Sistem Dinamik

(Take Home Test)

Oleh :

Agnes Monica Putri

1611142013

Nomor urut 6

Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Makassar

2019
1. Diberikan Sistem:
0
x y
0
y  x  y
dengan 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅 dan nilai delta sesuai nomor urut di absen (no urut 1 nilai delta adalah -
6; no urut 2 nilai delta adalah -5; no urut 3 nilai delta adalah -4; no urut 4 nilai delta
adalah -3; no urut 5 nilai delta adalah -2 dan seterusnya)

Tentukan gambar trajektori (Phase Potrait) dari sistem tersebut dengan steps:

1) Tentukan nilai eigen sistem secara manual dan Maple

Nomor urut 6, sehingga sistem menjadi:

0
xy
0
y  x  (1) y  x  y

“Secara Manual”

Sistem di atas dapat ditulis

𝑥
= (0 1) (𝑦)
1 1
0 1
Dimisalkan, 𝐴 = ( ) maka nilai eigen dari 𝐴 adalah
1 1
| 𝐴 – 𝜆I | = 0

|(
0 1) − 𝜆 (1 0)| = 0
1 1 0 1

|(
0 1) − (𝜆 0)| = 0
1 1 0 𝜆

|(−𝜆 1 )| = 0
1 𝜆−1

−𝜆(𝜆 − 1) − 1 = 0

𝜆2 −𝜆 – 1 = 0
 Mencari nilai 𝜆 dengan menggunakan rumus,

−𝑏±√𝑏 2 −4𝑎𝑐
𝜆12 = 2𝑎

−(−1)±√(−1)2 −4(1)(−1)
𝜆12 = 2(1)

1 1
𝜆12 = 2 ± √5
2

1 1 1 1
𝜆 1 = 2 + 2 √5 ; 𝜆 2 = 2 − 2 √5

“Menggunakan aplikasi Maple”

>
>

>

>

>

>

>

2) Solusi umum dari sistem persamaan linear menggunakan aplikasi Maple

>
>
 >

>

>

>

3) Phase Potrait Sistem

>
>

>

>

>

>
>

>

4) Jenis Kestabilan

1 1
Dilihat dari nilai eigen yang diperoleh, yaitu 𝜆1 = 2 + 2 √5 = 1,6180339887 (positif) dan 𝜆2
1 1
= 2 − 2 √5 = -0,618033989 (negative) sehingga 𝜆2 < 0 < 𝜆1 . Jadi tipe titik kritisnya
merupakan Saddle point dan tidak stabil.

2. Tentukan solusi umum, fundamental umum, khusus dan manifold center sistem
persamaan

0
x   2 x  3 y  x  y 3
0
y  2 x  3 y  x 3 , ( x, y )  R 2

Penyelesaian :
 Menentukan solusi umum
Dari sistempersamaan di atasdapatditulismenjadi
𝑥̇ −2 + 𝜀 3 𝑥 𝑦3
( )=( ) (𝑦) + ( 3 )
𝑦̇ 2 −3 𝑥
a. SolusiUmum
−2 3
Dimisalkan 𝜀 = 0 dan 𝐴 = ( ), maka nilai eigen dari Aadalah
2 −3
|𝐴 − 𝜆𝐼| = 0
−2 3 1 0
|( )−𝜆( )| = 0
2 −3 0 1
−2 3 𝜆 0
|( )−( )| = 0
2 −3 0 𝜆
−2 − 𝜆 3
|( )| = 0
2 −3 − 𝜆
(−3 − 𝜆)(−2 + 𝜀 − 𝜆) − 6 = 0
𝜆2 + 5𝜆 − 6 + 6 = 0
𝜆2 + 5𝜆 = 0
𝜆(𝜆 + 5) = 0
Jadi nilai eigen𝜆1 = 0 atau 𝜆2 = −5
Mencar ivektor eigen diperoleh dengan langkah berikut
 Untuk 𝜆1 = 0
−2 3 𝜆 0 𝑣1
(( )−( )) (𝑣 ) = 0
2 −3 0 𝜆 2

−2 3 0 0 𝑣1 0
(( )−( )) (𝑣 ) = ( )
2 −3 0 0 2 0
−2 3 𝑣1 0
( ) (𝑣 ) = ( )
2 −3 2 0
Akibatnya didapat persamaan
−2𝑣1 + 3𝑣2 = 0
2𝑣1 − 3𝑣2 = 0
Dengan menggunakan OBE persamaan diatas menjadi
3
𝑣1 − 𝑣2 = 0
2
2
Misalkan𝑣1 = 𝑡 akibatnya 𝑣2 = 3 𝑡 sehingga
 𝑣1 𝑡 1
(𝑣 ) = (2 ) = 𝑡 (2)
2 𝑡
3 3
1
Didapat vector eigen 𝑣1 = ( 2 )
3

