nur Nasry Noor, 2008)
35
- Menjaga agar sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Misalnya
dengan teratur berolahraga, cukup istirahat, serta menerapkan
pola makan yang sehat dan seimbang.
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Jangan merokok karena asap rokok dapat merusak paru-paru
sehingga lebih mudah terinfeksi.
(Irman, 2009)
36
7. Bagaimana pandangan islam pada kasus ?
Jawab :
Firman Allah SWT dalam Q.S. Ar-Ruum,30:41:
2.6 Kesimpulan
Terjadi peningkatan kasus Pneumonia di Desa Indah Sari dan desa ini
merupakan daerah endemis penyakit hepatitis A, diare, dan penyakit
dermatitis yang disebabkan oleh kondisi atau sanitasi lingkungan yang
buruk dan K3 yang tidak diterapkan dengan baik sehingga dr. Shaqeela
melakukan penyelidikan KLB penyakit pneumonia dan penyuluhan
penyakit endemis.
37
2.7 Kerangka Konsep
38
DAFTAR PUSTAKA
Q.S. Ar-Ruum,30:41
DCP2 (2008). Public health surveillance. The best weapon to avert
epidemics. Disease Control Priority Project.
www.dcp2.org/file/153/dcpp-surveillance.pdf
39
Soekidjo Notoadmodjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta:
Rineka Cipta
Suma’mur. 1994. Kesehatan Kerja, Jakarta Widya Medika
40