Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

AGRIBISNIS, FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

Nama : Iin Mutmainah


NIM : H0818043
Tema : Manusia dan Lingkungan

LARANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK. SUDAH TEPAT KAH?

Plastik sudah hampir tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia dizaman
ini, bahkan dari bangun tidur sampai tidur lagi banyak sekali barang-barang yang kita
gunakan dan kita lihat terbuat dari plastik. Plastik sendiri merupakan bahan
polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang mempunyai sifat yang khas. Bahan baku
platik terbuat dari minyak dan gas sebagai sumber alami tetapi saat ini sudah mulai
digantikan dengan penggunaan bahan-bahan sintetis agar mendapatkan sifat plastik
sesuai dengan bentuk yang diinginkan.(1)
Penggunaan plastik yang semakin banyak juga memunculkan berbagai
masalah yang ada seperti polutan yang dihasilkan karena penggunaan plastik yang
sudah melewati ambang batas. Pada jurnal yang ditulis oleh Dr. Jenna Jambeck pada
februari tahun 2015 lalu dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar kedua
penyumbang sampah plastik dilaut yang berada diangka 3,21 juta ton/ tahun setelah
Tiongkok (2) . Banyak dari kita yang mengetahui bahwa plastik mempunyai sifat sulit
untuk diuraikan bahkan membutuhkan 100 sampai 500 tahun hingga dapat benar-benar
terurai dengan sempurna. Banyaknya plastik yang berada dipermukaan bumi tersebut
mencemari tanah dan air didalamnya dan jika dibakar udaranya akan membahayakan
pernafasan manusia. (3)
Pemerintah daerah di Indonesia sudah banyak yang menerapkan perda tentang
larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai misalnya kota Bogor, Balikpapan,
Banjarmasin dan lain-lain. Kota Bogor sudah mengawali perda tersebut pada 1
Desember 2018 dan berhasil mengurangi sampah sebanyak 41 ton perbulan. Hal yang
sama juga disampaikan oleh Direktur Indonesia Diet Sampah Plastik yang mengklaim
bahwa sejak terbitnya peraturan tersebut, Banjarmasin sukses mengurangi 3% dari
total sampan 9,4 juta ton/ tahun.(4) Tetapi adanya pengurangan sampah plastik yang
TUGAS UAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
AGRIBISNIS, FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

ada tetap masih banyak sekali pro-kontra atas kebijakan ini. Hal ini dikarenakan bahwa
pemerintah dianggap memberikan solusi yang terburu-buru dan tidak
mempertimbangkan secara mendalam akibat yang ditimbulkan oleh produsen maupun
konsumen.
Pemerintah melalui peraturan ini sejatinya sudah memberikan aturan
pelarangan kantong plastik dengan memberikan solusi dengan digunakannnya kantong
plastik yang ramah lingkungan, tetapi fakta dilapangan menunjukkan belum adanya
kantong plastik yang benar-benar ramah lingkungan. Selain itu pula terjadinya
ketidakmerataan kebijakan karena peraturan ini hanya diterapkan secara tegas oleh
perusahaan ritel dan masih banyak daerah yang belum memiliki kebijakan tentang
pelarangan kantong plastik tersebut.(4) Peraturan ini memang bukanlah kebijakan dari
pemerintah pusat melainkan peraturan pemerintah daerah sehingga masih banyak
daerah yang belum menerapkan peraturan tersebut.
Banyak produsen yang mengajukan gugatan tentang adanya pelarangan
kantong plastik ini dikarenakan terdapat peraturan pada Pasal 612 dan Pasal 1320
KUH Perdata bahwa menjadi kewajiban toko modern atau ritel dalam melayani
pembelinya harus dengan penyerahan barang secara lengkap dengan kantong belanja
karena konsumen telah membayar barang yang ada termasuk dengan biaya kantong
belanjanya. Tetapi ketidakadaan dari alternatif kantong plastik yang ramah lingkungan
menjadikan peraturan tersebut seakan-akan bertolak belakang dari kebijakan
pengurangannya. (5)
Mentri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa
tahun 2030 jumlah sampah di Indonesia akan lebih banyak dari jumlah ikan yang
berada dilaut. Pernyataan ini diperkuat pula oleh peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) yang mengeluarkan pernyataan bahwa tahun 2050 jumlah sampah
plastik sudah lebih banyak dari jumlah ikan dilautan.(6) Hal ini sungguh ironis, karena
kita masing-masing orang sudah mengetahui bahwa keberadaan plastik yang ada
TUGAS UAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
AGRIBISNIS, FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