 Untuk 𝜆2 = −5
−2 3 𝜆 0 𝑣1
(( )−( )) (𝑣 ) = 0
2 −3 0 𝜆 2

−2 3 −5 0 𝑣1 0
(( )−( )) (𝑣 ) = ( )
2 −3 0 −5 2 0
3 3 𝑣1 0
( ) (𝑣 ) = ( )
2 2 2 0
Akibatnya didapat persamaan
3𝑣1 + 3𝑣2 = 0
2𝑣1 + 2𝑣2 = 0
Dengan menggunakan OBE persamaan diatas menjadi
𝑣1 + 𝑣2 = 0
Misalkan 𝑣1 = 𝑡 akibatnya 𝑣2 = −𝑡 sehingga
𝑣1 𝑡 1
(𝑣 ) = ( ) = 𝑡 ( )
2 −𝑡 −1
1
Didapat vector eigen 𝑣2 = ( )
−1

Jadi Solusi dari system persamaan tersebut adalah

1 1 1 1
𝑦 = 𝐶1 ( 2 ) 𝑒 0𝑡 + 𝐶2 ( ) 𝑒 −5𝑡 = 𝐶1 ( 2 ) + 𝐶2 ( ) 𝑒 −5𝑡
3 −1 3 −1

b. Matriks Fundamental Umum

Dari solusi system persamaan didapat pula matriks fundamental umumnya yaitu
𝑒 0𝑡 𝑒 −5𝑡 1 𝑒 −5𝑡
𝑦(𝑡) = (2 0𝑡 ) = ( 2 −5𝑡 )
𝑒 −𝑒 −5𝑡 −𝑒
3 3
c. Matriks Fundamental Khusus
Matriks Fundamental Khusus didapatkan saat mencari nilai 𝐶1 dan 𝐶2 dengan cara
𝐶
mengalikan Matriks Fundamental Umum dengan ( 1 ) sehingga didapatkan entri
𝐶2
matriks fundamental khusus

1 𝑒 −5𝑡 𝐶1 + 𝐶2 𝑒 −5𝑡
𝐶1
(2 ) ( ) = (2 )
−𝑒 −5𝑡 𝐶2 𝐶1 − 𝐶2 𝑒 −5𝑡
3 3

Selanjutnya misalkan 𝑡 = 0 akibatnya entri matriks menjadi

𝐶1 + 𝐶2
(2 )
𝐶1 − 𝐶2
3
Untuk mendapatkan nilai 𝐶1 dan 𝐶2 dengan menyamadengankan entri matriks
1 0
dengan ( ) dan ( )
0 1
1
 Untuk ( )
0
𝐶1 + 𝐶2 1
(2 ) = ( ) akibatnya didapat persamaan
𝐶 − 𝐶2 0
3 1

𝐶1 + 𝐶2 = 1
2
𝐶 − 𝐶2 = 0
3 1
3 2
Dari persamaan diatas ditemukan nilai 𝐶1 = 5 dan 𝐶2 = 5

Akibatnya entri matriks fundamental khusus (A) menjadi

3 2 −5𝑡
𝐶1 + 𝐶2 𝑒 −5𝑡 + 𝑒
𝐴 = (2 )=( 5 5 )
𝐶1 − 𝐶2 𝑒 −5𝑡 2 2 −5𝑡
3 − 𝑒
5 5
0
 Untuk ( )
1
𝐶1 + 𝐶2 0
(2 ) = ( ) akibatnya didapat persamaan
𝐶1 − 𝐶 2 1
3

𝐶1 + 𝐶2 = 0
 2
𝐶 − 𝐶2 = 1
3 1
3 3
Dari persamaan diatas ditemukan nilai 𝐶1 = 5 dan 𝐶2 = − 5

Akibatnya entri matriks fundamental khusus (B) menjadi

3 2 −5𝑡
𝐶1 + 𝐶2 𝑒 −5𝑡 + 𝑒
𝐵 = (2 ) = ( 5 5 )
𝐶1 − 𝐶2 𝑒 −5𝑡 2 3 −5𝑡
3 + 𝑒
5 5
Jadi Matriks Fundamental Khususnya adalah

3 2 −5𝑡 3 2 −5𝑡
+ 𝑒 + 𝑒
𝜙 = (𝐴 5 5 5 5
𝐵 ) = (2 2 2 3 −5𝑡
)
− 𝑒 −5𝑡 + 𝑒
5 5 5 5

d. Manifold Center SistemPersamaan

Diketahui : 𝑓(𝑥)= 𝑦 3 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 3

ℎ(𝑥) = 𝑎𝑥2 + 𝑥 3 + 𝑜(𝑥 4 ) ; o adalah orde sisa

−(5−𝜀)+√ε2 +2ε+25 −(5−𝜀)−√ε2 +2ε+25

𝐴=λ1 = 2
dan 𝐵 = 𝜆2 = 2

Perhatikan :

𝐷ℎ(𝑥). [𝐴𝑥 + 𝑓(𝑥, ℎ(𝑥))] − 𝐵ℎ(𝑥) − 𝑔(𝑥 ′ ℎ(𝑥)) = 0

3
−(5−𝜀)+√ε2 +2ε+25
 [2𝑎𝑥 + 3𝑏𝑥 2 + 𝑜(𝑥 3 )].[ 𝑥 + (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )) ]-
2

