Anda di halaman 1dari 20

USULAN PROGRAM

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP SIAGA


RABIES DI DESA CANDIREJO AIR MOLEK

SUWARMAN
NIM: 210102395

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AL INSYIRAH PEKANBARU
BULAN JULI TAHUN 2022

1
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT
STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
1. Judul Pengabdian Masyarakat :
PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP SIAGA
RABIES DI DESA CANDIREJO AIR MOLEK

2. Nama Mitra : Puskesmas Air Molek


3. Ketua tim pengusul
a. Nama : Suwarman
b. NIM : 210102395
c. Jabatan/golongan :
d. Program studi : S-1 Keperawatan
e. Perguruan tinggi : STIKes Al Insyirah Pekanbaru
f. Bidang keahlian : Keperawatan
g. Alamat rumah : Air Molek
h. Telp. / email :082256184682/wrlbj1978@gmail.com
3. Anggota tim pengusul
a. Nama :
b. NIDN :
c. Jabatan/golongan :
d. Program studi :
e. Perguruan tinggi :
f. Bidang keahlian :
g. Alamat rumah :
h. Telp. / email :
i. Mahasiswa yang terlibat : 5 orang
j. Program studi : S-1 Keperawatan
4. Lokasi kegiatan
a. Wilayah mitra : Puskesmas Air Molek
b. Kecamatan : Kecamatan Air Molek
c. Kota : Indragiri Hulu
d. Provinsi : Riau
e. Jarak dari PT ke lokasi : 1000 km
5. Jangka waktu pelaksanaan : 6 Minggu
6. Biaya total : Rp. 300.000,-

Mengetahui, Indragiri Hulu, Juli 2021


Ketua STIKes Al Insyirah Ketua Tim Pengusul,

2
DR. Ns. Hj. Rifa Yanti, S. Kep, M. Suwarman, Amd. Kep
Biomed NIM. 210102395
NIDN 1015107503

Menyetujui
Ketua LPPM

DR. Ns. Hj. Rifa Yanti, S. Kep, M. Biomed


NIDN 1015107503

3
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Pengabmas :
PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP SIAGA
RABIES DI DESA CANDIREJO AIR MOLEK

2. Tim pelaksana :
Bidang Instansi Alokasi Waktu
No. Nama Jabatan
Keahlian Asal (jam/minggu)
1. Suwarman, Ketua Keperawatan STIKes Al 5 jam/minggu
Insyirah
Pekanbaru

3. Objek Pengabmas : Masyarakat Desa Candirejo Air Molek


4. Masa pelaksanaan : Juli 2022
5. Usulan biaya : Rp. 300.000,-
6. Lokasi pengabdian : Desa Candirejo Air Molek
7. Mitra yang terlibat : Puskesmas Air Molek.
Kontribusi mitra yang diharapkan adalah sebagai perantara tim pelaksana
dengan masyarakat di Desa Candirejo Air Molek. Melalui kedekatan
hubungan mitra dengan masyarakat, tim pelaksana dapat mengumpulkan
masyarakat, mengkomunikasikan tujuan kegiatan, agenda pelaksanaan
kegiatan, lokasi pelaksanaan dan memberi masukan bagi kesempurnaan
kegiatan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan setempat.
8. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan :
a. Permasalahan yang ditemukan:
Kasus klinis rabies pada hewan maupun manusia selalu berakhir dengan
kematian. Penyakit Rabies menimbulkan dampak psikologis seperti kepanikan,
kegelisahan, kekhawatiran, kesakitan dan ketidaknyamanan pada orang-orang
yang terpapar. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada daerah tertular terjadi
karena biaya penyidikan, pengendalian yang tinggi, serta tingginya biaya
postexposure treatment. Disamping itu, kerugian akibat pembatalan kunjungan