membawa dampak buruk bagi lingkungan dan diri kita sendiri tetapi kurang adanya
langkah konkrit untuk menghilangkan sampah plastik dan akibat yang ditimbulkan.
Kebijakan pengurangan sampah plastik ini juga belum diikuti dengan edukasi
yang baik disemua lapisan masyarakat agar timbul kesadaran untuk tidak
menggunakan plastik alih-alih untuk membuang sampah pada tempatnya. Pemberian
edukasi yang berulang-ulang sejak dini sangatlah berpengaruh pada perkembangan
anak agar kelak lebih peduli akan lingkungan yang ada. Pengetahuan tentang
lingkungan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap atau perilaku
masyarakat terhadap lingkungan tetapi tidak sepenuhnya juga jika tidak didukung oleh
faktor-faktor lainnya. (7)
Kebijakan pengurangan sampah plastik memang tidak dapat mengatasi secara
penuh untuk menghilangkan penggunaan sampah plastik tetapi sudah mulai
mengurangi naiknya produk sampah plastik yang terbuang. Pemerintah pusat juga
seharusnya bertindak secara tegas tentang adanya penggunaan sampah plastik yang
semakin banyak ini sehingga tidak terjadi kecemburuan sosial dan mulai menjalankan
secara baik regulasi daur ulang sampah plastik agar benar-benar berjalan sehingga
sampah yang ada tidak hanya merugikan masyarkat sekitar tetapi juga berguna.
Peningkatan kesadaran masyarakat sangat perlu dilakukan dan pemerintah daerah
seharusnya juga menyediakan tempat sampah yang cukup diberbagai tempat agar
masyarakat tidak memiliki alasan untuk membuang sampah sembarangan. Menurut
opini penulis pemberian edukasi dan kesadaran masyarakat dianggap lebih penting
karena akan memotong rantai secara penuh penggunaan sampah plastik dan
meningkatkan daya peduli masyarakat pada sampah sehingga dapat membantu proses
daur ulang sampah yang ada. Jika hanya pengurangan sampah plastik penulis
menganggap bahwa tidak efektif dan efisien dikarenakan sampah yang ada
sebelumnya masih akan tetap bertahan dalam waktu yang lama dan tetap menumpuk
di tanah.
TUGAS UAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
AGRIBISNIS, FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

DAFTAR PUSTAKA

Barkatin., Lailan W., dan Hari. 2016. Analisis Perilaku Pelajar Terhadap Lingkungan
Studi Kasus Pendidikan Menengah di Kabupaten Bogor. Jurnal Pengelolaan
Sumber daya Alam dan Lingkungan. Vol 6 (2): 122-130. (7)
Defianty, Ika.2018. “Sampah Plastik Indonesia Juara Dunia, Bagaimana
Mengatasinya?”. LIPUTAN 6,28 November 2018. (2)
Deny, Septian. 2019. “Larangan Kantong Plastik Merugikan Banyak Pihak”.
LIPUTAN 6, 25 Februari 2019. (4)
Fajarta, Carlos Roy. 2018.”LIPI: 2050, Sampah Plastik Lebih Banyak Dari Ikan”.
Berita Satu, 13 Desember 2018 (6)
Jenna, R. Jambeck. 2015. Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean.University
of Georgia. (2)
Karuniastuti, N. 2013. Bahaya Plastik Terhadap Kesehatan Dan Lingkungan. Cepu:
Jurnal PSSDM Migas Vol (3)1: 6-15. (3)
Kitab Undang-Undang Hukum perdata. Perjanjian Jual beli. Pasal 612 dan 1320. (5)
Sari, Diah Permata. 2014. Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Pati dari
Keladi. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.(1)

Anda mungkin juga menyukai