−(5−𝜀)−√ε2 +2ε+25
[ (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 ))]-𝑥 3 = 0
2

−(5−𝜀)+√ε2 +2ε+25 −(5−𝜀)−√ε2 +2ε+25 −(5−𝜀)+√ε2 +2ε+25

 [ 2a − ( a)] 𝑥 2 + [ 3b −
2 2 2

−(5−𝜀)−√ε2 +2ε+25
( b − 1)] 𝑥 3 +o(𝑥 4 ) = 0
2

Diperoleh :
−(5−𝜀)+√ε2 +2ε+25 −(5−𝜀)−√ε2 +2ε+25
2a - ( a) = 0 dan
2 2
−(5−𝜀)+√ε2 +2ε+25 −(5−𝜀)−√ε2 +2ε+25
3b - ( b − 1) = 0
2 2
1
Sehingga : 𝑎 = 0 dan b =
−(5−𝜀)+2√ε2 +2ε+25
 1
Jadi ℎ(𝑥) = 𝑥 3 +o(𝑥 4 )
−(5−𝜀)+2√ε2 +2ε+25
Karena ε adalah parameter maka ada 3 kemungkinan

 jika ε > 0 maka :

1
ℎ(𝑥1 ) = 𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )
−(5 − 1) + 2√12 + 2(1) + 25
1
ℎ(𝑥1 ) = 𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )
(−4) + 2√28
1
ℎ(𝑥1 ) = 6,58 𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )……………(1)

 jika ε = 0 maka:

1
ℎ(𝑥1 ) = 𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )
−(5 − 0) + 2√02 + 2(0) + 25

1
ℎ(𝑥2 ) = 𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )
(−5) + 2√25

1
ℎ(𝑥2 ) = 5 𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )……………(2)

 jika ε < 0 maka:

1
ℎ(𝑥3 ) = 𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )
−(5 + 1) + 2√(−1)2 + 2(−1) + 25

1
ℎ(𝑥3 ) = 𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )
(−6) + 2√24

1
ℎ(𝑥3 ) = 3,79 𝑥 3 + 𝑜(𝑥4 )……………(3)

3. Hitung bentuk normal untuk suatu pemetaan dari 𝑅 2 di sekitar titik tetap yang mana
matriks pelinearan mempunyai bentuk berikut.

𝑎 1
𝐽=( )
1 0
Nilai a = 1 untuk urutan ganjil dan a = -1 untuk urutan genap.

Penyelesaian :
Nomor urut 6 (genap) sehingga matriks menjadi
 1 1
J  
 1 0

Mempunyai :

 x 2   xy   y 2   0   0   0 
H 2  span  ,  ,  ,  2 ,  ,  2 
 0   0   0   x   xy   y 

H 2 idem ( x, y ) dicari L j ( H 2 )

 x2    1 1  x 2   2 x 0   1 1  x    x 2    2 x 2  2 xy   x 2  2 xy 
L j                
0 1 0  0   0 0  1 0  y   x 2   x   x2 
  
 xy    1 1  xy   y x   1 1  x    xy    xy  x 2  y 2    x 2  y 2 
L j         
 0 0  1 0  y    xy   
 
0 1 0  0         0   xy 
  
 y2   1 1  y 2   0 2 y   1 1  x    y 2   2 xy    y 2  2 xy 
L j                
0 1 0  0   0 0  1 0  y   y 2   0   y2 

 0   1 1  0   0 0   1 1  x   x 2   0   x2 
L j  2          
    2    
   2 
x   1 0  x 2   2 x 0  1 0  y   x    2 x  2 xy   3x  2 xy 
2

 0    1 1  0   0 0   1 1  x   xy   0   xy 
L j                   
2

2
 xy   1 0  xy   y x  1 0  y   0    yx  x  y   yx  x  y 
2 2

 0    1 1  0   0 0   1 1  x   y 2   0   y 2 
L j  2     2             
 y   1 0  y   0 2 y  1 0  y   0   2 xy    2 xy 

 x 2  2 xy    x 2  y 2    y 2  2 xy   x2  xy   y 2 
         
L j ( H 2 )  span  ,
 x 2   xy  
,
y2 ,  3x 2  2 xy ,  yx  x 2  y 2 ,   2 xy 
   

Matriks Transformasi L j :

 1 1 0 1 0 0 
 
2 0  2 0 1 0 
 0 1 1 0 0 1 
 
1 0 0 3 1 0 
0 1 0  2 1  2 

0 0 0  1 0 
 1
 Sehingga diperoleh basis dari matriks L j berikut:

1 0
  
  1  0 
 01
 ,  
1 0
 0    1
  
 0 0
  

Dan membentuk vektor

 x 2  xy   y 2 
  
 x 2 ,   xy 
  
Span sebuah dimensi dua pada H 2 adalah pelengkap untuk L j ( H 2 ) .

Bentuk normal orde dua adalah

0
x  ( x  y)  a1 ( x 2  xy)  a 2 x 2  O(3)  ( x  y)  a1 x 2  a 2 xy  O(3)
0
y  x  a3 x 2  a 4 xy  O(3)

dimana a1 , a2 , a3 dan a 4 adalah konstanta.