4
wisatawan, terutama di daerah yang menjadi tujuan wisata penting di dunia,
seperti Bali, dapat saja terjadi jika tingkat kejadian rabies sangat tinggi.
b. Solusi yang ditawarkan:
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang rabies perlu
peranan petugas kesehatan untuk melakukan sebuah kegiatan yang bisa
meningkatkan pemahaman masyarakat. Berdasarkan permasalahan yang
telah diuraikan diatas, maka mahasiswa akan mencoba memberikan solusi
dengan memberikan Penyuluhan tentang siaga rabies.
9. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran :
Kontribusi mendasar dari kegiatan ini adalah peningkatan kemampuan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi upaya
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilakukan secara mandiri
dan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat.
10. Rencana luaran yang ditargetkan :
Target luaran dari kegiatan ini adalah dilaksanakannya Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) melalui peningkatan pengetahuan tentang penyakit
Rabies

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang bersifat
zoonosis (menular ke manusia).. Rabies disebabkan oleh virus rabies, dari
genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae (OIE, 2008). Virus rabies termasuk
virus yang memiliki genom RNA untai tunggal berpolaritas negatif (ss-RNA
virus), memiliki ukuran diameter 75 nm dan panjang 180 nm. Virus rabies
memiliki lima jenis partikel protein yang berbeda yakni glikoprotein (G),
matrik protein (M), RNA polymerase (L), nukleoprotein (N), dan
phosphoprotein (P) (Coll, 1995). Virus rabies dikeluarkan bersama air liur
hewan yang terinfeksi dan ditularkan melalui gigitan, cakaran atau melalui
kulit yang terluka (Bingham, 2005; Kang et al., 2007).
Menurut laporan WHO (2005), penyakit rabies dapat timbul akibat
kelalaian manusia “neglected disease” karena penyakit ini sebenarnya dapat
dicegah sebelum muncul. Penyakit rabies tersebar di seluruh dunia dengan
perkiraan 55.000 kematian pertahun, hampir semuanya terjadi di negara
berkembang. Jumlah yang terbanyak dijumpai di Asia sebesar 31.000 jiwa
(56%) dan Afrika 24.000 jiwa (44%). Diperkirakan 30% – 50% proporsi dari
kematian yang dilaporkan terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun
(WHO, 2006).
Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) rabies merupakan salah satu
upaya preventif yang berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat gigitan anjing yang sampai saat ini masih belum dapat
dituntaskan. Pelaksanaan program ini merupakan program yang melibatkan
multi sektoral baik oleh seluruh unit pelayanan kesehatan (UPK) seperti
Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Instansi dan Organisasi lain
yang turut mendukung program ini, di samping juga peran serta masyarakat
secara paripurna dan terpadu (Depkes RI, 2001).

6
Pengendalian penyakit rabies umumnya dilakukan dengan vaksinasi dan
eliminasi anjing liar/diliarkan, disamping program sosialisasi, dan
pengawasan lalu lintas hewan penular rabies (HPR). Vaksinasi massal
merupakan cara yang efektif untuk pencegahan dan pengendalian rabies.Oleh
karena itu perlu adanya penyuluhan serta tindakan-tindakan preventif terkait
bahaya yang ditimbulkan akibat penyakit anjing gila ini sehingga
dimungkinkan penyakit anjing gila ini dapat diatasi dan sebagai informasi
untuk mengambil kebijakan pengendalian wabah penyakit rabies dalam
program pencegahan penyakit rabies. Selanjutnya dapat meningkatkan
surveilance terpadu dengan Dinas Peternakan dan Pertanian dalam
penanganan kasus tersangka maupun penderita rabies.
Berdasarkan fenomena diatas maka kami tertarik untuk melakukan
pengabdian masyarat tentang Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Terhadap
Siaga Rabies Di Desa Jatirejo Air Molek.

B. Permasalahan Mitra
Kasus klinis rabies pada hewan maupun manusia selalu berakhir dengan
kematian. Penyakit Rabies menimbulkan dampak psikologis seperti
kepanikan, kegelisahan, kekhawatiran, kesakitan dan ketidaknyamanan pada
orang-orang yang terpapar. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada daerah
tertular terjadi karena biaya penyidikan, pengendalian yang tinggi, serta
tingginya biaya postexposure treatment. Disamping itu, kerugian akibat
pembatalan kunjungan wisatawan, terutama di daerah yang menjadi tujuan
wisata penting di dunia, seperti Bali, dapat saja terjadi jika tingkat kejadian
rabies sangat tinggi.
Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) rabies merupakan salah satu
upaya preventif yang berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat gigitan anjing yang sampai saat ini masih belum dapat
dituntaskan. Pelaksanaan program ini merupakan program yang melibatkan
multi sektoral baik oleh seluruh unit pelayanan kesehatan (UPK) seperti
Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Instansi dan Organisasi lain

7
yang turut mendukung program ini, di samping juga peran serta masyarakat
secara paripurna dan terpadu

8
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

A. Solusi yang ditawarkan


Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang rabies perlu peranan
petugas kesehatan untuk melakukan sebuah kegiatan yang bisa meningkatkan
pemahaman masyarakat. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan
diatas, maka mahasiswa akan mencoba memberikan solusi dengan
memberikan Penyuluhan tentang siaga rabies.
A.1 Penyuluhan Tentang Siaga Rabies
Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan menggunakan ceramah dan
diskusi.
1. Penyakit Rabies
Rabies adalah penyakit menular khas pada hewan tertentu
khusunya anjing dan srigala yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan
kepada manusia melalui gigitan hewan yang tertular (Kamus Kedokteran :
295)
Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf
pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik,
yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke
manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun,
dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.
2. Etiologi Penyakit Rabies
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga
Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga
Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak
bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan
sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada
berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi
perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis
memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan

9
anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika
Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi.
Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain
atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan
hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan
masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak
dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui
saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air
liur. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun
rabies jinak/ tenang. Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi
tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air
liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan
mati. Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami
kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat
gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan
kegalakan.
Virus Rabies selain terdapat di susunan syaraf pusat, juga terdapat
di air liur hewan penderita rabies. Oleh sebab itu penularan penyakit rabies
pada manusia atau hewan lain melalui gigitan. Gejala-gejala rabies pada
hewan timbul kurang lebih 2 minggu (10 hari - 8 minggu). Sedangkan
pada manusia 2-3 minggu sampai 1 tahun. Masa tunas ini dapat lebih cepat
atau lebih lama tergantung pada :
- Dalam dan parahnya luka bekas gigitan.
- Lokasi luka gigitan.
- Banyaknya syaraf disekitar luka gigitan.
- Pathogenitas dan jumlah virus yang masuk melalui gigitan.
- Jumlah luka gigitan.
Di Indonesia hewan-hewan yang biasa menyebarkan penyakit rabies
adalah :
- Anjing
- Kucing
- Kera

10
Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui
penghirupan udara yang tercemar virus rabies. Dua pekerja laboratorium
telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang
mengandung virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus rabies
terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di
mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga
tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-
tanda bekas gigitan kelelawar.

3. Tanda-tanda dan Gejala Penyakit Rabies


Gejala yang terlihat pada umumnya adalah berupa manifestasi
peradangan otak (encephalitis) yang akut baik pada hewan maupun
manusia. Pada manusia keinginan untuk menyerang orang lain pada
umumnya tidak ada.
Masa inkubasi rabies pada anjing dan kucing berkisar antara 10
sampai 8 minggu. Pada sapi, kambing, kuda dan babi berkisar antara 1
sampai 3 bulan.
Tanda klinis pada hewan pemamah biak dapat dilibat seperti
gelisah, gugup, liar dan adanya rasa gatal pada seluruh tubuh, kelumpuhan
pada kaki belakang dan akhirnya hewan mati. Pada hari pertama atau
kedua gejala klinis terlihat biasanya temperatur normal, anorexia, eskpresi
wajah berubah dari biasa, sering menguak dan ini merupakan tanda yang
spesiftk bagi hewan yang menderita rabies.
Gejala-gejala rabies pada hewan ada dua :
a. Rabies Ganas
1) Pada anjing, dari ramah menjadi penakut dan tidak menurut lagi
pada tuannya.
2) Selalu bersembunya di tempat gelap dan dingin.
3) Nafsu makan berkurang.
4) Suara menjadi parau.
5) Memakan benda-benda asing, batu, kayu, dsb.
6) Ekornya ada diantara kedua pahanya.

11
7) Menyerang dan mengigit siapa saja (menjadi lebih agresif).
8) Kejang yang disusul dengan kelumpuhan.
9) Biasanya akan mati 4-5 hari setelah timbul gejala pertama.
b. Rabies Tenang
1) Pada jenis ini, kejang-kejang berlangsung singkat dan sangat jarang
terlihat.
2) Kelumpuhan sangat menonjol pada rabies jenis ini.
3) Tidak dapat menelan.
4) Mulut terbuka dan air liur keluar terus-menerus, disusul kematian
dalam waktu singkat.
Gejala-gejala rabies pada manusia dibagi menjadi empat stadium :
a. Stadium Prodromal
Tidak khas seperti gejala sakit biasa seperti, demam, sakit kepala,
malaise, anoreksia, nausea, mual dan rasa nyeri ditenggorokan selama
beberapa hari, dsb.
b. Stadium Sensoris
Biasanya terasa nyeri di daerah bekas gigitan, paraesthesia, panas,
gugup, anxietas. Kemudian disusul dengan gejala cemas, dan reaksi
yang berlebihan terhadap rangsang sensorik.
c. Stadium Eksitasi
1) Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan
gejala hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi dan pupil
dilatasi.
2) Bersamaan dengan stadium eksitasi ini penyakit mencapai
puncaknya, yang sangat khas pada stadium ini ialah adanya
macam-macam phobi, yang sangat terkenal diantaranya ialah
hidrofobi (takut dengan air).
3) Kontraksi otot-otot Faring dan otot-otot pernapasan dapat pula
ditimbulkan oleh rangsang sensorik seperti meniupkan udara
kemuka penderita atau dengan menjatuhkan sinar kemata atau
dengan menepuk tangan didekat telinga penderita.

12
4) Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa da
tahikardi. Tindak-tanduk penderita tidak rasional kadang-kadang
maniakal disertai dengan saat-saat responsif.
5) Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung sampai penderita
meninggal, tetapi pada saat dekat kematian justru lebih sering
terjadi otot-otot melemah, hingga terjadi paresis flaksid otot-otot.
d. Stadium Paralitic
Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi.
Kadang-kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi,
melainkan paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena
gangguan sumsum tulang belakang, yang memperlihatkan gejala
paresis otot-otot pernafasan.
4. Cara Penularan Penyakit Rabies
Masa inkubasi pada anjing dan kucing kurang lebih dua minggu
(10 hari sampai 8 minggu). Pada manusia 2 sampai 3 minggu, yang paling
lama satu tahun tergantung pada jumlah virus yang masuk melalui luka
gigitan, dalam atau tidaknya luka, luka tunggal atau banyak dan dekat atau
tidaknya luka dengan susunan syaraf pusat.
Virus ditularkan terutama melalui luka gigitan, oleh karena itu
bangsa carnivora adalah hewan yang paling utama (efektif) sebagai
penyebar rabies antara hewan dan manusia.
Pada hewan percobaan virus masih dapat ditemukan ditempat
suntikan selama 14 hari. Virus menuju ke susunan syaraf pusat melalui
syaraf perifer dengan kecepatan 3mm per jam (dean dkk, 1963) kemudian
virus berkembang biak di sel-sel syaraf terutama di hypocampus, sel
purkinye dan kelenjar ludah akan terus infektif selama hewan sakit.
5. Akibat dan Bahaya Penyakit Rabies
Rabies hampir selalu berakibat fatal jika post-exposure prophylaxis
tidak diberikan sebelum onset gejala berat. Virus rabies bergerak ke otak
melalui saraf perifer. Masa inkubasi dari penyakit ini tergantung pada
seberapa jauh jarak perjalanan virus untuk mencapai sistem saraf pusat,
biasanya mengambil masa beberapa bulan. Setelah mencapai sistem saraf

13
pusat, orang yang terinfeksi rabies akan mulai menunjukkan gejala yang
kita kenali sebagai fase prodromal. Tahap awal gejala rabies adalah
malaise, sakit kepala dan demam, kemudian berkembang menjadi lebih
serius, termasuk nyeri akut, gerakan dan sikap yang tidak terkendali,
depresi dan ketidakmampuan untuk minum air (hydrophobia). Akhirnya,
pasien dapat mengalami periode mania dan lesu, diikuti oleh koma.
Penyebab utama kematian biasanya adalah gangguan pernapasan.

6. Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Rabies


Untuk melakukan pencegahan penyebaran virus rabies ini, ada
baiknya kita mengenali ciri-ciri anjing piaraan maupun anjing liar yang
terjangkit virus rabies atau anjing gila. Agar kita tidak menjadi korban
gigitan anjing rabies, ada baiknya kita perlu lebih waspada dengan
melakukan berbagai upaya pencegahan. Upaya pertama adalah merawat
anjing kesayangan kita dengan baik dan rutin melakukan vaksinasi ke
dokter hewan minimal 1- 2 kali dalam setahun, mengikat atau memberi
kandang anjing piaraan kita. Jangan biarkan anjing kesayangan kita
berkeliaran di jalanan dan bergaul dengan anjing-anjing liar agar terhindar
dari penularan virus rabies.
Agar terhindar dari gigitan binatang yang terjangkit virus rabies,
alangkah baiknya kita tidak berada terlalu dekat dengan binatang seperti
anjing, kucing, dan kera liar, karena ketiga hewan ini merupakan hewan
yang dapat menularkan panyakit rabies (HPR). Selain itu, kita sebaiknya
bisa mengetahui sedini mungkin ciri-ciri anjing yang terjangkit virus
rabies atau anjing gila. Ciri-ciri tersebut antara lain terjadi perubahan
perilaku pada anjing yang sebelumnya jinak berubah menjadi galak, dan
sebaliknya dari galak menjadi jinak.
Anjing yang terjangkit penyakit rabies biasanya menggigit benda
apa saja baik kayu, karet, besi, dan benda lainnya, mengeluartkan air liur
yang menetes berlebihan, melompat-lompat seperti menangkap lalat, takut
air dan cahaya, serta senang bersembunyi di tempat gelap dan dingin.
Anjing yang sudah gila juga tidak mau menuruti perintah majikannya serta

14
hilang nafsu makan. Anjing yang mengidap rabies, setelah menggigit akan
mati maskimal dua minggu setelah menggigit orang.
Apabila ada informasi hewan tersangka rabies atau menderita
rabies, maka Dinas Peternakan harus melakukan penangkapan atau
membunuh hewan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila
seteh melakukan observasi selama lebih kurang dua minggu ternyata
hewan itu masih hidup, maka diserahkan kembali kepada pemiliknya
setelah divaksinasi, atau dapat dimusnahkan apabila tidak ada pemiliknya.
Sementara ciri-ciri orang terkena penyakit rabies antara lain nafsu
makannya hilang yang disertai sakit kepala, tidak bisa tidur, demam tinggi,
mual, dan muntah-muntah. Selain itu, penderita rabies juga takut dengan
air maupun cahaya, air liur dan mata keluar berlebihan, kejang-kejang
yang disusul dengan kelumpuhan sebelum akhirnya meninggal jika tidak
segera diobati ke dokter.
Langkah yang perlu ditempuh jika kita maupun orang di sekitar
kita digigit anjing adalah mengambil langkah cepat yaitu mencuci luka
gigitan hewan tersebut dengan sabun selama kurang lebih 5-10 menit di
bawah air mengalir atau di guyur. Kemudian memberi luka gigitan dengan
alkohol 70 persen atau yodium tincture, serta segera pergi ke puskemas,
rumah sakit, atau dokter terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang
lebih optimal.

15
C. Target Luaran
Luaran yang ditargetkan dari kegiatan penyuluhan ini adalah sebagai
berikut :
1. Didapatkan hasil peningkatan pengetahuan masyarakat tentang siaga
rabies

No. Jenis Luaran Partisipasi Mitra Target


1. Dilakukan perencanaan Mitra diharapkan Masyarakat mampu
kegiatan peningkatan dapat menarik mendeteksi kebutuhan
pengetahuan tentang masyarakat untuk sendiri dalam hal
siaga rabies ikut berpartisipasi peningkatan
peningkatan
pengetahuan tentang
rabies merencanakan
kegitaan yang akan
dilakukan
2. Pelaksanaan Mitra memfasilitasi Adanya kegiatan yang
peningkatan penyelenggaraan dilakukan dalam
peningkatan kegiatan peningkatan
pengetahuan tentang peningkatan
siaga rabies pengetahuan tentang
rabies
3. Monitoring dan Mitra memfasilitasi Masyarakat mampu
evaluasi kegiatan penyelenggaraan mendeteksi
kegiatan kelemahan kegiatan
yang telah dilakukan
dan menyusun
rencana perbaikan

16
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Tahap Pertama
Tahap pertama merupakan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan. Proses
perencanaan meliputi identifikasi kebutuhan, identifikasi potensi dan
kelemahan yang ada, menentukan jalan keluar dan kegiatan yang akan
dilakukan, dan membuat pengorganisasian kegiatan. Perencanaan disusun
sendiri oleh masyarakat. Sedangkan tim pengabdian dan petugas puskesmas
akan bertindak sebagai fasilitator.
B. Tahap Kedua
Tahap kedua merupakan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan dilaksanakan
bersama-sama oleh masyarakat sesuai dengan yang telah direncanakan.
Sedangkan tim pengabdian dan petugas Puskesmas Air Molek akan bertindak
sebagai fasilitator.
C. Tahap Ketiga
Pada tahap ketiga, dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan. Proses ini
juga dilakukan sendiri oleh masyarakat. Tim pengabdian dan petugas
puskesmas juga akan bertindak sebagai fasilitator.

17
BAB IV
KELAYAKAN TIM PELAKSANA

4.1. Kinerja LPPM STIKes Al Insyirah dalam kegiatan PPM


Selama ini LPPM cukup berperan penting dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat (PPM) yang dilakukan oleh dosen-dosen di STIKes.
Semua kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang dilakuka n
dosen STIKes Al Insyirah dilakukan dalam koordinasi LPPM. LPPM
berperan mulai dari pendanaan sampai mencari dan memberi informasi
tentang adanya peluang penelitian PPM baik dari DIKTI maupun KOPERTIS
atau lainnya kepada para dosen. Upaya peningkatan kemampuan dosen dalam
membuat proposal dan laporan penelitian PPM juga dilakukan oleh LPPM
melalui berbagai kegiatan pelatihan dan workshop.
4.2. Jenis Kepakaran yang Diperlukan dalam Menyelesaikan Persoalan
Mitra
Persoalan mitra IbM yang dirumuskan bersama-sama dengan tim IbM
seperti yang telah disebutkan dalam analisis masih kurangnya pemahaman
masyarakat tentang siaga rabies. Untuk mengatasi masalah tersebut maka
perlu ditingkatkan dengan pemberian penyuluhan tentang siaga rabies.
Salah satu harapan yang ingin dicapai tersebut dapat terlaksana dan
masyarakat memahami akan pentingnya mengetahui tentang siaga rabies.
Keahlian Tim yang diperlukan antara lain : bidang Ilmu Keperawatan dan
kesehatan masyarakat. Dalam kegiatan IbM ini juga akan melibatkan
mahasiwa .
Anggota tim IbM adalah sebagai berikut :
No Nama dan gelar Bidang Instansi
akademik Keahlian
Program Studi Ilmu
1. Suwarman, Keperawatan Keperawatan, STIKes
Al Insyirah Pekanbaru

18
BAB V
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Biaya

No. Komponen Biaya Yang


diusulkan
1. Bahan habis pakai 100.000,-
2. Lain-lain 200.000
Jumlah 300.000

B. Jadwal Kegiatan

Minggu
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Pengurusan kerja sama dengan mitra
Kegiatan tahap pertama
Kegiatan tahap kedua
Kegiatan tahap ketiga
Pembuatan laporan

19
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddarth (2001) Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : Media

Aesculapsis

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawawtan Medikal Bedah. Jakarta :

EGC

20

Anda mungkin juga menyukai